Aku duduk di bangku kelas 3 SMP, dan mempunyai 1 orang kakak. Aku tinggal di kampung , yang berada
di daerah punggurr yang bisa disebut dengan kampung Nunggalrejo.
Siang ini sangat terik dari biasanya, seperti biasa pulang sekolah harus menunggu mobil omprengan
sampai penuh. Karena panas sangat terik jadi aku memutuskan untuk menunggu di dalam mobil,sambil
bertopang dagu. Disaat itulah aku melihat seorang laki-laki memakai seragam SMP NEGERI 6 METRO .
Aku berkata dalam hati "wah lumayan juga tuh cowok."
Tak sadar kalau cowok itu juga memperhatikannya dari jauh,sehingga cowok itu ikut masuk ke dalam
mobil dan menyapa dengan sopan.
"Kamu cucunya pak Suparjo ya? yang baru pindah dari Jakarta?"
"Kok tau?"
"Tau lah,siapa sih yang gak kenal keluarga pak suparjo".Aku hanya membalas dengan senyum, ya
memang tidak ada yang tidak kenal dengan kakekku. Akupun tinggal di kampung halaman. Aku juga
punya keinginan ingin berubah untuk tidak menjadi anak pendiam. Karena sifat pendiam ku,aku di bully
satu kelas di sekolah waktu SD dan SMP.
Mobil melaju dengan cepat,tidak terasa aku sampai di depan rumah. Tidak lupa untuk pamit ke cowok
yang baru dikenalnya tadi.
Tapi ada yang lain,hati ini terasa bahagia sekali. Aku memasuki rumah .
"Assalamu'alaikum."
"Loh kok pusing?belajar mangkanya sama ayah tuh,ayah ngerti bahasa inggris tuu".
"Iya ma."
Itulah mamaku,walau anak sudah besar tidak akan pernah absen untuk masalah tidur siang. Bedanya
hanya gak ada sapu lidi kalau anaknya gak mau tidur. Hehehe.
Selesai makan,sholat Dzuhur lalu Aku membaringkan tubuhku di kasur sambil membaca novel. Entah
kenapa mataku ke novel,tapi pikiranku kembali mengingat kejadian di mobil omprengan.
siang."
"Iya ma."
Itulah mamaku,walau anak sudah besar tidak akan pernah absen untuk masalah tidur siang. Bedanya
hanya gak ada sapu lidi kalau anaknya gak mau tidur. Hehehe.
Selesai makan,sholat Dzuhur lalu Aku membaringkan tubuhku di kasur sambil membaca novel. Entah
kenapa mataku ke novel,tapi pikiranku kembali mengingat kejadian di mobil omprengan.
Kenapa kak senyum senyum sendiri ada yang lucu kah dibuku novel itu?
Ya aku dan adik laki-lakiku sekamar berdua,tidur diranjang tingkat. Adikku di atas dan aku di bawah.
Biasa lah bocah senangnya tidur diatas,girang banget dia sama tangganya. Wkwkwkwk
"Bodo ah."
***Keesokan harinya,aku berangkat sekolah dengan adikku yang laki Karena adik Perempuanku masih
berumur 1 tahun lagi lucu-lucunya. Aku pamit dengan mama dan ayahku lalu aku menunggu mobil
omprengan di depan rumah dengan adikku. Tidak terlalu lama, karena sudah hafal jam mobil datang.
Aku langsung naik masuk ke dalam mobil dan tiba-tiba.
"Hay."
Sembari nyengir "enggak kok kok, cuma bingung aja bisa barengan.""Berangkat sekolah jam segini?"
"Iyaa."
Aku hanya balas dengan senyuman, dalam hati "ya ampuuuuun kenapa deg - degan begini sih,gak boleh
grogi dan harus biasa aja."
Akhirnya mereka terdiam sampai tak terasa sudah sampai di gapura masuk desa.
Aku jalan masih tidak berbarengan, sengaja aku jalan di belakangnya. Ternyata cowok itu menunggu
sampai aku naik mikrolet. Aku hanya melempar senyum dan di balas dengan senyumnya. Oh
Tuhan,mimpi apa aku semalam sehingga pagi ini sudah membuatku bahagia. Apakah ini yang di
namakan cinta?
***
Bel berbunyi,aku sudah duduk di dalam kelas. Saat sedang mengerjakan tugas,ada satu cowok di kelas.
Ebi namanya,dia disegani sama anak-anak di dalam kelas. Sampai akhirnya Ebi melakukan kekerasan,dia
mentotok pundak anak-anak perempuan. Aku yang melihatnya merasa kesal dan waspada. Dalam hatiku
sudah mengancam,awas aja sampai kena pundakku.
Ebi pun melihat kearahku, sepertinya dia sadar aku memperhatikannya dari tadi.
Ebi tidak meneruskan kata-katanya. Dia pun langsung pergi meninggalkan mejaku.
Aku dengan muka super jutek melihat kearahnya,aku tidak akan pernah takut jika tidak salah.
Sebenarnya si Ebi ini lumayan juga, tapi karena kesan pertama udah bikin kesal. Jadi di coret dari daftar
cowok yang disukain.
Hari ini pun bertepatan dengan adanya pelajaran olah raga,seperti biasa anak-anak perempuan berganti
pakaian di kamar mandi. Disitu mereka bersimpatik padaku.
"Jadi kamu gak takut sama si Ebi?""Enggak sama sekali,dengar ya. Kalau kita benar jangan pernah takut
sama orang,sama - Sama makan nasi ngapain takut."
"Terserah lah."
***
Bel pulang akhirnya berbunyi,aku pulang jalan kaki dengan teman-teman. Masuk-masuk gang yang
langsung tembus ke jalan raya tempat aku naik omprengan.
"Hay"
"Oh iya,hati-hati."
