Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN

Tugas Perkembangan Anak Usia Dini 0-7

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi


Prkembangan

Dosen Pengampu: Sugiarto,M.Psi,Sikologi

DWI AMALIA ( 221290009 )

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

UNIVERSITAS MA’ARIF LAMPUNG (UMALA)

METRO LAMPUNG

i
2023 M/1444 H

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Tuhan yang maha esa atas segala limpahan
rahmat,taufik dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam dengan judul Lembaga Pendidikan Islam Dan Tantangan Modernisasi

Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu. Ika Ariyati.
M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang
telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini

Penulis menyadari bahwa dalam pemulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan
kami. Maka dari itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran guna
untuk membangun para pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.

Metro, 08 April 20223

ii
Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................

KATA PENGANTAR...............................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...................................................................................................

B. Rumusan Masalah..............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

Laporan observasi tugas perkembangan usia dini..................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan manusia umumnya mengalami pertumbuhan dan


perkembangan, siapapun itu baik yang berjenis kelamin perempuan maupun laki-
laki. Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tersebut nantinya akan
“menghasilkan” sesosok manusia yang dewasa baik itu secara fisik, pikiran, dan
mental. Namun, banyak yang belum memahami akan perbedaan antara
pertumbuhan dan perkembangan, meskipun keduanya sama-sama adalah proses
alami untuk seluruh manusia di planet bumi ini. Proses pematangan dari sel – sel
tubuh menuju kedewasaan disebut dengan perkembangan. Dimulai dari
kematangan fisik, perubahan kecakapan, emosi dan pikiran menuju kedewasaan.
Perkembangan tidak dapat diukur dengan angka seperti pertumbuhan yang dapat
diukur dengan angka.

Menurut F.J. Monks, dkk (2001) perkembangan adalah proses ke arah yang
lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Proses ini kekal dan
tetap yang menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih
tinggi berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar. Arti perkembangan
menurut Desmita (2009: 9) perkembangan tidak terbatas pada pengertian
pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung
serangkaian perubahan yang berlangsung ecara terus. Contoh perkembangan yang
terjadi pada manusia yaitu saat bayi baru lahir dia belum bisa merangkak, setelah
bisa merangkak dia akan belajar berjalan dengan dibantu orang tua terlebih
dahulu. Selanjutnya, perekembangan yang lain adanya kematangan fisik,
perubahan keahlian atau bicara, serta emosi dan pikiran yang semakin matang
Perkembangan pada fase kanak-kanak akan mulai berkembang secara emosional
serta sosialnya. Biasanya pada peningkatan yang secara aktif pada keterampilan
fisik, sehingga terjadi pertumbuhan yang lebih cepat dari biasanya.Pada fase ini,
anak-anak akan belajar melakukan banyak hal dengan sendiri contohnya seperti
minum, makan, buang air di toilet dan bermain bersama teman-teman. Dalam
suatu siklus perkembangan pada manusia maka aka nada teori perkembangan
yang ada diantaranya sebagai berikut:

1
1. Teori Empirisme

Teori perkembangan manusia pertama yang dikemukakan oleh John Locke


adalah Teori Empirisme. Teori ini sendiri memiliki anggapan bahwa
perkembangan seseorang dipengaruhi dari berbagai pengalaman yang
diperolehnya selama perkembangan sejak lahir sampai dewasa. Pada teori
empirisme ini, pendidikan serta pergaulan masuk ke dalam sebuah
pengalaman. Dimana dijelaskan pula pada teori ini, manusia merupakan
sebuah kertas putih dan nantinya individu tersebut akan menjadi apa,
bergantung terhadap apa yang dituliskan pada kertas tersebut.

2. Teori Nativisme

Teori perkembangan manusia kedua yang dikemukakan oleh Arthur


Schopenhauer adalah Teori Nativisme. Pada teori ini, perkembangan
manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dimiliki individu tersebut
sejak dilahirkan.

3. Teori Naturalisme

Teori perkembangan manusia ketiga yang dikemukakan oleh J. J.


Rousseau adalah Teori Naturalisme. Pada teori ini, beliau mengemukakan
pendapatnya bahwa semua anak adalah baik ketika baru datang dari tangan
sang pencipta, namun semua menjadi buruk di tangan manusia.

4. Teori Konvergensi

Teori perkembangan manusia keempat yang dikemukakan oleh William


Stern adalah Teori Konvergensi. Teori ini sendiri merupakan sebuah
gabungan diantara dua teori perkembangan manusia, yaitu teori nativisme
serta teori empirisme. Pendekatan Teori Perkembangan Terdapat beberapa
pendekatan yang dikemukakan oleh para ahli mengenai perkembangan
manusia sendiri, yang terdiri dari sebagai berikut:

 Pendekatan perkembangan kognitif pendekatan perkembangan kognitif


memiliki asumsi bahwa kemampuan kognitif yang dimiliki oleh individu
merupakan hal yang paling penting dan memiliki pengaruh yang besar
terhadap tingkah laku seseorang. Terdapat tiga model di dalam pendekatan
perkembangan kognitif sendiri, yang terdiri dari:
 Model kognitif piaget
 Model pemrosesan informasi
 Model kognisi sosial
 Pendekatan belajar maupun lingkungan, pendekatan belajar atau
lingkungan yang memiliki asumsi bahwa tingkah laku seseorang
didapatkan berdasarkan pengkondisian serta prinsip dasar.

2
 Pendekatan etologi, pendekatan etologi yang merupakan sebuah studi
perkembangan serta perspektif evolusioner yang mendapatkan dasar dari
berbagai prinsip evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin yang
memiliki asal usul biologis mengenai tingkah laku sosial.

Banyak hal yang harus dilakukan, tetapi juga banyak pula yang harus dipahami
dan dimengerti. Salah satunya adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan, agar kita tidak salah
langkah dalam mendidik anak serta tidak memaksakan kehendak pada anak
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Ada dua faktor
utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yakni faktor bawaan dan
faktor lingkungan. Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) merupakan faktor
pertama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor ini dapat diartikan
sebagai semua ciri atau karakteristik individu yang diwariskan kepada anak atau
segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang sejak masa
pembuahan sebagai warisan dari orangtua. Faktor bawaan disebut pula sebagai
faktor endogen. Faktor endogen adalah faktor yang dibawa oleh individu sejak
dalam kandungan hingga kelahiran. Oleh karena individu itu terjadi dari
bertemunya ovum dari ibu dan sperma dari ayah, maka tidak mengherankan kalau
faktor endogen yang dibawa oleh individu itu mempunyai sifat-sifat seperti
orangtuanya. Seperti pepatah Indonesia yang menyatakan “Air di cucuran
akhirnya jatuh ke pelimbahan juga” ini berarti bahwa keadaan atau sifat-sifat dari
anak itu tidak meninggalkan sifat-sifat dari orangtuanya.

Ada beberapa hal di faktor endogen ini. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap
individu yang dilahirkan ke dunia akan membawa pembawaan tertentu, terutama
sifat-sifat yang berhubungan dengan faktor kejasmanian. Misalnya bentuk/struktur
tubuh, warna rambut, warna kulit, warna mata, bentuk wajah, dan sebagainya.
Sifat-sifat ini merupakan sifat-sifat yang mereka dapatkan karena faktor
keturunan, seperti yang dikenal dengan hukum Mendel. Faktor pembawaan yang
berhubungan dengan keadaan jasmani umumnya tidak dapat diubah.
Bagaimanapun besarnya keinginan orang untuk mempunyai warna kulit yang
putih bersih, tidak akan terlaksana kalau faktor keturunan kulitnya berwarna hitam
atau coklat, demikian pula halnya dengan yang lain-lain. Disamping itu individu
juga mempunyai sifat-sifat bawaan psikologis yang erat kaitannya dengan
keadaan jasmani maupun temperamen. Temperamen merupakan sifat-sifat
bawaan yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu
yang berhubungan dengan fungsi-fngsi fisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar,
cairan-cairan lain yang terdapat dalam diri manusia. Hypocrates dan Galenus
menghubungkan sifat-sifat kejasmanian (struktur kejasmanian) dengan sifat-sifat
psikologis dari individu yang bersangkutan. Menurut keduanya, ada beberapa tipe
temperamen manusia, yaitu: sanguinikus, flegmatikus, cholerikus, melancholikus.
Temperamen itu berbeda dengan karakter atau watak, yang kadang-kadang kedua

3
pengertian itu disamakan satu dengan yang lain. Karakter atau watak yaitu
merupakan keseluruhan dari sifat seseorang yang nampak dalam perbuatannya
sehari-hari, sebagai hasil pembawaan maupun lingkungan. Temperamen pada
umumnya bersifat konstan, sedangkan watak atau karakter lebih bersifat tidak
konstan, dapat berubah-ubah sesuai pengaruh lingkungan.

Disamping individu memiliki faktor bawaan yang berhubungan dengan sifat-


sifat kejasmanian dan temperamen, maka individu masih mempunyai sifat-sifat
pembawaan yang berupa bakat (aptitude atau talenta). Bakat bukanlah merupakan
satusatunya faktor yang dibawa individu sewaktu dilahirkan, melainkan hanya
merupakan salah satu faktor saja. Bakat merupakan potensi yang berisi
kemungkinan-kemungkinan untuk berkembang ke sesuatu arah. Bakat bukanlah
sesuatu yang telah jadi, yang telah terbentuk pada waktu individu dilahirkan,
tetapi baru merupakan potensi-potensi saja. Faktor yang kedua adalah faktor
lingkungan. Lingkungan dapat diartikan sebagai berbagai peristiwa, situasi dan
kondisi di luar individu yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi tumbuh kembang anak atau perkembangan individu. Lingkungan
ini terdiri atas lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah
segala sesuatu yang bersifat fisik yang ada di sekitar individu seperti keadaan
rumah, pekarangan, sawah, tanah, air, musim dan sebagainya. Lingkungan fisik
sering disebut juga lingkungan alam. Tanda Bahaya Gangguan Perkembangan
Sosial dan Emosi Perkembangan sosial dan emosi juga sangat penting untuk
diperhatikan. Aspek ini cenderung tersembunyi, sehingga orangtua harus jeli
memerhatikan gejala-gejala yang mungkin menandakan adanya gangguan.
Berikut adalah gejala gangguan perkembangan anak yang terkait dengan aspek
perkembangan sosial dan emosi:

 Kurang tersenyum atau tidak tertawa di usia 6 bulan


 Tidak menunjukkan ketertarikan kepada orangtua atau pengasuh di usia
7 bulan
 Tidak menunjukkan ketertarikan terhadap permainan ‘ci-luk-ba’ di usia
8 bulan
 Tidak merespons saat dipanggil nama di usia 1 tahun
 Tidak melakukan gerakan menunjuk, melambai, atau meraih di usia 1
tahun

Tanda Bahaya Gangguan Kognitif

Gangguan kognitif dapat memengaruhi proses belajar anak hingga dewasa kelak.
Untuk itu, penting bagi setiap orangtua untuk mendeteksi gangguan kognitif pada
anak sejak dini agar penanganannya bisa segera dilakukan. Tanda dan gejala
gangguan kognitif pada si kecil, antara lain:

4
 Usia 1 tahun tidak mencari benda yang disembunyikan di depan
matanya
 Usia 1 tahun tidak menggunakan gerakan tubuh seperti melambai
 Usia 1 tahun tidak menunjuk benda atau gambar
 Usia 2 tahun tidak tahu fungsi benda-benda yang umum, seperti
telepon, sisir, atau sendok
 Usia 2 tahun tidak dapat mengikuti instruksi yang mudah
 Usia 2 tahun tidak meniru kata-kata atau perbuatan orang di sekitarnya

Gangguan tumbuh kembang anak dapat terjadi dalam jangka pendek, jangka
panjang, atau bahkan menetap. Jika Anda melihat tanda keterlambatan pada salah
satu aspek perkembangan si kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter
spesialis anak. Diharapkan anak dapat mengejar ketinggalan bila ditangani sejak
dini.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimna perkembangan anak usia dini pada umur 4 tahun?

5
BAB II

PEMBAHASAN

Nama anak : Ayudia Fitriana Fara

Alamat : Sukajadi, Bumiratu Nuban, Lampung Tengah

TTL : 13 Agustus 2018

Jenis kelamin : Perempuan

Umur : 4 Tahun

Nama orang tua

Ayah : Triono

Ibu : Evi Novitasari

Perkambangan Kognitif, Sosial, Dan Emosional

USIA 4 TAHUN Belum Tercapai Sempurna


tercapai

Memahami arti kata √

Membandingkan √

Mengingat cerita √

Mengurutkan objek √

Menyusun puzzel √

6
Mengetahui banyaknya jumlah angka √

Melakukan 3 permintaan dalam √


satu waktu

Menunjukan hal-hal yang disukai √

Menunjukkan hal-hal yang tidak √


disukai
Memiliki rasa empati √

Menangis atau tertawa karena suatu √


hal yang anak fahami

Menunjukkan atau mengungkapkan √


emosinya

Problem perkambangan: Anak blum bisa mengingat cerita dengan baik, karena
blum bisa menyaring banyaknya kata yg harus dicerna.

Solusi: orang tua harus lebih bisa membuat anak tertarik dengan cerita-cerita atau
dongeng. Dengan orang tua membacakan cerita maka anak akan terbiasa
dengan banyak kosa kata yg dterima dan anak akan lebih mudah untuk
memahaminya dan mengingatnya.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Aspek perkembangan anak usia dini yang berfokus pada perkembangan fisik ini
meliputi pertambahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otak, serta
keterampilan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar
ditandai dengan aktifnya anak bergerak, melompat, dan berlarian, terutama di usia
4-5 tahun. Perkembangan anak usia dini akan lebih mudah dipantau jika Ibu
menggolongkan aspeknya ke dalam empat kategori dasar, di antaranya:

a Perkembangan Fisik dan Motorik


b Kemampuan Berkomunikasi
c Kemampuan Kognitif
d Kemampuan Sosial dan Emosional

8
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja

,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009

M. Nur Ghufron, “ Psikologi”, Kudus: Nora Media Enterprise, 2011

Muzdalifah M Rahman,S.Psi, M.Si., “ Psikologi Perkembangan”,

Kudus: Nora Media EnterpiseProf. Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikolog Umum,
Andi Offset, yogyakarta, 2002

9
LAMPIRAN

Gambar subjek observasi

10
Gambar subjek wawancara observasi

11

Anda mungkin juga menyukai