Anda di halaman 1dari 58

Cinta Pertama Yang Kandas

Aku ulann, yang baru saja pindah dari Jakarta.

Aku duduk di bangku kelas 3 SMP, dan mempunyai 1 orang kakak. Aku tinggal di kampung , yang berada
di daerah punggurr yang bisa disebut dengan kampung Nunggalrejo.

Siang ini sangat terik dari biasanya, seperti biasa pulang sekolah harus menunggu mobil omprengan
sampai penuh. Karena panas sangat terik jadi aku memutuskan untuk menunggu di dalam mobil,sambil
bertopang dagu. Disaat itulah aku melihat seorang laki-laki memakai seragam SMP NEGERI 6 METRO .
Aku berkata dalam hati "wah lumayan juga tuh cowok."

Tak sadar kalau cowok itu juga memperhatikannya dari jauh,sehingga cowok itu ikut masuk ke dalam
mobil dan menyapa dengan sopan.

"Permisi,boleh ikut duduk?"

"Oh iya boleh." (Dalam hati,duh kenapa jadi kesini sih.)

"Kamu cucunya pak Suparjo ya? yang baru pindah dari Jakarta?"

"Kok tau?"

"Tau lah,siapa sih yang gak kenal keluarga pak suparjo".Aku hanya membalas dengan senyum, ya
memang tidak ada yang tidak kenal dengan kakekku. Akupun tinggal di kampung halaman. Aku juga
punya keinginan ingin berubah untuk tidak menjadi anak pendiam. Karena sifat pendiam ku,aku di bully
satu kelas di sekolah waktu SD dan SMP.
Mobil melaju dengan cepat,tidak terasa aku sampai di depan rumah. Tidak lupa untuk pamit ke cowok
yang baru dikenalnya tadi.

Tapi ada yang lain,hati ini terasa bahagia sekali. Aku memasuki rumah .

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam,eh anak mama sudah pulang. Belajar apa tadi?"

"Belajar matematika ma sama Bahasa inggris."

"Bisa gak tadi?"

"Bisa matematika,kalau bahasa Inggris aduuuuuuh. Pusing ma."

"Loh kok pusing?belajar mangkanya sama ayah tuh,ayah ngerti bahasa inggris tuu".

"Iya nanti ma."

"Kamu makan dulu sana,terus tidur siang".

"Iya ma."

Itulah mamaku,walau anak sudah besar tidak akan pernah absen untuk masalah tidur siang. Bedanya
hanya gak ada sapu lidi kalau anaknya gak mau tidur. Hehehe.
Selesai makan,sholat Dzuhur lalu Aku membaringkan tubuhku di kasur sambil membaca novel. Entah
kenapa mataku ke novel,tapi pikiranku kembali mengingat kejadian di mobil omprengan.

Aku senyum - senyum sendiri, sampai akhirnya.

"Ngapain kak,senyum-senyum sendiri?emang itu novel horor ada yang lucu?"

siang."

"Iya ma."

Itulah mamaku,walau anak sudah besar tidak akan pernah absen untuk masalah tidur siang. Bedanya
hanya gak ada sapu lidi kalau anaknya gak mau tidur. Hehehe.

Selesai makan,sholat Dzuhur lalu Aku membaringkan tubuhku di kasur sambil membaca novel. Entah
kenapa mataku ke novel,tapi pikiranku kembali mengingat kejadian di mobil omprengan.

Sambil senyum-senyum sendiri ,dan akhirnya .

Kenapa kak senyum senyum sendiri ada yang lucu kah dibuku novel itu?

"Apaan sih,masuk gak ketok pintu dulu".

"Lah,kan emang kamarnya barengan kak"

Ya aku dan adik laki-lakiku sekamar berdua,tidur diranjang tingkat. Adikku di atas dan aku di bawah.
Biasa lah bocah senangnya tidur diatas,girang banget dia sama tangganya. Wkwkwkwk

"Ya udah sana,naik keatas.ganggu aja".


"Dih sewot."

"Bodo ah."

***Keesokan harinya,aku berangkat sekolah dengan adikku yang laki Karena adik Perempuanku masih
berumur 1 tahun lagi lucu-lucunya. Aku pamit dengan mama dan ayahku lalu aku menunggu mobil
omprengan di depan rumah dengan adikku. Tidak terlalu lama, karena sudah hafal jam mobil datang.
Aku langsung naik masuk ke dalam mobil dan tiba-tiba.

"Hay."

Dengan wajah terkejut, "Hay juga."

"Kok kaget gitu?kayak ngeliat hantu. Emang mukaku seram ya?"

Sembari nyengir "enggak kok kok, cuma bingung aja bisa barengan.""Berangkat sekolah jam segini?"

"Iyaa."

"Ya udah,bareng ya tiap hari."

Aku hanya balas dengan senyuman, dalam hati "ya ampuuuuun kenapa deg - degan begini sih,gak boleh
grogi dan harus biasa aja."

"Oh iya,nanti pulang jam berapa?"


"Aku pulang jam 1 dari sekolah."

"Oke nanti aku jemput ya."

"Gak usah ,aku bisa pulang sendiri."

"Gak apa-apa,atau udah ada yang jemput ya?"

"Gak,aku pulang sendiri."

Akhirnya mereka terdiam sampai tak terasa sudah sampai di gapura masuk desa.

Aku jalan masih tidak berbarengan, sengaja aku jalan di belakangnya. Ternyata cowok itu menunggu
sampai aku naik mikrolet. Aku hanya melempar senyum dan di balas dengan senyumnya. Oh
Tuhan,mimpi apa aku semalam sehingga pagi ini sudah membuatku bahagia. Apakah ini yang di
namakan cinta?

***

Bel berbunyi,aku sudah duduk di dalam kelas. Saat sedang mengerjakan tugas,ada satu cowok di kelas.
Ebi namanya,dia disegani sama anak-anak di dalam kelas. Sampai akhirnya Ebi melakukan kekerasan,dia
mentotok pundak anak-anak perempuan. Aku yang melihatnya merasa kesal dan waspada. Dalam hatiku
sudah mengancam,awas aja sampai kena pundakku.

Ebi pun melihat kearahku, sepertinya dia sadar aku memperhatikannya dari tadi.

"Kenapa?takut ya?"(sembari tertawa ngeledek)


"Siapa yang takut!!" Jawabku dengan wajah sinis.

Dalam hitungan menit"Aduuuuh...dasar mo***t!!!"

Ebi mendatangi depan mejaku sembari menggebrak meja.

"Apa kamu bilang?"

"Aku bilang mo***t!!!"

"Sayang perempuan,kalau laki..."

Ebi tidak meneruskan kata-katanya. Dia pun langsung pergi meninggalkan mejaku.

Aku dengan muka super jutek melihat kearahnya,aku tidak akan pernah takut jika tidak salah.

Sebenarnya si Ebi ini lumayan juga, tapi karena kesan pertama udah bikin kesal. Jadi di coret dari daftar
cowok yang disukain.

Hari ini pun bertepatan dengan adanya pelajaran olah raga,seperti biasa anak-anak perempuan berganti
pakaian di kamar mandi. Disitu mereka bersimpatik padaku.

"Eh ulann,kamu tuh berani banget sih sama si ebi?""

"Loh emangnya kenapa?"


"Kalau dia kayak gitu,jangan di lawan."

"Kalau kita gak salah,ngapain kita takut."

"Jadi kamu gak takut sama si Ebi?""Enggak sama sekali,dengar ya. Kalau kita benar jangan pernah takut
sama orang,sama - Sama makan nasi ngapain takut."

"Terserah lah."

***

Bel pulang akhirnya berbunyi,aku pulang jalan kaki dengan teman-teman. Masuk-masuk gang yang
langsung tembus ke jalan raya tempat aku naik omprengan.

Pas aku keluar gang,aku kaget bukan main.

"Hay"

"Oh,Hay .""Teman sekelas ku langsung meninggalkan ku.

"Aku duluan ya."

"Oh iya,hati-hati."

Dalam hatiku kesal,kenapa gak bareng-bareng saja jalannya. Kenapa juga cowok itu nongkrong sama
teman-temannya dan langsung berjalan kearahku.
"Sudah pulang?"

"Iya sudah .kamu disini ngapain?"

"Nungguin kamu."

