Anda di halaman 1dari 4

Hai aku seorang santri salah satu pondok pesantren yang ada di sumatera barat yaitu tarbiyah

islamiyah pasir, aku merupakan anak rantau yang lahir di pekanbaru tepatnya 24 maret 2004, aku
memutuskan melanjutkan pendidikan di kampung halaman mamaku karena ibu mewasiatkan
anak dan cucunya sekolah di tarbiyah btw ibu itu nenek dari mamaku yang sangat ku sayangi
walaupun sering di ceramahi, hehe… oke cukup sampai situ pengenalannya, aku mau
menceritakan satu kisah yang ingin aku ceritakan semoga memotivasi ya.

Dari kawan biasa yang tidak memiliki perasaan satu sama lain dan di persatukan oleh satu mata
pelajaran yang kebanyakan orang membencinya dan hanya kami yang sangat bersemangat
dalam pelajara tersebut yaitu matematika, berawal dari tingkat aliyah yang guru matematikanya
yaitu pak irzal yang sering di panggil pak ir, dan pak ir menjadi guru favorit ku karena cara
mengajar yang santai tapi pasti dan juga mempersatukan ku dengan nya. Pada kelas XI
semester genap setiap pelajaran matematika aku sangat aktif dan tiba-tiba.. ada seorang laki-laki
yang menarik perhatianku karena lebih aktif dalam pelajaran tersebut dari padaku, awalnya kami
saling bersaing dan berpacu siapa yang lebih cepat dalam mengerjakan soal dan kadang-
kadang aku kurang teliti dan membuat aku lebih bersemangat mencari jawabannya dan dia pun
membantuku mencari jawabannya dari situlah kisah kami dimulai.

Seiring berjalannya waktu kami sering membahas soal-soal matematika berdua sampai sampai
di juluki bapak matematika dan ibuk matematika. Pada saat itu kami sama-sama memiliki orang
yang disukai dan pada waktu yang sama kami sama-sama kandas dalam hubungan tersebut, dia
yang di tolak cintanyanya dan aku yang di ghosting. Karena sering membahas soal-soal
matematika dan timbullah rasa nyaman dan sefrekuensi, kami selalu mengerjakan soal- soal
latihan bersama- sama ‘’ ci udah sampai mana ngerjain uk (uji kompetensi) nya? “ “baru sampai
uk 5, kamu udah sampai mana? “ “ aku udah sampai uk 11, hehehe” “ih udah jauh.. ajarin
dong..” “siaaap” hampir setiap hari kami mengerjakan soal tidak hanya di kelas di rumah kami
masih melanjutkannya melalui Whats App, awalnya ngechat membahas soal berlanjut dengan
membahas hal- hal random. Tidak hanya di pelajaran matematika pelajaran lain juga ikut aktif,
tiba- tiba saat jam kosong dia menghampiriku awalnya dia basa- basi mengobrol dengan teman
sebangku ku, aku tidak terlalu mendengarnya karna aku sedang mengobrol dengan teman yang
lain setelah aku selesai mengobrol aku mendengar percakapannya dan dia berkata “ini cewek
yang terakhir kalau tidak aku tidak akan dekat- dekat dengan cewwk lagi” seketika itu teman-
teman mengoraki ku “cie- cie...suci….jadi iri deh…” dan mukaku memerah karna malu.

