Anda di halaman 1dari 249

BELAJAR ARTI

MELEPASKAN

Oleh:AdhindaAdel.

PROLOG

Berawal dari aku yang mengagumimu. Aku yang


kembali mengingat hari-hari yang lalu tentang aku dan
kamu. Aku yang pernah jatuh cinta kepada seseorang
dengan sangat amat dalam sampai aku tersadar bahwa
diriku tenggelam dalam hal yang perlahan
Membunuhku.

Awalnya ingin kubuat sebuah deskripsi mengenai


seseorang yang amat membuatku suka dan membuatku
bisa terobsesi. Aku tidak membayangkan dia untuk
menjadi pacarku namun untuk menjadi teman hidupku
yang mengisi hari-hari dan menghabiskan waktunya
denganku, namun semua khayalan itu lenyap sudah oleh
sebuah hal yang sangat menyadarkanku.

Aku mengenalnya, dan hanya mengenalnya. Dia


mengenalku dan ya memang begitu. Tapi sebatas kenal.
Dan aku hanya seorang pengagum rahasia yang jarang
dilihat. Bahkan tidak pernah terlintas sekalipun dalam
pikirannya.
Pagi itu, terasa berjalan seperti biasanya. Tetapi kali
ini terasa lebih semangat untuk pergi ke sekolah dan
Sesampainya di sekolah aku melihat dia berjalan untuk
menuju ke dalam sekolah juga. Iya berjalan layaknya
cowok-cowok yang lainnya tegap ,santai, cool abis deh.
Dilihat sekilas ia terlihat seperti cowok yang sangat
dingin. Hingga akhirnya, bel sekolahI pun berbunyi
yang membuatnya berjalan agak cepat dari tadinya santai
.Dan itu membuatku bertahan pingan dengannya. Tetap
ragu aku pun berkata padanya.

"Eh... hai!."Seruku.

"Ya, hai juga!"Jawabnya.

Ia yang dilihat seperti cowok yang dingin ternyata


tidak begitu bagiku. Entah kenapa hanya di jawab seperti
itu saja aku mulai merasa ada yang berbeda dengan
perasaan ku. Kayaknya ada senang-senangnya gitu.

Yang biasanya hari-hariku di sekolah biasa saja,


sekarang terasa seperti ingin terus melihatnya. Semua
berubah, dari yang aku hanya diam di kelas menjadi aku
yang ingin jalan-jalan mengelilingi sekolah dan berharap
bisa bertemu dengannya dan saling tegur sapa. Dan yang
biasanya aku merasa hari-hariku biasa saja sekarang aku
suka senyum-senyum sendiri jika aku melihatnya.
Hahaha alay sih kok tapi aku senang.
Kembali lagi di pagi hari seperti biasanya, pagi ini aku
bangun telat pukul 6.45 aku baru saja terbangun.
Tadinya aku tidak mau sekolah karena sudah sangat
terlambat dan mau izin saja, tetapi entah kenapa aku
merasa semangat untuk berangkat ke sekolah walaupun
dengan keadaan telat.

Sesampainya di sekolah , aku langsung lari sekencang-


kencang nya menuju lobby sekolah. Dari kejauhan aku
melihat ada seorang pria yang sedang berlari juga, wah
sungguh sangat tidak disangka ternyata piia itu ialah dia.

“Eh lo telat juga?”ucap ku.

“Iya nihh aduhh..”Ucapnya.

“Hei cepat, sudah jam berapa ini? Kok masih santai


santai saja.” Ucap ibu guru killer yang ada di sekolahku.
Dan membuatku dengan dia sedikit tertawa kecil.

“Iya buk.”ucap ku berbarengan dengannya.

“Kalian tau waktu gak sih. Lihat sudah jamberapa ini.


Kalian sudah lewat 30 menit.” Ucap bu killer itu.

“Iya bu maaf, tadi saya telat bangun, saya ga akan


ngulangin lagi bu.”Ucap ia.

“Iya nih bu, sama saya juga bu.” Ucap ku.


“Halah kamu ikut-ikutan saja. Sekarang kalian saya
hukum.” Ucapn bu killer dengan nada keras.

“LARI 20 KELILING LAPANGAN, SEKARANG!!!.”


Ucapnya lagi.

“Haduh buuuu.” Ucap dia karena sebenernya tidak mau


lari.

“Haduh haduh, ini keselahan kalian dan kalian harus


mendapat hukuman, buruan lari sekarang.” Ucap bu
killer.

“Yaudah yu lari.” Ucapku padanya.

“Iya yuk, semagat yuk.HAHAHA.” ucapnya pada ku.

Dan.. aku dengan dia mulai berlari secara berdampingan


sampai 20 keliling dan sambil sedikit berbicara, sampai
ngos-ngosan.

__

Lalu, aku dan ia sudah menyelesaikan hukuman


tersebut. Dan langsung bergegas untuk ke kembali kelas
dan mengambil tas yang semula nya di simpan di meja
loby.

“Hei cape ga? Cape lah ya. Haha.” Tanya nya padaku.

“Cape lah, pastinya.”jawabku padanya.


“Kantin dulu yuk, Aku haus nih. Mau ga lo? Lagian
kan kita juga gak boleh masuk sampai pelajarab pertama
selesai.” Gumam nya.

“Oh iya ya, yaudah yuk. Gue juga haus banget nih.”

Sesampainya di kantin aku dan dia duduk berdua dan


sambil sedikit berbincang-berbincang. (KRINGGGG...)
baru saja duduk sebentar , eh bel masuk pelajaran kedua
sudah berbunyi. Dan itu membuatku dengannya
langsung menuju ke kelas. Saat dijalan ia berkata.

“Besok jangan telat lagi ya. Nanti di hukum lagi.”


Ucapnya yang membuat aku senyum-senyum sendiri.

“Haha iya. Lo juga jangan telat lagi lho.” Ucap ku


padanya.

“Yaudah sana masuk kelas, see you!.” Gumamnya.

“Okey bye, gue duluan ya, see you to!.” Ujar ku.

“Iyaa iya sana.” Ucapnya sambil sedikit senyum


kepadaku.

Haduhh senyuman nya itu loh. Kaya gini aja hatiku


langsung berdegup kencang. Karena hal yang tidak di
sangka sangka seperti ini bakalan terjadi padaku. HEHE.
___

Keesokan harinya, Entah kenapa akhir-akhir ini ia lebih


sering ke bawah. Oh iya guys, BTW kelas aku di bawah
dan dia di atas ya, Lanjut. Lalu, hal yang tidak aku duga
duga pun terjadi ,aku yang sedang duduk di depan kelas
sendirian, dihampiri oleh Nya dan berkata.

"Hai, ketemu lagi..". Katanya. Dan perasaan aku deg-


degan tidak karuan antara kaget dan senang saat ia
berkata itu kepadaku.

"Eh iya, Hai juga. Ada apa ke bawah?".Tanya ku kepada


nya.

"Tidak ada apa-apa . Hanya bosan dan suntuk saja di


atas Terus ". Ujarnya

"Oh, kirain ada perlu". Kata aku.

Woi guys asal kalian tahu, saat itu aku salting (Salah
Tingkah) banget loh.

‘’Kamu kenapa duduk di luar gini sendirian?.”Ucapnya.

“Gapapa, suntuk saja di kelas.”Jawabku.

“Ohh, ya.... “(kringggg...kring) bel masuk kelas pun


berbunyi. Dan memotong pembicaraan ku dengan nya.

"Ya udah ya aku ke atas dulu ya." Ucapnya


"Oh iya-iya,bye". Ucapku

Sesingkat Itu percakapan ku dengannya .tapi begitu saja


aku bahagia dan pada saat itu aku merasa sepertinya ada
yang gak benar dengan perasaanku. Ya, sepertinya aku
jatuh cinta padanya pada . Entah dengan Ia padaku.

__

Dua hari selanjutnya berjalan seperti biasa . Sudah dua


hari berlalu aku tidak melihatnya.

"Kemana ya dia?." Ucapku kepada temanku

"Emangnya kenapa?." Gumam temanku.

"Sudah dua hari aku tidak melihatnya."Ujarku.

"Mungkin ia sedang sakit atau izin tidak masuk


sekolah".Ucapnya

"Iya sih ,sepertinya begitu."Uapku

"Coba saja tanyakan kepada teman sekelasnya. Ayo gue


temenin ke atas, ke kelasnya." Katanya

"Benar juga, yuk..". Jawabku dengan semangat

Tanpa jeda aku dengan temanku pun bergegas menuju


ke kelasnya yang berada di atas. Tanpa ragu pun aku
bertanya kepada teman sekelasnya yang sekaligus
temanku juga.Redy namanya.
"Eh dy, kemana ya? Kok aku udah dua hari ini tidak
melihatnya?" .Ucapku

"Dia sedang sakit, Katanya sih kecapean."Jawabnya.

Dan perasaan ku saat ready berkata seperti itu


seketika... langsung sedih aja gitu. Secara Aku Bukan
siapa-siapanya dia dan aku bisa apa saat mengetahui
sedang sakit. Hahaha lebay ya. Tapi emang iya.

"Oh ya udah, makasih di infonya".Ucapku.

"Cieeeee. nyariin nihh.. uhuy!".Katanya sambil


senyum-senyum mengejekku.

" Ih apaan sih kok enggak jelas deh lo!".Ujar ku kesal.

"Hahaha,yaudah sama-sama".Ucapnya.

---

Keesokan harinya, pagi hari dengan awan yang cerah


dan Pagi yang sangat sejuk dan dingin itu. Seperti
biasanya aku berjalan dari gerbang sekolah menuju ke
lobby utama sekolah. Saat berjalan, pada saat itu spontan
pandangan aku menatap kearah yang sedang berjalan.
Aku menghampirinya dan mencoba untuk menanyakan
langsung. Kenapa ia tidak kelihatan dua hari kemarin.

"Kemana aja lo?".Tanyaku padanya.


" Iya nih, gue nggak masuk, nggak enak badan
kayaknya sih kecapean."Jawabnya

" Terus sekarang gimana? Udah enakan?."Ucapku.

"Ya,lumayan lah".Katanya

"Ya, cepet sembuh deh ya".Gumamku.

"Siap makasih dut, HAHAHA".Ucapnya dan


membuat ku sedikit tertawa.

"Dut" panggilan atau sebutan khusus yang membuatku


senang walaupun bagi orang lain itu biasa-biasa saja.
Gemez deh kalo dia udah bilang “Dut”.

"Hahaha,apaan sih lo!" Ucapku.

---

Dan pada saat beristirahat berbunyi yang


menghampiri ku datang ke bawah karena ini meminta
tolong menelepon nih hp-nya. Entah ketinggalan di
rumahnya atau ia lupa menyimpan atau hilang.

"Dut, telfonin nomor gue dong."Kata dia

"Hah, emang kenapa?"Tanyaku kaget.

"Ini, HP gue kok nggak ada ya dari tadi. Gatau hilang,


ketinggalan di rumah atau lupa nyimpen".Gumam nya.
"Tolong telfonin dong." Ucapnya lagi. Dengan muka
panik nya.

" Ya udah sini Mana nomor teleponnya."kataku


sambil membuka HP yang semulanya terkunci.

"Nih gue sebutin, 0888 kapan-kapan kita ke Dufan


HAHAHA."katanya dan tawanya yang lumayan keras.

"Ih apaan sih yang benar dong, gue gabercanda


ah".Kataku kesal.

"Eh iya iya maaf dut, ini yang bener


0888xxxxxx"ucapnya.

"Oke bentar gua telfon".Kataku

" Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi.


Silahkan coba beberapa saat lagi." kata mbak operator
sambil speaker nya ku nyalakan.

"Yah, kok nggak bisa dihubungi sih kenapa


ya?."ucapnya.

"Mana kutahu." kataku.

“Aduh bikin gue makin panik aja nih.”ujarnya.

Bel masuk pun berbunyi~. KRING...KRING...KRING..

"Yaudah lah,semoga aja nggak ilang cuma


ketinggalan di rumah aja gitu.Amin...." katanya.
"Iya aminn, semoga saja"Ujarku

"Yaudah,gue kekelas dulu deh ya,bye".Ucapnya

"Oh iya, makasih ya dut."Ucapnya lagi sambil berlari


kecil dan membuatku sedikit tersenyum karena
panggilan yang ia berika pada ku.

"Iya sama sama, bye juga".Gumamku

__

Aduh,cuma seperti ini dan se singkat ini saja aku bisa


sesenang ini. Jujur aku takut jatuh cinta terlalu dalam
kepada dia. Aku takut, karena aku takut patah hati karena
dia. Sejujurnya aku sudah tahu dari ucapan orang orang
yang katanya, Dia itu playboy, Dia itu suka menyakiti,
dan Dia itu memilah milih cewe yg ia sukai. Sejujurnya
takut sih guys dan gamau sampai hal itu terjadi padaku.

Tetapi ucapan ucapan itu semua tidak berpengatuh


untuku ku. Karena aku percaya ia tidak mungkin seperti
itu dan juga dulu ia yang awalnya dingin kepada ku itu
,sekarang berubah menjadi lebih baik dan ga se dingin
seperti yang kuduga sebelumnya.

Tetapi hari-hari ini terus berjalan seiring waktu.


Benih cinta yang benar-benar cinta ini pun tumbuh di
hatiku. Aku yang selalu memandangi dia dari kejauhan.
Walaupun ia so cool sih tapi karismatik dan selalu
membuatku terkesima dansenyum-senyum sendiri setiap
melihatnya atau bertemu dengannya.

----

Tibalah di mana hari yang akan ada acara acara


menarik dan yang diadakan di sekolah. Dan semua siswa
bergegas untuk melihat acara tersebut yang berada di
halaman sekolah dan teman-teman dekatku pun juga
menuju ke halaman sekolah. Aku dengar dengar sih ia
akan mengikuti perlombaan sepak bola atau futsal antara
kelas. Maka dari itu aku pun ingin melihatnya saat ia
bermain di lapangan. Tak lama kemudian seluruh
permainan antar kelas itu menuju ke lapangan tepatnya
berdiri di tengah lapangan. Seketika hati ku deg-degan
saat melihat ia jauh lebih tampan dari sebelumnya. Hehe.

"Cowo kalo main futsal ganteng ya." ucap ku dalam


hati.

"Omg guys lihat ganteng banget dia." ujarku sambil


senyum-senyum karena senang.

"Cieeeee..cihuy... prince nya main nih."ucap teman-


temanku dengan senang.

"Hahaha apaan sih guys." kataku.


Beberapa menit kemudian pertandingan pun dimulai dan
kelas ia melawan kelas 12. Aku yang berdiri di pinggir
lapangan untuk melihatnya berkata.

"Hei."kataku dan membuatnya dan oleh ke arahku.

"Apa?."serunya.

"Semangat ya mainnya,kamu pasti bisa". ucapku


sambil gemetar karena deg-degan.

"Iya pasti makasih dut udah nyemangatin." katanya


yang membuatku hatiku langsung berbunga-bunga.

"Yaudah ya gua mau pemanasan dulu, soalnya


sebentar lagi pertandingannya dimulai. Bye."katanya
lagi.

“Sana lo duduk di kursi-kursi pinggir lapangan itu saja


dulu.”ucapnya menyuruhku.

“Iya.." ucapku sambil menatap kearah nya.

Dan teman-temanku yang melihat ke arahku saat


berbicara dengan ia langsung berkata.

"Cieee.. seneng nih cihuy.." kata mereka.

"Hehehe."ucapkan malu-malu.

"Iya dong pasti senang."ucapku lagi dengan PD nya


sambil senyum-senyum.
Berjalan seperti biasa aku dan teman-teman yang
berada di lapangan bersama-sama. Ia yang sedang
melakukan permainan tersebut dan aku yang
memandang ia dari pinggir lapangan.

Pertandingan selesai, aku sudah menyiapkan sebotol


air putih untuk aku berikan kepadanya.

"Nih minum dulu".Kataku sambil mengasih botol air


mineral tersebut.

"Makasih baik banget sih lo." ucapnya sambil


tersenyum lebar.

“Iya sama-sama. Diminum ya.” Ucapku.

Omg baru kali ini aku lihat ia tersenyum seperti itu


kepadaku. Percayalah jarang-jarang ia seperti itu.

Hmm. Sejujurnya aku jatuh cinta padanya dan aku


semakin mengaguminya nya. Aku seperti ini karena
sikap dia dan cara ia seperti itu membuat aku jatuh cinta
padanya. Hm, okey walaupun seprtinya tak mungkin.
Secara ia cukup tampan dan jangan di hiraukan hampir
seluruh siswa pasti mengenalnya.
Hari itu pun berlalu. Keesokan harinya, aku melihat
tatapan orang-orang yang melihat ke arahku sangatlah
berbeda,sinis, jutek dan berbisik-bisik kecil. Fix,tidak
seperti biasanya. Ini semua tanpa di sangka sangka loh.

Ya.. memang aku sedang berjalan dengan dia secara


berdampingan dan sedikit berbicara. Dan yang hanya ada
dari pikiranku hanya lah.

"Wah ada yang tidak beres nih." kataku dalam hati.

"Hei kamu kenapa terlihat seperti bingung gitu."


ucapnya.

"Eh.. em.. nggak,nggak papa, gak ada apa-apa ko."


ucap ku gugup.

“Yakin gapapa?.” Tanya nya bingung.

“Iya gapapa ish.” Jawabku agak sedikit kesal, karena


melihat orang-orang seperti itu pada ku.

"Ya udah yuk" kata ia.

"Yuk." ucapku

Sesampainya di kelas aku bertanya kepada teman ku.

"Eh kenapa ya orang-orang menatapku sinis seperti itu


tadi pagi?." ucap ku.
Seketika muka teman-temanku berubah menjadi bingung
mau berkata apa. Lalu ia berkata dengan gugup dan
terbata-bata. Tatapan ku langsung curiga saat melihat
ekspresinya seperti itu.

"Um...sepertinya semua orang sudah tahu kalau kamu


menyukainya."katanya.

"Hah ,gawat demi apa?!?." kataku kaget.

"Haduh bagaimana jika ia mengetahuinya. Aku tidak


mau ia mengetahuinya."ucapku lagi

"Aku juga tidak tahu kenapa bisa seperti ini." kata


temanku.

"Kalo gini sih sudah menjadi rahasia umum, bukan


rahasia untuk diriku sendiri lagi." ucap ku dengan
perasaan kesal dan lemas setelah mendengar ucapan
temanku tadi.

----

Setelah aku mendengat hal tersebut. Aku bingung


harus seperti apa dan merasa galau sembari memikirkan
mengapa ini bisa terjadi. Aku yang tadinya ceria menjadi
murung. Aku yang tadinya hiperaktif menjadi aku yang
hanya diam saja. Karena mood ku saat itu sedang tidak
bagus.
Tidak ku sangka-sangka dengan ia yang biasa nya
sangat ramah kepadaku dan selalu senyum kepadaku,
walaupun sedikit. Sekarang berubah drastis, kembali
menjadi dia yang dingin, so cool yang sepertinya ia juga
sudah mengetahui semua ini.

__

Sore hari itu, sepulang sekolah. Aku duduk di depan


teras ku sambil memandangi hujannya rintik-rintik
dengan segelas susu hangat untung menenangkan diri.
Saat itu aku hanya bisa melampiaskan kesedihanku
dengan nulis apa yang sedang aku pikirkan di notebook
yang isinya curhatan hatiku. Dan juga sambil
mendengarkan lagu kesukaan aku yang dinyanyikan oleh
pamungkas yang berjudul "i love you but i am letting
go" lalu kutulis.

"Berawal dari aku yang mengaguminya. Tak berniat


untuk menyayanginya. Apalagi sampai menyayanginya
sedalam ini. Aku tak tahu apa yang terjadi padaku. Dan
apa maksud dari semua ini. Jujur aku sungguh tersiksa
dengan harapan ini yaitu sebuah rasa yang hanya sepihak
dan mungkin takkan pernah terjadi dan terwujud. Jika
terjadi seperti ini harus bagaimanakah aku. Tolong aku
bingung(: -me2019."
__

"Kring...." jam alarm ku berbunyi yang membuatku


bangun dari kelelapan tidur ini. Tidak seperti biasanya
aku yang semangat untuk pergi ke sekolah karena
kejadian kemarin. Hmmm... rasanya aku tidak mau
sekolah saja.

Pagi itu sesampainya di sekolah. Aku kembali


menatapnya lagi. Akan tetapi, kali ini ia melihat sinis
kepadaku. Sepertinya menoleh ke arahku saja ia Gengsi
dan tidak mau. Aku langsung berpikir. Apakah ia
mengetahuinya dari omongan orang? Sudahlah hancur
sekali hatiku saat itu. Tetapi aku berusaha Tegar dan
terlihat biasa saja. Karena aku tidak mau merasa patah
hati karena dia.

Bel istirahat berbunyi, aku dan teman-temanku


bergegas untuk menuju kantin. Sesampainya di kantin,
aku melihat teman ku si redy itu sedang berbicara
dengannya.

"Di lapangan futsal Braga ya Di " kata dia

" Oke jam berapa nih?. " ucap redy

"Sepulang sekolah saja. 15.30 an saja ". Ujar ia.


Lalu, dia bergegas meninggalkan kantin untuk kembali
ke kelasnya dan akupun langsung berjalan menuju ke
arah ready dan aku berkata

"Eh lu ngomongin apa sama dia tadi. "Ujarku

"Kepo loh hahaha. "Ucap ready

"Seriusssss!. " ucapku

"Iya-iya, tadi Dia ngajak bermain futsal nanti sore di


lapangan futsal braga "kata redy.

"Oalah... umm sama siapa aja dy? ." Tanyaku pada


redy.

"Kenapa? Mau ikut? Mau nontonin dia main futsal?


"Ujarnya.

"Emang boleh ya gua ikut ?. "Tanyaku lagi

"Siapa yang melarang. Ya udah gue tunggu nanti sore


ya "ucap redy.

" Oke!. "Ucapku.

Sontak aku berpikir, harus melakukan apa Aku di sana


dan sebenarnya untuk apa juga aku ke sana. Apakah dia
akan merespon ku saat aku berada disana?. Ya, tapi tidak
apa-apa lah.
_

Pukul 15. 00 bel pulang sekolah pun berbunyi aku


yang tadinya kucel langsung bergegas ke kamar mandi
untuk touch up tipis tipis supaya terlihat lebih fresh
nanti. Dengan semangat yang membara aku pun
langsung otw ke sana.

Sesampainya aku di lapangan futsal Braga tersebut


tanpa jeda pandanganku langsung tertuju kepada cowok
berbaju hitam dan postur badan yang tegap itu. Iya itu
dia, cowok yang aku kagumi selama ini.

"Hai." Ujarku sambil tersenyum kecil.

"Ya Hai juga. "Jawabnya dengan flat tiada ekspresi


apapun. Sangat tidak seperti biasanya.

Entah mengapa kalau pada saat itu dia tidak


membalas Senyumanku, namun jantungku berdegup
sangat kencang. Sejujurnya di situ aku sedih. Tapi, ya
aku mau bagaimana lagi Aku aku cuma berpikir memang
sifat dia seperti itu. Dan pada saat itu juga redy juga
hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya karena
melihat sikap dia yang sangat dingin kepada aku.

"Harus tahan banting kalau mau sama cowok kayak


dia."bisik ready kepadaku.

Dan respon ku hanya mengangguk-angguk mendengar


bisikan ready.
30 menit berlalu, aku yang masih mengandangi nya
dari pinggir lapangan dan ia yang masih melakukan
permainannya.

Dan... datanglah seorang perempuan ke dalam


lapangan futsal tersebut. Sontak Pandanganku langsung
tertuju kepada perempuan itu. Perempuan berambut
badai tetapi tidak karismatik bagiku.

"Siapa ya dia?." Tanya aku kepada salah satu temanku.

"Hm... aku juga tidak mengenalnya. "Jawabnya

"Kok sendirian saja ya. Dia ingin melihat Siapa yang di


sini. "Ucapku

" Hm... mungkin... "ucap temanku terpotong karena aku


ingin bergegas ke toilet karena sudah kebelet.

"Gue ke toilet dulu ya Tunggu sebentar ya."Gumamku


mau memotong ucapannya titik.

Sekitar 10 menitan akhirnya aku keluar dari toilet dan


permainan futsal itupun sudah berakhir. Seketika ia
berjalan ke arah ah aku yang mana disitu Posisiku
dengan si cewek itu bersebelahan.

Um.... kupikir ia akan menghampiriku. Ternyata


tidak, dia menghampiri perempuan itu. Dan akupun
merasa terkejut dan sedikit Down karena melihat ia
dengannya.

Pada saat itu, diriku seakan tidak percaya jika lelaki


yang aku kagumi selama ini telah menyukai orang lain.
Yang mana orang itu adalah orang yang tepat disebelah
ku dan yang aku tidak sangka bahwa perempuan itu yang
akan di hampiri olehnya.

Masih tak percaya ,kejadian seperti ini terjadi saat itu


juga. Aku hanya bisa terdiam saat melihat mereka
berbincang-bincang seseru itu. Sedikit demi sedikit
mataku mulai berkaca-kaca dan sedikit demi sedikit
mengeluarkan air mata.

"Kamu nggak apa-apa kan? Jangan sedih." Ucap


temanku khawatir.

"Enggak kok, enggak apa-apa." Ucapku yang


berusaha Tegar sambil menghapus air mata. Yang
ternyata dia pun melihatku menangis tetapi tidak ada
reaksi apa-apa darinya. Redy pun menghampiriku. Dan
berkata.

"Sabar ya, kamu kuat. "Gumamnya yang membuat


hatiku lemah dan airmata kembali mengalir.

" Udah jangan nangis terus. "Ucap temanku dan redy


secara besamaan.

“Gausah lah nangisin cowo seperti dia itu.”ucap redy.


"Yuk pulang." Kataku.

Karena tidak ingin melihat ia dengannya yang masih


terus bersama dan melihat ia yang sangat tidak peduli
dengan keaadan ku saat itu.

"Iya, hayu." Jawabnya.

Sepanjang jalan malam itu, aku hanya bisa menangisi


dalam helm yang aku gunakan. Sebab Teringat selalu
kejadian yang baru saja aku rasakan. Aku langsung
berfikir kenapa aku harus menonton futsal itu, aku tidak
mu seperti ini. Ini hal yang aku takutkan selama ini.

Sesampai di rumah diriku sangat berbeda hanya


ingin sendiri dan merenung sembari mendengarkan lagu
dan menulis di notebook. Lalu, aku menuliskan seluruh
isi hatiku.

"Aku tak berhak cemburu. Aku sadar aku bukan siapa-


siapanya. Aku hanyalah orang yang memandangnya dari
jauh. Bukan lah orang yang selalu ada disampingnya.
Sepertinya aku tak pantas untuknya.Aku harus apa ?"-
Me 2019

Pada saat itu juga , aku langsung meras insecure,


merasa aku itu kurang bahkan sangat sangat kurang
untuknya.Sepertinya aku tidak pantas untuk mu.

"Aku bukan lah wanitanya sempurna, melaikan


wanita yang banyak kekerungannya dan tak mungkin
juga dia cintai.Aku tak pantas untuk mu." Ungkapan hati
ku.

__

Hari selanjutnya, hari ini sangat cerah tetapi tidak


begitu dengan keadaan hatiku. Aku yang selalu Murung,
sedih, lesu dan tanpa tenaga ini sudah tidak
mengharapkan apa-apa. Dan seketika terlintas di dalam
benakku.

"Apakah mencintaimu dalam diam sesakit ini?".

"Oke mungkin aku harus belajar arti melepaskan".

Aku harus membuat keputusan Bagaimana perasaan


itu seharusnya. Agar aku tidak terus-menerus larut dalam
kesedihan ini.

"Sudahlah kamu mah ayo semangat! Jangan


bersedih terus." Ucap teman-temanku yang menjadi
support system ku.

" Hm... oke, aku yakin aku bisa dan kuat


menghadapi ini semua. "Gumamku.

"Sudah lah jangan terlalu terlarut dalam kesedihin


ini" ucapku dalam hati.

Dan akhirnya teman temanku berkata.


" Kamu dulu saja bisa bahagia , masa cuma gara gara ini
saja kamu menjadi down seperti ini". ucap teman ku.

" Semangattt yukkkk!!!". sorak teman temanku yang


membuat aku semangat lagi.

--

Ucapan mereka yang memotivasi ku saat itu saat aku


merasa Down karena hal ini terjadi. Sekarang aku paham
kalau mencintai seseorang tidak semudah yang aku
bayangkan. Hal yang paling penting dalam mencintai
seseorang itu adalah janganlah kalian berharap lebih
kepada dia. Karena mencintai sendirian itu berat.

Kukira patah hati itu adalah hal yang tidak akan


kualami. Kupikir patah hati adalah sebuah perasaan yang
tidak mungkin kurasakan. Dengan bangganya aku
berkata pada diriku sendiri kalau aku tidak akan pernah
patah hati. Namun kenyataannya berbeda.

Patah hati. Saat itu menghampiriku. Baru-baru ini


kurasakan yang namanya kepedihan karena patah hati.
Bukan karena cinta. Tapi suka. Lebih menyakitkan dari
apa yang kupikirkan.
__

Setelah kejadian itu, aku mendengar kabar kabari


tentang nya yang sedang dekat dengan cewe-cewe yang
lainnya. Jujur aku sangat merasa sedih saat mendengar
berita seperti itu.

Tetapi, seeiring berita itu selalu terdengar di telingaku.


Ada juga yang bilang, ia tidak jadi dengan perempuan
itu, sepertinya sudah ada yang baru lagi. Terus saja
seperti itu, cape juga aku mendengarnya. Haduhh~

Percayalah, ucapan itu terus menerus saja berputar di


benak ku. Sampai aku merasa, ah sudah lah, buat apa aku
memikirkannya. Tidak penting.

"Dia sudah menyakiti ku."

"Dia sudah membuat ku sedih terus menerus dalam


kepedihan ini."

"Dia sudah bahagia juga, untuk apa aku memikirkan


nya."

Hari demi hari sudah kulewati tanpa beban yang aku


pikirkan, yaitu tentang dia. Semuanya sudah biasa saja.
Tak ada lagi hal yang aku pikirkan.
Oh ya, tentang aku dengannya. Terasa sudah biasa saja,
kembali saling menyapa satu sama lain, kembali saling
bertukar senyum apabila bertemu dan juga kembali
berbicara seperti biasa.

“ Hei dut, apa kabar?.” Ucapnya dengan sedikit


senyum.

“ Hai juga, baik ko.” Ujarku.

Percakapan yang terulang lagi seperti pada saat


semuanya dimulai. Bagaimana perasaan ku? Tentu tidak
seperti pada saat semuanya di mulai.

-----

“Pada akhirnya, hanya ada tiga hal yang berarti:


Seberapa tulus kau mencintainya, Seberapa lembut
dan sabar kamu menjalani hidup dan seberapa
ikhlas kau melepaskan sesuatu yang tak seharusnya
untuk mu”
EPILOG

INGAT YA. Cinta juga tidak bisa dipaksakan. Cinta


memang rumit. Apapun hal yang berkaitan dengan hati
memang tidak pernah bisa dinalar oleh logika.

Cinta juga mempunyai cara yang unik bagi setiap


orang yang merasakannya. Berani mencintai harus berani
juga mengambil resiko nya.

Ada 2 hal dalam mencintai seseorang. Pertama, jika


kamu mencintai seseorang maka ungkapkanlah
kepadanya. Kedua, jika kau mencintainya. Namun tidak
berani mengucapkannya. Maka kitA harus bisa rela jika
melihatnya dengan orang lain.

Wah begitu banyak spekulasi-spekulasi yang


berputar di benakku hingga pada akhirnya aku berpikir
satu hal yang pasti baik untuk diriku: Haruskah aku
belajar arti melepaskan?

“Karena sebenarnya, orang yang benar-benar


melepaskan akan melepaskan seutuhnya. Dan, orang
yang benar-benar mencintai akan mencintai
sepenuhnya.”
EUPHORIA

Oleh : Zasmin Aufania P

Pagi hari ini koridor


yang awalnya ramai
seketika hening.
Hanya ada bisikan-
bisikan dari siswi-siswi yang tengah
menatap pria dengan tubuh tinggi
berwajah tampan itu.

Sementara si pria, nampak terlihat sangat dingin bahkan


tidak peduli sama sekali dengan bisikan para siswi
maupun pujian yang dilontarkan oleh siswi, terlihat tidak
ada artinya sama sekali bagi Athalla.

Athalla Reynand Putra. Pria yang memiliki garis wajah


tampan itu nampak biasa saja bahkan ia sepertinya
jarang tertawa atau bahkan sekedar senyum. Terlebih
kepada perempuan ia bahkan sulit sekali untuk
tersenyum.

Namun dibalik notabenenya yang dicap sebagai manusia


berdarah dingin ia mempunyai sifat yang tidak terduga.

Kata orang orang Athalla itu definisi sempurna, saking


sempurnanya tuhanpun sampai bingung harus menaruh
dimana letak kekurangannya.
Bagaimana tidak sempurna, paras tampan dan menarik,
aktif dalam kegiatan organisasi, urutan pertama dalam
daftar ranking paralel selama 2 tahun berturut turut,
badannya tinggi dan tegap yang membuatnya makin
terlihat berwibawa.

" ATHAAAAA " teriak seseorang dari ujung koridor.

Siapa lagi kalau bukan teman ter-idiotnya Athalla,


Gilang.

Mendengar namanya di teriakkan, Athalla otomatis


menengok ke sumber suara.

" ATHAA I MISS YOU " kata Gilang sembari


merangkul athalla.

" woi, homo. Gue geli. " Balas Athalla sambil


mendorong gilang pertanda untuk menjauh.

