Anda di halaman 1dari 10

Penyesalan tiada guna

Karya : Abdul Aziz Argubi

PART 1

Hari berjalan demi hari, bulan berjalan demi bulan dan tahun berjalan demi tahun.
Genap 8 tahun aku sebagai kepala keluarga menggantikan abah yang telah di panggil Allah
subhanahu wa ta’ala. Saat ini Alhamdulillah aku sudah mengajar di sebuah sekolah,
Alhamdulillah bisa untuk menafkahi keluarga.

Selasa pagi yang cerah, kubuka mataku dan kudengar suara kumandang adzan
subuh terdengar. Aku bergegas bangun untuk wudhu dan melakukan shalat, setelah itu aku
lanjutkan membaca Al-Qur’an. Setelah kewajiban ku pun terselesaikan kemudian aku mencari
tas ransel yang biasa aku bawa untuk bepergian. Aku pun mulai mengemasi baju yang aku
butuhkan , hatiku senang sekali karena setelah sekian lama akhirnya sore ini aku bisa
refreshing keluar kota untuk menghadiri pernikahan temen baik ku .

Setelah selesai berkemas aku bergegas mandi dan siap-siap berangkat ke sekolah.
Ketika sampai di sekolah ,tanpa menunggu lama lagi aku masuk ke ruang kepala sekolah . “
Maaf pak, saya menggangu, bisa saya bicara sebentar dengan bapak …..?” kataku menyapa
kepala sekolah yang masih duduk sambil menanda tangani beberapa surat.
“ Iya ada apa? Silahkan duduk pak Abduh “. Jawab kepala sekolah sambil menutup
surat yang telah selesai ditanda tangani nya. “Saya mau minta ijin cuti pak, ini surat ijin cuti
saya.” Kataku sambil memberikan amplop yang berisi surat cuti, kemudian pak Ahmad
membaca surat tersebut dan sambil memasukkan surat tersebut kedalam amplopnya, beliau
berkata “ Ok pak….saya berikan ijin untuk pak Abduh selama 2 hari, tapi sebelum cuti siapkan
dulu tugas untuk siswa selama bapak cuti”.
“Iya pak, sudah saya persiapkan semua tugasnya” jawabku dengan tegas.
“Oh ya pak….! jangan sampai lebih dari 2 hari ya pak…, kasihan siswa ditinggal
terlalu lama” kata pak Ahmad sambil memandang tajam padaku.
“ Iya pak, saya usahakan dan semoga tidak ada halangan” jawabku sambil agak deg-
degan juga.
Hari ini aku mengajar dengan semangat sekali dan tanpa terasa jam kerja ku selesai.
Aku bergegas pulang , sesampai dirumah aku langsung ganti baju dan mengambil air wudhu
untuk shalat dhuhur. Setelah selesai shalat, aku berkata kepada umi ku “ Umi…abduh mau
tidur bentar ya, tolong nanti jam 3 bangunin ya…”.
“ Iya sayang, apa gak mau makan dulu ?”. Begitulah umi ku terkadang memanggilku,
maklum aku anak laki kesayangan ibu.