Ketika diadakannya ujian semester 2 kelas XI, kami pun membahas soal dan kisi-kisi melalui tel
fon WA dari habis maghrib sampai kami ketiduran, bahkan sampai lupa memamtikan telfon
tersebut dan masih terhubung sampai subuh dan ketika dia telah terbangun dan dia tidak ingin
mematikan telfonnya dia hanya menunggu ku hingga aku terbangun dan ketika aku terbangun
hal itu kami lakukan selama ujian, tanpa disadari waktu pembagian rafor pun datang, aku sangat
merasa gugup, apakah aku akan masuk 5 besar, karena dengan perjuangan yang telah aku
lakukan. Dan ketika itu aku sangat terkejut “Alhamdulillah juara 3”, kemudian majulah orang
juara 2 dan ketika penyebutan juara 1 siapa itu? Ya itu dia, aku bangga dengannya dan dengan
perjuanggan yang telah kami lakukan. Dan dia masih tidak percaya bahwa ini adalah
kenyataannya, dan itu merupakan pertama kalinya dia mendapatkan juara 1 di dunia nyata,
karena dia pernah menceritakan dia hanya pernah mendapatkan juara di dalam game. Berkat
usahaku dan dia yang mau membahas soal dengan ku, walaupun terkadang aku suka ngulur
waktu, aku sangat berterima kasih kepadanya yang selalu mengingatkan ku, dan sangat
berterimakasih juga kepada Allah SWT karna itu bukan murni dari usahaku, tapi itu merupakan
Bantuan dari Allah yang memudahkan dalam menjawab soal- soal. Hari demi hari pun berlalu
dan kami pun mulai dekat.

Ketika liburan semester 2 dimulai, kami pun hanya bisa berkomunikasi lewat HP. Nah, ketika
kami LDR-an aku agak sedikit khawatir dari semua orang yang pernah mendekatiku putus
pada fase ini karena aku pulang kampung ke kota kelahiranku yaitu pekanbaru dan ketika liburan
aku selalu menolong orang tua ku untuk bekerja di sebuah kedai dekat dari rumah ku, maka dari
itu aku jarang sekali memegang hp mulai dari pagi bangun jam 9, hehe, itu bukan karena aku
pemalas tapi nanti aku kasi tau apa alasannya, dan dilanjuti mandi, sarapan dan pergi ke kedai
hingga jam 11 malam, dan sepulang dari kedai aku bersih- bersih dan main hp sebentar hingga
tertidur, nah ini alasan aku bangun telat karena aku ngk bisa tidur kurang dari 7 jam, sebenarnya
bisa aja sih bangun pagi kalau ngak dilakukan setiap hari tidur telatnya . Dan dari kurangnya
komunikasi itu lah yang membuat renggang, tapi itu resikonya, dari awal liburan aku telah
mempersiapkan hatiku untuk di tinggalin lagi, dan ternyata dia mau bertahan walaupun sangat
jarang sekali kami chat-an.

Hari pun berlanjut hingga datanglah masa dimana waktunya semester baru pun dimulai,
yaitu semester V. Pernah suatu hari yaitu sehari sebelum hari raya idul adha, dia menchat aku
dan menanyakan tugas, dan setelah itu aku membuka instagram da nada pemberitahuan ternyata
didaerah Sulawesi ada yang log-in akun aku dan ketika mau konfirmasi bahwa itu bukan aku
tiba- tiba instagramnya ke log-out dan langsung panik, ternyata akun instagramku kena hack.
Dan aku menchat dia karena aku pernah log-in di hpnya, ketika aku memberitahunya, mungkin
dia ngak tau dimana salahnya, trus dia mekaitkan dengan akun emailnya dan itu tidak membantu,
karena menurutku tidak ada hungbungannya aku belum masukin email di instagramku dengan
kena hack, apa coba hubungannya, dan setelah dia kaitkan juga ngak ada perubahannya, karna
panik aku marah dengannya dan menyuruhnya hapus akunnya kembali, karena saat itu aku panic
dan emosiku tak terkendali, Dan aku menchat teman lamaku karena aku ngak tau kenapa
instagramku bisa masuk memlaui fb nya padahal aku ngak pernah masuk
in melalui fb nya karena aku saat membuat instagram aku masuk melalui nomor hp ku dan
dengan nomor ku sendiri, lagian pas aku membuat instagram itu aku belum mengenalnnya sama
sekali bahkan kami kenal melalui instagram tersebut, dan aku bertanya kepadanya “ kamu bisa
ngak buka instagram aku soalnya aku tiba- tiba aku ke log-out, kena hack…. Tolong ya, kalau
ada apa- apa langsung kasi tau aku dan semenit kemudia dia menchat aku dan berkata “aku bisa
kok masuk ke akun kamu”, “syukurlah, boleh tolong ubah sandinya ngk ”’ “okey siaap” dia
mengubah sandi instragramku dan memberi tahukannya kepadaku dan aku log-in kembali dan
akhirnya masuk juga dan dia menchat aku kembali “kalau kamu ngak mau aku tau sandinya,
tukar aja lagi sandinya, gapapa kok”, “okey”