" Btw lang, kalo manggil nama gue jangan setengah-


setengah. " pinta Athalla

" Lah napa tha . . . " jawab Gilang yang belum faham apa
maksud Athalla.

" OH! HAHA ASHIAAAP "

Mendengar respon Gilang, Athalla hanya mengacungkan


jari tengahnya saja dan pergi melangkah duluan menuju
lapangan.
-

Naya berlari secepat mungkin untuk sampai ke lapang


sekolah barunya, pasalnya dia hampir telat untuk
kegiatan MOS hari ini.

Nafasnya terengah-engah akibat berlari.

" Pagi pagi udah hampir sial, kayanya gue bakal sial
seharian. " Batin Naya pesimis.

Benar saja, baru selang beberapa menit, Naya merasakan


mual yang kuat. Ia tak tahan dan meminta izin kepada
mentornya. Naya berjalan cepat sembari menutup
mulutnya untuk menahan rasa mualnya dan tidak
memperhatikan jalan.

/BRUK/ Naya menabrak seseorang dan tragisnya. .

Mual yang ia tahan pun akhirnya tak terbendung dan


berakhir mengeluarkan isi perutnya.

Naya terkejut setengah mati, begitupun dengan orang


yang ia tabrak. Dua-duanya terdiam karena saking
terkejutnya.

Naya yang sudah sadar pun langsung mengeluarkan tisu


basah dari saku bajunya dan mengelap kasar jas hitam
orang tersebut yang terkena sedikit muntahannya.
Orang tersebut menepis kasar tangan naya dan
menatapnya rendahan.

" Na-ya A-nin-di-ya, " Orang tersebut membaca bet


nama Naya sembari mengelap jasnya menggunakan sapu
tangannya.

" MA-MAAF KAK! " kata maaf terlontar dengan


lantang.

" Maaf? udah basi. Tanggung jawab! "

Orang itu melepas jas nya dan melemparnya ke arah


Naya.

" Cuciin jas gue, besok harus udah bersih. "

Lantas orang tersebut berjalan santai meninggalkan Naya


yang masih syok.

" Loh nay, lo ga jadi ke toil-OHMYGOD! " Rere, teman


Naya terkejut hebat melihat Naya yang terduduk lemas
dan menangis di tengah-tengah koridor.

" Nay lo kenapa?! "

Naya tidak menjawab.

" Ini jas siapa? " tanya Rere melihat jas hitam yang
dipegang naya
" Punya iblis " jawab naya melihat jas hitam yang jadi
mimpi buruknya.

" Athalla Reynand Putra, ketua osis. Loh kok jas ketos
ada di lo nay? " tanya Rere lagi.

Mendengar hal itu Naya menangis semakin keras.


Bagaimana tidak di hari pertamanya dia harus berurusan
dengan orang berpengaruh seantero sekolah.

Pagi ini hari kedua kegiatan MOS di sekolah Naya, hari


ini juga Naya harus mengembalikan jas Athalla tapi lagi-
lagi sialnya Naya lupa membawa jas tersebut.

Saat jam istirahat, Athalla mencari Naya untuk menagih


jas nya kembali.

Naya yang sedang makan dan melihat Athalla mencari


cari dirinya, langsung sigap berdiri dan izin ke toilet
untuk menghindarinya.

Hari ini rasanya seisi dunia pun enggan memihak Naya


untuk tidak sial, karena Naya menabrak lagi tubuh tinggi
Athalla.

" Mau kemana lo? Balikin jas Osis gue. "

" Eee itu anu kak, Jas kaka ada di tas saya. Saya mau ke
toilet dulu sebentar. " jawab Naya bohong.
" Ngga, Lo ga boleh ke toilet sebelum balikin jas gue. "
ancam Athalla.

Naya semakin pusing untuk memikirkan alasan bahwa


dia lupa membawa jas Athalla.

Naya tanpa sadar menarik tangan Athalla, mengajaknya


ke tempat yang lebih sepi untuk menjelaskan alasannya.

Athalla dibuat kaget oleh sikap Naya yang spontan.

Setelah sampai di tempat yang jauh dari keramaian,


Naya berbungkuk bahkan hampir bersujud untuk
meminta maaf atas kecerobohan dirinya.

" SAYA MINTA MAAF KAK, SAYA LUPA BAWA


JAS KAKA "

Athalla yang tidak pernah mengira akan seperti ini


terkejut bukan main, pasalnya Naya meminta maaf
dengan suara paling lantang yang sepertinya bisa ia
keluarkan, ditambah lagi badannya yang berbungkuk
tanda bahwa ia benar benar minta maaf.

Athalla hanya diam melihat Naya yang masih


membungkuk.

" Bangun. " suruh Athalla.

Naya masih membungkuk.

" Gue bilang bangun. "


Naya yang tidak ingin cari masalah lagi segera bangun
dengan pelan-pelan.

Athalla menghela nafas kasar.

" Besok pagi gue tunggu di gerbang, lo udah harus bawa


jas gue. " perintah Athalla.

" BAIK KA. " jawab Naya dengan suara lantangnya lagi.

" Ga usah teriak bisa ga sih? Kuping gue sakit. " kata
Athalla sambil mengusap kupingnya.

" I-iya siap ka. "

Naya membuka pintu kamarnya dan merebahkan tubuh


kecilnya di ranjang empuknya. Memikirkan semua
kesialannya 2 hari ini. tiba-tiba saja,

*LINE* Notif handphone Naya berbunyi.

Saat membaca notifbar nya, Naya terkejut sampai


sampai hampir tersedak ludahnya sendiri.

Athalla R

Bawa jas gue besok.

Nayaa

Baik ka. Kalau boleh tau,


ka athalla dapet darimana nomor saya?

Athalla R

Gue tunggu di gerbang depan jam 06.00

Nayaa

iya ka.

" jam 6? gue dateng ke sekolah nyubuh dong? Gila ni


senior " kata Naya kepada dirinya sendiri.

Pagi ini bandung dinginnya bukan main, Naya mengusap


tubuh nya menggunakan kedua tangannya. Jaket yang ia
kenakan pun rasanya tak berpengaruh.

Naya sedang menunggu Athalla di depan gerbang


sekolahnya sambil memegangi jas Osis sebagai janjinya.

Satu motor pun mendekat ke arah Naya yang sedang


berdiri menggigil karena saking dinginnya.

Saat motor itu berhenti tepat di depan Naya, sang


pengemudi membuka kaca helmnya.

itu Athalla.
" ini ka jas nya. " Naya memberikan jas osis kepada sang
pemiliknya.

" Lo udah sarapan? " bukannya ucapan terimakasih,


tetapi malah tawaran sarapan yang Naya terima.

" Eh? Belum ka, kenapa ? "

Athalla mengeluarkan satu kotak susu rasa karamel dan


memberikannya pada Naya. Naya yang diberi pun harus
menerimanya.

Setelah itu Athalla menyalakan motornya, masuk ke


dalam sekolahnya dan meninggalkan Naya di gerbang
depan.

" Nayaa! " panggil Rere tidak jauh dari gerbang.

" Tumben lo minum susu? rasa karamel lagi. " Rere yang
melihat kotak susu karamel ditangan Naya terheran,
pasalnya naya bukan orang yang rajin minum susu.

" Dapet dari ka athalla re. Gue nolaknya bingung, mana


dia langsung pergi aja. "

" Athalla? Ketua Osis itu kan?! " Rere jadi heboh sendiri
mendengar nama Athalla.

" iya, heboh banget sih, biasa aja kali " respon Naya
polos.
" Lo yang aneh karena ga heboh nay! Ka athalla tuh jadi
rebutannya hampir semua cewe di sekolah kita. Alumni
aja pernah kepincut sama ka athalla, saking rebutan dan
pernah jadi ricuh semua cewe disekolah ini bikin slogan
buat ka atha. " jelas Rere panjang lebar.

" Slogan? Ka athalla punya slogan? " tanya Naya.

" iya! Bunyi slogannya tuh ' Athalla Reynand Putera


milik kita bersama '. " jelas Rere lagi.

Naya tertawa bukan main, baru kali ini ia mendapati


seseorang diberi slogan. Aneh-aneh saja.

" Kok lo ketawa sih? gue serius naay "

" Gue anti banget sih menganut slogan itu " lalu Naya
tertawa lebih keras lagi.

Tak terasa kegiatan MOS telah berakhir, ucapan


terimakasih dan maaf telah terucap dari berbagai pihak
yang terlibat, terutama Osis yang harus bersikap pura-
pura galak untuk menjaga kedisiplinan siswa baru. Tak
lupa ucapan selamat atas diterimanya adik-adik SMP
yang telah resmi menjadi siswa siwi baru di SMA.

Setelah kegiatan MOS benar-benar berakhir dan semua


siswa telah meninggalkan sekolah, Naya mencari sosok
Athalla. Setelah kedua matanya menangkap sosok
tersebut, Naya langsung berjalan ke arah tempat Athalla
berdiri.
Naya menepuk kecil punggung Athalla yang sedang
berbicara dengan kedua temannya, Gilang dan Dimas.

Athalla yang merasa ditepuk pun berbalik badan.

" Ka, saya mau bayar susu yang tadi pagi kaka kasih."

Naya mengeluarkan uang Rp 6.000 dan menaruhnya di


tangan Athalla.

" Bang atha sekarang jualan susu? " Dimas yang melihat
Athalla dan Naya dibuat salah faham.

" Lah, sejak kapan lo jualan susu tha? " Gilang yang
terpengaruh Dimas pun ikut bertanya.

Athalla menghiraukan kedua teman idiot nya.

" Gausah, gue ikhlas " jawab Athalla sambil


mengembalikan uang Naya.

" tapi ka, saya jug- " belum sempat Naya menyelesaikan
omongannya. Gilang memotongnya.

" THA! GUE KEBELET BOKER DEMI ALLAH.


TEMENIN GUE! Mana si Dimas kagebunshin* " Gilang
menarik Athalla kuat-kuat sambil meremas perutnya.

*kagebunshin : jurus menghilang di salah satu animasi


jepang
Lagi-lagi Naya tidak sempat mengucapkan terimakasih.

-
Pagi ini, Naya merasa harus mengucapkan terimakasih
kepada Athalla. Kalau bukan sekarang kesempatannya
kapan lagi? Pikirnya.

Naya pergi ke kantin sekolahnya membeli satu kotak


susu rasa cokelat sebagai pengganti susu caramel dari
Athalla tempo hari.

Setelah membeli susu kotak, naya pergi ke kelas Athalla.


Kebetulan, Athalla baru saja mau masuk ke kelasnya.

" Ka atha! " panggil Naya.

Athalla berbalik ke arah sumber suara.

" Ini ka, makasih buat susu nya kemarin. " Naya
memberikan susu kotak rasa cokelat tersebut. Athalla
hanya melihat naya tanpa ekspresi.

" Gue alergi susu. " ujarnya

Naya yang baru tau merasa kecewa kepada dirinya


sendiri. Kenapa dia tidak kepikiran soal ini.

" Maaf ka, saya ganti sama roti aja kalau gitu "
Baru Naya mau berbalik ke arah kantin. Tangan Athalla
menyetop langkah Naya.

" Gausah. " lalu Athalla mengambil susu kotak dari


genggaman Aaya.

" Thanks " ucap Athalla dengan senyum tipisnya Setelah


itu Athalla langsung masuk ke ruangan kelasnya.

Naya yang dibuat kaget, mematung di depan kelas


Athalla.

" Bang, lo udah ngerjain tugas fisika? " tanya Dimas


kepada Athalla yang baru membuka jaketnya.

" Udah dim, tinggal nomor terakhir. " jawab Athalla


santai.

" Mau liat dong bang, gue belum. " pinta Dimas.

" Loh emang ada pr fisika? " tanya Gilang kepada


mereka berdua.

" gausah dijawab, dia manusia purba. " ujar Athalla.

" Bang lo beneran jualan susu kotak? . " Dimas melihat


susu kotak yang ada di atas meja Athalla.

" Ngga lah, dikasih sama adek kelas. "


" CIEEEEEEE ADEK KELAS YANG KEMARIN
BUKAN? " Gilang langsung kompor dan heboh.

" iya ah, bacot lo. " jawab Athalla salah tingkah.

" Nay jangan lupa pulang sekolah kumpul ekskul dulu


ya. " Ingat Rere.

" Oke re, gue piket dulu tapi. "

" Sip nay, nanti gue tunggu di lab ya. "

" Siap bos. "

Akhirnya bel pulang pun berbunyi, semua siswa


bergegas untuk menuju rumah masing-imasing.

" Duluan ya nay. Jangan bolos lo! " perintah Rere.

" iya raden kanjeng rere. "

Setelah selesai piket, Naya langsung menuju ke lab


kimia, dimana Naya mengikuti ekstrakurikuler Saintis.

Di tangga menuju lab Naya berpaspasan dengan Athalla


yang akan turun ke lantai bawah.

Naya spontan memberi lambaian kepada Athalla.

" Hai ka " sembari tersenyum ramah.


Athalla hanya diam tanpa ekspresi dan tidak membalas
sapaan Naya.

Kegiatan ekskul pun berakhir dan waktu sudah


menunjukan pukul 06:15, Naya sedang mencari ojek
online yang sedari tadi tak juga ia dapatkan.

Athalla yang juga baru menyelasaikan kegiatan Osisnya,


melihat Naya berdiri sendirian di gerbang depan sekolah.

Tadinya Athalla mau bersikap acuh dan tidak peduli, tapi


rasanya ada magnet yang menariknya untuk mendekat
kepada Naya.

" Ngga pulang? " tanya Athalla.

Naya yang daritadi melamun, tidak menyadari adanya


kehadiran Athalla.

" Nay " panggil Athalla membuyarkan lamunan naya.

" Eh, hai ka. Ngapain disini? ga pulang? " Naya bertanya
balik.

" Maghrib gaboleh ngelamun woi. "

" Oh iya lupa hehe " jawab Naya canggung.

Athalla melihat Naya sebentar, lalu bertanya lagi.


" Pulang naik apa? "

" Niatnya mau pulang naik ojek online, tapi ga dapet


terus. Kayanya bakal dijemput bunda. " jawab Naya
sembari mengotak-ngatik handphonenya.

" Jam berapa bunda lo nyampe? " tanya Athalla lagi.

" Kepo abis ni orang " batin Naya.

" jam 7 mungkin. " jawabnya.

" Naik " suruh Athalla.

Naya yang dibuat bingung pun terbengong.

" Naik kesini " suruh Athalla lagi sambil menepuk jok
belakang motornya.

" Ngapain ka? " tanya Naya yang masih belum faham.

Athalla menghela nafas gusar. Apa Naya memang


sepolos ini atau bagaimana?

" Gue anterin. "

"Ooh, gausah ka. Saya sama bunda aja. " tolak Naya
halus.

Tanpa omongan apapun lagi Athalla menyalakan


motornya dan pergi begitu saja.

Naya dibuat bingung setengah mati.


" Gajelas banget jadi orang " batin Naya

Lagi-lagi magnet Naya bekerja pada Athalla. Rasanya


sangat sulit meninggalkan Naya, dengan sedikit kesal
Athalla berbalik lagi menuju sekolahnya.

Naya yang melihat motor Athalla kembali menjadi


tambah bingung.

" Naik, gue anterin. "

" Gapapa ka, saya nunggu bun- "

" Kelamaan, cepet naik. " Athalla tidak menerima


penolakkan Naya yang kedua.

Mau tidak mau karena terpaksa, Naya pun menuruti


permintaan Athalla. Setelah Naya duduk di jok belakang,
Athalla langsung menjalankan motornya.

Di perjalanan keduanya sama sama tidak membuka


topik. Athalla fokus dengan jalanan, Naya fokus dengan
handphonenya.

" Rumah lo masuk ke sini? " tanya Athalla memecah


keheningan.

" oh, iya ka. Tinggal lurus sampe mentok, nanti belok
kiri. " jelas Naya.
Akhirnya mereka pun sampai didepan rumah Naya.
Athalla memiringkan sedikit badan motornya, agar Naya
bisa turun dengan mudah.

" Makasih lagi ya ka, saya jadi banyak hutang hehe. "

" Gue aja, gausah saya. Udah beres MOS nya. " kata
Athalla yang masih mendengar Naya sering memakai
kata ‘saya’.

Naya hanya merespon dengan anggukan, dan Athalla


pun segera pergi dari rumah Naya.

-
Pagi ini naya terlambat pergi ke sekolah, karena
menunggu ojek online yang lamanya luar biasa. Dapet
yang jauh saja sudah bersyukur.

Karena Naya telat, Naya harus berbaris bersama siswa


yang telat lainnya.

Kebetulan Osis yang menjaga pagi ini adalah Athalla.


Athalla yang melihat sosok yang ia kenal pun menyadari
bahwa itu adalah Naya.

Saat berbaris, osis akan menanyakan nama, kelas, dan


alasan terlambat.
Athalla sibuk mencatat dari barisan terdepan, sampai
akhirnya Athalla berdiri di depan Naya. Rasanya harga
diri Naya terkikis.

" Nama? "

" Naya Anindiya "

" Kelas? "

" X IPA 5 "

" Alasan terlambat? "

" Nungguin ojek online yang jaraknya jauh. "

" Udah tau hampir telat, kenapa ga naik angkutan


umum ? " tanya Athalla mengintimidasi.

" Kasian bapaknya ka, kalo pesanannya saya cancel. "


jawab Naya polos.

" Ga kasian sama diri kamu sendiri? " tanya Athalla lagi.

Naya hanya menunduk dan tidak ingin bertatap mata


dengan Athalla.

" Jawab "

" Maaf ka. " Naya hanya meminta maaf.

Athalla pun melanjutkan akitivitas mencatatnya ke


barisan dibelakang Naya.
-

" Nay ya ampun gue kira lo gamasuk " ucap Rere


melihat naya yang baru memasuki kelas.

" Gue telat re, parah banget sih sekarang ojol lagi susah-
susahnya. "

" Loh emang bunda kemana? biasanya kan sama bunda?


" tanya Rere

" Bunda nganterin bang Daffa ke acara kemahnya tadi


pagi pagi banget. " jawab Naya sambil mengeluarkan
buku pelajaran selanjutnya.

" kacian naya-nya rere " kata Rere sambil memeluk


Naya.

Bel istirahat pun berbunyi, jam-jam paling ditunggu para


siswa setelah jam pulang.

Di kantin Naya bertatapan mata dengan Athalla yang


sedang duduk bersama kedua temannya.

Naya langsung mengalihkan perhatiannya, mengingat


kejadian tadi pagi membuat harga diri Naya turun
drastis.

" Tha lo ngeliatin siapa? " tanya Gilang yang melihat


Athalla tidak fokus pada makanannya.
Dimas yang duduk didepan Athalla berbalik badan dan
melihat arah mata Athalla.

Mata Dimas bisa menangkap sosok perempuan berambut


sebahu yang sedang mengantri dari arah pandang
Athalla.

Dimas menepuk lengan gilang untuk kode 'Bang Atha


lagi liatin dia'. Gilang yang cepat faham soal beginian,
langsung ambil alih.

Melihat Naya dan Rere yang sedang mencari tempat


duduk. Gilang menunjuk ke arah keduanya.

" LO YANG RAMBUTNYA SEBAHU, SINI MAKAN


BARENG " teriaknya lantang.

" IYA BENER LO, SINI. " teriaknya sambil menunjuk


Naya.

Athalla yang daritadi memperhatikan Naya terkejut


setengah mati.

" Woi! lo gila lang?! " Athalla dibuat salah tingkah.

" Emang gue mah gila tha. makanya nama gue GILA-ng
" responnya sembari ketawa penuh makna.

Dimas yang melihat itu hanya santai memakan nasi nya


dan berucap di dalam hatinya.

" idiotnya bang gilang memang tak ada dua nya. "
-

" Gawaras mereka nay, udah abain aja. Mukanya udah


keliatan idiot juga, ngeri gue. " kata Rere merinding.

" Tapi ga sopan kalo di tolak re, mereka kaka kelas


juga."

Karena tidak ada pilihan lain Naya dan Rere pun


mendatangi meja tiga sekawan tersebut.

Melihat Naya yang mendekat ke arah mejanya, Athalla


pura pura fokus dengan makanannya.

" Bang, lo salting ya? " tanya Dimas jahil.

" Bacot lo! " jawab Athalla gak santai.

" Dim, dim lo geseran kesini. " suruh Gilang.

Dimas pun menurut saja pada Gilang.

" Nah, dek kamu duduk disini. " sekarang Gilang


menyuruh Naya duduk didepan Athalla.

Rere sangat berdempet dengan Naya saking takutnya.

" Geser sini aja masih luas. " kata Dimas yang duduk
disebelah Rere.

Rere hanya mengangguk dan tersenyum ngeri.


Athalla benar benar tidak bisa fokus dengan makanannya
sekarang, karena ada Naya didepannya.

Athalla pun melihat sedikit ke arah Naya, Naya yang


merasa diperhatikan melihat balik ke arah Athalla.
Karena terkejut, Athalla pun tersedak makanan yang
sedang ia kunyah.

" THA JANGAN MATI! " ucap Gilang dramatis selagi


menepuk punggung Athalla kuat-kuat.

Athalla mengambil nampannya dan bangkit dari


kursinya, lalu pergi begitu saja.

Nampaknya Rere bisa berbaur cepat dengan gilang dan


dimas, Naya yang sudah selesai makan pun bangkit dari
tempat duduknya dan mengembalikan mangkok
bekasnya.

" Ka Athalla! " panggil Naya sedikit berteriak.

Athalla kenal suara ini, ia langsung sigap berbalik untuk


melihat Naya.

" Ini minum dulu. Kaka belum minum abis kesedek, apa
ga sakit? " tanya Naya dengan nafasnya yang terengah-
engah mengejar langkah lebar Athalla.

Melihat Naya, Athalla tersenyum tipis. Athalla


mengambil minuman itu dari tangan Naya.
" Makasih " ucap athalla dingin.

LINE

Athalla R

bsk berangkat sm siapa?

Naya sedikit terkejut dengan pesan athalla yang sering


muncul tiba-tiba.

Nayaa

ojek online lagi mgkn?

Athalla R

Jam berapa pergi dari rumah?

Nayaa

biasanya jam setengah 6.

Read

" sombong amat, cuma di read.

Pagi ini naya sudah siap pergi ke sekolah dan berniat


memesan ojek online, sampai muncul notif yang
membuatnya berhenti.
LINE

Athalla R

‘’ Keluar. Gue di depan. ‘’

Naya terkejut dan bergegas membuka pintu rumahnya.


Benar saja Athalla ada disitu. Naya langsung membuka
gerbang rumahnya dan menghampiri Athalla.

" Ka, ngapain disini? " tanyanya sedikit terkejut.

" Jemput lo " jawab Athalla santai.

" Ngapain ngejemput ka? Gue bisa naik ojek online "

" Biar lo ga telat lagi plus hemat duit " ucap Athalla
masih santai.

" Naik " suruh Athalla

Naya yang merasa tidak enak, terpaksa nurut apa kata


Athalla.

Setelah sampai disekolah Naya langsung turun dari


motor Athalla.

" Thanks ya ka, gue bener-bener banyak utang sama lo


kalo kaya gini lama-lama. "
Rambut Athalla yang sedikit berantakan dan kusut
membuat jari-jari Naya spontan untuk merapikannya.

" Lo ga nyisiran ya ka? " Setelah itu Naya tertawa kecil.

Athalla yang dibuat salah tingkah hanya terdiam sampai


Naya selesai merapikan rambutnya.

" JODOHKU~ MAUNYA KU~ DIRIMU~ " Suara besar


dan berat Gilang yang tidak harmonis menyambut
Athalla yang baru saja memasuki ruang kelasnya.

" CIEEEEEE YANG PAGI INI BERANGKAT


BARENG " Kata Gilang menghebohkan suasana satu
kelas.

" B**ingan lo lang " sumpah Athalla.

Athalla bukanlah orang yang gemar jadi ojek mendadak


apalagi dengan seorang perempuan. Tapi rasanya
berbeda setiap kali ia mengantar Naya, bisa dipastikan
kali ini Athalla merasakan apa itu jatuh cinta.

" Sejak kapan lo jadi budak cinta gini bang? " tanya
Dimas pada Athalla.

" Sejak gue kenal Naya " jawabnya santai.


Semua teman satu kelas Athalla yang mendengar
jawaban itu langsung heboh bagaikan pendukung tim
bola di stadion.

" Selamat ya tha, akhirnya lo jadi manusia normal. Gue


sebagai sahabat SMP lo akhirnya bisa melihat sejarah
kisah cinta lo. Semoga langgeng sama nayla ya tha.
ATHAAAA!! " kata Gilang dramatis lalu memeluk erat
Athalla.

" Yang gue suka namanya Naya lang, bukan nayla. "
tegas Athalla.

Semua teman teman Athalla termasuk Gilang terdiam


dan speechless. Jadi ini toh kekuatan jatuh cinta?

LINE

Athalla R

Lo dimana?

Nayaa

Gue lagi di lorong ka,

mau masang mading bulanan.

Athalla R

Ada yang bantuin?

Nayaa
Ga ada ka, kejam ga sih? wks

" Naya! " Rere menepuk Naya dari belakang.

Naya berbalik dan melihat Rere yang tersenyum jahil


setelah berhasil mengagetkannya.

" Kaget gue sumpah! " kata Naya sambil memegangi


dadanya.

" Lagi chatan sama siapa sih nay? Hm? " tanya Rere
yang melirik handphone Naya.

" Sama ketos yang kata lo punya slogan pribadi " jawab
Naya.

Rere sempat berfikir sebentar sampai iya membulatkan


matanya tanda bahwa ia terkejut.

" KA ATHALLA?! " suara Rere menggema di koridor.

" Gausah teriak re ya ampun, lo yang teriak gue yang


malu. " kata Naya sambil membungkam mulut Rere
yang menyadari semua orang menatap mereka.

" Gila nay, sejak kapan lo deket sama ka atha? Deketnya


gimana?Lo pake pelet ya? Apa lo tanem susuk juga?
Siapa yang deketin duluan? Kok bisa sih?" Rere
menanyakan begitu banyak hal kepada Naya yang
membuat Naya bingung menjawabnya.
" Jawab nay.. " kata Rere yang masi melihat Naya
terbingung.

" Ya abisnya lo nanya gue beruntun kaya kereta api. Gue


jawabnya bingung re " kata Naya membela diri.

Singkat cerita, Naya dan Athalla semakin dekat satu


sama lain. Athalla semakin membuka hatinya untuk
Naya begitupula Naya pada Athalla. Sampai akhirnya
Athalla memberanikan diri untuk membawa Naya ke
jenjang pacaran.

LINE

Athalla R

Nay, sabtu ini lo ada acara ga?

Nayaa

Ngga ada dong hehe

Kenapa ka?

Athalla R

Temenin gue jalan mau?


Nayaa

Kenapa harus gue? kenapa ga ka gilang atau ka dimas?

Athalla R

Gamau? yaudah.

Nayaa

Dih, ngambek. Yaudah sih.

Athalla R

Nay

Nayaa

Hadir

Athalla R

Mau ga?

Nayaa

Lo naksir gue ya ka? ^^

Athalla R
Gue serius nay

Nayaa

Serius apanya? Serius sama aku? ^^

Athalla R

Gila Lo

Nayaa

Aku gila karena cintamu uwo uwo~

Athalla R

Gajelas lo

Nayaa

Bercanda doang ka :(

Athalla R

Jadi lo mau ga?

Nayaa

Iya iya gue mau. Bawel lo.

Athalla R
Gue jemput abis isya, lo harus dandan yang

cantik biar gue ga malu.

Nayaa

Iyaaaaaaaaaa

Athalla dibuat senyam-senyum sendiri hanya karena


bertukar pesan dengan Naya. Rasa jatuh cinta memang
selalu buat bahagia.

Hari sabtu pun tiba, Athalla sudah berada di depan


rumah Naya dengan mobil sedan hitamnya.

LINE

Athalla R

‘’ Nay, gue di depan. “

Mendapat pesan tersebut, Naya langsung bergegas keluar


tapi tidak lupa ia berpamitan dulu pada ayah dan
bundanya.

Naya membuka gerbang rumahnya dan melihat mobil


Athalla dengan jendela pengemudi yang terbuka dan
tentu saja nampak si pengemudinya yang tersenyum
menyambutnya.
Naya juga ikut tersenyum malu-malu.

" Kok lo pake rok pendek sih? " tanya Athalla melihat
Naya yang menggunakan rok berbahan jeans selutut.

" ha? kenapa emangnya ka? " tanya Naya balik dengan
tatapan yang menanti jawaban.

" Bandung kan lagi musim ujan nay, mana udah malem
juga sekarang. " jawab Athalla penuh perhatian.

" Kirain kenapa, gapapa sih emang udah sering kalau


keluar gue nyamannya gini. " jelas Naya.

Athalla yang melihat rok Naya terlalu pendek saat duduk


memberikan jaket flanel kotak-kotaknya pada Naya.

" Pake " suruh Athalla.

Kalau ngga nurut sama Athalla, bukan Naya namanya.

Mobil Athalla pun melaju meninggalkan perumahan


rumah Naya.

Hujan mulai turun, menemani rembulan yang sepi. Suara


hujan yang begitu deras membuat kesunyian di dalam
mobil semakin terasa.

" Ehm, kita mau kemana ka? " tanya Naya memecah
keheningan.

" Keliling bandung sampai gue puas " jawab Athalla.


" Kenapa harus sama gue? Sendiri bukannya lebih enak?
" tanya Naya lagi.

" Justru enaknya kalo bareng sama lo " jawab Athalla


lagi sambil melihat Naya yang melihatnya dengan
tatapan aneh.

" Mau ke Ranca Upas ga? " tanya balik Athalla.

" Yang tempat rusa-rusa itu ya? Udah malem gini


rusanya juga udah tidur kali. "

" Nightview nya bagus nay "

" Yaudah terserah lo aja gue ngikut ka "

Athalla hanya tersenyum melihat Naya yang begitu


penurut kepadanya.

Waktu sudah menunjukan pukul 9 malam, mobil Athalla


pun sudah sampai di tempat tujuan, Ranca Upas.
Beruntungnya, hujan sudah mereda dan membuat
suasana malam tambah sejuk dan bau tanah yang
menyeruak menenangkan indra penciuman.

" Gila dingin banget, bisa-bisa gue mati membeku disini


" kata Naya setelah turun dari mobil sembari mengusap-
ngusap badannya sendiri.

" Makanya jangan pake yang pendek-pendek. " saut


Athalla.
" Ya kan gue gatau kalo kita jadinya ke Ranca Upas. "
bibir Naya mulai menggigil.

Athalla yang melihat Naya sudah sangat kedinginan


tidak bisa tinggal diam. Ia menuju mobilnya kembali,
mengambil jaket kakanya dan memakaikannya pada
Naya.

Naya yang melihat betapa perhatiannya Athalla pun


dibuat luluh, dan tanpa sadar Naya menatap pergerakan
Athalla dengan begitu Intens

" Nay " panggilan Athalla sukses membuatnya kembali


tersadar.

" Hm? " jawabnya kikuk.

Melihat tingkah Naya, Athalla tidak bisa menahan


tawanya.

" Lo bikin gue gemes " kata Athalla, lalu Athalla


mengelus puncak kepala Naya yang membuat Naya
semakin kikuk.

Mereka berdua duduk di bangku kayu sederhana dan


mengadah ke atas melihat begitu banyaknya bintang
yang memamerkan cahayanya.

" Gilaaa bagus banget " mata Naya ikut bersinar melihat
bintang-bintang tersebut.
Athalla yang memperhatikannya dibuat terpaku dengan
cantiknya mahluk ciptaan tuhan yang ada disebelahnya
sekarang.

" Nay, lo tau kata ' Euphoria ' ga? " tanya Athalla sambil
menatap Naya yang masih melihat bintang-bintang.

" Euphoria? Gue aja belum pernah denger ka hehe "


jawab Naya.

" Euphoria itu rasa dimana kita merasakan puncak


bahagia yang belum pernah kita rasakan sebelumnya.’’
jelas Athalla yang masih belum bisa melepaskan
tatapannya pada Naya.

" Bagus banget artinya, gue su- "

" Kaya disaat gue bisa bareng sama lo, nay. " belum
selesai Naya berbicara, mulutnya sudah dibuat tertutup
oleh ucapan Athalla yang membuat detak jantungnya
tidak normal ditambah lagi tatapan mata Athalla yang
mengunci matanya.

" Nay " panggil Athalla.

" Hm? " jawab Naya bersikap tenang.

" Lo, mau ga jadi pacar gue? "

DOR! Layaknya balon hijau yang meletus, jantung Naya


juga ikut meletus dibuat Athalla. Naya sama sekali tidak
bisa mengeluarkan kata-kata dari mulutnya, seakan-akan
ada yang mengunci mulutnya.

" Lo gamau ya? " tanya Athalla yang melihat Naya tidak
menjawab dan terus terdiam.

" Gapapa kalo lo gamau gue ga maksa. " kata Athalla


pasrah.

" Pulang yuk, udah jam 11 entar lo dicariin orang rumah


" Athalla pun bangkit dari duduknya dan membersihkan
celana jeansnya yang terasa kotor. Baru saja Athalla
akan melangkah pergi, tangan Naya mengenggam tangan
Athalla.

" Iya gue mau " kata Naya sambil menutup matanya.

Jawaban Naya sukses membuat Athalla terkejut dan


mengembangkan senyum termanisnya.

" Nay " panggil Athalla yang berjongkok di depan Naya.

" Buka mata lo. " pinta Athalla.

Naya yang malu, membuka matanya secara pelan-pelan.


