Anda di halaman 1dari 5

KUMPULAN CERPEN

REUNI

Hari ini hari yang cerah untuk menikmati hidup. Suasana begitu sejuk di pagi hari seharusnya
membawa aura semangat bagi para manusia untuk melakukan aktivitas. Namun, ada sosok
manusia di sebuah kos-kosan sederhana masih enak-enakkan molor.

Tok tok tok Che Che Kamu udah bangun? terdengar suara lembut seorang wanita.
Klek suara pintu terbuka.
Eh Bu Lina sapaku yang masih kusut wajahnya.
Biasa, uang bulanan kontrakan Che ucap Bu Linda menadahkan tangannya.
Aku tanpa kata masuk kembali ke kamar dan tak lama aku kembali membawa uang 100 ribu
3 lembar. Bu Linda pergi setelah menerima uang dari aku.

Kenalin aku Chesar Kurniawan, umur 23 tahun, bekerja di pabrik Coca cola. Kebetulan hari
ini hari sabtu dimana pekerjaan di tempat aku libur. Dengan libur hari ini aku manfaatin
untuk bersantai ria, melepaskan penat dan lelah selama 5 hari tiap minggunya.

Kulihat jam masih menunjukkan pukul 7 pagi. Aku masih malas bangun kembali dari tidur
yang tadi sempat terbangun karena Ibu Kost menagih uang bulanan kost-kostan. Ibu pemilik
di kost-kostan di sini cantik. Aiiishhh malah ngomongin Ibu-ibu hehehe.
Tapi aku bingung kenapa aku malah mikirin Ibu Kost ya. Aaaa bodo ah. Sedang asyik-asyik
bayangin Ibu Kost, tiba-tiba smartphoneku berdering.
Ya hallo ucapku dengan malas.
Hallo bro, udah siap belum? tanya suara di telepon itu yang ternyata Agus sahabatku SMP
ku.
Siap ke mana? tanyaku balik.
Lah ini anak lupa apa, hari ini kan kita ada event reunian SMP N 3 Jakarta jawab Agus.
Buset, aku lupa jawabku dengan kaget. Lalu kututup telepon dari Agus lalu bergegas ke
kamar mandi.

Sumpah aku lupa bahwa hari ada acara reunian SMP N 3 Jakarta angkatan 2008. Setelah
mandi, beres beres, dan berpakaian rapi, aku bergegas ke luar. Sesampai di tempat yang
diadakannya reunian suasana sudah tampak ramai.
Aku mamandang kesana kemari melihat teman-teman SMP ku saat ini yang sudah memiliki
pasangan masing-masing. Mungkin hanya aku yang jomblo di sini.

Sedang asyiknya melihat mereka, tiba-tiba ada yang menepuk bahuku.


Bro Che ucap seseorang yang menepuk bahuku dan dari suaranya aku kenal dengan orang
ini. Lalu, aku menoleh ke belakang dan ternyata benar ia adalah Agus, sobatku ketika kita
duduk di bangku SMP.
Eh, kamu Gus jawabku sambil tersenyum lalu memandang wanita cantik yang digandeng
Agus. Wanita yang hampir sama tingginya denganku. Kupandang dia sebentar.
Gimana kabar kamu bro? tanyaku kepada Agus.
Ya seperti yang kamu lihat, baik dan selalu ceria jawab Agus penuh semangat. Dia tidak
berubah dari pertama kenal Agus sampai sekarang ia selalu ceria dalam hidupnya.
Oh ya Che, kenalin ini Levita, pacarku ucap Agus memperkenalkan pacarnya ke aku.
Chesar kataku sambil senyum datar.
Levita katanya membalas senyumku.
Aku, Agus dan Levita saling ngobrol, saling bercanda, saling sharing penuh tawa. Ketika kita
asyik sedang ngobrol dari kejauhan seorang wanita menghampiri kita. Dan dari cara jalannya,
tatapan matanya, posisi tangannya ketika berjalan aku masih ingat wanita ini. Wanita ini
adalah mantan vokalisku dulu semasa aku punya band di sekolah ini. Dan dia juga menurutku
sudah berkhianat dengan komitmennya ketika join ke bandku. Dia dengan sengaja pacaran
dengan pemain bass di bandku secara diam-diam tanpa sepengetahuanku. Tapi saat ini tak
ingin membahas itu lagi.
Hai, kamu Chesar kan. masih ingat aku kan? sapa dia.
Ya masih jawabku sekenanya.
Che, aku mau ngomong sebentar ucapnya.
Ya ngomong aja jawabku.
Tapi gak di sini balasnya.
Mau ngomong apa sih? tanyaku.
Penting! Ikut aku jawabnya kemudian ia menarik tanganku.

