Anda di halaman 1dari 6

CERITA PENDEK

BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :
Nabilah firzanah
Kelas X-F
No. Absen : 27

SMA NEGERI 99 JAKARTA


Jl. Cibubur II, Kel. Cibubur, Kec. Ciracas – Jakarta Timur
Telp. : 021-8700979 Fax. 021-87704317
DIA

Dia yang aku maksud adalah seseorang laki laki yang aku jumpai ketika aku menginjak SMA
dan ketika aku masuk ke janjang yang lebih serius bisa di bilang diriku sendiri ini sudah
membuat prinsip, untuk kedepan nya. Begini bunyi prinsip nya
“aku gabakal suka atau gabakal mulai jatuh cinta di jenjang yang lebih serius ini.”
Dan nyata nya aku hanya berpegang teguh pada prinsip itu pada awal aku masuk saja,
selanjutnya aku dibuat terpana oleh Dia, Dia yang berhasil membuat aku tidak berpikir lagi
bahwa aku memiliki prinsip tersebut.
Pada awalnya aku ingin tetap memagang prinsip itu dan memilih menjadi teman baik nya.
Tapi nyata tidak bisa Dia selalu membuat ku ingin menulis beta indah nya Dia yang selalu
bersinar di mataku, menjadi alasanku semangat berengkat sekolah, dan lainnya. Jujur entah
mengapa Dia itu selalu berbeda setiap hari nya, dan di cerpen ini aku sebut bagian ini sebagai
orientasi tentang Dia dari sudat pandangku setiap hari.
Bagian tentang Dia yang paling aku suka adalah dia selalu menatap mata ku ketika kita
sedang berbicara tentang hal yang berbeda ataupun hal yang sama.
“Aku suka Dia?, ohh sangat jelas itu IYA,” aku sangat menyukai Dia dan ya benar saja Dia
juga menyukaiku, wahh kebetulan yang tidak terduga sekali. Aku di sukai oleh Dia, atau bisa
dibilang orang yang aku suka juga menyukai diriku. Dan ya, karena kami saling suka kami
menjalani sebuah hubungan yang disebut oleh anak jaman sekarang adalah ‘pacaran’, kami
juga memulai semuanya dengan manis dan sangat sangat manis. Semua nya terasa manis saat
aku berdekatan dengan Dia aku yang merasa nyaman dan merasa dia tidak akan pernah
meninggalkan ku. Ternyata aku salah.

