Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM MASA PEKA DAN HUKUM REKAPITULASI


 Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah : Psikologi Perkembangan

Dosen Pengampu : DR. NOVRIZAL, MM

Disusun Oleh : Kelompok 4


1. Nunung Nurhaliza (20210101
2. Adiyan (202101018)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM BINAMADANI


Website : www.staibinamadani.ac.id
JL. KH. Hasyim Ashari Gg. Ambon Kavling DPR, No. 236, Nerogtok Pinang,
RT.003/RW.004, Kenanga, Kota Tangerang, Banten 15148. (021) 55774928
TAHUN AJARAN 2020-2021

 
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya dalam menyelesaikan makalah ini shalawat serta salam tak lupa kita panjatkan
kehadirat Nabi agungMuhammad SAW. Berkat beliau kita dapat menikmati jaman millennial
seperti saat ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.

i
Daftar Isi

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
A.    Latar Belakang................................................................................................................1
B.     Rumusan Masalah..........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................2
A.    Pengertian Perkembangan..............................................................................................2
B.     Pengertian Hukum Perkembangan.................................................................................3
C. Hukum Masa Peka..........................................................................................................3
D. Hukum Rekapitulasi........................................................................................................5
BAB III PENUTUP....................................................................................................................7
A.    Kesimpulan.....................................................................................................................7
Daftar Pustaka............................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pada setiap makhluk hidup, sejak kelahiran dan dalam menjalani kehidupan seterusnya,
terdapat dasar dan pola kehidupan yang berlaku umum sesuai dengan jenis dan spesiesnya.
Selain itu, terdapat pula pola yang berlaku khusus sesuai dengan sifat-sifat individualnya.
Pola kehidupan yang dimaksudkan dapat dijadikan acuan untuk mengenal karakteristik
perkembangan anak-anak. Latar belakang social budaya akan mempengaruhi pola
pertumbuhan dan perkembangan pribadi anak. Dengan demikian, akan terbentuk
karakteristik-karakteristik yang menjadi pola khusus. Diantara pola-pola khusus itu, bahkan
antara pribadi dengan pribadi, juga terdapat perbedaan tertentu. Perbedaan tersebut akan lebih
jelas bila dibandingkan secara keseluruhan pada pribadi setiap bangsa.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan itulah diperoleh kecenderungan umum dalam
pertumbuhan dan perkembangan, yang selanjutnya dinamakan hukum-hukum pertumbuhan
dan hukum-hukum perkembangan.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian perkembangan?
2.      Apakah yang dimaksud dengan hukum perkembangan itu?
3.      Apa Hukum Masa peka?
4 Apa Hukum Rekapitulasi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perkembangan
Istilah perkembangan (develpment) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang
cukup rumit dan kompleks. Di dalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk
dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep
lain yang terkandung di dalamnya, di antaranya yaitu pertumbuhan (growth), kematangan
(maturation), dan perubahan (changed).
Menurut Reni Akbar Hawadi perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan
proses perubahan dari potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan,
sifat, dan ciri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep usia, yang
diawali dari saat pembuahan dan berakhir kematian. Menurut F.J. Monks, dkk., pengertian
perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat
diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak
dapat diputar kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan
tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Kesimpulan umum yang dapat ditarik dari beberapa definisi di atas adalah bahwa
perkembangan tidak terbatas pada pengertian pertumbuhan yang semakin memebesar,
melainkan di dalamnya juga terkandung serangkaian perubahan yang berlangsung secara
terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki
individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung
dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak
secara berangsur-angsur tetapi pasti, melalui suatu bentuk/tahap ke bentuk/tahap berikutnya,
yang kian hari kian bertambah maju, mulai dari masa pembuahan dan berakhir kematian.
Perkembangan manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah
dipengaruhi oleh faktor kecerdasan, gen, jenis kelamin, ras, kultur, dan sebagainya yang
kesemuanya ini dapat terlihat saat manusia itu mengalami proses perkembangan mulai
dari  bayi hingga dewasa dan berakhir ketika ia mati.  

2
B.     Pengertian Hukum Perkembangan
Apabila diamati perbedaan pertumbuhan dan perkembangan setiap manusia baik pada
faktor jasmaniah maupun faktor rohaniah dalam waktu yang sama maka akan melahirkan
prinsip-prinsip perkembangan, kemudian prinsip ini mengikuti hukum-hukum
perkembangan. Hukum perkembangan merupakan suatu konsepsi yang biasanya bersifat
deduktif, dan menunjukkan adanya hubungan yang tetap (continue) serta dapat diramalkan
sebagai hukum perkembangan. Menurut definisi yang lain, hukum perkembangan adalah
prinsip-prinsip yang mendasari perkembangan fisik maupun psikis individu. Sebagian ahli
psikologi ada yang lebih senang menggunakan prinsip-prinsip perkemabngan dan tidak
menggunakan istilah hukum perkembangan. Namun, yang lebih di kenal di Indonesia adalah
hukum perkembangan daripada prinsip perkembangan.

