Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

DINAMIKA PERSATUAN DAN KESATUAN


DALAM KONTEKS NKRI

DISUSUN OLEH :
NAMA KELOMPOK :
1. ADIL PAMBUDI
2. AHMAD HARUN ASRORI
3. AHAMAD TOHIR S.
4. ABDUL MUFID
5. ALEXANDRA RITO
6. KHOIRUL BAKHTIAR
7. RASWAN PUTRA

XII – MIPA 3

SMA PGRI2 KAYEN


TAHUN PELAJARAN
2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan hidayahnya
sehingga makalah yang berjudul “Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Negara Kesatuan
Republik Indonesia” sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, memberikan dukungan dan
motifasinya, dalam pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu, kami harapkan
kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya kami dapat menulis makalah yang lebih baik lagi.
semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Terima kasih.

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................................................................1


KATA PENGANTAR............................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................................................................1
1. Latar Belakang............................................................................................................................................1
2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................................1
3. Mamfaat dan Penulisan..............................................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................................................................3
A. Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)............................................................................3
BAB III...................................................................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang dikenal sebagai
Nusantara,yang artinya negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Sabang
sampai Merauke, dan didiami oleh ratusan juta penduduk. NKRI dikenal juga sebagai negara yang
memiliki keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang berbeda-beda sehingga tercermin dalam satu
ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda- beda tetapi tetap satu juga”.
Indonesia mengalami bererapa kali pergantian bentuk negara, mulai dari tanggal 6-15
Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS), kemudian tanggal 27 Desember 1949
belanda mengakui kedaulatan Indonesia berubah menjadi Negara Serikat, bangsa Indonesia bertekad
untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada 17 Agustus 1950. RIS
secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan. Tujuan NKRI adalah
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu pada alinea ke 4 yang berbunyi
“Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan
umum, Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social”.
Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan
berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri
bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk
menggantikan bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh rakyat.
Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Kita sebagai generasi penerus wajib turut
serta dalam usaha membela negara. Menjaga sikap dan perilaku dalam mempertahankan NKRI.
Untuk mengetahui pengertian NKRI, dan cara menjaga keutuhan NKRI, dalam makalah ini
penulis akan mengulasnya kembali pada bab pembahasan selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi penulis dan pembaca

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian NKRI?
2. Bagaiman dinamika Susunan dan Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia?
3. Bagaimana sistem pemerintahan NKRI?
4. Apakah fungsi dan tujuan NKRI?
5. Bagaimana cara menjaga keutuhan NKRI?

3. Mamfaat dan Penulisan


Mamfaat dari penulisan makalah ini adalah:
4
1. Untuk menambah wawasan kita tentang mata pelajaran PPKn terkait dengan NKRI yang
meliputi pengertian NKRI, Sejarah NKRI, dan bagaimana menjaga keutuhan NKRI.
2. Untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah kajian PPKn kelas tinggi
SD/MI.
Adapun ujuan dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian NKRI.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem pemerintahan NKRI.
3. Untuk mengetahui fungsi dan tujuan NKRI.
4. Untuk mengetahui cara menjaga keutuhan NKRI.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)


Sebelum masuk pada pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terlebih dahulu kita
harus mengetahui pengertian dari negara. Menurut Dr. Wiryono Prodjodikoro, mengemukakan
bahwa negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok manusia yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Sekumpulan manusia tersebut
merupakan suatu masyarakat tertentu didalamnya, negara bukan merupakan satu-satunya organisasi
di antara mereka. Dengan kata lain masih terdapat organisasi lain didalamnya seperti organisasi
keagamaan, kesusilaan, kepartaian, perdagangan yang terlepas dari soal kenegaraan. Menurut
Kranenburg, negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang
disebut bangsa. Sedangkan menurut Robert M. Mclver, negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan
penertiban di dalam masyarakat di dalam suatu wilayah dengan berdasarkan sistem hukum yang
diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi kekuasaan untuk