Dia yang aku banggakan akhirnya meninggalkan ku, aku salah mengira Dia benar benar
mencintaiku ternyata selama ini Dia datang hanya penasaran lalu pergi setelah rasa itu hilang
entah seharusnya aku tidak menangis dan tidak merasakan itu terlalu larut lalu setelah hal itu
terjadi, aku memutuskan untuk belajar bahwa percintaan di masa sekolah itu hanya akan
menjadi penghambat kita untuk belajar.
Tapi dibalik motivasi itu aku yang berpura pura tidak terjadi apa apa, dan hanya tersenyum
jika mama ku bertanya,
“Dia, apakabar?”
aku seketika terpaku terdiam,
karena omongan mamaku yang baru lewat beberapa menit setalah aku berpisah dengan Dia,
pada malam itu juga aku menjawab pertanyaan mamaku, begini kata ku dengan ‘nada pasrah’
“entah,mah..”
lalu, mama ku bertanya lagi,
“lah memangnya dia tidak memberi tahu kamu bagaimana keadaan dia?” ,
aku menjawab
“tidak dia sibuk akhir-akhir ini mah.”
Jawab ku sambil pasrah lalu masuk ke tidur ku.
Setelah aku masuk dan aku mempersiapkan diriku untuk sekolah karena besok adalah hari
senin dan kebetulan sekali sekolah ku tidak mengadakan upacara bendera, jadi langsung
masuk pembiasaan. Jujur rasanya canggung banget Dia yang duduk di belakang ku, Dia yang
biasanya bertegur sapa denganku, dan biasa bercanda denganku kini menjadi diam dan
hening.
Tapi waktu demi waktu hari demi hari terus berjalan dan berjalan aku dan Dia memulai
kembali hal yang dulu kita lakukan, Dia yang mengngirimkan pesan kepada ku pada awal
nya tanggal 12 Agustus 2022 bunyi pesan nya itu seperti ini.
“Bil”
lalu aku balas pesan itu
“?”
begitu balassan ku untuk dirinya, karena disatu sisi aku juga harus menjaga image ku karena
Dia mantanku, lalu saat di sekolahpun Dia seperti manusia yang menunjukkan kalau diri nya
belum bisa berpaling dari diriku, sikapnya dari hari demi hari itu sangat amat manis, aku suka
sikap nya yang manis itu, yang penuh perlakuan sopan dan perhatian khusus untuk diriku
seorang saja.
Tapi sayang sekali perlakuan dan permainan Dia yang indah, harus berakhir karena Dia dekat
teman sekelas ku, dan aku mengetahui itu dari ketidak sengajaan, dan yang benar benar hal
yang aku tidak suka yaitu. Aku mengetahui itu dari teman sebangku nya, yang pada saat itu
tidak sengaja menyebut nama salah satu teman sekelasku yang duduk di depan.
Pada saat itu juga aku yang merasakan sakit, memilih untuk diam dan meratapi nasib, lalu
bertanya kepada diri sendiri,
“kenapa kamu bodoh mau berharap dengan orang seperti dia”,
jujur aku terdiam benar benar terdiam karena memang semenyakitkan itu. Aku mendiami
Dia, Dia selalu berusaha membujuk ku pada hari itu, tapi respon ku hanya diam. Pada
akhirnya temanku bertanya,
“kenapa kamu, udah tau kalau Dia deket ama bangku depan?”
‘dengan nada datar.’
Lalu aku jawab.
“iya”,
jawabku, kata teman ku lagi
“sebenarnya aku udah tau dari lama, tapi aku kira kamu sudah tau tapi kek nya belum deh,
aku bingung mau ngasih tau atau ngga soalnya aku takut kamu sakit hati, dan ya benar kan.”
Lalu aku jawab lagi
“hahah, telat tapi gapapa.”
Teman ku bertanya lagi
“kamu mau tau chatan Dia dengan perempuan bangku depan itu tidak?” ,
aku jawab
“bolehh deh.”
Lalu dia mengirimkan foto lewat aplikasi digital dan ya.
Itu benar adanya, Dia yang mengirimkan awalan pesan seperti ini
“Hai”
Seperti itu pesan yang Dia kirim ke perempuan tersebut.
Aku benar benar kaget tapi satu sisi aku ingat kalau Dia baru saja bilang begini
“aku ingin memperbaiki semua”
Lalu aku bertanya
“kenapa ingin memperbaiki semua ini?”
Dia menjawab
“aku tau, aku salah, aku ga dapet kenyamanan yang sama di orang lain, entah Cuma sama
kamu, aku ngerasa nyaman.”
Jujur dalam hati ku bilang gini ‘alah palingan ini hanya kata kata manis, supaya aku mau
balik lagi ama dia’
Kebesokkan hari di sekolah, pada pagi hari itu aku di sapa dengan sapaan pagi yang begitu
hangat dari Dia
“bilah” begitu bunyi sapaan pada pagi hari itu
Begitu manis, bukan????
Yaaaa, SANGAT AMAT MANISS DAN BERBEDA DARI YANG LAIN.

Kata demi kata dia ucapkan dan aku tidak menyangka kalau Dia akan memulai itu benar
benar akan memulai semua dari awal lagi kita benar benar kasmaran lagi dan lagi, entah aku
yang terlalu mudah baper atau bagaimana tapi benar benar usaha yang dia lakukan berhasil
membuat ku perlahan lahan mulai menghilangkan rasa trauma dan mulai menumbuhkan rasa
percaya ku meskipun kini hanya bisa 80% kepercayaan yang ku berikan untuk Dia.
Dia mulai mengngajakku bercanda di kelas dan kelakuan yang aneh lainnya jujur aku sangat
suka kelakuan aneh dia, tapi kelakuan tersebut sama sekali tidak aneh dan malah membuat
aku tertawa karena tingkah aneh yang Dia berikan dan keisengan yang Dia lakukan itu benar
benar tidak mengganggu diriku, meskipun itu mengganggu jam belajar kita berdua tapi, aku
taetap melayani hal itu dengan senang. Ketika kami sedang berbicara berdua mengenai
ataupun berbincang tentang hal baru atau hal yang sudah terlewatkan. Di balik kata kata dia
masih nyaman dengan ku, ternyata dia masih menanyakan hal ini kepada ku.
“jadi bagaimana, apakah kamu mau balik lagi kepadaku?”
Kata Dia, satu sisi kita berdua sedang duduk di luar kelas dan tiba tiba dia menanyakan hal
itu, sontak aku yang terkejut karena hal itu aku, sudah pasti aku diam karena hal itu, aku
terdiam, lalu dia bertanya lagi.