Aku sebenarnya orang termasuk emosional, ketika aku sedang marah, aku berusaha tidak
pernah meluapkan amarahku kepadanya, ya palingan ketika marah hanya bersikap acuh tak
acuh kepadanya dalam beberapa hari, setelah itu normal seperti biasanya, untuk menghindari
rasa kesal tersebut.

Dan ada sebuah peristiwa ketika aku saat ingin meluapkan amarahku , pernah pada suatu
malam sesudah pulang belajar malam, ketika aku ingin menghidupkan motorku dan ternyata
tidak mau, aku masih berusaha menghidupkannya setelah 30 menit setelahnya tepatnya itu sudah
jam setengah sepuluh dan aku minta tolong kepada dia untuk mengantarkanku pulang, dan tau
apa jawabannya ya tidak sesuai aku pikirkan dia mau membiarkan perempuan sendiri di malam
yang sudah larut,di saat itu aku ingin menangis tapi ngak mau ngak ada juga gunanya, aku nangis
dia ngak datang juga, dan ketika penjaga sekolah ingin menutup gerbang dan menawarkan
bantuan dan tidak juga bisa, setelah satu jam berlalu akhirnya aku memutuskan meninngalkan
motorku di sekolah, dan pulang jalan kaki kerumah.

Ketika dalam perjalanan pulang aku berharap dia menghiburku setidaknya dia menemani
perjalananku dengan bertelefon dan lagi- lagi ekspetasiku sangatlah tinggi kepadanya dia malah
menanyakan nilai ulangan, dan nilai ulangan tersebut nilai yang terrendah yang pernah aku
dapatkan, secara spontan aku marah, bagaimana tidak marah dia membiarkanku pulang sendiri
dimalam hari, dan aku pun curhat kepada temanku dan aku mengirimkan sebuah gambar yang
berisikan curhatanku dengan temanku yang isinya adalah “Cowok macam apa itu, ga peka sama
sekali, kalau cowok yang kayak gitu ga usah di pertahanin, sabar itu juga ada batasannya, masa
iya sebagai pasangan ngak ada rasa khawatir sama sekali” karena sebelumnya kalau dia salah
aku tidak pernah memberitahukan apa kesalahannya dan sekarang aku memberitahukannya agar
dia peka. Itu peristiwa yang berkesan untukku karena aku melihat teman- temanku lainnya teman
cowoknya sangat perhatian, rasa ingin tidak mau bertemu dengannya lagi, tapi aku masi
berusaha sabar dan selama seminggu aku sealu menghindarinya.