Sesampai di belakang sekolah SMP ku dulu.


Che, aku.. aku.. mau minta maaf ucapnya sedikit lirih.
Maaf? maaf tentang apa? tanyaku balik dan kuliat dia kepalanya menunduk.
Maaf tentang kejadian.. dulu.. ke..tika.. ki..ta masih ngeband bareng ucapnya terbata-bata.
Ku hanya diam dan memandangnya yang mulai berlahan meneteskan airmata.
Che, maafin aku.. hiks.. hiks.. kata dia tiba-tiba sambil memelukku. Dari pertama kenal
sampai saat ini, baru kali ini aku di peluk sama dia, Lia namanya.
Maafin aku.. maafin aku.. maafin aku.. hiks.. hiks.. ucapnya lagi. Aku masih terdiam dan
bingung dengan keadaan ini.
Kenapa Che, kenapa diam Che kata dia di pelukanku. Ku masih juga terdiam, aku belum
bisa berpikir jernih setelah aku mengingat masa lalu itu, masa di mana aku bermimpi
membawa bandku masuk dapur rekaman tapi gagal setelah ku mengetahui Lia mengkhianati
komitmennya.
Che, jawab!! maukah kamu maafin aku! ucapnya lagi sedikit membentak. Lagi-lagi ku
masih terdiam. Lalu, ia melepaskan pelukannya.
Mungkin ini kesalahan terbesarku sampai-sampai kamu gak mau maafin aku ucapnya
masih terisak tangis.
Kulihat suara Lia mulai putus asa, ku merasa kasihan.

Dia membalikkan badan sambil menunduk dan berjalan menjauhiku.


Lia!! ku mulai buka suara. Dia lalu berhenti setelah berjalan 5 langkah.
Sebelum kamu minta maaf, kamu udah kumaafin tapi ku harus jujur sampai kapanpun aku
masih ingat itu tapi juga ku gak bisa membenci kamu, kamu tetap sahabatku selamanya
ucapku panjang. Kemudian Lia menoleh ke arahku mengusapkan airmatanya yang menetes di
pipinya lalu menghampiriku, memeluk tubuhku erat.
Makasih Chesar, makasih ucapnya di pelukanku.
Iya, sama sama dan kamu tetap jadi sahabatku ucapku. Lia melepas pelukannya, senyum
kepadaku.
Aku dan Lia kembali menemui Agus di halaman depan sekolah.

Lia meskipun dulu kamu udah menghancurkan mimpiku, berkhianat dengan komitmenmu
dan membuatku hancur asaku ketika itu tapi kamu tetap sahabatku, ku tak bisa membencimu,
pertemuan kita hari ini menjadi titik awal kita berhubungan baik lagi sebagai sahabat dan
kamu selamanya akan jadi sahabatku You is my best friend forever, Lia Savira Elovi.
HUJAN YANG KU RINDUKAN

Hujan di awal masuk sekolah di sma di semarang, pagi itu setelah sarapan aku berpamitan
untuk berangkat ke sekolah. Aku menuju sekolah menggunakan payung berwarna abu-abu
dan jaket hitam. Karena aku berangkat terlalu pagi aku memutuskan untuk mampir di sebuah
taman, lebih tepatnya di gazebo dekat taman. Ketika sampai di depan gazebo aku melihat
seorang siswi yang juga berteuh sambil membaca sebuah novel, kulitnya putih, rambutnya
panjang hitam, berkacamata dan menggunakan jaket merah. Aku memilih duduk sedikit jauh
darinya dan mendengarkan musik menggunakan earphoneku dan menggambar sesuatu di
buku seketsa, ya Karena aku memang hobi menggambar.

Satu jam sebelum jam masuk sekolah, aku berdiri untuk berjalan menuju sekolah. Aku
merapikan dahulu buku dan earphoneku lalu melanjutkan berjalan dengan salah satu tangan
memegang payung dan satu tangan lagi masuk ke saku jaket. Dan kulihat siswi tadi juga
berdiri dan membuka payung lalu berjalan pergi ke arah yang sama denganku, dan aku
berjalan sedikit jauh di belakangnya, dan ternyata dia satu sekolah denganku namun aku
merasa belum pernah melihatnya, dan aku mencoba tidak mempedulikanya.

Aku berjalan menuju kelas dan kembali mendengarkan musik sembari menunggu jam masuk
tiba. Ketika waktu masuk sudah tiba tanpa kusangka wanita tadi masuk bersama wali kelas
dan dia adalah murid pindahan namanya hana, hana wulandari. Oh iya Namaku arya
kurniawan. Hana adalah pindahan dari jogja dia pindah karena pekerjaan ayahnya yang
membuatnya sering pindah-pindah sekolah.