Lagi-lagi mata cokelat Athalla menangkap dan mengunci
tatapan mata Naya. Tiba-tiba Athalla mencium kening
Naya, yang membuat Naya benar-benar menjadi patung
sekarang.
" Thanks nay, gue cinta sama lo. " lalu Athalla memeluk
Naya erat-erat. Naya yang dibuat Bahagia pun membalas
pelukan Athalla.

Dan ini menjadi pertama kalinya Naya merasakan '


Euphoria ' nya.

" Makasih ya ka " ucap Naya ketika mereka berdua


sudah kembali ke rumah Naya.

Athalla mengangguk dan tersenyum yang menampilkan


lesung pipinya yang dalam.

Naya pun turun dari Mobil Athalla. Athalla yang melihat


Naya yang hendak memasuki rumahnya terheran saat
Naya menghentikan langkah kakinya lalu berbalik ke
arah mobil. Naya masuk lagi ke dalam mobil tersebut
dan tiba tiba mecium pipi Athalla cepat. Lalu Naya
berlari secepat kilat masuk kerumahnya.

Athalla yang dibuat kaget terpaku dan tersenyum gemas


dengan tingkah laku Naya.

-
Pagi hari pun tiba, Naya membuka matanya dan
memikirkan kejadian tadi malam yang membuatnya
senyam-senyum sendiri. Rasanya ia ingin mengulang
waktu kemarin malam dan berharap waktu berhenti
sebentar saja.

" Nayaaaa bangun hari ini kamu sekolah ga? " teriakan
Bunda dari lantai bawah membuyarkan pikiran indah
Naya.

Naya pun bangun dari tempat tidurnya dan bergegas


untuk siap-siap sekolah.

LINE

Athalla R

‘’ Gue di depan nay ‘’

Naya segera bangkit dari meja makan dan menatap


cermin sekali lagi sebelum ia pergi keluar rumah.

Naya membuka gerbang rumahnya, dan mendapati


Athalla sudah ada disana memainkan handphonenya.

" Pagi pacar Naya. " kata Naya menyambut Athalla.

" Pagi nona pacar " saut Athalla, yang membuat mereka
berdua tertawa salah tingkah.

" ATHAAAAA! LO BENERAN UDAH JADIAN


SAMA NAYA?! " tanya Gilang pada Athalla yang baru
saja sampai di sekolah.
" iya lang, kok lo bisa tau? " tanya Athalla

" Ya allah mukadir, satu sekolah juga udah tau lo


pacaran sama Naya! " tegas Gilang.

" Bang, gue PJ nya Mie ayam sama Es teh kantin aja. "
ujar Dimas tiba-tiba sembari fokus pada game ponsel
yang ia mainkan.

" Gue PJ nya lo comblangin aja lah sama temennya


Naya. Siapa tuh namanya? " pinta Gilang.

" Rere? " tanya Athalla.

" Nah itu " ujar Gilang membenarkan.

" Mana mau dia sama lo bang. " Dimas menyaut.

" anji*g lo dim " umpat Gilang karena merasa terhina.

Athalla hanya mengurut pelipis kepalanya dan tertawa


kecil.

" Hai Mrs.Athalla " sambut Rere pada Naya.

" Ih apaansi lo! Gue malu re! " kata Naya yang
menyembunyikan wajahnya dengan rambutnya.

" HAHAHA " Rere tertawa puas melihat Naya yang


kupingnya memerah karena terlalu malu.
" Gue bingung deh nay " Rere menopang kepala dengan
tangannya.

" Kenapa? " tanya Naya yang sedang mengerjakan


catatan pelajaran Biologinya.

" Kok, ka Athalla bisa jadi sama lo ya? " tanya Rere
jahil.

" Sialan "

Jam Istirahat pun tiba, Naya yang sedang merapikan


mejanya tiba-tiba terkejut dengan suara dobrakan pintu.
Namun, bukan hanya Naya yang terkejut, seisi kelas
Naya pun ikut terkejut.

Dari arah pintu terdengar ribut-ribut antara anak laki-


laki. Suaranya sangat familiar di telinga Naya. Saat Naya
mencoba menebak. Seorang laki-laki masuk ke kelasnya
dengan dorongan yang cukup kuat. Laki-laki itu Athalla.

Naya semakin kaget melihat kehadiran Athalla disini.


Sekali lagi, bukan hanya Naya yang terkejut, tapi semua
teman-temannya ikut terkejut, mengapa seorang Athalla
Reynand Putra si Ketua Osis Terkenal ada di kelas
mereka.

Athalla melihat Naya yang mengatakan " Lo ngapain


disini? " dengan cara berbisik tentunya.
Athalla menuju ke arah meja Naya dan itu membuatnya
menjadi pusat perhatian.

" Ka Athalla ngapain kesini ya? "

" KA ATHA KE MEJA NAYA DONG! "

" Ka Atha ganteng banget ya tuhan "

" Naya sama ka Athalla beneran jadian? "

Suara murid perempuan di kelas Naya mulai terdengar.

Naya yang malu langsung menutupi mukanya dengan


rambutnya lagi. Athalla berhenti di samping bangkunya.
Berjongkok disana dan mengambil tangan Naya, Naya
makin malu bukan kepalang. Rasanya ia ingin
menendang Athalla menjauh.

Athalla menaruh Sari Roti rasa cokelat di tangan Naya,


tak lupa dengan susu Ultra rasa caramel kesukaan Naya.

" Di makan, Nay "

Setelah memberinya kepada Naya, Athalla mengelus


pelan puncak kepala Naya yang masih tidak mau
membuka matanya. Lalu, Athalla pergi dari kelas Naya.

Suara teriakan ricuh dari teman-teman Naya sudah


tertahan sejak tadi akhirnya mereka keluarkan juga.
Termasuk Rere, ia menutup mulutnya dengan tangannya
tanda bahwa ia tak percaya apa yang baru saja dia lihat.
Semua teman-teman Naya langsung menghampiri meja
Naya dan Rere.

" Gitu doang tha, kenapa kuping lo merah banget? Kan


mau jadi pacar yang baik buat Naya uwuu " tanya Gilang
sambil menggoda Athalla.

" Bacot lo lang, gue malu banget anjir " kata Athalla.

" Bang, gue kok jadi pengen pacaran juga " saut Dimas.

Athalla dan Gilang melihat Dimas dengan tatapan ' Lo


serius? '

-
Sudah 5 bulan semenjak Athalla dan Naya berpacaran,
semuanya memang masih terasa menyenangkan. Tapi,
namanya pacaran sama ketua Osis yang serba bisa harus
banyak bersabar. Mau jalan bareng? Bentrok sama
jadwal kumpul rutin, mau pulang bareng? Bentrok sama
jadwal olimpiade Athalla. Sampai-sampai Naya pernah
dibuat minder karena kalau dibanding Athalla, Naya
tidak ada apa-apanya.
LINE

Nayaa

Ka Atha sibuk ya?

Athalla R

Kenapa Nay? Ga sibuk.

Nayaa

Dulu bunda lo ngidam apa sih ka?

Athalla R

Maksdunya gimana nay?

Nayaa

Kok lo bisa serbabisa gitu sih, gue jadi minder tau.

Athalla R

wkwk ya ampun nay, gue kira apa.

Nayaa

Gue serius ih pake banget :(


Athalla R

Udah siap diseriusin emang? wkwk.

Nayaa

Gue block mampus lo ya.

Athalla R

Jangan gitu nay

Gue gemes

Naya tersenyam-senyum sendiri membacanya.

Nayaa

Gue minder kalo sama lo ka.

Athalla R

Minder kenapa sih nay?

Orang dimata gue, lo itu sempurna pake banget.

Athalla mengikuti ketikan Naya, jahil.

Naya yang membaca itu menendang-nendang


selimutnya.

Nayaa

Sejak kapan lo jadi jago gombal?


Athalla R

Sejak punya pacar, namanya Naya.

Nayaa

Gue geli sumpah.

Athalla R

Geli apa demen nay? wkwk.

Nayaa

Bacot kau hehe.

Ka, gue kangen ehehehe.

Athalla R

Miss you more, nay.

Tadinya, Naya mau menanyakan apa Athalla ingat


bahwa besok ulang tahun Naya atau tidak? Tapi dia
mengurungkan niatnya dan berpikir positif. Pasti Athalla
ingat ulangtahunnya.
" Nay, mau kemana? " tanya Rere yang melihat Naya
berlari.

" Ke toilet re, kebelet pipis gue! " jawab Naya yang
sudah tidak kuat menahannya.

" Gamau bareng aja? " tanya Rere lagi, Rere terlihat
khawatir.

" Anjir gue udah kebelet re, gausah gapapa! DADAH! "
lalu Naya berlari menuju toilet.

Rere memerhatikan punggung Naya yang semakin


hilang.

Sebenarnya akhir-akhir ini Rere selalu melihat bahwa


Naya selalu diperhatikan oleh Geng kaka kelas mereka,
Ghea.

Ghea adalah salah satu murid yang cintanya ditolak oleh


Athalla, aura yang Ghea miliki memang menakutkan.
Layaknya ular yang memburu perlahan mangsanya
setelah dapat kesempatan yang tepat ular tersebut akan
langsung menyerang mangsanya.

Rere yang melihat geng Ghea sudah tidak ada tempat


duduknya semula, memiliki firasat buruk. Rere
berinisiatif bergegas menuju kelas Athalla.
Naya yang sudah beres dengan urusan membuang Pee
nya, hendak keluar dari kamar mandi. Tapi di depan
pintu kamar mandi sudah berjajar lima kaka kelas yang
menghalangi langkah Naya.

" Permisi ka " kata Naya sopan.

" Siapa bilang lo boleh pergi? " tanya si ratu ular, Ghea.

Naya yang melihat Ghea hanya menatapnya sebentar dan


hendak melangkah pergi, namun lagi-lagi Naya gagal.

Ghea mendorong Naya masuk lagi kedalam kamar


mandi. Dua kaka kelas yang lain mengunci kamar mandi
dari dalam dan duanya lagi mengawasi diluar.

Ghea menyalakan rokoknya santai, lalu ia melihat Naya


dari atas sampai bawah secara intens.

Naya meneguk ludahnya, ia tau bahwa ia sedang berada


di situasi bahaya.

" Jadi ini pacarnya Athalla? Hm? " tanya Ghea sambil
menaikan dagu Naya kasar.

" Naya Anindiya nama lo kan? " tanya Ghea lagi.

" Kaka galiat bet nama saya ya? kenapa masih bertanya?
" jawab Naya tegas.

Ghea terdiam sebentar lalu ia tersenyum sarkas. Ghea


menarik dasi sekolah Naya kasar.
Naya dibuat sesak nafas oleh Ghea, Ghea yang melihat
Naya seperti itu tersenyum puas.

Lalu Ghea mendorong Naya kuat-kuat. Naya yang tak


bisa menahannya, menabrak dinding kamar mandi.

" AH! " Naya meringis.

Lalu Ghea menjambak rambut Naya dengan kencang, "


Pake pelet apa lo? sampai bisa bikin athalla tertarik? "
tanya Ghea.

" JAWAB! " Ghea mengguncang Naya dengan menarik


rambutnya lebih keras.

" SAKIT! LEPASIN BRENGSEK! " teriak Naya sambil


berusaha menjauhkan genggaman Ghea dari rambutnya.

" BRENGSEK?! LO YANG LON*E! " kata Ghea


sambil menendang perut Naya berkali-kali.

Naya yang tidak bisa menahannya lagi mulai menangis


kesakitan. Sempat terdengar suara retakan dari tubuhnya.
Naya mengeluarkan cairan merah kental dari mulutnya,
darah.

Naya benar-benar sudah berantakan sekarang, namun


tatapannya tetap menatap berani mata Ghea.

Ghea menghembuskan asap rokoknya pada mata Naya,


dan itu membuat mata Naya benar-benar terasa perih,
disaat yang bersamaan Ghea menempelkan ujung
rokoknya yang panas pada kaki dan telapak tangan Naya.

" AAAAAH! SAKIIIT!! " teriak Naya meronta-ronta


tubuhnya.

" Apa? Sakit? GUE JUGA SAKIT PAS DI TOLAK


ATHALLA!! " teriak Ghea.

Kuping Naya berdengung hebat, kepalanya pusing


seperti ada yang mengguncangnya hebat, tubuhnya
benar-benar lemas, saat Naya hampir pingsan matanya
menangkap sosok Rere yang berlari ke arahnya.

Sebelumnya. . .

" KA ATHALLAAA " Rere berteriak kuat dan lantang,


tak peduli ia diperhatikan atau tidak. Saat sampai di
depan kelas Athalla, Rere segera masuk dan matanya
mencari sosok Athalla.

Dimas dan Gilang yang melihat Rere seperti itu segera


menghampiri Rere.

" Re, lo ngapain kesini? Athalla lagi nemenin Kepsek ke


sekolah lain dari pagi. " jelas Dimas.

Rere yang mendengar itu lalu menangis, spontan hal


tersebut membuat Dimas dan Gilang terkejut. Lalu
Dimas menarik Rere keluar kelas yang disusul oleh
Gilang.

" Dim lo apain Rere?! " tanya Gilang.

" Loh gue cuman bilang kalo athalla ga ada dari pagi, dia
langsung nangis. " jelas Dimas pada Athalla.

" NAYAAAAAAAAA " Rere semakin menangis dengan


keras sambil meneriakkan nama Naya.

" NAYA KENAPA RE? " tanya Gilang ikut panik.

" NAYA MAU DIHAJAR SAMA GENG NYA KA


GHEA HUWAAAA " Rere menangis tambah keras.

Dimas dan Gilang langsung saling bertatapan dengan arti


" Anj*ng mampus! ".

Dimas meraih tangan Rere dan mulai berlari, Gilang


yang sudah berlari duluan semakin menaikan
kecepatannya.

Gilang melihat Kamar mandi yang mencurigakan,


dimana di depan pintunya terdapat sahabat Ghea. Gilang
langsung menuju kesana tanpa rasa takut.

" Minggir " Kata Gilang.

Sahabat Rere yang melihat Gilang sedikit terkejut tapi


mereka tidak juga bergerak dari tempatnya.
" MINGGIR ATAU GUE LAPOR KE ATHALLA LO
SEMUA! " ancam Gilang dengan nada marah.

Dua teman Ghea tersebut tersentak dan segera


menyingkir dari pintu kamar mandi tersebut. Saat Gilang
mencoba membukanya, pintu tersebut terkunci.

" Mana kuncinya? " tanya Gilang mengintimidasi.

Dua teman Ghea hanya saling bertatapan dan diam.

" GUE TANYA MANA KUNCINYA BRENGSEK! "

Di luar kamar mandi, Gilang bisa mendengar suara


teriakan rintihan Naya yang kesakitan. Gilang semakin
marah mendengar hal itu.

" Di-di-dikunci dari dalem, lang. " kata salah satu teman
Ghea terbata-bata.

" Minggir bang, pegang Rere " saut Dimas yang sudah
berada di belakang Gilang.

BRAK!

Pintu kamar mandi berhasil terbuka. Ghea dan teman-


temannya terkejut setengah mati melihat kedatangan
Dimas dan Gilang.

" NAYA! " Rere mulai menangis hebat lagi setelah


melihat Naya yang benar-benar berantakan. Darah ada di
mulut, lantai, dan seragam Naya.
Gilang menatap Ghea dingin dan langsung
menggendong Naya untuk dibawa ke UKS.

" Lo cari masalah sama orang yang salah. " Dimas


tersenyum sarkastik ke arah Ghea. Ghea yang
melihatnya bergetar dan hampir tersungkur ke lantai.

" Nay, bangun nay. Gue masih butuh lo disini. " tangis
Rere tidak berhenti sejak tadi.

Keadaan Naya yang sudah sangat parah membuat pihak


sekolah langsung melarikan Naya ke rumah sakit
terdekat.

Dimas dan Gilang yang melihat Naya begitu remuk


dibuat khawatir sekaligus emosi.

" Ghea brengsek! " kata Gilang yang memukul


tangannya ke tembok untuk melampiaskan emosinya.

Dimas duduk di samping Rere sambil mengusap wajah


dan rambutnya kasar.

" MANA ATHALLA?! " terdengar geraman emosi yang


disanding dengan isakan tangis yang begitu berat.

Rere yang begitu mengenal suara ini langsung bangkit


dan benar saja itu adalah suara ayah Naya, Hosea.

" Yah, sabar yah " kata Daffa, abang Naya.


Bunda Naya, Diana menangis dan menghampiri Rere.
Lalu Rere memeluk Diana dan menangis di pelukannya.

" Bunda, maafin Rere bunda, Rere ga bisa jaga Naya. "
Rere memintaa maaf pada bunda Naya.

Gilang dan Dimas yang sedari tadi menahan tangis,


akhirnya mereka juga menitikan cairan bening itu dari
kedua matanya.

" Dim, lo bisa telepon Athalla kan? " tanya Gilang pada
Dimas.

Dimas pun langsung menggangguk dan menelpon


Athalla.

Panggilan masuk, Dimas

Athalla yang melihat panggilan itu pun langsung


mengangkatnya.

" Halo dim, kenapa? "

Tidak ada jawaban.

" Dim, woi "

Masih belum ada jawaban.

" Dimas, lo jangan jail. Gue sib- "


" Naya bang. " kata Dimas sambil menahan tangisnya.

" Naya kena ulah Ghea, dan sekarang di rumah sakit "
terdengar isakan kecil Dimas di sana.

Athalla langsung terkejut bukan main, pasalnya ia tau


cara bermain kasar Ghea.

" Shareloc rumah sakitnya sekarang. "

Athalla lari tergesa-gesa untuk segera bertemu Naya.

" Dim " panggil Athalla yang melihat Dimas.

" Bang, maafin gue. Gue gabisa jaga Naya! " tangis
Dimas pecah dalam pelukan Athalla. Athalla yang
melihat teman baiknya menangis juga ikut menangis.

Hosea yang melihat Athalla langsung berdiri dan bersiap


untuk menamparnya. Tapi hal tersebut ia urungkan.
Athalla yang melihat itu hanya bisa pasrah karena
memang sudah jadi tanggung jawab Athalla menjaga
Naya setelah ayah dan kaka nya. Namun tiba-tiba…

BUG! satu pukulan mendarat di pipi Athalla. Memang


tidak terlalu keras, tetapi rasanya cukup sakit. Pukulan
tersebut Athalla dapatkan dari Daffa.

" Sorry, sebagai abangnya gue berhak mukul lo " Daffa


menahan air matanya yang siap pecah dalam satu kedip.
Athalla benar-benar pasrah dan mengusap pipinya yang
terasa sangat sakit sekarang.

Tiba-tiba dokter pun keluar ruangan dan menemui


mereka semua.

" Apa ada yang bernama Athalla disini? " dokter itu
bertanya.

Athalla menjawabnya " Saya dok. "

Dokter itu pun menyuruh Athalla masuk kedalam


ruangan Naya. Athalla langsung melangkahkan kakinya,
walau terasa begitu berat tapi ini pasti permintaan Naya
pikirnya.

" Nay " cairan berwarna bening sudah berkumpul dan


siap jatuh dari pelupuk mata Athalla.

" Hai ka " sapa Naya lemah.

Athalla memegang tangan Naya begitu erat dan


menangis sangat hebat disana. Deru nafasnya sudah
tidak stabil, pundaknya naik turun, isaknya begitu kuat.

" Hei " panggil Naya yang mengelus puncak kepala


Athalla.

Athalla mendongakan wajahnya untuk melihat Naya.


Wanitanya benar-benar dibuat hancur oleh Ghea. Hati
Athalla sangat remuk melihat bagaimana kondisi Naya
sekarang.

" Lo jelek banget kalo nangis ka. " kata Naya sedikit
bercanda.

" Nay gue minta maaf, gue minta maaf " Athalla
menggenggam tangan Naya dan menciuminya.

" Gue minta lo masuk kesini biar gue senyum, kalo lo


nya nangis gini. Gue gimana bisa senyum? " kata Naya.

Athalla yang mendengarnya segera menghapus air


matanya dan melihat Naya begitu lekat.

" Makasih ya ka. Udah mengizinkan Naya untuk


merasakan apa itu Euphoria. " ucap Naya melihat
Athalla.

" Makasih udah menerima semua ketidakserbabisaan


seorang Naya haha " tawanya renyah.

" Naya sayang sama ka Athalla " satu tetes air mata jatuh
ke pipi Naya.

Athalla yang mendengar itu menangis kembali. Setelah


itu. .

*Tiiiitt* Bunyi mesin terdengar, garisnya sudah bukan


lagi naik turun melainkan garis lurus.
Athalla yang melihatnya panik bukan kepalang, ia segera
mencari dokter kesana kemari, rasanya sungguh
menyakitkan melihat bagaimana perempuannya harus
pergi dengan kondisi yang buruk.

Satu Tahun Kemudian

Hari ini hari kelulusan Athalla, Dimas dan Gilang. Dan


hari ini bertepatan dengan hari kepergian perempuannya
Athalla, Naya.

Athalla, Dimas, Gilang mengunjungi makam Naya


setelah menyelesaikan acara kelulusan mereka. Rere juga
ikut hadir untuk menemui Naya disana.

" Hai nay, gimana kabarnya disana? Liat nih nay, pacar
lo jadi lulusan terbaik sekolah kita. " kata Athalla sambil
menunjukan buku kelulusannya dan tersenyum manis.

" Nay, lo tau ga gue akhirnya jadian sama ka Dimas.


Kalo lo masih disini, pasti lo ngetawain gue paling
kenceng " kata Rere tersenyum pahit.

" Gue dapet tawaran di stand up comedy dijakarta nay,


keren kan? " kata Gilang membanggakan diri.
" Gue juara satu lomba fotografi internasional nay. " saut
Dimas tak mau kalah.

Dimas, Gilang dan Rere yang melihat Athalla langsung


berinisiatif untuk meninggalkan Athalla agar mempunyai
ruang privasinya bersama almarhum Naya.

" Nay, gue kangen sama lo. Gue yakin lo kalo jadi setan
juga pasti bakal cantik. " Athalla tertawa renyah. Athalla
menghembuskan nafas beratnya.

" Nay " lanjutnya.

" Gue cinta sama lo hari ini, esok, dan seterusnya,


sampai selamanya. " Athalla sudah tidak dapat menahan
tangisnya. Ia menangis, meluapkan rasa rindu dan rasa
bersalahnya secara bersamaan.

" Gue seneng banget pernah bisa jadi pacar lo, gue suka
disaat kita bisa ngobrol sampai lo telat bangun, gue juga
seneng banget pas bisa jalan bareng sama lo, gue suka
apapun yang berkaitan dengan lo nay. " Jelas Athalla
seolah Naya sedang mendengarnya sekarang.

" You're always be my first love everytime,nay and when


I’m with you, i'm feel like I’m in Utopia. I love you more
than 3000 . ‘’

Athalla menghapus air matanya kasar dan pergi


melangkah untuk mencari cerita baru dalam hidupnya.
Euphoria, adalah perasaan dimana kamu merasa sangat
bahagia untuk pertama kalinya. Tapi arti kata ' Euphoria '
tidak bisa menjamin bahwa puncak kebahagiaan itu akan
berlangsung dalam jangka yang lama. Rasa Euphoria
juga akan membawamu pada dunia khayalan yang
sempurna nan indah, Utopia. Namun, Utopia sangatlah
sulit terwujud di dunia nyata.

-TAMAT-
BITTERSWEET

Oleh Natashya Gitantra

Hai! Kenalin nama gue anindita ayla


pradipta atau yang sering dipanggil ayla. Gue anak
universitas fakultas hukum yang cukup terkenal di
indonesia, dan sekarang gue udah semester 5 yang lagi
pusing pusingnya mikirin skripsi. Tapi tiba tiba ada
manusia aneh dengan sikap dinginnya yang kaya kulkas
dartang di kehidupan gue, unik banget coy.
-anindita ayla pradipta

Saya sudah terlalu lama sibuk dengan dunia saya sendiri,


waktu saya semuanya saya gunakan untuk bekerja. Tapi
tiba tiba saya menemukan kamu dan membuat saya
merubah semuanya. Dan sekarang sayang hanya ingin
serius dalam menjalin hubungan ini.
-arsen wafii halim

Pagi ini gue terbangun gara gara bunyi alarm yang


sangat amat menganggu di kuping gue, gue liat ke arah
nakas yang biasanya menajdi tempat gue buat nyimpen
hp

“ah elah udah jam 7 lagi, pengen cepet lulus yaallah”


keluh kesah gue setiap hari yaitu “pengen cepet lulus”
Setelah gue berguling guling di tempat tidur tercinta gue
ini sambil ngumpulin niat buat mandi, dan sekarang
waktu nya gue beranjak buat ke kamar mandi, untung
semalem gue udah keramas jadi sekarang gue tinggal
mandi badan aja. Biasalah mahasiswa mandi buat
berangkat kuliah aja udah alhamdulillah.

“ma anaknya berangkat ngampus dulu ya, doain biar


cepet lulus terus dapet jodoh yang bener” teriak gue
sambil ngambil kunci mobil yang ada di ruang tamu.

“kamu nih masih pagi udah teriak teriak aja, gimana mau
dapet jodoh yang bener kalo modelan nya kaya gini,
yang ada cowo cowo pada kabur nanti pas ngeliat kamu”
jawab mama sambil nyamperin gue ke ruang tamu.

“ih mama mah gitu banget, banyak yang naksir sama aku
tau cuman aku nya aja yang jual mahal” balas gue sambil
nyium tangan mama

“halah so jual mahal kamu, yaudah deh atiati ya la


dijalannya” yap mama gue emang sering manggil gue
dengan sebutan “la” dan temen temen gue juga biasa
manggil gue dengan sebutan “la” atau “ay” rada jiji sih
kalo dipanggil “ay” abisnya gue suka merasa kaya ayay
nya mereka gitu, tapi ya yaudah gue terima aja mau
dipanggil apa juga.

“dadah mamaaaa” ga lupa gue selalu nyium pipi mama


kalo gue mau berangkat, ga afdol aja kalo gue ga nyium
pipi mama.
Seperti biasa, perjalanan gue ke kampus selalu disambut
dengan kemacetan kota jakarta ini, tapi untungnya
komplek rumah gue ga terlalu jauh dari grrbang tol yang
biasanya gue lewatin buat ke kampus.
“ah gila macet banget sih jakarta, baru juga jam setengah
9” keluh gue yang lagi dengerin lagu 1000x nya jarryd
james, setidaknya bisa bikin gue ngerasa sedikit tenang
buat menghadapi kemacetan ini.

Setelah gue nyampe dikampus, mata gue langsung


tertuju ke tempat parkir mobil eh bentar bentar kok
kayanya tempat parkir gue yang biasanya ada yang
nempatin sih, selama gue bertahun tahun kuliah disini,
ini tempat parkie selalu gue yang nempatin gapernah ada
mobil lain dan mobil dosen juga parkirannya bukan
disini. Wah pasti maba nih, songong juga tuh maba
nempatin parkiran gue.

“anjir gue parkir dimana coba udah mepet lagi jam nya
buat masuk kelas, bisa bisa gue telat ini gara gar cari
parkiran” oceh gue yang lagi frustasi cari parkiran

“gila ya cari parkir aja sampe 10 menit, ini mah gue fix
telat masuk kelas”
Dalam sekejap gue langsung mengeluarkan jurus naruto
gue biar gue bisa nyampe kelas dengan secepat kilat.
Dan bener aja dugaan gue kalo gue bakaln telat masuk
kelas, karena kelas gue pintu nya udah ditutup dan udah
ada dosen yang bertengger di depan mahasiswa.
Tok tok tok

“pagi pak, maaf saya terlambat tadi ada masalah dalam


mencari parkir di gedung fakultas hukum ini pak” ucap
gue dengan percaya diri, eh tapi tunggu, ko kayanya gue
baru ngeliat ini orang. Ini dosen atau bukan ya ko muda
banget ganteng lagi, perasaan di fakultas hukum gaada
dosen yang bening kaya gini.

“kamu tidak pernah diajarkan untuk tepat waktu? Saya


tidak menerima alasan apapun untuk mahasiswa yang
datang terlambat” jawabnya dengan nada ketus dan
muka datar

“Eh gila ya ini dosen gapernah diajarin senyum kali ya


pas kecil, judes amat. Orang ngomong baik baik amalah
dijawab ketus” omel gue dalam hati.

“yah pak, tapi kan saya cuman telat 10 menit biasanya


sama dosen yang lain juga masih boleh masuk kelas ko”
jawab gue dengan muka memelas

“silahkan kamu untuk keluar kelas sekarang!” jawabnya


dengan nada datar tetapi menohok.

Brak!

Gue langsung tutup pintu kelas yang kayanya lumayan


keras karena sampe bunyi, tapi sumpah itu ga sengaja
ko, gue ga bohong

“sudah telat tapi tidak mau menerima konsekuensi dasar


anak jaman sekarang” ucap gue dalam hati
dan berakhir lah gue dikantin yang sangat indah ini
“emang dasar dosen kacung kampret, terus buat apa tadi
gue buru buru kesini pake jurus naruto kalo ujung ujung
gue ga dibolehin masuk kelas” omel gue sambil ngambil
gorengan ditempat gue dan temen temen makan.

“gara gara parkiran juga nih gue jadi telat, kalo tadi itu
parkiran kosong pasti gue ga telat”

“woi ngapain lo masih pagi tapi udah ngomong


sendirian? Halu ya lu gara gara kelamaan jomblo” yap
ini yang sekarang lagi ngomong sama gue nama nya
nicko atau yang biasa dipanggil “iko” dan emang bener
kata iko kalo gue jomblo

“ah elah apaan sih lo ngangetin gue aja, gila kali ya lo ga


sampe segitunya juga kali walaupun gue jomblo”

“gue ga dibolehin masuk kelas ko sama gatau deh itu


dosen siapa pokoknya yang masih muda terus galak,
padahal gue cuman telat 10 menit BAYANGIN KO 10
MENIT sia sia udah ini perjalanan gue” keluh gue

“ eh ay itu dosen baru masuk sehari aja udah banyak


mahasiswi yang tergila gila, kalo gasalah sih doi
pengacara juga katanya disini cuman ngisi jam kosong
doang”

“pantes gue baru liat, gue kira tadi mahasiswa coy


abisnya masih muda kan gue jadi bingung”
“kalo gasalah nama nya siapa ya asen esen rasen atau
siapa gitu susah deh pokoknya” jawab iko dengan muka
polos nya

“Arsen kali woii, namanya arsen wafii halim yang gue


denger denger sih dia tajir ay terus masih lajang juga,
lumayankan ganteng lagi” samber tia yang salah satu
sahabatku di kampus

“ya gue ga peduli dia mau lajang atau udah nikah tajir
atau miskin, intinya gue tetep gasuka sama itu dosen
belagu nbanget gaya nya, lagian lo paa ngapain sih
ngasih tau gue informasi tentang itu dosen gapenting
banget” ucap gue ke iko dan tia

“gaboleh ngomong gitu lo ay nanti gatau nya lo suka


terus jodoh, gimana? Mampus aja lo makan omongan
sendiri” jawab tia

“eh gaada ya ti, pokoknya ayla adalah ayay gue, ayla


diciptkan oleh tuhan dan diturunkan oleh tuhan buat gue
buakn buat si dosen itu” jawab iko

“apaan sih lo ko jiji banget gue dengernya, gue gamau


kali sama lo idih ogah banget, udah ah bisa miring otak
gue kalo diem sama lo berdua terus bye gais” tanpa
beban gue langsung ninggalin mereka semua.

Dan berakhir lah sekarang gue yang lagi jalan sendirian


disekitaran kampus, “apaan sih ko hp gue jadi eror gini?
perasaan tadi baik baik aja” ko kayanya hari ini gue sial
banget ya? Kena macet, parkiran kampus penuh, gaboleh
masuk kelas, kena omel dosen baru , dan sekarang hp
gue eror.
Brak

“awww gila ya sakit banget ini, dasar tembok kampret”


teriak gue sambil ngelus ngelus bahu gue yang
kesenggol tembok

“selain ga tepat waktu ternyata kamu kalo jalan mata nya


tidak digunakan dengan baik ya dan tolong sebagai
orang yang berpendidikan tutur bahasa nya dijaga,
sangat tidak pantas” jawab seseorang

Fix hari ini gue sial karena kesialan gue di hari ini udah
bertambah yaitu nabrak si dosen galak, gue harus gimana
ini? Udah ngomong nya pedes banget lagi kaya mulut
yang abis dikasih cabe seharian

“ya maaf pak, abisnya tadi bapak ga keliatan jadi aja


saya nabrak bapak” jawab gue dengan muka yang cengar
cengir, ko gue aneh banget sih? Abis dimarahin dosen
malah cengar cengir dasar ayla ayla

“pak nasib saya gimana ini? pasti absensi saya kan


kosong tadi”

“yaitu bukan urusan saya, silahkan kamu urus sendiri”


jawabnya singkat padat dan jelas dan lalu pergi begitu
saja ninggalin gue
“dasar dosen kacungkampret” gerutuku karena kesal
dengan sikapnya

“gila ya gue daritadi ngomong baik baik tapi dijawab


nya kaya gitu, kasian banget nanti yang jadi istrinya,
nikah sama manusia kulkas yang gajelas”

“saya masih bisa mendengarmu ayla”


Seketika bulu kuduk gue merinding, “mampus gue itu
manusia kulkas ngedenger omongan gue, anjir bisa mati
gue” gerutu gue dalam hati yang telah menyesali
ngomong sembarangan. Tapi tunggu, ko itu dosen tau
nama gue sih? Perasaan gue belum ngenalin diri gue ke
dia

“pak, ko bapak bisa tau nama saya?” jawab gue dengan


muka polos

“pertanyaan kamu sangat tidak penting” jawabnya dan


langsung pergi ninggalin gue yang lagi kebingungan
Ko aneh ya? Wah jangan jangan dia kepo tentang gue
nih makanya dia tau nama gue? Padahalkan bisa aja dia
langsung minta kenalan sama gue, lagian gue gaakan
nolak juga eh kenapa gue mikir nya jadi kemana mana
sih fix gue halu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Akhirnya gue sampe juga dirumah setalah melawati hari


yang panjang ini

“assalamualaikum” ucap gue, tapi ko kayanya gaada


yang ngejawab. Orang rumah pada kemana ya?
Tling

Bunyi notif dari hp gue yang langsung aja gue cek, oh


dari mama gue yang katanya mama gue bakalan balik
malem. Alamat gue bakaln ngegabut nih dirumah.