“ Nanti aja Mi, sekalian nanti kalau Abduh mau pergi saja.” Kataku sambil
memejamkan mataku.
Waktu mulai menunjukkan pukul 3 sore, ”Abduh , bangun sayang…..udah jam 3 ,
katanya kamu mau pergi “ kata umi.
“iya umi….” sambil jalan gentoyoran menuju kamar mandi dan aku bergegas mandi,
shalat ashar dan mulai bersiap-siap.
Setelah semuanya siap, aku menghampiri umi ku, “umi….Abduh pergi dulu ya…umi
mau minta oleh-oleh apa?.” Kataku sambil mencium tangan umi.
“Iya sayang….umi gak minta apa-apa, yang penting kamu berangkat dan pulang
dengan selamat .“ itulah umi ku, beliau sangat sayang sekali sama aku.
”eehhhh....makan dulu, kamu kan dari tadi belum makan”kata umi,
”hehehehe....iya..iya umi.” sambil tertawa aku mengambil makanan dan melahap masakan
yang sudah disiapkan ibuku. Hmmmm...sedap, umi ku emang pintar memasak. Setelah aku
selesai makan, Kemudian aku mengambil motor dan mulai memakai peralatan keamanan
untuk berkendara roda 2. “ Abduh berangkat dulu ya umi…Assalamu’alaikum .” kataku dan
kemudian aku bergegas menancap gas motorku .
Selama 4 jam aku mengendarai motor dengan kecepatan maksimal 100 km / jam
dan akhirnya aku sampai dikota tujuan tepat pukul 8 malam, aku langsung meluncur
kerumah saudara ku.
“Tok…tok..tok…Assalamu’alaikum “ kuketuk pintu saudara ku beberapa kali.
Beberapa lama kemudian pintu terbuka dan kulihat ameh didepan ku “ Wa’alaikum salam
Duh…akhirnya sampai juga kamu kesini, ayo masuk Duh..motornya masukin lewat samping
ja” kata ameh ku sambil berjalan masuk dan membukakan pintu garasi. Aku pun memasukkan
motor di garasi dan kemudian aku masuk kerumah ameh, kemudian aku merebahkan badan
ku yang capai di sofa yang ada diruang tengah. Aku memang dekat banget dengan ami dan
amehku karena boleh dikatakan tiap beberapa bulan selalu ke rumah mereka.
“ami dolah mana meh..?” kataku melihat ameh yang berjalan ke arahku.
“Ami mu td pagi ada tugas keluar kota…kamu mandi sana ,makan setelah itu
istirahat …pasti kamu capek banget..” kata ameh.
“Y iyalah meh masa gak, y udah aku mandi dulu ya meh….oh ya, Abduh habis mandi
langsung mau istrirahat aja, tadi udah makan kok di jalan..”kataku sambil berjalan kekamar
yang sudah disiapkan amehku.
Setelah selesai mandi dan sholat isya, aku merebahkan badan ku di tempat
tidur…..huh nikmatnya, ternyata 4 jam berkendara capeknya gak bisa buat maen-maen dan
aku pun mulai memejamkan mata.
PART 2

