Kelompok 3
EGHA FIRDA ASRI (221000488203003)
SWIENCY ZANTRIONES ( 221000488203006)
ZARA SALSABILA SYAHRANI ( 221000488203010)
Dosen Pembimbing :
TOMY FARTO, S.Pd.I., M.Pd.
Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas khadirat allah SWT atas segala
limpahan rahmat dan hidayahnya yang telah diberikan kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih dan rasa hormat disampaikan kepada seluruh pihak
yang telah membantu baik moril maupun materi, terima kasih kepada :
1. Bapak Tomi Farto S.Pd.I,M.Pd selaku Dosen Perkembangan Peserta Didik
2. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penulisan makalah ini.
Semoga jasa yang telah diberikan dalam menyusun makalah ini akan mendapat
balasan kebaikan dari allah swt.
Dengan segenap kemampuan penulis telah berupaya menyelesaikan makalah
ini dengan sebaik-baiknya. Namun dengan segala kerendahan hati penulis merasa
makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karenanya kritik dan saran yang
membangun sangatlah diharapkan. Penulis juga berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca makalah ini.
Penulis
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.........................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan........................................................5
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan.................7
2.3 Fase-Fase Perkembangan......................................................................................13
2.5 Prinsip - prinsip Perkembangan.............................................................................15
BAB III...............................................................................................................................19
PENUTUP..........................................................................................................................19
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dalam kehidupan anak ada dua proses yang beroperasi secara kontinu,
yaitu pertumbuhan dan perkembangan. Banyak orang yang menggunakan istilah
“pertumbuhan” dan “perkembangan” secara bergantian. Kedua proses ini
berlangsung secara interdependensi, artinya saling bergantung satu sama lain.
Kedua proses ini tidak bias dipisahkan dalam bentuk-bentuk yang secara pilah
berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih
memperjelas penggunaannya.
Dalam hal ini, kedua proses tersebut memiliki tahapan-tahapan,
diantaranya tahap secara moral dan spiritual. Karena pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik dilihat dari tahapan tersebut memiliki kesinambungan
yang begitu erat dan penting untuk dibahas, maka kita menguraikannya dalam
bentuk struktur yang jelas baik dari segi teori sampai kaitannya dengan pengaruh
yang ditimbulkan.
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari pertumbuhan dan perkembangan.
2. Dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan peserta didik.
3. Dapat mengetahui fase-fase pertumbuhan dan perkembangan.
4. Dapat mengetahui tugas-tugas perkembangan manusia.
4
5. Dapat mengtahui prinsip-prinsip perkembangan.
BAB II
PEMBAHASAN
5
pada masa pubertas. Sebaliknya, pertumbuhan susunan saraf pusat berlangsung
pada akhir masa anak-anak dan berhenti pada masa pubertas.
Perbedaan kecepatan masing-masing bagian tubuh mengakibatkan
adanya perbedaan keseluruhan proporsi tubuh dan juga menimbukan perbedaan
dalam fungsinya.
B. Perkembangan
Secara umum konsep perkembangan dikemukakan oleh Werner bahwa
perkembangan berjalan dengan prinsip orthogenetis, perkembangan berlangsung
dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai ke keadaan di mana
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap. Proses
diferensiasi diartikan sebagai prinsip totalitas pada diri anak. Dari penghayatan
totalitas itu lambat laun bagian- bagiannya akan menjadi semakin nyata dan
bertambah jelas dalam kerangka keseluruhan.
Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal
pada konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi. Dengan
demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari
proses bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat
yang bersifaf timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi
sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas
serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Dimaksudkan
bahwa perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari
kematangan (kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang
merupakan interaksi antara individu dengan lingkungan sekitar yang
menyebabkan perubahan kualitatif dan kuantitatif ( dapat diukur) yang
menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut.
Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang
baru, yang berbeda dari sebelumnya, menandung arti bahwa perkembangan
merupakan peubahan sifat indiviu menuju kesempurnaan yang merupakan
penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna
6
yang terjadi dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung
secara terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat
tengkurab kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan
bantuan orang lain, kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan
mulai berjalan sedikit demi sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan
dengan lancar, setelah itu dia dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tarsebut
dinamakan dengan perkembangan.
Menurut Werner perkembangan sesuai dengan prinsip orthogenetis, yaitu
perkembangan berlangsung dari keadaan global dan kurang berdiferensiasi sampai
pada keadaan diferensiasi, arikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
Proses diferensiasi itu bersifat totalitas pada diri anak. Bahwa bagian-bagian
penghayatan totalitas itu lambat laun semakin nyata dan bertambah jelas dalam
kerangka keseluruhan.
Merupakan suatu deretan perubahan-perubahan yang tersusun dan berarti,
yg berlangsung pada individu dalam jangka waktu tertentu. Lebih menujuk pada
kemajuan mental/perkembangan rohani yang melaju terus sampai akhir hayat.
Merupakan proses yang sifatnya menyeluruh/holistic mencakup proses biologis,
kognitif, dan psikososial.
7
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan
Perkembangan
Sejak- awal tahun 1980-an semakin diakuinya pengaruh keturunan
(genetik) terhadap perbedaan individu. Berdasarkan data yang diperoleh dari
penelitian perilaku genetik yang mendukung, pentingnya pengaruh keturunan
menunjukkan tentang pentingnya pengaruh lingkungan. Perilaku yang kompleks
yang menarik minat para ahli psikologi (misalnya temperamen, kecerdasan dan
kepribadian) mendapat pengaruh yang sama kuatnya baik dari faktor-faktor
lingkungan maupun keturunan (genetik).
Aspek apa sajakah yang mempengaruhi faktor genetik? Menurut Santrok
(1992), banyak aspek yang dipengaruhi faktor genetik. Para ahli genetik menaruh
minat yang sangat besar untuk mengetahui dengan pasti tentang variasi
karakteristik yang dapat dipengaruhi oleh faktor genetik. Kecerdasan dan
temperamen merupakan aspek-aspek yang paling banyak ditelaah yang dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh keturunan.
a. Pertumbuhan Fisik
8
seorang anak akan menentukan keterampilan anak dalam bergerak. Secara tidak
langsung, pertumbuhan dan perkembangan fungsi fisik akan memepengaruhi
bagaimana anak itu memandang dirinya sendiri dan bagaimana ia memandang
orang lain.
b. Kecerdasan (Intelek)
Kecerdasan atau daya pikir berkembang sejalan dengan pertumbuhan saraf
otak. Pertumbuhan saraf yang telah matang akan diikuti oleh fungsinya dengan
baik, dan oleh karena itu seorang manusia akan juga mengalami perkembangan
kemampuan berpikirnya. Athur Jensen (1969) mengemukakan pendapatnya
bahwa kecerdasan itu diwariskan (diturunkan). Ia juga mengemukakan bahwa
lingkungan dan biaya hanya mempunyai peranan minimal dalam kecerdasan. Dia
telah melakukan beberapa penelitian tentang kecerdasan, diantaranya ada yang
membandingkan tentang anak kembar yang barasal dari satu telur (identical twins)
dan yang dari dua telur (fraternal twins). Identical twins memiliki genetik yang
identik, karena itu kecerdasan (IQ) seharusnya sama. Fraternal twins pada anak
sekandung genetiknya tidak sama karena itu IQ nya pun tidak sama. Menurut
Jensen bila pengaruh lingkungan lebih penting pada indentical twins yang
berdasarkan pada lingkungan yang berbeda, seharusnya menunjukan IQ yang
berbeda pula. Kajian terhadap hasil penelitian menunjukan bahwa identical
twins yang berdasarkan pada dua lingkungan yang berbeda korelasi rata-rata IQ
nya. 82. Dua saudara yang dipelihara pada dua lingkungan yang berbeda korelasi
rata-rata IQ nya 50.
Menurut Jensen IQ yang diukur dengan tes kecerdasan yang beku
merupakan indikator kecerdasan yang baik. Cara individu memecahkan masalah
sehari-hari penyesuaian dirinya terhadap lingkungan kerja dan lingkungan sosial,
merupakan aspek-aspek kecerdasan yang penting dan tidak terukur oleh
kecerdasan yang digunakan oleh Jensen. Kareana itu tidaklah mengherankan
bahwa studi tentang genetik menunjukan bahwa lingkungan mempunyai pengaruh
yang lemah terhadap kecerdasan. Jensen mengatakan bahwa pengaruh keturunan
kecerdasan sebesar 80 persen. Kecerdasan memang dipengaruhi oleh keturunan
9
tetapi kebanyakan ahli perkembangan menyatakan bahwa pengaruh itu berkisar 50
persen.
Perkembangan lebih lanjut tentang perkembangan kecerdasan ini
ditunjukkan pada perilakunya, yaitu tindakan menolak dan memilih sesuatu.
Tindakan itu telah mendapatkan proses pertimbangan atau lebih dikenal dengan
proses analisis, evaluasi, sampai dengan kemanpuan menarik kesimpulan dan
keputusan. Ketika seseorang bisa melakukan peramalan atau prediksi,
perencanaan dan berbagai kemampuan analisis dan sintesis, hal ini dikenal dengan
perkembangan kognitif.
c. Temperamen (Emosi)
Rasa dan perasaan merupakan salah satu potensi yang khusus dimiliki oleh
manusia. Dalam hidupnya atau dalam proses pertumbuhan dan perkembangan
manusia, banyak hal yang dibutuhkannya. Kebutuhan setiap orang dapat
dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan
rohani. Kebutuhan-kebutuhan itu ada yang primer yang harus segera dipenuhi
kebutuhannya dan kebutuhan sekunder yang yang pemenuhannya dapat
ditangguhkan. Jika kebutuhan primer tidak segera dipenuhi maka seseorang akan
merasa kecewa dan sebaliknya.
Temperamen adalah gaya/perilaku karakteristik individu dalam merespons.
Ahli-ahli perkembangan sangat tertarik mengenai temperamen bayi. Sebagian
bayi sangat aktif menggerak-gerakkan tangan, kaki dan mulutnya dengan keras,
sebagian lagi lebih tenang, sebagian anak menjelajahi lingkungannya dengan giat
pada waktu yang lama dan sebagian lagi tidak demikian. Sebagian bayi merespons
orang lain dengan hangat, sebagian lagi pasif dan acuh tidak acuh. Gaya-gaya
perilaku tersebut di atas menunjukan temperamen seseorang.
Menurut Thomas & Chess (1991) ada tiga tipe dasar temperamen yaitu mudah,
sulit, dan lambat untuk dibangkitkan.
1. Anak yang mudah umumnya mempunyai suasana hati yang positif dan
dapat dengan cepat membentuk kebiasaan yang teratur, serta dengan mudah pula
menyelesaikan diri dengan pengalaman baru.
2. Anak yang sulit cenderung untuk beraksi secara negatif serta sering
menangis dan lambat untuk menerima pengalaman-pengalaman baru.
10
3. Anak yang lambat untuk dibangkitkan mempunyai tingkat kegiatan
yang rendah, kadang-kadang negatif, dan penyesuaian diri yang rendah dengan
lingkungan atau pengalaman baru.
Chess dan Thomas berpendapat bahwa temperamen adalah karakteristik
bayi yang baru lahir dan akan dibentuk dan dimodifikasi oleh pengalaman-
pengalaman anak pada masa-masa berikutnya. Para peneliti menemukan bahwa
indeks pengaruh lingkungan terhadap temperamen sebesar 50% sampai 60% itu
menunjukan lemahnya pengarus tersebut. Kekuatan pengaruh ini biasanya
menurun saat anak itu tumbuh menjadi lebih besar. Menetap atau konsisten
tidaknya temperamen bergantung kepada “kesesuaian” hubungan antara anak
dengan orang tuanya. Orang tua mempengaruhi anak, tetapi anakpun
mempengaruhi orang tua. Orang tua dapat menjauh dari anaknya yang sulit, atau
mereka dapat menegur dan menghukumnya. Hal ini akan menjadikan anak yang
sulit, menjadi lebih sulit lagi. Orang tua yang luwes dapat memberi pengaruh yang
menyenangkan terhadap anak yang sulit atau akan tetap menunjukan kasih sayang
walau anak menjauh atau berkeras kepala. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa
keturunan dapat mempengaruhi temperamen. Tingkat pengaruh ini bergantung
pada respons orang tua terhadap anak-anaknya dengan pengalaman-pengalaman
masa kecil yang ditemui dalam lingkungan.