“yaallah akhirnya ketemu juga sama tempat tidur


kesayangan gue, dear tempat tidur I love you so muchh”
dan berakhir lah gue yang males malesan diem di tempat
tidur.

Tapi tiba tiba setan dalam diri gue membuat gue ngecek
aplikasi instagram “ itu dosen galak punya istagram ga
ya?” akhirnya jari jari gue bergerak buat ngetik nama
nya di kolom pencarian instagram.

“eh nama panjang nya siapa ya tadi kata tia, ko gue jadi
pikun sih”
Arsen, arsen sutasoma, arsen waradikusumo

Setelah gue ketik nama “arsen” tapi yang muncul bukan


nama si dosen galak gue itu
Arsenwafii_h

Akhirnya gue nemuin akun instagram nya coy, ah emang


dosen kancungkampret ngapain di private sih instagram
nya, gue kan jadi gabisa ngestalk. Atau gue follow aja
ya? Yaudah lah gue follow aja, tanpa berfikir dua kali
gue langsung klik tombol “follow”
“AYLA BODOH LO NGAPAIN NGEFOLLOW ITU
DOSEN GALAK SIH, GENGSI DIKIT DONG AH”

teriak gue yang mencaci maki diri gue sendiri, sumpah


gue mikir apasih bisa tanpa beban ngefollow itu dosen.
Gimana dong ini, gue kan jadi malu mau ditaro dimana
coba nanti muka gue pas ketemu itu dosen galak
Arsenwafii_h is following you now

“eh woi mampus gue, langsung difollback ini demi


apapun gue malu yaallah” teriak gue yang makin panik
Jadi sekarang kamu mau cari tau tentang saya, ayla?
Kurang lebih itu pesan yang gue liat dari instagram dan
yang pasti nya dari si dosen galak itu, gue harus jawab
apa coba? Masa gue bilang kepencet sih?

Saya tau kalo kamu pasti bukan tidak sengeja mengklik


tombol follow ayla

“eh ini dosen selain galak dan judes masa bisa baca
pikiran juga sih?” gue harus jawab apa yaallah

Hehehe hallo pak

Dan akhirnya jari jari nakal gue mengetik kata kata itu
yang ujung ujung nya gue sesali.
Iya, hallo juga ayla.
Makasih ya pak udah di followback
Iya ayla sama sama
Okay pak

Balas gue yang tanpa gue sadari kalo gue ngebales pesan
si pak dosen sambil senyum senyum, eh ko gue jadi
senyum senyum sendiri sih? Wah udah ga beres nih otak
gue. Tapi gemes banget pas doi manggil nama gue
Seen

Itulah yang gue baca saat gue buka pesan yang ada di
instagram, yang berarti pesan gue cuman di baca doang
sama doi, sakit coy.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hmm ayla, sebuah nama yang sekarang cukup
menganggu di kepala saya, gadis yang menarik. Kenapa
juga dia ngefollow instagram saya? Dan tidak seperti
biasanya juga saya mengikuti kembali akun seseorang
sampai mengirimkan pesan.

“arsen itu klienmu sudah menunggu di lobby” ucap


seseorang

“ oh iya makasih pak” balas ku


Kenapa nama ayla selalu ada di kepala saya? Dan saat
saya bertemu ayla, saya merasakan perasaan yang
berbeda. Seperti ada sesuatu di dalam diri nya yang
menarik.
Semoga saja nanti saya bertemu lagi dengan gadis itu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sumpah ya gue kepikiran si dosen galak itu terus kenapa
ya? Gue merasa kaya ada sesuatu gitu.

Ayla?

Tiba tiba ada notif dari hp gue dan yang ternyata dari si
dosen galak, kayanya doi beneran bisa baca pikiran
orang deh.

Iya kenapa pak? Tumben nge dm saya

Eh ko cuman di baca doang sih, sumpah ya itu dosen


bakalan gue kutuk kalo dm gue ga di bales.

Lagi sibuk atau tidak?


Engga ko pak
Pak?
Iya ayla ada apa?

Ya ga ada apa apa sih pak sebenernya


Cuman saya kepo aja kenapa bapak nge dm saya

Oh, ga ada apa apa ko, kurang penting juga

Maaf saya sudah mengganggu


Gapapa ko pak, ga ganggu sama sekali

Kamu sudah punya judul buat skripsi?

Eh ko kayanya ini dosen nyari topik buat chattingan


sama gue sih? Atau gue yang ke terlalu kepedan ya?
Yaudah lah bodo amat bales aja
Kebetulan belum nih pak hehehe
Mau saya bantu?

Sumpah ini dosen kenapa deh? Kesambet apaan sih bisa


jadi baik gini ke gue

Boleh pak, tapi emang nya


Ga ngerepotin ya?
Tidak, nanti kita bicara kalau di bertemu
Di kampus.
Baik pak, terimakasih
Iya ayla.

Yaallah hambamu sungguh bahagia, nikmat mana yang


telah kau dustakan? Gapapa deh gue dimarah marahin
dulu tapi ujung ujung nya doi baik ke gue, rela dede
bang.

Boleh saya minta nomer telfonmu, ayla?


Supaya mempermudah jika saya mau meghubungi

Oh,boleh pak
081234567890
Terimakasih

Gue chattan sama pak dosen kok berasa chattan sama


kamus indonesia, baku banget.
Makin lama gue kenal si dosen, gue merasa doi selalu
cari topik apapun buat nge chat gue, ya gue ga keberatan
sih cuman aneh aja, dan kalo ketemu di kampus, kita
selalu bertegur sapa atau ngobrol sedikit. Yang gue tau
doi lebih sering menghabiskan waktu nya di kantor
kejaksaan yang nanti insyaallah itu akan menjadi tempat
yang sering gue kunjungi pas gue udah lulus kuliah.

Ayla, bisa saya bertemu dengan kamu sekarang di


kelas?

Bisa pak
Gue langsung jalan ke kelas setelah dapet pesan dari si
dosen galak
Tok tok tok

“permisi pak” ucap gue sopan setelah mengetuk pintu


kelas

“iya ayla silahkan masuk”

Gila cakep banget coy doi, gue ngeliat dia yang tadinya
pake kacamata terus langsung dilepas gitu, pokoknya
kaya di film film deh. Dan gue kira ini kelas rame ada
mahasiswa yang lain tapi ternyata engga, yang berarti di
dalam kelas ini cuman ada gue dan si pak dosen.

“ada apa ya pak?” tanya gue ke dosen ganteng

“oh ini saya mau mint-“

“pak maaf,saya boleh duduk dulu ga?” tanya gue dengan


muka polos

“oh iya boleh boleh silahkan”


“jadi gimana pak?ada apa bapak manggil saya kesini?”

“saya mau minta tolong sama kamu”

“iya minta tolong apa pak?” jawab gue penasaran

“jadi ketua kelas”

“hah? Gimana pak? Ketua kelas apa?”

“ketua kelas di mata kuliah saya, jadi nanti kamu yang


mengurusi semua nya, jika saya tidak bisa hadir atau ada
tugas tambahan, saya akan memberi kabar ke kamu
supaya kamu bisa menyampaikan ke yang lain”

“yah pak, kok bapak pilih saya sih?”

“supaya kamu ga datang telat lagi dan lebih rajin”


Apa maksud coba? Udah tau gue males banget malah
dijadiin ketua kelas

“kamu gamau jadi ketua kelas?”

“ eh mau pak, iya saya mau jadi ketua kelas”

“ok, saya cuman mau ngomong itu aja sama kamu,


terimakasih”

“udah kan pak itu aja?”

“iya”
“yakin pak? Gaada yang lain?

“iya, tidak ada yang lain ayla”

“ok pak, makasih saya keluar dulu”

Dan setelah gue dipilih menjadi ketua kelas, gue jadi


sering banget yang nama nya berhubungan sama si dosen
galak

Kadang juga doi ngechat gue buat ngomongin tugas, tapi


gue ngerasa kaya ada yang beda.

Aneh aja doi kaya gitu cuman ke gue doang sedangkan


ke mahasiswa yang lain ya biasa aja

Bayangin aja itu dosen galak ngajak gue buat makan


siang bareng pernah juga dia ngajak gue buat pulang
bareng dia, tapi sayangnya gue bawa mobil sendiri yang
berarti gue harus balik sendiri.

Tapi si pak dosen itu emang udah mapan dan tampan sih
suami-able banget

“ih ayla apaan sih lo jiji banget udah mikirin suami, lulus
kuliah aja belum" ucap gue

“ayla” suara bariton yang memanggil gue


Eh mampus siapa tuh jangan jangan si pak dosen

“iya pak ada apa?” tuh kan bener


“saya mau ngomong sama kamu”

“kan daritadi juga bapak udah ngomong sama saya”

“saya mau ngomong serius ayla”

“eh iya pak ada apa?”

“saya mau serius sama kamu”

Otak gue seketika langsung muter “serius apaan sih


maksudnya”

“hah?maksudnya gimana pak?”

“saya mau serius dengan hubungan ini”

“lah pak, kan saya emang serius bapak dosen saya jadi
ketua nya” ucap gue dengan polos karena sumpah gue ga
ngerti maksudnya apaan, tiba tiba dateng bilang mau
serius

“saya mau kamu jadi calon istri saya”

“astagfirullahaladzim bapak” eh udah gila, serangan


jantung ini gue tiba tiba dilamar begini, pacaran aja
engga tiba tiba disuruh jadi calon istri

“ bapak arsen wafii halim mohon ini masih pagi jangan


halu pak”
“halu? Saya serius” jawabnya dengan alis yang hampir
menyatu

“saya bisa kena serangan jantung ini pak”

“kita obrolin nya nanti ya pak, jangan sekarang” jawabku

“ saya tunggu jawaban dari kamu, sekarang saya harus


ke pengadilan dulu”

“iya pak”

Di mobil gue langsung berfikir keras, itu orang kepala


nya kepentok apa sih gaada angin gaada huajn tiba tiba
minta gue buat jadi istrinya. Masa gue harus bilang ke
mama kalo ada yang ngelamar gue, bisa bisa mama gue
juga kena serangan jantung secara gitu ya mama gue tau
kalo selama ini gue jomblo.

Akhirnya gue nyampe juga dirumah dan mama gue udah


duduk cantik di ruang tamu, kayanya gue harus
ngomong deh

“maaa” gaada tanggapan

“maaa” ucap gue

“mamaaaaa”

“ayla apa sih kamu teriak teriak aja bisa budeg ini
kuping mama” jawabnya
“ya abisnya mama daritadi dipanggil ga dijawab jawab,
ayla mau ngomong serius ini” jawab gue gamau kalah
“ada yang ngelamar ayla” pasti mama gue bentar lagi
teriak nih

“HAH?! Ayla mama tau kamu pengen cepet lulus dan itu
ngebuat kamu banyak fikiran tapi jangan sampe kaya
gini juga la” jawab mama gue dengan muka miris
Tuhkan kata gue juga apa, pasti kaget dan ujung ujung
nya gue yang dibilang halu

“mama ayla serius, nama nya arsen wafii halim dosen


ayla dan pengacara juga”

“masyaallah nak, iya boleh langsung bungkus aja bawa


kesini”

“ih mama apaan sih”

“akhirnya kamu ga jomblo lagi la sekalinya dapet cowo


langsung dilamar, ga sia sia kamu selama ini jomblo”
Eh sumpah ini semalem gue mimpi apa sih, ini nyata
atau engga sih. Yaallah hamba mu bingung amat sangat
bingung.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
“bro” ucap seseorang

“sen arsen, dih gila nih bocah ngelamun mulu gara gara
kelamaan sendiri”

“arsen bencong” teriak nya sambil memukul lengan


temannya
“ah apaan sih lo” jawabnya

“lo ngapain sih ngelamun mulu, itu jaksa nyariin lo”

“iya bro thanks” ucap gue

Itu cewe bisa bikin dunia gue berubah 180 derajat, “ayla
sebenernya ada apa di dalam diri kamu sehingga
membuat saya sangat tertarik denganmu” tanya gue
dalam hati. Kenapa gue bisa langsung minta itu cewe
buat jadi istri gue? Tapi gue udah merasa siap buat
semua nya. Apa gue yakin dengan keputusan gue?
Semoga saja yang dulu tidak terulang lagi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Gue bener bener ga ngerti sebenernya hidup gue kenapa,
sangat amat amat ga masuk akal. Gue udah dilamar udah
DILAMAR yang berarti gue udah punya TUNANGAN,
calon suami cuy. Sebercanda itu ya hidup gue dan
sekarang gue harus manggil dia dengan panggilan “mas”
mas arsen.
Sekarang kesibukan gue adalah ke pengadilan dan
kejaksaan yang berarti sekarang gue makin sering
ketemu arsen lebih tepatnya lagi dia sering nganterin dan
ngejemput gue.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Setelah gue pikir pikir. Disatu sisi gue belum siap buat
nikah muda, ya walaupun gue tau kalo arsen itu udah
mapan dan alhamdulillah nya tampan juga pokoknya
udah paket komplit banget. Tapi tetep aja batin gue
belum siap. Gue butuh waktu sama temen temen gue,
kesibukan gue, apa lagi kalo nanti gue kerja, gue masih
mau nikmatin masa muda gue. Tapi disatu sisi juga gue
pengen buat ke hubungan yang lebih serius dan sekarang
gue masih ragu. Dan salahnya gue waktu arsen dateng ke
rumah buat ketemu mama dan minta izin ke mama, gue
udah terlanjur bilang kalo gue siap, emag ayla kadang
kadang suka rada dongo ga dipikir dulu nanti
kedepannya gimana.

“duh gue yakin ga ya sama hubungan ini’” ucapku


Dosen galak calling

“eh mampus langsung nelfon orang nya”

“hallo” jawab gue

“ayla kamu dimana?”

“dikampus pak eh mas”

“saya jemput ya? Ini saya baru mau jalan dari


pengadilan”

“lah mas tapi aku bawa mobil, nanti mobilnya gimana?”


“udah gapapa ditinggal aja mobilnya di kampus, besok
saya yang antar kamu ke kampus. Tunggu saya ya”

“iya mas hati hati”

“iya ayla terimakasih”


gue dan si dosen galak itu belum terlalu banyak berubah
cuman kita memang jadi lebih sering ngobrol dan pergi
berdua, api tetpa terasa seperti ada jarak diantara aku dan
arsen.

Akhirnya gue melihat mobil arsen yang udah terparkir


rapih di depan lobby

“hai, gimana kuliahnya?” tanya nya dengan


senyumanitu, ya senyuman yang bisa buat jantung gue
kaya lagi lari marathon.

“kuliah aku lancar kok cuman masih bingung aja buat


judul skripsi, mas di pengadilan gimana? Berjalan lancar
kasusnya?” tanya gue balik, arsen memng lagi
menangani kasus yang sekarang cukup viral.

“lancar alhamdulillah cuman buat keputusan akhir


sidangnya diundur karena saksi mata ada yang
berhalangan untuk hadir” balasnya

“nanti saya akan bantu kamu buat judul skripsi, mau?”


tanya nya dan melihat ke arah mataku

“mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuu” balas gue semangat,


yaallah dede meleleh ini bang
Dia pun hanya membalas dengan senyuman simpul dan
terkekeh yang lagi lagi membuat jantung gue lari
marathon. Bisa sakit jantung gue kalo kelamaan liat doi
senyum.
“astagfirullah, ayla lo pasti udah gila” ucap batinku yang
tidak sadar aku memukul keningku.

“ayla kamu kenapa? Ada nyamuk dikening kamu?” yap


dan tangan nya sekarang sudah ada dikeningku yang
seketika membuat gue sadar.

“ga gaada apa apa ko mas” jawab gue

“ayla”

“iya kenapa mas?”

“izinkan saya menjadi calon imam yang baik untukmu


ayla, saya sayang kamu” ucap nya dan menatap mata gue

“eh? Iya mas” jawab gue polos

“kamu lucu saya jadi gasabar buat menghalalkan kamu”


ucapnya lalu mata nya kembali tertuju ke jalanan

Gue hanya membalas dengan senyuman, gue yakin


banhget kalo sekarang pipi gue pasti udah merah banget
kaya kepiting. Dan sekarang arsen lagi beli minuman
karena gue lagi pengen banget boba.

Triing

Gue denger yang kayanya itu notif dari hp arsen, dan


sekarang gue kepo tapi gue takut arsen tau. Baca dari
notifnhya doang mah gapapa kali ya terus nanti gue
simpen lagi hp nya.
Dara

Arsen makasih ya udah nemenin aku, maaf baru ngasih


kabar hati hati dijalan, aku sayang kamu.

Deg

Kurang lebih itu pesan yang tadi gue baca, dan ga lama
ada foto yang kayanya itu arsen sama dara yang sedang
berdua dengan arsen yang mencium pucuk kepala
perempuan itu.

Gue harus gimana sekarang? Sedangkan tadi arsen


bilang sayang sama gue dan ga sabar buat halal-in gue,
haruskah gue percaya sama dia? Belum apa apa gue udah
dibohongin aja.

Okay kayanya sekarang gue udah punya jawaban yang


lain buat hubungan gue dan arsen kedepannya. Kenapa
gue bisa yakin dengan jawaban gue? Karena sekarang
arsen memakai baju yang sama seperti di foto itu.

Ga lama kemudian arsen balik lagi ke mobil dan


membawakan minuman boba pesenan gue

“nih pesenan kamu, udah senengkan? Sekarang saya


antarkan kamu pulang ya”

“iya terimakasih” jawab gue seadanya


Diperjalanan kita cuman berdiam, gue yang lagi sibuk
dengan perdebatan yang ada di otak gue dan arsen yang
fokus dengan jalanan. Gue cuman berharap bisa sampai
rumah dengan cepat.

Dan akhirnya mobil arsen sampai di perkarangan rumah


gue

“makasih ya mas, saya masuk dulu” tangan gue udah


mau menutup mobil dan tiba tiba ada tangan yang
menahan gue

“kamu kenapa? Perasaan saya gaenak”

“gapapa, cuman perasaan mas aja” jawab gue tyang


langsung gue tinggal dan masuk ke dalam rumah,
meninggalkan arsen yang sedang kebingungan. gue ga
peduli mau dia bingung atau engga yang pasti gue udah
gapercaya lagi sama dia.

Dosen galak calling


Missed call (9)

Itu yang gue liat saat gue buka hp

“gapenting” ucapku

“ayla ini ada arsen” ucap mama gue

“lah? Itu orang ngapain deh?” ucap gue dalam hati

Ya mau gamau gue harus turun buat nemuin itu dosen


“ada apa?” tanya gue

“saya mau ngomong, ikut saya dulu ke dalam mobil”

“ngapain?disini aja”

“gaenak ayla, ada mama kamu setidaknya hargain mama


kamu”

“ ya terserah” jawab gue

Di dalam mobil gue cuman diem aja, menunggu arsen


untuk bicara duluan karena gue pikir disini bukan gue
yang punya kepentingan, tapi dia.

“saya bisa jelasin” ucap nya

“jelasin apa?”

“pesan itu dan foto itu”

“apa lagi yang harus dijelasin? Menurut saya itu udah


sangat jelas. Mau dijelasin tempat nya dimana dan jam
berapa? Sayaoikir itu gaperlu dan saya gamau tau juga”

“ayla dengarkan saya dulu”

“ apa lagi mas? Terserah kamu mau gimana juga saya


gamau ambil pusing, kalo kamu emang punya yang lain,
kenapa kamu lamar saya? Kenapa kamu minta saya buat
jadi istri kamu? Kenapa ga dia?” Tanya gue emosi
“saya mau masuk ke dalam rumah saja, menurut saya ini
udah sangat jelas”

“saya sayang kamu dan saya seius ayla”

“jangan kamu ngomong seperti itu karena gaada bukti


nya arsen, menurut saya omongan kamu semua nya
bullshit, atau sekarang kamu lagi mainin saya?” untuk
pertama kali nya gue bilang arsen tanpa ada embel embel
mas atau pak

“saya gamau jadi calon istri kamu” jawab gue tegas

“ayla tolong kamu pikir dulu sebelum kamu mengambil


keputusan”

“ memang saya selama ini masih ragu, saya juga belum


siap buat nikah muda, saya masih ingin menikmati masa
muda saya jadi menurut saya ini jawaban yang paling
tepat. Makasih atas semua kebaikan nya, pak arsen”
ucapku

“asal kamu tau ayla, saya memang serius dengan


hubungan ini dan sekarang kamu sudah menyakiti hati
saya”

Gue mikir bukannya kebalik ya? Seharusnya gue dong


yang ngomong kaya gitu
“ saya pun begitu “ jawab gue dan langsung
meninggalkan mobil arsen

Keputusan gue udah final, gue mau fokus kuliah dan


kerja aja rasanya untuk saat ini.

2 tahun kemudian

Gue udah lulus dan udah menjadi sarjana hukum,


sekarang gue lagi sibuk sibuknya menangani kasus yang
sedikit rumit. Yap sekarang gue jadi pengacara,
pengadilan rasanya udah menjadi rumah kedua gue. Dan
gue cinta sama pekerjaan gue.

Seperti biasanya sekarang gue masih jomblo dan tidak


berminat buat mencari cowo. Gue cuman menunggu apa
yang Allah rencanakan, kalo emang gue ga depet dapet
cowo ya yaudah im fine.

Dosen yang dulu ngelamar gue umm gue kurang tau


sekarang gimana kabarnya karena gue gapernah
berhubungan lagi sama dia. Cuman terakhir ketemu
disaat gue wisuda itu pun kita hanya saling tersenyum.

Gue juga ga minat buat tau kabarnya sekarang gimana.


Tapi ko kayanya tadi gue ngeliat cowo yang mirip
banget sama arsen di parkiran, ya ada kemungkinan juga
sih kalo itu dia secara kan dia juga pengacara, ya pasti
dong dia dateng kepengadilan.
“ayla” terdengar suara bariton memanggilku

“ anindita ayla pradipta halim”

seketika gue kaget shit jangan jangan itu si dosen kacung


kampret, gue pun langsung melihat dan memastikan
siapa yang memanggil gue dengan sebutan nama
belakang halim

Dan bener tebakan gue dia, dia arsen wafii halim berdiri
di depan gue dengan tatapan mata yang sama seperti
dulu, nyaman.

“ halim? Excuse me?” tanya gue heran

“ nanti malam saya jemput ya?”

“ tolong yang jelas ya, saya ga ngerti maksud bapak”

“saya mohon” uacpnya dengan nada memohon

Gue sih sebenenernya pengen banget ngeiyaiin ajakan


dia,tapi yakali baru juga ketemu setelah beberapa tahun
ini gila kali si kampret ini.

Arsen mendekati gue dan seketika gue mundur


selangkah

“ayla saya mohon,kali ini saja,nurut ya”

Ya Tuhaan,mana bisa gue nolak kalo yang minta


manusia yang satu ini
“iya,okay okay”

“kamu mau?”

“iya,gausah nanya berkali kali ah”

Setelah arsen selesai meminta gue untuk menemani dia


makan malam,gue langsung diantar pulang dan siap siap
secantik mungkin. Ya gimana ya,gue mau kasih kesan
paling baik aja di depan dia. Galama setelah gue selesai
siap siap ada suara bell rumah

“aylaa ini ada arsen”

Gue kaget dan langsung bergegas ke bawah untuk


menemui pujaan hati gue

“iyaa maaa bentarr”

Gue menuruni tangga satu satu dan gue lihat arsen


sedang berbincang seru dengan mama

“arsen kemana aja kok gapernah main lagi?”

“nggak kemana mana ma,arsen ada salah sama ayla jadi


jarang main kesini lagi,maaf ya ma arsen buat sakit anak
mama.”

Gue liat arsen langsung mencium tangan mama dan


mama pun membalasnya dengan memeluk arsen,hati gue
disitu benar benar terenyuh dan gue merasa kalau arsen
tulus meminta maaf kepada mama.
Gue menuruni anak tangga terakhir dan arsen langsung
sadar akan kehadiran gue.

“you look so gorgeous”

Gue tersipu malu mendengar pujian dari arsen

“thank you”

“ma arsen pamit bawa ayla makan malam dulu


ya,assalamualaikum”
Kami lalu mencium tangan mama dan berlalu pergi.

Sesampainya kita di restoran ternama di jakarta arsen


langsung mengandeng tanganku seolah olah tidak ingin
kehilangan aku untuk kesekian kalinya.

“saya sudah pesankan makanan yang kamu suka,tunggu


sebentar ya”

“iya pak terimakasih.”

Arsen duduk tepat di sebrangku,sumpah gue gatau dia


mau ngapain tapi ini bener bener romantis banget nggak
ngerti sih tujuan dia apa.

“ayla”

“iya pak?”
“maafkan segala kesalahan saya dulu,saya dulu memang
benar menduakan kamu tapi hati saya tidak pernah benar
benar mendua,hati saya hanya bisa dan hanya ingin
dimiliki oleh kamu.”
Arsen beranjak dari tempat duduknya dan berlutut di
hadapan gue.

“anindita ayla pradipta,maukah kamu menikah dengan


saya?”

Gue panik dan gatau harus menjawab apa,tapi gue tau


kalo gue memang benar benar sayang dan cinta sama
arsen.

“iya pak saya mau”

TAMAT
" Ikat Aku Di Tulang Belikatmu"
Oleh : Delia Pazriyah
Abel Asterella Johan seorang gadis
berumur 17 tahun dengan rambut hitam
legam sebahu, mata berwarna coklat pekat,
kulit putih dan goresan wajah yang indah membuat ia
dikatakan seorang gadis cantik bahkan bisa dibilang ia
sempurna. Abel mempunyai kaka laki-laki bernama
Baskara Andoro Johan yang biasa disebut abang oleh
Abel umur Baskara dengan Abel hanya berselisih 3
tahun.

Abel membenarkan selimutnya. Selimut hitam tebal ini


masih belum bisa menghangatkan tubuhnya. Abel
berusaha memejamkan matanya namun nihil ia sama
sekali tidak bisa diajak kembali ke alam mimpinya.

Abel menghela nafasnya ia kemudian beranjak dari kasur


empuknya, ia membuka gorden kamar dan melihat hujan
mengguyur sangat deras di luar sana

Ia pun tertegun menatap tetesan air yang membasahi


jendela kamarnya

Lagi lagi hujan turun tengah malam, aneh Abel tak habis
pikir kenapa orang-orang menyukai hujan yang dingin.
Seharusnya Abel sudah tertidur lelap karena besok di
sekolah ada quiz yang harus ia ikuti dan harus berangkat
lebih awal ke sekolah.

Abel menatap langit di luaran sana, namun tak lama

Abel menutup gordennya lalu kembali ke ranjangnya,


merebahkan tubuhnya, tetapi matanya masih tak mau
terpejam lantas ia beranjak kembali beralih ke meja
belajar, mengambil barang yang setiap harinya
menemaninya untuk menata mimpi Abel sedari dulu
------ laptop.

Sunyi tak ada suara lain selain derasnya hujan diluar


sana dan suara jemari Abel yang menyentuh keyboard
laptop.

"Aku tak mengerti, mengapa banyak sekali orang yang


sangat menyukai hujan. Yang ku tahu hujan hanya
membuat masalah untuk diriku, ya walaupun rasanya
tidak separah seperti saat terpeleset kulit pisang. Tapi
tetap saja aku enggan bersentuhan dengan air hujan.

Terkadang aku pun tak paham dengan mereka yang


mencari kenangan di atas hujan dan kebanyakan orang
mengenang masa lalunya itu pada saat hujan turun,
menurutku untuk mengenang kenangan masa lalu cukup
membuka album foto saja.
Sunyi, lalu mereka juga mencari kesunyian di balik
hujan lagi lagi semua berkaitan dengan hujan padahal
hujan menimbulkan suara gemercik yang sangat keras
bahkan tapi entahlah apa yang ada di pikiran mereka
yang mencari sunyi pada saat hujan turun.

Aku masih tak paham, mengapa mereka menyukai hujan

Tertanda

Abel Asterella Johan

~~~

Seorang pria berumur 17 tahun dengan perawakan


tinggi, berkulit putih, memiliki hidung yang mancung
bahkan rambut hitam yang membuat pesona
ketampanannya bertambah berkali kali lipat, namun
dibalik semua pesona seorang Bagas Mahendra ia hanya
seorang pria yang sedikit berbicara bahkan ia dijuluki
seorang manusia es, karena ia akan menjawab ucapan
atau pertanyaan orang se-perlunya saja bahkan dia tak
menjawabnya sama sekali. Walau dijuluki seorang
manusia es ada julukan lain yaitu Most Wanted SMA
Garuda dimana hampir seluruh gadis yang bersekolah di
SMA Garuda meng-idolakannya bahkan mengejar demi
mendapatkan cinta nya Bagas walau pun Bagas tidak
peduli terhadap mereka.
Malam ini Bagas masih belum tertidur, mungkin karena
ia terlalu banyak meminum kopi sehingga rasa
kantuknya kabur begitu saja.

Malam ini hujan datang begitu deras membuat Bagas tak


bisa tidur, ia sudah mencoba mengganti berbagai posisi
agar ia bisa bertemu dengan tidurnya namun nihil ia
sama sekali tidak bisa.

Bagas lantas beranjak dari kasur lalu ia menuju rooftop


rumahnya, Bagas mengadahkan kepalanya ke atas
menatap tetesan hujan yang mengguyur bumi malam ini.

Lalu ia merentangkan tangannya ke depan menikmati


dinginnya air hujan yang menetes membasahi jari jari
tangannya.

Harus bagas akui malam itu ia merasa sangat tenang,


beberapa detik berselang Bagas masuk kembali ke
kamarnya lalu mengambil gitar hadiah dari ayahnya dan
ia kembali ke rooftop rumahnya.

"Kau berbohong

Yang mulia kau pendusta

Bergetar kau bersumpah di balik tangis yang menderu

Untuk lacurnya lakumu


Kelak terulang lagi

Kau mintaku runtuhkan bumi

Di atas kepalamu

Dan kupercaya lagi"

Diiringi gitar suara Bagas tersamarkan, lagu Kultusan


yang dibawakan oleh Sal Priadi selalu menjadi lagu
favorit Bagas. Tak peduli saat panas, hujan, badai atau
bahkan angin yang menderu ia akan tetap menyanyikan
lagu favoritnya.

"Mungkin di..." Baru saja Bagas akan menyanyikan lirik


selanjutnya sebuah ketukan di kamarnya terdengar jelas
dengan suara khas yang sudah ia kenali dan tak aneh lagi
dan tak lain yaitu ibu nya yang bernama Ratih.

"Bagas, kenapa belum tidur nak ?" Tanya Ratih

Bagas pun bergegas masuk ke kamar lalu membuka


pintu kamarnya

"Eh Ibu, Bagas belum ngantuk bu" Jawabnya

"Kamu besok kan sekolah, kalo kamu jam segini belum


tidur kamu besok pasti kesiangan" Lanjut Ratih
"Iya bu, Bagas tidur sekarang"

Ratih pun mengangguk, sebelum Bagas masuk ke dalam


kamarnya ia mencium pipi ibu nya terlebih dahulu dan
mengucapkan "goodnight"

Gitar pun disimpan kembali ke tempatnya. Kini


waktunya ia tidur dan Bagas membenarkan perkataan
ibunya jika ia tidur larut malam ia akan susah bangun
dan datang telat ke sekolah.

~~~

Benar saja Bagas bangun kesiangan ia dengan cepat


memasukan buku ke dalam tasnya, merapikan baju
seragamnya dengan seadanya menyisir rambutnya
dengan secepat kilat dan ia buru-buru turun dari
kamarnya menuju ruang makan yang bersebelahan
dengan dapur rumahnya karena ia yakin ibu nya pasti
ada disana.

"Ibu bilang juga apa, jangan tidur larut malem kamu


ngeyel aja jadi kesiangan kan" Omel Ratih kepada anak
satu-satunya itu.

"Ya bu" Bagas hanya menjawab dengan se-adanya

"Bagas pergi" Lanjut nya kemudian ia mencium puncak


tangan ibu nya lalu pergi begitu saja tanpa melirik
sarapan yang sudah disiapkan ibu nya.
"Kamu gak akan sarapan gas" Teriak Ratih

"Nanti aja bu" Jawab Bagas

Ia buru buru memakai sepatu lalu dengan cepat meraih


kunci motor nya dan secepat kilat ia pergi ke sekolah
dengan mengendarai motor ninja hitam kesayangannya.

Namun secepat apapun Bagas mengendarai motor


kesayangannya itu ia tak akan merubah takdir dimana
ternyata gerbang sekolah sudah di tutup rapat rapat
membuat ia menghela nafas panjang, tetapi gerbang
tidak ada yang menjaga membuat Bagas tak kehilangan
akal ia mulai memanjat pagar sekolah ia tak perduli jika
satpam tiba-tiba muncul seperti setan yang ada di film-
film yang terpenting ia bisa masuk ke area sekolah.

"Hey tunggu" Ucap seseorang

Membuat Bagas berhenti memanjat dan menoleh ke


belakang dan ternyata itu seorang gadis memakai
seragam yang sama yaitu seragam SMA GARUDA
namun Bagas tak mengenali gadis tersebut, mungkin
karena Bagas yang terlalu cuek dengan keadaan sekitar.