“bagaimana, mau tidak?”


Aku menjawab
“kenapa mau balik lagi denganku?”
Dia menjawab
“sudah ku bilang, aku nyaman hanya denganmu”
Aku menjawab
“oh, yasudah”
Dia bertanya lagi
“yasudah apa?”
Aku menjawab
“aku masih bingung, tunggu saja jawabannya.”
Tapi sontak melihat wajahnya yang putus asa, jadi aku yang hendak meninggalkan bangku
itu, jadi mengurungkan niatku untuk pergi dan berbicara pelan ke arah dia.
“ya, aku mau, tapi ini kesempatan terakhir yang kamu punya, jika kamu melakukan hal
seperti yang sama, maaf aku tidak akan memberikan kesempatan untuk kesekian kali nya.”
Lalu aku berjalan pergi untuk masuk ke kelas tiba tiba Dia membukakan pintu selayak
seorang laki laki yang senang karena jawaban yang diberikan itu sesuai ekspetasi yang Dia
mau,tidak lepas dari situ saja.
Bel sekolah berbunyi lalu, tiba tiba perbuatan manis dia muncul lagi yaitu, Dia
menghampiriku dan meminta tos sebagai tanda perpisahan untuk sementara tapi besok kita
masih bisa bertemu lagi. Mungkin perbuatan itu sederhana tapi justru yang sederhana itu lah
yang membuat ku luluh karena aku tidak terlalu suka jika perbuatan yang di berikan itu
terlalu berlebihan apalagi sampai memaksakan.
Tapi di satu sisi aku masih sering berfikir kalau dia itu akan melakukan perlakuan seperti
dulu lagi, tapi entah lah aku hanya bisa mengikuti alur yang dia buat sekarang karena apa, ya
betul sekali tugas ku disini hanya memberi kesempatan dan mengikuti Dia. Jika Dia berbuat
seperti dulu lagi. Ya sudah tugas ku sudah selesai.
Aku yang akan pergi meninggalkan Dia, dan aku juga tidak akan merasakan hal yang sakit
lagi. Tapi justru Dia lah yang akan merasakan hal yang sakit karena sesuai kata salah satu
buku filosofi.
‘kenyamanan hanya di dapatkan dengan orang yang sama, jika orang itu berbeda maka beda
juga kenyamanan yang engkau dapatkan.’
Dan juga ada lagi
‘aku adalah aku, dia tetap dia’
Jika kamu mencari kenyamanan dengan orang lain dan menggunakan orang baru tersebut
untuk mencari kenyamanan tersebut, kamu salah besar karena hal itu tidak berpengaruh dan
kamu tidak akan mendapatkan kenyamanan tersebut.
Sejauh apapun kamu jika belum siap memulai dengan yang baru maka tahanlah dulu, jika
kamu tetap memaksakan hal yang belum siap, kamu akan merusak suasana dengan yang baru
bahkan kamu bisa berusak kebahagiaan dengan orang baru tersebut.
Kamu harus tau kamu boleh memilih orang baru, tapi kamu juga harus siap memulai
semuanya dari awal dan ingat kamu tidak boleh lelah jika dia belum paham terhadap mu
karena, orang baru itu benar benar orang yang baru datang dan ingin singgah, menepati
hatimu yang kosong dan sekarang ada namanya. Dan jika kamu belum mau atau belum siap
dengan orang baru maka, selamat menikmati sisa sisa rasa yang dulu bersama dia, entah
kalian berpisah tentang apa, tapi jangan terlalu bersedih dengan masa lalu karena yang berlalu
harus tetap berlalu dan yang baru akan tetap orang baru.

Bionarsi penulis
Nabilah Firzanah Putri Achni atau bisa di panggil “bila/nabilah” lahir di Jakarta pada tanggal
14 januari 2007. Penulis merupakan anak ke 1 dari 2 bersaudara. Penulis menyelesaikan
pendidikan dasar di SDN Pekayon 07 pada tahun 2019. Kemudian melanjutkan pendidika di
SMPN 203 Jakarta dan lulus pada tahun 2022. Hingga sekarang, penulis sedang melanjutkan
pendidikan di SMA NEGERI 99 Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai