Anda di halaman 1dari 41

TUGAS MANDIRI

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NKRI SEBAGAI ALAT PEMERSATU


BANGSA INDONESIA

Kelompok II

Kelas Matematika A

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

2022

Disusun oleh Kelompok II:


1. Luh Putu Deswinta Dharmariani (2208541009)

2. Ni Gusti Ayu Agung Indraswari (2208541010)

3. Serly Nur Rahmadhani (2208541011)

4. Putu Agus Arya Suta (2208541012)

5. I Dewa Ayu Pradnya Pratiwi Tentriajaya (2208541013)

6. Ricardo Gomos Turnip (2208541014)

7. Amelia Nur Humairoh (2208541016)

8. Ni Kadek Wulanda Asmara Santhi (2208541017)

9. Ni Kadek Yuni Antari (2208541018)

DAFTAR ISI

ii
ANGGOTA KELOMPOK.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................1

1.1. Latar Belakang............................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3. Tujuan..........................................................................................................................2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................4

2.1. Negara.........................................................................................................................4

2.2. Persatuan dan Kesatuan...............................................................................................6

2.3. Negara Kesatuan.........................................................................................................7

2.4. Republik......................................................................................................................9

BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................................10

3.1. Makna NKRI dalam 4 Pilar Kebangsaan....................................................................10

3.2. Ciri – Ciri Negara Kesatuan........................................................................................11

3.3. Sistem Pemerintahan Negara Berbentuk Republik.....................................................13

3.4. Kelebihan dan Kekurangan Bentuk NKRI..................................................................15

3.5. Perkembangan Sistem Pemerintahan Indonesia..........................................................17

3.6. Tujuan dan Fungsi NKRI Sebagai Pemersatu Bangsa................................................27

3.7. Akibat Kurangnya Rasa Persatuan dan Kesatuan dalam NKRI..................................28

3.8. Upaya Menjaga Keutuhan NKRI................................................................................31

BAB IV PENUTUP.................................................................................................................35

4.1. Kesimpulan..................................................................................................................35

4.2. Saran............................................................................................................................35

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan sebuah negara plural atau


majemuk dengan segenap masyarakat heterogen yang dilatar belakangi oleh banyaknya
pulau, agama, suku, bahasa, dan adat istiadat. Mengingat akan keragaman tersebut,
diperlukan pengaturan tatanan kenegaraan yang dapat mengakomodir kepentingan
bersama melalui kebijakan-kebijakan Negara serta menjadi sebuah pedoman untuk
menjaga persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia yang dituangkan dalam bentuk
peraturan perundang-undangan, sehingga terwujudnya Bhineka Tunggal Ika dalam
bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berdirinya NKRI diawali dengan peristiwa Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945 oleh para pendiri bangsa. Negara
Indonesia menjadikan wilayahnya yang terdiri dari bermacam adat, suku, keyakinaan dan
budaya itu sebagai tujuan dasar menjadi bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulatan, adil,
dan makmur. Wilayah NKRI meliputi wilayah kepulauan yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang dikenal
sebagai nusantara yang artinya negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke, dan dihuni oleh ratusan juta penduduk. NKRI
juga dikenal sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang
berbeda-beda sehingga tercermin dalam satu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya
“berbeda-beda tetapi tetap satu juga”.
Indonesia mengalami bererapa kali pergantian bentuk negara, mulai dari tanggal
6-15 Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS), kemudian tanggal
27 Desember 1949 belanda mengakui kedaulatan Indonesia berubah menjadi Negara
Serikat, bangsa Indonesia bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan

Republik Indonesia. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia
kembali ke bentuk negara kesatuan. Tujuan NKRI adalah seperti yang tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 yaitu pada alinea ke 4 yang berbunyi “Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum,

1
Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social”.
Sejak proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi negara yang
berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara
yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam sejarah perjalanan bangsa, sejak Indonesia merdeka pada tgl 17 Agustus 1945
hingga saat ini, selalu ada upaya dari orang yang tidak bertanggung jawab untuk
menggantikan bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan
oleh rakyat Indonesia. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Tetapi
seiring berkembangnya zaman, banyaknya budaya luar yang masuk terkadang membuat
kesatuan tersebut dipecahkan oleh rakyat Indonesia sendiri. Maka dari itu, kita sebagai
generasi penerus Bangsa wajib turut serta dalam usaha membela negara, menjunjung
tinggi NKRI, serta menjaga sikap dan perilaku dalam mempertahankan NKRI. Untuk
mengetahui lebih dalam mengenai uraian materi di atas maka disusunlah makalah ini
dengan judul NKRI sebagai alat pemersatu bangsa. Berdasarkan hal tersebut, maka
disusunlah beberapa pokok bahasan yang akan dijelaskan pada makalah ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi masalah yang akan dikaji
sebagai berikut:
1.2.1. Apa makna NKRI dalam 4 pilar kebangsaan?

1.2.2. Bagaimana ciri – ciri negara kesatuan?

1.2.3. Bagaimana sistem pemerintahan negara berbentuk republik?

1.2.4. Bagaimana kelebihan dan kekurangan bentuk NKRI?

1.2.5. Bagaimana perkembangan sistem pemerintahan Indonesia?

1.2.6. Bagaimana tujuan dan fungsi NKRI sebagai pemersatu bangsa?

1.2.7. Apa akibat kurangnya rasa persatuan dan kesatuan dalam NKRI?

1.2.8. Bagaimana upaya menjaga keutuhan NKRI?

1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini merupakan sinkronisasi dari rumusan masalah, sebagai
berikut:
1.3.1. Untuk mengetahui makna NKRI dalam 4 pilar kebangsaan.

2
1.3.2. Untuk mengetahui ciri – ciri negara kesatuan.

1.3.3. Untuk mengetahui sistem pemerintahan negara berbentuk republik.

1.3.4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan bentuk NKRI.

1.3.5. Untuk mengetahui perkembangan sistem pemerintahan Indonesia.

1.3.6. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi NKRI sebagai pemersatu bangsa.

1.3.7. Untuk mengetahui akibat kurangnya rasa persatuan dan kesatuan dalam NKRI.

1.3.8. Untuk mengetahui upaya menjaga keutuhan NKRI.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Negara

Sebuah wilayah dapat dikatakan sebagai sebuah negara jika wilayah tersebut
telah memenuhi berbagai unsur yang diperlukan oleh sebuah negara di dalamnya.
Hingga saat ini, jumlah negara yang di seluruh dunia mencapai 195 negara. Setiap
negara tersebut memiliki bentuk pemerintahan yang berbeda antara satu sama lain,
dimana ada yang menggunakan sistem pemerintahan kerajaan sampai republik. Berikut
adalah pengertian negara menurut para ahli:
1. Menurut Prof. Miriam Budihardjo, negara merupakan organisasi yang ada di
dalam suatu wilayah yang dapat memaksakan kekuasaannya yang sah terhadap
semua golongan kekuasaan yang berada di dalamnya dan dapat menetapkan
berbagai tujuan dari kehidupan tersebut.
2. Menurut Prof. Nasroen, definisi sebuah negara adalah sebuah bentuk pergaulan
hidup. Oleh karena itu, sebuah negara harus ditinjau secara sosiologis agar dapat
dijelaskan serta dipahami.
3. Menurut Prof. Dr. Djokosoetono, SH. yang mendefinisikan sebuah negara
sebagai organisasi manusia maupun kumpulan individu yang berada di bawah
sebuah pemerintahan yang sama.
4. Menurut Prof. Farid S., negara merupakan sebuah wilayah merdeka yang sudah
mendapatkan pengakuan dari negara lain serta memiliki sebuah kedaulatan.
5. Menurut G. Pringgodigdo, SH. yang mendefinisikan negara sebagai sebuah
organisasi kekuasaan maupun organisasi kewibawaan yang harus persyaratan
berupa berbagai unsur tertentu.
6. Menurut Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH., negara merupakan sebuah organisasi
yang berada di atas kelompok maupun beberapa kelompok individu yang
mendiami suatu wilayah atau teritori tertentu bersama dan mengakui adanya
sebuah pemerintahan yang bertugas untuk mengurus tata tertib serta keselamatan
sebuah kelompok maupun beberapa kelompok individu yang ada.
7. Pengertian negara menurut Gettel, negara merupakan sebuah komunitas berbagai
oknum yang secara permanen mendiami suatu wilayah tertentu, menuntut secara
sah akan kemerdekaan diri dari pihak luar serta memiliki sebuah organisasi
4
pemerintah serta hukum yang berjalan secara menyeluruh di dalam sebuah
lingkungan.
8. Dalam An Introduction to Politics (1951), Roger H. Soltau mengemukakan
definisi negara adalah sebuah agen maupun kewenangan yang mengatur maupun
mengendalikan segala persoalan bersama atas nama masyarakat di dalamnya.
9. Menurut Harold J. Laski dalam The State in Theory and Practice (1947), definisi
negara merupakan sebuah masyarakat yang diintegrasikan karena memiliki
wewenang yang sifatnya memaksa.
10. Dalam Dasar-dasar Ilmu Politik (2007), ahli ilmu politik yaitu Miriam Budiardjo
mengemukakan rangkuman definisi dari sebuah negara menjadi, negara
merupakan sebuah daerah teritorial yang rakyat di dalamnya diperintah oleh
sejumlah pejabat yang berhasil menuntut dari warga negara di dalam suatu
wilayah ketaatan pada peraturan mengenai undang-undang melalui kontrol
monopolistis terhadap kekuasaan yang sah.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata negara dapat diartikan
kedalam dua hal. Yang pertama, negara adalah sebuah organisasi yang berapa pada
suatu wilayah dan memiliki kekuasaan tertinggi secara sah serta ditaati oleh masyarakat
di dalamnya.
Yang kedua, sebuah negara dapat disimpulkan sebagai kelompok sosial yang
mendiami sebuah wilayah maupun daerah tertentu yang berada di bawah lembaga
politik maupun pemerintah yang efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat yang
memiliki tujuan nasional yang ingin dicapai oleh suatu wilayah tersebut.
Selain itu, menurut Muh Nur El Ibrahimi mengenai pengertian negara terbagi
menjadi tiga, yang dikutip dari buku “Bentuk Negara dan Pemerintahan RI”, terdiri
dari:
1. Sebuah bentuk organisasi yang ada pada baik satu kelompok maupun beberapa
kelompok individu yang tinggal bersama atau mendiami suatu wilayah tertentu.
Selain itu, mereka juga mengakui adanya suatu pemerintahan di dalam sebuah
negara yang bertugas untuk mengurus tata tertib serta keselamatan sekelompok
maupun beberapa kelompok individu yang ada.
2. Sebuah perserikatan yang menjalankan sebuah pemerintahan melalui hukum
yang sifatnya mengikat masyarakat yang ada di dalamnya melalui kekuasaan
untuk memaksa para masyarakat yang ada di dalam suatu wilayah tertentu serta

5
membedakannya dengan kondisi masyarakat yang berada di luar wilayah
tersebut untuk menciptakan ketertiban sosial.
3. Sebuah asosiasi yang melaksanakan penertiban di dalam sebuah kelompok
masyarakat maupun wilayah tertentu yang berdasarkan dengan sistem hukum
yang sudah disahkan dan diselenggarakan oleh sistem pemerintah yang ada.

2.2 Persatuan dan Kesatuan

Persatuan dan kesatuan bangsa memiliki konsep-konsep yang harus dipahami


sebelum memahami maknanya. Konsep-konsep dasar dari persatuan dan kesatuan yaitu;
persatuan, kesatuan, bangsa, integrasi, nasionalisme dan patriotisme.
Secara sederhana, persatuan memiliki arti gabungan, ikatan, dan kumpulan dari
beberapa bagian menjadi satu kesatuan utuh. Dengan kata lain, persatuan adalah
menyatukan bermacam-macam corak ke dalam sebuah wadah sehingga menjadi satu.
Bersatunya bangsa Indonesia didorong oleh kemauan yang sadar untuk mencapai
kehidupan bangsa yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur. Maka dari itu, kita harus
terus membina persatuan bangsa.
Dalam persatuan dan kesatuan bangsa, kita harus senantiasanya menyatu.
Sejarah mengajarkan betapa pentingnya persatuan dan kesatuan. Dulu, penjajah berhasil
menjajah Indonesia sampai beratus-ratus tahun. Hal itu karena kita, bangsa Indonesia
belum mampu untuk bersatu, masyarakat belum memahami persatuan dan kesatuan
bangsa. Kelalaian ini tentunya dimanfaatkan oleh penjajah untuk terus memecah belah
Indonesia.
Konsep kesatuan bangsa Indonesia meliputi kesatuan wilayah dan sosial.
Kesatuan wilayah bangsa Indonesia meliputi kesatuan darat, laut dan udara.
Berdasarkan konsep wawasan nusantara sebagai politik kewilayahan, negara Indonesia
merupakan negara kepulauan, negara yang sebagian besar lautan dan dikelilingi oleh
pulau-pulau besar dan kecil. Wilayah perairan menjadi wilayah pokok, bukan hanya
wilayah pelengkap. Laut menjadi bagian yang menyatu dengan daratan, bukan sebagai
pemisah antara pulau yang satu dan yang lainnya.
Kesatuan bangsa dalam aspek sosial terwujud dalam beberapa aspek kehidupan,
yaitu kesatuan politik, ekonomi, dan sosial budaya. Perwujudan konsep kesatuan bangsa
dalam kesatuan politik berarti mengakui bahwa keutuhan wilayah nasional dan segala
kekayaannya adalah satu kesatuan wilayah, satu kesatuan seluruh bangsa yang menjadi
milik bersama. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, bahasa, dan
memeluk berbagai agama merupakan kesatuan bangsa yang bulat.
6
Kesatuan dalam bidang politik berarti secara psikologis bangsa Indonesia harus
merasa senasib sepenanggungan dan mempunyai tekad yaitu mewujudkan cita-cita
bangsa Indonesia. Selain itu, mengakui bahwa Pancasila adalah falsafah dan ideologi
yang menjadi landasan dan pembimbing bangsa untuk mencapai tujuannya. Memahami
bahwa bangsa Indonesia harus hidup berdampingan dengan rukun bersama negara lain
dan ikut serta dalam menertibkan dunia.
Dalam kesatuan ekonomi, perwujudan dimulai dari mengakui bahwa kekayaan
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan modal dan milik bersama dan juga
keperluan kehidupan masyarakat sehari-hari harus tersedia secara merata dari Sabang
sampai Merauke. Tingkat perkembangan ekonomi harus seimbang di seluruh daerah
Indonesia, tanpa menghapus ciri khas yang dimiliki oleh masing-masing daerah di
Indonesia. Kehidupan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan
yang dikerjakan bersama-sama berdasarkan asas kekeluargaan.
Perwujudan satu kesatuan sosial budaya meliputi masyarakat Indonesia yang
beragam adalah satu, memiliki kehidupan yang serasi, seimbang dan selaras. Dua,
budaya Indonesia adalah satu kesatuan, meskipun corak budaya yang ada sangat
beragam. Keberagaman budaya ini merupakan kekayaan yang menjadi milik bersama
dan menjadi landasan pengembangan bangsa yang bisa dinikmati hasilnya oleh
masyarakat Indonesia.

2.3 Negara Kesatuan

Negara kesatuan atau unitary state adalah salah satu bentuk negara yang
kekuasaan tertingginya ada di tangan pemerintah pusat. Secara hirarki, negara kesatuan
adalah bentuk negara yang bersusun tunggal. Hal tersebut berarti tidak ada negara di
dalam sebuah negara yang berbentuk kesatuan. Berikut adalah pengertian negara
kesatuan menurut beberapa ahli:
1. CF Strong
Negara kesatuan adalah bentuk negara dimana wewenang legislatif
tertinggi dipusatkan dalam suatu badan legislatif nasional. Kekuasaan negara
dipegang oleh pemerintah pusat. Pemerintah pusat dapat menyerahkan
sebagian kekuasaannya kepada daerah berdasarkan hak otonomi, tetapi pada
tahap terakhir kekuasaan tetap berada di tangan pemerintah pusat. Sehingga
hakikat negara kesatuan adalah kedaulatannya yang tidak terbagi.
2. Cohen dan Peterson

7
Negara kesatuan adalah bentuk negara dimana pemerintah pusat sebagai
pemegang kendali yang menjalankan kedaulatan tertinggi suatu negara.
Mencegah kesewenang-wenangan, pemerintah pusat diawasi sekaligus dibatasi
dengan undang-undang.
3. Abu Daud Busroh dan Soehino
Negara kesatuan ialah bentuk negara yang sifatnya tunggal. Artinya,
hanya terdiri dari satu negara saja dan tidak tersusun dari beberapa negara.
Tidak ada negara dalam negara, seperti pada bentuk negara federal.
4. E Utrecht
Negara kesatuan adalah negara yang tidak terdiri atas beberapa daerah
atau negara bagian yang berdaulat. Dengan demikian, negara kesatuan selalu
bersusunan tunggal.
5. Moh Kusnardi dan Harmaily Ibrahim
Negara Kesatuan ialah bentuk negara yang tersusun atas satu negara
saja, dimana tidak mengenal adanya negara di dalam negara seperti pada
negara federal.
6. Fred Isjwara
Negara kesatuan adalah bentuk negara yang kewenangan legislatif
tertingginya ada di satu badan legislatif pusat. Bentuk negara paling kokoh
dibandingkan dengan negara federasi dan konfederasi. Tergolong bentuk
negara paling kokoh karena dalam negara kesatuan terdapat persatuan
sekaligus kesatuan.
7. CST Kansil
Negara kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka dan berdaulat
dimana keseluruhan negara dikuasai hanya oleh satu pemerintah pusat saja.
Pemerintah pusat juga berwenang mengatur seluruh daerah.

Negara kesatuan ini kerap disebut dengan istilah negara unitarian. Dimana
pemerintah pusat menjadi pemegang kekuasaan tertinggi dalam bentuk kesatuan.
Sedangkan pemerintah daerah hanya akan menjalankan instruksi dari pusat saja.
Dalam negara kesatuan ini, mereka juga dapat menerapkan sistem sentralisasi atau
sistem desentralisasi. Di dalam sistem sentralisasi, pemerintah pusat bertanggung
jawab untuk mengurus semua permasalahan dalam negeri di semua daerah tanpa
terkecuali. Dengan begitu, pemerintah daerah hanya perlu menjalankan instruksi dan
perintah yang berasal dari pemerintah pusat saja. Sementara itu, pada sistem

8
desentralisasi, pemerintah pusat akan memberikan hak serta kewenangan pada setiap
daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya sendiri. Pemberian hak pada setiap
daerah ini kita kenal dengan sebutan otonomi daerah. Sehingga setiap pemerintah
daerah harus mengurus urusan di daerahnya masing-masing.
2.4 Republik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, republik adalah bentuk pemerintahan


yang berkedaulatan rakyat dan dikepalai oleh seorang presiden. Kata republik sendiri
berasal dari bahasa Latin, yaitu res publica, yang artinya adalah urusan publik,
atau public affair dalam bahasa Inggris. Bentuk pemerintahan republik berasal dari
rakyat, dan dipimpin oleh seorang presiden yang telah terpilih untuk masa jabatan
tertentu.
Indonesia menjadi salah satu negara yang menganut bentuk pemerintahan
republik ini. Hal ini berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah
negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu, disimpulkan bahwa
bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah
republik. Bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu
bentuk republik absolut, republik konstitusional, dan republik parlementer.
1. Republik Absolut
Dilansir dari laman pemerintah.net, bentuk pemerintahan republik
absolut pemerintahan memiliki sistem diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan.
Pemimpin dalam bentuk pemerintahan republik ini mengabaikan konstitusi dan
untuk melegitimasi kekuasaannya, mereka menggunakan partai politik. Dalam
pemerintahan tetap ada parlemen, namun tidak berfungsi.
2. Republik Konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, yang dianut oleh Indonesia, kepala
negara dan kepala pemerintahan dipegang oleh seorang presiden. Namun,
kekuasaan yang dimiliki presiden tetap dibatasi oleh konstitusi. Selain itu,
parlemen berperan sebagai pengawas yang efektif.
3. Republik Parlementer
Dalam bentuk pemerintahan republik parlementer, presiden hanya
berperan sebagai kepala negara, tapi, presiden tidak dapat diganggu-gugat.
Sedangkan kepala pemerintahannya sendiri dipegang oleh perdana menteri yang
bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem republik ini kekuasaan
legislatif memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.

9
Dari tiga bentuk pemerintahan republik, yaitu bentuk republik absolut, republik
konstitusional, dan republik parlementer. Indonesia sendiri adalah negara yang
menerapkan bentuk pemerintahan republik konstitusional. 

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Makna NKRI dalam 4 Pilar Kebangsaan

Empat pilar kebangsaan adalah tiang penyangga yang kokoh (soko guru) agar
rakyat Indonesia merasa nyaman, aman, tenteram dan sejahtera serta terhindar dari
berbagai macam gangguan dan bencana. Pilar adalah tiang penyangga suatu bangunan
agar bisa berdiri secara kokoh. Bila tiang rapuh maka bangunan akan mudah roboh.
Empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara adalah kumpulan nilai-nilai luhur yang
harus dipahami seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam kehidupan
ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil, makmur, sejahtera dan
bermartabat.
Empat pilar kebangsaan tidak memiliki kedudukan sederajat. Setiap pilar
memiliki tingkat, fungsi dan konteks yang berbeda. Empat pilar tersebut merupakan
prasyarat minimal bagi bangsa Indonesia untuk berdiri kukuh dan meraih kemajuan
berlandaskan karakter kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Setiap warga negara
Indonesia harus memiliki keyakinan bahwa empat pilar kebangsaan adalah prinsip
moral keIndonesiaan yang memandu tecapainya kehidupan bangsa yang merdeka,
bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Konsep empat pilar kehidupan berbangsa dan
bernegara terdiri dari: Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
NKRI termasuk ke dalam 4 pilar kebangsaan. Dalam Pasal 1 ayat 1 UUD 1945
disebutkan negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk republik. Dalam
pembangunan karakter bangsa dibutuhkan komitmen terhadap NKRI. Karakter yang
dibangun pada manusia dan bangsa Indonesia dalah karakter yang memperkuat dan
memperkukuh komitmen terhadap NKRI. Bukan karakter yang berkembang secara
tidak terkendali, apalagi menggoyahkan NKRI. Maka rasa cinta terhadap tanah air perlu
dikembangkan dalam pembangunan karakter bangsa. Pembangunan karakter bangsa
melalui pengembangan sikap demokratis dan menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia.
Pembangunan karakter harus diletakkan dalam bingkai menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan bangsa, bukan memecah belah NKRI.
10
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan dan perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia. Makna Indonesia sebagai kesatuan dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Wilayah Indonesia merupakan satu tempat untuk hidup dan milik seluruh
bangsa Indonesia.
2. Wilayah Indonesia merupakan satu kesatuan hukum yang mengabdi pada
kepentingan nasional.
3. Bangsa Indonesia mempunyai rasa senasib dan sepenanggungan serta
mempunyai tekad yang sama untuk mencapai cita-cita bangsa.
4. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri atas berbagai suku,
bahasa, dan kebudayaan.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia meliputi seluruh tanah air
Indonesia, yang memilki wilayah negara yang sangat luas. sebagai calon guru SD/MI
kita bisa menerapkan cara menghayati wilayah negara Indonesia dengan menyanyikan
lagu “Dari Sabang Sampai Merauke”, dari lagu tersebut kita dapat mengetahui bahwa
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kepulauan. Negara kepulauan
terdiri dari gugusan atau rangkaian keulauan. Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia membentang dari sabang di Provinsi Aceh Darussalam sampai ke ujung
timur, yakni Merauke di Provinnsi Papua. Sebagai negara kepulauan, hampir-hampir
dua pertiga bagian wilayah Indonesia adalah wilayah laut, wilayah laut bukan sebagai
pemisah, tetapi sebagai penghubung atau menyatukan wilayah daratan. Wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah satu kesatuan antar wilayah darat, wilayah laut,
dan wilayah ruang angkasa.

3.2 Ciri – Ciri Negara Kesatuan

Negara kesatuan atau unitary state adalah salah satu bentuk negara yang
kekuasaan tertingginya ada di tangan pemerintah pusat. Secara hirarki, negara kesatuan
adalah bentuk negara yang bersusun tunggal. Hal tersebut berarti tidak ada negara di
dalam sebuah negara yang berbentuk kesatuan. Ciri-ciri negara kesatuan adalah:
1. Terdiri dari Satu Kepala Negara

11
Ciri negara kesatuan yang pertama yaitu hanya terdiri dari satu kepala
negara. Itu artinya, di dalam sebuah negara kesatuan, mereka hanya akan
dipimpin oleh seorang kepala negara. Biasanya kepala negara tersebut berupa
presiden atau perdana menteri yang menyelenggarakan pemerintahan pusat.

2. Terdiri dari Satu Dewan Menteri dan Dewan Perwakilan Rakyat


Kemudian ciri negara kesatuan berikutnya adalah hanya terdiri dari
dewan menteri atau kabinet dan dewan perwakilan rakyat atau parlemen. Tak
ada lagi susunan kabinet ataupun parlemen yang bertumpuk, sebab hanya ada
satu dewan menteri dan juga DPR yang ada di tingkat pusat.
3. Terdiri dari Satu Konstitusi Undang-Undang
Di dalam negara kesatuan, hanya mempunyai satu undang-undang dasar
sebagai konstitusi dasar negara tersebut secara nasional. Hal tersebut sangat
berbeda dengan negara serikat yang mana setiap negara bagian dapat memiliki
undang-undangnya masing-masing yang berbeda, bergantung dengan
pemerintahan yang ada di setiap negara bagian.
4. Wewenang Tertinggi Berada di Tangan Pemerintah Pusat
Kekuasaan pemerintah dapat diselenggarakan dan dikendalikan oleh
pemerintah pusat. Dimana pemerintah daerah hanya akan melaksanakan semua
kebijakan dan ketentuan dari pemerintah pusat. Selain itu, bisa pula pemerintah
pusat memberikan hak otonomi daerah kepada masing-masing pemerintah
daerah. Akan tetapi, kewenangan tertinggi tetap ada di tangan pemerintah pusat.
5. Kedaulatan Negara Mencakup Kedaulatan ke Dalam dan ke Luar
Kedaulatan negara yang ada di dalam negara kesatuan mencakup
kedaulatan ke dalam dan juga kedaulatan ke luar. Hal tersebut juga sudah
ditandatangani oleh pemerintah pusat, yang mana artinya pemerintah pusat
memegang kedaulatan ke dalam dan juga ke luar dalam sebuah negara.
6. Dapat Menganut Sistem Sentralisasi dan Desentralisasi
Sistem yang ada di dalam negara kesatuan dapat berupa sistem
sentralisasi dan sistem desentralisasi. Pada sistem sentralisasi, segala persoalan
dan permasalahan akan diatur langsung oleh pemerintah pusat. Sementara untuk
sistem desentralisasi, pemerintah pusat akan memberikan kewenangan untuk
setiap daerah untuk mengurus urusan rumah tangganya masing-masing.
7. Menggunakan Satu Kebijakan Secara Nasional

12
Di dalam negara kesatuan, pemerintah pusat hanya akan menggunakan
satu kebijakan untuk mengatasi berbagai persoalan yang dihadapi dalam lingkup
nasional. Misalnya saja seperti masalah ekonomi, politik, sosial budaya, dan
keamanan serta pertahanan.

8. Tidak Ada Negara di Dalam Negara


Ciri negara kesatuan selanjutnya yaitu tidak ada negara dalam negara.
Itu artinya, hanya ada satu negara yang bebas dan berdaulat yang mencakup
semua wilayah dan juga daerah yang ada di negara tersebut. Hal tersebut sangat
berbeda dengan negara serikat yang mempunyai beberapa negara bagian di
dalam satu negara tersebut.

3.3 Sistem Pemerintahan Negara Berbentuk Republik

Pemerintahan republik adalah bentuk pemerintahan yang berasal dan dipilih


dari rakyat dan dipimpin atau dikepalai oleh seorang presiden untuk masa jabatan
tertentu.  Terdapat tiga bentuk pemerintahan republik, yaitu bentuk republik absolut,
republik konstitusional, dan republik parlementer. Indonesia sendiri adalah negara yang
menerapkan bentuk pemerintahan republik konstitusional. Dalam sistem republik
konstitusional, yang dianut oleh Indonesia, kepala negara dan kepala pemerintahan
dipegang oleh seorang presiden. Namun, kekuasaan yang dimiliki presiden tetap
dibatasi oleh konstitusi. Selain itu, parlemen berperan sebagai pengawas yang efektif.
Ciri-ciri pemerintahan republik, yakni:  adanya satu pemerintahan pusat yang
memegang seluruh kekuasaan pemerintah, adanya satu konstitusi yang berlaku di
seluruh wilayah negara, dan adanya seorang kepala negara atau kepala pemerintahan
untuk seluruh rakyat.
Negara berbentuk republik konstitusional adalah sebuah negara di mana kepala
negara dan kepala pemerintahan dipegang oleh presiden, tetapi kekuasaan presiden
dibatasi oleh konstitusi. Secara konstitusional, Indonesia merupakan negara kesatuan
berbentuk republik sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-undang Dasar atau
UUD 1945 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi "Negara Indonesia adalah negara kesatuan
yang berbentuk republik". Terdapat sejumlah alasan mengapa Indonesia menganut
bentuk negara republik, khususnya republik konstitusional.
1. Republik identik dengan kedaulatan rakyat

13
Alasan yang mendasari indonesia memilih bentuk pemerintahan
republik konstitusional adalah bentuk negara kesatuan republik mengandung isi
pokok pikiran kedaulatan rakyat. Bentuk republik identik dengan kedaulatan
rakyat berarti memiliki dasar yang teguh untuk menyusun sistem pemerintahan
berdasarkan pertanggungjawaban yang luas dan kekal. Kedaulatan rakyat
adalah pemerintahan rakyat yang dijalankan menurut peraturan yang telah
dimufakati dengan bermusyawarah. Negara republik diharapkan dapat
mewujudkan persamaan kedudukan bagi setiap warga negara, terpenuhinya
hak-hak sosial, ekonomi, dan politik warga negara, serta mengaktifkan peran
warga negara dalam menjaga kedaulatan negara.
2. Bentuk monarki tidak ideal diterapkan di Indonesia
Bentuk monarki adalah bentuk kekuasaan atas orang banyak yang
dilakukan oleh satu orang yaitu raja atau oligarki. Mohammad Hatta
berpendapat bahwa bentuk pemerintahan monarki bukan bentuk pemerintahan
yang ideal untuk diterapkan di Indonesia. Hal itu dikarenakan pemerintahan
negara yang berdasarkan kedaulatan perseorangan tidak dapat menanamkan
sendi yang kuat dan kekal terhadap kedudukan negara. Pada hakikatnya,
bentuk pemerintahan yang didasarkan pada kedaulatan rakyat lebih tangguh
karena dijunjung oleh tanggung jawab bersama.
3. Unitarisme merupakan cita-cita gerakan kemerdekaan
Mohammad Yamin mengemukakan alasan yang mendukung Indonesia
memilih bentuk republik. Salah satunya adalah unitarisme atau keinginan
membentuk negara kesatuan sudah menjadi cita-cita gerakan kemerdekaan
sejak awal. Sehingga tidak akan memberi tempat untuk provinsialisme.
Unitarisme juga mencegah adanya tenaga di daerah untuk membentuk negara
federal. Selain itu, dari sudut pandang geopolitik, dunia internasional akan
melihat Indonesia kuat apabila berbentuk negara kesatuan.
4. Indonesia menolak bentuk federal
Indonesia pernah menganut bentuk federal pada masa kekuasaan
Belanda. saat itu Indonesia terbagi kekuasaannya menurut daerah-daerah.
Indonesia tidak menyetujui bentuk negara federal karena ingin bersatu sebagai
negara kesatuan. Tiga faktor yang menyebabkan Indonesia tidak memilih
bentuk federal adalah:
a. Belanda yang menerapkan sistem pemerintahan federal menganut.
kapitalisme. Pemuda Indonesia pada masa itu melihat hal tersebut
14
sebagai hal yang tidak sepatutnya ditiru. Hal ini dikarenakan
kapitalisme melahirkan kelas borjuis dari penjajah dan kelas proletar
dari pihal terjajah.
b. Federalisme Belanda memperlakukan masyarakat pribumi dengan
perlakuan yang tidak semestinya, sehingga para pendiri negara atau
founding fathers menerapkan sistem republik yang membuat
masyarakat memiliki kewenangan dalam sistem pemerintahan
c. Pemerintahan yang bersifat unitarisme sangat mudah diaplikasikan di
Indonesia karena memiliki struktur dasar yang sudah ada sejak dahulu.

3.4 Kelebihan Dan Kekurangan Bentuk Negara Kesatuan


Bentuk negara kesatuan adalah bentuk pemerintahan yang paling umum di dunia.
Di dalam negara kesatuan, terkandung unsur union (persatuan) dan unity (kesatuan)
sekaligus. Hal tersebut dikarenakan negara kesatuan merupakan negara tunggal yang
terpisah-pisah sebagaimana negara federasi. Maka dari itu, tidak mengherankan jika
negara kesatuan memiliki bentuk yang sangat kokoh. Berikut adalah kelebihan dari
negara kesatuan:
1. Aturan yang sama seluruh negara.
Kelebihan negara kesatuan yang pertama adalah terciptanya aturan yang
sama untuk seluruh warga negara di setiap daerah yang ada di negara tersebut.
Dengan demikian, hukum yang ditegakkan lebih adil untuk semua pihak. Tidak
hanya itu, aturan yang sama dapat meningkatkan persatuan dan kesatuan di
antara warga negara.
2. Struktur negara yang lebih bersifat sederhana dibandingkan bentuk negara
lainnya.
Bentuk negara kesatuan dapat memerintah seluruh negara dari satu lokasi
dengan jumlah minimal pejabatnya. Struktur negara kesatuan yang lebih kecil
memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan rakyat tanpa melibatkan tenaga
kerja yang besar.
3. Pengambilan keputusan yang lebih cepat.
Kelebihan negara kesatuan yang kedua adalah pengambilan keputusan
yang lebih cepat. Hal ini disebabkan tidak ada wilayah yang memiliki
kebebasan mutlak untuk menentukan kebijakannya. Apabila negara berada
dalam kondisi yang darurat, pemerintah pusat memiliki wewenang untuk
melakukan intervensi demi penyelamatan negara.

15
4. Tanggung jawab ada di Pemerintah Pusat.
Pemerintah pusat memiliki tanggung jawab penuh terhadap pembangunan
yang ada di seluruh negeri. Keberagaman negara akan suku, ras, agama, dan
golongan lebih mudah untuk menyatu karena saling bekerja untuk memajukan
negara tunggal. Tidak ada sekat antar warga negara karena tidak terpisah oleh
federasi dengan negara-negara bagian.

5. Pemerintah lebih bisa mengontrol kebijakan.


Karena memiliki aturan yang sama di seluruh negeri, maka pemerintah
lebih bisa mengontrol kebijakan.
6. Menghemat anggaran.
Pemerintah pusat dapat menghemat dana karena masing-masing daerah
memiliki APBD. Hal tersebut menjadikan tanggung jawab pemerintah pusat
akan pendanaan lebih ringan.
7. Dapat menyatukan banyak elemen.
Meskipun tidak ada sekat antara daerah, selain otonomi daerah, bukan
berarti semua perbedaan yang terdapat di negara kesatuan menjadi hilang.
Indonesia dengan budaya dan nilai-nilai yang selama ini dijunjung merupakan
contoh yang baik sebagai negara kesatuan. Bentuk negara kesatuan lebih
memudahkan perbedaan tersebut untuk menyatu. Hal ini disebabkan karena
adanya aturan yang sama, nilai yang sama, hukum yang sama, hak dan
kewajiban sebagai warga negara yang sama.
8. Pemerintah siap sedia menyiapkan tenaga ahli ketika negara sedang
membutuhkan atau kekurangan.
9. Unitarisme juga relatif berjalan dengan stabil.
10. Mengurangi adanya sikap separatisme karena pemerintah yang menangani
langsung.
11. Adanya kemungkinan terjadi pemerataan dalam berbagai bidang yang terdapat
di seluruh wilayah.
12. Koordinasi pemerintah pusat dan kepala daerah berada dalam satu intruksi
sehingga akan memudahkan dalam penyelesaian masalah daerah.
13. Meminimalisir adanya konflik masyarakat yang berkaitan dengan pemilihan
pejabat.
14. Negara memiliki tokoh-tokoh nasional yang berkualitas karena adanya seleksi
nasional.
16
15. Negara dapat mengendalikan terjadinya korupsi pada suatu daerah karena
daerah tidak bersifat otonom.
Setiap keunggulan pasti ada kelemahan, adapun kekurangan yang dimiliki oleh
negara unitarisme yaitu:
1. Bisa kekurangan infrastruktur.
Meskipun negara kesatuan dapat membuat keputusan dengan cepat,
bentuk negara ini terkadang kekurangan infrastruktur fisik yang diperlukan
untuk mengimplementasikan keputusan mereka. Dalam keadaan darurat
nasional, seperti bencana alam, ketiadaan infrastruktur dapat membahayakan
masyarakat.
2. Berpotensi mengabaikan kebutuhan local.
Karena bisa lambat dalam mengembangkan sumber daya yang dibutuhkan
untuk menanggapi situasi yang muncul, negara kesatuan cenderung berfokus
pada urusan luar negeri sambil menjaga kebutuhan dalam negeri sebagai
prioritas utama.
3. Berpotensi memunculkan penyalahgunaan kekuasaan.
Di negara kesatuan, satu orang atau badan legislatif memegang banyak
kekuasaan pemerintah. Sejarah telah menunjukkan bahwa kekuasaan, ketika
ditempatkan di tangan yang terlalu sedikit, mudah disalahgunakan.
4. Kurangnya perhatian lebih pada suatu daerah atau kurang menonjolnya suatu
daerah tertentu dikarenakan negara hanya mengutamakan kesatuan.
5. Daerah tidak memiliki banyak wewenang untuk berbuat sesuatu karena
pemerintah pusat membatasi wewenangnya.
6. Pemerataan tidak terjadi ketika negara salah dalam berimplementasi hal ini
juga akan mengakibatkan kualitas pemimpin negara menjadi buruk.

3.5 Perkembangan Sistem Pemerintahan Indonesia


Perkembangan ketatanegaraan Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa
periode, sejak masa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 sampai sekarang.
Walaupun sebenarnya tonggak ketatanegaraan Indonesia telah ada jauh sebelum
proklamasi. Pada waktu awal kemerdekaan Indonesia menganut sistem pemerintahan
presidensial. Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 dimana Presiden memiliki
kekuasaan tertinggi dan dibantu oleh menteri-menteri sebagai pembantu presiden yang
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dan bertanggung jawab langsung kepada
Presiden. Pada tanggal 12 September 1945 dibentuklah Kabinet Presidensial (Kabinet
17
RI I) dengan 12 departemen dan 4 menteri negara. Selain itu wilayah Indonesia yang
begitu luas dibagi menjadi 8 provinsi dan 2 daerah istimewa yang masing-masing
wilayah dipimpin oleh gubernur.
Sistem Presidensial pernah berganti Sistem Parlementer, dengan kepala
pemerintahan dipimpin oleh Perdana Menteri. Perdana Menteri pertama Indonesia
adalah Sutan Syahrir. Berubahnya sistem pemerintahan di Indonesia pada saat itu
adalah pengaruh kuat dari kaum sosialis (KNIP). Selain itu Indonesia pada awal
kemerdekaan juga masih belajar tentang bagaimana menjalankan pemerintahan. Dengan
sistem parlementer ini maka di Indonesia saat itu memiliki DPR yang anggotanya
dipilih oleh rakyat. Sistem ini juga memungkinkan adanya banyak partai. Maksud dari
sistem ini adalah untuk membatasi kewenangan presiden. Jika pada sistem presidensial
kabinet bertanggung jawab kepada presiden maka sistem parlementer, Presiden
bertanggung jawab kepada parlemen/DPR.
Karena sering mengalami kegagalan kabinet dan banyak menimbulkan
gerakan-gerakan pemberontakan yang menyebabkan stabilitas negara terganggu,
Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit pada 5 Juli 1959 yang isinya antara lain
mengembalikan konstitusi ke UUD 1945 dan bentuk pemerintahan kembali ke sistem
presidensial. Berikut merupakan penjelasan sistem dan bentuk pemerintahan Indonesia
dari tahun ke tahun.
1) Sistem Pemerintahan Indonesia Pasca Kemerdekaan

: 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949


Lama periode
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden dan Wakil Presiden : Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta

Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Sistem pemerintahan


yang digunakan usai kemerdekaan adalah sistem presidensial. Presiden Indonesia
pertama adalah Soekarno, sedangkan wakil presidennya adalah Mohammad Hatta.
Konstitusi yang digunakan adalah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang
disahkan sebagai konstitusi tertulis pada 18 Agustus 1945. Setelah dicetuskannya
Maklumat Wakil Presiden No. X pada tanggal 16 November 1945, terjadi
pembagian kekuasaan dalam dua badan. Kekuasaan legislatif dijalankan oleh

18
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). Sementara kekuasaan-kekuasaan lainnya
masih tetap dipegang oleh presiden.
Tanggal 14 November 1945 dibentuk Kabinet Semi-Presidensiel atau Semi-
Parlementer yang pertama, sehingga peristiwa ini merupakan perubahan sistem
pemerintahan dari presidensil menjadi parlementer agar dianggap lebih demokratis.
Kekuasaan eksekutif yang semula menjadi tugas presiden beralih ke tangan menteri
sebagai konsekuensi dari dibentuknya sistem pemerintahan parlementer.
2) Sistem Pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS)

: 27 Desember 1949 – 15 Agustus 1950


Lama periode
Bentuk Negara : Serikat (federasi)
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Parlementer Semu (Quasi Parlementer)
Konstitusi : Konstitusi RIS
Presiden RIS : Ir. Soekarno
Pemangku Sementara Jabatan
Presiden : Mr. Asaat

Pada saat itu Belanda masih ingin menjajah bangsa Indonesia dan merebut
kemerdekaan bangsa kita, dan di bangsa kita terjadi agresi militer yang dilakukan
oleh Belanda sebanyak 2 kali. Pada agresi militer 2, PBB (Perserikatan Bangsa
Bangsa) memaksa pihak-pihak yang masih bertikai untuk menyelesaikan
permasalahan melalui jalur musyawarah (perundingan).
Sehingga pada tanggal 23 Agustus sampai dengan 2 September 1949
diadakan KMB (Konferensi Meja Bundar atau KMB. KMB ini diadakan di Den
Haag yang mana dalam konferensi ini dihadiri oleh orang-orang besar yang berasal
dari Indonesia, Bijeenkomst Voor Federal Overleg (BFO), dan UNCI. Dalam
perundingan ini didapat beberapa keputusan yaitu:
a. Mendirikan negara Republik Indonesia Serikat disingkat dengan RIS
b. Penyerahan kedaulatan kepada RIS
c. Didirikan uni antara RIS dengan kerajaan belanda
Selain menghasilkan 3 keputusan diatas, KMB di Den Haag ini sekaligus
juga menyusun Rancangan Undang Undang Dasar negara Republik Indonesia
serikat oleh wakil Republik Indonesia dan BFO. RUUD tersebut diterima oleh
kedua belah pihak dan sudah ditandatangi pada tanggal 14 Desember 1949

19
sehingga pada tanggal 27 Desember 1949 RUUD ini mulai berlaku dan ditetapkan
menjadi Konsttusi Republik Indonesia Serikat atau yang biasa disebut dengan
Konstitusi RIS.
Menurut Konstitusi RIS ini bentuk negara Indonesia adalah Federasi/
Serikat, kemudian bentuk dan sistem pemerintahannya adalah republik dan
parlementer. Mulai bulan januari tahun 1950 ada siati geralam daro lai imotaros di
beberapa negara bagian dam daerah daerah di Indonesia. Mereka menutut
pemerintah merubah bentuk negara kita dari serikat menjadi kesatuan. Karena
adanya tuntutan tersebut, pada bulan Mei 1950 negara kita hanya tinggal 3 negara
bagian, ketiga negara bagian tersebut adalah:
a. Republik Indonesia
b. Negara Indonesia Timur
c. Negara Sumatera Timur
Dengan adanya pergerakan unitaris yang sangat cepat perkembangannya,
membuat harus mengadakan perundingan-perundingan. Hasilnya adalah Piagam
Persetujuan RIS – RI, 19 Mei 1950. Dalam pendahuluan piagam persetujuan
tersebut disepakati untuk secepat mungkin melaksanakan negara kesatuan sebagai
jelmaan dari RI berdasarkan 17 Agustus 1945. Berdasarkan Piagam Persetujuan 19
Mei 1950 emudian terbentuklah Panitia Bersama RIS – RI yang berguna dalam
menyusun RUUD Sementara Negara kesatuan. Pada tanggal 30 Juni `950 hasil
pekerjaan mereka disepakati oleh Republik Indonesia Serikat dan RI. Tanggal 14
Agustus, parlemen RIS menerima RUUDS dengan bak.
Pada tanggal 15 Agustus 1945, RUUDS ini mendapatkan persetujuan dan
telah ditandatangani oleh Presiden dan Menteri Kehakiman RIS dan diundang
sebagai UUDS RI. UUDS RI ini mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950.
Menurut UUD Sementara 1950 bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, dengan
sistem desentralisasi, bentuk republik Indonesia adalah Republik dan sistem
pemerintahannya adalah parlementer.
3) Sistem Pemerintahan Pasca RIS

: 15 Agustus 1950 – 5 Juli 1959


Lama periode
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Parlementer
Konstitusi : UUDS 1950

20
Presiden dan Wakil Presiden : Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta

Berdasarkan Undang Undang Dasar Sementara 1950, Indonesia


menggunakan sistem parlementer. Pada sistem ini presiden adalah kepala negara
dan yang menjadi kepala pemerintahannya adalah perdana menteri. Namun,
walaupun presiden hanya sebagai kepala negara saja, ia tidak dapat diganggu gugat
dalam hal pemerintahan. Perdana menteri sebagai kepala pemerintahan bersama
para menteri bertugas untuk menjalankan pemerintahan. Perdana menteri dan para
menteri tidak bertanggung jawab kepada presiden, melainkan kepada parlemen.
Menurut UUDS ini alat perlengkapan negara Indonesia terdiri dari:
a. Presiden dan Wakil Presiden
b. Menteri-menteri
c. DPR
d. MA
e. DPK (Dewan Pengawasan Keuangan)
Selain itu, ada juga tindakan yang dilakukan oleh Presiden Soekarno yang
digunakan untuk menstabilkan kehidupan bernegara Indonesia, tindakan tersebut
antara lain:
a. Membentuk kabinet, yang akan diumumkan pada tanggal 10 Juli 1959
b. Pimpinan lembaga-lembaga negara diberi kedudukan rangkap sebagai menteri
dan Presiden menjadi ketua DPAS
c. Presiden membubarkan DPR hasil Pemilu pada tahun 1955 melalui penetapan
presiden No. 3 Tahun 1960, dan juga membentuk DPRGR melalui Penetapan
Presiden Nomor 4 pada tahun 1960.
d. Membentuk MPRS yang semua anggotanya diangkat (dipilih) dan
diberhentikan oleh Presiden. Akibatnya MPRS dan DPRGR tidak mampu
berfungsi dengan baik, hal ini terbukti dari keluarganya Ketetapan MPRS
Nomor III/MPRS/1963 yang mengangkat bahwa Ir. Soekarno akan menjadi
Presiden seumur hidupnya.
UUDS 1950 adalah konstitusi yang berlaku di negara Republik Indonesia
sejak 17 Agustus 1950 hingga dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. UUDS
1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang
Perubahan Konstitusi Sementara RIS menjadi Undang-Undang Dasar Sementara
RI, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14 Agustus
1950 di Jakarta.
21
4) Sistem Pemerintahan Orde Lama

Lama periode : 5 Juli 1959 – 22 Februari 1966   

Bentuk Negara : Kesatuan


Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden dan Wakil Presiden : Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta
Pada tanggal 5 Juli 1959 keluarlah Dekrit Presiden yang salah satu isinya
adalah kembalinya konstitusi ke UUD 1945. Dekrit presiden ini mempunyai dasar
hukum staatnoodrech (hukum darurat negara), yang didefinisikan sebagai hukum
yang memang sengaja diadakan dalam dan untuk keadaan darurat, yakni keadaan
yang sempit dan genting, keadaan yang sangat membayakan dan mengancam
kelangsungan hidup bernegara dan berbangsa Indonesia. Latar belakang
dikeluarkannya dekrit ini adalah:
a. Kehidupan politik yang lebih sering dikarenakan sering jatuh bangunnya
kabinet dan persaingan partai politik yang semakin menajam.
b. Kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-undang dasar
c. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan bersenjata di daerah-
daerah
Berikut ini adalah isi dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959:
a. Pembubaran konstituante
b. Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUD S 1950
c. Pembentukan MPRS dan DPAS
Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin pada masa Orde Lama:
a. Bentuk pemerintahan Presidensial Ir. Soekamo sebagai Presiden dan Perdana
menteri dengan kabinetnya dinamakan Kabinet Kerja.
b. Pembentukkan MPR sementara dengan penetapan Presiden No. 2 tahun 1959.
Keanggotaan MPRS terdiri dari 583 anggota DPR ditambah dengan utusan-
utusan daerah dan 200 wakil-wakil golongan.
c. Pembentukkan DPR sementara berdasarkan penetapan Presiden No. 3 tahun
1959 yang diketuai oleh Prcsiden dengan 45 orang anggotanya.
d. Pembentukkan Front Nasional melalui penetapan Prcsiden No. 13 tahun 1959.
tertanggal 31 Desember 1959. Tujuan Front Nasional adalah: Menyelesaikan
Revolusi Nasional; Melaksanakan pembangunan semesta nasional;

22
Mengembalikan Irian Barat dalam wilayah RI. Front Nasional banyak
dimanfaatkan oleh PKI dan simpatisannya sebagai alat untuk mencapai tujuan
politiknya.
e. Pembentukkan DPRGR Presiden Soekarno pada 5 Maret 1959 melalui
penetapan Presiden No. 3 tahun 1959 membubarkan DPR hasil Pemilu sebagai
gantinya melalui penetapan Presiden No. 4 tahun I960 Presiden membentuk
DPRGR yang keanggotaannya ditunjuk oleh Soekarno.
f. Manipol USDEK Manifesto politik Republik Indonesia (Manipol) adalah isi
pidato Presiden Soekarno pada tanggal 17 Agustus 1959. Atas usul DPA
Manipol dijadikan GBHN dengan Ketetapan MPRS No. 1 MPRS/I960,
Menurut Presiden Soekano intisari dari Manipol ada lima yaitu: UUD 1945,
Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin dan
Kepribadian Indonesia. Disingkat menjadi USADEK. Berkembang pula ajaran
Presiden Soekano yang dikenal dengan NASAKOM (Nasionalisme, Agama
dan Komunis).
g. Berdasarkan Keputusan Presiden No. 200 dan 201 tahun 1960 Presiden
membubarkan Partai Masyumi dan PSI dengan alasan para pemimpin partai
tersebut mendukung pemberontakan PRRI/Permesta.

Keadaan Ekonomi Mengalami Krisis, terjadi kegagalan produksi hampir di


semua sektor. Pada tahun 1965 inflasi mencapai 65 %, kenaikan harga-harga antara
200-300 %. Hal ini disebabkan oleh:
a. Penanganan dan penyelesaian masalah ekonomi yang tidak rasional, lebih
bersifat politis dan tidak terkontro.
b. Adanya proyek merealisasikan dan kontroversi.

Pada masa demokrasi terpimpin ini, terdapat berbagai penyimpangan UUD


1945, diantaranya:
a. Presiden mengangkat Ketua dan Wakil Ketua MPR/DPR dan MA serta Wakil
Ketua DPA menjadi Menteri Negara
b. MPRS menetapkan Soekarno sebagai presiden seumur hidup
c. Pemberontakan Partai Komunis Indonesia melalui Gerakan 30 September
Partai Komunis Indonesia
5) Sistem Pemerintahan Indonesia Masa Orde Baru

: 22 Februari 1966 – 21 Mei 1998


Lama periode

23
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden dan Wakil Presiden : Soeharto (22 Februari 1966 – 24 Maret 1973)
Soeharto dan Sri Sultan Hamengkubuwono IX
(24 Maret 1973 – 23 Maret 1978)
Soeharto dan Adam Malik
(23 Maret 1978 –11 Maret 1983)
Soeharto dan Umar Wirahadikusumah
(11 Maret 1983 – 11 Maret 1988)
Soeharto dan Soedharmono
(11 Maret 1988 – 11 Maret 1993)
Soeharto dan Try Sutrisno
(11 Maret 1993 – 10 Maret 1998)
Soeharto dan BJ Habiebie
(10 Maret 1998– 21 Mei 1998)

Karena kita sudah kembali ke UUD 1945 maka sistem pemerintahan negara
kitapun juga berubah dari parlementer menjadi presidensial. Namun, pada masa
orde lama ini pada kenyataanya negara kita tidak menggunakan sistem
pemerintahan presidensial, tetapi lebih mengarah ke sistem parlementer dan lama
kelamaan menjauh dari nilai-nilai yang terkandung dalam UUD 1945 dan
Pancasila. Yang pada akhirnya, terjadilah G30 SPKI pada tahun 1964.
Pada masa orde baru, pemberontakan PKI yang ditandai dengan peristiwa
G30 S PKI berhasil diatasi. ABRI di bawah pimpinan Mayjend Soeharto bersama
dengan rakyat, menuntuk pembubabara partai yang satu ini. Namun, pada saat itu
pemerintah tidak mengabulkan keinginan rakyat, hasilnya timbul konflik antara
rakyat dengan pemerintah.
Selanjutnya rakyat Indonesia, para pemuda serta mahasiswa melakukan
demo, dan beraksi untuk menuntut agar pemerintah segera membubarkan PKI ini.
Tuntutan Rakyat Indonesia ini kemudian dikenal oleh masyarakat luas sebagai
TRITURA (Tiga Tuntutan Rakyat). Isi dari Tritura antara lain:
a. Bubarkan PKI
b. Bersihkan kabinet dari unsur-unsur PKI

24
c. Turunkan harga/perbaikan ekonomi

Demo atau aksi yang dilakukan oleh rakyat Indoesia yang didominasi oleh
pemuda dan mahasiswa ini menyebabkan berbagai pemasalahan dan kekacauan.
Untuk mengatasi hal ini Presiden Indonesia yang pada waktu itu adalah Presiden
Soekarno mengeluarkan Surat perintah 11 Maret 1966 yang ditujukan kepada
Jendral Soeharto untuk mengambil segala tindakan yang perlu untuk
mengembalikan negara Indonesia ke zona aman dan menstabilkan pemerintah.
Surat perintah ini sering disebut juga dengan Super Semar.
Pada waktu itu ternyata Jendral Soeharto berhasil menjalankan tugasnya
dengan baik, dengan begitu negara kita sudah aman dan stabil. Dengan suksesnya
tugas yang diberikan oleh Presiden Soekarno, kemudian Jendral Soeharto diangkat
menjadi Presiden RI yang kedua menggantikan Presiden Soekarno. Pada awal
pemerintahannya, negara kita masih menjalankan pemerintahan yang sesuai dengan
UUD 1945 dan Pancasila. Yang mana lembaga negara dibentuk berdasarkan UUD
1945. Sehingga, pada masa orde baru neara kita merupakan negara yang bentuk
negaranya adalah kesatuan, bentuk pemerintahannya adalah republik. Dan sistem
pemerintahannya adalah sistem presidensial.
Orde baru merupakan suatu tatanan perikehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara yang akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945.
Kegiatan yang difokuskan pada masa orde baru ini adalah penataran P4 (Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasil). Masa orde baru adalah masa
pembangunan, pembangunan yang dilakukan adalah pembangunan lima tahun yang
disingkat dengan PELITA. Pembangunan lima tahun ini berhasil. Sehingga negara
kita berhasil berswasembada beras (menghasilkan beras sendiri) dan penghargaan
Purnawirawan Jenderal Soeharto sebagai bapak Pembangunan.
Soeharto menjabat sebagai presiden Indonesia yang kedua selama 32 tahun.
Akibat dari masa jabatan Presiden yang tidak dibatasi ini, maka timbul berbagai
penyalahgunaan kekuasaan. Bukti nyata penyalahgunaan kekuasaan dari akibat
lamanya jabatan Presiden antara lain maraknya praktek KKN (Kolusi, Korupsi dan
Nepotisme). Selain itu juga rakyat tidak mendapatkan kebebasan dalam
mengemukakan pendapat, selain itu lembaga negara tidak berfungsi sebagaimana
mestinya, dan hanya berfungsi sebagai alat kekuasaan pemerintah. Akibatnya,
Indonesia mengalami krisis yang diawali dengan krisis moneter dan ekonomi.

25
Krisis ini sangat dirasakan dampaknya oleh masyarakat Indonesia, dan
berefek pada semua bidang kehdipuan. Dan akhirnya krisis kepercayaan
masyakarat Indonesia kepada pemerintah juga terjadi, dengan kata lain masyarakat
sudah tidak percaya lagi dengan kinerja pemerintah.
Di saat Indonesia mengalami krisis yang sangat parah ini, para mahasiswa
yang notabene adalah pemuda mengajak masyarakat Indonesia yang lain untuk
melakukan demostrasi dan lahirlah gerakan reformasi yang menghendaki perbaikan
atar reformasi di segala bidang. Gerakan ini berkembang pesat di Indonesia pada
waktu itu, hampir di seluruh wilayah Indonesia melakukan demonstrasi dengan
tujuan yang sama. Hasilnya, pada tanggal 21 Mein 1998 Presiden Soeharto
menyerahkan kekuasaannya kepada Wakil Presiden Prof. BJ, Habibie.

6) Sistem Pemerintahan Reformasi

: 21 Mei 1998 – sekarang


Lama periode
Bentuk Negara : Kesatuan
Bentuk Pemerintahan : Republik
Sistem pemerintahan : Presidensial
Konstitusi : UUD 1945
Presiden dan Wakil : B. J Habiebie (21 Mei 1998 – 20 Oktober 1999)
Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati
Soekarnoputri (20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001)
Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz
(23 Juli 2001 – 20 Oktober 2004)
Susilo Bambang Yudhoyono dan Muh. Jusuf
Kalla
(20 Oktober 2004 – 20 Oktober 2009)
Susilo Bambang Yudhoyono dan Boediono
(20 Oktober 2009 – 2014)
Joko Widodo dan Muh. Jusuf Kalla
(20 Oktober 2014 – 20 Oktober 2019)
Joko Widodo dan K. H. Ma’aruf Amin
(20 Oktober 2019 – sekarang)

Salah satu tuntutan Reformasi 1998 adalah dilakukannya perubahan


(amandemen) terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan UUD 1945
26
antara lain karena pada masa Orde Baru, kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan
pada kenyataannya bukan di tangan rakyat), kekuasaan yang sangat besar pada
Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “luwes” (sehingga dapat menimbulkan
multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelenggara
negara yang belum cukup didukung ketentuan konstitusi. Tujuan perubahan UUD
1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara,
kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dan
negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan aspirasi dan
kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan diantaranya tidak
mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan
(staat structure) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal sebagai Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) sesuai dengan Pasal 37 ayat (5) “Khususnya mengenai
bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”,
serta mempertegas sistem pemerintahan presidensial.

3.6 Tujuan dan Fungsi NKRI Sebagai Pemersatu Bangsa


Setiap organisasi dalam bentuk apapun harus mempunyai tujuan. Hal yang
sama juga berlaku bagi sebuah negara. Negara adalah organisasi kekuasaan, di mana
sebagai sebuah organisasi kekuasaan Negara mempunyai suatu sistem pemerintahan
yang berhirarkhis dari tingkat yang lebih tinggi hingga terendah. Negara merupakan
perkumpulan manusia yang hidup dan bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Tujuan negara bermacam-macam, di antaranya memeperluas kekuasaan,
menyelenggarakan ketertiban umum, dan menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya.
Tujuan Negara Republik Indonesia tercantum di dalam Pembukaan Undang- Undang
Dasar Negara Indonesia Tahun 1945, yaitu:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.

2. Memajukan kesejahteraan umum.

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.

4. Ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,


perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Secara umum, negara mempunyai beberapa fungsi yang dijalankan untuk


menjamin kehidupan bernegara yang baik. Fungsi negara tersebut ialah pelaksanaan

27
ketertiban, kemakmuran dan kesejahteraan, pertahanan dan keamanan, serta fungsi
keadilan. Setiap fungsi negara tersebut mempunyai peran masing-masing. Namun, hal
tersebut tetap mengacu pada tujuan yang sama, yaitu mencapai kehidupan negara yang
layak bagi setiap rakyatnya.
Fungsi negara secara umum ada empat, yakni fungsi melaksanakan ketertiban
dan keamanan, fungsi kemakmuran dan kesejahteraan, fungsi pertahanan dan keamanan
serta fungsi menegakkan keadilan. Berikut merupakan penjelasan fungsi-fungsi mutlak
negara secara umum:
1. Melaksanakan ketertiban
Fungsi negara yang pertama adalah fungsi pengaturan dan ketertiban.
Fungsi ini sangat penting, terutama untuk mencegah bentrokan-bentrokan
maupun pertikaian antarwarga. Fungsi pelaksanaan ketertiban ini hadir untuk
mengatur masyarakat agar tercipta kehidupan bernegara yang baik sesuai
dengan tujuan dan cita-cita negara.

2. Fungsi kemakmuran dan kesejahteraan


Fungsi ini makin penting seiring berjalannya waktu. Dalam hal ini,
negara berupaya agar masyarakat dapat hidup dan sejahtera, terutama dibidang
ekonomi dan sosial masyarakat. Untuk itu, negara melakukan berbagai macam
upaya seperti pembangunan di segala bidang, serta berusaha untuk selalu
menciptakan kondisi perekonomian yang selalu stabil.
3. Fungsi pertahanan
Fungsi pertahanan menjadi satu di antara fungsi yang sangat penting.
Fungsi ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan terjadinya serangan dari
luar. Jadi, negara wajib nampu melindungi rakyat, wilayah dan
pemerintahannya dari berbagai ancaman, tantangan, serangan dan gangguan
baik dari dalam maupun dari luar negeri. Maka dari itu, penting bagi setiap
negara mempunyai alat-alat pertahanan serta personel keamanan yang terlatih
dan tangguh.
4. Fungsi keadilan
Fungsi negara ini dilaksanakan oleh badan penegak hukum, khususnya
badan-badan peradilan. Negara harus dapat menegakkan hukum secara tegas
dan tanpa adanya unsur kepentingan tertentu. Negara memiliki fungsi untuk
menegakkan keadilan bagi seluruh warganya meliputi seluruh aspek kehidupan
28
lewat badan-badan peradilan di bidang politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan, keamanan, dan lain-lain.

3.7 Akibat Kurangnya Rasa Persatuan dan Kesatuan Dalam NKRI


Masyarakat Indonesia terdiri dari keberagaman suku bangsa, budaya, dan
sosial. Walaupun masyarakat Indonesia sangatlah beragam, setiap orang tetap bisa
bekerja sama dengan baik dengan sikap persatuan dan kesatuan. Kehidupan sosial atau
bermasyarakat membutuhkan adanya saling toleransi dan tenggang rasa agar hubungan
antar warga masyarakat dapat dipertahankan dengan baik dengan adanya persatuan dan
kesatuan menjadi hal penting untuk menjaga dan mempertahankan keberagaman yang
ada di Indonesia. Karena persatuan memiliki makna bahwa apapun budaya, ras, dan
sukunya tidak ada yang dapat memisahkan dan menggoyahkan persatuan yang telah
terjalin oleh karena itu persatuan dan kesatuan sudah seharusnya dijaga dan
dipertahankan demi keberlanjutan pembangunan bangsa. Persatuan dan kesatuan juga
sangat penting di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan negara. Berbagai
akibat yang dapat terjadi apabila tidak ada persatuan dan kesatuan di lingkungan
masyarakat. Berikut akibat tidak adanya persatuan dan kesatuan di lingkungan
masyarakat:
A. Di lingkungan keluarga
Sebagai sebuah keluarga tentu persatuan adalah hal utama yang perlu
diunggulkan beserta dengan keharmonisan. Setiap anggota keluarga dapat
menghormati dan menghargai satu sama lain adalah yang terbaik dan
menjadikan kesatuan keluarga semakin kuat. Jika dari lingkup keluarga saja
sudah terpecah- belah, akibatnya yaitu:
1. Terjadi pertengkaran di dalam keluarga. Apabila anggota keluarga
selalu bertengkar dan tidak rukun, persatuan di dalam keluarga tidak
akan terjadi. Setiap anggota keluarga harus rela mengorbankan
kepentingan pribadi demi kepentingan keluarga. Pertengkaran yang
terjadi di dalam sebuah keluarga karena adanya unsur keegoisan dan
tidak mau mengalah satu sama lain.
2. Kurangnya kerukunan di dalam keluarga. Sebuah keluarga seharusnya
memiliki tujuan yang sama untuk diperjuangkan dan dicapai bersama.
Ketika satu dengan lainnya memiliki perbedaan, maka ketidakrukunan
bisa terjadi secara otomatis.

29
3. Kurangnya keakraban di dalam keluarga. Keakraban dalam keluarga
sangat penting. Keakraban keluarga dapat menunjang persatuan dan
kesatuan dalam keluarga. Ketidakakraban biasanya disebabkan karena
kurangnya komunikasi antaranggota keluarga. Selain itu, pertengkaran
yang selalu terjadi dalam sebuah keluarga juga menjadi penyebab
kurangnya keakraban dalam keluarga.
B. Di lingkungan sekolah
Setelah dari lingkungan keluarga atau rumah, penerapan dari persatuan
dan kesatuan juga diperlukan di lingkungan sekolah. Penerapan sikap tersebut
sangat penting pada setiap aktivitas yang dilakukan di area sekolah. Ada
sejumlah akibat yang timbul dari tidak adanya persatuan, yaitu:
1. Sombong dan tidak peduli dengan sesama teman. Rasa sombong timbul
karena adanya rasa bangga pada diri sendiri yang berlebihan. Rasa
sombong dapat membuat kita terpisah dari teman di kelas. Rasa
sombong juga membuat hubungan dengan teman sekolah menjadi
renggang. Selain itu, rasa sombong juga dapat menjadikan kita orang
yang tidak peduli terhadap sesama teman. Rasa sombong dan sikap
tidak peduli menyebabkan tidak adanya persatuan dan kesatuan di kelas
dan lingkungan sekolah.
2. Membeda-bedakan teman, Persatuan berarti tidak membeda-bedakan
suku, ras, dan agama. Tanpa adanya rasa persatuan dan kesatuan,
seorang peserta didik dapat memilih-milih teman berdasarkan agama,
suku, maupun ras. Hal ini bukan merupakan sikap terpuji dan justru
bertentangan dengan Pancasila sila ke-3.
3. Mengolok-olok teman. Mengolok-olok atau mengejek teman
merupakan perbuatan yang tidak terpuji. mengolok-olok akan melukai
perasaan dan hati teman sekolah. Mengolok-olok teman menandakan
tidak adanya rasa persatuan dankesatuan yang tecermin dari seorang
peserta didik.
4. Terjadi tawuran. Tawuran biasanya berawal dari mengolok-olok teman.
Akibat dari olokolok berlanjut menjadi pertikaian fisik. Pertikaian fisik
menjadi semakin serius dan dapat membuat orang lain turut merasa
terluka. Tawuran dapat terjadi antarsekolah. Tawuran menandakan
tidak adanya persatuan dan kesatuan.
C. Di lingkungan masyarakat
30
Masyarakat adalah lingkup yang lebih luas untuk mempraktikkan
Perbedaan kepentingan dan pendapat akan menjadi masalah besar ketika setiap
orang tidak memiliki sikap persatuan. Ada beberapa akibat yang akan terjadi
dalam masyarakat bila setiap warganya tidak memiliki semangat persatuan.
1. Tidak adanya kepedulian terhadap penderitaan yang dialami oleh orang
lain. Hilangnya rasa kepedulian menjadi hal yang harus dihindari dalam
bermasyarakat karena dengan hiangnya rasa kepedulian bisa
menyebabkan hubungan antar masyarakat tdak baik.
2. Kepentingan golongan maupun suku masing-masing lebih diutamakan
dalam masyarakat. Dalam bermasyarakat mendahulukan kepentingan
masing –masin adalah hal yang tidak seharusnya ada karena dalam
bermasyarakat sebaik sama- sama mementingkan satu sama lain.
3. Tidak adanya kerja sama yang terjalin antarwarga masyarakat Kerja
sama atau gotong royong sangat penting dan bahkan mutlak harus kita
lakukan dalam kehidupan sehari-hari mengingat manusia adalah
makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain.
Tidak seorangpun manusia di dunia ini yang dapat hidup sendiri dan
terlepas dari masyarakatnya.

D. Di lingkup negara
Pengikat suatu negara untuk tetap kokoh dan teguh adalah semangat
persatuan. Landasan serta arah perjuangan Indonesia adalah UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 serta Pancasila. Apabila tidak terdapat
persatuan dan kesatuan dalam negara, ada beberapa akibat yang timbul.
1. Hilangnya tenggang rasa dan toleransi dalam bermasyarakat.
Kehidupan sosial atau bermasyarakat membutuhkan banyak hal untuk
dijalani dan dipatuhi. Misalnya, harus adanya saling toleransi dan
tenggang rasa agar hubungan antarwarga masyarakat dapat
dipertahankan dengan baik. Namun, tanpa adanya rasa persatuan,
tenggang rasa dan toleransi mustahil dapat bertahan.
2. Perpecahan bangsa. Karena setiap individu merasa memiliki
kepentingannya sendiri dan semakin tidak memedulikan kepentingan
orang lain, maka dapat menimbulkan perpecahan bangsa. Setiap
individu pasti memiliki kepentingannya sendiri. Akan tetapi, kita tidak
31
boleh hanya mementingkan kepentingan diri sendiri. Kita juga harus
memedulikan kepentingan orang lain. Apabila kita tidak memedulikan
kepentingan orang lain, maka dapat menimbulkan perpecahan bangsa.
3. Melemahnya pertahanan dan keamanan bangsa. Salah satu penyebab
melemahnya pertahanan dan keamanan bangsa karena rakyat yang tidak
bersatu. Ketika rakyat tidak lagi bersatu, serangan dari luar akan dengan
mudah masuk ke tanah air. Serangan dari luar juga dapat memberikan
pengaruh buruk bagi masyarakat.

3.8 Upaya Menjaga Keutuhan NKRI


Negara Kesatuan Republik Indonesia dianugerahi wilayah yang luas dan
kekayaan alam yang beraneka ragam untuk kesejahteraan rakyat Indonesia. Oleh karena
itu, semua rakyat Indonesia berkewajiban untuk melindungi dan mempertahankan
wilayah Indonesia agar tetap utuh.
Dalam KBBI, keutuhan berasal dari kata dasar utuh yang berarti dalam keadaan
sempurna seperti semula. Utuh juga berarti tidak bercerai berai atau tidak terpecah
belah. Jadi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia artinya adalah bahwa
Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki kedaulatan, memiliki tujuan
nasional, dan berdiri secara utuh baik wilayahnya, rakyatnya, ataupun pemerintahnya.
Keutuhan NKRI juga ditunjukkan melalui hal-hal berikut:
1. Indonesia yang utuh dan tidak mudah terpecah belah.

2. Hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya baik.


3. Tidak ada pergolakan, peperangan, pemberontakan ataupun perpecahan di
antara rakyat.
4. Situasi negara yang aman, nyaman, dan damai.

Setiap warga negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk


mempertahankan keamanan dan pertahanan seperti dalam UUD 1945 Pasal 30 Ayat (1)
dan (2) yang berbunyi bahwa tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. Usaha pertahanan dan keamanan rakyat
dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai
kekuatan pendukung. Isi pasal tersebut juga menunjukkan bahwa patisipasi warga negara
sangat penting untuk menjaga keutuhan negara dan berlangsungnya pemerintahan.
1. Bela negara secara fisik

32
Menurut Undang-Undang No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara,
keikutsertaan warga negara dalam usaha bela negara dapat dilakukan dengan
cara bergabung dalam:
a. Anggota TNI

b. Jajaran Kepolisian RI (Polri)

c. Pelatihan dasar kemiliteran, seperti Rakyat Terlatih (Ratih),


pertahanan rakyat semesta (Permesta), dan lain-lain.
2. Bela Negara secara Nonfisik

Berdasarkan Undang-Undang No. 3 Tahun 2002, keikutsertaan warga


negara dalam bela negara secara nonfisik dapat dilakukan melalui berbagai
bentuk, misalnya:
a. Meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara dengan cara
menghargai perbedaan pendapat dan tidak memaksakan kehendak kita
kepada orang lain.
b. Menanamkan kecintaan terhadap tanah air, melalui pengabdian tulus
dalam membangun masyarakat.
c. Berperan serta dalam memajukan bangsa dan negara dengan karya
nyata.
d. Meningkatkan kesadaran dan kepatuhan terhadap peraturan yang
berlaku dan menjunjung tinggi hak asasi manusia serta menangkal
pengaruh-pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan
normanorma kehidupan bangsa Indonesia dengan lebih bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Selain melalui bela negara secara fisik dan bela negara secara non-fisik,
partisipasi rakyat dalam menjaga keutuhan NKRI dapat dimulai dari lingkungan keluarga,
sekolah, dan masyarakat.
1) Lingkungan keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat untuk menumbuhkan


kesadaran menjaga keamanan dan ketertiban di lingkungan yang lebih besar.
Oleh karna itu, setiap anggota keluarga harus dapat menjaga keamanan dan
ketertiban keluarga.
Keamanan dan ketertiban keluarga dapat terwujud jika di dalam keluarga
ada kepatuhan dan ketaatan terhadap aturan keluarga, tata krama, dan adat

33
istiadat. Jika itu semua sudah tercapai maka terciptalah kehidupan yang
harmonis, rukun dan damai.
2) Lingkungan sekolah

Di dalam ligkungan sekolah ada tata tertib yang harus ditaati oleh seluruh
warga sekolah. Tata tertib di sekolah bertujuan untuk menciptakan ketertiban,
kelancaran, dan keamanan sekolah dalam proses kegiatan belajar mengajar.
Jika semua warga sekolah menaati tata tertib maka keamanan, kenyamanan,
dan keberhasilan belajar dapat dicapai. Sebaliknya, bila warga sekolah tidak
menaati tata tertib maka akan terjadi kekacauan dalam kegiatan belajar
mengajar.
Selain itu, menjaga teta tertib di sekolah juga dapat meningkatkan
persatuan dan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat dilakukan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan di sekolah antara lain:
a) Melaksanakan 6K (keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,
kekeluargaan, dan kerindangan) di lingkungan sekolah masingmasing.
b) Berperan aktif dalam kegiatan UKS, PMR, pramuka, OSIS, olahraga,
dan kesenian.
c) Aktif belajar, mematuhi tata tertib, hormat kepada bapak/ibu guru,
kepala sekolah, dan semua karyawan di sekolah.
d) Mempunyai kepedulian sosial, misalnya memberi sumbangan bila ada
bencana alam, membantu kegiatan donor darah PMI, dan sebagainya.
3) Lingkungan Masyarakat

Masyarakat adalah bagian dari suatu negara, sehingga masyarakat dapat


memengaruhi persatuan dan kesatuan bangsa dan negara yang bersangkutan.
Masyarakat yang terdiri atas berbagai individu dengan berbagai sikap dan
kehendak akan mengalami kekacauan jika tidak memiliki tata tertib di
masyarakat. Oleh karena itu, perlu dibuat tata tertib yang mengatur kehidupan
bermasyarakat, agar dapat mewujudkan lingkungan yang aman, tertib, serta
menjaga persatuan dan kesatuan. Agar tujuan tersebut dapat dicapai maka
semua warga masyarakat harus berpartisipasi dalam menjaga keamanan di
lingkungan masyarakat. Adapun contoh-contoh kegiatan di masyarakat
sebagai wujud peran serta dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia, antara lain:

34
a) Kerja bakti dan gotong royong membersihkan lingkungan dan sarana
prasarana hidup milik umum.
b) Saling menghormati dan bekerja sama.

c) Toleransi antarumat beragama dan penganut kepercayaan.

d) Ikut ronda malam bagi yang sudah dewasa sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan.
e) Rela berkorban untuk kepentingan bersama bagi bangsa dan negara.

BAB IV
KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Sesuai dengan UUD 1945 Pasal 37 ayat (5) maka bentuk Negara Indonesia yaitu
NKRI tidak bisa diubah lagi. NKRI adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
termasuk ke dalam 4 pilar kebangsaan dan merupakan alat pemersatu bangsa. Adapun
ciri-ciri dari NKRI seperti terdiri dari satu kepala negara, terdiri dari satu konstitusi
undang-undang, dan tidak ada negara di dalam negara. Secara konstitusional, Indonesia
merupakan negara kesatuan berbentuk republik sesuai dengan yang tercantum dalam
UUD 1945 Pasal 1 ayat (1).

35
Tujuan Negara Republik Indonesia tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.
Selain memiliki tujuan, fungsi NKRI sebagai sebuah negara pada umumnya ada empat,
yaitu fungsi melaksanakan ketertiban dan keamanan, fungsi kemakmuran dan
kesejahteraan, fungsi pertahanan dan keamanan serta fungsi menegakkan keadilan.
Dalam kehidupan masih banyak seseorang yang kurang sadar dengan pentingnya
rasa persatuan dan kesatuan dalam NKRI. Hal ini bisa saja memicu perpecahan bangsa.
Maka dari itu diperlukan upaya-upaya dalam menjaga keutuhan NKRI, karena setiap
warga negara memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk mempertahankan keamanan
dan pertahanan sesuai dengan UUD 1945 Pasal 30 ayat (1) dan (2).

4.2 Saran

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara yang memiliki


banyak keragaman. Kepada semua anggota masyarakat Negara Indonesia disarankan
untuk bisa berupaya menjaga keutuhan NKRI dan mewujudkan cita-cita bangsa dengan
cara bersatu dan meningkatkan rasa kesatuan. Untuk itu diperlukan rasa kesadaran diri
untuk terus melakukan upaya menjaga keutuhan NKRI.

36
DAFTAR PUSTAKA

Ditamei, Stefani. 2022. Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa dalam Pancasila.
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6241679/makna-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-
dalam-pancasila. Diakses pada tanggal 10 November 2022.
Kompas.com. 2022. Pengertian Negara Kesatuan Menurut Para Ahli.
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/01/00000071/pengertian-negara-kesatuan-
menurut-ahli. Diakses pada tanggal 10 November 2022.
Aditya, Rifan. 2021. Apa Arti Negara Kesatuan? Simak Penjelasannya Berikut.
https://www.suara.com/news/2021/01/11/142640/apa-arti-negara-kesatuan-simak-
penjelasan-berikut. Diakses pada tanggal 11 November 2022.
Azizah, Laeli Nur. 2021. Memahami Ciri – Ciri Negara Kesatuan dan Keunggulannya.
https://www.gramedia.com/literasi/ciri-ciri-negara-kesatuan/. Diakses pada tanggal 10
November 2022.
Andrew. 2021. Pengertian Negara Disertai Fungsi dan Unsur – Unsurnya.
https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-negara/. Diakses pada tanggal 11 November
2022
Isabela, Monica A. C. (eds). 2021. Mengapa Indonesia Memilih Bentuk Negara Republik?
https://nasional.kompas.com/read/2022/04/13/03000021/mengapa-indonesia-memilih-
bentuk-negara-republik-. Diakses pada tanggal 12 November 2022.
Emmylia, S. (2020, September 05). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Diakses pada
18 November 2022 melalui https://ayoguruberbagi.kemdikbud.go.id/artikel/pentingnya-
kerjasama-dalam-kehidupan-sehari-hari/.
Anatasia, A. (2021, Agustus 05). Dampak Jika Tidak Ada Persatuan dan Kesatuan dalam
Kehidupan. Diakses pada 18 Novermber 2022 melalui
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5670454/14-dampak-jika-tidak-ada-persatuan-
dan-kesatuan-dalam-kehidupan.
Kurniasih, Wida. 2021. Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia.
https://www.gramedia.com/literasi/makna-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-indonesia/.
Diakses pada tanggal 11 November 2022.
Widyananda, Rakha F. 2020. Bentuk Negara Indonesia, Tujuan, dan Fungsinya Dalam
Menjalankan Pemerintahan. Bentuk Negara Indonesia, Tujuan, dan Fungsinya Dalam

36
Menjalankan Pemerintahan - Halaman 2 | merdeka.com. Diakses pada tanggal 12
November 2022.
Admin. 2021. Pengertian Negara Kesatuan, Ciri – Ciri, Kelebihan dan Kekurangannya.
Pengertian Negara Kesatuan, Ciri-Ciri, Kelebihan dan Kekurangannya (belajargiat.id).
Diakses pada tanggal 10 November 2022.
Adminyl. 2021. TUJUAN DAN PENGERTIAN 4 PILAR KEBANGSAAN. TUJUAN DAN
PENGERTIAN 4 PILAR KEBANGSAAN – TBNews Polda Kepri (polri.go.id). Diakses
pada tanggal 12 November 2022.
Kurniawan, Andre. Mengenal Bentuk Negara Kesatuan, Beserta Jenis, Kelebihan, dan
Kekurangan. Mengenal Bentuk Negara Kesatuan Beserta Jenis, Kelebihan, dan
Kekurangannya | merdeka.com. Diakses pada tanggal 10 November 2022.
Nugroho, Fauzan Tri. 2020. Tujuan dan Fungsi Negara Secara Umum yang Perlu Diketahui.
https://www.bola.com/ragam/read/4387832/tujuan-dan-fungsi-negara-secara-umum-yang-
perlu-diketahui. Diakses pada tanggal 18 November 2022.
Valencia, Angeli. 2022. Apa Saja Keunggulan dari Konsep Negara Kesatuan?
https://www.popmama.com/big-kid/10-12-years-old/angelivalencia/apa-saja-keunggulan-
dari-konsep-negara-kesatuan. Diakses pada tanggal 19 November 2022.
Kurniawan, Andre. 2022. Mengenal Bentuk Negara Kesatuan Beserta Jenis, Kelebihan, dan
Kekurangannya. https://m.merdeka.com/jabar/mengenal-bentuk-negara-kesatuan-jenis-
kelebihan-dan-kekurangannya-kln.html. Diakses pada tanggal 19 November 2022.
Mark, S. (no date) Sistem Pemerintahan Indonesia dari Masa Ke Masa, Sistem Pemerintahan
Indonesia. Available at:
https://inisistempemerintahanindonesia.blogspot.com/2017/10/sistem-pemerintahan-
indonesia-dari-masa.html (Diakses: 10 November 2022).
Name, D. (1970) Periodisasi Sistem Pemerintahan di Indonesia, Zonanesia. Available at:
https://www.zonanesia.com/2020/03/periodisasi-sistem-pemerintahan.html (Diakses: 10
November 2022).

37

Anda mungkin juga menyukai