Waktu menunjukkan jam 8 pagi, aku mulai membuka mataku….uhhh, enak juga
badan ku setelah kutidurkan habis shalat subuh. Kemudian aku langsung bergegas ke kamar
mandi karena mengingat pernikahan temen ku jam 9 pagi.
“Mau keluar sekarang Duh ? gimana tidurnya? “ kata ameh menyambut diriku yang
sudah rapi.
“Alhamdulillah meh, enak banget….” Kataku.
“emang kamu mau pergi sekarang?” Tanya amehku.
“iya meh, khan acara nya jam 9 ini, ya udah…Abduh keluar dulu ya meh….” Kataku sambil
mencium tangan ameh dan melangkah ke garasi untuk mengambil motor.

Setelah melewati beberapa jalan, akhirnya akupun sampai di acara pernikahan


temanku. Setelah kuparkir motorku, aku menuju ke acara itu kemudian seorang pelandang
tersenyum dan memberiku sedikit snack. Aku memandang sekeliling untuk mencari tempat
duduk dan barangkali ada seseorang yang aku kenal. Tiba-tiba ada suara yang tak asing
memanggil ku “ Duh…Abduh….”. aku menengok kearah suara itu, ternyata disitu duduk aldi
temen ku dari pekalongan. “ Sudah lama di…?” kataku sambil duduk di sebelahnya. “Belum
kok , baru sekitar 10 menit “. katanya sambil menyodorkan tangannya untuk bersalaman.
Selanjutnya kami berbincang-bincang panjang lebar karena kami sudah lama sekali tidak
bertemu sejak lulus SMA.
Ketika kami masih asyik bercerita, secara tak sengaja aku memandang kearah
kanan ku dan tanpa kuduga, disitu duduk seorang gadis cantik berkacamata dan mengenakan
jilbab yang begitu anggun. “Sungguh cantik nan anggun si gadis ini, tiada kata yang terhias
selain puisi indah menggetarkan hati, Duhai Tuhanku…sungguh indah ciptaanmu, siapakah
gerangan si bunga itu, bolehkah hati ini memiliki gadis itu” tanpa terasa hatiku
menyenandungkan sebaris puisi indah sebagai luapan isi hatiku.
Lama sekali aku memperhatikan gadis itu, senyumnya membuat hatiku sangat
nyaman, apa yang terjadi pada diriku saat itu? Apakah ini ? .
“Di…kamu kenal gak dengan gadis itu ?.“ tanyaku sambil menunjukkan tangan
kearah gadis itu.
“Oh…kalau dia sih aku kenal…. namanya nailah, dia sepupunya nizar ..emang kenapa
? Hayo…kamu suka ya ma dia??” Tanya Aldi kepadaku.
“ Hehehe…aku tertarik sekali dengan gadis itu, cinta pada pandangan pertama kali
mungkin Di…kira-kira dia sudah ada yang memiliki belum ya Di???”kataku sambil terus
memperhatikan gadis itu.
“Insya Allah belum Duh, nizar pernah cerita ma aku mengenai nailah , udah………
maju aja langsung ke orang tua nya, cepetan lamar buat jadi istrimu daripada keburu
disambar orang…”goda Aldi kepadaku.
“Emang kamu kenal sama orang tuanya ?” Tanya ku balik.
“ya kenal lah, Aldi gitu lho…nama ayahnya Hamid, orang nya di depan kamu
tuh .”jawab Aldi sambil menyenggol pundakku.
“Oalah Di…untung kita gak keras-keras ngomongnya, ternyata ayahnya didepan
kita.”kataku
“Gimana..?mau aku omomgin ke ayahnya sekarang nih?” kata Aldi sambil tertawa
mengejek.
“Gila kamu…gak ah, lagian juga gak sopan, masa ngomong masalah serius di acara
ini.” kataku sambil melihat ke Aldi.
“eh udah yuk duh, kita salamin nizar dulu.” Kata Aldi sambil berdiri dan aku
mengikuti nya. Ketika aku lewat didepan gadis itu, aku sengaja melirik kearah nailah….tapi
ternyata nailah memandang kepadaku, pandangan mata kami saling bertemu biar sebentar…
alamak, hatiku berdetak kencang dan tak karuan.
“Selamat ya Zar….mudah-mudahan jadi keluarga yang bahagia.”kataku sambil
memeluk nizar.
“Makasih atas kedatanganmu Duh, tapi nanti setelah acara ini kamu harus
kerumahku dulu..aku ingin ngobrol banyak sama kamu.” Kata Nizar.
“Insya Allah Zar…oh ya, kirim salam buat gadis itu ya” kata ku sambil melihat kearah
gadis itu.
“hayo…kamu suka ya…Insya Allah nanti aku sampaikan ma dia kalau ada yang
ngefans sama dia, ingat ya…nanti habis acara ini kamu harus ke rumahku,sapa tau mau tanya-
tanya tentang Nailah ?kata Nizar sambil tersenyum menggoda kepadaku.
“ah kamu bisa ja, Insya Allah nanti aku mampir kerumahmu “ kataku sambil
bersalaman dan kemudian meninggalkan acara tersebut.
Sesampai dirumah ameh , aku rebahkan badanku di kamar. Wajah gadis itu susah
sekali lepas dari diriku. Kenapa hatiku rindu sekali dengan gadis itu. Ya Allah sang penguasa
hati, tenangkanlah hati hambamu yang tak berdaya ini. Dengan susah payah , akhirnya aku
dapat memejamkan mata.

Waktu menunjukkan jam setengah 4 sore, aku langsung bergegas kekamar mandi
dan bersiap-siap kerumah nizar. Setelah aku selesai dengan semua kegiatanku, aku menuju
kerumah nizar. Sesampainya di rumah Nizar, aku langsung disambut hangat oleh Nizar.
“wah ada tamu dari pekalongan nih “ kata Nizar sambil mempersilahkan ku masuk
rumahnya,kami ngobrol banyak hal saat itu dan tanpa kusadari Nizar bertanya kepadaku
“ Oh ya Duh, kamu suka ya sama nailah ya??? dia saudaraku lho dan dia wanita yang
baik, patuh sama orang tua…pokoknya gak rugi kalau kamu dapetin dia...” kata Nizar.
“iya Zar….aku suka sama dia pada pandangan pertama, hatiku terasa rindu sekali
dengan dirinya “ kataku sambil membetulkan duduk ku.
“duhhhh…yang lagi jatuh cinta…..hahahahaha” goda Nizar sambil tertawa terbahak-
bahak.
“ahhh..kamu itu kayak gak pernah jatuh cinta ja…oh ya Zar, kamu punya no hp apa
no rumahnya gak ???” kataku kepada Nizar yang masih menuangkan minum untuk ku.
“punya kok…bentar...tak cariin di hp ku “ kata Nizar sambil mengotak-atik hp nya.
“nih Duh…478458…emang buat apa ?” kata Nizar sambil memasukkan hp nya
kedalam kantongnya.
“Insya Allah aku akan telpon minta izin orang tuanya buat mengenal anaknya..kan
sapa tau jodoh .“ kataku sambil memasukkan no telepon rumahnya didalam hp ku .
“Amin…mudah-mudahan…..oh ya tadi udah tak sampaikan salam ma nailah ?”
“Trus gimana respon nya?” tanyaku.
“Ya nailah senyum Tanya dari sapa “ kata nizar
“Oh y udah kl gitu…oh ya Zar, aku pamit pulang dulu ya…aku juga sekalian pamitan,
aku besok harus pulang .“kataku sambil melihat jam.
“Kok cepet banget Duh, nginep 1 pa 2 hari lagi lah, nanti aku kenalin sekalian ma
nailah. “ kata nizar kepadaku.
“Wah…aku minta maaf Zar gak bisa….aku cuma dapat cuti 2 hari, nanti lah gampang
aku kesini lagi Zar “. Kataku kepada Nizar
“ok deh kalau gitu….makasih ya, udah mau datang ke acara pernikahanku…hati-hati
di perjalanan.” Kata Nizar sambil menjabat tangan ku. Setelah bersalaman dengan nizar dan
keluarganya, aku melaju motorku dengan hati senang dan sambil berdoa...” Ya Allah,
seandainya dia jodoh ku, dekatkanlah dan jika bukan, jauhkanlah dan berikanlah keikhlasan
di hatiku.
Akupun kembali kerumah ameh ku dengan perasaan I am fallin in love. Malam itu
aku kembali tidak dapat memejamkan mata, aku teringat dengan gadis itu. Kecantikan,
senyum yang tersungging di bibirnya selalu terbayang di otak ku hingga beberapa waktu
kemudian aku tertidur dengan pulas dalam dekapan sang malam.

********************
Keesokan harinya setelah shalat subuh, aku minta izin ameh untuk pulang kerumah.
Kemudian dengan motorku, aku melaju ke kampung halamanku dengan membawa cinta dan
harapan yang besar dihatiku.
Setelah beberapa jam dalam perjalanan, akhirnya aku tiba di kampung halamanku
dengan selamat tanpa kurang suatu apapun.
“Assalamu’alaikum umi, Abduh pulang ….” Kataku sambil mencium tangan umi ku.
“Wa’alaikum salam, Alhamdulillah duh…umi senang kamu pulang dengan selamat,ya
udah…kamu istirahat terus makan dulu, ibu udah masak makanan kesukaan mu.” Kata ibu
sambil menyiapkan makanan untuk ku.
Setelah aku menaruh tas dikamarku,aku menikmati masakan umi. Kesempatan baik
itu aku gunakan untuk menceritakan tentang gadis itu kepada umiku.
“ya udah, kalau kamu suka gadis itu, umi setuju aja… kamu sudah dewasa dan
menjadi pengganti ayahmu, kamu bisa cari gadis yang baik buat pasangan kamu. umi percaya
kok…yang penting dia sayang sama umi” kata umi setelah mendengar cerita ku.
“ iya umi…makasih ya umi…mudah-mudahan dia jodoh buat Abduh .“ sahutku.
Hari itu aku jalani seperti mana biasanya hingga sang malam pun menyelimuti bumi.
Ketika aku mau memejamkan mata, aku kembali lagi teringat gadis itu. Aku begitu rindu
melihat gadis itu, aku sudah bertekad bulat, besok pagi aku akan telepon ke rumahnya dan
ingin minta ijin orang tuanya untuk mengenal dirinya dan jika jodoh, aku ingin menjadikan
dirinya pasangan hidupku.
&&&&