Jam 15.00 adalah jam yang paling kutunggu, karena jam 15.00 yaitu waktunya pulang. Aku
pulang bersama dengan teman lamaku namanya brian, rambutnya pendek, badanya gemuk,
dan kami sama-sama penyuka anime sewaktu smp walaupun kami berbeda kelas namun kami
masih akrab sama seperti dahulu. Di perjalanan pulang dia bertanya padaku tentang murid
pindahan itu Ar katanya di kelasmu ada murid pindahan ya? Dan katanya cewek, cantik
gak? bertanya dengan mata yang berbinar-binar dan membuatnya terlihat sekali jika dia
jones, ya Aku juga sih. Em.. Lumayan jawabku. Dengan wajah sedikit serius dia berkata
Jangan mendahuluiku!. Tenang saja tidak akan kok Selama aku masih ingat itu,
hehehe sahutku Sial Enak banget sih hidupmu Sekelas sama cewek cantik
sambungnya Jones lo jawabku dengan wajah datar, dan kami tertawa bersama.
Sesampainya di dekat taman yang tadi pagi, aku ke arah kiri dia ke arah kanan dan kami
berpisah di sana.

Keesokan harinya aku bertemu lagi dengan murid pindahan itu di gazebo yang sama dan aku
mencoba untuk berkenalan denganya, yang semula jarak duduk kami jauh semakin lama
semakin dekat hingga tanpa sadar aku memiliki rasa padanya. Ketika kami sudah mulai akrab
kami sering bertegur sapa di gazebo taman dan di sekolah, ternyata dia orang yang asik.
Namun setelah 1 bulan kami berkenalan dia harus pindah sekolah dan aku gunakan saat
terakhir itu untuk mengungkapkan perasaanku padanya. Namun aku masih belum berani, jadi
aku menunggu hingga hari terakhirnya di kota ini. Dia berada di semarang masih seminggu
lagi, dan ketika pagi tidak hujan aku tidak melihatnya berada di gazebo taman, jadi aku
melewati taman dan berjalan menuju sekolah, sesampainya di sekolah aku bertanya padanya
Kok tadi kamu gak ada di taman kayak bisanya?, Ah.. Iya aku ke taman hanya di saat
hujan saja, karena aku suka udara di saat hujan jadi aku menikmatinya di sana.. jawabnya.
Setelah mengetahui itu aku ke taman hanya saat hujan dan pagi hari. Dan dihari terakhirnya
berada di semarang aku benar-benar telah mengumpulkan keberanian untuk mengungkapkan
perasaanku, dan ketik pagi tiba di taman dan di kala hujan aku berusaha untuk jujur
kepadanya.

Ketika sampai gazebo aku disapa olehnya Selamat pagi arya Iya, selamat pagi juga
jawabku. Hana Aku mau ngomong sesuatu ke kamu, karena ini hari terakhir kamu di
semarang. Iya, mau ngomong apa? sahutnya Em Kayaknya aku jatuh cinta sama
kamu kataku Ah masa? tanyanya Iya beneran jawabku Em Aku juga suka sama
kamu katanya dengan agak malu. Walaupun kami sudah saling memngungkapkan namun
kami tidak pacaran karena dia tidak menginginkannya. Sayang sekali kami sudah sulit sekali
untuk bertemu. Namun aku berterimkasih kepadanya atas kenangan indah yang dia berikan
dikala hujan. Jadi setiap kali hujan aku selalu teringat kenangan kami.

BERAWAL DARI KESEDIHAN

Namaku rini, aku berumur 14 tahun. Sekarang aku dududk di bangku sekolah menengah
pertama (smp), tepatnya kelas 9. Aku adalah anak yang periang, berani, percaya diri, dan aku
mempunyai banyak teman entah itu di sekolah, di luar sekolah, ataupun di media sosial.

Mentari mulai tersenyum menyambut hari yang bahagia, aku langsung bergegas untuk
berangkat sekolah. Pagi itu pun aku belajar bersama teman temanku di depan kelas, aku
belajar dengan tidak sungguh sungguh, aku menyepelekan ulangan tengah semester itu.
Kringgggg bel pun telah berbunyi aku pun mengerjakan dengan tenang dan tanpa
menyontek.

Hari demi hari berlalu, hari dimana pembagian ulangan tengah semester pun telah dibagi satu
per satu. Dan memang benar saja nilaiku menurun drastis, hanya 6 mapel saja yang diatas
kkm. Aku sangat kecewa kenapa aku sangat menyepelekan ulangan tengah semester ini. Aku
sangat sedih dan aku sering murung di sekolah karena aku terlalu memikirkanya, aku yang
biasanya membuat suasana ceria sekarang tidak lagi.

