“Mimpi Kita”
tadi. “iyaa mbah.. sekarang apa saja ada, bahwan makan juga
tinggal pesan bakal dateng lansung ke kosan kita mbah”, jawab
mba rumi menanggapi perkataan mbah.
“waktu dulu jamannya mbah, sekolah pun jarang nduk,
kalau pun ada paling cuma satu saja dan jaraknya juga sangat
jauh dari rumah mbah, sekolah dulu ndak pernah pakek
seragam. ndak kayak sekarang”. Kata mbah dengan raut wajah
yang sedih.
“mbah dulu punya mimpi?” tanyaku dengan hati-hati,
sembari mngalihkan perhatian mbah.
“ dulu untuk bermimpi mbah sangat takut nduk,
walaupun banyak yang ingin mbah lakukan, rasanya itu tidak
mungkin, tapi mbah kepingin bisa sekolah sampai selesai”.
Sangat sederhana sekali jika dibandingkan dengan
kebanyakan anak jaman sekarang yang memiliki cita-cita
selangit, kataku dalam hati. Memang untuk sekolah saja pada
masa si mbah sangat sulit sekali.
“kalian nduk anak-anak sekarang harus punya cita-cita
yang lebih tinggi, supaya bisa jadi orang yang sukses, kata
mbah sambil tersenyum.
Aku pun membalas senyuman si mbah. Tidak tersa
Sudah habis sepiring nasi dan laukku, lalu aku seruput jeruk
hangat yang ada di atas mejaku, dan meneruskan ceritaku
bersama si mbah tadi.
“mimpimu yang menghidupkanmu” itu kata si mbah
yang sedang mengelap piring-piring basah di pojok bangku
tepat di depan mejaku. Aku sekilas tekejut dan penasaran denga
arti kata yang mbah sampaikan itu.
“masa mudamu gak bisa balik nduk, nikmati masa
mudamu dengan perbanyak ilmu dan pengalaman, lakukan hal
yang bisa buatmu bahagia”. Kata si mbah seperti menasihati
anaknya sendiri. Si mbah memang sudah lama menunggu
Cerpen Inspiratif
-Selesai-
Cerpen Inspiratif
BIODATA
Nama Lengkap : Neli Alpiah
Alamat : Jln. Raya Tajem, kenayan, wedomartani,kec.ngemplak,
kab.Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
E-mail : nelialpiah@gmail.com
No.whatsapp : 085369764531