Deg...ya ampuuuuun...serasa mau teriaaaaak...Bahagia banget rasanya di tungguin sama cowok yang
disukain,tapi tahan. Pokoknya gak boleh terlalu ketara kalau aku suka sama dia.

"Ayo masuk mobil."

"Tapi belum penuh."

"Ya gak apa-apa,kita ngobrol-ngobrol aja di dalam."

"Iya deh."

"Ngomong-ngomong kita belum kenalan loh,nama kamu siapa?"

"Ulan"

"Aku sidik."

"Kamu kelas berapa?

"Aku kelas 3"


Ya ampuuuuun....aku baru kelas 3 SMP. Tiba-tiba sidik menanyakan hal yang sama.

"Kalau kamu kelas berapa?"

"Aku kelas 2 SMP." $2

Setelah itu diam agak lama,sampai aku turun terlebih dahulu. Sampai disitu lama tidak bertemu dan
tanpa ada kabar. Aku pun sudah hampir melupakannya.

Anda suka

Nyatakan Cinta

Siang hari setelah pulang sekolah, aku langsung main ketempat temanku. Namanya Rina,dia duduk di
bangku kelas 2 SMP sama seperti ku.. Rina sangat baik,ibunya bekerja menjadi TKW. Bapaknya ojek di
kampungnya. Aku main kerumahnya, seperti biasa Rina sedang masak nasi dan bebenah rumah sambil
mendengarkan musik India.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam,masuk ulan.."

"Lagi sibuk ya rin?"

"Enggak kok,ini mah biasa. Oh iya,

dapat salam dari sidik ."


"Siapa sidik?"

"Loh katanya sudah pernah ngobrol?"

"Siapa ya?sidikk?"

"Iya, sidik panggilannya. Nama aslinya mah Muhammad sidik Alfa rizki."

"Oh iya, wa'alaikumsalam deh."

"Katanya dia mau ketemu. Nanti pas abis isya di masjid."

"Oh iya rink,nanti aku pamit sama mama sama ayah deh sholat di masjid. Kok kamu bisa kenal sama
sidik?"

"Iya,aku masih saudara sama dia."

"O..masih saudara. Dalam hati,oh my God berarti akupun masih saudaraan sama sidik. Karena Rina
masih saudaraan sama aku,dari keluarga kakek."

Setelah lama berbincang-bincang, tak terasa hari mulai sore. Akupun pamit untuk pulang.

"Aku pulang dulu ya Rin."

"Langsung pamitan aja kita ke masjid bareng-bareng."


"Sama kamu ja deh kalo gitu,aku takut di omelin.'

"Ya udah ayo."

Maklum lah Rina anak semata wayang, jadi dia merasa kesepian. Setelah meminta izin,aku sangat
senang karena mama mengizinkan ku. Aku pun hanya mengambil alat sholat lalu kembali kerumah Rina.

***

Selesai isya, Rina memberi tahu kalau di depan sudah ada sidik. Aku pun menghampirinya.

"Hay.."

"Hay sidik sudah lama disini?"

"Gak kok,baru banget datang."

"Mau mampir gak ?"

"Gak usah,nanti aja. Aku malu."

"Kalau malu pakai helm dik"" jawabku sembari nyengir.

"Kamu lucu juga. Oh iya,kamu kemana aja selama 2 bulan ini?kok aku gak pernah lihat."

"Ada kok ,aku juga gak pernah lihat kamu.."


"Besok berangkat sekolah jam berapa?"

"Jam setengah 7.""

"Oke aku berangkat jam setengah 7 juga ya,kalau aku gak ada di mobil,kamu jangan naik ya."

"Hah,kok bisa begitu?"

"Biar barengan."

"Aku tetap naik mobil ,nanti aku kena Omelan mama."

"Oh ya sudah kalau gitu,nanti aku tunggu di depan aja."

"Oh iya ,sudah malam. Aku harus pulang."

"Iya silahkan,mau diantar gak?"

"Gak usah dik,aku pulang sendiri aja. Rina aku pulang duluan ya."

"Iya ulann.""

"Bye Rina , sidik."(sambil melambaikan tangan)


Mereka pun berbarengan menjawab "bye."

Keesokan paginya,seperti biasa ulann menunggu mobil omprengan dengan tetangga depan rumahnya.
Seperti selebritis masuk desa, tetangganya sudah tau kalau ulan agi dekat dengan sidik.

Benar saja,pas mobil omprengan berhenti ulan melihat sudah sidik di dalam mobil.

Dalam hati,"ya ampun,dia benar-benar ada di dalam mobil."

Teman-temanku hanya senyum sembari meledek. Aku hanya bisa tersenyum sembari mengumpat
dalam hati untuk teman-temannya, "awas ya kalian."

Seperti biasa aku hanya terdiam sampai naik mikrolet, sidik pun hanya menatapku dan melempar
senyum. Mau gimana lagi,kita sama-sama pendiam. Kalau aku sih simple,mau berteman sukur gak ya
udah.

***

Pulang sekolah seperti biasa aku main kerumah Rina dan seperti biasa aku kerumahnya di saat jam
sibuknya. Aku bercerita dengannya apa yang kita obrolkan semalam,sampai Rina bertanya.

"Udah di tembak belum?"

"Hah?apaan tuh tembak?mati dong Rin."

"Th masa gak tau sih?"

"Ya emang gak tau,mau gimana. Mangkanya kasih tau dong ."
"Tembak itu,menyatakan cinta. Dia ngomong kalau dia suka sama kamu."

"Oh itu namanya tembak?gak ada omongan gitu."

"Hmmm,mungkin nanti malam kali

ya."

"Emang sidik mau datang lagi?"

"Cie...ngarep ya?"

"Ih apaan sih Rina,gak lah. Oh iiya Rin,tapi kalau emang sidik benar-benar nembak aku jawab apa Rin?""

"Jangan langsung diterima ya, kita sebagai perempuan harus jual mahal. Kita lihat dulu sampai dimana
keseriusan dia."

"Tapi Rin, sidik juga saudara aku Rin."

"Iya saudara,tapi kan saudara jauh."

"Iya sih."

***
Malam yang ditunggu pun tiba,aku selesai sholat isya dan sembari main rebana untuk menghilangkan
rasa jenuh. Tidak lama kemudian, sidik datengg

sendirian. Aku langsung menghampiri, sedangkan Rina. Dia pulang terlebih dahulu karena ayahnya
sudah ada di rumah. Hanya aku dan sidik..

"Hay sidik."

"Hay,oh iya ada yang mau aku omongin."

"Apa ya?"

"Aku suka sama kamu."

Oh my God,dia benar-benar menyatakan perasaannya. Tapi aku

ingat pesan Rina,jangan langsung di terima.

"Masa?"

"Gak deh bercanda,serius lah masa bohongan."

"Aku masih gak percaya kamu ngomong serius."

"Beneran,nih lihat mataku. (Sambil membuka matanya lebar-lebar)

"Tapi kenapa kamu suka sama aku? kita juga kan baru kenal."
"Karena kamu orangnya pendiam tapi cuek,kalau kenalnya kita udah cukup lama. Aku yakin kamu orang
baik

"Terimakasih dik."

"Jadi gimana nih?"

"Iya aku terima,sebenarnya aku juga suka dari pas awal ketemu."

"Serius?"

"Iya,serius. Ya udah ah udah malam, aku pulang ya dik."

"Oke,sampai besok ya."

Diperjalanan pulang ulann selalu tersenyum,tidak memakan waktu lama untuk sampai di rumah.
Ayahnya selalu menunggu di teras depan rumah.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam,lama banget pulangnya."

"Oh tadi ketemu sama teman di kampung sebelah yah. Ayah belum tidur?"

"Belum,kayaknya lagi bahagia nih."

"Iya abis main kan yah,udah anaku mau masuk. Perut udah berontak nih yah."
"Makan dulu sana."

"Ayah gak makan?mama udah makan belum?"

"Udah pada makan,tinggal kamu aja yang belum makan."

"Ya udah,aku masuk ya yah."

"Iya,ini ayah juga mau masuk."

Ya malam ini terasa sangat indah, malam yang bermoment sangat spesial. Inilah pertama kalinya ulann
di sukai

seorang pria,dia berharap tidak ada rasa sakit hati seperti yang orang-orang rasakan.