memaksa.1
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa negara merupakan suatu organisasi
masyarakat yang mendiamani suatu wilayah tertentu yang menyelenggarakan penertiban berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah. Negara terbentuk karena adanya rakyat
atau masyarakat, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat.
Negara kesatuan merupakan pemerintah pusat menjalankan kedaulatan tertinggi negara. Agar tidak
sewenang-wenang, aktivitas pemerintah pusat diawasi dan dibatasi oleh undang-undang. Konsekuensi
logis dari posisinya sebagai penyelenggara kedaulatan negara, maka unit-unit pemerintahan yang
dibentuk dan berada di bawah pemerintahan pusat harus tunduk kepada
pemerintah pusat. Tanpa disertai ketundukan dan kepatuhan .
terjadi tumpang tindih dan tabrakan dalam pelaksanaan kewenangan (prinsip

unity of command).2
Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu: negara kesatuan dengan sistem
sentralisasi dan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Negara kesatuan dengan sistem
sentralisasi segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan daerah-
daerah hanya tinggal melaksanakan segala apa yang telah diintruksikan oleh pemerintah pusat.
Sedangkan dalam negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, kepada daerah-daerah diberikan
kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi

daerah) yang dinamakan dengan daerah otonom.3


Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem
desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya

6
di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.
Pasal 18 UUD 45 menyebutkan bahwa:
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD
yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang
oleh undang-undang ditentukan sebagai urusa

6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan- peraturan lain
untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) disebut juga sebagai Nusantara yang artinya
negara kepulauan, dimana Indonesia terdiri dari dari beribu-ribu pulau dari sabang sampai merauke.
Hakikat negara dalam pengertian ini adalah negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur
yang membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis, suku bangsa, golongan,
kebudayaan, serta agama. Wilayah, yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang sekaligus juga memiliki
sifat dan karakter yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu negara persatuan adalah merupakan satu
negara, satu rakyat, satu wilayah dan tidak terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat, satu
pemerintahan, satu tertib hukum yaitu tertib hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu

Indonesia.4
Meskipun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang memiliki adat istiadat,
kebudayaan serta karakter yang berbeda-beda, memiliki agama yang berbeda-beda dan terdiri atas
beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun keseluruhannya adalah merupakan
suatu persatuan yang tercermin dalam suatu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-beda
tetap satu juga”. Yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia. Perbedaan adalah suatu bawaan kodrat
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

B. Dinamika Susunan dan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia


“Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”, petikan tersebut merupakan bunyi
ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Udang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berdasarkan
ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa susunan negara Indonesia adalah kesatuan. Wujud Negara
Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh dilakukan perubahan dalam UUD tahun 1945. Dalam
proses amandemen terdapat ketentuan untuk tidak tidak mengubah pembukaan UUD 1945 dan tetap
mempertahankan  Negara.
Kesatuan Republik Indonesia sebagai susunan negara Indonesia. Konsep negara kesatuan
adalah susunan negara yang ditetapkan sejak awal berdirinya negara Indenesia.

