PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
METRO LAMPUNG
i
2023 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Tuhan yang maha esa atas segala limpahan
rahmat,taufik dan hidayah Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan
Islam dengan judul Lembaga Pendidikan Islam Dan Tantangan Modernisasi
Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih banyak kepada Ibu. Ika Ariyati.
M.Pd selaku Dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam yang
telah memberikan bimbingan dalam menyelesaikan makalah ini
Penulis menyadari bahwa dalam pemulisan makalah ini masih jauh dari
kata sempurna serta kesalahan yang penulis yakini di luar batas kemampuan
kami. Maka dari itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran guna
untuk membangun para pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
ii
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................................
KATA PENGANTAR...............................................................................................
DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................
B. Rumusan Masalah..............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut F.J. Monks, dkk (2001) perkembangan adalah proses ke arah yang
lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Proses ini kekal dan
tetap yang menuju kea rah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih
tinggi berdasarkan pertumbuhan, pemasakan dan belajar. Arti perkembangan
menurut Desmita (2009: 9) perkembangan tidak terbatas pada pengertian
pertumbuhan yang semakin membesar, melainkan di dalamnya juga terkandung
serangkaian perubahan yang berlangsung ecara terus. Contoh perkembangan yang
terjadi pada manusia yaitu saat bayi baru lahir dia belum bisa merangkak, setelah
bisa merangkak dia akan belajar berjalan dengan dibantu orang tua terlebih
dahulu. Selanjutnya, perekembangan yang lain adanya kematangan fisik,
perubahan keahlian atau bicara, serta emosi dan pikiran yang semakin matang
Perkembangan pada fase kanak-kanak akan mulai berkembang secara emosional
serta sosialnya. Biasanya pada peningkatan yang secara aktif pada keterampilan
fisik, sehingga terjadi pertumbuhan yang lebih cepat dari biasanya.Pada fase ini,
anak-anak akan belajar melakukan banyak hal dengan sendiri contohnya seperti
minum, makan, buang air di toilet dan bermain bersama teman-teman. Dalam
suatu siklus perkembangan pada manusia maka aka nada teori perkembangan
yang ada diantaranya sebagai berikut:
1
1. Teori Empirisme
2. Teori Nativisme
3. Teori Naturalisme
4. Teori Konvergensi
2
Pendekatan etologi, pendekatan etologi yang merupakan sebuah studi
perkembangan serta perspektif evolusioner yang mendapatkan dasar dari
berbagai prinsip evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin yang
memiliki asal usul biologis mengenai tingkah laku sosial.
Banyak hal yang harus dilakukan, tetapi juga banyak pula yang harus dipahami
dan dimengerti. Salah satunya adalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
tumbuh kembang anak. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan, agar kita tidak salah
langkah dalam mendidik anak serta tidak memaksakan kehendak pada anak
sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Ada dua faktor
utama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak, yakni faktor bawaan dan
faktor lingkungan. Faktor bawaan atau keturunan (hereditas) merupakan faktor
pertama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak. Faktor ini dapat diartikan
sebagai semua ciri atau karakteristik individu yang diwariskan kepada anak atau
segala potensi baik fisik maupun psikis yang dimiliki seseorang sejak masa
pembuahan sebagai warisan dari orangtua. Faktor bawaan disebut pula sebagai
faktor endogen. Faktor endogen adalah faktor yang dibawa oleh individu sejak
dalam kandungan hingga kelahiran. Oleh karena individu itu terjadi dari
bertemunya ovum dari ibu dan sperma dari ayah, maka tidak mengherankan kalau
faktor endogen yang dibawa oleh individu itu mempunyai sifat-sifat seperti
orangtuanya. Seperti pepatah Indonesia yang menyatakan “Air di cucuran
akhirnya jatuh ke pelimbahan juga” ini berarti bahwa keadaan atau sifat-sifat dari
anak itu tidak meninggalkan sifat-sifat dari orangtuanya.
Ada beberapa hal di faktor endogen ini. Kenyataan menunjukkan bahwa setiap
individu yang dilahirkan ke dunia akan membawa pembawaan tertentu, terutama
sifat-sifat yang berhubungan dengan faktor kejasmanian. Misalnya bentuk/struktur
tubuh, warna rambut, warna kulit, warna mata, bentuk wajah, dan sebagainya.
Sifat-sifat ini merupakan sifat-sifat yang mereka dapatkan karena faktor
keturunan, seperti yang dikenal dengan hukum Mendel. Faktor pembawaan yang
berhubungan dengan keadaan jasmani umumnya tidak dapat diubah.
Bagaimanapun besarnya keinginan orang untuk mempunyai warna kulit yang
putih bersih, tidak akan terlaksana kalau faktor keturunan kulitnya berwarna hitam
atau coklat, demikian pula halnya dengan yang lain-lain. Disamping itu individu
juga mempunyai sifat-sifat bawaan psikologis yang erat kaitannya dengan
keadaan jasmani maupun temperamen. Temperamen merupakan sifat-sifat
bawaan yang erat hubungannya dengan struktur kejasmanian seseorang, yaitu
yang berhubungan dengan fungsi-fngsi fisiologis seperti darah, kelenjar-kelenjar,
cairan-cairan lain yang terdapat dalam diri manusia. Hypocrates dan Galenus
menghubungkan sifat-sifat kejasmanian (struktur kejasmanian) dengan sifat-sifat
psikologis dari individu yang bersangkutan. Menurut keduanya, ada beberapa tipe
temperamen manusia, yaitu: sanguinikus, flegmatikus, cholerikus, melancholikus.
Temperamen itu berbeda dengan karakter atau watak, yang kadang-kadang kedua
3
pengertian itu disamakan satu dengan yang lain. Karakter atau watak yaitu
merupakan keseluruhan dari sifat seseorang yang nampak dalam perbuatannya
sehari-hari, sebagai hasil pembawaan maupun lingkungan. Temperamen pada
umumnya bersifat konstan, sedangkan watak atau karakter lebih bersifat tidak
konstan, dapat berubah-ubah sesuai pengaruh lingkungan.
Gangguan kognitif dapat memengaruhi proses belajar anak hingga dewasa kelak.
Untuk itu, penting bagi setiap orangtua untuk mendeteksi gangguan kognitif pada
anak sejak dini agar penanganannya bisa segera dilakukan. Tanda dan gejala
gangguan kognitif pada si kecil, antara lain:
4
Usia 1 tahun tidak mencari benda yang disembunyikan di depan
matanya
Usia 1 tahun tidak menggunakan gerakan tubuh seperti melambai
Usia 1 tahun tidak menunjuk benda atau gambar
Usia 2 tahun tidak tahu fungsi benda-benda yang umum, seperti
telepon, sisir, atau sendok
Usia 2 tahun tidak dapat mengikuti instruksi yang mudah
Usia 2 tahun tidak meniru kata-kata atau perbuatan orang di sekitarnya
Gangguan tumbuh kembang anak dapat terjadi dalam jangka pendek, jangka
panjang, atau bahkan menetap. Jika Anda melihat tanda keterlambatan pada salah
satu aspek perkembangan si kecil, jangan ragu untuk berkonsultasi kepada dokter
spesialis anak. Diharapkan anak dapat mengejar ketinggalan bila ditangani sejak
dini.
B. Rumusan masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
Umur : 4 Tahun
Ayah : Triono
Membandingkan √
Mengingat cerita √
Mengurutkan objek √
Menyusun puzzel √
6
Mengetahui banyaknya jumlah angka √
Problem perkambangan: Anak blum bisa mengingat cerita dengan baik, karena
blum bisa menyaring banyaknya kata yg harus dicerna.
Solusi: orang tua harus lebih bisa membuat anak tertarik dengan cerita-cerita atau
dongeng. Dengan orang tua membacakan cerita maka anak akan terbiasa
dengan banyak kosa kata yg dterima dan anak akan lebih mudah untuk
memahaminya dan mengingatnya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aspek perkembangan anak usia dini yang berfokus pada perkembangan fisik ini
meliputi pertambahan berat badan, tinggi badan, perkembangan otak, serta
keterampilan motorik kasar dan motorik halus. Perkembangan motorik kasar
ditandai dengan aktifnya anak bergerak, melompat, dan berlarian, terutama di usia
4-5 tahun. Perkembangan anak usia dini akan lebih mudah dipantau jika Ibu
menggolongkan aspeknya ke dalam empat kategori dasar, di antaranya:
8
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Syamsu Yusuf LN., M.Pd, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja
Kudus: Nora Media EnterpiseProf. Dr. Bimo Walgito, Pengantar Psikolog Umum,
Andi Offset, yogyakarta, 2002
9
LAMPIRAN
10
Gambar subjek wawancara observasi
11