d. Sosial
Sejalan dengnan pertumbuhan badannya, bayi yang telah menjadi anak
dan seterusnya dan menjadi dewasa akan mengenal lingkungan yang luas dan
mengenal banyak manusia. Perkenalan dengan orang lain dimulai dengan
mengenal ibunya, kemudian mengenal ayahnya dan saudara-saudaranya dan
akhirnya mengenal manusia di luar keluarganya. Selanjutnya manusia yang
dikenalnya semakin banyak dan amat heterogen, namun pada umumnya setiap
anak akan lebih tertarik pada teman sebayanya. Anak membentuk kelompok
sebaya sebagai dunianya, memahami dunia anak, dan kemudian dunia pergaulan
yang lebih luas. Akhirnya manusia mengenal kehidupan bersama, kemudian
bermasyarakat atau berkehidupan sosial. Dalam perkembangannya setiap manusia
pada akhirnya mengetahui bahwa manusia itu saling membantu dan dibantu,
memberi dan diberi.
11
e. Bahasa
Fungsi bahasa adalah untuk komunikasi. Setiap orang senantiasa
berkomunikasi dengan dunia sekitarnya, dengan orang-orang disekitarnya.
Pengertian bahasa sebagai alat komunikasi dapat diartikan tanda, gerak dan suara
untuk menyampaikan isi pikiran kepada orang lain. Bicara adalah bahasa suara,
bahasa lisan.
f. Bakat Khusus
Bakat merupakan kemampuan tertentu atau khusus yang dimiliki oleh
seorang individu yang hanya dengan rangsangan atau sedikit latihan, kemampuan
itu dapat berkembang dengan baik. Di dalam definisi bakat yang dikemukakan
Guilford (Sumadi: 1984), bakat mencakup tiga dimensi yaitu: dimensi perseptual,
dimensi psikomotor dan dimensi intelektual.
Seseorang yang emilki bakat akan lebih cepat dapat diamati, sebab
kemampuan yang dimiliki akan berkembang dengan pesat dan menonjol. Bakat
khusus merupakan salah satu kemampuan untuk bidang tertentu seperti dalam
bidang seni, olah raga ataupun keterampilan.
g. Sikap, Nilai dan Moral
Bloom (Woolfolk dan Nicolich, 1984: 390) mengemukakan bahwa tujuan
akhir dari proses belajar kelompok menjadi tiga sasaran, yaitu penguasaaan
pengetahuan (kognitif), penguasaaan nilai dan sikap (afektif) dan penguasaan
psikomorik.
Semakin tumbuh dan berkembang fisik dan psikis manusia, manusia mulai
dikenalkan terhadap nilai-nilai, ditunjukkan hal-hal yang boleh dan hal-hal yang
tidak boleh, yang harus dilakukan dan yang dilarang. Menurut Piaget, pada awal
pengenalan nilai dan prilaku seta tindakan iti masih bersifat “paksaan”. Akan
tetapi sejalan dengan perkembangan inteleknya berangsur-angsur manusia mulai
berbagai ketentuan yang berlaku di dalam keluarga dan semakin lama semakin
luas sampai dengan ketentuan yang berlaku di dalam masyarakat dan Negara.
12
Keturunan dan lingkungan berjalan bersama atau bekerja sama dan
menghasilkan individu dengan kecerdasan, tempramen tinggi dan berat badan,
minat yang khas. Karena pengaruh lingkungan bergantung pada karakteristik
genetik, maka dapat dikatakan bahwa antara keduanya terdapat interksi.
