Disusun Oleh:
Kelompok 6
Ahmad Muzammil/22201071056
Nadhifatus Sholikha/22201071355
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik baiknya.
Di dalam makalah ini, kami telah berusaha menguraikan sebaik mungkin semua hal yang berkaitan
dengan upaya mempertahankan NKRI. Besar harapan saya agar pembaca mampu memahami lebih jauh
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan hal tersebut.
Akan tetapi, kami menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan yang
tentunya mengakibatkan makalah ini masih dikatakan jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami harapkan
pembaca dapat memaklumi serta memberi kritik dan saran yang membangun demi terwujudnya
makalah yang lebih baik dimasa yang akan datang.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian NKRI ………………………………………………………………..
B. Sejarah NKRI ……………………………………………………………………..
C. Pemerintah Dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia ……
D. Menjaga Keutuhan NKRI …………………………………………………….
E. Sikap Dan Perilaku ……………………………………………………………..
F. Peran Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Membangun Bangsa Untuk NKRI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Kesatuan Republik Indonesia (disingkat NKRI), juga dikenal dengan nama Nusantara yang
artinya negara kepulauan. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke.
Indonesia terletak di benua Asia tepatnya di Asia Tenggara. Wilayah Indonesia berada di:
Karna letak wilayah Indonesia di sekitar katulistiwa, maka Indonesia memiIlki iklim
tropis dan memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Pulau-pulau yang
termasuk dalam wilayah NKRI berjumlah 17.504 terdiri dari pulau besar dan kecil.
Beberapa di antaranya, yaitu 6000 pulau tidak berpenghuni. Wilayah Indonesia terbentang
sepanjang 3.977 m² di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia
1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Pulau dengan jumlah penduduk
terpadat adalah pulau Jawa. Setengah dari jumlah penduduk Indonesia menempati pulau
Jawa. Pulau-pulau besar, yaitu:
Jawa dengan luas 132.107 km²,
Sumatera dengan luas 473.606 km²,
Kalimantan dengan luas 539.460 km²,
Sulawesi dengan luas 189.216 km2, dan
Papua dengan luas 421.981 km².
Pulau-pulau kecil, antara lain Pulau Nias, Pulau Siberut, Pulau Bangka, Pulau Belitung,
Pulau Madura, Pulau Bali, Pulau Lombok, Pulau Flores, Pulau Ambon, dan Pulau Halmahera.
Perkembangan jumlah provinsi Indonesia dan tahun ke tahun terus bertambah. Pada awal
kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang telah terbentuk 33
provinsi. Perkembangan jumlah provinsi Indonesia dari tahun ke tahun 2 terus bertambah.
Pada awal kemerdekaan, Indonesia terdiri dari 8 provinsi hingga sekarang telah terbentuk
33 provinsi. Tujuan perkembangan jumlah provinsi dan kabupaten adalah untuk
memudahkan pelayanan kepada masyarakat.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian NKRI
Negara NKRI adalah bentuk Negara yang terdiri dari banyak wilayah atau kepulauan
yang tesebar dengan keanekaragaman adat, suku, budaya, dan keyakinan yang memiliki
tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur dengan
pemerintahan yang melindungi segenap bangsa Indonesia. Keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) adalah keinginan untuk membela dan mempertahankan
Indonesia dan mempertahankan kan menjaga kedaulatan NKRI berdasarkan pancasila dan
UUD 1945.
Secara umum fungsi dan tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia ialah:
Fungsi NKRI
- Menegakkan keadilan melalui lembaga-lembaga peradilan yang sesuai dengan
undang-undang
- Mengusahakan kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan bagi rakyatnya
- Melaksanakan penertiban untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah hal-hal
buruk dalam masyarakat. Dalam kasusini Negara berperan sebagai stabilisator,
yakni pihak yang menstabilkan keadaan masyarakat
- Mempertahankan tegaknya Negara serta mengantisipasi adanya serangan yang
dapat mengancam kelangsungan hidup Negara.
Tujuan NKRI
- Untuk mencapai kesejahteraan umum
- Untuk melaksanakan ketertiban umum
- Untuk memperluas kekuasaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara kesatuan berbentuk republik
dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah menjalankan
otonomi seluas-luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
sebagai urusan pemerintah pusat Pasal 18 UUD 45 menyebutkan :
1) Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang
2) Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4) Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7) Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.