Keesokan harinya, aku mulai menjalankan aktivitas ku seperti mana biasanya untuk
bekerja. Ketika aku melihat waktu sudah jam 8 pagi, aku meminta ijin sebentar ke wartel
untuk menelpon kerumah gadis itu. Dengan berbekal Bismillah dan tekad yang baik, aku
tekan no telepon rumahnya dengan hati dag dig dug dan Alhamdulillah bisa tersambung.
“Assalamu’alaikum….” Aku mulai teleponku
“Wa’alaikum salam, maaf ini siapa ?” suara laki-laki menjawab salamku.
“apa ini benar rumahnya Nailah ?” tanyaku.
“iya benar ini rumahnya, tapi kebetulan nailahnya masih dirumah ameh nya..ini
abahnya, maaf ini sapa? barangkali bisa saya sampaikan?” jawab laki-laki itu yang ternyata
abah Nailah.
“saya Abduh mi, saya orang pekalongan….saya teman nya Nizar .“ sahutku
“oh iya…kemarin Nizar udah cerita mengenai kamu, ada perlu apa Duh..??” kata ayah
Nailah.
“gini mi, ana minta ijin ami untuk mengenal Nailah…terus terang ana suka sama dia
ketika ana melihat dia waktu pernikahan Nizar…ana ingin mengenal Nailah dan siapa tau
kami bisa berjodoh “ kataku panjang lebar.
“iya, ami udah tau …kemarin Nizar sudah cerita semuanya..ami ijinkan tapi
semuanya tergantung Nailahnya…nanti kamu bisa telepon lagi jam 10.” Kata abah Nailah.
“Makasih ya Mi, Insya Allah nanti ana telepon lagi jam 10…
Assalamu’alaikum “ kututup akhir pembicaraan kami dengan salam.
“iya Duh, wa’alaikum salam. “ balas abah Nailah.

Setelah waktu menunjukkan jam 10 , aku mencoba menelpon kerumah gadis itu lagi.
Tuuuutttttt..tuuuutttttt…kudengar bunyi suara memanggil dan telepon pun diangkat.
“Assalamu’alaikum….” Ku awali telepon dengan salam
“wa’alaikum salam , maaf mau cari siapa?” suara merdu seorang gadis menjawab
salamku, aku bertanya-tanya didalam hati, apa ini suara gadis yang membuat aku selalu
dalam kerinduan ? sungguh suara yang indah bak desiran angin yang menerpa daun…begitu
menenangkan….
“boleh ana bicara dengan Nailah ?” tanyaku sambil berdetak kecang hatiku.
“iya…ini Nailah sendiri, maaf ini sapa ?” dia berbalik tanya kepadaku dan ternyata
benar, suara merdu itu adalah suara Nailah.
“ ana Abduh dari Pekalongan…saya temannya Nizar “ kataku kepadanya
“ oh iya, kemarin Nizar sudah cerita mengenai kamu “ jawabnya
“ lagi ngapain nih, ana ganggu gak “ tanyaku lagi padanya
“ gak lagi ngapa-ngapain kok, lagi nyantai aja” balasnya
“gini loh Nai, maaf kl aku agak lancang, ngomong-ngomong sudah ada yang punya
belum nih….” Tanyaku padanya
“Sudah donk….” Balasnya
Seakan mendengar petir di siang bolong aku mendengar jawabnya, rasanya ingin
copot jantungku. Namun tak lama dia tertawa..
“ belum-belum….aku cuman bercanda, emangnya ada apa sih nanya gitu” kata dia
padaku
“Alhamdulillah, kirain beneran…gini loh, heheheh…boleh gak aku mau mengenal
kamu lebih dekat….siapa tau kita bisa cocok untuk selamanya ?”Tanya ku padanya.
“ iya boleh Duh…aku mau kok…” jawabnya dengan suaranya yang merdu yang
membuat hatiku lega.
Kamu yang kemarin datang zuatannya Nizar ya, udah gitu liatin aku teruss ?? tanya
dia padaku.
“Iya betul…hehehe…maaf ya” jawabku sambil tertawa
&&&&