Dalam hatiku kesal,kenapa gak bareng-bareng saja jalannya. Kenapa juga cowok itu nongkrong sama
teman-temannya dan langsung berjalan kearahku.
"Sudah pulang?"
"Nungguin kamu."
Deg...ya ampuuuuun...serasa mau teriaaaaak...Bahagia banget rasanya di tungguin sama cowok yang
disukain,tapi tahan. Pokoknya gak boleh terlalu ketara kalau aku suka sama dia.
"Iya deh."
"Ulan"
"Aku sidik."
Setelah itu diam agak lama,sampai aku turun terlebih dahulu. Sampai disitu lama tidak bertemu dan
tanpa ada kabar. Aku pun sudah hampir melupakannya.
Anda suka
Nyatakan Cinta
Siang hari setelah pulang sekolah, aku langsung main ketempat temanku. Namanya Rina,dia duduk di
bangku kelas 2 SMP sama seperti ku.. Rina sangat baik,ibunya bekerja menjadi TKW. Bapaknya ojek di
kampungnya. Aku main kerumahnya, seperti biasa Rina sedang masak nasi dan bebenah rumah sambil
mendengarkan musik India.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam,masuk ulan.."
"Siapa ya?sidikk?"
"Iya, sidik panggilannya. Nama aslinya mah Muhammad sidik Alfa rizki."
"Oh iya rink,nanti aku pamit sama mama sama ayah deh sholat di masjid. Kok kamu bisa kenal sama
sidik?"
"O..masih saudara. Dalam hati,oh my God berarti akupun masih saudaraan sama sidik. Karena Rina
masih saudaraan sama aku,dari keluarga kakek."
Setelah lama berbincang-bincang, tak terasa hari mulai sore. Akupun pamit untuk pulang.
Maklum lah Rina anak semata wayang, jadi dia merasa kesepian. Setelah meminta izin,aku sangat
senang karena mama mengizinkan ku. Aku pun hanya mengambil alat sholat lalu kembali kerumah Rina.
***
Selesai isya, Rina memberi tahu kalau di depan sudah ada sidik. Aku pun menghampirinya.
"Hay.."
"Kamu lucu juga. Oh iya,kamu kemana aja selama 2 bulan ini?kok aku gak pernah lihat."
"Oke aku berangkat jam setengah 7 juga ya,kalau aku gak ada di mobil,kamu jangan naik ya."
"Biar barengan."
"Gak usah dik,aku pulang sendiri aja. Rina aku pulang duluan ya."
"Iya ulann.""
Keesokan paginya,seperti biasa ulann menunggu mobil omprengan dengan tetangga depan rumahnya.
Seperti selebritis masuk desa, tetangganya sudah tau kalau ulan agi dekat dengan sidik.
Benar saja,pas mobil omprengan berhenti ulan melihat sudah sidik di dalam mobil.
Teman-temanku hanya senyum sembari meledek. Aku hanya bisa tersenyum sembari mengumpat
dalam hati untuk teman-temannya, "awas ya kalian."
Seperti biasa aku hanya terdiam sampai naik mikrolet, sidik pun hanya menatapku dan melempar
senyum. Mau gimana lagi,kita sama-sama pendiam. Kalau aku sih simple,mau berteman sukur gak ya
udah.
***
Pulang sekolah seperti biasa aku main kerumah Rina dan seperti biasa aku kerumahnya di saat jam
sibuknya. Aku bercerita dengannya apa yang kita obrolkan semalam,sampai Rina bertanya.
"Ya emang gak tau,mau gimana. Mangkanya kasih tau dong ."
"Tembak itu,menyatakan cinta. Dia ngomong kalau dia suka sama kamu."
ya."
"Cie...ngarep ya?"
"Ih apaan sih Rina,gak lah. Oh iiya Rin,tapi kalau emang sidik benar-benar nembak aku jawab apa Rin?""
"Jangan langsung diterima ya, kita sebagai perempuan harus jual mahal. Kita lihat dulu sampai dimana
keseriusan dia."
"Iya sih."
***
Malam yang ditunggu pun tiba,aku selesai sholat isya dan sembari main rebana untuk menghilangkan
rasa jenuh. Tidak lama kemudian, sidik datengg
sendirian. Aku langsung menghampiri, sedangkan Rina. Dia pulang terlebih dahulu karena ayahnya
sudah ada di rumah. Hanya aku dan sidik..
"Hay sidik."
"Apa ya?"
"Masa?"
"Tapi kenapa kamu suka sama aku? kita juga kan baru kenal."
"Karena kamu orangnya pendiam tapi cuek,kalau kenalnya kita udah cukup lama. Aku yakin kamu orang
baik
"Terimakasih dik."
"Iya aku terima,sebenarnya aku juga suka dari pas awal ketemu."
"Serius?"
Diperjalanan pulang ulann selalu tersenyum,tidak memakan waktu lama untuk sampai di rumah.
Ayahnya selalu menunggu di teras depan rumah.
"Assalamu'alaikum."
"Oh tadi ketemu sama teman di kampung sebelah yah. Ayah belum tidur?"
"Iya abis main kan yah,udah anaku mau masuk. Perut udah berontak nih yah."
"Makan dulu sana."
Ya malam ini terasa sangat indah, malam yang bermoment sangat spesial. Inilah pertama kalinya ulann
di sukai
seorang pria,dia berharap tidak ada rasa sakit hati seperti yang orang-orang rasakan.
Malam menunjukkan pukul 16.00, tiba-tiba ulanni menjerit dan membuat seisi rumah terkejut di
buatnya.
"Ayo dong yah,adik-adik sudah pada tidur. Mama gak mungkin mau nemenin aku nonton."
"Iya,iya."
Dimalam itu ulann asik menikmati film Taiwan ya,yang dibintangi 4 pemuda tampan dan 1 wanita cantik.
Ayahnya tertidur di sofa,sebenarnya Sarf gak tega minta di temani. Tapi apa boleh buat,dia tidak akan
pernah bisa melewatkan film kesukaannya itu.
Pagi ini rasanya sangat sejuk sekali, dan terlihat cerah. Seperti hati ini yang lagi berbunga-bunga. Tapi
tidak akan aku tunjukkan di depannya kalau aku terlihat sangat bahagia mendapatkan cintanya.
Seperti biasa aku menunggu mobil omprengan,dan mataku langsung tertuju pada sidikk. Ya dia
menatapku dan tersenyum,lalu memberiku duduk. Karena mobil sudah penuh,sidikk sengaja duduk di
dalam untuk memberiku tempat duduk. Aku hanya membalas dengan senyuman. Tia tetanggaku
berbisik meledekku.
Deg,jantung ini serasa berhenti berdenyut. Darimana dia tau kalau cowok itu namanya sidik?dan
masalah aku jadian atau tidak mungkin karena pandangan kami. Aku tidak banyak bicara,hanya
membalas dengan senyuman kecil. Nanti akan aku cari tahu sendiri kenapa dia kenal dengan sidik.
Sampai juga akhirnya di depan gapura masuk desa,aku memberanikan diri berjalan disampingnya. Tia
sudah tak terlihat,karena dia terlihat terburu-buru. Biarlah,agar dia tidak menggangguku terus. Sidik izin
berpisah ke arah jalan sebelah kanan. Akupun mengizinkan,aku tidak mau menjadi seorang cewek yang
ngatur cowoknya. Tapi dari jauh ku amati,sidikk berkumpul dengan anak-anak yang memakai seragam
SMA juga. Mungkin itu teman sekolahnya barangkali,toh tidak ada perempuan.
Setelah hitungan menit,deg...hati ini terasa ingin menjerit,aku melihat sidikk berbincang akrab dengan
seorang wanita yang memakai seragam SMA. Dan dia adalah kakak temanku tinggal di depan rumahku.
yang
Apa ini?ada apa dengan sidikk? dia terlihat bahagia bersama dengannya, sedangkan denganku? Ah
tidak,aku tidak boleh berfikir buruk dengannya.
Aku tepis rasa khawatir dan ketakutan ku,berusaha tenang dan tidak merasa cemburu. Tapi itu tidak
mudah, kenyataannya hati ini sakit melihat dia berbincang dan bercanda dengan kakak temanku.
Berbagai pertanyaan di kepalaku. Aku ingin bertanya,tapi apa daya. Aku hanya anak SMP yang terlihat
masih seperti bocah. Lagi-lagi aku hilangkan rasa suka ini menganggap tidak terjadi apa-apa. Dan
menganggap aku tidak pernah jadian dengannya.
***
Pulang sekolah aku di panggil oleh kepala sekolah,aku di tunjuk untuk ikut lomba menyanyi
sekabupaten. Lagu yang dipilih lagu Bunda dari Melly Goeslaw,salah satu lagu favorit aku dari aku SD.
Aku pun menerimanya,aku berfikir mungkin ini bisa menghilangkan kebeteanku akan kejadian tadi pagi.
Aku langsung di suruh latihan bernyanyi. Aku sangat senang sekolah di kampung halaman, mereka sama
sekali tidak pernah mengucilkan ku. Malah mereka mendukungku.
Selesai latihan,aku pamit pulang. Aku sangat bahagia karena bisa terpilih ikut lomba nyanyi. Pasti mama
sangat senang mendengarnya. Di saat aku dalam perjalanan,aku di kejutkan dengan kehadiran sidikk.
berjalan tidak menghentikan langkahku, karena aku tidak mau terhanyut buaian kata-kata manis.
"Iya tadi aku bertanya dengan teman sekolah kamu,dia bilang kamu lagi latihan nyanyi. Ternyata bisa
nyanyi juga ya?"
"Gak kok,biasa aja. Aku juga gak tau tiba-tiba disuruh ikut lomba, padahal aku murid baru dan belum ada
juga suaraku." yang tau
"Ya bagus dong,berarti mereka menganggap kamu murid pilihan."
"Aku sudah pulang telat dikit, takutnya mama sama ayah khawatir."
"O gitu."
Sampai di tempat mobil omprengan,ternyata mobilnya penuh. Beruntung ada seorang ibu yang berbaik
hati,memberi sedikit kursi walaupun gak bisa duduk juga. Tapi gak apalah, daripada harus nunggu lama
lagi. Sidikk berdiri di pintu mobil omprengan, padahal bisa saja dia naik ojek atau menunggu mobil
selanjutnya.Aku hanya terdiam sampai tiba saatnya aku turun,aku hanya tersenyum ke sidik. Dalam
hati,cukup sudah aku gak mau lagi menyukai seseorang.
Sampai di rumah ternyata ada kakekku,tapi nenekku tidak ikut pulang ternyata. Aku masuk kerumah
mengucapkan salam, Salim ke kakek, mama sama ayah. Lalu aku lari ke samping rumah, pohon
rambutan yang tidak tinggi itu tujuanku. Sebenarnya aku tidak pernah suka sama buah rambutan,tapi
setelah aku tinggal di kampung kakekku. Aku jadi sangat menyukai buah rambutan,tapi makannya harus
di atas pohonnya. Itulah kegiatan terbaruku sepulang sekolah,aku tidak main dengan Kak Rina. Aku lagi
malas membahas sidikk.
Sedang asiknya menyantap rambutan,tiba-tiba dari jalan terdengar teriakan temanku yang bekerja
sebagai tukang ojek. Aku tidak merasa malu mempunyai teman tukang ojek, malah mereka melindungi
ku.
Ternyata si Ndoy,dia sudah aku anggap seperti kakakku sendiri. Akupun membalasnya "oke,tunggu
disitu ya."
berkali-kali mengusap
dong."
"Oke."
"Iya Ki." Sembari menuruni pohon, pas tengok kebelakang kakek sudah masuk lagi kerumah. Aku pun
naik lagi keatas pohon,tanggung dikit lagi.
Beberapa menit berlalu,gak tega juga sama aki. Akhirnya aku memutuskan untuk turun dan langsung
masuk ke kamar. Ganti baju lalu tiduran ditemani dengan novel kesukaanku. Aku tidak pernah bermain
dengan adik-adikku,karena adikku yang paling kecil selalu sama mama. Yang laki selalu asik sendiri,entah
apa yang diperbuat.
Tapi semenjak adik laki-lakiku hilang,aku lebih waspada menjaganya. Ya adikku pernah hilang,dia kabur
mau menyusul ayah ke Jakarta karena masih ada yang harus di urus.
Alhamdulillah masih bertemu dengan orang baik,sehingga adikku di bawa kerumahnya.
Mama bingung waktu itu,karena sampai mau Maghrib adikku belum ada kabar. Sampai akhirnya jam 8
malam ada telpon di balai desa, mengabarkan kalau adikku sudah ditemukan.
Nenekku yang menjemputnya,orangtua dari mamaku yang di Jakarta datang untuk menjemput adikku.
Hari-hariku yang selalu bertemu dengan kak Jean,entah kenapa kali ini terasa lain. Aku tidak pernah lagi
bertemu dengan kak Jean,sampai akhirnya aku memutuskan untuk main kerumahnya. Dengan ditemani
kak Rina, karena dia masih saudara dekat dengan kak Jean.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
"Iya."
kemana?"
"Dia lagi main kayaknya,ini/siapa?"
pulang."
"Gak usah deh, kita pulang aja kak. Sudah mau Maghrib."
"Oh ya udah,nanti aku sampaikan aja ya ke sidik kalau ada kamu sama teman kamu."
Ulan dan Rina pun akhirnya pamit pulang, ulan melanjutkan perjalanan pulangnya, karena lebih dekat
dari rumah kak Rina.
"Iya."
Mungkin gak usah terlalu serius, karena akan sakit sendiri. Entah, kemana sidik ,sudah 2 Minggu gak ada
kabar. Aku akan menunggu sampai besok,jika tidak ada kabar. Ya sudah aku gak akan mau kenal lagi
dengannya.
Keesokan harinya,berangkat sekolah tidak bertemu dengan sidik. Ulan masih menunggu sampai nanti
pulang sekolah. Perasaannya gak menentu,kadang kesal,sedih bercampur aduk.
Pulang sekolah ternyata ulan bertemu dengan sidik ,akhirnya ulan memberanikan diri bertanya.
"Oh..."
"Jujur."
"Iya gak."
"Tya."
"Iya,nanti kalau kamu udah mau pindah ke Jakarta. Jangan lupa tinggalin nomor telpon ya,nanti aku
main-main ke sana."
"Iya ."
Hening sampai akhirnya aku sampai dirumah,entah kenapa sidikk seperti berubah. Apa karena aku mau
pindah lagi ke Jakarta?entahlah, kenyataannya dada ini terasa sesak jika sudah harinya aku pindah.
Sampai dirumah aku langsung berganti seragam dan tiduran sambil membuka buku diary. Aku melihat
biodata sidik, ada satu kata yang membuat hatiku senang. I Will love you always, I can't stop loving you
bahagianya hati ini hanya dengan kata-katanya. Semoga aku dan sidikk selalu bersama nantinya.
"Iya ma."
"Iya ma."
Ulann pun beranjak dari ranjangnya, menuju meja makan. Kali ini dia terlihat senyum-senyum sendiri
karena selalu terbayang kata-kata sidikk.
sendiri?"
"Gak ada apa-apa ma,lagi senang aja tadi di sekolah ngerjain teman."
"Iya."
"Waktu itu sih kak Erah mau sholat. bareng tarawih pertama."
"Belum ma,liat nanti deh ma kalau kak Erah kerumah. Aku jalan tarawih."
Tak sadar sudah memasuki bulan ramadhan,aku terlalu sibuk dengan kegiatan ku dan terlalu sibuk main.
Saat selesai Maghrib,ternyata kak Erah datang ngajak sholat bareng.
Tok...tok...tok...."Sari assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam,iya kak."
"Ya udah,sebentar aku pamit sama mama sama ayah dulu kak."
"Iya."
Setelah berpamitan,aku dan kak Erah berjalan menuju musholla di bawah. Agak turun lagi dan kanan kiri
di tumbuhi pohon-pohon bambu yang lebat. Sesampainya di musholla,Sari langsung masuk karena dia
dari rumah sudah ambil air wudhu.
Tidak menunggu waktu lama,sholat pun akhirnya di mulai. Ulan berada di deretan dekat pintu masuk.
Saat sholat berjalan beberapa raka'at,sudut mata Sari melihat sosok wanita bergaun putih rambutnya
sebahu. Wanita itu seperti melayang di depan musholla di dekat tempat wudhu,lalu...blash...wanita itu
menembus dinding tembok tempat wudhu. Sari hanya diam dan selesai sholat buru-buru dia pulang.
Terdengar suara kak Erah dari belakang,dia masih sibuk memakai sandalnya. Saripun menunggunya
ditepi jalan.
"Itu kak."
"Itu apa?"
"Iya soalnya pernah ada yang gantung diri di pohon depan musholla."
"Oh."
"Oke,ini pertama dan terakhir aku datang ke musholla itu." Besokannya Sari sholat di masjid tempat
biasa dia sholat dengan Rina.