C. Hukum Masa Peka

Masa peka adalah suatu masa yang paling tepat untuk berkembang suatu fungsi
kejiwaan atau fisik seorang anak. Istilah masa peka ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli
biologi Belanda yaitu Prof. Hugo de Vries dengan meneliti seekor lebah betina (lebah ratu)
yang sedang mengalami masa peka. Masa peka ialah suatu masa ketika fungsi-fungsi jiwa
menonjolkan diri keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Ketika sang lebah
ratu peka, kemudian ia mendapatkan zat-zat makanan tertentu ia akan berkembang biak
dnegan cepat.

Pengertian Menurut Montessori (Hurlock, 1978) anak usia 3-6 tahun adalah anak yang
sedang berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi
tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya. Bila
kemampuan berbicara anak tidak dirangsang maka anak akan mengalami kesulitan berbicara
pada masa-masa selanjutnya. Contoh berikut ini sering kita temui sehari-hari. Seorang anak
berusia tiga tahun mengajak ibunya untuk tidur siang dengan kata-kata ”Ma, bo ma, ma bo
ma”. Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa anak menunjukkan keinginan untuk
menyampaikan sesuatu tetapi belum jelas ucapannya. Untuk kondisi seperti ini anak perlu
dimotivasi dan dilatih kemampuan berbicaranya agar dapat menyampaikan apa yang
diinginkannya dengan baik dan benar. Selain pendapat di atas, Maria Montessori juga

3
menyatakan bahwa masa sensitif anak pada usia ini mencakup sensitif terhadap keteraturan
lingkungan, mengeksplorasi lingkungan dengan lidah dan tangan, sensitif untuk berjalan,
sensitif terhadap obyek-obyek kecil dan detail, serta terhadap aspekaspek sosial kehidupan.
Ilustrasi lain yang menggambarkan bagaimana anak mengeksplorasi lingkungan dapat
disimak dalam contoh berikut ini. “Nani seorang anak berusia 3,5 tahun sedang bermain di
halaman depan. Ia asyik mengorek-ngorek tanah dengan sebatang lidi. Ternyata Nani melihat
di tempat itu ada lubang kecil dan keluar beberapa semut. Gambaran di atas menggambarkan
bahwa Nani berusaha mengetahui mengapa ada lubang kecil di tanah dan mengapa ada
beberapa semut keluar dari lubang tersebut. Apa yang dilakukan Nani menunjukkan bahwa
seorang anak yang berada pada masa usia ini akan berusaha untuk memenuhi rasa ingin
tahunya dengan mengeksplorasi lingkungan melalui panca indranya.

Erikson (Helms & Turner, 1994) memandang periode usia 4-6 tahun sebagai fase sense of
initiative. Pada periode ini anak harus didorong untuk mengembangkan prakarsa, seperti
kesenangan untuk mengajukan pertanyaan dari apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Jika
anak tidak mendapat hambatan dari Page 2

lingkungannya, maka anak akan mampu mengembangkan prakarsa, dan daya kreatifnya, dan
hal-hal yang produktif dalam bidang yang disenanginya. Guru yang selalu menolong,
memberi nasehat, dan membantu mengerjakan sesuatu padahal anak dapat melakukannya
sendiri. Menurut Erikson dapat membuat anak tidak mendapatkan kesempatan untuk berbuat
kesalahan atau belajar dari kesalahan itu. Pada fase ini terjamin tidaknya kesempatan untuk
berprakarsa (dengan adanya kepercayaan dan kemandirian yang memungkinkannya untuk
berprakarsa), akan menumbuhkan kemampuan untuk berprakarsa. Sebaliknya kalau terlalu
banyak dilarang dan ditegur, anak akan diliputi perasaan serba salah dan berdosa (guilty).
Contoh yang dapat diamati dari kehidupan sehari-hari anak, dimana anak mencoba untuk
berprakarsa dapat disimak dalamilustrasi berikut ini. “Nadia seorang anak berusia 4 tahun
pada dasarnya cukup cerdas dan selalu ingin tahu tentang sesuatu. Satu waktu ia ingin
membuka lemari baju ibunya, tapi lemari itu terkunci. Nadia melihat kunci lemari itu
tergantung di lemari tersebut. Dengan keberanian dan rasa ingin tahunya,Nadia mencoba
memutar-mutar kunci lemari tersebut, dan akhirnya berhasil dapat membuka lemari baju
ibunya”. Dari peristiwa di atas dapat difahami bahwa bila lingkungan mendukung proses
berprakarsa, maka anak dapat melaksanakan dan membuktikan prakarsanya dengan senang
hati. Sebaliknya, bila lingkungan tidak memberikan dukungan, maka prakarsa itu tidak dapat