7
Selain itu, konsep negara kesatuan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide persatuan
bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang (dasar pemikiran).
Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, Indonesia telah mengalami pergantian konstitusi.
Perubahan konstitusi tersebut memengaruhi bentuk negara dan sistem pemerintahan negara. Dalam
dinamika penyelenggaraan negara Indonesia menerapkan konsep negara kesatuan namun pada
pelaksanaannya konsep persatuan mengalami pergeseran menjadi konsep federal. Negara Kesatuan
Republik Indonesia adalah negara yang berekedaulatan rakyat dengan berdasarkan ketuhanan yang
Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan social bagi seluruh rakyat
Indonesia. Berikut ini dimanika kehidupan bernegara di Indonesia.
1. Periode 1945-1949
Periode ini menjadi tahun-tahun bersejarah dalam memperjuangkan dan mempertahankan
kemerdekaan Indonesia. Bapak proklamator Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17
Agustus 1945. Sejak saat itu, Indonesia berhak menentukan sendiri ritme kehidupan bernegara tanpa
camper tangan pikhak lain.
Konsep negara kesatuan pada periode 1945-1949 dituangkan dalam Undang-Undang Dasar negara.
Pada periode tersebut Undang-undang Dasar negara Indonesia adalah UUD 19454. UUD 1945 menjadi
konstitusi pertama yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Dalam UUD 1945 ditegaskan beberapa
hal tentang negara Indonesia.
A. Susunan bentuk negara ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (1) yang berbunyi “negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbenyuk republik”.
B. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik.
C. Kedaulatan negara Indonesia adalah di tangan rakyak dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyak. Ketentuan ini ditegaskan dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
“kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”.
D. Sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensial. Ketentuan ini ditegaskan dalam
pasal 4 ayat (1) yang berbunyi “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-undang Dasar”.
E. Lembaga-lembaga negara merurut konstitusi pertama terdiri atas MPR, Presiden, Dewan
Pertimbangan Agung (DPA), Dewan Perwakilan Rakya (DPR). Badan Pemeriksa Keungan
(BPK), dan Mahkamah Agung (MA).
2. Periode 1949-1950
Indonesia lahir kembali dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). Republik Indonesia
Serikat adalah negara federasi yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan
tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar. Pada masa itu hukum dasar yang digunakan adalah
konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat). Konstitusi RIS berlaku berdasrkan keputusan presiden RIS
Nomor 48 tahun1950 tentang mengumumkan Piagam Penandatanganan Konstitusi Republik Indonesia.
Diumumkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 1950 oleh menteri kehakiman.

8
Bentuk negara Indonesia pada periode tersebut mengalami pergeseran dari negara kesatuan menjadi
negara serikat. RIS merupakan bentuk negara federal. Negara RIS terdiri atas daerah negaradan
kesatuan kenegaraan yang tegak sendiri.
a. Daerah negara adalah negara bagian yaitu Republik Indonesia, Indonesia Timur,
Pasundan, Jawa Timur, Madura, dan Sumatra Timur.
b. Kesatuan kenegaraan yang tegak sendiri yaitu Jawa Tengah, Bangka Belitung, Riau,
Kalimantan Barat, Dayat Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur.
Berdasarkan ketentuan pasal 2 Undang-undang Dasar RIS, Republik
Indonesia Serikat meliputi seluruh daerah Indonesia sebagai berikut:
a. Negara Republik Indonesia, dengan daerah menurut status quo seperti tersebut dalam
persetujuan Renville tanggal 17 Januari 1948 meliputi negara Indonesia Timur, Negara
Pasundan (termasuk Distrik Federal Jakarta), Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara
Sumatra Timur (dengan pengertian status quo Asahan Selatan dan Labuhan Batu berhubungan
dengan Sumatra Timur tetap berlaku), dan Negara Sumatra Selatan.
b. Satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri meliputi Jawa Tengah, Bangka, Belitung,
Riau, Kalimantan Barat, Dayat Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan
Timur. Daerah-daerah bagian tersebut memiliki kemerdekaan menentukan nasib sendiri dan
bersatu dalam ikatan federasi Republik Indonesia Serikat.
3. Periode 1950-1959
Pemerintahan berdasar Konstitusi RIS tidak berjalan karena negara RIS bukan cita-cita bangsa
Indonesia. Oleh karena itu muncul tuntutan untuk kembali pada negara kesatuan. Negarta-negara
yang tergabung dalam RIS satu persatu bergabung dengtan negara Republik Indonesia. Akibat
penggabungan tersebut,negara federasi RIS tinggal tiga negara bagian yaitu Negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatra Timur. Ketiga bagian negara itu
bermusyawarah dan akhirnya mencapai kata sepakat kembali pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. pada tanggal 15 Agustus
1950 ditetapkan UUD Sementara yang merupakan perubahan dari konstitusi RIS. Perubahan
Konstitusi RIS menjadi UUD Sementara tertuang Dalam UU No 7 Tahun 1950 tentang Perubahan
Konstitusi Sementara Republik Indonesiaa menjadi UUD
Sementara Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar ini dikenal dengan UUDS 1950. Pada priode ini
susunan negara telah kembali pada kesatuan. Konsep Negara Kesatuan ditegaskan dalam Konstitusi
yang beralaku pada masa itu yaitu UUDS. UUDS 1950 ditetapkan pada tanggal 15 Agustus
1950 dan mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950. Ketentuan negara kesatuan ditegaskan dalam
pasal 1 ayat (1) yaitu Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang
demokratis dan berbentuk kesatuan. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada priode ini
mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi karena pemekaran Wilayah di berbagai daerah di
Indonesia.
4. Periode 1959-1966
Pada priode ini Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 sebagai Konstitusi Indonesia periode ini
dikenal juga sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin berlaku di Indonesia tahun
9
1959-1966 dari di keluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959 hingga jatuhnya kekuasaan Soekarno.
Disebut demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia satt itu mengandalkan kepemimpinan
Presiden Soekarno. Pada priode ini terjadi pertambahan provinsi dari hasil pemekaran sebagai berikut.
a. Tahun 1960 Provinsi Sulawesi dipecah menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi
Selatan.
b. Tahun 1963 PBB menyerahkan Irian Barat ke Indonesia.
c. Tahun 1964 di bentuk Provinsi Lampung pemekaran dari Sumatra Selatan). Pada
tahun yang sama dibentuk pula Provinsi Sulawesi Tengah (pemekaran dari Sulawesi
Utara) dan Provinsi Sulawesi Tenggara (pemekaran dari Sulawesi Selatan)
5. Periode 1966-1998
Ir. Soeharto menjadi ikon periode 196-1988. Sebab masa itu, Ir Soeharto menjadi Presiden Republik
Indonesia. Periode ini dikenal dengan orde baru. Orde baru merupakan istilah yang digunakan
untuk memisahkan antara kekuasaan masa Ir. Soekarno (masa orde lama). dalam jangka waktu 1966-
1998 ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun
hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela. Indonesia masih
mempertahankan bentuk negara kesatuan dengan perkenbamgan jumlah Provinsi tersebut.
a. Tahun 1967 Provinsi Bengkulu di mekarkan dari Provinsi Sumatra
Selatan.
b. Tahun 1969 Irian Barat secara resmi menjadi Provinsi ke-26 Indonesia. c. Pada Tahun 196-1975
Indonesia memiliki 26 Provinsi, dua diantaranya berstatus Daerah Istimewa (Aceh dan Yogyakarta),
dan satu berstatus
Daerah Khusus Ibu Kota (Jakarta)
d. Tahun 1976 Timur-timur menjadi bagian dari Indonesia dan sebagai

Provinsi ke-27.8
6. Periode 1998-Sekarang
Tercatat dalam sejarah upaya mahasiswa mengupayakan sebuah perubahan. Mereka beriring bersatu
padu menduduki gedung kura-kura untuk meluluskan beberapa tuntutan. Mereka menyebutnya tuntutan
Reformasi oleh karena itu, periode 1998-sekarang dikenal dengan reformasi. Salah satu tuntutan
reforamasi 1998 adalah dilakukan Amandemen terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan
perubahan UUD 1945 karena pada masa Orde Baru kekuasaan tertinggi di tangan MPR (dan pada
kenyataantnya bukan pada tangan rakyat), kekusaan yang sangat besar pada Presiden, adanya pasal-
pasal yang terlalu “lues” (sehingga menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945
tentang semangat penyelanggara negara yang belum cukup didukung dengan ketentuan Konstitusi.
Tujuan perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan
rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, Eksistensi perkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa.
Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan tidak mengubah pembukaan UUD 1945, tetap
mempertahankan susunan kenegaraan (State Structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal
dengan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan mempertegas sistem pemerintahan
Presidensial.
Dalam periode ini terjadi perubahan Provinsi Negara Indonesia. Pada tahun 1999 Timor Timur
memisahakn diri dari Indonesia dan berada di bawah PBB hingga merdeka penuh pada tahun 2002, dan

10
Indonesia memiliki 26 Provinsi. Selanjutanya terjadi pemekaran sejumlah Provinsi di Indonesia.
Pemekaran terjadi di Provinsi indonesia sebagai berikut.
a. Maluku Utara dengan Ibu kota Sofifi-Ternate, dimekarkan dari
Provinsi Maluku menjadi provinsi Indonesia ke-27 pada tanggal 4
Oktober 1999.
b. Banten dnegan Ibu kota Serang, dimekarkan dari Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi Indonesia
ke-28 pada tanggal 17 Okteber 2000.
c. Kepulauan Bangka Belitung dengan Ibu kota Pangkal Pinang menjadi provinsi Indonesia ke-29
pada tanggal 4 Desember 2000.
d. Gorontalo dengan Ibu kota Gorontalo, dimekarkan dari provinsi
Sulewesi Utara menjadi provinsi Indonesia ke-30 pada tanggal 22
Desember 2000.
e. Irian Jaya Barat dengan Ibu kota Manokwari, dimekarkan dari
Provinsi Papua menjadi provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal 21
November 2001. Kini Irian Jaya Barat berganti nama menjadi Papua
Barat.
f. Kepulauan Riau dengan Ibu kota Tanjung Pinang, dimekarkan dari
Provinsi Riau menjadi provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal 25
Oktober 2002.
g. Sulawesi Barat dengan Ibu kota Mamuju, dimekarkan dari Provinsi
Sulawesi Selatan menjadi provinsi Indonesia ke-33 pada tanggal 5
Oktober 2004.
h. Kalimantan Utara dengan ibu kota Tanjung Selor, dimekarkan dari Provinsi Kalimantan

Timur menjadi provinsi Indonesia k3-34 pada tanggal 25 Oktober 2012.9


Dari rentetan dinamika susunan dan bentuk negara Indonesia di atas menjadi bukti bahwa konsep
negara kesatuan adalah konsep yang paling
sesuai dengan karakteristik Indonesia. Meskipun sempat bergeser menjadi negara serikat tetapi
akhirnya masyarakat menyadari dan kembali bersatu.
C. Sistem Pemerintahan NKRI
Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan negara Indonesia,
setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal
17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama,
dan budaya yang tersebar di ribuan pulau besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik
Indonesia(NKRI). Indonesia pernah menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik
Indonesia Serikat selama tujuh bulan (27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950), namun kembali ke
bentuk pemerintahan republik. Setelah jatuhnya Orde Baru (1996 - 1997), pemerintah merespon

11
desakan daerah-daerah terhadap sistem pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan
menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.
D. Fungsi dan Tujuan NKRI
Setiap organisasi dalam bentuk apapun harus mempunyai tujuan. Hal yang sama juga berlaku bagi
sebuah negara. Negara adalah organisasi kekuasaan, di mana sebagai sebuah organisasi kekuasaan
Negara mempunyai suatu sistem pemerintahan yang berhirarkhis dari tingkat yang lebih tinggi hingga
terendah.
Dari bentuk pemerintahan yang berhirarkhis tersebut, tentu negara mempunyai tujuan dan kekuasaan
untuk mencapai tujuan tersebut. NKRI pada dasarnya juga mempunyai tujuan nasional seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi “Kemudian daripada itu
untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia
dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonessia
itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan yang Maha
Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebibaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945
alenia ke-empat ters ebut dapat diketahui bahwa, tujuan NKRI ialah:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia,
2. Memajukan kesejahteraan umum,
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
Fungsi negara menurut Montesquie yaitu fungsi legislatif (membuat undang-undang), fungsi eksekutif
(melaksanakan undang-undang), dan fungsi yudikatif (mengawasi agar semua peraturan ditaati).
E. Cara Menjaga Keutuhan NKRI
Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa mempertahankan dan menjaga keutuhan negara.
Pada proklamasi 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia. Indonesia menjadi
negara yang berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara
yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan dapat kita
lihat dari perjalanan sejarah bahwasanya selalu ada upaya dalam menggantikan bentuk negara,
namun hal demikian selalu gagal dikarenakan adanya rakyat yang tidak setuju dengan
pergantian tersebut. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari ras, budaya dan
keagamaan yang heterogen. Tidak menutup kemungkinan bahwa terjadinya perpecahan dan
perbedaan pendapat atau pandangan yang dapat menyebabkan
goyangnya keutuhan NKRI ini . Adapun cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan
keutuhan NKRI adalah sebagai berikut:
12
1. Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir pancasila dan menerapkannya
dalam kehidaupan sehari-hari.
2. Mengobarkan semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan persatuan bangsa.
3. Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan landasan kontitusional UUD
1945.
4. Melaksanakan usaha pertahanan negara.
5. Menghormati satu sama lain, yakni dalam suatu negara kita harus saling menjaga dalam bentuk
hal apapun, menaati segala aturan yang telah di tetapkan dan saling menghargai baik dalam beda
usia, suku, ras dan budaya ataupun agama yang dianut. Kita sebagai bangsa yang bijak harus dapat
menjaga dan membentuk kedaulatan suatu negara agar selalu tetap makmur dan berwibawa walaupun
adanya perbedaan antar pandangan namun akan tetap terjaga apabila saling menghargai dan menerima
pendapat lain.
6. Menerapakan keadilan dalam suatu negara, dengan terciptanya bangsa yang adil akan
menjadikan suatu bangsa yang cerdas, kreatif dan terpandang dalam bidang apapun. Dalam negara
sangat dibutuhkan tegaknya keadilan bebangsa dan bernegara. Kerena dengan adanya keadilan
akan mewujudkan keutuhan NKRI.
7. Menumbukan rasa cinta pada tanah air yaitu kita sebagai negara harus membuktikan untuk
mempertahankan supaya negara kita dapat selalu utuh dan terjaga dapat mewujudkan persatuan dan
kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat. Maka dengan tunmbuhnya rasa cinta pada tanah air akan menjadikan negara
berdaulat, keutuhan negara dan mempererat persatuan bangsa.
Generasi muda masa kini sangat perlu ikut serta dalam berpartisipasi dalam mengupayakan segala
hal yang berkaitan dengan pembentukan negara. Karena dengan majunya negara akan membantu
generasi bangsa dalam suatu
keinginan yang ingin dicapai untuk masa depan. Dengan mengikuti perjalanan sejarah, generasi muda
harus bertanggung jawab memelihara dan membangun masyarakat dan negara. Maka pemuda sangat
sering tampil dalam kekuatan utama dalam menghadapi era perubahan yang ada pada sekarang ini. Jadi
yang terpenting bagi generasi muda ialah adanya partipasi dan kekompakan untuk mewujudkan prestasi
besar untuk bangsa ini. Adanya penerus bangsa akan menjadikan pemimpin yang visioner, cakap, dan
kuat untuk memnpermudahkan Indonesia semakin maju dan sejahtera dan berkeadilan. Dan calon
pemimpin yang teguh akan menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.

13
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang berbentuk kepulauan atau
nusantara yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang sekaligus juga memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda pula. Oleh karena itu negara persatuan adalah merupakan satu negara, satu rakyat, satu
wilayah dan tidak terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat, satu pemerintahan, satu tertib hukum
yaitu tertib hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu Indonesia. NKRI dikenal juga sebagai
negara yang memiliki keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang berbeda-beda sehingga tercermin
dalam satu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda- beda tetapi tetap satu juga”. Yaitu
persatuan bangsa dan negara Indonesia. Perbedaan adalah suatu bawaan kodrat manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi bahasan dalam makalah ini,
tentunya banyak kekurangan dan kelemahan kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan
atau referensi yang kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap kepada
para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada kami demi sempurnanya
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

14
DAFTAR PUSTAKA

Fa’izia, Khilya, Seri Pengayaan Pembelajaran PPKn: NKRI, Surakarta: Aksara Sinergi Media,
2019.
Hadiwijoyo, Suryo Sakti, Negara, Demokrasi dan civil Society, Yogyakarta:Ghara
Ilmu, 2012.
https://www.scribd.com/doc/11690181/Bab-13-Terbentuknya-Nkri#download
diakses pada tanggal 27 September 2019 pukul 10:00 WIB. Huda, Ni’matul, Ilmu
Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta:
Paradigma, 2014.

15

Anda mungkin juga menyukai