Anda di halaman 1dari 4

saat matahari mulai mendatangi bumi secara perlahan lahan, dengan di sertai segerombolan

awan berkabut hitam. Aku melihat ke arah angkasa memandang langit yang cukup gelap,
dalam hatiku berkata “hari ini akan turun hujan”. Tetapi itu tidak membuatku patah semangat
untuk menuntut ilmu di hari pertama masuk sekolah di SMA Harapan Bangsa.
Aku keluarkan sepeda motorku dari bagasi teras rumahku lalu bergegas menuju sekolah
karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.15 yang artinya gerbang akan ditutup 15 menit
lagi.
Sesampainya di sekolah banyak murid baru yang sibuk melihat papan informasi, di mana dia
akan masuk kelas. Ketika aku mau melihat papan informasi, ada seseorang yang
memanggilku dengan kencang “Isma” panggil seseorang itu. Aku menoleh ke belakang
mencari sumber suara itu datang, aku melihat seorang anak perempuan cantik mengenakan
tas merah lari kepadaku, sontak saja aku meneriaki perempuan itu dan mengucap “aulia” .
Dia adalah teman seperjuanganku di SMP, kemana mana kita selalu bersama. Saat wisuda
SMP kemarin aku dengan dia lost kontak dan di pertemukan di SMA ini, bagaimana tidak
hatiku kegirangan setengah mati bertemu dengan dia.

Seorang wanita tinggi, cantik dan putih datang ke kelasku, ternyata dia adalah wali kelas X
MIA 2. Beliau memperkenalkan dirinya dan menyuruh kami untuk memperkenalkan diri
masing-masing maju.

Ke esokkan harinya jadwal KBM sudah mulai aktif. Saat itu pelajaran kimia berlangsung.
Yudha cowok yang ada di depanku memanggilku “isma, ini bagimana caranya?, kenapa bisa
begini?”
Aku pun menjawab pertanyaannya dan mengajarinya
Hari demi hari aku dan yudha sering mendiskusikan masalah belajar bersama seusai KBM
selesai.
6 bulan berlalu aku bersekolah di sini dan tentu saja 6 bulan juga aku mengenal yudha. Seusai
pelajaran selesai yudha menunggu isma di depan kelas, saat aku melangkah keluar kelas
yudha memanggilku “Isma” sahut dia
“Iya yudha”
“aku ingin berbicara padamu”
“bicara apa?”
Yudha mengajakku ke dalam kelas, dan menyuruhku duduk di depannya “sini duduk”
Aku menuruti perkataannya untuk duduk di depannya
“Mau bilang apa?” sambilku menatapnya
Yudha dengan mata penuh harapan menatapku mulai menggerakan bibirnya yang bergetar
dari tadi dan mulai berkata “aku suka sama kamu is, rasa ini tidak bisa di bohongi, aku suka
sama kamu sudah lama, apa kamu mau jadian sama aku?”
Mendengar ucapan yudha, sontak aku terkejut. Yudha yang selama ini aku anggap sebagai
teman baik malah dia suka kepadaku. Aku bingung menjawab pertanyaan yudha. Dengan
hati-hati aku menolak yudha tanpa harus menyakiti perasaannya.
“maaf yud aku tidak bisa menerima kamu, aku sudah menggagap kamu sebagai teman
baikku, aku juga ingin fokus terhadap pelajaranku”
Yudha yang semula berseri wajahnya menggantinya dengan kekusutan di antara hati dan
fikiran, menggenapkan seribu pertanyaan
“kenapa isma” turur yudha sambil merenggangkan suaranya yang serak.
“maaf yudha, rasa ini tidak bisa di duplikatkan”
Yudha melangkah dengan irama yang tidak beraturan menyesuaikan dengan hatinya.
Menjauhi jarak dan pergi begitu saja membawa kekecewaan.
Hari semakin hari terus bergulir dengan cepat dan menyelakan siapa saja yang
menghianatinya

Setahun berlalu seusai kejadian itu. Aku yang sudah berteman baik dengan yudha sudah
melupakan masa lalu itu.
Aku mempunyai teman sekelas bernama rendy. Ketika kenaikan kelas dia harus pindah
sekolah karena mengikuti tugas orang tuanya yang ditugaskan di luar kota, itu membuat
komunikasi kita hanya lewat chat.
Hari demi hari pun berlalu kita sering komunikasi lewat chat. Entah sejak kapan aku mulai
menaruh hati kepadanya. Aku berfikir “ah mana mungkin dia suka padaku”