Bagas hanya menjawab dengan menaikkan sebelah


alisnya

"Tunggu, gue juga pengen masuk" Ucap gadis tersebut


Bagas menghela nafas, sepertinya kesempatan tidak
memihak padanya ia pun kembali turun lalu
menghampiri gadis tersebut

"Naik" Ucap Bagas dengan enteng, ia berjongkok


menyuruh gadis tersebut naik ke pundaknya

"Ga, gue gamau" Balas gadis tersebut

"Lo mau masuk atau engga"

Namun tiba-tiba satpam penjaga datang

"Kalian ini udah jam berapa baru datang" Ucap satpam


tersebut

"Pak bukain gerbangnya dong, saya pengen masuk"


Pinta gadis tersebut

"Gak, udah kesiangan enak aja" Balas satpam

"Yaelah pak, nanti aku kasih makan siang deh ya please


yaa" Mohon gadis tersebut dan akhirnya satpam tersebut
pun luluh ia mengangguk lalu membuka pintu gerbang
sekolah

Tapi Bagas dengan santainya ia masuk terlebih dahulu

"Lo, enak aja main masuk masuk gitu aja gue yang
berusaha" Omel gadis tersebut
Bagas tak menghiraukannya ia bergegas menuju
kelasnya daripada harus berurusan dengan seorang gadis
yang tak ia kenal walau satu sekolah.

Bagas melangkahkan kaki nya lebih cepat demi untuk


sampai ke kelasnya, ketika ia sampai di depan kelas ia
membuka pintu dan ternyata tidak ada guru, semua
murid sedang asik bercanda gurau, bermain game,
bernyanyi dan lain sebagainya.
"Woi gas lo tumben kesiangan" Ucap salah satu lelaki
yang tak lain dan tak bukan teman sebangku sekaligus
teman dekatnya Bagas yaitu Aldo

Bagas hanya mengangguk lalu duduk

"Untung aja lagi freeclass guru-guru nya lagi rapat"


Lanjut Aldo

Bagas menyimpan tasnya dengan kasar, jika ia seorang


peramal dan tau hari ini guru guru mengadakan rapat
mungkin ia tidak akan pergi ke sekolah dan ia tidak akan
buru-buru untuk pergi ke sekolah.

"Gas, lo dengerin gue ngomong gak sih" Tanya Aldo

"Denger" Jawab Bagas

Namun selanjutnya ia beranjak dan pergi meninggalkan


Aldo yang sedang kesal dengan sifat dinginnya seorang
Bagas Mahendra
Bagas melangkahkan kaki nya menuju kantin sekolah
karena ia tak sempat sarapan

"Nasi gorengnya satu" Setelah memesan nasi goreng


bagas duduk disalah satu meja makan yang di sediakan
disana.

Tak lama ia melihat seorang gadis yang ia lihat tadi di


gerbang sekolah ia sama sama memesan nasi goreng dan
gadis tersebut duduk di meja sebrang Bagas, namun
sesaat kemudian gadis tersebut menyadari ada seorang
cowo yang tadi ia omeli yang tak lain adalah Bagas
lantas ia beranjak dan duduk di depan Bagas.

"Lo yang tadi kesiangan kan" Tanyanya

Bagas tak menjawab pertanyaan gadis tersebut ia malah


asik memainkan ponselnya

"Lo bisa ngomong gak sih gue tanya malah asik main
hp" Gadis itu merasa kesal

Bagas menatap gadis tersebut, Bagas akui gadis tersebut


cantik bahkan bola matanya membuat Bagas terpesona.

"Woi cowo gue nanya lo malah natap gue" Timpal gadis


tersebut

Bagas menggidikan bahunya acuh tak acuh

"Sebel gue ngomong sama lo" Timpalnya


"Suruh siapa lo ngomong ke gue" Ucap Bagas dingin

Abel berdecak sebal ia pun tak berniat membalas


perkataan Bagas

"Ini silahkan dinikmati" Ucap seorang ibu penjual nasi


goreng

"Makasih bu" Jawab gadis tersebut

Ibu penjual nasi goreng tersebut pun mengangguk


sembari tersenyum

"Lo-" Ucapan gadis tersebut terhenti ketika Bagas


berucap

"Bisa diem gak ?" Ucap Bagas dengan kesal

"Gak" Balasnya enteng

"Lo murid baru ya ? gue gapernah liat lo" Tanya Abel

Lagi lagi Bagas tak menghiraukan celotehan Abel

Sungguh Abel merasa emosi seketika ia ingin menonjok


pria yang ada didepannya tersebut namun ia tak
mengenalinya.

Setelah selesai sarapan Bagas pergi begitu saja


meninggalkan Abel yang masih asik mengunyah.

"Ihhh emang dasar cowo nyebelin liat aja lo, main


minggat-minggat aja" Abel bergumam sendiri
Seperti yang diucapkan Aldo tadi pagi benar saja
seharian ini murid tidak ada aktivitas belajar sama sekali
dikarenakan adanya rapat, tetapi murid tetap harus
berada di lingkungan sekolah.

"Gue cabut" Ucap Bagas tiba-tiba kepada Aldo

"Eh gue ikut gas males gue di kelas"

"Ogah" Balasnya

"Please gas, masa gue mau ditinggal gitu aja tega banget
lo sama gue" Aldo memelas

Bagas menghela nafasnya sungguh ia sangat kesal


dengan hari ini mulai dari ia kesiangan, bertemu gadis
rese, disekolah tidak belajar, sampai temannya pun ikut
ikutan membuat ia kesal dengan merengek meminta agar
ia ikut pergi dari sekolah ini

"Yaudah" Jawab Bagas

"Yesss, thank u ma broo" Aldo menepuk bahu Bagas

Aldo dan Bagas melangkahkan kaki nya menuju ke


bagian belakang sekolah karena biasanya murid murid
yang nakal akan kabur dari sekolah lewat bagian
belakang.

Mereka berdua pun berhasil kabur dari sekolah dan


dengan cepat Bagas menuju parkiran yang memang
terletak di luar sekolah, Bagas tancap gas dengan Aldo
yang ikut nebeng dengannya. "Gas kita ke cafe aja yuk"
Ajak Aldo
"Ga" Jawabnya

"Terus lo mau kemana? Lo kabur dari sekolah tapi gak


ada tujuan buat apa ?" Tanya Aldo

"Terserah gue" Timpal Bagas

"Haduh Bagas Mahendra, pusing gue sama lo" Aldo lagi


lagi kesal dengan sifat bodoamat nya seorang Bagas
Mahendra lelaki dengan julukan manusia es.

Di sisi lain seorang gadis yang bernama Abel sibuk


curhat kepada temannya yaitu Iluvia, ia berbicara
panjang lebar mengenai pertemuannya dengan lelaki
dingin tetapi harus ia akui lelaki itu tampan yang
membuat ia kesal pada saat dikantin tadi

"Gue kesel banget luv, masa gue ngoceh dia ga jawab


diem aja mana nyelonong gitu aja. Gue kan ada maksud
baik baik yakan mau kenalan sama dia eh tu cowo malah
nyebelin minta ampun" Cerocos Abel kepada iluvia

"Mmm siapa sih bel, perasaan di sekolah ini gue ga


nemu deh cowo dingin kaya yang lo bilang barusan"
Timpal iluvia
"Oke oke gue sebutin ya ciri-cirinya, badannya tinggi
banget kayaknya sekitaran 180 atau lebih hidungnya
mancung banget kulitnya putih rambutnya kece walau
orangnya nyebelin" Ucap Abel kepada iluvia

"Gatau gue " Tanya iluvia mengangkat bahunya

"Ck.. Percuma gue ngejelasin ciri-cirinya tenyata lo


gatau"

"Ya sorry bel" Iluvia menyengir

"Luv gue bosen, tau gitu gue gak akan masuk sekolah
kalau hari ini ternyata guru-guru pada rapat" Abel
menyenderkan kepalanya ke bahu iluvia

"Enak aja lo gak akan masuk sekolah, terus gue mau


duduk sendiri gitu gak banget seorang iluvia sendirian"

"Lah lo kan emang selalu sendirian, lo kan jomblo luv"


Ucap Abel sembari tertawa

"Enak aja lo, gue udah punya pacar kali"

"Serius lo, gak percaya gue"

"Gue serius bel, lo gak percaya gue baru jadian kemaren


sama Billy" Jawab iluvia

"Hah Billy, anak ipa fisika ?" Tanya Abel


"Iya bel, kenapa lo kaget ya ? Gue punya pacar ketua
osis dan gantengnya warbyasah"

"Apa banget deh gue biasa aja juga" Abel menoyor


kepala iluvia

Iluvia berdecak sebal temannya ini kadang


menjengkelkan tapi untunglah iluvia sayang kepada abel
karena mereka berteman sedari SMP kelas 7 sampai saat
ini mereka berbarengan duduk di bangku SMA kelas 12

"Bel gue minjem buku biologi lo ya" Pinta iluvia

"Iya" Jawab Abel singkat

"Oke sip makasih Abelku" Iluvia mencubit gemas pipi


abel

"Abellllllll" Suara kencang memanggil namanya yang


sangat Abel kenali siapa lagi kalau bukan Iluvia teman
dekatnya

"Berisik iluviaaaa, lo bisa gak sih jangan teriak teriak"


Ucap Abel kesal

Iluvia hanya cengengesan, sedangkan Abel berdecak


sebal

"Eh iya bel gue hari ini pulang sama Billy, sorry ya gue
gabisa bareng lo" Iluvia menepuk pundak Abel
"Terserah lo mau pulang sama Billy kek sama siapa kek
bahkan sama tukang becak pun gue gaperduli puas"
Jawab Abel panjang lebar

"Yeee ni anak, ya udah gue duluan ya byee Abel sayang"


Iluvia melambaikan tangannya kemudian ia
menghampiri Billy yang sudah menunggu di depan
gerbang sekolah

Sesaat setelah Iluvia pulang bersama Billy, Abel


memesan Go-Jek namun nihil tak ada satu pun yang
menerima orderan Abel.

Diliriknya jam tangan yang melingkar di tangan kirinya


waktu sudah menunjukan pukul 16:35

Abel mencoba menelfon abangnya tersebut tapi nomor


abangnya tidak aktif, ia mencari cara agar bagaimana
bisa pulang dengan cepat karena langit sudah berubah
warna nya menjadi mendung pertanda hujan akan segera
datang.

Abel mondar mandir tak karuan, kenapa tiba tiba Go-Jek


tak ada yang mau menerima orderannya

Di tengah kegelisahannya tiba tiba datanglah seseorang


dengan motor ninja hitamnya

"Naik" Ucap lelaki tersebut tanpa membuka helm


fullface nya membuat Abel bertanya tanya siapa dia dan
mengapa tiba-tiba menyuruhnya untuk naik ke motornya.
"Lo siapa ?" Tanya Abel

"Naik atau lo kehujanan disini" Ucap lelaki tersebut

Setelah menimbang-nimbang mau tak mau Abel pun ikut


kepada lelaki tersebut walau tak tahu itu siapa, toh kalau
pun terjadi sesuatu Abel bisa berteriak atau loncat dari
motor walau resiko nya besar sekali atau lain hal Abel
sudah mempersiapkannya.

"Rumah lo dimana ?" Tanya lelaki tersebut

"Komplek Cendrawasih Blok E No.4" Jawab Abel

Selama perjalanan tak ada percakapan selain pertanyaan


tadi.

Ternyata kekhawatiran Abel tak terjadi sama sekali ia


sampai dirumahnya dengan selamat lelaki tersebut tidak
macam macam kepada abel

Abel turun dari motor tersebut, ia mengucapkan


terimakasih dan dijawab anggukan oleh lelaki tersebut,
Abel berniat bertanya namun lelaki itu pergi malah
begitu saja.

"What ? Tu cowo aneh banget sih, gue kan mau nanya


dia siapa malah main pergi pergi aja, mana gue gatau
muka dia" Abel bergumam sendiri, kemudian ia masuk
ke dalam rumahnya.
"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" Jawab seorang wanita paruh baya


yang tak lain adalah bunda Abel yaitu Irla Susilawati

Abel mencium puncak tangan bunda nya lalu


menyimpan tasnya ke sofa

"Kamu pulang naik apa ?" Tanya irla

"Abel dianter cowo bun, tapi abel gatau dia siapa terus
pas tadi abel mau nanya namanya dia malah pergi gitu
aja"

"Lah, terus kalo kamu ga kenal kenapa dia bisa nganterin


kamu ?"

"Gatau, dia tiba-tiba aja dateng terus nyuruh Abel naik


ke motornya dia bilang naik atau mau kehujanan di
sekolah"

"Tapi dia pake seragam sekolah kan ?" Tanya irla

"Iya bun, cuman seragam atasnya ga kelihatan dia pake


sweater jadi Abel gatau dia sekolah dimana dan kenapa
nyasar ke SMA Garuda"

"Mana mungkin anak sekolah lain nyasar ke sekolah


kamu, itu pasti anak SMA Garuda cuman kamu aja yang
ga kenal dia"
"Maybe, tapi yang terpenting Abel bisa pulang dan
engga kehujanan" Ucap Abel sembari melepas dasi
seragamnya

"Ya udah kamu ganti baju sana, abis itu makan" Suruh
irla

"Oke bun" Abel pun melangkahkan kaki nya menaiki


anak tangga menuju lantai atas lebih tepatnya menuju
kamar

Setelah selesai mengganti baju nya Abel kembali turun


ke bawah ia menuju ruang makan

"Bun, abang ko Abel telfon ga aktif sih ? Tumben banget


biasanya juga always aktif, mana tadi Abel ga dapet
mang go-jek sama sekali gak ada yang mau nerima
orderan Abel" Cerocos Abel kepada bunda nya

"Abang kamu kan lagi sibuk hari ini, dia kemarin bilang
sama bunda ada tugas kelompok makanya dia gamau
diganggu" Irla memberikan sepiring nasi beserta lauk
pauknya kepada Abel

"Ayah kapan pulang ya bun, Abel kangen ayah udah 3


hari ayah Yogyakarta"

"Ayah masih ada project kerja besar sayang, jadi


kemungkinan ayah bakal lama di Yogyakarta"
Abel hanya menghela nafasnya panjang mendengar
penuturan irla

Johan Antonio yaitu ayah Abel ia adalah pemilik


perusahaan industri dan setiap harinya ayah Abel selalu
sibuk dan terkadang pergi ke luar kota untuk menemui
client client nya namun seorang Johan Antonio selalu
menyempatkan waktunya untuk quality time bersama
istri dan anak-anaknya walaupun jika dibandingkan
dengan kesehariannya ia lebih banyak sibuknya daripada
quality time nya.

Setelah selesai makan Abel pun melangkahkan kaki nya


menuju kamar.

~~~

Bagas membelah jalanan Jakarta dengan hujan yang


sudah mengguyur tubuhnya, namun ia tak berniat untuk
menepi sebentar di depan ruko ataupun tempat lainnya
seperti hal nya orang lain lakukan ia lebih memilih untuk
tetap melanjutkan perjalanannya namun arah motor
Bagas bukan bertujuan ke rumahnya ia mengalihkan arah
motornya menuju sebuah taman, Bagas tidak perduli
tubuhnya basah kuyup yang ia inginkan hanya datang ke
taman tersebut dan duduk sendiri disana menikmati
tetesan air yang turun dari langit semesta.

Setelah sampai di taman dan menepikan motornya Bagas


berlari menuju kursi yang berada di taman tersebut ia
termenung sembari menatap langit beberapa detik
kemudian Bagas meraup muka nya dengan kedua
tangannya

Perasaan Bagas saat ini terasa perih, perihal yang lalu


tiba tiba saja memutar kembali di pikirannya.

“Aku mau kita udahan” sepatah kalimat yang selalu


terngiang di ingatan Bagas sekaligus sangat
menyesakkan bagi Bagas.

Bagas berteriak kencang diantara suara derasnya air


hujan yang sedang turun.

Cukup lama Bagas diam disana ia hanya merenung


sembari diguyur air hujan tak berniat untuk segera
pulang walau senja sudah mulai kembali bersembunyi,
yang sebentar lagi akan digantikan oleh dewi malam.

Disisi lain seorang wanita paruh baya tengah mondar


mandir tak karuan karena khawatir dengan anak semata
wayangnya, jam sudah menunjukan pukul 18:25 tetapi
belum saja pulang dari sekolah, ia sudah mencoba
menelfon anaknya namun nomornya tidak aktif.

Bagas sadar ia sudah terlalu lama diam di taman tersebut


hingga hujan pun mereda, ia pun bergegas pulang karena
pasti ibunya sedang khawatir memikirkan dia
Pukul 19:10 bagas baru sampai di rumahnya dan benar
saja ibunya langsung menghampiri Bagas dan bertanya

"Kamu kenapa baru pulang ?" Tanya Ratih dengan raut


wajah penuh ke khawatiran

"Bagas abis kerja kelompok dari rumah temen" Jawab


Bagas berbohong

"Ya udah, mandi gih abis itu makan ya" Ucap Ratih

Bagas mengangguk kemudian ia melangkahkan kaki nya


menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Setelah mandi dan berpakaian Bagas turun dari


kamarnya dan menghampiri ibunya

"Makan dulu sayang" Ucap Ratih

"Bagas gak laper bu" Ucapnya sembari mengambil


remot tv dan memindahkan tayangan yang sedang
diputar

"Makan dulu, nanti kamu sakit mana tadi pulang basah


kuyup"

Ratih kemudian mengambil teh hangat yang ada di meja


tepat di depannya lalu meminumnya.

Bagas hanya diam saja tanpa berniat menjawab ucapan


ibu nya ia malah kembali beranjak dan melangkahkan
kaki nya ke lantai atas
Ratih menghela nafasnya panjang melihat sikap anak
semata wayangnya itu.

Bagas merebahkan tubuhnya di kasur empuknya sembari


memegang gitar pemberian ayahnya tersebut

Jari jemari nya mulai memetik senarnya satu persatu


tanpa adanya niatan mengiringi suara gitar dengan
nyanyiannya.

Bagas tiba-tiba teringat dengan gadis yang ia antarkan


tadi, Bagas tau dia adalah cewe rese tapi apakah dia tau
Bagas

"Eh kenapa gue tiba-tiba mikirin tu cewe ya" Bagas


bergumam sendiri

Bagas berusaha menyingkirkan bayangan gadis tersebut


yang ia sebut dengan panggilan cewe rese

Bagas telah bersiap siap untuk pergi ke sekolah, hari ini


ia tidak kesiangan karena semalam ia tidur tepat waktu

"Pagi bu" Sapa bagas

"Pagi sayang, sarapan dulu nih" Ucap Ratih sembari


mengoleskan selai coklat ke roti lalu memberikannya
kepada Bagas
Setelah selesai sarapan Bagas pun pamit kepada Ratih
untuk pergi ke sekolah dan tak lupa Bagas mencium
puncak tangan ibunya

"Hati-hati sayang, kalo mau kemana mana kabari ibu


dulu" Pesan Ratih

"Iya" Jawab Bagas

Ia lalu melangkahkan kaki nya menuju garasi rumah dan


menyalakan motor kesayangannya lalu tancap gas pergi
ke sekolah

Ketika sampai di depan gerbang sekolah Bagas langsung


menjadi pusat perhatian para gadis disana. Termasuk
juga dengan gadis yang satu ini

"Eh eh itu luv" Ucap salah satu gadis yang tak lain
adalah Abel

"Apaan si bel" Iluvia terheran

"Itu tuh cowo yang gue maksud" Abel menunjuk ke arah


Bagas

"Whattt ? Beneran lo ?" Tanya iluvia memastikan

"Iya, itu yang dimaksud gue cowo nyebelin"

"Aduh Abel lo harus tau ya dia itu MostWanted nya


sekolah namanya Bagas Mahendra yaampun ganteng
banget duh meleleh gue bel" Ucap iluvia alay
Abel bergidik kemudian ia meninggalkan iluvia

"Eh tunggu Abel lo malah ninggalin gue lagi"


Iluvia sedikit berlari mengejar Abel ~
Tak terasa jam terus berputar hingga Bel istirahat pun
terdengar oleh seluruh siswa di SMA Garuda, baik siswa
maupun siswi mereka segera berhamburan keluar kelas
untuk pergi ke kantin.

"Bel anter gue yuk" Pinta iluvia

"Kemana ?"

"Gue mau ketemu Billy dilapangan dia abis olahraga"

"Dih males, pergi aja sana sendiri" Abel mengangkat


bahunya

"Please Abel cuman sebentar kok ga lama suer beneran


tar gue traktir deh dikantin" Pinta iluvia sembari
menyogok Abel

"Hmm yaudah ayo" Abel pun menyetujuinya

Abel dan iluvia pergi menuju lapangan sekolah, ketika


Abel asik mengobrol bersama Iluvia tiba-tiba sebuah
bola mengarah kepada Abel "Aww" Abel memegang
pinggangnya
Pinggang Abel terkena lemparan bola tersebut
Seseorang berlari bersama kekasihnya iluvia yaitu Billy

"Sorry-Sorry gue ga sengaja" Lelaki itu meminta maaf

Abel mendongkak melihat siapa lelaki itu

"Elo, cowo rese dengerin ya kalo main basket itu yang


bener" Ya itu adalah Bagas

"Sorry sorry, nama lo siapa ?" Tanya Bagas

"Sakit kali" Timpal Abel

"Oh nama lo sakit" Bagas mengambil bola tersebut


kemudian ia kembali bermain basket

"Reseee" Abel berteriak

"Lo gak papa bel ?"

"Gara gara lo luv, gue jadi kena bola mana sakit banget
lagi" Abel mengaduh sembari memegang pinggangnya

"Gue anterin lo ke uks" Ucap Billy kekasihnya iluvia

"Gaperlu, gue mau ke kelas" Abel pun meninggalkan


iluvia dan Billy

~~~
Bel pulang pun berbunyi aktivitas belajar mengajar
dihentikan, semua siwa dan siswi berkemas memasukan
segala peralatan belajarnya ke dalam tas mereka lalu
pulang.

"Bagas" Teriakan seorang gadis membuat bagas menoleh

Gadis tersebut memberikan kotak berukuran sedang


kepada Bagas dan Bagas menerimanya

"Buat kamu" Ucap gadis tersebut

"Thanks" Bagas lalu pergi membawa kotak tersebut

Pada saat di koridor sekolah Bagas kembali bertemu


dengan cewe rese yaitu Abel

"Lo lagi lo lagi, bosen gue ketemu lo" Ucap Abel


sembari kesal

Bagas tak memperdulikan Abel ia terus saja berjalan,


Abel mengejar Bagas

"Tunggu"

Bagas menghentikan langkahnya lalu ia menghela


nafasnya sembari memejamkan mata

"Kenapa lagi gue harus ketemu itu cewe" Batin Bagas


"Lo bisa hargain orang ga sih ? Orang lagi ngomong
malah pergi-pergi aja, lo diajarin .." Belum sempat Abel
melanjutkan perkataannya

"Mau lo apa sih ?" Bagas memotong perkataan Abel

"Oke oke gue minta maaf perihal tadi gue lempar bola
dan kena pinggang lo, dan asal lo tau gue ga sengaja
ngerti" Bagas kemudian melangkahkan kaki nya kembali

"Apa ? Gitu aja ?" Teriak Abel

Bagas berbalik kemudian ia menarik tangan Abel dan


otomatis semua mata tertuju kepada Abel dan Bagas

Bagaimana tidak seorang Most Wanted di sekolah yang


terkenal dengan kegantengannya namun sifatnya yang
seperti es baru kali ini terlihat menggandeng seorang
cewe

Sungguh pemandangan yang sangat langka

"Eh lepasin ga lepasin tangan gue" Pinta Abel

"Diem" Suara Bagas sedikit meninggi membuat nyali


Abel menciut

Bagas membawa Abel ke parkiran sekolah kemudian


Bagas memberikan helm kepada Abel "Naik"
"Ga gue gamau" Abel melipatkan kedua tangannya di
dada
"Gue bilang naik" Suara Bagas yang terdengar nge-bass
dan penuh penekanan membuat Abel bungkam.

Abel pun naik ke motor, Bagas pun langsung melaju


pergi meninggal sekolah

"Lo mau bawa gue kemana sih ?" Tanya Abel heran

"Lo diem aja bisa ga sih jangan banyak tanya"

Abel pun memutar bola matanya malas

"Bagas" Panggil abel dengan nada sedikit teriak

Bagas seketika terhenyak kaget bagaimana bisa dia


mengetahui namanya

"Bagas lo mau bawa gue kemana sih ?" Lagi lagi Abel
bertanya

Bagas hanya diam saja dan sampailah mereka berdua di


suatu tempat

"Turun"

Abel turun dari motor Bagas seraya memberikan helm


kepada Bagas

"Lo ko tau nama gue ?" Sekarang Bagas yang balik


bertanya

"Tau" Jawab Abel seadanya


"Darimana ?" Bagas bertanya lagi

"Kepo banget sih lo"

Bagas membuang nafasnya kasar, Abel melirik


sekelilingnya

"Ko gue baru nyadar ada rumah pohon sih, gue mau naik
dong"

"Yuk" Ajak bagas

Bagas menarik tangan Abel dan Abel seketika bengong


melihat tangannya digenggam Bagas, lalu ia hanya
pasrah mengikuti kemana ia dibawa.

"Ayo, katanya mau naik" Ucap Bagas tetapi Abel tetap


diam tidak mengubris

"Ayo mau gak? Kok lo malah bengong sih" Tanya Bagas


membuyarkan lamunan Abel

"Mau sih tapi-" Jawab Abel ragu

"Tapi apa?" Timpal Bagas

"Gue kan pake rok. Susah naiknya"

Setelah itu Bagas langsung melepas jaket yang


digunakan nya dan memberikan itu kepada Abel.

"Pake ini"
Abel pun hanya diam tidak mengambil jaket yang
digenggam oleh Bagas, tetapi beberapa detik setelah itu
Abel mengambil alih jaket tersebut dari tangan Bagas.

"Makasih" Ia cukup tertenggun dengan perlakuan Bagas

Bagas tidak menghiraukan Abel dan ia dengan santainya


menaiki anak tangga yang berada dirumah pohon
tersebut.

Emang udah basic nya dingin tetep aja dingin, dasar


manusia es. Batin Abel

Tiba tiba tangan terulur dari atas, Abel mengadahkan


pandangannya keasal tangan tersebut. Ternyata Bagas.

Abel hanya melamun, sebenarnya ada apa sih . Abel


serasa dibuat istimewa hari ini, degup jantung Abel
berubah menjadi lebih cepat.

Aduh kenapa sih gue baper gini. Batin Abel gusar

"Apaan?" tanya Abel memastikan

"Naik. Gue bantu" Abel pun mengiyakan dan membalas


uluran tangan tersebut.

Setelah tiba diatas, Abel merasa takjub dengan


pemandangan sekitar, satu kata. Indah.
Bagas lalu menggambil gitar yang sengaja ia beli untuk
disimpan dirumah pohon tersebut dan Bagas mulai
memetik senar sembari bernyanyi dengan pelan

“Jika yang lain menanti pelangi


Tapi tidak denganku
Meski ku tahu awan tak hitam
Ku menunggu hujan

Mendung tak datang


Ku tetap berharap
Mendung tak datang
Tapi ku yakin hujan kan turun

Turun ke hatiku lewat senyummu


Turun ke hatiku lewat namamu
Dan hujan peluklah cintaku”

Abel mengalihkan pandangannya kearah Bagas, ternyata


Bagas memiliki suara yang merdu. Abel menikmati lagu
yang dinyanyikan bagas sebari menikmati hembusan
angin yang menyentuh kulit nya.

Lama kelamaan Abel merasa kedingingan dia mengosok


gosokan kedua telapak tangan agar bisa menghangatkan
tubuhnya.

"Pake jaketnya kalau dingin" Kata Bagas tiba tiba

"Eh lo kok tau sih gue lagi kedinginan? Lo cenayang


yah!"

"Gak jelas"

"Kalau gak dipake siniin aja jaketnya gue mau pake"


Sambung Bagas

"Ya udah gue pake" Timpal Abel sembari memakai jaket


yang sedari tadi mengikat pada pinggang rampingnya.

"Ini rumah pohon punya elo ?" Tanya Abel

"Iya" Jawab Bagas singkat

Abel pun menganggukan kepalanya pelan

“terus kok ada gitar disini ? Lo sengaja beli ?” Abel


bertanya lagi

“Iya” lagi-lagi Bagas menjawabnya dengan singkat


Hari pun mulai berlalu dengan cepat, sang fajar kini
menyembunyikan diri di balik awan. Pemandangan senja
yang sangat indah, sayang bila dilewatkan begitu saja.

"Yu balik,ntar kemaleman" Ajak Bagas mengagetkan


Abel

Abel pun hanya mengangguk dan langsung turun diikuti


dengan bagas.

Bagas menyalakan mesin motor miliknya dan setelah


Abel naik, mereka langsung melaju meninggal tempat
indah tersebut.

Lampu kota mulai menghiasi jalanan Jakarta. Kendaraan


mulai memadati kembali lalu lintas ibu kota. Orang-
orang pulang kerumah setelah seharian sibuk
beraktivitas. Begitupun dengan Abel dan Bagas.

Tetapi di tengah perjalanan tanpa permisi butiran air dari


langit mulai turun membasahi jalanan ibu kota Jakarta

"Neduh dulu ya" Ucap Bagas tiba-tiba

"Apa ?" Tanya Abel karena suara Bagas tenggelam oleh


kebisingan yang ditimbulkan oleh derasnya hujan

"Neduh dulu" Bagas meninggikan suaranya agar


terdengar Abel
"Gak usah, langsung pulang aja"

"Jangan maksain" Jawab Bagas seadanya

"Udah gakpapa langsung pulang aja" Abel sedikit


mengencangkan suaranya agar bisa terdengar oleh Bagas

"Rumah lo dimana ?" Tanya Bagas

"Komplek Cendrawasih Blok E No.4" Jawabnya

Bagas mengangguk kemudian membelokkan arah


motornya menuju perumahan tempat tinggal Abel

Bagas menepikan motornya tepat di depan gerbang


rumah Abel

"Masuk dulu, lo basah kuyup"

"Gak usah"

"Jangan maksain, ayok" Ajak Abel

Bagas pun mengangguk pelan, mengekori Abel dari


belakang

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, Abel kamu kok basah kuyup gini"


Ucap irla

Abel dan Bagas mencium puncak tangan irla


"Sebelumnya, mohon maaf tante saya yang bawa Abel
dan saya juga minta maaf kalo Abel pulangnya jadi telat"
Ucap Bagas

Irla melirik Abel tetapi irla malah tersenyum

"Ohh gitu, iyaiya gak papa"

Dahi Abel berkerut kenapa mama nya tidak marah sama


sekali

"Mmm kalo gitu saya pamit pulang"

"Ehh nanti dulu masih hujan mendingan kamu diem dulu


disini, tante bikinin teh anget ya"

"Gak usah tante gakpapa"

"Udah disini dulu aja, Abel kamu ganti baju sana"

Abel mengangguk kemudian ia melangkahkan kaki nya


pergi meninggalkan Bagas

Tak lama irla kembali dengan membawa segelas teh


hangat, juga abel yang membawa 1 kaos juga celana
pendek

"Nih, ganti baju gih"

Bagas hanya menatap baju yang diberikan Abel

"Punya abang gue tenang" Ucap Abel santai


"Gakpapa emang ?" Tanya Bagas

"Gakpapa udah sana ganti baju" Suruh Abel sembari


menunjukan arah menuju kamar mandi

Bagas pun mengangguk lalu pergi menuju kamar mandi

"Pacar kamu ?" Tanya irla

"Bukan, cuman temen"

"Hmm masa bunda gak percaya" Goda irla

"Ihh bunda, beneran Abel sama Bagas cuman temenan


doang" Abel mengkerucutkan bibirnya kedepan

"Iya deh iya" Irla mengangguk sembari tertawa

Tak lama Bagas kembali ia sudah berganti pakaian

"Makasih" Ucap bagas

"Iya sama-sama"

"Diminum dulu teh nya"

"Iya tante, makasih" Bagas kemudian menyeruput teh


hangat tersebut

"Ngomong-ngomong kalian satu sekolahkan? Kalian


satu kelas ?" Tanya irla

"Engga tante, saya anak IPS" Jawab Bagas


"Ohh tante kira kalian satu kelas, terus kalian bisa kenal
gimana awalnya ?" Irla kembali bertanya

"Mmm bunda mending nanti aja deh nanya-nanya nya"


Abel menyenggol lengan irla

"Hmm ya udah kalo gitu tante ke atas dulu, jangan lupa


teh nya diabisin ya" Ucap irla yang dibalas anggukan
oleh Bagas

Setelah cukup lama berbincang dengan Abel dan


menikmati secangkir teh buatan irla, Bagas pun pamit
pulang.

Bagas tergesa gesa agar cepat sampai di kelas ia sesekali


melirik jam tangan hitam yang melingkar di tangan
kirinya.

"Gawat jangan sampe gue masuk ke kelas udah ada


guru" Batin Bagas

Bagas berlari sekencang mungkin, dan untunglah hari ini


dewi keberuntungan berpihak kepada Bagas ketika ia
masuk ke dalam kelas ternyata guru belum datang.

Bagas langsung duduk di sebelah Aldo

"Lo abis marathon gas ?" Aldo tertawa terbahak bahak


"Berisik lo, gue kesiangan untung aja belum ada guru"
Bagas mendengus kesal

"Ya elah gas, lain kali bangun lebih pagi biar gak
kesiangan lo sendiri juga kan yang cape kalo kesiangan"

"Lo bisa diem ga"

"Iye iye gue diem dah" Aldo menghela nafasnya

Bel istirahat sudah berbunyi Bagas dan Aldo


melangkahkan kaki nya menuju kantin, ketika di kantin
Bagas melihat iluvia tetapi ia hanya sendirian tanpa
ditemani temannya yang Bagas sebut dengan cewe rese.

"Gas lo mau pesen apa ?" Tanya Aldo

"Gue minum aja deh"

"Serius lo ?" Aldo memastikan

"Iya udah sana pesenin gue ice coffee latte"

Aldo pun mengangguk lalu ia berjalan menuju stand-


stand makanan dan minuman yang berjajar.

"Apa gue tanya temennya aja ya, itu cewe kemana"


Bagas beranjak dari duduknya, tetapi ketika Bagas akan
menghampiri iluvia, iluvia sudah pergi terlebih dahulu

Sehabis dari kantin Bagas berniat mencari informasi


tentang gadis yang ia sebut dengan cewe rese.
"Do lo duluan ke kelas aja ya, gue ada urusan" Ucap
Bagas seraya menepuk pundak Aldo "Ohh oke"
Bagas mulai mencari cari ke setiap kelas ia menanyakan
keberadaan gadis tersebut dengan menyatakan ciri-
cirinya karena Bagas tidak tahu namanya, namun nihil
tak ada yang mengetahuinya, sampailah Bagas di kelas
terakhir yaitu XII IPA 5 ia berharap semoga gadis
tersebut menduduki kelas yang akan ia datangi ini

Ketika Bagas datang ke kelas tersebut keadaan kelas


seketika hening, ya karena seorang Most Wanted datang
secara tiba-tiba dan kebetulan sekali iluvia ada di kelas
yang Bagas datangi.

"Hei lo" Bagas menunjuk iluvia

"Gue ?" Iluvia memastikan

"Iya lo, sini"

Iluvia pun melangkahkan kaki nya dengan ragu-ragu

"Ada apa ?" Tanya iluvia

"Temen lo kemana ?"

"Temen gue ?"

"Iya temen lo yang waktu dilapangan kena bola


pinggangnya sama gue" Tutur Bagas
"Ohh Abel, dia gak masuk sekolah tadi pagi abangnya
titip surat ke satpam katanya sakit"
Iluvia sedikit heran dengan sikap Bagas yang tiba-tiba
bertanya perihal Abel

"Oke, thanks" Setelah mendapatkan info dari iluvia


Bagas berlari meninggalkan iluvia

"Aneh banget tuh cowo, ah tapi gak papa deh


seenggaknya gue ngobrol barusan sama most wanted
sekolah" Iluvia senyum-senyum sendiri

Bagas berlari menuju parkiran sekolah setelah itu ia


tancap gas menuju rumah Abel tetapi sebelumnya Bagas
mampir ke supermarket terlebih dahulu membeli roti,
susu dan beberapa cemilan lainnya.

Bagas menekan bel rumah dan tak lama nampaklah


seorang wanita paruh baya

"Assalamualaikum tante" Bagas kemudian mencium


puncak tangan irla

"Waalaikumsalam, kamu ga sekolah ?"

"Saya tadi izin tante, kalo boleh tau Abel ada saya
denger Abel enggak masuk sekolah ?"

"Iya Abel ada dia lagi gak enak badan, yuk masuk" Ajak
irla
Bagas pun mengangguk kemudian ia mengikuti irla
dibelakang, irla membawa Bagas menuju kamar Abel

Irla mengetuk pintu kamar Abel setelah terdengar


sahutan Abel irla pun membuka pintu kamar Abel

Betapa terkejutnya Abel ketika ia tau siapa yang datang


bersama bunda nya

"Bagas, lo kok kesini"

Bagas hanya tersenyum, sungguh pemandangan yang


sangat indah sekaligus langka dan pertama kalinya Abel
melihat Bagas tersenyum

"Tante kebawah dulu"

Bagas pun mengangguk

"Lo kenapa kesini, bukannya sekolah" Abel terheran

"Gue denger lo sakit makanya gue kesini, pasti gara-gara


hujan-hujanan sama gue kemarin ya"

"Mm enggak kok" Jawab Abel bohong

"Sorry ya gara-gara gue lo jadi sakit"

"Udah gak papa lagian gue cuman demam doang sama


pilek, eh iya lo tau informasi gue sakit dari siapa ?"

"Dari temen lo, yang waktu itu ke lapangan bareng sama


lo"
"Oh iluvia, dan lo tau kelas gue juga tau darimana lo ?"

"Lo banyak nanya banget sih" Bagas memencet hidung


Abel sembari tersenyum dan Abel seketika bengong
dengan perlakuan Bagas

"Malah bengong, nih gue bawain makanan buat lo"


Bagas menyodorkan kresek yang ia bawa "Makasih"
"Sama sama, dimakan ya biar sembuh"

"Hmm emang kalo makan makanan dari lo bisa sembuh


dengan secepat kilat"

"Mmmm gue prediksi sih bisa" Bagas menaikkan alisnya


sebelah dibarengi gelak tawa, Abel pun ikut tertawa

"Emangnya lo cenayang, bisa tau gitu"

"Bukan, cuman feeling gue yang bilang"

"Dasar, ada-ada aja"

"Oh ya, kita belum kenalan dengan baik kan dan gue
belum tau nama lo" Ucap Bagas purapura tidak tahu
sembari menyodorkan tangannya kedepan dan Abel pun
menerima tangan Bagas

"Gue Abel, perlu nama panjang gue ?"

"Boleh" Ucap Bagas sembari tersenyum kembali


"Abel asterella johan"

"Gue Bagas Mahendra" Kemudian Bagas dan Abel


tertawa setelah resmi berkenalan dengan baik.

Mereka pun berbincang-bincang dan sesekali bercanda


tawa, tak terasa waktu pun berlalu begitu cepat

Bagas melirik jam tangannya ternyata waktu sudah


menunjukan pukul 4 sore

"Udah sore, gue pulang dulu ya"

"Iya, makasih ya makanannya"

"Iya sama sama, get well soon" Bagas mengacak-acak


rambut Abel

"Hati-hati ya, sorry gue gak bisa nganter lo ke depan"

"Gak papa, ya udah gue pulang ya" Pamit Bagas

"Iya"

Setelah itu Bagas berpamitan kepada irla dan Baskara


karena kebetulan Baskara sudah pulang kuliah.

Setelah Bagas pulang Abel senyum-senyum sendiri


mengingat perlakuan Bagas yang berbeda 180°
dibanding kemarin hari ini Bagas perhatian dan hangat
kepada dirinya.

~
Bagas kali ini datang ke sekolah berbarengan dengan
Abel

"Ga kesiangan nih"

"Gue bangun lebih pagi" Ucap Bagas sembari melirik


Abel

"Lo udah sembuh ?" Tanya Bagas

"Udah dong, karena gue makan makanan yang lo kasih


ke gue"

Bagas tertawa kecil

"Benerkan dugaan gue, gue bukan cenayang tapi gue


tau"

"Iya deh iyaa"

"Abel" Teriakkan seseorang membuat Abel dan Bagas


menoleh ke arah sumber suara "Iluvia"
Iluvia berlari kecil menghampiri Abel

"Ciee datengnya barengan" Iluvia menyenggol lengan


Abel

"Apaansih lo, orang kebetulan datengnya barengan"

"Masa sih gak percaya gue" Goda iluvia

"Lo tanya aja sana"


Bagas hanya menaikkan sebelah alisnya kemudian
melangkahkan kaki nya lebih dulu meninggalkan Abel
dan Iluvia

"Lah ko dia malah ninggalin lu si bel"

"Lo sih banyak nanya, udah yuk ah keburu bel bunyi"


Abel menarik tangan iluvia

"Ihh Abel sakit tau" Iluvia melepaskan genggaman Abel

"Abisnya lo lama sih" Kali ini giliran Abel


meninggalkan iluvia

Iluvia berdecak kesal sembari mengucapkan sumpah


serapah, sungguh sahabatnya ini sangat menyebalkan

Ketika di koridor Abel bertemu Bagas kembali, Bagas


tengah berjalan sembari memainkan ponselnya

"Liat jalan bukan liat hp" Ucap Abel sembari


menyenggol lengan Bagas

"Terserah gue"

"Lo nabrak orang atau jatuh atau kepentok atau apa kek,
tau rasa lo"

"Hmmm" Bagas tetap memainkan ponselnya tanpa


melirik Abel

"Lo kebiasaan ya" Abel merebut ponsel Bagas


Bagas menghela nafasnya kemudian ia berbalik menatap
Abel

"Siniin hp gue" Bagas berusaha mengambil ponselnya


namun Abel pegang kuat-kuat

"Gak, lo gaboleh main hp sambil jalan"

"Siniin anak kecil"

"Gue bukan anak kecil Bagas"

"Buktinya lo cuman se-sikut gua, pendek banget" Ucap


Bagas dibarengi tawa

"Nyebelin lo" Abel mengerucutkan bibirnya ke depan

"Oke-oke gue janji gak akan mainin hp sambil jalan


siniin hp gue" Bagas mengacungkan jari kelingkingnya

"Deal" Abel mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari


kelingking Bagas kemudian ia memberikan ponsel
Bagas.

"Lo gak kemana mana pulang sekolah ?"

"Engga, kenapa emangnya ?"

"Oke, ya udah gue ke kelas duluan"

Bagas pun meninggalkan Abel yang terheran-heran


Seluruh siswa siswi SMA Garuda berhamburan keluar
dari kelas karena bel pulang sudah berbunyi.

"Abel"

Abel yang sedang mengobrol bersama iluvia pun


menoleh

"Lo pulang sama gue" Bagas tiba-tiba menarik tangan


Abel

"Eh eh enak aja lo main bawa-bawa temen gue" Protes


iluvia tak terima

Bagas tak menghiraukan iluvia ia tetap melanjutkan


langkahnya dengan tangan yang masih menggenggam
erat lengan Abel.

"Gue duluan luv" Abel sedikit berteriak kepada iluvia

Ketika diparkiran seluruh mata memandang kepada Abel


dan Bagas. Mereka heran apa yang terjadi antara Bagas
dan Abel.

"Nih" Bagas memberikan helm kepada Abel

Abel pun memakai helm dan langsung naik ke atas jok


motor sport milik Bagas.
"Pegangan" Kata Bagas singkat

Abel pun menuruti apa yang Bagas katakan lalu dia


memegang pundak Bagas.

"Gue bukan tukang ojek"

"Terus gimana ?" tanya Abel polos

Bagas menarik kedua tangan Abel dan melingkarkan nya


pada pinggang milik Bagas.

Sontak seluruh siswi yang berada di parkiran pun histeris


dan ada juga yang berbisik-bisik.

Setelah Abel berpegangan Bagas pun melajukan


motornya meninggalkan parkiran SMA Garuda

“kita mau ke mana sih ?” tanya Abel

“gue mau bawa lo ke rumah pohon, lo mau gak ?”

“gue mau” jawab Abel dengan antusias

Setelah sampai disana Bagas dan Abel pun turun dari


motor lalu mereka berdua naik ke atas rumah pohon

“gue boleh nanya gak ?”

“boleh”

“ini rumah pohon bikinan lo sendiri ?”


Bagas menghela nafasnya panjang ia menundukan
kepalanya sejenak

“ini rumah pohon bikinan alm papah gue”

“oh sorry-sorry, gue engga bermaksud—“ ucapan Abel


terpotong

“gak papa, dulu waktu gue kecil gue sering manjat


pohon saking seringnya ibu gue udah bosen ngelarang
gue buat naik ke atas pohon, akhirnya papah gue bikin
rumah pohon ini supaya gue gak turun naik”

“Jadi dulu lo nakal juga ya”

Bagas tertawa pelan lalu menganggukan kepalanya

“papah lo bikin rumah pohon disini emangnya rumah lo


di sekitaran sini ?”

“dulu gue emang tinggal di sekitaran sini, tapi sekarang


gue udah pindah”

“ohh” “ini salah satu peninggalan dari papah gue yang


sampe sekarang masih berharga buat gue, kalo gue lagi
kangen kadang gue disini sendirian sampe gue tidur
disini makanya isi rumah pohon ini gue tata serapih
mungkin dan senyaman mungkin”
“pantes aja, gue liat rapih banget biasanya kan rumah
pohon pada umumnya dalemnya pasti seadanya kalo ini
beda”

“lo suka disini ?”

Abel mengangguk sembari tersenyum

“syukurlah” Bagas ikut tersenyum

Bagas tiba-tiba teringat suatu kejadian

“oh ya lo inget gak pulang sekolah lo pernah di anterin


sama seseorang yang enggak lo kenal ?” tanya Bagas

“Gue inget, jangan-jangan itu elo ya ?” selidik Abel

“Iya itu emang gue” jawab Bagas sembari tertawa kecil

“dan gue baru inget sekarang motor lo mirip sama yang


nganterin gue waktu itu, oon banget sih gue sampe ga
inget sama sekali” Abel mengetuk-ngetukan jari
telunjuknya ke dahinya

“Makanya sering makan-makanan yang ber-protein


tinggi biar ga oon” ucap Bagas seraya mengacak-acak
rambut Abel

“Ihh gue pinter kali” Abel berdecak sebal

“iya-in aja deh takut nangis gak ada balon disini”

“Bagas nyebelin” Abel mencubit lengan Bagas


“Aaaa sakit sakit, lepasin” ampun Bagas

“eh eh gue kekencengan ya nyubit nya ?” Abel


memegang lengan Bagas kemudian mengusapusapnya
dan Bagas seketika menatap Abel dengan intens.

Abel yang merasa diperhatikan pun melirik ke arah


Bagas, eye contac terjadi di antara mereka tapi tak lama
Abel membuang pandangannya karena merasa gugup.

“please kok jantung gue deg-degan gini ya” batin Abel

“Seneng banget nih megang tangan gue lama-lama” ucap


Bagas membuyarkan lamunan Abel

Abel yang baru menyadarinya pun seketika melepas


genggamanya

“gak usah gugup gitu kali santai aja” goda Bagas

“ih lo apaan sih siapa yang gugup” Abel melirik Bagas


sekilas

“Masa sih” Bagas lagi-lagi menggoda Abel

“ihh Bagas lo nyebelin banget sih” Abel mengerucutkan


bibirnya kedepan

Bagas hanya tertawa saja melihat tingkah laku Abel yang


sedang salah tingkah
Setelah cukup lama disana Bagas dan Abel pun
memutuskan untuk pulang kerumah karena takut
kemalaman.

“masuk dulu” ajak Abel

“gak usah gue langsung pulang aja, titip salam aja buat
bunda”

“serius gak akan mampir dulu ?” tanya Abel memastikan

“enggak, ya udah lo masuk sana” titah Bagas

“ya udah gue duluan” Abel melambaikan tangannya


kepada Bagas dan dijawab dengan anggukan oleh Bagas

Ketika masuk ke dalam rumah Abel disambut oleh orang


yang sangat ia rindukan

“ayah” teriak Abel, ia langsung berhamburan memeluk


ayahnya

“sayang ayah” Johan mengelus rambut Abel

“ayah kata bunda ayah bakal lama disana soalnya punya


project kerja yang besar, tapi kok ayah udah pulang”
tanya Abel seraya mendongkak melihat wajah Johan

“iya ayah memang ada project besar cuman ayah rindu


sama anak ayah yang cantik ini jadi ayah pulang dulu”
jawab Johan
“ah ayah bisa aja, eh bunda mana yah ?” Abel celingak
celinguk mencari irla

“bunda kamu lagi didapur sama abang”

“Abel ke bunda dulu” Abel pun pergi menuju dapur

Benar saja irla sedang asik memasak sembari mengobrol


bersama Baskara

“bunda” sapa Abel kemudian ia mencium puncak tangan


irla

“eh sayang, ko baru pulang nak ?”

“ehehehe Abel tadi pergi dulu sebentar, maaf Abel engga


ngabarin bunda soalnya hp Abel lowbat”

“halah alesan bilang aja lo mau pacaran dulu kan” ucap


Baskara tiba-tiba

“apaan si lo bang, nyamber aja” jawab Abel kesal

“dia pacaran dulu bun, buktinya waktu itu pacarnya


kesini kan”

“sotoy banget si lu bang”

“bodo amat gimana gue” Baskara menjulurkan lidahnya

“eh iya bun tadi Bagas titip salam buat bunda”

“iya sayang” jawab irla


“tuhkan itu pacarnya kan bun ? aku ga pernah salah”
ucap Baskara dengan pede

“terserah lu bang pusing gue kerjaannya main nyamber-


nyamber aja, tau aja kagak, so tau iya” timpal Abel
sarkastik

“dih bocah” Baskara melempar tissue ke arah Abel

“eh udah udah malah pada berantem, Abel ganti baju


sana abis itu kita makan malam” lerai irla

Abel mengangguk kemudianc ia melangkahkan kaki nya


meninggalkan irla dan Baskara

Hari berganti hari kini Bagas dan Abel pun semakin


dekat bahkan banyak orang-orang diluaran sana yang
menduga Abel dan Bagas sudah ber-pacaran karena
hampir setiap hari mereka berdua selalu terlihat bersama
ketika di sekolah.

Hari ini Bagas sepulang sekolah ia sudah stay menunggu


Abel di depan kelas karena Abel masih belum keluar
juga.

Tak lama Abel pun keluar kelas berbarengan dengan


sahabatnya yaitu iluvia

“ciee doi udah nungguin tuh” goda iluvia


“apaansih lo” jawab Abel malu-malu

“hei” sapa Bagas

“hai, maaf lama ya nungguin gue ?”

“enggak kok”

“Abel, Bagas gue duluan ya” pamit Iluvia

“Iya hati-hati” jawab Bagas dan Abel berbarengan

“Pulang langsung ?”

Abel menggeleng

“gue mau ke rumah pohon”

“izin dulu sama bunda, nanti bunda lo khawatir lo


pulangnya telat”

“Iya”

Setelah menelfon irla, mereka berdua pun meninggalkan


sekolah dan pergi ke tempat yang Abel inginkan.

Ketika sampai dirumah pohon mereka berdua pun seperti


biasa menikmati pemandangan yang disuguhkan.

“Bagas lo bakal marah gak kalo gue nanya ini”

“kenapa harus marah, lo cuman nanya kan ?” Jawab


Bagas santai
“Gue denger lo gak pernah deketin cewe ya ?” tanya
Abel ragu-ragu karena ia takut Bagas marah

“gue ada alesan kenapa selama ini gue ga pernah deketin


cewe, dulu pas gue SMP gue punya pacar dan cukup
lama gue pacaran sama dia sekitar 2 tahun tapi hubungan
gue sama dia putus gitu aja pada saat itu bertepatan
dengan papah gue meninggal, cewe itu ninggalin gue
demi cowo lain di situ gue merasa terpuruk banget dan
disitu juga gue bilang ke diri gue sendiri bahwa gue gak
akan pernah deketin cewe lagi” Abel mengangguk pelan
mendengar penuturan Bagas

“Tapi semenjak gue kenal lo, gue menarik semua


omongan gue tentang gue gak akan pernah deketin cewe
lagi, gue rasa lo berbeda dari cewe lain ada sifat
istimewa dalam diri lo yang gak akan gue temuin di
cewe lain”

Blush pipi Abel berubah menjadi merah mendengar


ucapan Bagas mengenai sudut pandangnya terhadap diri
Abel

Bagas merubah posisinya menjadi menghadap Abel


tangan Bagas menggenggam tangan Abel

“Abel”

“i..iyaa” jawab Abel gugup


“setelah gue kenal lo hidup gue berubah menjadi
berwarna, gue udah enggak merasa semu apalagi abu abu
gue udah temuin warna dalam hidup gue, dan gue harap
lo bisa terus mewarnai hidup gue. Gue berterimakasih
kepada tuhan udah mempertemukan gue dengan cewe
secantik lo dan sebaik lo walaupun awalnya pertemuan
kita emang ga indah tapi takdir dan semesta bekerja
sama merubah segalanya termasuk perasaan gue ke lo,
pertama kali gue ngeliat lo, ngeliat mata indah lo, gue
merasa ada sesuatu yang berbeda dalam diri lo, dan gue
pun sekarang paham bahwa yang telah terjadi dalam
kehidupan itu ga selalu harus di sesali terus menerus”
ucap Bagas panjang lebar

“gue juga berterimakasih berkat lo, mendengar semua


cerita tentang lo gue jadi paham, bahwa betapa sulitnya
melepas yang udah kita sayang, dan betapa sakitnya
ketika di tinggalkan”

“gue mau berbicara, mencatat semua dalam perasa,


berkata pada semesta bahwa gue mencintai lo Abel
asterella, takdir dan waktu yang udah merubah perasaan
gue ke elo, apa mau lo menerima gue dengan segala
kekurangan yang ada dalam diri gue” Bagas mengelus
lengan Abel

“Gue mau menerima lo dengan apapun yang ada dibalik


diri lo, dengan semua cerita tentang lo dan apapun itu”
jawab Abel
Bagas dengan spontan memeluk Abel dengan hangat

“makasih”

“sama-sama”

“gue harap lo selalu ada disamping gue, dan gak akan


pernah ninggalin gue, gue sayang sama lo” ucap Bagas
sembari mengelus rambut Abel

Bagas melepas pelukkanya lalu tersenyum bahagia


begitupun dengan Abel, hari ini adalah hari bersejarah
dimana Bagas kembali menemukan warna dalam
hidupnya setelah sekian lama menghilang.

Juga tepat dimana senja sedang menghiasi cakrawala


dengan warna indahnya, dua remaja satu sama lain saling
mengikat perasaan mereka dengan tujuan yang sama
yaitu bersama dalam suka maupun duka.

TAMAT
Diam Diam suka

Oleh Siti robiah 'adawiah

Pada saat itu, jika di ibaratkan aku


adalah selembar kertas putih yang
polos, yang tidak mengerti apa pun. Namun seiring
berjalannya waktu satu persatu datang mendekatiku
berkata ingin berteman dengan ku.

Hari itu adalah hari pertama aku masuk sekolah di SMA


NEGERI yang bertempat di Bandung. Karena pada saat
itu adalah hari pertama aku masuk sekolah, jadi aku
masih belum mengenal banyak orang tetapi ada beberapa
orang yang aku kenal dari sejak aku SMP namun, aku
tidak terlalu dekat denganya karena dia seorang laki-laki.

~ MENDAPATKAN SELEMBAR KERTAS ~

Ke esokan harinya,aku datang ke sekolah lebih pagi dari


sebelumnya karena aku tidak ingin lagi merasakan capek
nya berlari dari gerbang sekolah sampai ke kelas karena
terlambat. Setelah aku sampai di sekolah kemudian
berjalan menuju kelas dan waktu aku sampai di kelas
ketika aku menghampiri tempat duduk ku, aku
menemukan selembar kertas putih yang bertuliskan.

~ LOVE YOU SELIN ~


aku merasa risih dan kesal dengan kertas tersebut karena
tulisannya itu akhirnya aku pun membuang kertas
tersebut terlebih dahulu dari pada menyimpan tas ku,
dengan rasa kesal aku pun berjalan sembari masih
menggendong tas hitam ku ke luar kelas untuk mencari
tempat sampah dan aku pun langsung meremas kertas
tersebut dan membuangnya ke tong sampah.

Kemudian aku pun kembali ke tempat duduk ku,hati ku


masih merasa kesal karena surat itu. Teman - teman yang
juga ada di kelas pada pagi itu hanya menyaksikan dan
tertawa, padahal aku rasa itu sesuatu hal yang sama
sekali tidak lucu, tidak lama kemudian ada salah seorang
dari mereka yang tadi menyaksikan apa yang aku
lakukan memberikan tanggapan kerhadap ku.

Rangga : Selin, kenapa suratnya di buang padahal kan


itu dari pacar kamu ( sambil tertawa tipis dengan tatapan
mata yang begitu terlihat bahagia ) jawaban ku hanya
singkat kepadanya yaitu

Selin : " Apa sihh " ( dengan ekspresi wajah yang masih
kesal )

Percakapan aku dan dia pun menghubungkan semua


orang yang ada di kelas itu untuk ikut berbicara tak lama
bell sekolah jam pertama pun berbunyi semua Orang di
dalam kelas bersiap untuk melaksanakan KBM dan
percakapan kami pun terhenti.
~ MENDAPATKAN SELEMBAR KERTAS LAGI ~

Satu minggu kemudian, tepatnya hari senin aku merasa


sudah sangat siang datang ke sekolah aku dari gerbang
berlari sampai datang ke kelas semua orang sudah
sampai di lapang akan tetapi aku masih di kelas dan
menyimpan tas hitam ku akhirnya setelah datang ke
kelas ada guru yang menghampiriku memperingatkan
untuk cepat cepat pergi ke lapang karena upacara akan
segera dimulai.

Setelah itu aku pun langsung berlari pergi ke lapangan


upacara setelah sampai di lapangan upacara aku mencari
barisan kelas aku setelah aku menemukan barisan kelas
ku aku berbaris tepat di paling belakang pas aku barbaris
aku melihat teman teman kelas seperti bingung melihat
ku entah mengapa teman teman kelas ku nampak mereka
menatap ku dengan sorotan mata yang tajam aku tidak
mengerti mengapa mereka menatap ku seperti itu aku
berbicara dalam hati.

" apa salah ku, mengapa mereka menatapku seprti itu


aku tidak mengerti." Sudahlah aku tidak ingin banyak
memikirkan teman teman kelas aku tidak peduli.

Aku mencoba tenang dan berpikir untuk tetap positif


akhirnya setelah upacara selesai aku pergi menuju ke
kelas pas masuk ke kelas aku melihat teman temanku
menatapku sama seperti pas aku tadi berbaris dilapangan
upacara mereka menatap ku begitu tajam aku tidak
mengerti mengapa mereka menatap seperti itu ke arah ku
entah lah aku tidak tau akhirnya aku bersikap tenang dan
menuju ke arah bangku ku.

Pas aku melihat ke arah bangku ku ada sebuah kertas


yang terdapat di bangku ku aku heran mengapa tadi pagi
pas aku masuk ke kelas aku tidak menemukan ada kertas
di bangku ku entah lah mungkin karena memang aku
tadi pagi terburu buru karena sudah sangat siang dan aku
langsung berlari menuju kelapang mungkin aku terlalu
terburu buru akhirnya.

Aku tidak melihat ke arah bangku ku kalau di bangku


ku ada selembar kertas akhirnya aku mengambil dan
membuka kertas itu alangkah kagetnya aku melihat kalau
tulisan yang ada di kertas itu sama persis seperti yang
kudapat waktu itu tulisannya " i love you selin" , aku
langsung geleng geleng kepala, aku kaget siapa lagi yang
memberi ku kertas ini lagi.

Pas aku membuka kertas itu temen temen di kelas


langsung menoleh kepada ku mungkin mereka semua tau
siapa yang mengirim ku kertas macam ini terus mereka
pas aku membuka kertas ini mereka langsung
menertawaiku dan mereka bilang

" cie cieee...selin ada pengagum rahasia nii. "

" selamat yaa selin " pada saat itu hatiku kesal sekali
pada teman teman sekelasku, aku rasa mereka
menganggap lucu pada hal aku tidak menganggap lucu
sama sekali aku sangat kesal, Sekesal kesalnya akhirnya
aku membuang kertas itu ke tempat sampah.

Lalu, aku duduk di bangku ku tidak lama setelah aku


duduk kembali di bangku ku sudah ada ibu masuk
waktunya pelajaran matematika.

Mereka masih menatap ku tajam tapi aku mencoba untuk


menghiraukannya dan bersikap bodo amatt lalu aku
waktu itu belajar matematika dan teman teman kelas
mulai tidak melihat ke arah ku mereka mulai
memperhatikan ibu guru matematika sedang
menjelaskan pelajaran matematika.

~ DIA MEMBUAT KAKI KU TAK BERDAYA ~

Satu minggu setelah kejadian itu,dia menjadi semakin


suka untuk membuat ku merasa kesal namun aku tidak
sepenuhnya memperdulikan hal itu tetapi hampir
setengah dari itu aku pun menjadi ke pikiran karena
sikap nya yang membuat ku tak nyaman saat berada di
kelas sehingga aku lebih suka menyendiri dari sejak awal
aku masuk di kelas itu.

Pada saat itu di kelas pak guru menyuruh kami semua


untuk membuat kelompok, setelah kelompok sudah di
bentuk aku pun bergabung dengan kelompok ku
alangkah kagetnya aku pas tau kalau aku sekelompok
dengan dia dalam hatiku berbicara mengapa aku harus
sekelompok dengan dia aku tidak ingin sekelompok
dengan dia, tapi aku harus menerima kenyataan kalau
memang dia sekelompok denganku akhirnya kami duduk
dan tempat duduk kami.

Waktu itu berdekatan dan teman teman sekelas ku


langsung menyoraki ku mereka bilang

" cie cieee " hatiku pada waktu itu bukannya senang
teman teman berbicara seperti itu aku malah muak
mendengarnya aku pun menjutekannya dan
memperlihatkan kalau aku tidak suka berdekatan
dengannya akhirnya aku mencoba untuk tenang dan tetap
tidak menghiraukan ucapan teman teman dikelas
walaupun akhirnya aku sangat kesal pada dia dan pada
teman teman sekelas pada saat itu. setelah itu aku dan
kelompok ku mendiskusikan materi yang akan di
presentasikan untuk minggu depan. Karena waktu
pelajaran pertama sudah habis diskusi kami pun
dilanjutkan dengan kerja kelompok ( kerkom ) di salah
satu rumah dari anggota kelompok kami.

Hari itu aku kerkom bersama teman ku untuk


melanjutkan diskusi materi yang sebelum nya belum
terselesaikan, rumah teman ku yang di jadikan sebagai
tempat kerja kelompok terletak di jalan GGI. Nah pada
saat itu aku pergi ke tempat itu bersama teman ku yang
juga satu kelompok bersama ku kita berdua pergi kesana
dengan berjalan kaki karena waktu itu niat kami sambil
joging untuk menjaga kesehatan tubuh.

tidak terasa aku dan teman ku pun hampir sampai di


jalan GGI tetapi ada kesulitan pada saat kami sedang
mencari alamat rumah itu, kemudian aku pun mengambil
handphone di saku celana jeans ku yang hitam bertujuan
untuk menghubungi teman yang lain karena masih
belum menemukan rumah yang di tuju setelah aku
berhasil menghubungi salah satu teman ku, kemudian dia
bilang kepada ku nanti aku akan di jemput oleh teman
pria sekelompok ku kemudian aku pun menunggu di
depan alfamart GGI.

Setelah beberapa lama kami berdua menunggu akhirnya


teman yang menjemput kami pun datang, namun
kedatangannya itu membuat aku berdiri lemas tak
percaya,kenapa ? Karena yang menjemput kami adalah
Orang yang sering membuat ku tidak nyaman saat
berada di kelas. Dan,,, jika boleh aku berkata jujur
sebenarnya aku menyimpan perasaan padanya. walaupun
aku tau seharusnya ini tidak terjadi antara perasaan ku
kepada dia, karena dia itu sering membuat aku risih atas
perlakuannya kepada ku namun di samping itu dia juga
selalu membuat aku tertawa karena sikapnya yang
kadang - kadang konyol dan selalu mencairkan suasana
yang hening.
Ketika aku sudah berboncengan dengannya perasaan ku
gugup tak terhingga jantung ku berdebar sangat kencang
hingga kaki dan tangan ku terasa bergetar,disitu aku
sangat takut jika dia akan bisa mendengar suara detak
jantung ku yang berdebar kencang sampai - sampai aku
hampir berkali - kali menahan nafas ku agar dia tidak
mendengar detak jantung ku ini karena jika dia sampai
mendengarnya dia akan tahu bahwa aku sangat gugup
saat berada di dekat nya.

~PERASAAN YANG NYATA ~

Saat aku sedang duduk di kursi ku teman ku datang


menghampiriku.

" Sel, kamu lagi ngapain jangan melamun aja" tanya


Vania kepadaku

" eh,,,kamu nggak kok aku cuman lagi mikirin dia aja "
jawab aku

Vania: " hah, dia siapa ? " tanya nya " itu loh orang yang
selalu nyebut - nyebut nama aku setiap hari setiap jam
setiap menit bahkan setiap detik kaya nya "

Vania : " Rangga maksud kamu ? "

Selin : " iyah, siapa lagi kalau bukan dia "

Vania: " kenap mikirin dia ? "


Selin : " iyah aku juga gak tau tapi akhir - akhir ini
namanya selalu muncul di pikiran ku enta kenapa "

Vania : " jangan,,,jangan kamu suka lagi sama dia iyah


kan "

Selin : " nggak juga deh kayanya, kamu kan tau sendiri
walau pun dia selalu romantis kepada ku tapi kami
berdua juga sering berantem kan "

Vania : " tapi beneran nih aku tanya sama kamu,kamu


ada rasa suka gak sama dia ? "

Selin : " aku juga gak tau tapi karena sikap nya itu yang
selalu romantis terhadap ku jadinya membuat aku
kadang baper akan hal itu yah walaupun kamu tau kan
kalau kita itu tidak berpacaran "

Ke esokan hari nya perasaan ini semakin benar - benar


ku rasakan nama dia selalu muncul dalam pikiran ku dan
begitu pula dengan sikap Rangga yang membuat aku
ingin selalu bersamanya.

Sejak saat itu lah aku menyadari bahwa ternyata aku


benar - benar menyukainya sampai pada akhirnya aku
mengetahui bahwa dia sudah memiliki kekasih dan dari
saat itu hati ku sangat hancur mendengarnya, air mata ku
pun seketika jatuh membasahi pipi. Setelah aku
mendengar semua itu aku merasa menyesal telah
menyukainya bila pada akhirnya hati ku harus merasakan
sakit yang sesakit ini. Karena sebelum aku mengenalnya
aku pun pernah mencintai seseorang tapi tak pernah
secinta ini dan aku juga pernah merasakan sakit tapi tak
pernah sesakit ini. Ya Allah mengapa engkau membuat
aku mencintai orang yang tidak mencintai ku dan
mengapa sampai saat ini sikap dia selalu membuat ku
merasa jika aku sangat penting di dalam hidup nya karen
banyak sekali alasan yang meyakini ku dari perlakuan
nya bahwa dia tidak ingin jauh dari ku,tapi mengapa ?
Mengapa dia harus sudah memiliki kekasih ? Siapa yang
harus di salah kan dalam hal ini aku ? Hati ku ? Reva ?
Atau kekasihnya itu ?. Tidak mereka mungkin tidak
salah dan ini juga tidak sepenuhnya salah ku,karena cinta
datang dengan sendirinya tanpa bisa aku melarang nya
datang untuk hadir mengisi kehidupan ku.

~ HATI YANG TAK TERBALAS ~

Kini setelah aku mengetahui semua tentang dia aku


merasa tidak sanggup lagi untuk menatapnya, berbicara
denganya apa lagi dekat dengan dia, karena hati ku yang
masih merasakan sakit ketika aku melihat dia. Namun
rasa sayang ku yang terlalu besar untuk nya berhasil
menepis rasa kebencian ku kepada nya sehingga
membuat aku dan hati ku luluh akan sikapnya. Meskipun
aku tau perasaan ku kepadanya untuk saat ini tidak akan
bisa terbalaskan tapi aku yakin bahwa suatu saat nanti
aku akan bisa bahagia walau pun tidak dengannya.
Karena aku yakin lambat laun semuanya akan berubah
seiring dengan berjalannya waktu dan Allah tida akan
pernah membiarkan hambanya terus menerus mengalami
keterpuruk kan.

Meskipun hati ku sangat terasa sakit, tapi aku tetap harus


kuat dalam menjalani hari - hariku di sekolah, aku tidak
ingin hanya karena perasaan ku yang tak terbalas
olehnya sekolah ku menjadi berantakkan. Maka dari itu
aku putuskan untuk menjauhinya saja.

Ke esokan harinnya saat tekad dan niat ku sudah ada


dalam hatiku untuk menjauh darinya namun pada saat itu
juga dia semakin mendekati ku, aku sudah mencoba
berbagai macam cara untuk menjauhinnya namun
semakin aku ingin menjauhinya semakin dia mendekati
ku dan semakin membuat perasaan ini terus menerus tak
berhenti memikirkannya. " Ya Allah aku mohon jangan
biarkan perasaan ini semakin dalam untuknya karena ini
semua tidak benar aku tidak ingin dianggap sebagai PHO
dan aku juga tidak mau merasakan sakit untuk kesekian
kalinya" ucap ku dalam hati. Tiba - tiba Rangga datang
duduk di sebelahku sambil berkata.

Rangga : Hey,,, sendiri aja,,,gak ke kantin ?

Selin : ngga, aku udah makan

Rangga : ouh,ngerjain apa itu ?


Selin : ini lagi ngerjain puisi susah ihk belum beres -
beres dari kemarin,kamu udah ?

Rangga : udah,mau aku bantuin gak ?

Selin : hah,gak usah gpp kamu gak akan istirahat

Rangga : gpp sans ajaa

Selin : beneran ,,,?

Rangga : iyah,

Selin : seriusssss ?

Rangga : iyah sel,,, kapan aku gak serius kalau sama


kamu ?

Selin : o,,,Oke,,, ( menjawab dengan gugup )

Setelah aku sepakat untuk menerima bantuannya


walaupun sebenarnya aku ingin menjauhinya tapi karena
tugas puisi ku yang harus segera aku kerjakan dengan
rasa sedikit tidak enak aku pun mengerjakannya
bersama.

~ YANG SELALU DI HATI ~

Dengar aku,,,

Hari ini disamping mu ,aku ungkapkan isi hati ku


Walaupun aku tak bersamamu setiap saat tapi tolong
yakin lah

Cinta,,,kasih sayangku,,,dan hati ini hanyalah untuk mu

Dengar,,,

Walaupun saat ini kau dan aku tidak bersama

Tapi yakin lah cinta kan menenukan jalannya

Dan tunggu lah semua akan berjalan sesuai dengan


keinginan mu,,,

Untuk kau yang selalu dihati,,,

( Rangga mengatakannya dengan menatap ku )

Gimana bagus gak puisi nya ? ( sambil memegang


tangan ku )

selin : hah,apa? ( sambil tersentak kaget)

Rangga : kok kamu ngelamun sih, jangan bilang kamu


baper,,,

Ayo,,,kamu baper gak ?

Selin : emz,,,emz,,,ngga kok

Reva : serius gak baper ? Tapi bagus deh kalau kamu gak
baper jadinya kan Aku gak nyakitin perasaan kamu
Selin : heh, iyah sans aja nggak kok

Rangga : ya udah tulis dong

Selin : iyah ihk bawel

Tak lama setelah aku sudah menulis puisinya Reva pun


pergi ke toilet. Aku pun duduk lemas memikirkan
kejadian yang baru saja ku alami, pada saat itu aku pikir
itu adalah sungguh ungkapan perasaan nya padaku tapi
ternyata itu hanya sebuah puisi, lalu mengapa dia harus
sambil menatapku dan membuat aku pun harus kembali
menatapnya. Bola matanya yang indah membuat ku
merasa nyaman saat menatapnya, seketika aku pun
tersadar bahwa dia sudah ada yang punya dan aku pun
mengalihkan pikiran ku untuk tidak memikirkan nya
meskipun hatiku sangat baper akan perlakuannya tadi.

Tak lama Rangga pun datang dan menghampiriku lagi,

Selin : makasih yah

Rangga : iyah sans aja

Tubuhku kaku,hatiku bergetar dan lidahku gugup untuk


yang ke sekian kalinya lagi saat ku duduk berdua
dengannya ehk kok kaya lirik lagu sih ?

Rangga : aku ikut duduk yah disini gpp kan ?

selin : jangan,,,
Rangga : kenapa ?

Selin : yah jangan aja

Rangga : iya udah atuh aku pergi, jangan kangen tapi

Selin : ihh apa sih gak lucu rangga

Rangga : becanda Sel,,,

Aku pun tersenyum mendengarnya,hari itu benar - benar


hari yang menyenangkan untuk ku.

~ HAYALAN YANG MENJADI KENYATAAN ~

Aku berdoa disetiap tidurku untuk meminta agar aku


naik kelas namun entah mengapa disetiap doa ku selau
terselip namanya, iyah Ranggq namanya lah yang selalu
ada disetiap detik ku meskipun aku tak sedang
memikirkannya.

Vania : Sel, aku takut nanti kita kelas 11 sekelas lagi gak
yah ?

Selin : Aku juga gak tau tapi semoga aja kita sekelas lagi

Vania : Amin,,, aku gak ngebayangin gimana kalau aku


nanti engga sekelas lagi sama kamu...?

Selin : Jangan negatif dulu kan belum tau gimana nya

Vania : iya tapi ke pikiran, ehk kamu nanti kelas 11


berharap sekelas lagi sama Rangga gak ?
Selin : Ngga ahk dia mah sekarang nyakitin

Vania : em,,,masa sih, katanya nyakitin tapi dipikirin


terus

Selin : iyah mau gimana lagi orang kita satu kelas

Vania : jadi,,,

Selin : iya jadi aku ada lah rasa sedikit berharap mah itu
juga pas aku teh dibuat nyaman sama dia tapi kalau dia
nyakitin aku harapan aku pasti yah gak mau sekelas lagi
sama dia, tapi jujur dalam hati aku aku pengen banget
sekelas lagi sama dia. Alasannya cuman satu karena dia
adalah satu - satunya cowo yang paling baik dan care
sama aku diantara yang lainnya.

Vania : ih kalau aku mah gak mau da

Selin : kenapa gak mau ?

vania : Dia mah jahat ke aku teh sel kamu juga tau
sendiri dia gimana

Selin : iyah tapi da aku tau kalau dia sebenarnya Orang


nya baik

Vania : iyah baik tapi da lebih baik ke kamu bukan ke


aku jadi aku mah gak mau sekelas sama dia.

Selin : iya udah gimana takdirnya aja aku mah.


Tiba harinya dimana pada saat itu adalah hari pembagian
rapor untuk ke naikkan kelas,aku pergi bersama ibu ku
untuk mengambilnya dan setelah beberapa lama aku
menunggu panggilan dari guru wali kelas ku akhirnya
nama ku pun dipanggil olehnya. Setelah beberapa lama
kami berbincang tentang nilai rapor ku dan alhamdulilah
guru ku mengatakan bahwa aku lulus naik ke kelas 11
aku sangat bahagia. Kelulusan ku menjadi tanda bahwa
doa ku telah di kabulkan oleh Allah SWT aku pun sangat
bersyukur atas apa yang telah Allah berikan kepada ku.

Hati ku kini merasa tenang dan aku pun akhirnya


memutus kan untuk menghabiskan waktu liburan
sekolah ku bersama keluargaku. Tiga minggu sudah
liburan sekolah telah berlalu kini saatnya tinggal
menunggu hari pertama ku masuk sekolah di kelas 11.
Hari itu aku berangkat sekolah agak kesiangan karena
aku lupa menyetrika baju seragam ku jadinya aku harus
melakukan itu setelah aku selesai mandi, untung saja
jarak rumah ku ke sekolah tidak terlalu jauh hanya butuh
waktu kurang lebih 15 menit untuk sampai di sekolah.

Ketika aku sudah sampai di sekolah aku sangat bingung


aku harus berbaris di barisan mana karena pada saat itu
aku terlambat sehingga aku tidak bersama teman ku.

Setelah selesai upacara kami semua di bubarkan untuk


kembali ke kelas baru kami, aku dan Vania kita sama -
sama bingung karena pada saat kelas 10 wali kelas kami
bilang bahwa ketika kenaikan kelas kami akan di pisah
dalam satu kelas dibagi menjadi lima orang jika bisa di
bilang seperti itu.

Kemudian pada saat upacara telah selesai aku dan Vania


kita berpisah untuk mencari kelas masing - masing tapi
untungnya saat aku ingin mencari kelasku dimana ada
salah seorang temanku yang dulunya di SMP satu kelas
denganku ia memberitahu ku bahwa aku satu kelas
dengan nya, tidak menunggu lama aku pun bergegas
untuk pergi ke kelasku, namun sesampainya aku di
depan pintu kelasku yang baru aku sangat sangat
terkaget dan sangat tidak percaya melihat itu semua.

Apa kalian mau tau ? Aku melihat Rangga ada di dalam


kelas ku kaki ku yang tadinya sudah selangkah masuk di
dalam kelas tanpa sadar aku menariknya mundur ke
belakang dan mata ku kemudian tertuju pada selembar
kertas yang menempel di depan pintu.

Aku pun perlahan membaca nya dari bawah ke atas dan


pada saat mata ku tertuju di tengah bacaan kertas absen
itu, benar sekali bahwa aku ternyata satu kelas lagi
dengannya seketika perasaan ku campur aduk antara
bahagia dan sedih dengan semua ini.

Saat kaki ku melangkah masuk ke dalam kelas entah


mengapa aku melihatnya dia juga seperti terlihat kaget
ketika melihatku, aku melihat dia seolah tak percaya
dengan apa yang dia lihat sama seperti tadi yang aku
rasakan ketika akan masuk ke dalam kelas ini.

Tak lama satu persatu murid - murid yang lain pun


datang hingga semua kursi sudah terisi penuh dan wali
kelas baru kami pun masuk untuk perkenalan, tidak
terasa satu bulan telah berlalu aku sangat nyaman berada
didalam kelas baru ku karena di dalam kelas itu lumayan
banyak teman yang sudah aku kenal sejak lama.

Tetapi masalah selalu datang menghampiri ku hingga


menyebabkan aku merasakan ketidaknyamanan untuk
kesekian kalinya lagi, sepulang sekolah aku pergi ke
taman bersama Vania kita berdua menceritakan banyak
hal yang sudah terjadi.

Selin : Vania, kamu tau gak sih akhir - akhir ini aku gak
nyaman kalau ada di kelas

Vania : Apa lagi aku, ihh tapi kenapa gak nyaman? kamu
bilang kan di kelas kamu orangnya pada baik.

Selin : Iyah,emang pada baik cuman kamu tau sendiri


sekarang aku tuh satu kelas lagi sama Rangga.

Vania : Terus kenapa dia bikin lagi gosip tentang kamu ?

Selin : Iya, ihh,,,aku tuh kesel,seneng sama terharu tau


gak denger omongannya dia ke temen sekelas
Vania : apa apa emang nya dia bilang apa ( dengan
ekspresi yang sangat ingin tahu )

Selin : Kan gini yah, aku tuh lagi duduk sendiri nah itu
teh pas lagi jam istirahat, aku udah makan kan yah tiba -
tiba aja dia teh natap aku dari jauh terus pas aku
ngehindar dari tatapannya kan aku gerogi yah aku teh
minum, pas aku lagi minum dia bilang apa coba?

Vania : Gak tau, bilang apa ?

Selin : Dia bilang " jangan di ganggu ehh selin tuhh


mantan gw " seketika air yang ada di dalam mulut ku itu
berontak ingin keluar saking kagetnya vania, Rangga
bilang kaya gitu soalnya salah satu temen cowo aku tuh
ngajak ngobrol gak tau kenapa dia malah bilang ke gitu.

Vania : Cie,,,cie,,,cie,,,hem dia cemburu itu tuh selin

Selin : idih ngapain dia cemburu kan aku bukan pacar


nya, dia mah gitu ke aku macarin aku aja gak pernah lah
kok tiba - tiba dia bilang aku mantannya kan keselll.

Vania : Sabar aja nanti gosip nya juga ilang dengan


sendiri nya.

Selin : Iya, tapi kan kesabaran itu ada batasnya kamu tau
kan.

Aku tidak tau apa perasaan ku pada dia, yang pasti aku
benci dia dan aku juga mencintai dia.
Apabila aku dekat dengannya aku merasa apakah aku
senang atau sedih aku tidak tau, yang pasti sekarang dia
sudah bahagia bersama pacarnya.

Pacarnya bernama anggita ia berbeda sekolah dengan


rangga, dia dekat dan pdkt mungkin di tempat latihan
karate karena rangga merupakan seorang atlet karate dan
anggita juga sama atlet karate orang berbicara seperti itu
entahlah aku tidak peduli mereka pdkt an dimana yang
pasti sekarang perasaan ku saat ini aku ingin melupakan
dia untuk selamanya.

TAMAT
TO ALL THE BOYS I’VE
LOVED BEFORE

Oleh: Khansa Ramadhania

“Lepaskanlah. Maka esok lusa, jika dia


adalah cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan
cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang
tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka
sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu.”

Perasaan ku memang aneh, meski aku sudah tau


bahwa dia sudah tak lagi sendiri, tapi entah mengapa aku
selalu memikirkannya. Memang, hatiku tidak lagi
menginginkannya untuk tetap bersamaku, tapi aku tetap
tak rela jika dia memiliki pengganti selain aku. Rasa itu
tetap ada. Tetap bertahan dan enggan untuk berlalu. Aku
akan menceritakan "dia" yang dulu pernah singgah
dihatiku, atau mungkin sampai saat ini?

Hari ini, aku akan menceritakan kisahku. Aku


masih anak sekolah, kelas 2 sma, kata orang masa sma
adalah masa masa yang paling indah, Namun bagiku
tidak seindah itu, tapi mungkin suatu saat nanti bisa saja?
Kuharap begitu.

Hari hari ku di sma terasa menyenangkan, aku


dikelilingi banyak teman yang menurutku mereka asik.
Kami sering berkeliling sekolah, pergi ke kantin saat jam
pelajaran, dan bolos pelajaran di kamar mandi. seru
sekali, dan mungkin pengalaman itu tidak akan terulang
lagi. Sampai suatu hari, aku dan teman temanku
bertengkar karna suatu hal, aku sedih karna yang
biasanya kami menongkrong bersama didepan kelas
sambil teriak teriak, pergi kekantin bersama sama,
sekarang tidak lagi ada. Aku merasa mereka adalah
orang orang yang baik, sepertiya tidak mungkin mereka
berbuat seperti itu, Tapi sebaik baiknya orang pasti ada
sisi buruknya, kan?

Namun menurutku, itu salah satu cara tuhan


menjauhkan orang orang yang tidak baik untukku. Atau
mungkin aku yang tidak baik untuk mereka? entahlah.

Tapi aku bersyukur karna setelah ada masalah itu


aku merasa semakin banyak teman, termasuk aku jadi
punya sahabat lelaki yang menjadi tempat bagiku untuk
menceritakan segala keluh kesah. Tapi ada suatu hal
yang aneh, karna setiap aku cerita kepadanya aku selalu
merasa senang, dan tenang.
Dia adalah seorang yang cuek, tapi entahlah aku
selalu merasa nyaman dengannya. Aku sering diajak
jalan jalan olehnya, pergi mengelilingi bandung, dan
diam di taman. Meskipun aku merasa nyaman ketika
bersamanya, mendengar curhatannya, aku selalu
menjaga perasaannya, karna ternyata dia menyukai
perempuan lain. Sakit rasanya ketika ia mengatakan
bahwa ia mencintai orang lain, tetapi bagaimana lagi?
Kita tidak bisa menghakimi perasaan orang lain.

Hari demi hari aku lewati, aku merasa senang


karna melihatnya tersenyum ketika sedang bersama
perempuan yang dia suka. Tetapi, aku tidak boleh
terlihat sedih. Lagipula saat itu aku sedang dekat dengan
lelaki lain, farrel namanya. menurut orang orang dia
cukup keren dan banyak digemari oleh para perempuan.
Tetapi tetap saja ketika aku bersamanya, rasanya tidak
sama ketika aku bersama "dia".

Aku menjalani hari hariku bersama nya, aku


senang dekat dengannya, karna dia orang yang humoris
dan cerewet, sangat berbalik dengan sifatku yang irit
ngomong.

Aku tidak tau mengapa ia mau denganku padahal


diluar sana banyak perempuan yang ingin dengannya.
Dia suka mengajak ku jalan jalan, entah kemana
tujuannya, katanya yang penting aku senang. Ah, senang
rasanya merasa di istimewakan oleh seseorang.
Meskipun sekarang aku dengannya, namun rasanya
aneh, dekat dengan seseorang yang tidak aku
cintai.Mungkin dia juga bingung, kita sudah bersama 4
bulan tapi rasanya seperti tidak ada ikatan.

Sampai di satu waktu, kami sedang berjalan jalan


menghabiskan sore di tempat yang rimbun dengan
pepohonan, yang langitnya seperti mendukung
keberadaan aku dengannya di tempat itu, tiba tiba ia
bertanya,

"kamu ngerasa aneh ga sih soal hubungan kita?"

"aneh apanya?"

"Kamu ada tapi tak terasa"

"maksudnya?"

"ayo cerita aja, aku gapapa kok, aku gamau kamu


tertekan soal hubungan ini" aku yang mendengar
perkataannya langsung terdiam.

"entah kenapa logikaku memaksa untuk tetap disini, tapi


hatiku meminta untuk pergi". kataku dalam hati.

"aku tau perasaanmu yang sebenarnya,".

"rel.."

"gapapa, perasaan gabisa dipaksain, kamu harus jujur,


tell the truth.”
ketika dia berbicara seperti itu, ingin ku menahan
air mataku, aku merasa tidak enak dengannya, Tapi aku
tak sanggup menahan air mataku, dia langsung
merangkul ku sambil berkata;

"Yang terbaik mungkin tidak datang dengan cepat, tapi


percayalah, dia akan datang di waktu yang tepat."
Langsung ku menangis sekencang kencangnya, aku
merasa sebagai wanita paling bodoh karna telah
menyianyiakan cowo sebaik dan setulus dia.

Setelah aku merasa tenang dia berkata dengan sangat


halus,

"aku gamau kita ngejalanin ini terpaksa, aku mau kamu


Bahagia.”

Aku langsung terdiam dan mengerti bahwa ini adalah


cara perpisahan ku dengannya. Menurutku ini adalah
perpisahan yang indah, walaupun menyakitkan. Dia
sepertinya sangat sedih, karna setelah mengatakan itu dia
terdiam dan menunduk, aku bingung harus berkata apa,
tapi disatu sisi aku merasa lega karna aku bisa
melepasnya.

Setelah itu aku diantarnya pulang, sepanjang jalan kami


hanya diam tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari
mulutnya.
Sesampainya dirumah aku menatap wajahnya dan
berkata " kamu orang baik, makasih buat semuanya."

dia hanya membalasnya dengan senyuman. Aku bisa


melihat bahwa sepertinya, sepanjang jalan tadi dia
menitihkan air mata karna matanya merah. sebelum dia
pulang aku berkata "its okay to not be okay" dia hanya
tersenyum lalu bergegas pulang. Setelah itu, aku
langsung menangis dikamar dan memikirkan "apa yang
aku lakuin benar?", "apa sikapkupadanyajahat?", hampir
semua hal aku pikirkan karna aku masih merasa tak enak
dengannya.

Keesokanharinya, disekolah, aku kembali


bertemudenganfarrel, dia melambaikan tangannya, aku
menghampiri dia didepan kelasnya, tiba tiba ia bilang
"go get him". Perasaan ku campur aduk saat
mendengarnya, aku senang karna merasa disemangati
tapi aku sedih, bagaimana bisa aku melepaskan dia yang
sikapnya sangat baik.

Aku dan farrel masih baik baik saja, malahan dia selalu
mendukung apa yang aku lakukan, dan dia selalu
mengingatkan ku bila ada sikap ku yang
salah,dalamhalapapun. Aku sering curhat kepadanya,
dan sebaliknya ia pun juga sering cerita kepadaku. aku
senang karna dia adalah seorang yang dewasa, yang bisa
membuatku menjadi lebih baik. Kami masih sering chat-
an di media sosial, bahkan ketika aku sedang sedih, aku
kadangmenelfonnya karna kata katanya selalu
menenangkan hatiku. Aku lebih senang bersahabat
dengannya, hatiku rasanya lebih lega.

hari hari berikutnya, aku bertemu dengan


sahabatku yang pernah aku ceritakansebelumnya,
namanya adalah azka. Dia datang ke kelas ku, dia
bercerita bahwa perempuan yang ia suka, ternyata baru
saja jadian dengan orang lain, dari wajahnya terlihat
bahwa ia sangat sedih. Saat mendengar itu perasaan ku
senang sekali, akhirnya dia tidak lagi mengejar
perempuan itu, tapi aku tidak tega melihatnya sedih.

Aku bingung apa yang harus aku lakukan jadi


aku hanya terdiam. Setelah dia bercerita, dia mengajak
ku untuk nonton film pulang sekolah, untuk refreshing
katanya. Jujur, aku sangat senang saat itu.

Bel sekolah pun berbunyi, aku langsung bersiap untuk


pulang, aku kaget, setelah keluar dari kelas, ternyata ia
sudah menungguku.

"ayo cepet, jangan lama." katanya, sambil mengejek ku.

Aku senang sekali, akhirnya aku bisa kembali bercanda


dengannya, walaupun ia sangat irit bicara, tapi jika sudah
bercanda dia menjadi sangat asik. Lalu kami berjalan
keluar sekolah, saat berjalan dia berbicara kepadaku,

"kamu udah jadian sama farrel?"


"hah? ngga" aku sangat kaget saat mendengar
pertanyaannya.

"masaa?" katanya dengan wajah yang mengejekku.

"udah ngga" jawabku.

"berarti pernah?"

"sejak kapan kamu jadi ingin tau sama urusan orang


lain?" kataku sambil tertawa.

"kamu kan sahabatku, masa aku ingin tau ga boleh."

"nanti aja bahas itunya, nanti keburu hujan, ayo cepet."


kataku sambil lari dan menarik tasnya.

Lalu kami berlari keluar sekolah karna sudah mendung.


Setelah sampai diparkiran motor, dia bertanya,

"eh iya, kamu gabawa helm ya?"

"ngga"

"yaudah kita kerumah mu dulu ambil helm"

"iyaa ayo" kataku.

lalu aku naik ke motornya dan langsung menuju ke


rumahku. Aku senang sekali, karna sudah lama sekali
sejak terakhir kali aku diboncengnya. Di motor kami
bernyanyi bersama dengan suara yang keras sampai
orang orang melihat ke arah kami. Sesampainya dirumah
ku, aku langsung bergegas masuk dan ternyata
dirumahku ada ibu ku yang sudah pulang dari kantornya.

"hei mau kemana? kok buru buru"

"aku mau ke bioskop sama azka, kok tumben ibu udah


pulang jam segini?"

"iya, soalnya ibu sama ayah mau ada acara dari kantor
ayah."

"oh gitu, yaudah aku mau ambil helm aja, aku pergi lagi
yaa."

"yaudah hati hati ya, jangan pulang terlalu malem,


salamin ke azka bilang jangan ngebut."

"iya bu. Aku berangkat ya."

setelah itu aku keluar rumah dan langsung mengajak


azka berangkat karna aku takut kehujanan. Azka
bertanya kepadaku,

"ibu udah pulang?"

"udah, ayo cepet."

"aku mau salam dulu ke ibu, udah lama ga ketemu."

"gausah, aku udah bilang ke ibu."

"oh yaudah, cepet naik."


Ibuku dan azka memang sudah saling kenal, karna azka
pernah beberapa kali main kerumahku untuk
mengerjakan pr atau memang hanya untuk ngobrol.
Setelah itu kami melanjutkan perjalanan, aku bilang,

"mau nonton dimana?"

"dimana aja yang jauh pokonya." Katanya

Sesampainya di mall, kami langsung menuju ke


bioskop dan langsung membeli tiket sekaligus dengan
pop corn dan minumannya, karna filmnya sudah mulai
kami langsung masuk ke dalam studionya.

kami menonton film annabelle saat itu, sebenarnya dia


tidak suka film horror, tapi film yang awalnya mau kita
tonton tiketnya sudah habis.

Di dalam studio bioskop dia hanya mengajak ku ngobrol,


supaya tidak takut katanya. sampai ada satu adegan di
film yang membuat semua penonton nya kaget, azka
yang saat itu memegang minum juga ikut kaget dan
minumannya tumpah hingga rok ku ikut basah. Aku
cukup kesal dengannya saat itu, aku tidak ngomong
sampai film berakhir. Setelah keluar bioskop aku
langsung membersihkan rok seragam ku ke toilet. Karna
wajah ku tidak mengenakkan azka langsung meminta
maaf dan menghiburku.

Lalu aku bilang "ayo pulang".


"galaper emang? makan dulu ya."

"terserah". kataku

Dijalan aku hanya diam dia juga diam, mungkin dia


mengira aku beneran marah, padahal aku hanya kesal.
Setelah itu tiba tiba dia bicara.

"mau makan apa?"

"Terserah."

"Makan sate padang aja mau ga?"

"Mau."

Aku dan azka suka sekali makan sate padang, hampir


setiap pergi keluar pulangnya kami selalu makan sate
padang didekat rumahku.

Setelah makan azka langsung mengantarku pulang,


sesampainya dirumahku aku langsung turun dan
mengucapkan terima kasih. Lalu aku bilang padanya,

"Mau masuk dulu?"

"boleh?"

"Bolehlah, ayo masuk"

Saat aku masuk ke dalam rumah ternyata ibu ku belum


pulang, hanya ada kakak perempuan ku yang baru
pulang kuliah.
Dia langsung berkata,

"Pacar baru kamu de?"

"hah? Bukan, itu yang sering aku ceritain, azka."

"Oh itu orangnya, udah cocok tuh sama kamu, udah


suruh masuk cepet" Katanya sambil tertawa.

"Iyaiya"

Lalu aku suruh azka masuk kerumahku, dia duduk


diruang tamu sementara aku mengganti pakaian ku yang
tadi basah terkena minuman. Setelah berganti pakaian
aku langsung keruang tamu dan mulai berbincang
dengannya.

"cepet cerita" kata azka sambil menatap wajahku

" cerita apa?"

" yang tadi disekolah."

" gamau, ngapain orang udah lewat" kataku.

" yagapapa, cepet cerita kalo ga cerita gausah temenan


lagi".

" apaan sih " dengan raut kesal di mukaku.

dia tidak berbicara apapun sambil terus menatap muka


ku.
"yaudah"kataku.

Lalu aku memulai cerita tentang farrel, semua yang aku


alami aku ceritakan pada azka, tapi aku tidak
menceritakan bahwa aku pernah jadian dengannya, aku
hanya bilang bahwa aku dengannya hanya sekedar dekat
saja, tidak sampai pacaran. Setelah aku selesai bercerita
azka tiba tiba bilang,

" kenapa ga jadian? emang dia ga pengen kamu jadi


pacarnya?"

" gatau, gamau kali."

" masa iya cewe kaya kamu gamau ada yang pacarin."

" iya emang ga ada yang mau kali."

Lalu dia tersenyum kepada ku dengan wajah sambil


mengejek. Setelah kami mengobrol cukup lama, dia
tertidur di ruang tamu ku karna menunggu hujan yang
tak kunjung berhenti. Sekitar jam 10 malam, akhirnya
hujan berhenti dan aku langsung membangunkan nya
untuk segera pulang, karna sudah malam dan takutnya
hujan kembali turun. Dia langsung bersiap siap untuk
pulang,

dia bertanya " ibu mu belum pulang?"

" belum, masih terjebak macet katanya."


Oh yaudah, aku pamit ke kakak mu saja,

"Udah tidur, kamu langsung pulang aja gapapa kok,


lagian ini udah malem.”

“yaudah, aku pulang ya.”

Lalu dia langsung memakai helmnya dan menaiki


motornya,

“hati hati, gausah ngebut.” Kubilang

Dia mengangguk dan langsung bergegas dengan motor


kesayangannya.

Hatiku rasanya senang sekali karna telah


menghabiskan waktuku bersamanya, ingin rasanya
menghentikan waktu agar aku bisa selalu bersamanya.

Keesokan harinya aku pergi kesekolah, sesampainya


dikelas teman ku bilang,“kayanya ada yang lagi seneng
nih, nyampe kekelas senyum senyum biasanya
cemberut.”

“hah? Ngga kok.”

“ada apa kemarin? Cepet cerita, seru nih kayanya


ceritanya.”

Lalu aku bercerita tentang kemarin aku nonton film


dengannya, berkeliling kota dengan motornya, makan
sate padang dipinggir jalan, sampai azka ketiduran
dirumah ku setelah kelelahan jalan jalan. Pokoknya, aku
menceritakan semua hal yang kemarin aku lakukan
dengan azka.

Setelah ber jam jam belajar, bunyilah bel untuk


para siswa beristirahat, aku dan teman teman ku
langsung pergi ke kantin, saat aku sedang membeli
makanan, salah satu temanku menoleh dan langsung
menarik ku untuk segera pergi keluar kantin. Aku pun
kesal karna aku belum mendapat makanan yang aku
inginkan. Langsung ku bilang padanya,

“ adaapasih? Aku belum selesai jajan.” Sambil


menunjukan wajah kesalku.

“ nanti lagi aja jajannya.” Katanya sambal terus menarik


tanganku.

“ apaan sih gajelas, aku mau beli makanan dulu, bentar


doang.”

Temanku tidak bisa lagi menahanku, sampai akhirnya


aku kembali lagi ke kantin sendirian dan melihat sesuatu
yang membuatku cukup sedih, aku melihat azka
Bersama seorang perempuan, yang saat itu sedang
bertatap tatapan dengannya. Sedih sekali hatiku saat itu,
lantas aku langsung kembali ke teman teman ku, mereka
melihatku dengan tatapan khawatir, mereka pun
langsung memelukku dan kami langsung menuju ke
kelas. Saat tiba di kelas mereka langsung berbicara
padaku,

“ makannya jangan ngeyel, kita gamau liat kamu sedih,


makannya kita langsung narik kamu keluar dari kantin.”

“ yaudah gapapa, kalo galiat aku gabakal tau dia lagi


ngapain, aku gapapa kok.” Kataku. Padahal, didalam
hatiku ingin sekali rasanya berteriak sambil menangis,
aku langsung berfikir , “lalu apa maksud azka mengajak
ku jalan jalan kemarin? Apa memang dia sengaja
membuatku sedih karna dia sudah tau bahwa aku
menyukainya?” segala hal buruk tentang azka
menghantui kepala ku.

Setelah kejadian itu, aku tidak ingin bertemu azka untuk


beberapa hari kedepan, aku masih sedih tentang hal
kemarin, lagian siapa yang tidak sedih saat melihat orang
yang disukai sedang Bersama orang lain?

tapi di sisi lain, aku ingin tahu siapa perempuan yang


Bersama azka dikantin kemarin? Karna sepertinya aku
belum pernah melihat perempuan itu sebelumnya. Sejak
saat itu aku entah mengapa perasaanku terhadap azka
hilang begitu saja.

Pada saat pulang sekolah, tiba tiba ada chat yang


masuk dari farrel, katanya ia ingin bertemu dan
mengobrol karna sudah lama aku tidak memberikannya
kabar atau apapun, bahkan kami sudah jarang bertemu.
Lalu kujawab “ayoo, mau kemana?”

tidak lama kemudian ia datang ke kelasku, semua teman


temanku langsung heran dan bertanya,

“kalian balikan?” aku kaget dan malu pada farrel saat itu,
takutnya ia berfikiran yang macam macam tentangku.

“ NGGAA! “ kataku sambil agak berteriak karna kesal,


kenapa mereka mengatakan itu depan farrel.

Lalu farrel pun menjawab

“ ngga kok, ini mau jalan jalan aja biasa, biar dia ga
sedih.”

