Anda di halaman 1dari 8

Oleh : Muthia Azkia

Perempuan adalah manusia yang membutuhkan


seseorang untuk menuntunnya dari segala situasi
begitupula aku, gadis kecil yang selalu membutuhkan
seseorang untuk menggegam tangan kecil ku, aku
membutuhkan seseorang untuk menuntunku dari segala
situasi sesak, sedih, kecewa, marah dan tetap
menggegam tangan ini walau aku sedang bahagia.
Mungkin menurut orang lain ia bukan siapa
siapa, bukan seseorang yang perlu di hormati segala
keringat dan pengorbanan nya, tapi bagiku ia adalah
seorang yang tangisnya membuatku merasa marah yang
Ketika ia tersenyum membuatku merasa ingin menjaga
senyum itu dan Ketika dia marah membuatku merasa
paling bersalah, dia adalah ayah ku cinta pertamaku.
.Hal yang mengispirasiku berasal dari sifatnya.
Sifatnya yang pendiam membuat atsmosfer dingin
menyelumutinya, sulit berkomunikasi dan
mengekspereikan bagaimana persasaan nya. berbeda
dengan aku.. ketika aku kesel maka aku akan marah,
Ketika aku sedih aku akan menangis dan Ketika aku
senang aku akan tersenyum.
Inilah kisah tentang perhatian nya yang
membuatku meleleh, tentang cintanya yang membuatku
bahagia, tentang pengorbanan nya yang membuatku
terharu serta kisah nya yang membuatku terpana
Pada hari Minggu akhir pekan, aku Bersama
keluarga kecilku jalan jalan ke subang, bandung. Kami
mengunjungi pemandian air panas dan juga menginap di
sebuah villa.
Kami berangkat ke subang pada pagi harinya dan
bermain di kolam air panas pada malam nya. saat
bermain di kolam aku hanya Bersama kembaran ku dan
juga adek ku. Tiba tiba mama mendatangiku sambil
tersenyum dan berkata dengan sangat pelan “papanya
lagi ga dapat projek”
Aku yang mendengarnya langsung merasa
tubuhku lemas.. bagaimana tidak, padahal dia
mempunyai beban yang berat di kantornya, padahal dia
membutuhkan dukungan dari kami, padahal dia hampir
menyerah, tapi dia selalu tersenyum di rumah seakan
akan semua baik baik saja
aku tidak tau mau berkata apa di depan mama
setelah mendengar hal tersebut.. pikiranku langsung
menuju beberapa bulan lalu.
Pada hari itu hari senin, hari dengan kepadatan
yang meledak ledak. Karena sudah mengetahui hal itu
aku Bersama saudaraku dengan gesit Bersiap siap mulai
dari jam 5.40. dan pada jam 6.10 kami sudah siap
Bersiap siap dan mau berangkat ke sekolah diantar oleh
supir papa yang Bernama pak abdul.
Tetapi baru aja mobil kami berangkat 12 langkah
dari rumah papa berteriak “ abdulll tunggu.. saya ikut
kalian mobil saya di tinggal di kantor semalam”. Ketika
aku mendengar hal itu aku merasa kesal sekaligus geram
karena waktu sudah menunjukkan pukul 6.20. tetapi kita
belum berangkat sama sekali.
Kami pun menunggu papa Bersiap siap dan pada
akhrinya berangkat pada pukul 6.30. selama perjalanan
kami bertiga sama sekali ngak menjawab pertanyaan
papa, karena kami bener bener kesel luar biasa
kepadanya. Padahal kami sudah mati matian bangun jam
5.00 tapi tetap aja telat.
Dan yang paling membuatku merasa bersalah
Ketika kami sudah sampai di sekolah, aku membanting
pintu mobil seakan memberi tau ke papa bahwa aku
sedang marah besar kepadanya.
Setelah itu kami pun berlari menuju kelas masing
masing. Di loby sekolah aku bertemu guru piket. Guru
piket itu bertanya pada ku “ kok tumben.. kamu telat ?”
Aku pun membalas dengan sedikit ngegas
mengingat kekesalan ku tadi “gara gara PAPA”.guru
piket itu hanya tertawa dan mempersilahkan aku masuk
ke kelas.
Sampai di rumah mama bertanya “ gimana kak
sekolah nya ? tadi telat ga ?” aku langsung memotong
menjawab “iyalah… gara gara papa sih, padahal aku
sudah bangun jam 5.00”. mama langsung menjawab
perkataan ku “ loh nak.. ga boleh begitu, kakak tau ga ?
kemarin papa nya pulang jam berapa ?” aku menjawab “
ga..”. mama membalas “ kemarin papa itu pulang jam
4.00 loh kak”.
Hening.. aku mulai mencerna maksud nya mama
bahwa papa pulang jam 4. Sungguh demi allah yang
kurasakan pada saat itu kasian, sedih, marah dan benci
dengan sikapku ini.
Tidak tunggu lama buru buru ku ambil hp ku dan
ku ketik di whatsapp “papa semangat ya kerjanya”
ketikku, tak lama papa membalas “ iya nak”. Sekali lagi
aku merutuki diriku yang begitu gengsi untuk meminta
maaf ke papa.
Ingatan tentang hari itu membuat ku melamun,
mama menyadarkan ku dengan pertanyaan nya “kakak
kapan mau udahan mandi nya ?” aku pun hanya
membalas dengan anggukan pertanda aku sudah selesai
mandinya. Setelah kami mengganti baju kami pun
berjalan ke villa tempat kami menginap, sebab villa nya
dekat dengan tempat pemandian air panas.
Papa jalan di depan ku dengan gontai, mama
bilang ia sudah 2 hari gak tidur mengejar target submit.
Aku melihat dengan saksama punggung tegap nya itu,
tiba tiba benakku di penuhi pertanyaan “apakah papa
pernah menangis?” “apakah punggung itu sedang
mengangkat beban yang berat ?” “kenapa sih papa gak
pernah cerita kalau ada masalah ?” tanpa sadar mata ku
basah..
Tak ada yang bisa kulakukan saat itu selain
berteriak dalam hati “ yaa allah angkatlah beban papaku,
permudahkanlah urusan nya , permudahkanlah rizki nya,
panjangkanlah umurnya dan dapatkanlah dia projek
projek di tempat kerja nya serta berikanlah berkah atas
apa yang ia dapatkan” aamiin
Dan juga disitu aku berkomitmen keras pada
diriku “aku akan berprestasi pa aku akan membanggakan
mu suatu saat nanti tunggu saja dan lihatlah dengan
bangga kepadaku”
Setelah itu tibalah kami di villa, di sana masih
menunjukkan pukul 8.00. dan jadwal nya hari senin aku
ada daily tes sains. Di situ aku mati matian belajar untuk
membuktikkan komitmen ku tadi. Dan pada akhirnya
aku mendapatkan nilai 100 di ulangan itu.
Inilah sepenggal kisah nya yang membuat ku
terinspirasi, ada juga yang membuatku merasa penasaran
kenapa papa tidak menikah dengan ku saja ? padahal aku
sangat nyaman dengan papa, dan ada juga kisah nya
yang membuatku merasa aku sangat berarti untuk nya.
Kisah yang tak akan bosan Ketika di baca, kisah
yang tak akan menyesal Ketika di jalani, kisah yang
selalu membuahkan Pelajaran serta kisah yang membuat
pembaca merasakan bahwa rasa sayang nya seorang
ayah ke anak nya seperti buih di lautan. Ingin rasanya
aku berteriak “ papa jangan lepaskan genggaman tangan
kecil ku, genggam terus dengan erat.. thia.. sayang papa”
BIODATA PENULIS

Assalamualaikum wr.wb , haii... nama ku Muthia


Azkia salsabila. Aku lahir di medan, 23, 08,2009.
Umurku sekarang menginjak 14 tahun. Aku sedang
sekolah kelas 3 smp di smpit Al-hamidiyah. Aku menulis
buku inspirasi ini berdasarkan pengalaman hidup ku.
Dari kecil aku suka membaca novel dan juga suka
mengarang,
hal ini yang membuatku tidak begitu sulit Ketika
ada tugas mengarang di sekolah. Tetapi selain itu aku
juga sangat menyukai Pelajaran ilmu pasti seperti
matematika dan sains. Dan inilah karya pertama ku
dengan judul “bayangan yang melindungiku” tentang
aku dan papa ku. Semoga isi dari ceritanya membuat
kalian para pembaca terinspiratif dan juga semoga
ceritanya menarik dan tidak membosan kan. Selamat
membaca !!. wassalamualaikum wr.wb

Anda mungkin juga menyukai