Malam menunjukkan pukul 16.00, tiba-tiba ulanni menjerit dan membuat seisi rumah terkejut di
buatnya.

"Ayaaaaah....temenin nonton tv yah, ada film Taiwan yang keren banget..."

"Kamu ini malam-malam teriak, ayah kira ada apaan."

"Ayo dong yah,adik-adik sudah pada tidur. Mama gak mungkin mau nemenin aku nonton."

"Iya,iya."
Dimalam itu ulann asik menikmati film Taiwan ya,yang dibintangi 4 pemuda tampan dan 1 wanita cantik.
Ayahnya tertidur di sofa,sebenarnya Sarf gak tega minta di temani. Tapi apa boleh buat,dia tidak akan
pernah bisa melewatkan film kesukaannya itu.

Pagi ini rasanya sangat sejuk sekali, dan terlihat cerah. Seperti hati ini yang lagi berbunga-bunga. Tapi
tidak akan aku tunjukkan di depannya kalau aku terlihat sangat bahagia mendapatkan cintanya.

Seperti biasa aku menunggu mobil omprengan,dan mataku langsung tertuju pada sidikk. Ya dia
menatapku dan tersenyum,lalu memberiku duduk. Karena mobil sudah penuh,sidikk sengaja duduk di
dalam untuk memberiku tempat duduk. Aku hanya membalas dengan senyuman. Tia tetanggaku
berbisik meledekku.

"Cieeee...kamu udah jadian ya sama sidik."

Deg,jantung ini serasa berhenti berdenyut. Darimana dia tau kalau cowok itu namanya sidik?dan
masalah aku jadian atau tidak mungkin karena pandangan kami. Aku tidak banyak bicara,hanya
membalas dengan senyuman kecil. Nanti akan aku cari tahu sendiri kenapa dia kenal dengan sidik.

Sampai juga akhirnya di depan gapura masuk desa,aku memberanikan diri berjalan disampingnya. Tia
sudah tak terlihat,karena dia terlihat terburu-buru. Biarlah,agar dia tidak menggangguku terus. Sidik izin
berpisah ke arah jalan sebelah kanan. Akupun mengizinkan,aku tidak mau menjadi seorang cewek yang
ngatur cowoknya. Tapi dari jauh ku amati,sidikk berkumpul dengan anak-anak yang memakai seragam
SMA juga. Mungkin itu teman sekolahnya barangkali,toh tidak ada perempuan.

Setelah hitungan menit,deg...hati ini terasa ingin menjerit,aku melihat sidikk berbincang akrab dengan
seorang wanita yang memakai seragam SMA. Dan dia adalah kakak temanku tinggal di depan rumahku.
yang

Apa ini?ada apa dengan sidikk? dia terlihat bahagia bersama dengannya, sedangkan denganku? Ah
tidak,aku tidak boleh berfikir buruk dengannya.

Aku tepis rasa khawatir dan ketakutan ku,berusaha tenang dan tidak merasa cemburu. Tapi itu tidak
mudah, kenyataannya hati ini sakit melihat dia berbincang dan bercanda dengan kakak temanku.
Berbagai pertanyaan di kepalaku. Aku ingin bertanya,tapi apa daya. Aku hanya anak SMP yang terlihat
masih seperti bocah. Lagi-lagi aku hilangkan rasa suka ini menganggap tidak terjadi apa-apa. Dan
menganggap aku tidak pernah jadian dengannya.

***

Pulang sekolah aku di panggil oleh kepala sekolah,aku di tunjuk untuk ikut lomba menyanyi
sekabupaten. Lagu yang dipilih lagu Bunda dari Melly Goeslaw,salah satu lagu favorit aku dari aku SD.
Aku pun menerimanya,aku berfikir mungkin ini bisa menghilangkan kebeteanku akan kejadian tadi pagi.
Aku langsung di suruh latihan bernyanyi. Aku sangat senang sekolah di kampung halaman, mereka sama
sekali tidak pernah mengucilkan ku. Malah mereka mendukungku.

Selesai latihan,aku pamit pulang. Aku sangat bahagia karena bisa terpilih ikut lomba nyanyi. Pasti mama
sangat senang mendengarnya. Di saat aku dalam perjalanan,aku di kejutkan dengan kehadiran sidikk.

"Hay." Sapa sidikk

"Hay." Aku hanya terus

berjalan tidak menghentikan langkahku, karena aku tidak mau terhanyut buaian kata-kata manis.

"Katanya habis latihan nyanyi ya?"

"Iya,kok tau?" Jawabku dingin

"Iya tadi aku bertanya dengan teman sekolah kamu,dia bilang kamu lagi latihan nyanyi. Ternyata bisa
nyanyi juga ya?"

"Gak kok,biasa aja. Aku juga gak tau tiba-tiba disuruh ikut lomba, padahal aku murid baru dan belum ada
juga suaraku." yang tau
"Ya bagus dong,berarti mereka menganggap kamu murid pilihan."

"Iya mungkin."kembali teringat kejadian tadi pagi dan kembali badmood

"Jalannya buru-buru banget sih? mau ambil gaji ya?"

"Aku sudah pulang telat dikit, takutnya mama sama ayah khawatir."

"O gitu."

Sampai di tempat mobil omprengan,ternyata mobilnya penuh. Beruntung ada seorang ibu yang berbaik
hati,memberi sedikit kursi walaupun gak bisa duduk juga. Tapi gak apalah, daripada harus nunggu lama
lagi. Sidikk berdiri di pintu mobil omprengan, padahal bisa saja dia naik ojek atau menunggu mobil
selanjutnya.Aku hanya terdiam sampai tiba saatnya aku turun,aku hanya tersenyum ke sidik. Dalam
hati,cukup sudah aku gak mau lagi menyukai seseorang.

Sampai di rumah ternyata ada kakekku,tapi nenekku tidak ikut pulang ternyata. Aku masuk kerumah
mengucapkan salam, Salim ke kakek, mama sama ayah. Lalu aku lari ke samping rumah, pohon
rambutan yang tidak tinggi itu tujuanku. Sebenarnya aku tidak pernah suka sama buah rambutan,tapi
setelah aku tinggal di kampung kakekku. Aku jadi sangat menyukai buah rambutan,tapi makannya harus
di atas pohonnya. Itulah kegiatan terbaruku sepulang sekolah,aku tidak main dengan Kak Rina. Aku lagi
malas membahas sidikk.

Sedang asiknya menyantap rambutan,tiba-tiba dari jalan terdengar teriakan temanku yang bekerja
sebagai tukang ojek. Aku tidak merasa malu mempunyai teman tukang ojek, malah mereka melindungi
ku.

"Oi...bagi dong rambutannya!!"


Aku celingak celinguk melihat ke arah jalan,siapa yang meneriaki.

Ternyata si Ndoy,dia sudah aku anggap seperti kakakku sendiri. Akupun membalasnya "oke,tunggu
disitu ya."

Dia pun menjawab "oke."

Aku tidak memberi aba-aba,langsung ku lempar beberapa buah rambutan ke arahnya.

Bletuk-bletuk..."aduh,gimana sih main lempar aja."

"Ahahahaha....sorry deh,lagian sih ganggu orang lagi santai."

"Tapi gak gini juga dong,sakit tau." Sembari memegang kepalanya

berkali-kali mengusap

"Ya mangap deh,jangan marah

dong."

"Iya,iya. Ya udah aku jalan lagi ya, makasih nih rambutannya."

"Mau lagi gak nih?"

"Gak usah,ini udah cukup."


"Oke deh,hati-hati."

"Oke."

Aku pun meneruskan memakan rambutan,tiba-tiba aku dikejutkan oleh kakekku.

"Hey ayo turun!!"

"Iya Ki."(sebutan kakek buat orang Sunda aki)

"Ayo buru turun,ganti baju dulu. Itu seragamnya nanti kotor."

"Iya Ki,nanti turun.'

"Ayo sekarang ganti baju!!"

"Iya Ki." Sembari menuruni pohon, pas tengok kebelakang kakek sudah masuk lagi kerumah. Aku pun
naik lagi keatas pohon,tanggung dikit lagi.

Beberapa menit berlalu,gak tega juga sama aki. Akhirnya aku memutuskan untuk turun dan langsung
masuk ke kamar. Ganti baju lalu tiduran ditemani dengan novel kesukaanku. Aku tidak pernah bermain
dengan adik-adikku,karena adikku yang paling kecil selalu sama mama. Yang laki selalu asik sendiri,entah
apa yang diperbuat.

Tapi semenjak adik laki-lakiku hilang,aku lebih waspada menjaganya. Ya adikku pernah hilang,dia kabur
mau menyusul ayah ke Jakarta karena masih ada yang harus di urus.
Alhamdulillah masih bertemu dengan orang baik,sehingga adikku di bawa kerumahnya.

Mama bingung waktu itu,karena sampai mau Maghrib adikku belum ada kabar. Sampai akhirnya jam 8
malam ada telpon di balai desa, mengabarkan kalau adikku sudah ditemukan.

Nenekku yang menjemputnya,orangtua dari mamaku yang di Jakarta datang untuk menjemput adikku.

Alhamdulillah,semoga ini pertama dan terakhir adikku berbuat nekat.

Hari-hariku yang selalu bertemu dengan kak Jean,entah kenapa kali ini terasa lain. Aku tidak pernah lagi
bertemu dengan kak Jean,sampai akhirnya aku memutuskan untuk main kerumahnya. Dengan ditemani
kak Rina, karena dia masih saudara dekat dengan kak Jean.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Eh Rina,ayo masuk."

"Iya."

"Ada apa nih?tumben."

"Mau main aja,oh iya si sidik

kemana?"
"Dia lagi main kayaknya,ini/siapa?"

"Oh kenalin ini temanku cucunya

pak Suparjo ya."

"Oh yang dari Jakarta itu ya?cantik."

"Makasih kak jawab ulani."

"Di tunggu aja,sebentar lagi juga

pulang."

"Ulan , kamu mau nunggu gak?"

"Gak usah deh, kita pulang aja kak. Sudah mau Maghrib."

"Kita pulang dulu deh,temanku

takut di cariin nanti."

"Oh ya udah,nanti aku sampaikan aja ya ke sidik kalau ada kamu sama teman kamu."

"Iya,aku pamit ya. Assalamu'alaikum.'


"Iya, wa'alaikumsalam."

Ulan dan Rina pun akhirnya pamit pulang, ulan melanjutkan perjalanan pulangnya, karena lebih dekat
dari rumah kak Rina.

"Dik,aku pulang ya sidik.Makasih sudah ditemani kerumah sidik."

"Iya."

Mungkin gak usah terlalu serius, karena akan sakit sendiri. Entah, kemana sidik ,sudah 2 Minggu gak ada
kabar. Aku akan menunggu sampai besok,jika tidak ada kabar. Ya sudah aku gak akan mau kenal lagi
dengannya.

Keesokan harinya,berangkat sekolah tidak bertemu dengan sidik. Ulan masih menunggu sampai nanti
pulang sekolah. Perasaannya gak menentu,kadang kesal,sedih bercampur aduk.

Pulang sekolah ternyata ulan bertemu dengan sidik ,akhirnya ulan memberanikan diri bertanya.

"Dik kemana saja?"

"Lagi persiapan ujian."

"Oh..."

"Kenapa?pasti pikirannya macam-macam deh?"


"Gak kok."

"Jujur."

"Iya gak."

"Oh iya,kemarin kerumah ya?"

"Iya sama Rina."

"Maaf ya aku gak di rumah."

"Tya."

"Ini buku diary kamu."

"Sudah selesai dik."

"Iya,nanti kalau kamu udah mau pindah ke Jakarta. Jangan lupa tinggalin nomor telpon ya,nanti aku
main-main ke sana."

"Iya ."

Hening sampai akhirnya aku sampai dirumah,entah kenapa sidikk seperti berubah. Apa karena aku mau
pindah lagi ke Jakarta?entahlah, kenyataannya dada ini terasa sesak jika sudah harinya aku pindah.
Sampai dirumah aku langsung berganti seragam dan tiduran sambil membuka buku diary. Aku melihat
biodata sidik, ada satu kata yang membuat hatiku senang. I Will love you always, I can't stop loving you
bahagianya hati ini hanya dengan kata-katanya. Semoga aku dan sidikk selalu bersama nantinya.

Tiba-tiba mama mengetuk pintu mengagetkanku. Tok...tok..tok...

"Ulann, kamu sudah pulang nak?"

"Iya ma."

"Makan dulu,kok masuk gak ucap salam."

"Maaf ma,tadi aku buru-buru masuk kebelet ma."

"Oh gitu,ya udah makan dulu sana."

"Iya ma."

Ulann pun beranjak dari ranjangnya, menuju meja makan. Kali ini dia terlihat senyum-senyum sendiri
karena selalu terbayang kata-kata sidikk.

"Kenapa kak?kok senyum-senyum

sendiri?"

"Ah mau tau aja,sana-sana."


"Ye di tanya sewol, mama!!kakak

sudah gila nih ma."

"Apa kamu bilang?"

Fino langsung lari di ikuti ulann di belakangnya menuju ke kamar mamanya.

"Hey apa sih kalian nih?adik kamu lagi tidur."

"Itu si Fino ma,nyebelin banget."

"Aku cuma nanya ma,kenapa kakak senyum-senyum sendiri."

"Kamu kenapa senyum-senyum sendiri?"

Akhirnya mama menanyakan juga yang sama seperti Fino. hal

"Gak ada apa-apa ma,lagi senang aja tadi di sekolah ngerjain teman."

"Oh,mama kira ada apa. Udah sana/ lanjut lagi makannya."

Sari dan Fino akhirnya keluar kamar,di tepuklah pundak Fino.

"Kamu nih,nyebelin banget jadi anak."


Fino menjulurkan lidah sambil berlalu pergi ke arah Balong di samping rumah. Ulan melanjutkan
makannya. Mama menghampiri ulan yang sedang asik makan sembari nonton diruang tv.

"Ulann,kamu nanti tarawih?"

"Oh iya aku lupa,nanti malam mulai tarawih ya ma?"

"Iya."

"Waktu itu sih kak Erah mau sholat. bareng tarawih pertama."

"Kamu udah bilang lagi belum?"

"Belum ma,liat nanti deh ma kalau kak Erah kerumah. Aku jalan tarawih."

Tak sadar sudah memasuki bulan ramadhan,aku terlalu sibuk dengan kegiatan ku dan terlalu sibuk main.
Saat selesai Maghrib,ternyata kak Erah datang ngajak sholat bareng.

Tok...tok...tok...."Sari assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam,iya kak."

"Ayo kita tarawih bareng."

"Dimana kak?di masjid biasa kan?"


"Kejauhan,kita ke musholla aja di bawah."

"Ya udah,sebentar aku pamit sama mama sama ayah dulu kak."

"Iya."

Setelah berpamitan,aku dan kak Erah berjalan menuju musholla di bawah. Agak turun lagi dan kanan kiri
di tumbuhi pohon-pohon bambu yang lebat. Sesampainya di musholla,Sari langsung masuk karena dia
dari rumah sudah ambil air wudhu.

Tidak menunggu waktu lama,sholat pun akhirnya di mulai. Ulan berada di deretan dekat pintu masuk.
Saat sholat berjalan beberapa raka'at,sudut mata Sari melihat sosok wanita bergaun putih rambutnya
sebahu. Wanita itu seperti melayang di depan musholla di dekat tempat wudhu,lalu...blash...wanita itu
menembus dinding tembok tempat wudhu. Sari hanya diam dan selesai sholat buru-buru dia pulang.

"Hay ulan, tunggu dong."

Terdengar suara kak Erah dari belakang,dia masih sibuk memakai sandalnya. Saripun menunggunya
ditepi jalan.

"Kamu kenapa sih?buru-buru banget."

"Itu kak."

"Itu apa?"

"Aku lihat perempuan tembus tembok tempat wudhu."


"Rambutnya sebahu ya?"

"Kok kakak tau?"

"Iya soalnya pernah ada yang gantung diri di pohon depan musholla."

"Oh."

Tanpa bicara apa-apa lagi,dalam hati berbisik.

"Oke,ini pertama dan terakhir aku datang ke musholla itu." Besokannya Sari sholat di masjid tempat
biasa dia sholat dengan Rina.

Sepulang dari mushollah,Sari menceritakan kejadian tadi dengan mama dan ayahnya. Ayahnya hanya
tersenyum,itu bukan yang bunuh dirinya. Itu jin yang menyerupai perempuan yang gantung diri. Ya
apapun yang ayah katakan tetap saja dia bukan manusia. Karena baru kali ini Sari dilihatkan makhluk tak
kasat mata.

Akhirnya Sari masuk kekamar

dengan di temani buku novelnya,sesaat terlintas lagi bayangan wajah sidik . Akhirnya Sari membuka lagi
buku diarynya,dilihat lagi tulisan sidik. Salah hatinya "apa ini yang dinamakan cinta?apa setelah aku
pindah ke Jakarta masih bisa bertemu?" Berbagai macam pertanyaan terbenak dipikirannya. Ya

Tuhan kenapa lagi-lagi harus ada perpisahan?kenapa cinta pertamaku berada di kampung halamanku?
Aku tidak bisa membayangkan saat perpisahan itu tiba,aku tidak akan kuat menahan kesedihan dan
rindu yang datang.
Pagi hari seperti biasa Sari bersiap untuk berangkat ke sekolah,kali ini dia jalan lebih pagi dari biasanya.

Sari berpamitan dengan ayah dan mamanya.

"Ma,yah,ulan jalan ya."

"Kok pagi begini jalannya? Ini baru jam 6 loh."

"Iya ma,ada piket."Ucap Sari berbohong. "Ayah dimana ma?"

"Ayah ada di dapur."

Ulan langsung berjalan ke arah dapur untuk pamitan dengan ayahnya.

"Ayah, ulan berangkat ya."

"Kok tumben pagi-pagi banget?"

"Iya yah ada piket."

"Ya sudah, hati-hati."

"Iya yah."
Ulan pun akhirnya berangkat, Fino masih asik dengan makanannya. Ulan naik mobil omprengan, hatinya
berbisik "Hufff lega, gak ada sidik." Pas turun dari mobil omprengan pun tidak ada sidik, disaat ulan
sampai di depan gapura.

"Hay cewek."

Ulan melihat ke belakang,sudah ada sidik yang berdiri tepat dibelakangnya. Ulan hanya menoleh lalu
berpaling lagi melihat mobil yang ke arah sekolahnya. Ketika mobil itu datang,tanpa menoleh ke
belakang upan naik ke mobil. Lalu tiba-tiba tangan sidikk menarik lengan ulan.

"Jalan bang, gak jadi naik."

"Gimana sih."

"Maaf ya bang."

"Iya."

Supir angkot itu akhirnya melajų, ulan langsung menoleh ke arah Ruk Jan

"Kenapa sih ?"

"Kamu yang kenapa?"

"Aku gak apa-apa,aku mau berangkat ke sekolah."

"Tapi ini masih pagi sekali ulan. Kamu marah sama aku?"
"Nggak."

"Bilang aja kalau kamu marah."

"Siapa yang marah,udah ya kak. Aku berangkat."

"Iya."

Ulan pun naik ke mobil, sejujurnya Sari memang sangat kecewa dengan kelakuan sidik. Dia bersikap ke
ulan seenaknya saja, terlalu cuek. Sampai di sekolah Tiba-tiba Risa menghampirinya, padahal dia dan
Risa beda kelas.

"Happy birthday, maaf cuma bisa kasih ini."

"Kok tahu sih? Nggak usah repot-repot."

"Iya kan waktu itu aku lihat di buku file kamu."

"Oh gitu, masih ingat saja. Makasih ya."

"Iya sama-sama, oh iya aku boleh kasih saran nggak?"

"Boleh,saran apa?"

"Tapi kamu janji jangan marah ya."


"Iya."

"Kamu itu cantik, baju juga gaul, tapi sayang kamu terlalu pendiam. Coba deh dirubah."

Ulan hanya tersenyum mendengar saran Risa.

"Iya nanti aku coba, makasih ya."

"Iya sama-sama."

Ulan masuk ke kelas, di kelas hanya teman dekatnya saja yang mengucapkan.

"Hay ulan , Selamat ulang tahun ya.

"Terimakasih ya."

"Maaf gak bisa kasih apa-apa."

"Gak apa-apa, santai aja."

***

Tak terasa bel pulang berbunyi,Sar seperti biasa dia pulang dengan teman dekatnya. Hari ini cuaca
mendung, dia berharap hujan turun pas sudah sampai di rumah. Tapi apa daya,harapannya meleset.
Hujan turun di pertengahan jalan, temannya sudah berbeda jalur dengannya. Ulan i berteduh di ruko
yang kosong, tiba-tiba sidik menyapanya. Entah dari mana datangnya orang ini, pikir ulan.

"Hay,ikutan neduh boleh gak?"Goda sidik."

"Iya." Ucap ulan dingin."

"kenapa lagi sih?"

"Pikir aja sendiri."

"Gimana mau tau,kalau gak bilang salahnya dimana."

Dalam hatinya berbisik, "huuuuh nyebelin."

"Kamu tuh ya suka hilang tiba-tiba, terus nanti muncul sesuka hatinya. Kayak jalangkung."

"Oh itu,maaf ya. Lagi selesaiin tugas

"Ya ya ya." Ulan acuh tak acuh.

"Hujannya sudah reda,ayo kita pulang."

"Duluan saja, aku mau ke penyewaan buku."

Ulan sedang tidak bagus moodnya, dia ingin mampir ke tempat penyewaan buku yang biasa dia datangi.
"Boleh ikut?"

"Gak usah, selesaikan saja tugas sekolahnya."

"Masih marah?"

"Gak."

"Terus kenapa gak boleh ikut?"

"Ya takut ganggu aja."

"Tugasnya sudah selesai, jadi aku boleh ikut gak?"

"Iya."

"Nah gitu dong."

Akhirnya mereka berjalan menuju tempat penyewaan buku,sampai di sana ulan asik sendiri melihat-
lihat buku komik dan novel.

"Neng,itu ada buku baru,di rak sebelah kiri." Ucap si penjaga toko.

"Oh siap bang, nanti saya sewa."


Sidik hanya melihat-lihat saja,dia tidak hobi baca buku. Tak berapa lama,ulan pun selesai dengan buku-
buku yang ingin dia sewa.

"Bang,ini saja bang."

"3 buku saja nih?"

"Iya bang, nanti takut gak kebaca."

"Oke, semuanya jadi 9.000."

Tiba-tiba sidik mengeluarkan uang 10.000.

"Ini bang uangnya."

"Eh, gak usah kak." Ucap ulan.

"Udah ambil aja bang."

"Udah neng,mau dibayarin sama cowoknya malah gak mau." Goda si Abang penjaga toko.

"Si Abang malah ikut-ikutan."

"Udah ulan aku aja yang bayar."

Akhirnya ulan mengalah juga.


"Ya udah,makasih ya dik."

"Iya sama-sama."

"Makasih neng,ucap penjaga toko."

"Iya bang."

Ulan berjalan dengan sidik ke arah mobil omprengan, mobil sudah mau penuh. Disaat Sari mau naik,
sidik menahannya.

"Kenapa ?"

"Boleh naik mobil berikutnya aja?"

"Loh kenapa emangnya?"

"Biar lama aja,kalau aku ajak keluar malam-malam kan gak boleh."

"Iya."

Tapi di saat menunggu mobil berikutnya datang, ulan malah mengeluarkan buku novel yang tadi dia
pinjam. Ulan tidak ingin kecewa lagi, disaat dia berharap. Semua harapannya hilang begitu saja. Mobil
omprengan pun tiba lagi.

"Yuk masuk ke mobil, takut hujan lagi." Ucap sidik.


"Oh iya."

Disaat di dalam mobil,sidik menutup bulu yang di baca ulan. Dia mencoba untuk bicara.

"Ulan, aku mau kasih?"

"Kasih apa dik?"

"Kasih ini." Dengan menyodorkan sebuah kotak berwarna merah."

"Apa itu dik?"

"Ini cincin."

"Cincin?buat apa kamu kasih ini?"

"Agar kamu selalu ingat aku pas di Jakarta. Maaf hanya cincin biasa,tapi katanya gak karatan."

"Iya , makasih ya."