Pengaruh genetik terhadap kecerdasan terjadi pada awal perkembangan
anak dan berlanjut terus sampai dewasa. Kita ketahui pula bahwa dengan
dibesarkan pada keluarga yang sama dapat terjadi perbedaan kecerdasan secara
individual dengan variasi yang kecil pada kepribadian dan minat. Salah satu
alasan terjadinya hal itu ialah mungkin karena keluarga mempunyai penekanan
yang sama kepada anak-anaknya berkenaan dengan perkembangan kecerdasan
yaitu dengan mendorong anak mencapai tingkat tertinggi.
Contoh lain pubertas dan menopause bukanlah semata-mata hasil
lingkungan. Walaupun pubertas dan menopause dapat dipengaruhi oleh faktor-
faktor lingkungan seperti nutrisi, beragam obat-obatan dan kesehatan, evolusi
dasar dan program genetik. Pengaruh keturunan pada pubertas dan menopause
tidak diabaikan.
13
a. Fase pra natal (saat dalam kandungan)
Adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran.
Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu
organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan
dalam waktu Iebih kurang sembilan bulan.
b. Fase bayi adalah saat perkembangan
Berlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa
yang sangat bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis
yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
c. Fase kanak-kanak awal
Adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi
sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini
mereka belajar melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-
keterampilan yang berkaitan dengan kesiapan untuk bersekolah dan
memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan
temannya. Memasuki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
d. Fase kanak-kanak tengah dan akhir
Adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6
sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai
keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal
mereka mulai memasuki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian
prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri
bertambah pula.
e. Fase remaja
Adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dari masa anak-
kanak ke masa dewasa awal, yang dimulai kira-kira umur 10 sampai 12 tahun dan
berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-
penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian
badan, berkembangnya karakteristik seksual seperti membesarnya payudara,
tumbuhnya rambut pada bagian tertentu dan perubahan suara. Pada fase ini
dilakukan upaya-upaya untuk mandiri dan pencarian identifas diri. Pemikirannya
Iebih logis, abstrak dan idealis.
14
Pada saat ini para ahli tidak lagi berpendapat bahwa perubahan-perubahan
akan berakhir pada fase ini. Mereka mengatakan bahwa perkembangan
merupakan proses yang terjadi sepanjang hayat.
f. Fase dewasa awal
Ialah periode perkembangan yang bermula pada akhir usia belasan tahun
atau awal usia duapuluhan tahun dan yang berakhir pada usia tugapuluhan tahun.
Ini adalah masa pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, masa
perkembangan karir, dan bagi banyak orang, masa pemilihan pasangan, belajar
hidup dengan seseorang secara akrab, memulai keluarga, dan mengasuh anak
anak.
g. Fase dewasa pertengahan
Ialah periode perkembangan yang bermula pada usia kira kira 35 hingga
45 tahun dan merentang hingga usia enampuluhan tahun. Ini adalah masa untuk
memperluas keterlibatan dan tanggung jawab pribadi dan sosial seperti membantu
generasi berikutnya menjadi individu yang berkompeten, dewasa dan mencapai
serta mempertahankan kepuasan dalam berkarir.
h. Fase dewasa akhir
Ialah periode perkembangan yang bermula pada usia enampuluhan atau
tujuh puluh tahun dan berakhir pada kematian. Ini adalah masa penyesuaian diri
atas berkurangnya kekuatan dan kesehatan, menatap kembali kehidupannya,
pensiun, dan penyesuaian diri dengan peran peran sosial baru.
1. Prinsip Kematangan
15
Taraf kematangan kognitif, sosial, dan emosional, serta moral akan
mempengaruhi prestasinya dalam sekolah. Remaja yang matang secara kognitif
mampu memahami konsep-konsep abstrak, seperti nilai kebenaran yang murni,
menghubungkan peristiwa sekarang dengan peristiwa yang akan datang. Namun
kematangan remaja itu tidak sama. Tidak semua remaja mencapai kematangan
kognitif yang sama walaupun umur mereka sama. Demikian juga dengan
kematangan sosial, emosional dan moral. Hal ini dikarenakan perbedaan
pengalaman belajar dan perbedaan potensi yang dibawa semenjak lahir. Oleh
karena itu, sekolah harus memberikan pelayanan yang sesuai dengan tingkat
kematangan kognitif, sosial, dan emosional siswa pada remaja.
16
Tempo dan irama perkembangan remaja ditentukan oleh dua faktor, yaitu
faktor pembawaan (potensi dasar) dan lingkungan. Makin tinggi potensi dasar
makin cepat irama dan tempo perkembangannya apabila lingkungannya
memberikan rangsangan yang sesuai. Demikian pula sebaliknya, makin rendah
potensi yang dimiliki anak ditambah lagi dengan lingkungan yang kurang
memacu perkembangan tersebut, maka tempo dan irama perkembangan akan
menjadi lambat. Banyak ahli yang berpendapat bahwa tempo dan irama
perkembangan anak dapat dipercepat oleh lingkungan dalam batas-batas tertentu.
Atau sebaliknya tempo dan iransa perkembangm yang telah terpola ita dapat
menjadi tambat dan belikan terlambat sama sekali jika lingkungan kurang sekali
memberikan gizi. kesehatan dan rangsangan pendidikan yang cukup.
5. Prinsip Kontinuitas
Menurut prinsip kontinuitas, perkembangan berlangsung secara terus
menerus dan berkesinambungan. Perkembangan pada periode awal
mempengaruhi pencapaian perkembangan periode berikutnya. Andaikan tugas-
tugas perkembangan pada periode awal dapat dicapai dengan sempurna, maka
tugas-tugas perkembangan pada periode berikutnya dapat diselesaikan dengan
17
baik, tetapi jika pada periode perkembangan sebelumnya tugas-tugas
perkembangan tidak dicapai dengan sempurna, maka tugas-tugas perkembangan
pada periode berikutnya akan sulit untuk terselesaikan bahkan ada kemungkinan
tidak diperoleh sama sekali ( Jersild , 1963 ). Oleh karena itu, para pendidik
hendaknya berusaha untuk menghindarkan hal-hal yang mengganggu tercapainya
tugas–tugas perkembangan sebelum remaja dan berusaha menciptakan kondisi
yang dapat memungkinkan tugas- tugas perkembangan pada masa remaja
terselesaikan dengan sempura agar tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa
dapat diraih tanpa gangguan yang berarti
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang ada pada bab sebelumnya maka dapat
ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari
proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak
yang sehat pada waktu yang normal. Pertumbuhan dapat juga diartikan sebagai
proses transmisi dari konstitusi fisik (keadaan tubuh atau keadaan jasmaniah)
yang herediter dalam bentuk proses aktif secara berkesinambungan. Jadi,
pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitatif yang menyangkut
peningkatan ukuran dan struktur biologis.
2. Perkembangan sejalan dengan prinsip orthogenetis, berlangsung dari
keadaan global dan kurang berdeferensiasi sampai ke keadaan di mana
diferensiasi, artikulasi, dan integrasi meningkat secara bertahap.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
antara lain: pertumbuhan fisik, kecerdasan, temperamen (emosi), sosial, bahasa,
bakat khusus, sikap nilai dan moral, interaksi keturunan dan lingkungan dalam
perkembangan.
4. Fase-fase pertumbuhan dan perkembangan yang dialami manusia antara
lain: fase pra natal, fase bayi, fase kanak-kanak awal, fase kanak-kanak tengah
18
dan akhir, fase remaja, fase awal dewasa, fase pertengahan dewasa, fase akhir
dewasa.
5. Pola-pola perkembangan pada manusia terbagi menjadi dua yaitu pola
perkembangan afektif yang terdiri dari delapan tahap dan pola perkembangan
kognitif yang terdiri dari empat tahap.
6. Tugas perkembangan menurut Robert J. Havighurs adalah sebagai tugas
yang muncul pada suatu periode tertentu dalam kehidupan individu.
7. Masa-masa tugas perkembangan manusia antara lain: masa kanak-
kanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa awal, masa setengah baya, masa
perkembangan orang tua.
DAFTAR PUSTAKA
fingernail, I. T. (2011, July 6). Retrieved from
http://master-spink.blogspot.com/2011/07/makalah-pertumbuhan-dan-
perkembangan.html
19