Anda di halaman 1dari 16

SIAPA DIA ?

Aku Joko, Subekti Joko nama panjangku. Setiap hari aku selalu berangkat pagi –
pagi sekali. Maklumlah anak OSIS harus menyiapkan upacara dihari senin. Pada saat aku
kelas X, OSIS sangatlah dikagumi disekolah. Itulah kenapa aku berusaha menjadi OSIS dan
untuk pertama kalinya aku menjadi OSIS. OSIS pada masa junior sangat indah, mulai dari
menemukan teman baru, bekerja sama dalam menjalankan acara, menyelesaikan
masalah, hingga menemukan cinta.

Pernah dulu saat salah satu masalah sulit untuk diselesaikan dan para seniorku
marah-marah gak jelas, mood teman-temanku juga sangat rendah dan orang yg
dipermasalahkan jarang banget datang keacara kumpul-kumpul OSIS setiap pulang
sekolah.

Ketua junior OSIS-pun memberikan arahan pada teman-teman junior OSIS-ku


untuk tetap tenang dan mengalah karena senior sudah marah marah terus. Akhirnya aku
dan teman-temanku pulang karena memang sudah waktunya pulang. Mau gimana lagi ?
toh memang sudah waktunya. Untungnya masalah itu selesai karena si-YANG GAK
PERNAH DATENG datang dan membicarakan masalahnya keseluruh pegurus OSIS dan
merekapun memakluminnya.

Waktu terus berlalu hingga muncul benih cinta diantara pengurus OSIS, meskipun
hanya sedikit yang tahu kalau mereka saling mencintai. Mereka tidak berani menunjukkan
rasa cintanya karena ada peraturan tidak tertulis yaitu ‘Tidak boleh berpacaran didalam
organisasi’. Berberapa hari setelah serah-terima-jabatan selesai, merekapun mulai
menunjukannya.
Aku sebagai seseorang yang terlalu santuy dalam mencari pasanganpun mulai
resah karena aku masih sendiri dan teman-temanku banyak yg berpasangan. Alasan
mengapa aku tidak memikirkan tentang pasangan yaitu aku sudah pernah tertolak
mentah-mentah dengan seseorang. Dan akupun membuat perjanjian pada diriku sendiri
‘Aku, Subekti Joko. Tidak akan dekat sama cewe lagi, tidak akan tertarik pada cewe lagi,
kecuali cewe itulah yang suka dulu !!! ‘.

Hingga saat aku menjadi senior ada seseorang yang sejak kelas X sudah dekat
denganku tetapi hanya kujadikan dia sebagai temanku mulai suka padaku. Siapa sangka
dengan merubah sedikit gaya rambut dan penampilan bisa membuat seseorang tertarik
padaku.

Awal mula cerita percintaanku dimulai saat aku berada dikelas X. Seperti biasa aku
selalu berangkat pagi untuk mengibarkan bendera bersama temanku. Aku selalu menyapa
teman-temanku dengan sapaan lembut tak terkecuali orang yang tak kukenal. Siapapun
itu tetap kusapa meskipun hanya dengan senyuman. Setiap hari dipagi hari aku selalu
melakukan itu dan ada seseorang yang sepertinya malu untuk melihatku.

‘Kerjain ah wkwkwk’ pikirku.

Aku jalan agak cepat hingga tembok pembatas kelas, diapun keluar dan DUARR!!
Aku mengejutkannya. Aku mencoba untuk meminta maaf padanya tetapi dia malah kabur
kedalam kelas.

‘Faakk, malah dianya ketakutan. Dahlah balik kekelas aja, toh ada tugas yang
belum selesai’ gumamku.

Pada istirahat pertama aku pergi kekantin. Tak sengaja aku menyenggol cewe

‘Eh.. maaf ya aku gak sengaja. Sini aku bantu’ ucapku.


Dan ternyata orang yang kusenggol adalah cewe yg aku kerjain tadi. Tanpa
berkata-kata diapun berlari menuju kelasnya dan dia tak sengaja meninggalkan
barangnya. Akupun mengejarnya sembari membawa barangnya yang ketinggalan.

‘Woeyy… tunggu… ada yang ketinggalan nih… ‘. Tetapi dia tak menghiraukan-ku.

Sesampainya dikelasnya, aku menitipkan barangnya kepada teman kelasnya.

’Aldo.... nitip barang nih punyanya temenmu yang cewe. Nanti kamu umumin ini
barang punya siapa, ya ?. kalau ada yang nanyak siapa yang ngasih, bilang aja dari HAMBA
ALLAH ’ kutepuk bahunya dan kuucapkan makasih lalu aku pergi kekelas untuk makan
bekalku.