Pada semester kali ini ada sebuah kejutan, yaitu peraturan sekolah berubah 180 derjat
yang sebelumnya tidak pernah terjadi di tarbiyah dikarenakan ada dari adik kelas banyak yang
ketahuan pacaran. Karena mereka, yang awalnya kelas digabung antara laki-laki dan perempuan,
sekarang sudah dipisah yaitu laki-laki sama laki-laki dan begitu juga perempuan. Pada semester
sebelumnya penuh dengan semangat karna ada support system atau penyemangat , lah sedangkan
sekarang tidak ada lagi, karenakan peraturan tersebut. Kami ingin kelasnya seperti dulu lagi yaitu
digabung, tapi apapun alasannya, tetap tidak akan bisa. Dan masih berharap semester 2 akan di
gabung kembali.ssss
Pada suatu hari, ketika semester IV dia sering mengikuti berbagai lomba dan pernah
mendapatkan medali emas, akupun tertarik untuk mencoba lomba tersebut. Pada semester V
maka terpilihlah 6 orang perwakilan dari sekolah kami diantara aku dan dia untuk tingkat Aliyah
atau setara dengan tingkat SMA/SMK. Dan lomba tersebut diadakan di sekolah lain dan kami
pun mengikuti lomba tersebut. Ya kurang lebih itulah lomba pertama yang saya ikuti selama
saya sekolah disana. Ketika hari H kami sangat gugup untuk mengikuti lomba tersebut karna
takut akan mengecewakan sekolah. Sebelum giliran kami, kami pun belajar dan tidak lama
setelah itu tibalah giliran kami. Ya meskipun gugup mau tak mau kami harus menyelesaikannya.
Tak lama kemudian akhirnya kami pun selesai mengerjakannya dan kami pun pulang. Setelah
beberapa hari keluarlah hasil dari lomba tersebut, ternyata kami memang tidak juara tapi
setidaknya kami berada dalam peringkat sepuluh besar. Dan itu juga merupakan hasil yang
sangat luar biasa bagi saya, karna peserta yang mengikuti lomba tersebut berkisar ratusan orang.
Dan kami ber-6 pun mendapatkan sertifikat karna telah mengikuti lomba tersebut.

Suatu malam, kami pun telfonan membahas hal-hal random dan terlintas lah dipikiranku
tentang kuliah. Aku awalnya tidak ingin kuliah karna aku ingin meneruskan pekerjaan orang tua
ku yaitu bedagang. Dan pada ketika itu aku pun iseng-iseng bertanya padanya dimana dia akan
kuliah, pada awalnya dia bakal meneruskan ke Cianjur, tapi setelah mendengar cerita dari kakak
sepupunya dia pun tidak jadi memilih kampus tersebut karna kampus tersebut memakai sistem
gugur. Dan setelah mengetahui hal tersebut dia pun berencana masuk ke PTIQ, dan akhirnya ga
jadi juga. Dan setelah itu dia pun berbalik bertanya kepadaku ”Kamu bakal masuk kampus
mana?” Aku pun menjawab “Aku ga minat kuliah”. Dia pun berkata “Cobalah dulu, kan nilai
kamu bagus, mana tau kamu bakal diterima”. Karna ajakan dan saran dari dia akhirnya akupun
berniat untuk kuliah. Awalnya aku beniat kuliah dikampung. Setelah beberapa hari timbul-lah
keinginanku untuk melanjutkan kuliah di UIN SUSKA Riau. Kebetulan kakakku juga
menyuruhku untuk menyambung disana juga. Dan setelah keputusanku bulat, beberapa hari
setelah itu akupun bertanya lagi, dimana dia bakal melanjutkan pendidikannya, diapun berkata
“Setelah aku nelfon mamaku, mamaku nyuruh aku buat kuliah di Pekanbaru yaitu di UIN
SUSKA Riau atau ngak di Politeknik Caltex Riau”. Setelah mendengar hal tersebut akupun
merasa bahagia karna kemungkinan kami akan berada di kampus yang sama, ya meskipun beda
fakultas sih. Katanya dia bakal ngambil jurusan Ilmu Tafsir Al-Qur’an, sedangkan aku bakal
ngambil jurusan Ekonomi.

Pada semester ini kami sudah dipisahkan oleh kelas, meskipun kami dipisahkan oleh
kelas, semangat kami tidak akan pernah pudar dan kami pun sama-sama berjuang. Di kelas aku
tetap aktif seperti biasanya ya kadang-kadang sering tidur di kelas juga sih hehe. Aku pun pernah
menanyai keadaan kelasnya setelah satu bulan, dia pun berkata “Aku tidak begitu semangat
kalau tidak ada kamu di kelas”. Setelah mendengar pernyataan tersebut akupun malu-malu
wkwkwk. Ya meskipun kelas kami dipisah, kami tetap belajar juga melalui WhatsApp. Kami
pun saling bertanya tentang tugas yang tidak kami mengerti.

Anda mungkin juga menyukai