Jujur, aku sangat kaget saat dia berbicara seperti itu,


bagaimana dia bisa tahu bahwa aku sedang sedih?

“ udah ayo cepet kita pergi, duluan ya semuanya.”


Katanya sambil pergi dan menarik tanganku.

“ mau pergi kemana?”

“ ke tempat biasa, sambil ngopi.”

“ jangan kelamaan ya nanti, aku banyak tugas.” Kataku.

“ iya siap bos.” Katanya.

Setelah itu, sampailah kami di sebuah taman, iya, taman


yang menjadi saksi perpisahankudengannya. Kami jalan
sambil mengobrol, farrel yang pertama membuka
obrolan,

“ lagi sedih ya pasti?”

“ ngga, sok tau” kataku sambil menyubit tangannya.

“ mau dikasih tau ga siapa perempuan itu?”

“ mau” kataku refleks karna mendengar kalimat itu,


tapiakubingungbagaimanadiatahubahwaakusedihkarnaad
aperempuan yang dekatdenganazka.

“ jangan marah ya tapi.”

“ iya.” kataku

“ aku juga gatau soalnya.” Katanya sambil tertawa.

“ lucu?” kataku sambil melihat matanya.

“ maaf maaf, tapi aku emang gatau, udah sih gausah


dipikirin, siapa tau itu sodaranya.”

Akuhanya diam, setelah itu kami lanjut berjalan jalan


disekitar taman itu. Aku duduk dibawah pohon,
menyenderkan kepala ku di bahunya. Ketika aku ada di
dekatnya, aku merasa sangat senang, aku
menganggapnya sebagai kakak ku, karna sikap nya yang
dewasa dan kata katanya yang selalu membuat hatiku
tenang.
Aku tidak tahu apakah dia masih menyukai ku
atau tidak, dan aku juga tidak peduli jika dia masih
menyukai ku, yang terpenting, dia masih ada disini,
bersamaku, yang selalu menjadi penenang ketika
akusedang merasa sedih.

Setelah dari taman, aku diantarnya pulang.Aku


mengucapkan terima kasih untuk segala yang telah dia
lakukan untukku. Dia hanya tersenyum dan
mengangguk, lalu dia langsung bergegas untuk pulang.
Sebelum aku tidur, aku melihat handphone ku, ternyata
farrel mengirim chat yang kata katanya membuatku
sedih, isinya seperti ini;

“ hai, selamat malam, mungkin kamu udah tidur, tapi


aku cuma mau bilang makasih kamu masih mau
berteman sama aku, masih mau berbagi cerita, dan masih
mau sengaja ketemuan buat ngomongin hal hal yang
kamu alami, itu beneran buat aku seneng, walaupun
kamu bukan siapa siapa aku lagi, tapi aku tetap sayang
sama kamu, jangan sedih sedih lagi ya.

Aku jadi ikut sedih kalo kamu sedih, lakuin apapun yang
bikin kamu senang, aku gatega ngeliat kamu sedih gara
gara cowo itu, tapi aku juga gabisa ngelakuin apapun.
Terus jadi diri kamu yang selalu ceria ya, kalo ada apa
apa kamu boleh cerita, aku ga akan ngejar kamu lagi
karna aku bakalan selalu ada dibelakang kamu apapun
yang terjadi, udah segitu aja, selamat tidur ya.”
Aku hanya bisa terdiam setelah membaca pesan itu, aku
langsung menyadari bahwa sikap ku terhadap farrel
salah, aku selalu bersikap seenaknya, hanya datang
kepadanya ketika ada butuhnya saja. Aku tidak
membalas chatnya, karna aku bingung apa yang harus
aku katakan.

Keesokan harinya, aku bertemu dengan farrel


digerbang sekolah, aku dengannya hanya saling
tersenyum. Akumerasatakpantasuntuknya. Aku langsung
merenungkan,

“apa yang telah aku lakukan, sepertinya aku berpisah


dengannya adalah hal yang salah, apa mungkin aku
mencintainya? Karna aku takut jika aku kehilangannya”
pikiran ku berantakan saat itu.

Sesampainya dikelas, teman teman ku bicara


padaku,“ kamu harus tau, ternyata yang kemarin sama
azka itu murid baru, dia sodaranya, pindahan dari
Jakarta.” Kata mereka dengan bersemangat berharap aku
senang mendengar nya.

“ oh ya?” kataku.

“ iya! Kok kamu kaya ga seneng ngedengernya?”

“ gapapa, lagian aku udah gaingin sama azka.”

“ loh kenapa?, kamu mau sama farrel aja?” kata mereka


sambil menatapku heran.
“ ngga, aku gamau sama farrel dan aku juga gamau sama
azka, aku pengen sendiri aja.”

“ hah serius?”

“ iya, udah ya mulai sekarang gausah bahas tentang


mereka lagi.”

Hmm okay, berarti mulai sekarang ga ada sedih sedihan,


ok?”

“iyaaa” kataku.

Saat itu aku tidak lagi mengharapkan mereka,


sebenarnya aku sudah mulai suka pada farrel sejak saat
aku dengannya berdiam dibawah pohon, tapi aku merasa
tak panta suntuknya, bagaimana mungkin orang yang
sangat baik seperti dirinya cocok dengan orang
sepertiku?

Aku cukup puas dengan keputusanku untuk tidak


Bersama dengan mereka lagi, aku tau farrel orang yang
baik, begitu juga dengan azka, azka orang yang sangat
baik, tetapi dia tidak mencintaiku, jadi untuk apa aku
mencintainya? Aku lebih ingin menjadikan mereka
sebagai sahabatku, walaupun ada rasa sedih, tapi
bagaimana lagi? Cinta tidak bisa dipaksakan.
Untuk semua lelaki yang pernah aku cintai, aku
tidak pernah menyesal karna menyukai kalian, aku
berterima kasih karna sudah memberiku banyak
pelajaran tentang bagaimana rasanya mencintai dan
dicintai. Semoga suatu saat kita bertemu lagi jika kita
memang ditakdirkan bersama.

TAMAT
Pagi ini aku sangat tidak bersemangat untuk memulai
kegiatan apapun, rasanya hanya ingin bersembunyi
dibalik selimut kesayangan sembari mendengarkan lagu
dan terbebas dari semua hal hal di luar sana. Jam dinding
menunjukan pukul 6.50 bel masuk sekolah sudah
berbunyi, aku masih berlari dari gerbang menuju
lapangan, disana sudah berdiri seorang wanita
berkerudung merah, dia menatapku sinis

"ehh eta kaos kaki meni pondok siga dek ka mall wae"

aku berlari lebih cepat untuk menghindari si "ibu kaus


kaki" itu. Akhirnya aku lolos dari "ibu kaus kaki" itu aku
langsung menuju kelas untuk belajar

"Tumben telat nad"


"Iya nih grabnya lama, hayu cepetan ke kelas takutnya
bu sri udah dateng"

Lalu aku bergegas menuju kelas, namun ternyata ketua


murid kelasku memberitahu jika bu sri hari ini tidak
akan masuk sekolah, jadi ibu sri hanya memberi tugas
yaitu semua siswa diwajibkan mengerjakan latihan soal.
Lalu aku segera mengerjakan soal tersebut, setelah
selesai mengerjakan soal aku dan tiga teman ku pergi ke
kantin, namun aku ingin memperkenalkan temanku
terlebih dahulu.
Yang pertama ada aulia rania putri. Dia merupakan
teman sebangku ku dari kelas 9 kami sudah 2 tahun
duduk di bangku yang sama. Aul juga merupakan teman
curhatku mungkin aul sudah hafal betul tentang
kehidupanku, aul juga salah satu murid emas di kelasku
dia selalu mendapat nilai yang memuaskan dia kadang
disebut "si gila belajar" karena jika aul sudah mulai
belajar ia akan lupa segala hal, bisa bisa ia lupa makan
bahkan lupa tidur.

Lalu kedua ada qesha ayesha. Dia teman yang


menurutku paling care, jika terjadi seseuatu kepadaku
pasti ayes lah yang petama kali bertanya kepadaku, ayes
memiliki sifat yang sangat baik, ia didik sangat baik oleh
orang tuanya, iya sangat sopan kepada orangtua maupun
guru ia mempunyai kembaran bernama rasya ayesha.
Aku lumayan dekat juga dengan rasya, namun mereka
bersekolah di sekolah yang berbeda.

Yang terahir ada kayla natasya, dia teman SD yang


bertemu lagi di SMA saat aku SD aku merupakan musuh
bebuyutan kayla, kami pernah berada di kelas yang sama
saat SD namun kami tidak dekat, nah saat SMA sekarang
kami menjadi dekat karena saat aku pertamakali masuk
SMA aku hanya mengenali 3 wajah yaitu aul, kayla dan
adit.
Adit, oh iya adit aku belum memperkenalkan aditya
januar, dia teman yang paling lama berteman denganku,
aku berteman dengan adit sejak kecil, bahkan sebelum
dari SD, aku kenal adit semenjak saat adit pindah rumah
ke dekat rumahku, lalu kami menjadi teman dekat, saat
SD teman banyak temanku sering mengejek

"ciee kalian pacaran" karena kami hampir setiap hari


pulang dan pergi sekolah bersama sama, bahkan sampai
kelas 6 aku sering di ejek bahwa aku adalah pacar adit,
for me its okay tapi buat adit? Aku gatau dia bakal
anggap itu bercanda atau dia anggap serius, aku takut
adit benar benar percaya dengan ejekan teman temanku
itu. Semakin beranjak dewasa aku semakin merasakan
hal yang berbeda dari adit aku sering kali baper karena
adit , mungkin karena sugesti dari teman temanku karena
aku sering di ejek bahwa aku adalah "pacar" adit.

-----------------

Hari ini adalah hari kelulusan SD ku, kami semua


berpenampilan sebaik mungkin, dan kebetulan aku serta
adit ditunjuk untuk menjadi perwakilan siswa dan siswi
untuk membacakan kesan dan pesan, agar terlihat rapi
aku dan adit menggenakan pakaian yang serasi adit
memakai jas berwarna biru dongker, dan aku
menggenakan kebaya berwarna biru dongker dan sedikit
riasan pada muka ku. Saat sampai tempat perpisahan,
seluruh mata teman temanku langsung tertuju kepada
aku dan adit, hal pertama yang mereka katakan adalah
"cie bajunya kembaran kaya yang mau nikah" bagiku itu
hanyalah bercandaan, namun entah adit aku takut ia risih
dengan hal yang teman temanku ucapkan, namun selama
ini adit no problem dengan semua yang teman temanku
lakukan. Akhirnya sekarang adalah saatnya aku dan adit
naik ke panggung kami bejalan sambil bergandengan
tangan layaknya seorang pasangan, pertama tama kami
membungkukan badan dan mengucapkan salam,
layaknya orang yang hendak berpidato adit membacakan
pembukaan dan setelah itu membacakan kesan dan
pesan, setelah adit selesai membacakan kesan dan pesan
dilanjutkan aku yang membacakan kesan dan pesan,
setelah aku membacakan kesan dan pesan ada beberapa
guru yang naik ke atas panggung dan memelukku dan
adit, ada salah satu yang sampai menangis, ia merupakan
walikelas ku dan adit saat kelas 3 yang bernama bu
diana, bagiku beliau sangat berharga karena dahulu saat
kelas 3 aku sering tidak sekolah karena penyakit yang
menyerang tubuhku, aku hampir tidak sekolah selama 1
bulan, selama aku sakit bu diana ini sering sekali
menjenggukku dalam satu minggu dia bisa datang 2 kali
seperti layaknya dokter yang harus mengontrol
kesehatanku setiap minggunya, beliau dulu sering datang
menjenggukku bersama adit, namun adit tidak setiap
minggu bisa hadir kerumahku terkadang ia harus pergi
ke tempat bimbel, karena ayah ibunya setiap tahun selalu
mendaftarkan adit ke tempat bimbel, berharap yang
terbaik untuk anaknya. Dan memang semua hasil kerja
keras adit tidak sia sia adit sering menang dalam
bermacam macam olimpiade dari mulai pelajaran ipa
sampai dengan matematika, adit juga mahir dibidang
olahraga ia mahir di cabang olahraga renang dan tentu
saja ia sering mengikuti perlombaan perlombaan renang
dan ia juga sering menjuarai perlombaan renang
tersebut,ia pernah mengikuti perlombaan renang tingkat
internasional, ia mewakii Indonesia dan tentu saja ia
medapatkan hasil yang memuaskan, mendapatkan juara
2 adalah hal yang istimewa bagi adit karena hasil
usahanya tidak sia sia. Adit memulai terjun ke dunia
olahraga air ini karena saat ia berusia 7 tahun ia
mengidap penyakit asma yang sudah sangat parah lalu
dokter menyarankan untuk adit mengikuti club renang,
tanpa basa basi orang tua adit langsung mendaftarkan
adit ke club renang tersebut, dan untungnya adit kecil
pun senang mengikuti club renang tersebut mana ada
seorang anak kecil yang tidak senang jika melihat kolam
berenang. Adit sampai sekarang masih bergabung
dengan club renang tersebut, bukan hanya mendapatkan
banyak prestasi tapi penyakit asma yang dimiliki adit
pun perlahan lahan sembuh dan sekarang sudah sembuh
total.

Setelah selesai membacakan kesan pesan aku dan adit


pun segera turun dari panggung dikarenakan acara harus
berjalan dengan tepat waktu, lalu kami kembali ke kursi
yang telah di sediakan untuk wisudawan dan wisudawati
kami kebetulan duduk bersebelahan jadi memudahkan
orangtua kami untuk mencari aku dan adit karena jika
ada adit pasti aku pun ada disitu. Setelah acara
pembacaaan kesan pesan ada penampilan dari beberapa
ekstrakulikuler dari sekolahku, setelah itu adalah acara
yang di tunggu tunggu oleh siswa, yaitu pengumuman
kelulusan. Seluruh siswa maju satu per satu ke atas
panggung dan nanti kepala sekolah akan memindahkan
tali yang berada di topi toga dan sembari memberikan
ijazah. Setelah itu para wisudawan dan wisudawati
diperbolehkan pulang. Masa SD bisa dibilang menjadi
awal permulaan semua ini terjadi, karena masa SD ku ini
aku hanya berteman dekat dengan adit, setelah acara
selesai adit dan beberapa temannya berbicara denganku
“nad nanti kalau udah smp jangan lupain aku ya,aku juga
gabakal lupain kamu kok!” sambil memberi cokelat
kesukaanku dan beberapa teman adit langsung men "cie"
kan layaknya anak kecil, lalu aku membalas "apasih kita
tetanggan juga" hari itu aku dan adit pulang bersama
sama karena orang tua adit harus terlebih dahulu pulang
dikarenakan ayahnya harus segera pergi ke bandara
untuk pergi ke luar negeri, selama diperjalanan pulang
aku duduk bersama adit di belakang hanya kami berdua,
dikursi depan ada ayah dan ibuku dijalan adit tertidur tak
lama secara perlahan lahan kepala adit bergeser ke arah
pundakku dan akhirnya pundakku menopang kepala adit
hingga sampai di rumah, itu membuatku senang itulah
awal dari semua perasaan ini, memang hal yang sepele
namun itu sangat membekas di kehidupanku.

--------------------------------

"Nad pulang sama siapa?"


"Gatau nih, om surya gabisa jemput katanya mau anter
ayah ke jakarta"
"Bareng aja yu"
"Yey hayu"

Hari ini aku di antar adit pulang, itu bukan hal yang
asing bagiku karena aku sudah sering diantar pulang oleh
adit. Hari ini adit tidak langsung mengantarku
pulang,namun ia menggajaku ke salah satu restoran
cepat saji adit bilang dia akan meneraktirku makan,
itupun bukan hal yang asing bagiku karena aku sudah
terlalu sering di traktir. Sesampainya di sana aku duduk
dan adit langsung memesan makanan ke kasir, aku
dibelikan paket ayam dan es krim cokelat kesukaan ku.

"Nih, abisin ya"


"Iya makasih dit traktirannya"
"Nanti abis dari sini temenin dulu ke toko buku yah aku
mau beli kado buat si teteh"
"Ohh teh nita kapan ulangtahunnya?"
"Lusa nad, tapi aku bingung beliin apa buat dia"
"Nanti aja cari di sana pasti banyak pilihannya"

Setelah kami menghabiskan makanan, adit langsung


mengajakku ke toko buku itu dan kami mencari hadiah
untuk teh nita, teh nita ini merupakan kakak satu satunya
adit, adit adalah anak ke 2 dari 2 bersaudara kak nita
sekarang baru saja masuk ke universitas ternama di
depok teh nita masuk ke universitas indonesia jurusan
fakultas ilmu sosial dan politik, universitas adalah salah
satu universitas impianku aku ingin sekali berkuliah
disana dan aku pun ingin masuk ke jurusan fisip. Aku
sering bertanya tentang bagaimana cara teh nita bisa
masuk ke jurusan fisip, tentu saja dengan kerja keras teh
nita bisa masuk ke jurusan tersebut, namun fisip bukan
jurusan yang teh nita inginkan ia masuk fisip
dikarenakan itu adalah pilihan orang tua, sebernarnya
teh nita ingin melanjutkan pendidikan di jurusan
psikologi namun karena ayah teh nita dahulu berada di
jurusan fisip jadi teh nita juga di tuntut untuk masuk ke
jurusan fisip.

Setelah kami sampai ke toko buku, aku berjalan


mengitari lorong lorong yang berada di toko buku, aku
bertanya pada adit kado apa yang ia akan berikan ke teh
nita, adit menjawab dia akan memberikan alat alat tulis
atau peralatan untuk ia pergi ke kampus, lalu aku
terpikirkan untuk membelikan tas dan beberapa skincare
dan aku memutuskan untuk pergi ke lorong yang
menjual tas, disitu aku menemukan sebuah tas berwarna
abu abu, cukup besar ukurannya aku pikir itu akan cukup
jika dipakai teh nita untuk pergi ke kampus, akhirnya
aku dan adit memutuskan untuk membeli tas terebut dan
aku membawa tas itu ke kasir lalu membayarnya. Saat
aku mengantri di kasir tiba tiba adit datang lalu memberi
sebuah binder berwarna ungu muda sambil berkata “nih
sekalian bayar” lalu aku segera membayar itu semua.
Aku keluar dari toko buku dan bilang kepada adit
“sekarang temenin aku ke toko skincare ya, aku mau
ngasih kado ke teh nita skincare aja.” Dan akhirnya adit
mengiyakan permintaaanku, kami segera menuju ke toko
yang menjual berbagai macam barang yang berhubungan
dengan kecantikan, adit sudah tak asing dengan tempat
ini karena sudah beberapa kali adit mengantarku ke
temapat ini untuk membeli kebutuhanku. Aku
berkeliling di toko itu lalu aku menemukan sebuah
masker wajah yang menurutku teh nita akan suka jika
aku belikan masker ini, aku membeli 2 karena kebetulan
masker wajah punyaku sudah hampir habis. Saking
asiknya melihat lihat sekitar aku tak sadar jika sedaritadi
aku berbicara sendirian, adit pergi entah kemana namun
setelah aku mencari adit, ternyata ia berada di toko
minuman di sebrang toko skincare tersebut, dia duduk di
kursi ynag telah di sediakan di toko minuman tersebut,
aku melihat dia membuka handphone lalu dia mengetik
sesuatu lalu tak lama ada 1 pesan masuk ke dalam
handphoneku, sebuah pesan dari adit

“aku nunggu di sebrang toko yah yang ada toko


minuman”

Akhirnya aku segera menuju ke kasir untuk membayar


belanjaan ku itu dan menuju ke sebrang untuk menyusul
adit, saat aku sampai disana adit sedang melihat
handphone nya sambill tersenyum senyum sendiri dan
aku menghampirinya saat aku menghampiri adit dengan
segera adit mematikan handphonenya seolah olah
menyembunyikan sesuatu dariku. Langsung aku duduk
di samping adit dan adit pun memberiku sebuah
minuman kesukaan ku yaitu hazelnut choco bubble, aku
dan adit tidak langsung pulang adit ingin berdiam
sejenak di toko itu namun waktu sudah menunjukkan
pukul 19.00 tandanya aku harus segera menuju ke
tempat bimbel, walaupun kami sedang asik berbincang
disana tapi apa boleh buat aku harus segera menuju ke
tempat bimbel, tempat bimbel aku dan adit tidak terlalu
jauh masih berada di daerah yang sama, namun aku malu
jika aku meminta adit untuk mengantarkan ku ke tempat
bimbel karena dari raut wajah adit aku bisa melihat
bahwa ia sedang merasa capai sekali jadi aku berkata
“dit aku duluan yah mau les gapapa kan? Aku bisa naik
ojek online” adit menatapku lalu ia menjawab “gapapa
ayo bareng sama aku aja kan sekalian aku juga mau les
kan” akhirnya tanpa basa basi aku masuk ke dalam mobil
dan adit pun masuk ke dalam mobil. Sebelum berjalan
adit membuka handphonenya lagi dan dia mengetik
sesuatu aku merasa penasaran apa yang adit ketik,
karena adit bukan lah tipe orang yang sering memainkan
handphonenya jika sedang bersamaku namun kali ini
adit sudah beberapa kali ku lihat dia memainkan
handphone nya di depanku dan seakan akan ada hal yang
penting yang harus adit lakukan di dalan handphonenya
itu. Mobil adit pun berjalan perlahan seperti biasa adit
memutarkan lagu kesukaannya di radio adit merupakan
salah satu penggemar grup band feast. Saking seringnya
adit memutar lagunya di mobil aku hampir hafal
beberapa lagu feast. Hampir setiap feast datang ke
bandung untuk manggung adit selalu datang ke tempat
feast berada. Setelah beberapa lagu feast telah diputar
akirnya sampailah aku di tempat bimbelku adit berhenti
di lobby tempat bimbelku, disana sudah ada aul sedang
duduk di kursi sambil menonton film di handphonenya,
karena sudah terlambat 10 menit aku berpamitan ke adit

“dadah adit makasih ya atiati dijalan.”

“dadah, nanti pulang aku jemput biar sekalian”


“iya makasih ya”

Raut wajahku mungkin berubah sangat drastic, aku


senang adit berbicara seperti itu walaupun itu sudah
menjadi hal yang biasa namun kali ini aku merasa sangat
senang entah kenapa, setelah mobil adit menghilang dari
pandanganku aku masuk dan menyapa aul dan mulutku
secara otomatis menceritakan tentang apa yang tadi adit
katakana kepadaku, tentu saja aul juga sudah tidak asing
dengan hal itu toh sudah sering sekaliadit mengantar dan
menjemputku, aku tak mengerti mengapa kali ini aku
merasa sangat berbeda, tapi sudah lah ini hanya perasaan
diriku yang berlebihan. Selama les berlangsung di
pikiranku selalu muncul adi jadi otomatis konsentrasiku
terganggu, kali ini adit membuatku benar benar menjadi
gila, les pun usai dan saat aku keluar kelas sudah ada
mobil berwarna abu abu terparkir di halaman parti,ya itu
mobil adit namun saat ku lihat mobil itu tidak
berpenghuni lalu kemana adit? Akhirnya aku
memutuskan untuk mengeluarkan handphone ku dan
memberi pesan ke adit “dit mobilmu ini ada tapi kamu
dimana?” 5 menit berlalu dan adit belum menjawab, aku
bersama aul menunggu di kursi, kebetulan aul pun
menunggu dijemput oleh ayahnya, saat sedang asik
mengobrol tiba tiba ada 1 pesan masuk di handphone ku
ternyata itu pesan dari adit ia menjawab “oh iya ini aku
lagi ada di toko yang disebelah tempat lesmu nad
sebentar lagi beres ko” akhirnya aku harus menunggu
adit. Disitu aku benar benar merasa sangat mengantuk
mungkin aku sudah beberapa kali taksengaja tertidur, ah
karena sudah tidak kuat lagi menahan rasa kantuk
yasudah jadi aku mendekat ke tembok untuk bersender
dan aku tertidur sambil menunggu adit. Batu berselang 5
menit aku tertidur tiba tiba pipiku terasa ada sesuatu
yang menempel dan rasanya itu sangat dingin, saat aku
membuka mata ternyata itu adit, ia menempelkan sebotol
minuman dingin ke pipiku, alhasil aku terbangun. Aku
segera masuk ke mobil adit, di dalam mobil aku masih
sedikit merasa ngantuk namun saat aku mencoba untuk
tidur tiba tiba adit mengajakku mengobrol, kali ini topic
obrolan ku dengan adit sangatlah membuatku merasa
sedih, adit tibatiba bertanya tentang temanku yang
bernama rifany putri

“ nad kamu kenal rifany putri ga? Yang kelas ips 4”

“oh iya tau emang kenapa dit?”

“ngga sih nanya doang"

“aku cewe tapi aku bilang kalau dia cantik banget “

“iya, apalagi aku cowo memang dia secantik itu nad


cantik banget”

“cie adit”
Aku sedih saat adit memuji kecantikan, ini
pertamakalinya adit memuji kecantikan seseorang selain
ibunya,tetehnya dan neneknya dan kadang ia
memanggilku cantik, hal ini benar benar jarang terjadi
ini bagaikan keajaiban dunia. Sepanjang perjalanan aku
hanya terdiam aku merasa sangat sedih, walaupun adit
hanya bertanya sedikit tentang rifany itu, menurutku itu
hal yang sepele namun itu membuatku sangat sedih,
sesampainya didepan rumah adit bertanya

“kenapa kaya yang bête gitu sih say”

“ih apa sayang sayang, gapapa lagi bete aja”

“besok pagi bareng yah, temenin dulu ke fotocopy an”

“okay jangan lupa kerjain tugas bahasa inggris ya”

“siap ibu bos, bentar jangan dulu turun”

adit mengambil kresek putih yang berisikan kado milih


teh nita lalu ia mengeluarkan binder berwarna ungu yang
tadi adit berikan kepadaku saat di kasir.

“apa ai kamu “

“ini ih buat kamu”

“ih bukannya buat teh nadia?”


“ngga nih buat kamu udah ambil aja”

“ih”

“ih”

“ih gajelas hahahaha udah ya aku turun dulu makasih ditt


dadahhh”

Saat sampai dirumah aku disambut oleh ibu dan ibu


bertanya tentang adit, ibu bilang besok adit harus
kerumah karena adit sudah lama tidak datang kerumah
Setelah mengobrol dengan ibu aku segera masuk kamar
dan menyelesaikan tugasku, setelah menyelesaikan tugas
aku langsung menghubungi teman temanku, aku
bercerita jika aku di beri binder oleh adit namun aku juga
bercerita tentang rifany putri, sebenarnya aku enggan
untuk bercerita tentang rifany putri itu tapi aku
memutuskan untuk bercerita ke teman temanku siapatau
salah satu dari merka ada yang mempunyai informasi
tentang rifany dan adit, reaksi teman temanku cukup
terkejut saat aku bercerita tentang rifany putri, qesha
yang kebetulan berada di satu eskul dengan rifany, qesha
bilang “aku lumayan dekat dengan rifany, dia memang
banyak di incar oleh senior di eskul itu.” Memang sudah
tidak heran lagi, terkadang rifany putri di cap cewe
tercantik di sekolahku. Setelah selesai meng ghibah
tentang rifany putri aku membersihkan badan dan memasang
alarm agar aku bangun esok pagi, aku harus bangun lebih pagi
karena adit meminta ku untuk mengantar ke toko fotocopy .
-------------------------------------------------------------

Aku terbangun pukul 5 karena alarm, aku sangat


bersemangat hari ini karna adit menjemputku aku segera
bersiap siap dan menungu adit menjemputku, akhirnya
pada pukul 6 adit datang di depan rumahku akupun
segera berpamitan ke ayah dan ibu, ibu mengantarku
sampai depan gerbang rumah dan ibu bertemu adit, adit
menyapa ibu dengan penuh semangat.

“eh taan”

“adit apakabar? Udah jarang kerumah sekarangmah ya


pasti sibuk belajar”

“hahaha iya tan padahal sering nganterin nadia tapi


jarang ketemu tante”

“sok sekarang pergi kata nadia mau ke fotocopyan “

“oh iya tan, pergi dulu yah assalamualaikum”

Baru berjalan sebentar tibatiba adit menepi di penjual


nasi kuning, disitu adit membeli 3 bungkus nasi kuning,
saat kembali ke mobil dia memberikan aku 1 bungkus
nasi kuning,dan kitapun melanjutkan perjalanan. Selama
dijalan adit terus bertanya tentang rifany putri aku disana
hanya bisa menjawab, namun sepertinya adit menyadari
jika nada jawabanku bernada sedih, namun adit seakan
akan tidak peduli adit tetap bercerita tentang rifany putri
sampai akhirnya adit berkata “terus aku beli nasi kuning
ini buat aku kasih ke rifany” aku sedih sangat sedih,
sepertinya adit sudah menemukan penggantiku, aku
mungkin akan menjadi nomor 2 sekarang karena sudah
tergantikan oleh rifany. adit sepertinya sudah tahu jika
aku memiliki rasa terhadap dia, adit sudah mencoba
semaksimal mungkin untuk menjaga perasaanku namun
mungkin adit juga bingung ia harus bercerita tentang
semua ini ke siapa, jadi adit menunggu waktu yang tepat
untuk bercerita kepadaku dan akhirnya adit bercerita
semunya tentang rifany putri hari ini, jujur setelah adit
bercerita semuanya aku hanya bisa terdiam aku sedih
sangaat sedih, rasanya aku ingin menangis namun tidak
bisa, ingin marah namun adit hanya sahabatku dan
aditpun tidak salah, dia mempunyai hak untuk suka
terhadap orang lain, aku bisa menyimpulkan dari semua
ini, adit benar benar hanya ingin berteman dengan ku ia
tidak menganggapku lebih dari sekedar sahabat namun ia
sangat tulus mencintaiku namun hanya sebatas sahabat.

---------------------------------------------------------------

3 bulan kemudian
Hari ini aku pergi ke sekolah seperti biasa dijemput adit,
kini kondisi hatiku sudah kembali biasa saja aku sudah
menganggap adit hanya sebatas sahabat, aku memang
setia namun soal moveon aku juara aku bisa melupakan
orang hanya dalam 1 minggu, aku moveon dari adit
bukan berarti aku melupakan adit sepenuhnya, aku hanya
ingin kembali ke seperti semula, sahabatan tanpa ada
rasa suka.

Selama di perjalanan adit bercerita, ia berencana akan


mengajak rifany untung pulang bareng jadi ia memohon
maaf kepadaku karena hari ini adit tidak bisa
mengantarku pulang, aku tidak keberatan sama sekali toh
adit memang bukan supir pribadiku yang diwajibkan
mengantarku kemanapun.

----------------------------------------------------------------

Hari ini adit menelfonku subuh subuh, ia berkata dia


tidak bisa menjemputku karena dia akan menjemput
rifany, akupun mengiyakan apa kata adit namun kata adit
ia akan mengantarku pulang hari ini. Disekolah aku
bertemu dengan adit, ia tidak suka bercerita tentang
rifany di sekolah ia selalu bercerita jika di tempat itu
hanya ada aku dan dia. Bel pulang pun berbunyi aku
mengajak adit untuk segera pulang karena kami berdua
harus menghadiri acara ulang tahun teman sd kami. Saat
dimobil adit bercerita semuanya yang terjadi kemarin.
Katanya ia sudah berpacaran dengan rifany, aku hanya
bisa turut senang, setelah bercerita panjang lebar, adit
terdiam karena tiba tiba radio mobil adit memainkan
lagu “juara kedua- fiersa besari” lirik lagu tersebut
sangat menggambarkan realita kehidupanku sekarang

Berapa banyak lagi cemburu


Berapa banyak bual
Terhanyut menepis realita, kau bukanlah milikku?
Aku pilihan, kaulah jawaban
Jelaskan arti adil
Tolong menetap utuh karena aku letih berbagi
Mampukah kekasihmu setangguh aku?
Menunggu tapi tak ditunggu
Bertahan tapi tak ditahan
Sampai kapan kau mau begini, menjalani kisah rahasia?
Tak sadarkah di balik senyuman, sungguh ku terluka?
Jika kau tidak bisa pastikan, sudahlah aku mengalah saja
Kau adalah pemenang walaupun aku juara kedua
Pada sebuah titik bifurkasi, sudikah kau mengerti?
Aku ingin cuma ada kita tanpa dustai dia
Mampukah kekasihmu setangguh aku?
Menunggu tapi tak ditunggu
Bertahan tapi tak ditahan
Sampai kapan kau mau begini, menjalani kisah rahasia?
Tak sadarkah di balik senyuman, sungguh ku terluka?
Jika kau tidak bisa pastikan, sudahlah aku mengalah saja
Kau adalah pemenang walaupun aku juara kedua
Ku memberimu yang terbaik
Mengapa dia mendapatkan apa yang terbaik darimu?
Sampai kapan kau mau begini, menjalani kisah rahasia?
Tak sadarkah di balik senyuman, sungguh ku terluka?
Jika kau tidak bisa pastikan, sudahlah aku mengalah saja
Kau adalah pemenang walaupun aku juara kedua
Juara kedua

Aku menangis mendengar lirik dari lagu itu, adit


memeluku sambil meminta maaf semakin jadi lah
tangisanku. Dan hari ini berakhir cukup sedih.

Semakin lama aku semakin sering melihat adit dan


rifany bersamaan, aku sudah semakin biasa saja, bahkan
terkadang kami suka pergi bermain bertiga
aku,rifany,dan adit. Kami menjadi teman baik, layaknya
pertemanan di masa sma, suatu hari adit memberitahu ku
bahwa ada seseorang yang penasaran dengan diriku. Adit
berkata

“ nad kayanya sebentar lagi aku bakal jadi juara kedua di


hidup kamu deh”

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai