Dosen Pengampu :
Rizky Hidayatullah, M.Pd
Disusun Oleh:
Lis Mar’atus Sholihah (221250030)
Nur Ngazizatuz Zulfa (221250013)
2022/2023
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................
A. Latar belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan masalah........................................................................ 1
C. Tujuan.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................
A. Pengertian NKRI………………………………………………...3
B. Dinamika Susunan dan Bentuk NKRI…………………………..5
C. Sistem Pemerintahan NKRI…………………………………….12
D. Fungsi dan Tujuan NKRI……………………………………….13
E. Cara Menjaga Keutuhan NKRI…………………………………14
A. Kesimpulan.................................................................................. 16
B. Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................iv
iii
iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian NKRI?
2. Bagaiman dinamika Susunan dan Bentuk Negara Kesatuan Republik
Indonesia?
3. Bagaimana sistem pemerintahan NKRI?
4. Apakah fungsi dan tujuan NKRI?
5. Bagaimana cara menjaga keutuhan NKRI?
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diawasi dan dibatasi oleh undang-undang. Konsekuensi logis dari posisinya
sebagai penyelenggara kedaulatan negara, maka unit-unit pemerintahan yang
dibentuk dan berada di bawah pemerintahan pusat harus tunduk kepada
pemerintah pusat. Tanpa disertai ketundukan dan kepatuhan secara
organisasional berdasarkan peraturan perundang-undang yang berlaku, akan
terjadi tumpang tindih dan tabrakan dalam pelaksanaan kewenangan (prinsip
unity of command).2
Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu: negara
kesatuan dengan sistem sentralisasi dan negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi segala sesuatu
dalam negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan
daerahdaerah hanya tinggal melaksanakan segala apa yang telah diintruksikan
oleh pemerintah pusat. Sedangkan dalam negara kesatuan dengan sistem
desentralisasi, kepada daerah-daerah diberikan kesempatan dan kekuasaan
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (otonomi daerah)
yang dinamakan dengan daerah otonom.3
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) negara kesatuan berbentuk
republik dengan sistem desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana
pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya di luar bidang
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat. Pasal 18 UUD 45 menyebutkan bahwa:
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi,
kabupaten dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah yang diatur
dengan undang-undang.
2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur
dengan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan.
3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD
yang anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
2
Ni’matul Huda, Ilmu Negara, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 233.
3
Ni’matul Huda, hlm. 234.
4
4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala
pemerintahan daerah provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara
demokrasi.
5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan
pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat.
6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturanperaturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas
pembantuan.
7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam
undang-undang.
Meskipun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang
memiliki adat istiadat, kebudayaan serta karakter yang berbeda-beda, memiliki
agama yang berbeda-beda dan terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah
nusantara Indonesia, namun keseluruhannya adalah merupakan suatu
persatuan yang tercermin dalam suatu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang
artinya “berbeda-beda tetap satu juga”. Yaitu persatuan bangsa dan negara
Indonesia. Perbedaan adalah suatu bawaan kodrat manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa.
4
Kaelan, Pendidikan Pancasila, (Yogyakarta: Paradigma, 2014), hlm. 143-144.
5
B. Dinamika Susunan dan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia
“Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”, petikan
tersebut merupakan bunyi ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Udang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berdasarkan ketentuan tersebut dapat
diketahui bahwa susunan negara Indonesia adalah kesatuan. Wujud Negara
Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh dilakukan perubahan dalam
UUD tahun 1945. Dalam proses amandemen terdapat ketentuan untuk tidak
tidak mengubah pembukaan UUD 1945 dan tetap mempertahankan Negara
Kesatuan Republik Indonesia sebagai susunan negara Indonesia. Konsep
negara kesatuan adalah susunan negara yang ditetapkan sejak awal berdirinya
negara Indenesia. Selain itu, konsep negara kesatuan dipandang paling tepat
untuk mewadahi ide persatuan bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai
latar belakang (dasar pemikiran).5
Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, Indonesia telah mengalami
pergantian konstitusi. Perubahan konstitusi tersebut memengaruhi bentuk
negara dan sistem pemerintahan negara. Dalam dinamika penyelenggaraan
negara Indonesia menerapkan konsep negara kesatuan namun pada
pelaksanaannya konsep persatuan mengalami pergeseran menjadi konsep
federal. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang
berekedaulatan rakyat dengan berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,
serta keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. Berikut ini dimanika
kehidupan bernegara di Indonesia.
1. Periode 1945-1949
Periode ini menjadi tahun-tahun bersejarah dalam memperjuangkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bapak proklamator
Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945. Sejak saat itu, Indonesia berhak menentukan sendiri ritme
kehidupan bernegara tanpa camper tangan pikhak lain.
5
Khilya Fa’izia, Seri Pengayaan Pembelajaran PPKn: NKRI, (Surakarta: Aksara Sinergi Media,
2019), hlm. 26.
6
Konsep negara kesatuan pada periode 1945-1949 dituangkan dalam
Undang-Undang Dasar negara. Pada periode tersebut Undang-undang
Dasar negara Indonesia adalah UUD 19454. UUD 1945 menjadi konstitusi
pertama yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Dalam UUD 1945
ditegaskan beberapa hal tentang negara Indonesia.
a. Susunan bentuk negara ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (1)
yang berbunyi “negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbenyuk republik”.
b. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik.
c. Kedaulatan negara Indonesia adalah di tangan rakyak dan dilakukan
sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyak. Ketentuan ini
ditegaskan dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi “kedaulatan adalah
ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”.
d. Sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensial. Ketentuan
ini ditegaskan dalam pasal 4 ayat (1) yang berbunyi “Presiden
Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-undang Dasar”.
e. Lembaga-lembaga negara merurut konstitusi pertama terdiri atas MPR,
Presiden, Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Dewan Perwakilan
Rakya (DPR). Badan Pemeriksa Keungan (BPK), dan Mahkamah
Agung (MA).6
2. Periode 1949-1950
Indonesia lahir kembali dengan nama Republik Indonesia Serikat
(RIS). Republik Indonesia Serikat adalah negara federasi yang berdiri pada
tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam
Konferensi Meja Bundar. Pada masa itu hukum dasar yang digunakan
adalah konstitusi RIS (Republik Indonesia Serikat). Konstitusi RIS berlaku
berdasrkan keputusan presiden RIS Nomor 48 tahun1950 tentang
mengumumkan Piagam Penandatanganan Konstitusi Republik Indonesia.
6
Khilya Fa’izia, hlm. 27-28.
7
Diumumkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 1950 oleh menteri
kehakiman.
Bentuk negara Indonesia pada periode tersebut mengalami pergeseran
dari negara kesatuan menjadi negara serikat. RIS merupakan bentuk
negara federal. Negara RIS terdiri atas daerah negaradan kesatuan
kenegaraan yang tegak sendiri.
a. Daerah negara adalah negara bagian yaitu Republik Indonesia,
Indonesia Timur, Pasundan, Jawa Timur, Madura, dan Sumatra Timur.
b. Kesatuan kenegaraan yang tegak sendiri yaitu Jawa Tengah, Bangka
Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Dayat Besar, Daerah Banjar,
Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur.
Berdasarkan ketentuan pasal 2 Undang-undang Dasar RIS,
Republik Indonesia Serikat meliputi seluruh daerah Indonesia sebagai
berikut:
a. Negara Republik Indonesia, dengan daerah menurut status quo
seperti tersebut dalam persetujuan Renville tanggal 17 Januari
1948 meliputi negara Indonesia Timur, Negara Pasundan
(termasuk Distrik Federal Jakarta), Negara Jawa Timur, Negara
Madura, Negara Sumatra Timur (dengan pengertian status quo
Asahan Selatan dan Labuhan Batu berhubungan dengan Sumatra
Timur tetap berlaku), dan Negara Sumatra Selatan.
b. Satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri meliputi Jawa
Tengah, Bangka, Belitung, Riau, Kalimantan Barat, Dayat Besar,
Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur.
Daerah-daerah bagian tersebut memiliki kemerdekaan menentukan
nasib sendiri dan bersatu dalam ikatan federasi Republik Indonesia
Serikat.7
3. Periode 1950-1959
Pemerintahan berdasar Konstitusi RIS tidak berjalan karena negara
RIS bukan cita-cita bangsa Indonesia. Oleh karena itu muncul tuntutan
untuk kembali pada negara kesatuan. Negarta-negara yang tergabung
7
Khilya Fa’izia, hlm. 29-30.
8
dalam RIS satu persatu bergabung dengtan negara Republik Indonesia.
Akibat penggabungan tersebut,negara federasi RIS tinggal tiga negara
bagian yaitu Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan
Negara Sumatra Timur. Ketiga bagian negara itu bermusyawarah dan
akhirnya mencapai kata sepakat kembali pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. pada
tanggal 15 Agustus 1950 ditetapkan UUD Sementara yang merupakan
perubahan dari konstitusi RIS. Perubahan Konstitusi RIS menjadi UUD
Sementara tertuang Dalam UU No 7 Tahun 1950 tentang Perubahan
Konstitusi Sementara Republik Indonesiaa menjadi UUD Sementara
Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar ini dikenal dengan UUDS
1950. Pada priode ini susunan negara telah kembali pada kesatuan. Konsep
Negara Kesatuan ditegaskan dalam Konstitusi yang beralaku pada masa itu
yaitu UUDS. UUDS 1950 ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dan
mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950. Ketentuan negara kesatuan
ditegaskan dalam pasal 1 ayat (1) yaitu Republik Indonesia yang merdeka
dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk
kesatuan. Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada priode ini
mengalami perubahan. Perubahan ini terjadi karena pemekaran Wilayah di
berbagai daerah di Indonesia.
4. Periode 1959-1966
Pada priode ini Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 sebagai
Konstitusi Indonesia periode ini dikenal juga sebagai periode demokrasi
terpimpin. Demokrasi terpimpin berlaku di Indonesia tahun 1959-1966
dari di keluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959 hingga jatuhnya
kekuasaan Soekarno. Disebut demokrasi terpimpin karena demokrasi di
Indonesia satt itu mengandalkan kepemimpinan Presiden Soekarno. Pada
priode ini terjadi pertambahan provinsi dari hasil pemekaran sebagai
berikut.
a. Tahun 1960 Provinsi Sulawesi dipecah menjadi Provinsi Sulawesi
Utara dan Sulawesi Selatan.
9
b. Tahun 1963 PBB menyerahkan Irian Barat ke Indonesia.
c. Tahun 1964 di bentuk Provinsi Lampung pemekaran dari Sumatra
Selatan. Pada tahun yang sama dibentuk pula Provinsi Sulawesi
Tengah (pemekaran dari Sulawesi Utara) dan Provinsi Sulawesi
Tenggara (pemekaran dari Sulawesi Selatan).
5. Periode 1966-1998
Ir. Soeharto menjadi ikon periode 196-1988. Sebab masa itu, Ir
Soeharto menjadi Presiden Republik Indonesia. Periode ini dikenal dengan
orde baru. Orde baru merupakan istilah yang digunakan untuk
memisahkan antara kekuasaan masa Ir. Soekarno (masa orde lama). dalam
jangka waktu 1966-1998 ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun
hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi yang merajalela.
Indonesia masih mempertahankan bentuk negara kesatuan dengan
perkenbamgan jumlah Provinsi tersebut.
a. Tahun 1967 Provinsi Bengkulu di mekarkan dari Provinsi Sumatra
Selatan.
b. Tahun 1969 Irian Barat secara resmi menjadi Provinsi ke-26 Indonesia.
c. Pada Tahun 196-1975 Indonesia memiliki 26 Provinsi, dua diantaranya
berstatus Daerah Istimewa (Aceh dan Yogyakarta), dan satu berstatus
Daerah Khusus Ibu Kota (Jakarta)
d. Tahun 1976 Timur-timur menjadi bagian dari Indonesia dan sebagai
Provinsi ke-27.8
6. Periode 1998-Sekarang
Tercatat dalam sejarah upaya mahasiswa mengupayakan sebuah
perubahan. Mereka beriring bersatu padu menduduki gedung kura-kura
untuk meluluskan beberapa tuntutan. Mereka menyebutnya tuntutan
Reformasi oleh karena itu, periode 1998-sekarang dikenal dengan
reformasi. Salah satu tuntutan reforamasi 1998 adalah dilakukan
Amandemen terhadap UUD 1945. Latar belakang tuntutan perubahan
8
Khilya Fa’izia, hlm. 31 .
10
UUD 1945 karena pada masa Orde Baru kekuasaan tertinggi di tangan
MPR (dan pada kenyataantnya bukan pada tangan rakyat), kekusaan yang
sangat besar pada Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “lues”
(sehingga menimbulkan multitafsir), serta kenyataan rumusan UUD 1945
tentang semangat penyelanggara negara yang belum cukup didukung
dengan ketentuan Konstitusi. Tujuan perubahan UUD 1945 adalah
menyempurnakan aturan dasar seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat,
HAM, pembagian kekuasaan, Eksistensi perkembangan aspirasi dan
kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan tidak
mengubah pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan
kenegaraan (State Structuur) kesatuan atau selanjutnya lebih dikenal
dengan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
mempertegas sistem pemerintahan Presidensial.
Dalam periode ini terjadi perubahan Provinsi Negara Indonesia. Pada
tahun 1999 Timor Timur memisahakn diri dari Indonesia dan berada di
bawah PBB hingga merdeka penuh pada tahun 2002, dan Indonesia
memiliki 26 Provinsi. Selanjutanya terjadi pemekaran sejumlah Provinsi di
Indonesia. Pemekaran terjadi di Provinsi indonesia sebagai berikut.
a. Maluku Utara dengan Ibu kota Sofifi-Ternate, dimekarkan dari
Provinsi Maluku menjadi provinsi Indonesia ke-27 pada tanggal 4
Oktober 1999.
b. Banten dnegan Ibu kota Serang, dimekarkan dari Provinsi Jawa Barat
menjadi provinsi Indonesia ke-28 pada tanggal 17 Okteber 2000.
c. Kepulauan Bangka Belitung dengan Ibu kota Pangkal Pinang menjadi
provinsi Indonesia ke-29 pada tanggal 4 Desember 2000.
d. Gorontalo dengan Ibu kota Gorontalo, dimekarkan dari provinsi
Sulewesi Utara menjadi provinsi Indonesia ke-30 pada tanggal 22
Desember 2000.
e. Irian Jaya Barat dengan Ibu kota Manokwari, dimekarkan dari Provinsi
Papua menjadi provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal 21 November
2001. Kini Irian Jaya Barat berganti nama menjadi Papua Barat.
11
f. Kepulauan Riau dengan Ibu kota Tanjung Pinang, dimekarkan dari
Provinsi Riau menjadi provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal 25
Oktober 2002.
g. Sulawesi Barat dengan Ibu kota Mamuju, dimekarkan dari Provinsi
Sulawesi Selatan menjadi provinsi Indonesia ke-33 pada tanggal 5
Oktober 2004.
h. Kalimantan Utara dengan ibu kota Tanjung Selor, dimekarkan dari
Provinsi Kalimantan Timur menjadi provinsi Indonesia k3-34 pada
tanggal 25 Oktober 2012.9
Dari rentetan dinamika susunan dan bentuk negara Indonesia di
atas menjadi bukti bahwa konsep negara kesatuan adalah konsep yang
paling sesuai dengan karakteristik Indonesia. Meskipun sempat
bergeser menjadi negara serikat tetapi akhirnya masyarakat menyadari
dan kembali bersatu.
9
Khilya Fa’izia, hlm. 31
12
pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep
Otonomi Daerah untuk mewujudkan desentralisasi kekuasaan.10
10
https://www.scribd.com/doc/11690181/Bab-13-Terbentuknya-Nkri#download diakses pada
tanggal 27 September 2019 pukul 10:00 WIB.
13
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Fungsi negara menurut Montesquie yaitu fungsi legislatif (membuat
undang-undang), fungsi eksekutif (melaksanakan undang-undang), dan fungsi
yudikatif (mengawasi agar semua peraturan ditaati).11
11
Suryo Sakti Hadiwijoyo, hlm. 21.
14
dapat menjaga dan membentuk kedaulatan suatu negara agar selalu tetap
makmur dan berwibawa walaupun adanya perbedaan antar pandangan
namun akan tetap terjaga apabila saling menghargai dan menerima
pendapat lain.
6. Menerapakan keadilan dalam suatu negara, dengan terciptanya bangsa
yang adil akan menjadikan suatu bangsa yang cerdas, kreatif dan
terpandang dalam bidang apapun. Dalam negara sangat dibutuhkan
tegaknya keadilan bebangsa dan bernegara. Kerena dengan adanya
keadilan akan mewujudkan keutuhan NKRI.
7. Menumbukan rasa cinta pada tanah air yaitu kita sebagai negara harus
membuktikan untuk mempertahankan supaya negara kita dapat selalu utuh
dan terjaga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek
kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut
kehidupan bermasyarakat. Maka dengan tunmbuhnya rasa cinta pada tanah
air akan menjadikan negara berdaulat, keutuhan negara dan mempererat
persatuan bangsa.
Generasi muda masa kini sangat perlu ikut serta dalam berpartisipasi
dalam mengupayakan segala hal yang berkaitan dengan pembentukan negara.
Karena dengan majunya negara akan membantu generasi bangsa dalam suatu
keinginan yang ingin dicapai untuk masa depan. Dengan mengikuti perjalanan
sejarah, generasi muda harus bertanggung jawab memelihara dan membangun
masyarakat dan negara. Maka pemuda sangat sering tampil dalam kekuatan
utama dalam menghadapi era perubahan yang ada pada sekarang ini. Jadi yang
terpenting bagi generasi muda ialah adanya partipasi dan kekompakan untuk
mewujudkan prestasi besar untuk bangsa ini. Adanya penerus bangsa akan
menjadikan pemimpin yang visioner, cakap, dan kuat untuk
memnpermudahkan Indonesia semakin maju dan sejahtera dan berkeadilan.
Dan calon pemimpin yang teguh akan menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikianlah yang dapat kami sampaikan mengenai materi yang menjadi
bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang
kami peroleh hubungannya dengan makalah ini. Penulis banyak berharap
kepada para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun kepada
kami demi sempurnanya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan para pembaca.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
iv