Saat malam hari selesai sholat isya’, aku memainkan ponselku dan tiba tiba ada
seseorang mengirim pesan singkat kepadaku
‘Hai’ ucapnya.

Baru kali ini aku dichat orang njerrr.

Akupun membalasnya ‘Halo, ini siapa ya ?’.

Tidak menunggu lama, diapun membalasku ‘ini aku yang tadi kamu senggol terus
kabur’.

’ Ooohh… jadi kamu ya hahaha. Maaf ya sudah membuat kamu erkejut tadi pagi
dan nyenggol kamu’.

‘Iya gpp aku maafin kok hehe’.

‘Kok kamu tau nomorku ? tau dari mana ?’.


‘Minta ketemenmu sih’.

‘Siapa ?’.

‘Si Aldo. Ngomong-ngomong tadi kamu ya yang nganterin mainanku ?’.

‘Iya hehe. Kamu namanya siapa ?’.

’HAMBA ALLAH wkwkwk’.

‘Aku nanya serius nih….’.

‘Namaku adalah Ningrum, Pandawasih Ningrum. Kalau kamu ?’.

‘ Namaku Joko, Subekti Joko. Senang berkenalan denganmu, Ningrum’.

’Senang berkenalan denganmu juga, Joko’.


MALU-MALU SIH

Setiap hari aku selalu merasa ada yang perhatian tanpa ada unsur paksaan
sedikitpun. Aku yang notabennya laki-laki, bingung.

‘napa ada cewe yang mau sama aku ?. aku kan item, dekil, muka minyakan mulu.
Hadehh alhamdulilah’ dalam hatiku.

Hampir tiap hari dia nge-chat aku dan kurespon sebisanya doang. Biasalah anak
OSIS, sibuk mulu kerjaannya. Apa aja dibahas. Entah itu ada yang kena musibah,
ngeghibah orang, sampe mimpi semalem.

Sikapnya agak aneh sih, tapi aku suka. Pernah suatu ketika dia cerita kepadaku dia
bermimpi jalan-jalan dengan seseorang, entah itu siapa. Dia ingat cirri-cirinya, dia jalan
dengan orang yang tinggi, berkaca mata, selalu membawa tas kemanapun dia pergi, dan
memakai motor lawas.

Akupun bertanya padanya, ‘ itu berberapa ciri-cirinya sama kek aku loh… apakah
itu aku ?’.

‘Entahlah, aku udah lupa bentuk wajahnya hehe… ‘ cetusnya kepadaku.

Chat demi chat kubalas hingga tak terasa sudah tengah malam.

‘Ning gak ngantuk ? ini dah tengah malem loh’ tanyaku.

‘ngantuk sih tapi kan masih chatan sama orang yang kusuka’ jawabnya padaku.

‘Wuihhh dah punya gebetan nih yeee. Emang siapa ?’.


Aku menunggu balasan dari dia sampai berjam-jam tapi gak dibales. Akupun
berpikir ‘Yahh mungkin dia sedang videocall-an sama gebetannya’. Aku tidur dengan
perasaan yang gundah dikarenakan pertanyaanku belum terjawab sampai malam itu.

Pagi-pagi setelah aku sampai disekolah aku mengaktifkan ponselku dan


menghidupkan data selulerku. Aku terkejut bukan main-main, si Ningrum membalasku
sesaat setelah aku mematikan ponselku. Isi dari chatku sangat tidak terduga.

‘Kamulah. Siapa lagi orang yang kusayang hehe. Woeyy kamu dah tidur ?.
Heyyyyy. Jo ?. Aku butuh kamu’.

Dan yang lebih mengejutkannya lagi dia bilang ‘Yaudah kalau udah tidur. Selamat
malam pangeranku. Selamat mimpi indah. Mimpiin aku ya jo. Aku sayang kamu’.

Cowo mana yang gak gemeteran liat isi chatnya tiba-tiba berisi seperti itu ?. Ini
seperti mimpi yang menjadi kenyataan. Dan tepat sekali mimpiku dengan permintaannya.

Aku bersama dia jalan-jalan entah kemana. Dan aku hanya mengirimkan chat yang
isinya ‘Aku juga sayang sama kamu kok ning (emotikon peluk)’. Seharian full aku mikirin
dia dikelas. Dunia serasa hilang tanpa halangan yang menggangguku untuk
membayangkan dia. Guru ? lewat wae lah hahaha. Namanya orang jatuh cinta ya gak
bakal mikirin yang lain selain orang yang disayangnya.

Tidak terasa sudah bel pulang dan akupun bergegas kedepan kelasnya untuk
mengajaknya pulang bareng. Sesampainya disana, Ningrum-pun sudah menungguku
didepan kelasnya.

‘Ning, pulang bareng yok ?’ tanyaku.


‘Ayo, tapi aku nebeng kamu ya jo ? aku gak bawa motor hari ini soalnya dirumah
hanya ada satu motor dan motor itu dipake mamaku buat kekota mau berobat’
jawabnya.
‘Ayodah kalo begitu’.

Sembari berjalan untuk mengambil motorku, akupun bertanya padanya,

‘Ning, aku ada dua opsi nih. Mau langsung pulang atau masih mau jalan-jalan
sama aku ?’.

‘Gimana ya ? ayodah jalan-jalan dulu. Mumpung mamaku lagi pergi’.

’Mantap lurrr bias PDKT-in anak orang secara langsung wkwkwk’ pikirku.

‘Okedeh, yok kita jalan-jalan’.

Dijalan, apa aja dibahas. Mulai dari temen, saudara, hingga masalah keluarga. Aku-
pun sedikit bergombal manja dengannya, orang pdkt kalo gak ngegombal pasangannya
gak sah rasanya wkwkwk.

‘Kamu tau gak perbedaan telat bangun sama kamu ?’aku mencoba ngegombal
kedia.

‘Nggak tau, emang apaan ?’.

‘Kalo telat bangun tu kesiangan’.

‘Kalau aku ?’ Tanya dia serius.

‘Kalau kamu mah kesayangan eak eak eak ‘.


Dan diapun langsung tersipu malu gara-gara termakan gombalanku. Diapun
memelukku erat sekali seakan-akan dia gak ingin melepaskan aku. Padahal kan aku belum
nembak dia, tapi dia seperti sedang berpacaran denganku.

Hari mulai malam, akupun mengantarkannya sampai depan rumahnya.

‘Makasih ya jo tebengannya. Maaf ngerepotin’.

‘Gak papa kok ning, kan teman. Teman tuh harus memberi bantuan kepada
temannya jika temanya mengalami kesusahan hehehe’ jawabku.

‘Temen ya hmmm Cuma temen ‘.

Aku berpikir ‘iyalah temen masa mau suami ? kan baru berberapa hari kenalan.
Yaudahlah anggap sebagai temen deket ajalah biar gak kepikiran dianya’.

‘Yaudah kamu maunya aku anggap sebagai apa Ning ?’ tanyaku.

‘Aku pengennya lebih dari temen jo’ jawabnya.

‘temen deketku dah, mau ?’ tanyaku lagi.

‘Lebih dari itu jo hmmm’.

‘ini cewe maunya apasih manja banget dah’ dalam hatiku.

‘Temen yang dekeeeeeeeeeeet banget dah, mau ?’ tanyaku mulai kesal.

‘ Iyadah. Buat sekarang aku maunya temen dekeeeeeeeeeeet banget nget nget’
jawabnya.
‘Iya iya. Aku pulang dulu ya. Assalamualaikum’ ijin ku pulang.
Tak disangka dia menjawabku ‘Waalaikumsalam. Hati-hati ya beb’.

‘Wanjuuuu ini malah manggil bebeb. Seneng banget akutuh’ gumamku. Dan
akhirnya aku pulang dengan santuynya.
JANGAN REBUTAN DONG

Sekilas itu perjalanan yang mudah untuk kulalui. Sampai suatu ketika, teman dari
ningrum mulai menyukaiku. Dia adalah Dinda, Adinda Ayu nama lengkapnya. Entah apa
yang ada dipikirannya. Menginginkan seseorang yang sudah disukai oleh sahabatnya
sendiri. Menurut istilah sih ‘Menikung’.

Setelah satu bulan aku menjalani hubungan ini dengan Ningrum ada berberapa
masalah yang harus kuhadapi. Mulai dari orang tua, tugas, temen, sampai perusak
hubungan. Suatu malam, Ningrum ijin mau ngerjain tugas sama temennya dan aku
ngijinin.

Aku gak mau nyia-nyiain kesempatan ini, kuijinin dia dan aku langsung ngechat
temenku buat mabar. Biasalah ponsel baru, bias ngajak teme-temenku mabar hehehe.
‘kletuk’… ponselku ada yang ngechat. Kukira ningrum, eh malah dinda. Karena cewe, ya
langsung kubalas chatku. Toh dia cuma nanya keadaanku.

Akupun lanjut bermain dengan teman-temanku. Si dinda malah nyepam gak jelas.
Nanya ini, nanya itu. Maksudku, ngapain gitu cewe yang gak terlalu kukenal ngechat-
ngechat sesensitif itu. Aku menjawab seperlunya saja tanpa basa basi. Tapi dia malah
tambah bikin aku terasa nyaman.

Seharusnya laki- laki yang harus nyari pasangannya, eh ini malah kebalik wkwkwk.
Dan yang terjadi di hari-hari berikutnya adalah chattan sama 2 orang yang sama-sama
menyukaiku.

Aslinya aku paling ngehormati hati para wanita. Tapi karena aku ingin jadi agak
nakal, ya aku mainin aja perasaan mereka. Tapi yang kudapat adalah perpecahan antara
aku, ningrum, dan dinda.
Bangke, aku pengennya yang perhatian sama aku. Tapi mereka berdua sama-
sama perhatian. Dan aku memilih yang ukuran tubuhnya sama denganku. Dinda bertubuh
agak gemuk tapi perhatian dan juga berkulit sawo matang. Ningrum kurus gak terlalu
kurus sih, perhatian juga orangnya dan yang terpenting dia berkulit kuning cerah.

Agak sulit sih tapi aku suka yang bening-bening. Yaa aku pilih Ningrum ae lah.
Mayan euyy putih. Tapi disisi lain pertemanan mereka putus hanya gara-gara aku. Akupun
mencoba untuk memulihkan persahabatan mereka, lagipula mereka kan sekelas. Masa
iya teman sekelas musuh-musuhan. Tapi usahaku untuk mengembalikan pertemanan
mereka tidak bisa dikembalikan.

Akupun berdo’a semoga pertemanan mereka segera kembali seperti sedia kala.
Intinya kalau suka sama orang tuh liat kondisi juga. Masa iya gebetan temen mau diembat
juga. Kan itu bisa ngerusak persahabatan. Ngerakit persahabatan gak semudah ngerakit
rasa cinta. Semuanya tidak akan berarti tanpa pertemanan yang kuat.
JALAN YANG SESUNGGUHNYA
Perpisahan itu membuat hubunganku dengan Ningrum semakin erat. Kami telah
bertukar cerita dengan senang hati. Melalui chat tentunya. Hubunganku telah memasuki
bulan ke-3. Dia pun mulai sedikit berani kepadaku. Yang biasanya hanya menatap mukaku
langsung tersipu malu melihat senyumanku, sekarang telah meningkat menjadi lebih
arogan.

Dari yang kalau ketemuan dia diem, sekarang menjadi dia yang lebih aktif. Dan
keberaniannya pun memuncak pada saat dia mengajakku kerumahnya.

‘Yakin nih mau kerumahmu ?’ tanyaku.

‘Yakin atuh jo. Kan kita udah jadi teman dekaaat banget hehehe’.

‘Aku bawa temen ya ning ? soalnya aku takut sama papa mamamu’. Jawabku
dengan rasa takut.

‘Emang kamu punya temen gitu ? keknya enggak deh wkwkwk. Dan juga, masa
kamu takut papa mamaku ? emang mereka gigit gitu ?’guyonnya dia padaku.

‘Ya gak gitu juga ning. Tapi kan aku takut kalau mereka berkata yang tidak-tidak
padaku nanti’.

‘Udah santai aja jo. Toh dirumahku hanya ada mamaku, dan papaku sedang
bertugas diluar kota. Jadi kita bisa sepuasnya dirumahku nanti’.

‘ Okedah kalau begitu. Toh nanti kan dipulangkan lebih awal karena akan
diadakan ujian untuk kelas XII’.
Belpun berbunyi, tanda untuk kelas X dan XI pulang awal. Mampirlah aku
kerumahnya untuk mengerjakan tugas sembari bermain. Sesampainya disana, langsung
ku keluarkan bukuku dan mengerjakan tugasku.

Diapun melakukan hal yang sama denganku. Selesai mengerjakan tugas, diapun
memberiku camilan untuk menonton film bersama. Entah apa yang ada dipikiranku aku
tertidur dibahunya. Untuk pertama kalinya aku bisa merasa senyaman ini dengan
seseorang.

Setelah aku bangun, aku langsung ijin pamit untuk pulang. Dikarenakan hujan, gak
jadi pulang akhirnya. Hari semakin malam, telponku berdering menandakan orang tuaku
menghawatirkanku. Akhirnya aku memberanikan diri untuk hujan-hujanan dengan
meminjam mantel hujan. Tetapi musibah mulai muncul. Mulai dari kecipratan air hujan,
mesin mati-matian, dan parahnya lagi aku tergelincir dan jatuh ditrotoar jalan. Untung
saja para warga disekitarku sigap dan langsung membantuku.

Sesampainya dirumah sudah menunjukkan waktu pukul delapan malam. Tidak


seharusnya seorang remaja dihari efektif pulang malam. Dimarahilah diriku oleh orang
tuaku. Alhamdulillah orang tuaku pengertian, mereka memaklumiku dengan alas an masi
hujan. Mungkin hari ini aku mendapatkan sedikit kesialan dan banyak sekali
keberuntungan. Sungguh hari yang melelahkan.
SUDAH SAATNYA

Hari ini adalah hari pertama disemester kedua. Terbesit sebuah ide untuk
mengajaknya pergi jalan-jalan, tapi untuk kali ini aku mencoba untuk mengajaknya lebih
jauh. Pada saat bel istirahat kedua, aku segera bergegas pergi kekelasnya ningrum.
Sesampainya disana, aku tak melihat keberadaan ningrum. Dia juga tidak mengabariku
pada hari itu juga karena ponselnya mati sejak tadi malam.
‘Dahlah mungkin dia sedang sakit dirumahnya’pikirku. Tepat setelah pulang
sekolah si Aldo mendatangiku.

‘Jo, kamu gak denger kabar ?’ cetusnya.

‘Kabar apa do ?’ tanyaku terheran heran.

‘Ningrum masuk rumah sakit gara-gara kecelakan kemarin’.

‘Hah ? iyadah makasih ya do. Kamu memang teman terbaikku’.

‘Ok ok jo. Kamu juga teman terbaikku’.

Akupun bergegas mengambil motorku dan langsung pergi kerumah sakit untuk
menjenguk Ningrum. Tidak lupa kubelikan sesuatu untuknya dan minuman kesukaanya,
yaitu air kelapa bakar. Sesampainya dirumah sakit aku langsung pergi ke resepsionis
untuk menanyakan dimana adinda tercintaku berada.

‘Permisi mbak, untuk yang bernama Pandawasih Ningrum berada di kamar nomor
berapa ya mbak ?’ tanyaku pada resepsionis rumah sakit.

‘Maaf kalau boleh tau kamu siapanya Pandawasih ?’ cetus resepsionis kepadaku.

‘Saya kekasih daripada Pandawasih’ jawabku dengan penuh semangat.


‘Wuihh masih SMA sudah pacaran ya kamu dek hahaha. Dia sedang berada
dikamar VVIP nomor 2. Jangan lupa beri ucapan semangat ya padanya’ ejeknya padaku.

‘Saya belum pacaran mbak tapi masih PDKT hehe. Yaudah makasih mbak’.

Akupun langsung pergi kekamarnya dan wahh, disana banyak keluarganya


termasuk papa mamanya. Bingung, pusing, cape, dan juga malu jadi satu padu.

‘Le, masuk sini. Ningrum udah nunggu kamu dari kemarin’ ucap papanya
kepadaku.

‘Iya papanya ningrum, saya buka sepatu dulu’ jawabku.

Aku masuk lalu memberi salam dan bersalaman dengan keluarganya Ningrum.
Ketika aku mendatangi kasur Ningrum, hampir semua keluarga Ningrum pergi keluar
kecuali mamanya Ningrum yang sedang tertidur.

Raut muka Ningrum yang semula cemberut dan terlihat lesu, menjadi sumringah
dan penuh semangat karena kehadiranku. Akupun berbincang-bincang dengannya
tentang kenapa dia sampai kecelakaan. Saking senangnya, dia sampai menghabiskan
bingkisan yang baru aku berikan.

Tidak terasa aku sudah menghabiskan 3 jam dengannya. Dan untungnya aku
masih ingat sesuatu kepadanya.

‘Ning, mas Joko mau ngajak dek Ningrum pergi nih sesudah adek sembuh. Dek
Ningrum mau ?’ tanyaku.

‘Ningrum mau kok mas jo, kemana aja malah mau hehehe’ jawabnya.

‘Agak jauh sih dari sini. Dek Ningrum mau nonton sama mas jo ?’ tanyaku lagi.
‘Kalau mau sih mau, memang mau nonton film apa ?’

‘Film horror sih. Mayan adaptasi dari game kesukaan mas jo’.

‘Tapi tunggu Ningrum sembuh dulu ya mas ?’.

‘Okedeh dek. Mas Jo pulang dulu ya ? udah malem juga ini. Cepet sembuh dek biar
bisa maen sama mas Jo lagi’.

Anda mungkin juga menyukai