Di saat senja datang waktu yang tepat untuk kelelawar mempersiapkan kehadirannya di alam,
aku melihat di jendela betapa indah nya sang maha cipta menyiptakan senja ini,
mengharuskan aku untuk berdoa, sambil menyetarakan doa. Dia rendy yang termenggung di
fikiran ku mengguncang hati ini untuk berkata, “aku cinta kamu rendy”
Waktu pun terus berlanjut menghabisi semua yang menyianyiakan nya, entah kenapa yang
awalnya baik baik saja berubah seketika bagai dihantam ombak di laut. Dia marah padaku
tanpa sebab yang jelas padaku, aku pun berfikir “apa mungkin dia cemburu denganku?”
beberapa hal ganjil yang terurai pada hubungan pertemanan kita,
Hari demi hari aku menunggu dan terus menunggu seperti burung yang menanti kedatangan
ikan di permukaan air. Rendy tiba-tiba datang di depan rumah yang penuh barokah ku,
menjemputku keluar dan menyakinkan ku bahwa dia mengatakan
“Aku sayang kamu isma” tutur dia dengan wajah yang penuh kasih sayang
Aku terdiam seribu bahasa dan membuyarkan fikiran negatif tentang nya dan aku menjawab
“apa kamu serius kepadaku?”
Dengan meyakinkanku dia berdecak “apa aku harus mengulangi seribu kata untuk
membuatmu percaya padaku. Aku sangat serius dengan ucapanku.”
Yang aku selalu berfikir macam-macam padanya, benar-benar membuat semua pikiran
negatifku
“aku juga suka kamu” dengan pipi ku yang memerah di aduk dengan rasa senang dan
bingung.
Awal awal hubungan kita yang semakin selaras berubah menjadi makanan hambar yang
selalu tidak enak di dalam mulut dan hati
Dia yang hari semakin hari berbeda kepadaku hanya membalas pesanku dengan singkat tidak
seperti biasanya dia perlakukanku seperti ini.
April bulanku penuh harapan di situ aku menaruh harapan kepadanya untuk dia berubah lebih
baik. Tetapi sama saja seperti sebelumnya. Tepat pada bulan april juga adalah hari ulang
tahunku, dimana ku berharap dia mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Boro-boro
mengucapkan, ingat saja tidak. Setelah aku mengingatkannya jika hari ini adalah hari sepesial
untukku, dia hanya mengucapkan “HBD ya” tanpa ada harapan kepadaku.
Selang waktu beberapa hari setelah ulang tahunku, aku tidak sanggup lagi melanjutkan
hubungan ini, yang tersiksa hanyalah batin dan fikiranku saja dan ku ucapkan kata putus
padanya.

Masa putih abu abu tinggal menghitung bulan, saya sendiri tanpa harapan, hati hancur
menyelekit kapan saja.
Sekolah yang membosan kan membuat ku malas dan tiba tiba
Dak dak dak..... “assalamu'alaikum” jawab murid baru. “Waalaikumsallam” tutur seluruh
kelas. Seorang anak laki-laki berwajah hitam manis, berbaju putih yang berbeda dengan yang
lainnya masuk ke dalam kelasku, dia murid pindahan dari sekolah lain dan memperkenalkan
dirinya di depan kelas, “perkenalkan nama saya Ujang Maulana, saya pindahan dari surabaya,
salam kenal semuanya” ucap ujang
“Kamu silahkan duduk di bangku kosong itu” pak guru mempersilahkan ujang.
Tanpa melihat kanan kiri dia langsung duduk di bangku sebelahku yang kosong.
Dia ujang nama panggilannya, orangnya asik ceria dengan paras yang tepat dengan
karakternya, entah kenapa semakin hari aku semakin nyaman di dekat nya semakin banyak
juga perasaanku yang aku taruh kepadanya,
Ujang maulana, nama lengkapnya. Mengharuskan perasaan ini menemukan orang yang tepat,
agak sombong tapi happy face, raup muka yang seolah olah tanpa sebab
Suatu hari yang cerah, sang maha cinta memberiku jalan untuk bergandeng dengannya, ujang
tiba-tiba meraih tangan ku, dibawa ku ketaman belakang sekolah merenggangkan tanganku
dengan posisi badan yang berbeda
“aku mencintai sifat dan parasmu” tutur ujang yang seperti petir di siang hari
Aku kaget dengan perkataan ujang itu, pipiku yang selalu memerah jika aku tersipu malu,
rasa maluku yang tidak tertolong aku pun menjawab dalam hatiku “aku juga menaruh hati
padamu” tapi itu tak bisa ku ungkapkan padanya karna rasa takutku pada masa lalu yang
terus terbayang.
Ujang yang sudah tahu masa laluku dengan rendy terus meyakinkanku dengan kalimatnya
“aku tidak akan berbuat seperti apa yang dilakukan rendy kepadamu itu janjiku padamu”
sambil menatapku
“ dulu dia juga berkata itu padaku tidak akan melakukan kesalahan”
Dengan mengucap bismillah aku menarik nafas panjang dan menerima atas pertanyaan ujang
tersebut
“aku juga suka padamu, akhlakmu dan sifatmu yang membuatku mengagumimu, kamu
berbeda dari sebelumnya” jawabku kepada pertannyaan ujang itu.

Hubungan kita tidak selalu mulus, perbedaan pendapat yang selalu terjadi pertengkaran
diantara kita. Kita selalu menurunkan ego dan harus menyeimbangkan pikiran yang berbeda
agar menyatukan rasa yang harusnya tidak akan pernah pudar.
Hari demi hari kita lalui, hubungan kita tidak selalu meluluh hanya sebatas sebuah perasaan
aku sayang kamu, tetapi selalu diimbangi dengan pelajaran demi untuk menggantungkan
sebuah cita-cita dan harapan yang nyata dimasa yang akan datang. Karna cinta yang tidak
dibarengi dengan keras dan pahitnya pendidikan hanya menimbulkan kesengsaraan di masa
akan datang.

Lailatul Isma Khoirunnisak


XII MIA 2

Anda mungkin juga menyukai