4
terwujud dan cenderung membuat anak tidak mau mencobanya lagi. Masa peka biasanya
hanya muncul satu kali dalam seumur hidup. Usia TK (prasekolah) biasanya anak-anak peka
terhadap berhitung, menulis dan membaca. Usia peka biasanya muncul saat prasekolah yaitu
umur 3-6 tahun. Anak juga mempunyai masa peka untuk menerima masukan dari semua
pihak termasuk orang tuanya sendiri.

D. Hukum Rekapitulasi
Perkembangan jiwa anak adalah ulangan kembali secara singkat dari perkembangan manusia
di dunia. Dari masa berburu hingga masa industri. Hackel, seorang ahli biologi
memperkenalkan hukum biogenetis, dalam hukum itu dikatakan Ontogenese adalah
rekapitulasi dari phylogenese. Ontogenese adalah perkembangan individual. Phylogenese
adalah kehidupan nenek moyang suatu bangsa. Rekapitulasi berasal dari kata rekap. Hukum
biogenetis yang berasal dari Hackel itu oleh Stanley Hall dinamakan teori rekapitulasi. Teori
rekapitulasi mengatakan bahwa perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangn
(secara cepat) sejarah kehidupan suatu bangsa yang berlangsung dengan lambatn selama
berabad-abad.

Pengertian rekapitulasi ini jika dialihkan ke psikologi perkambangan, dapat dikatakan bahwa


perkembangan jiwa anak mengalami ulangan ringkas sejarah kehidupan umat manusia.
Walaupun masih ada orang yang berpendapat lain, namun sebagian besar diantara mereka itu
mengakui adanya persamaan dengan kehidupan kebudayaan nulai dari bangsa-bangsa
primitif dampai kehidupan kebudayaan bangsa yang ada dewasa ini. Mereka membagi-bagi
kehidupan anak sebagai berikut:

a.       Masa memburu dan menyamun


Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 8 tahun. Tanda-tandanya anak senang bermain
kejar-kejaran, perang-peragan, memanah, dan menangkap binatang.
b.      Masa menggembala
Masa ini dialami ketika anak berusia sekitar 10 tahun. Tanda-tandanya anak senang
memelihara binatang seperti ayam, kambing, kelinci, burung, dan sebagainya.
c.       Masa becocok tanam
Masa ini diawali ketika anak berusia sekitar 12 tahun. Tanda-tandanya anak senang berkebun,
menyirami bunga, dan lain-lain.
d.      Masa berdagang

5
Dialami ketika anak berusia sekitar 14 tahun. Tanda-tandanya anak senang bertukar menukar
perangko dengan temannya, berkirim foto dengan sahabat pena, beramin jual-jualan, dan
sebagainya.

6
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.      Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat diputar
kembali. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai proses yang kekal dan tetap yang
menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi, berdasarkan
pertumbuhan, pematangan, dan belajar.
2. Pengertian Menurut Montessori (Hurlock, 1978) anak usia 3-6 tahun adalah anak yang sedang
berada dalam periode sensitif atau masa peka, yaitu suatu periode dimana suatu fungsi
tertentu perlu dirangsang, diarahkan sehingga tidak terhambat perkembangannya.

Selain pendapat di atas, Maria Montessori juga menyatakan bahwa masa sensitif anak
pada usia ini mencakup sensitif terhadap keteraturan lingkungan, mengeksplorasi lingkungan
dengan lidah dan tangan, sensitif untuk berjalan, sensitif terhadap obyek-obyek kecil dan
detail, serta terhadap aspekaspek sosial kehidupan.

7
Daftar Pustaka

Hikmah, Siti.  2015.  Psikologi Perkembangan (Tinjauan dalam  Perspektif Islam), 


Semarang:
CV. Karya Abadi  Jaya.                                  
Abu Ahmadi dan Munawar Sholeh, Psikologi Perkembangan, Jakarta: PT RINEKA CIPTA:
2005

http://fitrianahadi.blogspot.com/2015/12/makalah-hukum-hukum-perkembangan.html?m=1

https://adoc.pub/makalah-kelompok-masa-peka-dan-kepribadian-anak-mata-kuliah-.html

Anda mungkin juga menyukai