Satu minggu telah berlalu, hari yang sangat menegangkan dalam hidupku pun datang. Yaitu
pembagian rapor sementara, orangtuaku dan semua wali murid kelas 9 pun dipanggil ke
sekolah dan satu persatu wali murid mengambil kepunyaan anaknya. Ibuku sudah tau nilaku
menurun karena aku sudah memberitahunya. Aku pun bertanya pada ibuku Bu.. aku ranking
berapa kok turun banget sih? tanya ibuku iyaa bu aku gak belajar dengan sungguh
sungguh kemarin aku ranking berapa 20 besar? 30 besar? tanyaku lagi. Ibuku langsung
mengambil secarik kertas yang tertera nilaiku dan rankingku, aku pun langsung terkejut
karena rankingku menurun drastis banget, karena saat aku kelas 8 aku rangking 4 dan
sekarang rangking 26. Aku langsung merebahkan tubuhku di sofa aku pun langsung
menangis tersedu sedu. laaa ibuu aku gak prnah ranking segini kataku sambil tersedu
sedu. sudalah nilai yang sekarang kamu buat motivasi kamu ya biar nanti kedepanya kamu
akan jadi lebih baik lagi jawab ibuku dengan lembut.
Aku pun tiduran di kamar masih dengan pipi yang dibanjiri air mata, aku masih belum bisa
menerima nilaiku yang menurun.

Adzan ashar pun berkumandan aku pun bergegas untuk ambil air wudhlu, pada sujud rakaat
terakhirku aku pun berdoa ya allah kenapa engkau memberi cobaan seberat ini, maafkan
hamba jika hamba sering membuat dosa, tolong hamba yaallah berikan hamba semangat
lebih dan keinginan belajr yang tinggi, hamba akan berusaha semaksimal mungkin. amin.
Hari demi hari berlalu, aku pun telah memotivasi diriku sendiri untuk menjadi orang yang
lebih sukses dan pintar. Aku pun menulis target try out 1, 2, 3, 4, 5 dan UN. Aku menulis di
sana lafal arab basmallah dengan besar dan di bawahnya Bahasa Indonesia: 100, Matematika:
100, Bahasa Inggris : 98, IPA: 100. Aku pun belajar dengan giat setiap hari siang dan malam
aku belajar dengan keras untuk mencapai targetku, tiap hari aku memandang targetku itu aku
pun selalu terpacu untuk mendapat nilaiku itu, tidak lupa diimbangi dengan ibadah tak pernah
aku lewatkan sholatku tahajud dan dhuha pun aku laksanakan.

Hari dimana Ujian Nasional pun tiba aku berdoa sebelum mengerjakanya aku telah belajar
pagi siang sore untuk agar siap mengerjakannya. Aku pun mengerjakannya dengan percaya
diri dan keyakinan yang kuat untuk mendapat nilai yang bagus.
4 hari telah aku jalani untuk mengikuti ujian nasional aku selalu berdoa agar targetku
tercapai.

Dan akhirnya hari yang aku tunggu tunggu telah tiba pengumuman nilai UN. Kakiku gemetar
aku berkeringan sampai terdengan detak jantungku. Nama nama anak yang masuk 10 besar
pun dipanggil satu satu, sudah ada 7 anak yang telah terpanggil harapanku mulai pupus aku
sangat takut aku takut usahaku sia sia, detik detik 3 nama terakhir terdengar juara ke
tigaaaaa sashaa silahkan maju ke depan, juara ke duaaaa. victor selamat silahkan maju
ke depan AKU tambah tidak percaya diri lagi aku sudah pusing aku pun mulai tidak gemetar
lagi karena aku berpikir tidak mungkin aku untuk juara 1 juara satuuuu RINIIIIII yeyy
selamat Aku pun terkejut dan air mataku langsung jatuh ke pipiku aku tidak percaya dengan
gemetar aku naik ke atas panggung, ternyata usahaku tak sia sia, dari keterpurukanku dulu
dan sekarang aku langsung meluncur naik. Alhamdulillah ya allah terus terusan aku
mengucapnya. Ternyata targetku tidak jauh dari nilaiku yang sebenarnya bahasa indonesia:
100, matematika: 98, IPA: 100, Bahasa Inggris: 98.

Jadi aku menyarankan kepada kalian bahwa nilai jelek itu bukan akhir dari perjuangan, dan
jangan sampai kalian mengabaikan ulangan ulangan itu adalah tantangan untuk mengukur
kemampuan kita, dan jangan lupa berdoa jangan sampai kalian mengabaikannya. Buat kalian
yang kelas 9 buatlah target un kalian pajang target itu pandanglah setiap saat agar kalian
terpacu untuk belajar dan mencapai target itu.

Anda mungkin juga menyukai