"Maaf ya kalau aku suka tiba-tiba menghilang."

"Iya."
Tidak berapa lama,mobil omprengan akhirnya penuh. Mobil pun melaju dengan cepat. Tapi ada yang
mengganjal di hati ulan, sepertinya sidik tidak tahu kalau hari ini hari ulang tahunnya.Biarlah lebih baik
gak usah tau.

Mobil pun berhenti pas di depan rumah ulan, pak supir sudah sangat hafal dengan

penumpang-penumpangnya. Ulan pun pamit dengan sidik.

"Sidik, aku duluan ya."

"Iya."

Ulan pun akhirnya turun dari mobil, dia langsung jalan ke rumahnya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam,eh sudah pulang

Seperti biasa Fino sudah duluan sampai di rumah,kali ini ulan tidak akan menggangu adiknya. Diliriknya
berkali-kali cincin yang ada di jari manisnya,tapi tanpa di sadari. Ternyata Fino memperhatikannya dari
tadi.

"Cieeee,yang abis di kasih cincin."

Mama yang mendengarnya menghampiri ulan yang masih di kamar.

"Siapa yang di kasih cincin?"


"Itu ma, kakak."

"Kamu tuh ya,berisik banget punya mulut."

"Lah kenyataan."

"Dari siapa Sari?"Tanya mama.

"Dari teman ma."

"Coba mama lihat."

Ulan pun langsung memberikan cincinnya.

"Kok gambar hati?"

"Iya ma."

"Dari cowok ya?"

Ulan hanya tersipu malu, mama nya pun hanya tersenyum melihat tingkah anaknya yang baru jatuh
cinta.

Hari terus berganti hingga dipagi hari ulan.


Bel pulang sekolah pun berbunyi, saat yang di tunggu-tunggu oleh ulan pun akhirnya tiba.

"Ulan, pulang bareng yuk?" Ucap temannya yang searah dengannya.

"Duh sorry, aku hari ini di jemput."

"Hah, tumben? Di jemput siapa? Cie cie,sama cowoknya ya?"

"Ih apaan sih,udah ah ganggu aja."

"Cie,mukanya jadi merah gitu."

Ulan tidak menghiraukan temannya, dia terus berjalan keluar sekolah Ternyata disana sudah menunggu
sidik.

"Hay , sudah lama nunggu ya?"

"Ah gak kok,baru 5 menitan."

"Yuk pulang."

"Iya."

Sidik langsung beranjak dari tempat duduknya dan langsung menggandeng ulan . Ulan hanya terdiam
heran,dari tadi pagi berangkat sekolah tiba-tiba sidik main gandeng-gandeng tangan.
"Dik, sorry." Sambil melihat ke arah tangannya yang di gandeng.

"Kenapa lagi?"

"Lah,itu ."

"Gak boleh? Aku cuma takut kau jatuh, kamu masih sakit. Tangar kamu aja dingin banget."

"Gak kok , aku udah gak apa-apa.

"Ya sudah kalau sudah sehat."

Sidik akhirnya melepaskan pegangannya. Ulan belum terbiasa bergandengan tangan. Apalagi dengan
Cowok.

ak,kita mampir dulu yuk ke toko buku."

"Iya ayo."

Dengan penuh semangat ulan jalan ke tempat toko buku yang biasa dia datangi. Sampai di toko buku,
tujuan ulan ke tempat rak buku horor. Sesekali dia menyewa buku komik yang bergenre romantis,
apalagi sekarang dia sudah mempunyai cowok idamannya. Membaca komik itu seperti khayalannya
yang indah bersama sidik. Disaat sedang memilih buku sambil melamun, ulan dikagetkan oleh suara sidik
yang sudah memanggilnya dari tadi.

"Ulan." Sambil menepuk pundak belakang ulan.


"Eh ."

"Kamu mikirin apa sih? Kok melamun?"

"Oh gak ada ." Dalam hatinya berbisik "masa aku bilang lagi ngelamunin sidik sih, duh tengsin banget."

"Sudah dapat buku yang mau disewa?"

"Oh iya sudah ."

"Ya sudah ayo kita bayar."

"Iya."

Setelah selesai dari toko buku, mereka pun jalan menuju ke mobil omprengan. Mobil itu pas untuk ulan
dan sidik. Setelah mereka naik ke, dalam mobil, mobil pun langsung melaju dengan cepat.

"Ulan, nanti malam aku ke rumahmu ya."

"Oh iya."

"Kamu boleh keluar gak sebentar?"

"Kurang tahu deh dik, aku nggak pernah keluar malam-malam."

"Ya sudah nanti aku izin ke orang tua kamu ya."


"Iya ."

Tidak memerlukan waktu lama, ulan pun akhirnya sampai di depan rumah. Seperti biasa dia berpamitan
dengan sidik.

"Dik,aku duluan ya."

"Oh iya."

Ulan pun akhirnya masuk ke dalam rumah, ternyata di sana sudah ada mama sama ayah sedang
menyiapkan ikan lele yang akan digoreng dan ikan gurame yang akan dibakar.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam."

"Wih, ada acara apa nih? Kok bikin ikan bakar segala."

"Lagi pengen aja." Jawab mama.

"Oh iya ma,yah. Nanti malam sidik mau main ke rumah."

"Loh kok tumben malam-malam? Biasanya siang atau sore."

"Gak tau juga ma." Tangannya sambil mencomot singkong goreng yang baru saja matang.
"Kamu itu bukannya cuci tangan dulu, main comot aja."

"Aduh panas ma."

"Udah tahu baru matang, nggak lihat itu ngebul."

Ayah yang sedang menggoreng hanya tertawa melihat kelakuan ulandan mamanya.

"Fino mana ma?"

"Ke mana lagi kalau nggak tidur."

"Wih cepat banget tidurnya."

"Kamu yang pulangnya lama, ke mana aja tadi?"

"Oh, biasa ma sewa buku."

"Kamu sewa buku horor lagi nggak ?" Kali ini ayahnya ikut bicara.

Ayah sangat hobi membaca buku-buku horor.

"Ada dong yah."


"Ya udah, nanti ayah mau baca juga "Iya yah,nanti bukunya aku taruh di meja depan ya yah."

"Iya."

"Aku ke kamar dulu, mau ganti baju sekalian mau salat dzuhur."

"Iya." Jawab mama dan ayah berbarengan.

Ulan pun akhirnya berjalan menuju kamarnya, dia langsung ganti seragam dan mengambil air wudhu.
Selesai sholat ulann langsung menuju meja makan. Hari ini mama dan ayah memasak makanan
kesukaannya yaitu ikan lele.

Sambil makan mereka pun berbincang di ruang keluarga.

"Ulan, tadi katamu si sidik mau main ke sini?"

"Iya ma, kayaknya dia mau ngajak keluar deh ma."

"Mau ke mana malam-malam?"

"Aku juga belum tahu ma."

"Gimana yah? Boleh gak anaknya keluar nanti malam?"

"Jangan, emang nggak ada hari besok?"


"Ya sudah kalau tidak boleh, sidik juga mau izin dulu. Kalau tidak diizinkan, dia nggak akan pergi."

"Bagus itu, itu baru cowok baik-baik. Ulan, bangunkan adikmu. Suruh dia makan, tadi pulang sekolah
langsung tidur."

"Iya yah."

Ulan. pun langsung menuju kamar untuk membangunkan Fino.

"Fino bangun."

"Aduh ada apa sih Kak? Aku ngantuk banget nih."

"Disuruh makan sama ayah."

Fino pun langsung turun dari kasur tingkatnya, ketika dia turun ulann terkejut dan langsung marah-
marah..

"Fino, ya ampun. Kamu dari tadi belum ganti seragam?"

"Iya Kak, habis tadi aku ngantuk banget."

"Ya setidaknya kamu ganti baju dulu."

"Iya iya, ini aku mau ganti baju."


"Ya sudah jangan lama-lama, ditunggu di ruang tv."

Ulan pun akhirnya keluar dari kamar dan bergabung lagi dengan ayah, mama dan Niken.

"Mana Fino?" Tanya Mama

"Lagi ganti baju dulu ma sebentar."

"Loh dari tadi belum ganti baju?"

"Belum ma."

"Ampun deh itu anak."

Tidak lama kemudian, Fino keluar dari kamarnya.