Hari demi hari, bulan demi bulan pun mulai berlalu. Tak terasa perkenalanku
dengan Nailah berjalan dengan baik, kami saling bertanya satu sama lain dengan pertanyaan
yang ingin kami tau jawabanya. Akan tetapi , kami belum pernah menyatakan kami saling
suka. Hal ini yang membuat ku bertanya-tanya dalam hati. Selanjutnya aku mulai berpikir,
sudah saatnya aku melamar Nailah. Akhirnya rencana itu aku bicarakan dengan keluargaku
dan dengan persetujuan keluarga ku, kemudian aku beritahukan kepada Nailah tentang
rencana keluarga ku untuk melamar dirinya, hal itu membuatnya sangat kaget. Dia meminta
ku untuk memundurkan rencana itu untuk beberapa bulan lagi, tapi aku tidak mau menunggu
lebih lama lagi. Aku tidak mau perasaan ku selalu terombang-ambing menunggu Nailah.
Akhirnya waktunya pun tiba, perwakilan keluarga kami melamar dirinya dan keluarganya
menyambut kami dengan baik. Pada acara itu, untuk pertama kali kami saling beradu
pandangan dan melihat satu sama lainya secara langsung, biasanya hanya sekedar lewat
telepon. Keluarganya meminta sedikit waktu untuk menjawab keputusan dari lamaran
keluarga kami.
Aku pun menunggu dengan hati yang gundah...
Ya Allah jawaban apakah yang akan diberikan Nailah besok pagi...... ? ? ? ? ?
Di malam itu, hatiku selalu bertanya-tanya...Ya Allah sang pembolak balik hati, Ya
Muqolibal Qulub...tetapkan lah hatiku dan tetapkanlah hatinya. Kalau dia jodohku, dekatkan
dan jadikanlah dia pasangan terbaik di dunia akhirat. Apabila dia bukan jodohku, tabahkan
dan ikhlaskanlah hatiku...aku berserah diri ku kepada Engkau ya Allah...Aamiin...
Setelah berdoa , aku memejamkan mataku dimalam yang penuh dengan sinar rembulan dan
bintang...
Akhirnya tiba saatnya hari yang aku tunggu-tunggu,seluruh perasaan bercampur
aduk pada diriku untuk menunggu jawaban keluarga nya melewati telepon dan kring…kring…
kring, suara telpon terdengar.
“Assalamu’alaikum….bisa saya bicara dengan Abduh ?” kudengar suara laki-laki di
telepon
“Wa’alaikum salam, iya benar ini Abduh sendiri “ jawabku
“ ini abahnya Nailah, saya mau menyampaikan jawaban lamaran kamu untuk Nailah
dan saya minta apapun jawabannya, Abduh harus terima dengan ikhlas..”kata laki-laki itu dan
ternyata abah Nailah.
“ iya Mi, Insya Allah ana akan terima apapun jawaban dari Nailah” jawabku dengan
hati berdebar-debar.
“ Abduh…setelah beberapa pertimbangan , akhirnya Nailah memberikan jawaban
kalau dia mempersilahkan kamu untuk mencoba melamar wanita yang lebih baik daripada
dirinya” kata ayah Nailah dan membuatku seperti tersengat listrik. Tubuhku seakan
kehilangan tenagaku, ingin rasanya aku berteriak. Akan tetapi, aku mencoba menguasai
keadaan tersebut. Aku harus ikhlas menerima jawaban dari Nailah.
“ Terima kasih ya Mi buat jawabannya…ana ikhlas kok atas jawaban Nailah, ana juga
cuman tawakal, ditangan Allah segala sesuatunya.” Jawab ku dengan sedih
“ terima kasih ya Duh….ami minta maaf sebesar-besarnya dan mudah-mudahan
Abduh bisa mendapatkan yang lebih baik dari Nailah…Abduh boleh maen kapan saja kerumah
ami , kirim salam buat keluarga kamu…Assalamu’alaikum” kata abah Nailah .
“iya Mi, makasih …kirim salam juga buat Nailah” kataku.
Hari itu hatiku sakit dan sangat hancur, tak terasa hati ku begitu pilu dan tak terasa
airmata menetes dari mataku. Tapi ada daya segalanya ditangan Allah SWT. Keesokan
harinya, aku sakit sampai beberapa hari. Umiku begitu sedih melihat ku, “ udah Duh, jangan
dipikirkan lagi, belum jodoh kamu… Insha Allah kamu akan mendapatkan yang lebih baik dari
Nailah ,abah kamu sudah tidak ada trus kalau kamu sakit-sakitan gini, yang mau jaga umi dan
adik-adik mu sapa???? Kata umi sambil beliau merapikan rambutku…
Betul juga kata umiku…” maafin Abduh ya umi, betul yang umi katakan…mulai sekarang
abduh akan ikhlas “ kataku sambil memandang raut wajah umiku yang sedih.
Hari demi hari ku jalani dengan hati yang sedih dan hati yang hancur, tapi aku
berusaha menerima semuanya dengan ikhlas. Aku betul-betul mencintai nya, tapi apa dikata ,
jodoh ditangan Allah. Akhirnya dengan segala upaya aku berhasil melupakan Nailah dan
hatiku mulai terisi seorang gadis yang baik dan muslimah namanya Laela, dia sangat
mencintaiku dan sangat perhatian kepadaku. Tapi anehnya kuterima Laela di hatiku karena
dia hampir sama dengan Nailah…terkadang muncul dibenakku, apakah aku masih mencintai
Nailah???

