Anda di halaman 1dari 5

Langit-Langit Di Kelopak Matamu

Aku ivan,aku dari Madura daerah yang terkenal akan kekentalan agamanya,disana
aku dibesarkan di desa terpencil akan tetapi banyak orang yang berkata
bahwasannya orang desa itu tidak akan pernah sukses akan tetapi orang tua
mengajarkanku untuk tidak terpengaruh atas kehidupan sekitar pada intinya aku
harus terus semagat untuk menggapai cita-citaku menjadi seorang guru.aku terlahir
di keluargayang katakanlah tidak mampu karena ayah dan ibuku hanya seorang
buruh tani,tetapi aku sebagai seorang pemuda yang di anggap semua orang sebagai
agent of change ,aku harus mempunya niat yang lebih untuk menggapai cita-citaku
dengan berbagai cara,banyak hal yang aku lalui untuk menggapai cita-citaku
itu.disini aku akan menceritakan bagaimana perjuangan seorang pemuda yang
mempunyai cita-cita besar tetapi tidak di dukung oleh lingkungan sekitar.

Di pagi hari yang sangat cerah,seperti biasa aku terbangun dari tidurku untuk
menjalani kehidupan seperti orang lain sewajarnya akan tetapi hari ini hari yang
sangat berbeda dari yang lain yaitu hari dimana keluusan masa SMA-ku yang
dimana aku akan di wisuda di hari ini dan aku bergegas untuk mandi dan berganti
pakaian seperti anak-anak wisuda lainnya.

Setelah aku menggenakan jas hitam yang di barengi dengan kemeja putih yang
baru aku beli di malam wisuda aku bersama ibu aku,dan aku bergegas menuju ke
sekolahku dan melewati anak tanga satu persa dengan rasa ke gairahan sampai
dibawah semua orang sudah menyambutku dengan pelukan hangat

“waahh yang udah mau wisuda ajh nih SMA nya”ujar adikku yang bernama aisyah
memberiku semangat

“yah begitulah tapi gak berhenti disini dong,abang bakalan lanjut kuliah untuk
memperbanyak ilmu abang”di balas oleh ibukku tersayang yang paling berjasa di
kehidupanku”yaudah ayo kita bareng-bareng berangkat menuju ke sekolahanmu
nanti kalau kamu kelamaan berbicara yang ada malah telat”,dan membalas dengan
senyuman olehku

Sesampai aku di sekolah disanalah waktu yang aku tunggu-tunggu di mana


kelulusan SMA yang meng artikan telah menuju kedewasaan aku berjalan
melewati koridor-koridor sekolah yang mana disana juga ada teman-teman aku
yang sama dengan aku yang akan di wisuda,waktu demi waktu akhirnya acarapun
telah selesai dan akhirnya aku menuju pulang yang mana di sana keluarga besarku
memberiku ucapan selamat atas kelulusanku di SMA yang mana aku disana sangat
bahagia dan senang karena ada orang yang masih saying denganku

Hari sudah berlalu masa wisudaku sudah lewat sekarang aku harus menyiapkan
mentalku untuk menuju ke jenjang lebih tinggi lagi menuju universitas untuk
menggapai cita-citaku yang sudah aku impikan dari dulu yaitu menjadi seorang
guru,di malam itulah aku duduk bersama orang tuaku yang ana sebelah kiriku
yakni ibuku dan seblah kananku adalah ayahku tak kalah seorang anak yang masih
kecil akan tetapi ini suasananya berbeda yang mana akan membahas mas depan
aku selanjutnya,ibuku memulai perbicangan terlebih dahulu”nak bagaimana masa
SMAmu sudah berlalu saatnya ini jalan pilihanmu mau melanjutkan jenjang
tingkat universitas yang mana yang kamu ingikan”ujar ibuku di lanjutkan dengan
ayah”ayah siap membiayaimu asalkan kamu bersungguh-sungguh dan bersemangat
untuk belajar”disana aku sangat senang dengan perkataan ibu dan ayahku yang
sangat meyakinkan aku bahwasannya aku akan meuju universitas yag aku inginkan
yaitu ui di Jakarta sana “ayah,ibu aku ingin mengambil universitas Indonesia
Jakarta disana,itu yang aku impikan sejak awal SMA dulu karena disana lah
akreditasinya tinggi dan yang lulusan dari univ sana rata-rata menjadi orang
sukses”mendengar perkataanku ibuku dan ayahu diam hening tanpa berkata satu
patah katapun dan terus beranjak menuju ranjang masing-masing.

Disana aku sangat kacau,sedih,gelisah karena ketika aku mengucapkan


perkataanku barusan seolah-olah mereka tidak mengijinkanku disana sampai-
sampai aku beranjak dari tempat dudukku yang mana barusan kita berduduk
sanatai disana aku melangkah melewati koridor kamarku yang mana di situ juga
kamar ayah dan ibuku,tiba-tiba aku tidak sengaja mendengar perdebadan antara
mereka “ayah bagaimana ini anak kita ingin menjenjang universitas yang sangat
mahal sedangkan kita hanya bekerja sebagai buruh tani”ibu sambil menangis di
depan sang ayah”aku tidak tau juga bagaimana cara menyampaikannya kepada dia
karena jika aku menolak univ yang dia mau maka akan mengecewakan dia dan
akan membuat mental dia turun”seketika itu aku menuju kamarku dengan sedih di
tambah dengan menetaskan air mata yang sangat tidak bisa aku bayangkan akan
seperti ini,di kamar di koridorku aku sambil merenung sambil melihat awan yang
di hiasi dengan bintang-bintang yang begitu indah dan disana aku berpikir
bahwasannya aku akan bekerja dan melupakan impianku untuk mejadi sarjana di
universitas yang aku mau.

Pagi yang cerah yang menyinari sudut kamarku dan menuju mataku hingga aku
terbangun dan memutuskan untuk mengatakan kepada orang tuaku kalau aku tidak
lagi ingin menjadi sarjana melainkan aku membantu ayahku untuk berburuh tani di
sawah,sesampai aku di dapur yang disana ada adikku,ibu,ayah yang sudah siap
untuk menyantap makanan selagi menunggu kehadiranku datang disana aku
berkata kepada ayahku”a-ayah”dengan gugup mengucapkan “iya ada apa
anakku”ayahku menjawab dengan lembut”aku ingin megatakan
sesuatu,bahwasannya aku tidak lagi ingin menjadi sarjana aku lebih baik berja
membantu ayahmenjadi buruh tani”dengan seketika ayahku sentak terkaget dengan
ucapanku dan dia langsung menghampiriku dan PLAAAAKKKKKK… sebuah
tamaparan yang menuju pipiku “apa,apa yang kamu bilang ayah tidak ingin kamu
menjadi susah seperti ayah,ayah ingin kamu lebih sukses dari pada ayah menjadi
seseorang yang di hormati banyak orang kamu kira ayah tidak mampu membiayai
di universitas yang kamu mau ayah akan membiayai kamu semaksimal mungkin
selagi ayah masih hidup”seketika semua hening dan pipiku yang masih terasa sakit
tapi sudah tidak terasa karena rasa ketakutanku yang sangat besar tidak aku sangka
ayah akan marah seperti ini akan tetapi aku berpikiran bagaimana kalau aku
tetap kuliah akan tetapi di universitas yang tidak begitu mahal dan akhirnya
akiu mengatakan kepada ayahku dengan menguatkan mental aku “a-ayah aku ingin
berkuliah di universitas akan tetapi tidak di ui melainkan di universitas islam
malang disana akan kuliah menjadi sarjana dan menjadi orang yang sukses kelak di
masa depan dan bisa membahagiakan kalian”ujar aku yang di mana ekspresi ayah
dan ibukku melihatku dengan kelopak mata yang penuh berkaca-kaca,seketik itu
ayah dan ibukku langsung memelukku dan saling menangis di bahu pelukan
ayah,ibu,aku,dan adikku dan disanalah aku berkeyakinan bahwasannya aku disana
harus belajar bersungguh-sungguh agar bisa membahagiakan orang tua untuk
merubah nasib kita kelak.

Tiba di mana waktu aku untuk memulai jalan hidup aku menuju ke jenjang yang
lebih tinggi di universitas islam malang,masih berada di tempat tinggalku tempat
yang begitu banyak kenangan tempat yang mana beribu cerita dan pembelajaran
yang aku gapai di rumah ini dan saat ini aku berdiri disini melihat mobil yang
sudah siap unutk mengantarku pergi menuju masa depanku yang ada disana dan
merubah garis takdri keluargaku yang sudah cukup di rendahkan oleh orang,aku
bermapitan kepada kedua orang tuaku aku cium tangan,kaki mereka sembari ibu
menepukku dan meneteskan air mata untuk perpisahan semntara in”jaga dirmu
baik-baik di luar sana jangan lupakan sholatmu dan dzikirmu ya nak”kata ibukku
yang masih menangis”baik ibu aku tidak akan melupakan akan hal itu selagi ibu
mendoakan aku”sahutku sambil menahan air mata yang sedari tadi udah
terbendung agar orang tuaku tidak kefikiran tentang aku kelak nanti disana.
Setlelah aku menaiki mobil untuk menuju ke terminal di saat itu aku meyakinkan
dan memperkuatkan tekadku untuk menjadi sesorang yang sukses dan
membuktikan kepada orang yang sudah menghinaku dan keluargaku bahwasannya
tak selamanya orang susah itu tidak akan bakal menjadi orang sukses mereka juga
punya akal dan tenaga untuk mencari ilmu dan enjadi orang sukses selagi kita itu
mau berusaha,sampai di terminal aku mulai mencari bus untuk menuju ke kota
malang kota tujuanku,berkeliling disana dan akhirnya aku menemukannya akan
tetapi bus itu hendak berjalan untk menuju kota malang aku berlarian untuk bisa
menaikinya akan tetapi di selaa-sela itu aku melihat anak remaja yang seumuran
denganku dia sedang mengamen sampai-aku terlupa bahwa busku hamper sangat
jauh meniggalkanku.