"Fino, kamu dari tadi tidur pakai seragam?"

"Iya ma."

"Gimana sih bukan diganti duluseragamnya."

"Tadi aku ngantuk banget ma."

"Ya sudah makan dulu sana."


"Iya ma,wih makan enak nih hari ini."

"Iya, habis mau beli bingung." Ucap mama.

"Sambelnya nggak ada ma?"

"Itu sambal." Ucap ulan sambil menunjuk ke arah mangkok yang berisi sambal.

"Oh iya, maklum habis bangun tidur."

"Mangkanya cuci muka dulu."

Fino hanya diam saja mendengar ocehan dari kakaknya, hari ini dia sudah berkali-kali kena omelan dari
ulan

"Eh kak, tadi aku lihat ada sidik tuh di depan sekolahan. Nungguin kakak ya?"

"Iya."

"Loh kamu sekarang suka dijemput ?" Tanya Mama menimpali.

"Enggak kok ma, nggak setiap hari."

"Oh mama kira setiap hari, setiap hari juga nggak apa-apa kali." Mama menggoda ulan.
"Tadi aja aku udah diledekin."

"Ya nggak apa-apa lah." Sambil senyum-senyum.

"Enggak mah, aku risih kalau dijemput setiap hari."

Setelah itu mereka hening sejenak, selesai makan Sari membantu mamanya mencuci piring. Lalu dia
masuk ke kamar untuk membaca novel favoritnya. Sampai tak terasa waktu ashar pun tiba, ulan
langsung menaruh bukunya di atas meja dan langsung menuju tempat wudhu. Ulan membaca Qur'an
sambil menunggu Maghrib, sampai tak terasa kajian pun datang.

Hari terus berganti hingga pada akhirnya.

Setelah bebrapa bulan sidik dan ulan tidak berkomunikasi lagi. dan ulan pun Masih memikirkan sidik
dalam diam ulan akan tetap menunggu sidik sampai benar-benar sidik tidak mempunyai sosok sang
kekasih , tetapi ulan pun salah sudah menunggu orang yang yang jelas jelas tidak mengharapkan dia dan
ulan pun merasa dirinya sangat bodoh , ulan berbicara dengan dirinya sendiri ”buang-buang waktu aja
si,orang sidik aja gasuka sama kamu ,ngapain coba kamu ngarepin dia lagian dia juga punya pacar jangan
berharap lebih deh” . dari situlah ulan perlahan melepaskan sidik karena ulan sudah capek banget
dirinya tidak dianggap olehnya. Dan sidik hanya menganggap dia sebatas teman ataupun sebatas
tetangga.

Ulan pun sudah mulai lupa dengan sidik dan pada pagi hari ulan pun kewarung dekat rumahnya untuk
membeli cabe ulan pun kewarung berjalan kaki dan selepas ulan sampai diwarung ulan pun bertemu
dengan sidi kulan tampak kaget bertemu sidik disini , ulan pun tampak cangung ingin menyapa atau
tidak, tetapi jika dirinya tidak menyapa dia kira nanti ulan sombong,akhinya ulan sangat terpaksa ulan
pun menyapanya

Ulan: tumben kewarung dik, cari apa?

Sidik: ini lo cari cabe disuruh ibuu

Ulan: oalah

Sidik: kamu sendiri cari apa?

Ulan: cari cabe juga


Sidik: oalah sama dong

Ulan: hehehe iyaa

Sidik: mau bareng ga pulangnya kalo mau aku tungguin??

Ulan: gausah aku jalan aja

Sidik: ayok to gapapa dari pada jalan

Ulan: gausah kamu duluan aja gapapa, orang rumahku Cuma sini situ doang

Sidik: udah to gapapa tak tungguin

Ulan pun terpaksa dirinya bareng dengan si sidik dan ulan pun dibonceng oleh si sidik slepas dari warung
ulan pun mengucapkan terima kasih kepada sidik dan ulan pun merasa senang dan senyum-senyum
sendiri sambal berjalan menuju dalam rumah , tetapi ulan tetap menyadari semua yang ia jalanni saat ini
bahwa ia mencintaiorang yang salah. Tetapi ulan tampak biasa saja didepan sidik seolah-olah ia tidak
memiliki rasa apapun , setelah itu ulan pun menjalani hari-hari seperti biasanya tanpa memikirkan sidik.

Selepas itu ulan dan sidik pun tidak pernah bertemu walaupun ia satu desa , ulan yang tampak tidak
keluar rumah sehingga tak bertemu dengan sidik.

Selepas itu Ulan juga tidak ada komunikasi selama 1 tahun dengan si sidik dan ulan merasa tenang rasa
sayang dan rasa cinta untuk sidik sudah hilang . hingga suatu Ketika disaat ulan keluar mencari makan
dengan sang kakak , ulan melihat sidik berboncengan dengan sosok sang kekasihnya yang bisa disebut
dengan dwi . ulan pun melihat dengan mata kepalaya sendiri begitu jelas sidik dengan dwi begitu mesra
dan Bahagia. Ulan pun merasa sedih namun tidak bisa diungkapkannya, ulan berbicara dalam hati “
andai saja aku yang disana pasti aku akan sangat Bahagia bersamanya tapi itu hanyalah hayalankku saja
gaakan mungkin aku bisa seperti itu”.

Selepas itu ulan pun pulang dan ulan mulain memikirkan sidik lagi ia berkata “ hari ini kok apes banget
si liat begituan jadi keinget lag ikan guehh”.

Ulan pun Nampak begitu kesal melihat kejadian itu tadi , tetapi ulan menyembunyikan itu semua supaya
tidak ada satu orangg pun yang tau kalau dirinya suka dengan sidik.

Setelah kejadian hal itu ulan pun bingung harus bagaimana lagi Ketika bertemu dengan sidik didesa.
Mungkin dia berfikir pura-pura tidak pernah terjadi apa-apa adalah hal yang terbaik sampai berlalunya
waktu.

Dengan seiring berjalannya waktu ulan pun lulus smp (sekolah menengah pertama) dan ulan pun
mendaftar di sekolah SMA NEGERI 1 PUNGGUR berketempatan didesa nunggal rejo , selepas itu ulan
menduduki di bangku kelas X . dan ulan pun terlihat sudah tidak memikirkan sidik. Tetapi setiap ulan
berangkat sekolah sering sekali ulan melihat sidik , dan ulan pun sudah Nampak biasa saja melihat sidik
dan jika bertemu sudah tidak cangung lagi , ulan anggap perasaan ulan ke sidik sudah selesai.

Hingga ulan naik kekelas XI , ulan pun sudah biasa saja dengan kondisi yang sedang dialaminya .

Dan hari terus berganti hingga pada tanggal 03 februari 2023 ulan bertemu dengan sidik , disuatu malam
ulan keluar Bersama tiga temannya yang bisa disebut juga dengan shely,amanda,dan natasya disuatu
tempat yang berada dikota metro, ulan pun pergi ke metro mengendarai sepeda motor . dan Ketika kita
telah sampai dilokasi tersebut,kita pun sedang memilih-milih ingin menaiki wahana dan akhirnya kita
memilih menaiki bianglalang dan selepas itu kita pun lanjut mencari makan setelah selesai mencari
makan ulan dan Bersama tiga temannya mencari tempat duduk dan akhirnya kita menemukan tempat
duduk dan kita makan jajan Bersama. Dan setelah itu Ketika kita mau lanjut melihat-lihat hp ulan
berbunyi dan ternyata sidik yang video call ulan pun tampak kaget ad anomer baru yang video call dia
dan setelah ulan angkat ternyata si sidik , sidik menanyakan keberadaan kita lalu sidik dan temannya
bisa juga disebut dengan yoko menghampiri ulan dan tiga kawannya tersebut.

Dan ulan pun berjalan Bersama-sama dengan teman-temannya dan sidik kita pun keliling mencari
makanan dan akhirnya kita berhenti didepan wahana untuk berfoto-foto dan selepas itu kita munuju
jalan pulang dan kita berpisah karena beda memarkirkan motor dan disitulah sidik berkata

Sidik: kamu parker dimana lo?