*****
Pada suatu hari, 1 tahun setelah aku menerima penolakan dari Nailah. Aku masih
online internet untuk mencari beberapa materi pembelajaran dan kubuka situs Facebook.
Tanpa terduga, dibagian message ku terdapat sebuah nama.... Nailah... dan dia minta untuk di
confirm. Akhirnya dia ku confirm dan kami berbincang lewat facebook. Kemudian tanpa
terduga dia memberikan no hp nya dan meminta hp ku dengan alasan menyambung tali
silahturahim.
Beberapa waktu kemudian kami smsan bahkan terkadang dia meminta kepadaku
untuk telepon ke hp nya. Dia menceritakan kalau dia sudah cerai dengan suaminya karena
suaminya selalu meninggalkan dirinya dan tidak perhatian dengannya, bahkan kalau pulang
sering marah. Dengan sekuat tenaga aku selalu menghibur dia dan menyuruhnya melupakan
semuanya dan mulai memandang hari esok.
Akhirnya setelah sekian lama, kesedihannya berganti menjadi kegembiraan. Aku
bisa melihatnya dari suara nya yang terdengar sangat ceria.
Ketika suatu waktu, aku mengajukan suatu pertanyaan kepada Nailah sebuah
pertanyaan yang ingin aku ketahui selama ini.
“ Nailah…boleh aku tanya sesuatu yang dari dulu ingin aku tanyakan…tolong jujur
ya ? “ tanya ku padanya.
“ iya boleh Duh….emang apa ?” jawabnya
“ aku dari dulu ingin tau, sebetulnya apakah kamu menyukai aku atau tidak ?” tanya
ku kepadanya.
“ Sejujurnya aku benar-benar menyukai mu Duh ?” kata Nailah
“ kenapa kamu tolak lamaranku ?” sahutku
“ maaf Duh…itu emang kesalahanku, alasan nya karena aku gak mau kalau kita
menikah nanti, kamu tidak memperbolehkan aku kerja seperti yang pernah kamu
beritahukan kepada ku….aku gak mau gitu…???” jawabnya dan kemudian dia menangis
tersedu-sedu.
“ hah..hanya karena itu???” sahutku agak kaget.
“ iya Duh…” jawabnya dengan terisak-isak.
“kenapa sih hanya karena itu saja kamu menolak lamaranku, hal itu bisa kita
diskusikan…kamu terlalu memandang sesuatu secara sekilas saja dan apa buktinya, setelah
menikah kamu tidak bekerja” jawabku kepadanya.
“maafkan aku Duh…aku menyesal….mau kan kamu kembali kepadaku??” tanya nya
kepada ku dan dia mulai menangis lagi.
“maaf Nailah….aku tidak bisa…di hatiku sudah diisi oleh seseorang dan dia sangat
sayang padaku…seandainya saja kamu datang lagi sebelum ada dia dihatiku, mungkin aku
bisa menerima mu kembali…tapiiii…maaf aku tidak bisa !“ jawabku dengan tegas
“penyesalan tiada guna nya,nailah…”kataku kembali kepadanya
Setelah aku berkata demikian, tiba-tiba telepon terputus dan setelah kuperiksa
ternyata baterai ku habis. Kemudian hp ku ces kembali dan setelah kunyalakan ada sebuah
sms yang isinya “ Maafkan aku ya Duh…dengan tetesan airmata ini aku benar-benar
menyesal…aku tidak akan menggangu mu lagi…akan kusimpan cintamu ini
dihatiku…..bye….salam dari seseorang yang pernah mencintai dan mengecewakan mu”.
Mulai saat itu, aku tidak pernah mendengar kembali kabarnya, baik dari internet
atau yang lainnya.

***TAMAT***

Anda mungkin juga menyukai