Akhirnya aku bisa menaiki bus itudan duduk di kursi belakang akan tetapi
pandanganku yang masih melihat anak seumuranku itu sedng mengamen tanpa
meneruskan sekolahnya,seketika itu ada yang menepukku dari arah pinggirku
seketika itu aku terkejut akan hal tersebut yang ternyata bapak-bapa tua yang
sedang duduk di sebelahku entah kapan datangnya tiba-tiba dia sudan datang dan
duduk di seblahku atau bapak-bapak ini sudah duduk ketika aku melamun dan
terlalu focus menatap sang remaja barusan,langsung bapak itu berkata”maaf nak
aku memandangimu sedari tadi kau mentap anak itu,nah dari situ kita belajar
bahwasannya kita harus banyak bersyukur di kehidupan itu karena bagaimanapun
susahnya kita masih ada yang lebih susah dari kita kata pepatah dulu lihatlah dunia
ini dengan kebawah dan lihatlah ilmu itu ke atas maksudnya dari itu kalau di
kehidupan ini kita tidak boleh megeluh karena ada yang lebih parah dari pada kita
akan teapi kalau masalh ilmu kita harus melihat ke atas bahwasannya ilmu itu tidak
ada batasnya jadi kita harus menggapai terus-menerus”mendengar perkataan bapak
itu aku sontak terkagum denga perkataannya yang begitu menyentuh ke hati aku
dan menguatkanku akan kesuksesan yang sudah di depan mata.
Sesampainya datang di tempat yang mana aku tuju di Kota Malang, Dinoyo
Universitas Islam Malang yang mana disitulah aku akan bersekolah dan menggapai
cita-citaku yang sudah aku inginkan sejak dulu menjadi seorang sarjana dan
bekerja sebagai guru,setelah aku sampau d kosanku dengan badan yang sanagat
lemah karena kecapekan tapi tidak meruntuhkan tekad perjuanganku untuk orang
tuaku disana aku menarh barang-barangkuu dan merapikannya sesuai pada
tempatnya,tidak lama untuk merapikan barang bawaanku setelah itu aku lanjut
berbaring di kasur yang tidak begitu istemewa tapi layak masih untuk di pakai
disana sambil menatap langit-langit atap kamarku sembari memikirkan persiapan
untuk perkuliahanku yang mana tinggal tiga hari lagi untuk melaksanakan ospek di
kampus,sampai pada waktunya aku sampai tidak sadar bahwasannya perutku sudah
mulai berbunyi yang menandakan lapar dan akhirnya beranjaklah aku dari kasurku
dan keluar dari kamar menuju warung yang dekat dengan kosan.

Setelah sudah selesai dengan makananku beranjaklah aku menuju tempat yang
mana disitu banyak sekali buku-buku yang ingin ku pinjam,angin mulai
berhembusan bersamaan dengan matahari yang sudah mulai tenggelam dan lampu-
lampu pinggir jalan mulai hidup untuk menyinari setiap jalan kota malang ini
disana aku baru sampai ke perpustakaan dekat kota tidak jauh dari tempatku disana
aku terkagum akan besarnya gedungan ini yang di penuhi banyak buku yang tidak
pernah aku lihat di desaku sebelumnya,kemudian ada yang menghampiriku wanita
cantik yang memakai seragam kerja yang sangat rapi,anggun, dan lembut “ada
yang bisa saya bantu mas”kata mbak-mbak itu dengan suara yang lembut aku
gemetaran karena tidak terbiasa berbicara dengan wanita yang belum kenal
meskipun dia seorang pekerja pun dengan rasa penuh gemetar aku menjawab “i-iya
mbak saya mau meminjam buku ya ada berhubungannya dengan pendidikan
bahasa sastra Indonesia,apakah mbak tau akan letak bukunya dimana?”dengan
senyuman mbak itu menjawab “iya tau,mari ikut saya ke lantai 2” dan akhirnya
aku mengikutinya.

Sampailah di lantai 2 mbak itu menunjukan aku ke arah lemari yang bertulisan
PBSI dimana buku itulah yang aku cari ketika aku mau menuju sana mbak itu
bertanya kepada aku seolah-olah kita sudah akrab “maaf mas ini mahasiswa
ya?”dengan suara lembutnya dan di tambah dengan senyumannya “iya mbak saya
mahasiswa tapi masih maba” aku terdiam dan merasa canggung saat bersama dia
hatiku bergelonjak seolah olah ada orang yang sedang menari di hati ini

Anda mungkin juga menyukai