Ulan: tuu didepan situu

Sidik: nanti tunggu diparkiran aja

Ulan: iya

Setelah itu sidik mengambil motor ulan dan tiga temannya tersebut menunggu diparkiran, sidik
Bersama yoko menghampiri ulan , ulan pertamanya berbocengan dengan si amanda dan si natasya
dengan shely , tetapi disaat ingin keluar dari parkir si yoko meminta untuk berboncengan dengan si
amanda, terlihat begitu jelas yoko menyukai amnda dan disitulah ada sedikit percakapan antara mereka.

Yoko: lan kamu boncengan ya sama sidik (yoko berbicara sambil berkedip mata seolah mengode ulan
supaya ia bisa berboncengan dengan si amanda).

Ulan: lah kenapa haaa??? (ulan Nampak sedikit bingung)

Yoko: biasalah (sambil berkedip mata lagi)

Ulan: okee dehhh

Ulan pun akhirnya berboncengan dengan sidik dan yoko berboncengan dengan si amanda sedangkan
natasya berboncengan dengan shely, yoko Nampak Bahagia disaat ulan mau diajak kompromi mulai dari
situlah ulan dan sidik dekat lagi ditengah perjalanan sidiksidik memulai pembicaraan
Sidik: dingin ga lan?

Ulan: dingin banget

Sidik: masuk saku jakett aku biar kamu ga dingin

Ulan: iyaaa

Ulan dan sidik pun terus berjalan dan hingga suatu pereempatan yoko dan amanda berhenti di salah
satu pedagang dia berdua sedang membeli roti bakar , ulan dan sidik pun menghampiri si yoko dan
amanda dan disitulah kita kehilangan kedua teman kita yang bernama natasya dan shely , natasya dan
shely melintas ke jalur yang berbeda disitulah ulan dan amanda mulai panik karena natasya dan shely
tida bersamanya. Selepas itu ulan dan sidik menghampiri si natasya dan shely di bundaran 29 dan disitu
ulan dan sidik menunggu ditepi jalan dekat bundaran tersebut, ulan mencoba menghubungi natasya
untuk menanyakan kabar dan rupanya natasya dan shely sudah sampai di gang rumah ulan disamping
masjid, ulan pun langsung menghampirinya Bersama sidik selepas sidik dan ulan telah sampai digang
mereka pun bertemu dengan natasya dan shely disitu kita menunggu yoko dan amanda yang sedang
membeli roti bakar

Beberapa menit kemudian yoko dan amanda pun sampai dan kita lanjut menuju rumah ulan.

Setelah sampai rumah ulan kita pun masuk dan memakan roti bakar Bersama-sama selepas itu yoko dan
sidik pun pamit pulang. Dan kita bereempat pun munuju ke kamar natasya dan shely langsung tertidur
pulas, ulan dan amanda sedang bercerita tentang kejadian hari ini, ulan merasa senang bertemu dan
berkomunikasi lagi dengan sidik. Ulan dan amanda pun belum tidur sampai pukul 02.00 dan hp ulan pun
bergetar dan ulan membukanya ternya sidik yang mengirim pesan dan ulan pun membalasnya

Sidik: lan, udah tidur?

Ulan: belum

Sidik: tidurr udah malam

Ulan: iya

Sidik: jangan lupa nomerku di sv yaa

Ulan: okee

Sidik: apa mau ditemenin telpon??

Ulan: ngga kok

Selepas itu ulan dan amanda pun tertidur, pagi pun telah tib akita pun terbangun dan dipagi itu kita
duduk dikursi ruang tamu dan kita mengobrolkan tentang acara selanjutnya. Hingga jam 9 kita pun
menuju ke 23 untuk menghantarkan kado ulang tahun teman kita dan disitu sidik dan yoko pun ikut
Bersama kita , selepas menghantarkan kado kita lanjut menuju mixue dan disitu kita beristirahat sejenak
, setelah dari mixue kita menuju arah pulang . sidik pun bertanya

Sidik: lan, ntar selepas pulang ini nyore mau gak bareng-bareng?

Ulan: nyore dimana?

Sidik: basing kok maunya dimana

Ulan: aku si basing , coba ntar ak tanya ke amanda,shely,dan natasya dia pada mau apa ngga

Sidik: okee

Akhinya kita semua telah sampai rumah ulan kita pun langsung beres-beres dan mandii, sore telah tiba
sidik dan yoko menghampiri rumah ulan dan kita pun langsung berangkat nyore Bersama. Ulan pun
merasa senang dirinya dekat lagi dengan sidik dan sidik pun mulai tumbuh rasa suka dengan ulan .

Seiring berjalannya waktu mulai dari kejadian tanggal 03 februari 2023 sidik pun terus mendekati ulan
dan sering sekali mengajak sleep call tetapi ulan tidak mau hari terus berganti ulan dan sidik sering sekali
berkomunikasi mulai dari situ lah kita sama-sama mempunyai rasaa dan pada tanggal 10 februari 2023
pada malam hari sidik pun mengungkapkan rasa suka dengan si ulan yang sudah dipendam sejak awal
bertemu , sidik pun meminta jawabban kepada si ulan dan ulan menjawab “IYA” sidik pun tampak begitu
senang mereka pun menjakani hubungan ulan pun setiap sepulang sekolah dijemput oleh sidik hari terus
berganti . ulan pun tampak Bahagia dirinya bisa mendapatkan hati si sidik tapi tidak demikian , ternyata
hubungan mereka pun tak lama , ulan dan sidik pun menjalani hubungan selama 1 minggu dan pada
tangga 29 februari sidik pun mengungkapkan tentang hubungan ulan dan dia . sidik berkata ingin usai
dengan si ulan

Sidik: lan,kalo semisal kita udahan gimana?soalnya gini kita kan satu desa jadi ada enaknya ada ngga nya

Ulan: hah?

Ulan: yakin?

Ulan: segampang dan seenak itu yaa ngomongnya

Sidik: yam au gimana lagi kalau kita lanjut gak bakalan bisa Bersama lan

Ulan: alasannya??

Sidik: ada lah pokonya intinya kita gabisa sama-sama

Ulan: oke kalau itu yang terbaik buat kita aku terima

Ulan: makasihh sudah pernah singgah dihidupkku

Sidik: maaf yaa , ya intinya kalau kita ketemu jangan pernah asing ya
Ulan: yaa

Dan akhirnya hubungan ulan dan sidik pun berakhir begitu sajaa , ulan merasa sedih dan kecewa
secepat dan segampang itu sidik melepaskan ulan .selepas ulan putus Bersama sidik ulan pun
dikabarkan bahwa sidik dan dwi balikkan , ulan pun terkejut mendengar berita itu dan ada salah satu
kawan ulan yang bercerita tentang sidik bahwa iya sebelum itu masih mempunyai hubungan dengan
dwi, betapa sakitnya hati ulan mendengar itu semua padahal ulan sudah menaruh harapan ke sidik
begitu besar dan mempercayainya tapi ternyata sidik pun membuat hancurr .

1 minggu ulan pun masi memikirkan si sidik namun ulan tidak mau lagi bertegur sapa dengan sidik jika
bertemu dijalan , rasa kecewa ulan masi begitu terasa jelas hingga pada suatu Ketika ulan membuka
Instagram ulan pun melihat postingan yang diunggah oleh sidik , postingan itulah yang membuat ulan
sakit dan kecewa bangett kepada sidik.

Tetapi walaupun ulan tampak sedih dan kecewa dengan sidik ulan pun masihh memiliki rasa terpendam
olehhnyaa.

Hari teruss berganti hingga pada suatu hari berkesempatan dihari Sabtu malam Minggu ulan pun
bertemu dengan sidik , ulan ingin menyapanya tetapi hari ulan selalu berkata jangan . Ulan akhirnya
mengikuti isi hati nya , ia pun tidak menyapa sidik .

Sidik pun menghampiri ulan dan sidik pun menyapa dengan tutur kata yang begitu lembut

"Eh jesika kesini sendiri je?"

"Iya dik."

"Mantapp."

Waktu terus berlalu ulan pun masi mengahrapkan sidik Kembali tetapi itu mustahil baginya dan ulan pun
menyadari itu semua , ulan hanyalah dijadika pelampisan dengan si sidik , ulan pun akhirnya tetap
semangat dan tidak menginginkan sidik Kembali karena level tertinggi mencintai adalah ikhlas.

Anda mungkin juga menyukai