Sepulang dari mushollah,Sari menceritakan kejadian tadi dengan mama dan ayahnya. Ayahnya hanya
tersenyum,itu bukan yang bunuh dirinya. Itu jin yang menyerupai perempuan yang gantung diri. Ya
apapun yang ayah katakan tetap saja dia bukan manusia. Karena baru kali ini Sari dilihatkan makhluk tak
kasat mata.
dengan di temani buku novelnya,sesaat terlintas lagi bayangan wajah sidik . Akhirnya Sari membuka lagi
buku diarynya,dilihat lagi tulisan sidik. Salah hatinya "apa ini yang dinamakan cinta?apa setelah aku
pindah ke Jakarta masih bisa bertemu?" Berbagai macam pertanyaan terbenak dipikirannya. Ya
Tuhan kenapa lagi-lagi harus ada perpisahan?kenapa cinta pertamaku berada di kampung halamanku?
Aku tidak bisa membayangkan saat perpisahan itu tiba,aku tidak akan kuat menahan kesedihan dan
rindu yang datang.
Pagi hari seperti biasa Sari bersiap untuk berangkat ke sekolah,kali ini dia jalan lebih pagi dari biasanya.
"Iya yah."
Ulan pun akhirnya berangkat, Fino masih asik dengan makanannya. Ulan naik mobil omprengan, hatinya
berbisik "Hufff lega, gak ada sidik." Pas turun dari mobil omprengan pun tidak ada sidik, disaat ulan
sampai di depan gapura.
"Hay cewek."
Ulan melihat ke belakang,sudah ada sidik yang berdiri tepat dibelakangnya. Ulan hanya menoleh lalu
berpaling lagi melihat mobil yang ke arah sekolahnya. Ketika mobil itu datang,tanpa menoleh ke
belakang upan naik ke mobil. Lalu tiba-tiba tangan sidikk menarik lengan ulan.
"Gimana sih."
"Maaf ya bang."
"Iya."
Supir angkot itu akhirnya melajų, ulan langsung menoleh ke arah Ruk Jan
"Tapi ini masih pagi sekali ulan. Kamu marah sama aku?"
"Nggak."
"Iya."
Ulan pun naik ke mobil, sejujurnya Sari memang sangat kecewa dengan kelakuan sidik. Dia bersikap ke
ulan seenaknya saja, terlalu cuek. Sampai di sekolah Tiba-tiba Risa menghampirinya, padahal dia dan
Risa beda kelas.
"Boleh,saran apa?"
"Kamu itu cantik, baju juga gaul, tapi sayang kamu terlalu pendiam. Coba deh dirubah."
"Iya sama-sama."
Ulan masuk ke kelas, di kelas hanya teman dekatnya saja yang mengucapkan.
"Terimakasih ya."
***
Tak terasa bel pulang berbunyi,Sar seperti biasa dia pulang dengan teman dekatnya. Hari ini cuaca
mendung, dia berharap hujan turun pas sudah sampai di rumah. Tapi apa daya,harapannya meleset.
Hujan turun di pertengahan jalan, temannya sudah berbeda jalur dengannya. Ulan i berteduh di ruko
yang kosong, tiba-tiba sidik menyapanya. Entah dari mana datangnya orang ini, pikir ulan.
"Kamu tuh ya suka hilang tiba-tiba, terus nanti muncul sesuka hatinya. Kayak jalangkung."
Ulan sedang tidak bagus moodnya, dia ingin mampir ke tempat penyewaan buku yang biasa dia datangi.
"Boleh ikut?"
"Masih marah?"
"Gak."
"Iya."
Akhirnya mereka berjalan menuju tempat penyewaan buku,sampai di sana ulan asik sendiri melihat-
lihat buku komik dan novel.
"Neng,itu ada buku baru,di rak sebelah kiri." Ucap si penjaga toko.
"Udah neng,mau dibayarin sama cowoknya malah gak mau." Goda si Abang penjaga toko.
"Iya sama-sama."
"Iya bang."
Ulan berjalan dengan sidik ke arah mobil omprengan, mobil sudah mau penuh. Disaat Sari mau naik,
sidik menahannya.
"Kenapa ?"
"Biar lama aja,kalau aku ajak keluar malam-malam kan gak boleh."
"Iya."
Tapi di saat menunggu mobil berikutnya datang, ulan malah mengeluarkan buku novel yang tadi dia
pinjam. Ulan tidak ingin kecewa lagi, disaat dia berharap. Semua harapannya hilang begitu saja. Mobil
omprengan pun tiba lagi.
Disaat di dalam mobil,sidik menutup bulu yang di baca ulan. Dia mencoba untuk bicara.
"Ini cincin."
"Agar kamu selalu ingat aku pas di Jakarta. Maaf hanya cincin biasa,tapi katanya gak karatan."
"Iya."
Tidak berapa lama,mobil omprengan akhirnya penuh. Mobil pun melaju dengan cepat. Tapi ada yang
mengganjal di hati ulan, sepertinya sidik tidak tahu kalau hari ini hari ulang tahunnya.Biarlah lebih baik
gak usah tau.
Mobil pun berhenti pas di depan rumah ulan, pak supir sudah sangat hafal dengan
"Iya."
Ulan pun akhirnya turun dari mobil, dia langsung jalan ke rumahnya.
"Assalamu'alaikum."
Seperti biasa Fino sudah duluan sampai di rumah,kali ini ulan tidak akan menggangu adiknya. Diliriknya
berkali-kali cincin yang ada di jari manisnya,tapi tanpa di sadari. Ternyata Fino memperhatikannya dari
tadi.
"Lah kenyataan."
"Iya ma."
Ulan hanya tersipu malu, mama nya pun hanya tersenyum melihat tingkah anaknya yang baru jatuh
cinta.
Ulan tidak menghiraukan temannya, dia terus berjalan keluar sekolah Ternyata disana sudah menunggu
sidik.
"Yuk pulang."
"Iya."
Sidik langsung beranjak dari tempat duduknya dan langsung menggandeng ulan . Ulan hanya terdiam
heran,dari tadi pagi berangkat sekolah tiba-tiba sidik main gandeng-gandeng tangan.
"Dik, sorry." Sambil melihat ke arah tangannya yang di gandeng.
"Kenapa lagi?"
"Lah,itu ."
"Gak boleh? Aku cuma takut kau jatuh, kamu masih sakit. Tangar kamu aja dingin banget."
Sidik akhirnya melepaskan pegangannya. Ulan belum terbiasa bergandengan tangan. Apalagi dengan
Cowok.
"Iya ayo."
Dengan penuh semangat ulan jalan ke tempat toko buku yang biasa dia datangi. Sampai di toko buku,
tujuan ulan ke tempat rak buku horor. Sesekali dia menyewa buku komik yang bergenre romantis,
apalagi sekarang dia sudah mempunyai cowok idamannya. Membaca komik itu seperti khayalannya
yang indah bersama sidik. Disaat sedang memilih buku sambil melamun, ulan dikagetkan oleh suara sidik
yang sudah memanggilnya dari tadi.
"Oh gak ada ." Dalam hatinya berbisik "masa aku bilang lagi ngelamunin sidik sih, duh tengsin banget."
"Iya."
Setelah selesai dari toko buku, mereka pun jalan menuju ke mobil omprengan. Mobil itu pas untuk ulan
dan sidik. Setelah mereka naik ke, dalam mobil, mobil pun langsung melaju dengan cepat.
"Oh iya."
Tidak memerlukan waktu lama, ulan pun akhirnya sampai di depan rumah. Seperti biasa dia berpamitan
dengan sidik.
"Oh iya."
Ulan pun akhirnya masuk ke dalam rumah, ternyata di sana sudah ada mama sama ayah sedang
menyiapkan ikan lele yang akan digoreng dan ikan gurame yang akan dibakar.
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumsalam."
"Wih, ada acara apa nih? Kok bikin ikan bakar segala."
"Gak tau juga ma." Tangannya sambil mencomot singkong goreng yang baru saja matang.
"Kamu itu bukannya cuci tangan dulu, main comot aja."
Ayah yang sedang menggoreng hanya tertawa melihat kelakuan ulandan mamanya.
"Kamu sewa buku horor lagi nggak ?" Kali ini ayahnya ikut bicara.
"Iya."
"Aku ke kamar dulu, mau ganti baju sekalian mau salat dzuhur."
Ulan pun akhirnya berjalan menuju kamarnya, dia langsung ganti seragam dan mengambil air wudhu.
Selesai sholat ulann langsung menuju meja makan. Hari ini mama dan ayah memasak makanan
kesukaannya yaitu ikan lele.
"Bagus itu, itu baru cowok baik-baik. Ulan, bangunkan adikmu. Suruh dia makan, tadi pulang sekolah
langsung tidur."
"Iya yah."
"Fino bangun."
Fino pun langsung turun dari kasur tingkatnya, ketika dia turun ulann terkejut dan langsung marah-
marah..
Ulan pun akhirnya keluar dari kamar dan bergabung lagi dengan ayah, mama dan Niken.
"Belum ma."
"Iya ma."
"Itu sambal." Ucap ulan sambil menunjuk ke arah mangkok yang berisi sambal.
Fino hanya diam saja mendengar ocehan dari kakaknya, hari ini dia sudah berkali-kali kena omelan dari
ulan
"Eh kak, tadi aku lihat ada sidik tuh di depan sekolahan. Nungguin kakak ya?"
"Iya."
"Oh mama kira setiap hari, setiap hari juga nggak apa-apa kali." Mama menggoda ulan.
"Tadi aja aku udah diledekin."
Setelah itu mereka hening sejenak, selesai makan Sari membantu mamanya mencuci piring. Lalu dia
masuk ke kamar untuk membaca novel favoritnya. Sampai tak terasa waktu ashar pun tiba, ulan
langsung menaruh bukunya di atas meja dan langsung menuju tempat wudhu. Ulan membaca Qur'an
sambil menunggu Maghrib, sampai tak terasa kajian pun datang.
Setelah bebrapa bulan sidik dan ulan tidak berkomunikasi lagi. dan ulan pun Masih memikirkan sidik
dalam diam ulan akan tetap menunggu sidik sampai benar-benar sidik tidak mempunyai sosok sang
kekasih , tetapi ulan pun salah sudah menunggu orang yang yang jelas jelas tidak mengharapkan dia dan
ulan pun merasa dirinya sangat bodoh , ulan berbicara dengan dirinya sendiri ”buang-buang waktu aja
si,orang sidik aja gasuka sama kamu ,ngapain coba kamu ngarepin dia lagian dia juga punya pacar jangan
berharap lebih deh” . dari situlah ulan perlahan melepaskan sidik karena ulan sudah capek banget
dirinya tidak dianggap olehnya. Dan sidik hanya menganggap dia sebatas teman ataupun sebatas
tetangga.
Ulan pun sudah mulai lupa dengan sidik dan pada pagi hari ulan pun kewarung dekat rumahnya untuk
membeli cabe ulan pun kewarung berjalan kaki dan selepas ulan sampai diwarung ulan pun bertemu
dengan sidi kulan tampak kaget bertemu sidik disini , ulan pun tampak cangung ingin menyapa atau
tidak, tetapi jika dirinya tidak menyapa dia kira nanti ulan sombong,akhinya ulan sangat terpaksa ulan
pun menyapanya
Ulan: oalah
Ulan: gausah kamu duluan aja gapapa, orang rumahku Cuma sini situ doang
Ulan pun terpaksa dirinya bareng dengan si sidik dan ulan pun dibonceng oleh si sidik slepas dari warung
ulan pun mengucapkan terima kasih kepada sidik dan ulan pun merasa senang dan senyum-senyum
sendiri sambal berjalan menuju dalam rumah , tetapi ulan tetap menyadari semua yang ia jalanni saat ini
bahwa ia mencintaiorang yang salah. Tetapi ulan tampak biasa saja didepan sidik seolah-olah ia tidak
memiliki rasa apapun , setelah itu ulan pun menjalani hari-hari seperti biasanya tanpa memikirkan sidik.
Selepas itu ulan dan sidik pun tidak pernah bertemu walaupun ia satu desa , ulan yang tampak tidak
keluar rumah sehingga tak bertemu dengan sidik.
Selepas itu Ulan juga tidak ada komunikasi selama 1 tahun dengan si sidik dan ulan merasa tenang rasa
sayang dan rasa cinta untuk sidik sudah hilang . hingga suatu Ketika disaat ulan keluar mencari makan
dengan sang kakak , ulan melihat sidik berboncengan dengan sosok sang kekasihnya yang bisa disebut
dengan dwi . ulan pun melihat dengan mata kepalaya sendiri begitu jelas sidik dengan dwi begitu mesra
dan Bahagia. Ulan pun merasa sedih namun tidak bisa diungkapkannya, ulan berbicara dalam hati “
andai saja aku yang disana pasti aku akan sangat Bahagia bersamanya tapi itu hanyalah hayalankku saja
gaakan mungkin aku bisa seperti itu”.
Selepas itu ulan pun pulang dan ulan mulain memikirkan sidik lagi ia berkata “ hari ini kok apes banget
si liat begituan jadi keinget lag ikan guehh”.
Ulan pun Nampak begitu kesal melihat kejadian itu tadi , tetapi ulan menyembunyikan itu semua supaya
tidak ada satu orangg pun yang tau kalau dirinya suka dengan sidik.
Setelah kejadian hal itu ulan pun bingung harus bagaimana lagi Ketika bertemu dengan sidik didesa.
Mungkin dia berfikir pura-pura tidak pernah terjadi apa-apa adalah hal yang terbaik sampai berlalunya
waktu.
Dengan seiring berjalannya waktu ulan pun lulus smp (sekolah menengah pertama) dan ulan pun
mendaftar di sekolah SMA NEGERI 1 PUNGGUR berketempatan didesa nunggal rejo , selepas itu ulan
menduduki di bangku kelas X . dan ulan pun terlihat sudah tidak memikirkan sidik. Tetapi setiap ulan
berangkat sekolah sering sekali ulan melihat sidik , dan ulan pun sudah Nampak biasa saja melihat sidik
dan jika bertemu sudah tidak cangung lagi , ulan anggap perasaan ulan ke sidik sudah selesai.
Hingga ulan naik kekelas XI , ulan pun sudah biasa saja dengan kondisi yang sedang dialaminya .
Dan hari terus berganti hingga pada tanggal 03 februari 2023 ulan bertemu dengan sidik , disuatu malam
ulan keluar Bersama tiga temannya yang bisa disebut juga dengan shely,amanda,dan natasya disuatu
tempat yang berada dikota metro, ulan pun pergi ke metro mengendarai sepeda motor . dan Ketika kita
telah sampai dilokasi tersebut,kita pun sedang memilih-milih ingin menaiki wahana dan akhirnya kita
memilih menaiki bianglalang dan selepas itu kita pun lanjut mencari makan setelah selesai mencari
makan ulan dan Bersama tiga temannya mencari tempat duduk dan akhirnya kita menemukan tempat
duduk dan kita makan jajan Bersama. Dan setelah itu Ketika kita mau lanjut melihat-lihat hp ulan
berbunyi dan ternyata sidik yang video call ulan pun tampak kaget ad anomer baru yang video call dia
dan setelah ulan angkat ternyata si sidik , sidik menanyakan keberadaan kita lalu sidik dan temannya
bisa juga disebut dengan yoko menghampiri ulan dan tiga kawannya tersebut.
Dan ulan pun berjalan Bersama-sama dengan teman-temannya dan sidik kita pun keliling mencari
makanan dan akhirnya kita berhenti didepan wahana untuk berfoto-foto dan selepas itu kita munuju
jalan pulang dan kita berpisah karena beda memarkirkan motor dan disitulah sidik berkata
Ulan: iya
Setelah itu sidik mengambil motor ulan dan tiga temannya tersebut menunggu diparkiran, sidik
Bersama yoko menghampiri ulan , ulan pertamanya berbocengan dengan si amanda dan si natasya
dengan shely , tetapi disaat ingin keluar dari parkir si yoko meminta untuk berboncengan dengan si
amanda, terlihat begitu jelas yoko menyukai amnda dan disitulah ada sedikit percakapan antara mereka.
Yoko: lan kamu boncengan ya sama sidik (yoko berbicara sambil berkedip mata seolah mengode ulan
supaya ia bisa berboncengan dengan si amanda).
Ulan pun akhirnya berboncengan dengan sidik dan yoko berboncengan dengan si amanda sedangkan
natasya berboncengan dengan shely, yoko Nampak Bahagia disaat ulan mau diajak kompromi mulai dari
situlah ulan dan sidik dekat lagi ditengah perjalanan sidiksidik memulai pembicaraan
Sidik: dingin ga lan?
Ulan: iyaaa
Ulan dan sidik pun terus berjalan dan hingga suatu pereempatan yoko dan amanda berhenti di salah
satu pedagang dia berdua sedang membeli roti bakar , ulan dan sidik pun menghampiri si yoko dan
amanda dan disitulah kita kehilangan kedua teman kita yang bernama natasya dan shely , natasya dan
shely melintas ke jalur yang berbeda disitulah ulan dan amanda mulai panik karena natasya dan shely
tida bersamanya. Selepas itu ulan dan sidik menghampiri si natasya dan shely di bundaran 29 dan disitu
ulan dan sidik menunggu ditepi jalan dekat bundaran tersebut, ulan mencoba menghubungi natasya
untuk menanyakan kabar dan rupanya natasya dan shely sudah sampai di gang rumah ulan disamping
masjid, ulan pun langsung menghampirinya Bersama sidik selepas sidik dan ulan telah sampai digang
mereka pun bertemu dengan natasya dan shely disitu kita menunggu yoko dan amanda yang sedang
membeli roti bakar
Beberapa menit kemudian yoko dan amanda pun sampai dan kita lanjut menuju rumah ulan.
Setelah sampai rumah ulan kita pun masuk dan memakan roti bakar Bersama-sama selepas itu yoko dan
sidik pun pamit pulang. Dan kita bereempat pun munuju ke kamar natasya dan shely langsung tertidur
pulas, ulan dan amanda sedang bercerita tentang kejadian hari ini, ulan merasa senang bertemu dan
berkomunikasi lagi dengan sidik. Ulan dan amanda pun belum tidur sampai pukul 02.00 dan hp ulan pun
bergetar dan ulan membukanya ternya sidik yang mengirim pesan dan ulan pun membalasnya
Ulan: belum
Ulan: iya
Ulan: okee
Selepas itu ulan dan amanda pun tertidur, pagi pun telah tib akita pun terbangun dan dipagi itu kita
duduk dikursi ruang tamu dan kita mengobrolkan tentang acara selanjutnya. Hingga jam 9 kita pun
menuju ke 23 untuk menghantarkan kado ulang tahun teman kita dan disitu sidik dan yoko pun ikut
Bersama kita , selepas menghantarkan kado kita lanjut menuju mixue dan disitu kita beristirahat sejenak
, setelah dari mixue kita menuju arah pulang . sidik pun bertanya
Sidik: lan, ntar selepas pulang ini nyore mau gak bareng-bareng?
Ulan: aku si basing , coba ntar ak tanya ke amanda,shely,dan natasya dia pada mau apa ngga
Sidik: okee
Akhinya kita semua telah sampai rumah ulan kita pun langsung beres-beres dan mandii, sore telah tiba
sidik dan yoko menghampiri rumah ulan dan kita pun langsung berangkat nyore Bersama. Ulan pun
merasa senang dirinya dekat lagi dengan sidik dan sidik pun mulai tumbuh rasa suka dengan ulan .
Seiring berjalannya waktu mulai dari kejadian tanggal 03 februari 2023 sidik pun terus mendekati ulan
dan sering sekali mengajak sleep call tetapi ulan tidak mau hari terus berganti ulan dan sidik sering sekali
berkomunikasi mulai dari situ lah kita sama-sama mempunyai rasaa dan pada tanggal 10 februari 2023
pada malam hari sidik pun mengungkapkan rasa suka dengan si ulan yang sudah dipendam sejak awal
bertemu , sidik pun meminta jawabban kepada si ulan dan ulan menjawab “IYA” sidik pun tampak begitu
senang mereka pun menjakani hubungan ulan pun setiap sepulang sekolah dijemput oleh sidik hari terus
berganti . ulan pun tampak Bahagia dirinya bisa mendapatkan hati si sidik tapi tidak demikian , ternyata
hubungan mereka pun tak lama , ulan dan sidik pun menjalani hubungan selama 1 minggu dan pada
tangga 29 februari sidik pun mengungkapkan tentang hubungan ulan dan dia . sidik berkata ingin usai
dengan si ulan
Sidik: lan,kalo semisal kita udahan gimana?soalnya gini kita kan satu desa jadi ada enaknya ada ngga nya
Ulan: hah?
Ulan: yakin?
Sidik: yam au gimana lagi kalau kita lanjut gak bakalan bisa Bersama lan
Ulan: alasannya??
Ulan: oke kalau itu yang terbaik buat kita aku terima
Sidik: maaf yaa , ya intinya kalau kita ketemu jangan pernah asing ya
Ulan: yaa
Dan akhirnya hubungan ulan dan sidik pun berakhir begitu sajaa , ulan merasa sedih dan kecewa
secepat dan segampang itu sidik melepaskan ulan .selepas ulan putus Bersama sidik ulan pun
dikabarkan bahwa sidik dan dwi balikkan , ulan pun terkejut mendengar berita itu dan ada salah satu
kawan ulan yang bercerita tentang sidik bahwa iya sebelum itu masih mempunyai hubungan dengan
dwi, betapa sakitnya hati ulan mendengar itu semua padahal ulan sudah menaruh harapan ke sidik
begitu besar dan mempercayainya tapi ternyata sidik pun membuat hancurr .
1 minggu ulan pun masi memikirkan si sidik namun ulan tidak mau lagi bertegur sapa dengan sidik jika
bertemu dijalan , rasa kecewa ulan masi begitu terasa jelas hingga pada suatu Ketika ulan membuka
Instagram ulan pun melihat postingan yang diunggah oleh sidik , postingan itulah yang membuat ulan
sakit dan kecewa bangett kepada sidik.
Tetapi walaupun ulan tampak sedih dan kecewa dengan sidik ulan pun masihh memiliki rasa terpendam
olehhnyaa.
Hari teruss berganti hingga pada suatu hari berkesempatan dihari Sabtu malam Minggu ulan pun
bertemu dengan sidik , ulan ingin menyapanya tetapi hari ulan selalu berkata jangan . Ulan akhirnya
mengikuti isi hati nya , ia pun tidak menyapa sidik .
Sidik pun menghampiri ulan dan sidik pun menyapa dengan tutur kata yang begitu lembut
"Iya dik."
"Mantapp."
Waktu terus berlalu ulan pun masi mengahrapkan sidik Kembali tetapi itu mustahil baginya dan ulan pun
menyadari itu semua , ulan hanyalah dijadika pelampisan dengan si sidik , ulan pun akhirnya tetap
semangat dan tidak menginginkan sidik Kembali karena level tertinggi mencintai adalah ikhlas.