B. Sejarah NKRI
Negara Kesatuan Republik Indonesia atau sering dikenal dengan NKRI adalah sebuah
negara kepulauan besar yang diapit oleh dua benua dan dua samudera. Di tanggal 29 April
1945, dibentuklah BPUPKI atau Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia yang digagas oleh Pemerintah Jepang, sebelum akhirnya pada tanggal 6 Agustus
1945, Hiroshima diledakkan oleh bom atom. Menjelang Proklamasi Kemerdekaan Republik
Indonesia,demi memanfaatkan momen tersebut, pada tanggal 16 Agustus 1945, terjadi
peristiwa Rengasdengklok, dimana para pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta
untuk menjauhkan keduanya dari pengaruh Jepang dan tetap memproklamirkan
kemerdekaannya.
Kemudian terjadilah peristiwa proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945 di kediaman Ir.
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur, No. 56. Menindaklanjuti peristiwa proklamasi tersebut,
pada tanggal 18 Agustus 1945 disahkannya UUD 1945 yang menandai terbentuknya NKRI
dibawah pimpinan Presiden Ir. Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta.
Demokrasi Parlementer
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari
sistem parlemen di mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada
parlemen atau MPR. MPR terbagi kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu
pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi pemerintah yang stabil susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara
sekuler yang berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih
menginginkan negara Islam atau undang-undang yang berisi sebuah bagian yang
menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.Demokrasi Parlementer, adalah suatu
demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi daripada badan
eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana menteri
dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam
demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.
Demokrasi Terpimpin
Pemberontakan yang gagal di Sumatra, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya
yang dimulai sejak 1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru,
melemahkan sistem parlemen Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno
secara unilateral membangkitkan kembali konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang
memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak menemui banyak hambatan.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di
bawah label "Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia
menuju non-blok, kebijakan yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas
jajahan yang menolak aliansi resmi dengan Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para
pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada tahun 1955 dalam KTT Asia-
Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
Konfrontasi Indonesia—Malaysia
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal
tersebut adalah sebuah "rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial
Inggris di wilayah tersebut. Selain itu dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini
dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme negara-negara Barat di kawasan Asia
dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk memengaruhi
perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan
Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden
Soekarno mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada
tanggal 20 Januari 1965 dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai
tandingan PBB dan GANEFO sebagai tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi
ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara pasukan Indonesia dan Malaysia (yang
dibantu oleh Inggris).
Gerakan 30 September
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk
Soekarno untuk memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari
Soekarno, memulai kampanye untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan
mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh
dalam upaya kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI.
Panglima Komando Strategi Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta
tersebut dan berbalik melawan PKI. Soeharto lalu menggunakan situasi ini untuk
mengambil alih kekuasaan. Lebih dari puluhan ribu orang-orang yang dituduh komunis
kemudian dibunuh. Jumlah korban jiwa pada 1966 mencapai setidaknya 500.000; yang
paling parah terjadi di Jawa dan Bali.
Irian Jaya
Setelah menolak supervisi dari PBB, pemerintah Indonesia melaksanakan "Act of
Free Choice" (Aksi Pilihan Bebas) di Irian Jaya pada 1969 di mana 1.025 wakil kepala-
kepala daerah Irian dipilih dan kemudian diberikan latihan dalam bahasa Indonesia.
Mereka secara konsensus akhirnya memilih bergabung dengan Indonesia. Sebuah resolusi
Sidang. Umum PBB kemudian memastikan perpindahan kekuasaan kepada Indonesia.
Penolakan terhadap pemerintahan Indonesia menimbulkan aktivitas-aktivitas gerilya
berskala kecil pada tahun-tahun berikutnya setelah perpindahan kekuasaan tersebut.
Dalam atmosfer yang lebih terbuka setelah 1998, pernyataan-pernyataan yang lebih
eksplisit yang menginginkan kemerdekaan dari Indonesia telah muncul.
Ciri utama dari “Budaya” adalah sesuatu yang merupakan hasil bersama (shared),
atau kesepakatan kelompok (held in common). Beberapa produk hasil bersama
antara lain adalah : bahasa, tradisi, kebiasaan, norma-norma kelompok, nilai-nilai
pendukung, seperti “kualitas produk”, filosofi kelompok, aturan main, iklim kerja,
kemampuan terpendam, cara berpikir, pengertian yang sama serta simbol-simbol
yang mempersatukan mereka. Tanggap akan pengaruh budaya dengan memahami
keragaman dan perbedaan budaya akan mengurangi dampak negatif globalisasi
(kegoncangan budaya dan ketimpangan/ketertinggalan budaya).
Adapun 5 upaya menjaga keutuhan NKRI baik secara internal dan eksternal:
Jika Indonesia bisa mencapai keempat butir di atas maka Indonesia adalah
Negara yang utuh. Sejak proklamasi kemerdekaan, keberadaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia mengalami pasang surut.
Kita sebagai pemuda bangsa harus waspada terhadap ancaman dan gangguan
yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kita harus
mampu membangun rasa kebersamaan dan menjadikan perbedaan sebagai
sumber kekuatan bersama.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa dan latar belakang budaya yang
berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bias menjadi sumber konflik yang dapat
menyebabkan perpecahan di tubuh NKRI. Keanekaragaman itu seharusnya dapat menjadi
sebuah kekuatan yang dahsyat untuk menangkal semua gangguan atau ancaman yang ingin
memecah belah persatan bangsa. Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan
NKRI :
Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan Negara dan mempererat persatuan bangsa.
Menghormati perbedaan suku, budaya, agama dan warna kulit. Perbedaan yang ada
akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah kebanggaan
karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa,
bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila, Undang-
Undang Dasar 1945, dan Sang saka merah putih. Kebersamaan dapat diwujudkan
dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama, keadilan,
solidaritas, 9 kerja sama, kesetiakawanan terhadap ikrar bersama. Memiliki
wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-
ketentuan itu antara lain pancasila sebagai landasan idiil, dan UUD 1945 sebagai
landasan konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang
berlaku di daerah yang mengatur kehidupan bermasyarakat.
Mentaati peraturan agar kehidupan berbangsa dang bernegara berjalan dengan
tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang dapat
menimbulkan perpecahan.
Upaya mahasiswa dalam komitmen cinta NKRI untuk bela Negara. Dalam
mewujudkan tujuan nasional bangsa Indonesia, salah satu cara adalah memberikan
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemerintah
dalam rangka memberi bekal ilmu pengetahuan bagi generasi muda khususnya
mahasiswa untuk mampu melaksanakan pergantian generasi di masa mendatang
sebagai generasi yang bertanggungjawab terhadap negara dan bangsa Indonesia.
Untuk mewujudkan pembangunan Negara ini, melalui pola mencerdaskan
kehidupan bangsa, maka Pendidikan Kewarganegaraan memberikan bekal ilmu
pengetahuan bagi mahasiswa untuk mampu mewujudkan hidup bersatu dalam
beraneka ragam budaya dan adat-istiadat, hidup dalam masyarakat yang beraneka
ragam suku-bangsa serta kebiasaan-kebiasaan baik yang hidup dalam masyarakat,
serta mampu menjadikan kebiasaan hidup bersama dalam keanekaragaman budaya
akan mampu menguatkan rasa kebersamaan dalam di Negara Indonesia. Mata
kuliah ini sangat perlu diberikan dan diajarkan bagi mahasiswa sebagai generasi
penerus bangsa untuk selalu mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui serta menjelaskan tentang
Pendidikan Kewarganegaraan mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air dan
senantiasa siap sedia dalam pertahanan dan keamanan negara atau yang seringkali
kita kenal dengan bela negara. Hasil yang didapatkan bahwa dengan diberikannya
pendidikan kewarganegaraan kepada mahasiswa, khususnya mahasiswa universitas
Stikubank Semarang, maka mahasiswa menjadi lebih mengerti tentang pentingnya
pendidikan kewarganegaraan ini sehingga mampu menumbuhkan semangat dan
berkomitmen untuk cinta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan rela
untuk bela Negara.
Mencetak generasi muda yang bertanggungjawab atas keselamatan dan kejayaan tanah
air adalah tujan berikutnya. Rasa tanggung jawab ini akan tercermin dalam partisipasi aktif
generasi muda dalam pembangunan. Generasi muda yang bertanggung jawab akan
menyaring pengaruh-pengaruh dari luar, mengambil sisi positifnya dan menolak hal-hal
yang tidak sesuai dengan nilai luhur dan moral bangsa.
Akhirnya, Pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu menumbuhkan sikap setia
kepada tanah air dan bersedia dengan tulus iklhas untuk menyumbangkan setiap
potensinya demi kemajuan tanah air walaupun mendapat iming-iming popularitas atau
harta dari pihak-pihak lain.
Rasa kewarganegaraan yang tinggi, akan membuat kita tidak akan mudah goyah dengan
iming-iming kejayaan yang sifatnya hanya sementara. Selain itu, kita tidak akan mudah
terpengaruh secara langsung budaya yang bukan berasal dari Indonesia dan juga
menghargai segala budaya serta nilai-nilai yang berlaku di negara kita. PKn pada
hakikatnya adalah sebuah bentuk pendidikan untuk generasi penerus yang bertujuan agar
mereka menjadi warga negara yang berpikir tajam dan sadar mengenai hak dan
kewajibannya dalam hidup bermasyarakat dan bernegara, juga bertujuan membangun
kesiapan seluruh warga negara agar menjadi warga dunia.
PENUTUP
A. Kesimpulan
NKRI adalah negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem desentralisasi
berdasarkan otonomi daerah seluas-luasnya di luar urusan pusat .
Negara ada untuk membantu manusia mewujudkan tujuan dan cita-citanya.
Penyelenggaraan negara harus membawa manfaat bagi manusia. Tugas manusia adalah
bertanggungjawab rasa kepentingan bersama warganya. Negara harus melindungi hakhak
warganya dan menetapkan kewajiban-kewajibannya sebagai warga negara. Ia juga harus
menciptakan kehidupan bersama yang dilandasi oleh semangat cinta kasih, keadilan, dan
perdamaian. Warga negara mempunyai hak dan kewajiban, antara hak dan kewajiban
harus berjalan seimbang. Misalnya, kewajiban membela negara dari segala ancaman dan
gangguan baik dari dalam maupun luar negeri.
Sebagai penerus bangsa hendaknya kita lebih menjaga dan mencintai negara kita. Ada
pun beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk menunjukkan hal tersebut misalnya
meningkatkan kebangaan dan rasa memiliki bangsa Indonesia dalam diri setiap warga
negara, membangun saling pengertian dan pengahargaan antarsesama warga yang
memiliki latar belakang kepentingan yang berbeda dan etnik yang berbeda, para pemimpin
negara sebaiknya menjalankan roda pemerintahan secara efektif dan efisien, dan
memperkuat unsur-unsur yang menjadi alat pertahanan negara, seperti TNI.
Adapun dari sikap-sikap dalam menjaga keutuhan NKRI bisa kita simpulkan, 1) cinta
tanah air, 2) membina persatuan dan kesatuan, 3) rela berkorban, itu semua bisa kita
terapkan dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkup masyarakat , sekolah, hingga
keluarga.
B. Saran
Upaya untuk mempertahankan NKRI bisa ditempuh dengan cara mengetahui
kebudayaan di Indonesia. Dengan adanya pengetahuan budaya Indonesia, kita dapat
menyaring budaya-budaya asing yang masuk ke dalam Negara Indonesia, sehingga tidak
timbul perpecahan antar daerah karena budaya yang ada.
Selain itu, sikap dan perilaku kita juga dapat mencerminkan bahwa kita sedang
mempertahankan keutuhan NKRI ini. Salah satunya dengan cara mengamalkan nilai-nilai
yang terkandung dalam pancasila, bukan hanya sekedar memahami saja.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Putih Pertahanan Negara : “Mempertahankan Tanah air Memasuki Abad 21, Indonesia”
Dephan, 2003, Jakarta.
Koentjaraninggrat, Sejarah Teori Antropologi II, cetakan pertama, UI-Press, Jakarta, 1990.
Maas D.P., Buku Materi Pokok : Antropologi Budaya, Depdikbud, UT, Jakarta 1985.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Biro
Hukum Setjen Dephan, 2002, Jakarta.
TUMPAHAN DARAH
Oleh: Ahmad Muzammil
Merdeka
kami satu, Negara Kesatuan Republik Indonesia
Namun, apakah kita benar-benar merdeka
lihatlah sang ibu
Anggun tindaknya
Menjahit lembaran yang kini terkibar sempurna
Tangis air mata tak ubahnya darah
Badai menerpa tak sekalipun goyah
Hingga kata merdeka terdengar sekalipun diujung muara
NKRI
Apakah bukti awal tanpa kenyataan?
Bagaimana kabar masyarakat sekarang?
Apa itu merdeka?
Pengemis, gelandangan berceceran
Oknum penguasa berkedok perwakilan suara rakyat
Dimana keadilan yang pantas kami dapatkan
Kami mohon, kembalikan
Sang ibu pertiwi berduka
Kami menunggu takdir berkata sebaliknya