Anda di halaman 1dari 20

TUGAS 1

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

DI SUSUN OLEH :

NAMA : ASNAWAR

STANBUK : A22120140

KELAS : E

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

2021
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat-Nya kami di berikan kesehatan untuk
mengyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat ridho-Nya pula kami diberi kekuatan untuk
membuat makalah yang berjudul “Konsep Dasar Perkembangan Peserta Didik”  dalam rangka
memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Perkembangan peserta Didik”.
Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar mengakui
masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan sarannya untuk membangun
kesempurnaan makalah ini. Dan dalam hal ini kami memohon maaf apabila terjadi kesalahan
dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................... 1
A.    LATAR BELAKANG...................................................................... 4
B.     RUMUSAN MASALAH.................................................................. 4
C.     TUJUAN............................................................................................ 4
D.    MANFAAT........................................................................................ 4
BAB II PEMBAHASAN............................................................................. 5
A.    HAKEKAT PERKEMBANGAN……………............................................. 5
B.    HUKUM-HUKUM  PERKEMBANGAN......................................................................... 6
C.     FASE-FASE PERKEMBANGAN............................................................................ 19
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN……………………12..
E.    GAMBARAN UMUM TENTANG ASPEK-ASPEK PESERTA DIDIK...... 16
BAB III PENUTUP..................................................................................... 19
A.    KESIMPULAN................................................................................. 19
B.     SARAN.............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 20
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perkembangan merupakan suatu proses yang terjadi selama manusia hidup. Perkembangan
individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang secara dinamis dimulai dari pembuahan
atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus kehidupan manusia yang terjadi akibat dari
kematangan dan pengalaman. Studi mengenai perkembangan seseorang tidak lagi seperti dahulu
yang berhenti pada waktu seseorang mencapai kedewasaannya, melainkan berlangsung terus
menerus dan mulai konsepsi hingga orang itu mati. Pembentukan pada masa dini ini akan
bersifat tetap dan mempengaruhi sifat penyesuaian fisik, psikologis dan sosial pada masa-masa
yang kemudian. Hal ini pula menyebabkan mengapa perlakuan terhadap anak pada masa dini ini
harus sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada penyesuaian sosial dan penyesuaian
pribadi yang baik pada masa yang akan datang. Dalam proses ini banyak dipengaruhi oleh
faktor-faktor tertentu yaitu, pendidikan, pergaulan, lingkungan, keluarga dan lainnya. Misalnya
kita setiap hari banyak menemui orang-orang, yang satu baik dan aktif, yang satu terbilang
nakal. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor–faktor apa saja yang dominan pengaruhnya
dalam perkembangan peserta didik.

B. RUMUSAN MASALAH               
a.       Bagaimana hakikat perkembangan peserta didik?
b.      Apa saja hukum – hukum perkembangan?
c.       Apa saja fase – fase perkembangan?
d.      Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?
e.       Bagaimana gambaran umum tentang aspek – aspek perkembangan peserta didik?
f.        Apa saja karakteristik umum perkembangan peserta didik?

C. TUJUAN
a.       Untuk mengetahui bagaimana hakikat perkembangan peserta didik?
b.      Untuk mengetahui apa saja hukum – hukum perkembangan?
c.       Untuk mengetahui apa saja fase – fase perkembangan?
d.      Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?
e.       Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum tentang aspek–aspek perkembangan peserta
didik?
f.        Untuk mengetahui apa saja karakteristik umum perkembangan peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKIKAT PERKEMBANGAN
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep yang cukup
rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab itu, untuk dapat
memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami beberapa konsep lain yang
terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan, kematangan, dan perubahan.
Perkembangan          (development)
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mendefinisikan perkembangan sebagai “Long-
tern changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking, social relationships, and motor
skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan perkembangan sebagai: (i) perubahan yang
berkesinambungan dan progresif dalam organisme, dari lahir sampai mati, (ii) pertumbuhan, (iii)
perubahan dalam bentuk dan dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-
bagian fungsional, (iv) kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak
dipelajari.” Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam kualitas
kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga tercakup konsep
usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan kematian.” Menurut F.J Monks,
dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk pada “suatu proses ke arah yang lebih
sempurna dan tidak dapat diulang kembali. Perkembangan menunjuk pada perubahan yang
bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai
“proses yang kekal dan tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang
lebih tinggi, berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar.” Dari beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan  serangkaian perubahan yang
berlangsung secara terus – menerus dan bersifat tetap dari fungsi – fungsi jasmaniah dan
rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan, selain itu perkembangan juga
dapat didefenisikan sebagai perubahan organisme ( individu) baik dalam perubahan fisik maupun
perubahan dalam psikisyang mengacu pada bertambah kompleksitas yaitu perubahan dari suatu
yang sangat sederhana kepada suatu yang lebih rumit dan rinci, yang semuanya berlangsung
secara teratur dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang hayat dari individu.
Pertumbuhan            (growth)
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek jasmaniah,
seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya struktur tulang, proporsi
badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain. Dengan arti kata perubahan dalam
pertumbuhan bersifat kuantitatif yang mengacu pada perubahan fisik yang dialami individu
sebagai hasil dari proses pematangan dari fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal
bagi orang yang sehat dalam periode waktu tertentu.
Pertumbuhan jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan ukuran
lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam pertumbuhan setiap bagian
tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya, pertumbuhan alat-alat  kelamin
berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak, dan menjadi lambat pada akhir masa kanak-
kanak dan relative berhenti pada masa pubertas.
Kematangan  (maturation)
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering dilawankan
dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan, kematangan juga berasal
dari istilah yang sering digunakan dalam biologi. Chaplin (2002) mengartikan kematangan
(maturation) sebagai: (i) perkembangan, proses mencapai kemasakan/usia masak, (ii) proses
pekembangan, yang dianggap berasal dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus
spesies (jenis, rumpun). Menurut Davidoff (1988), menggunakan istilah kematangan untuk
menunjuk pada muculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasamani
dan kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat bergantung pada gen, karena
pada saat terjadinya pertumbuhan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi tertentu untuk
perkembangan makhluk tersebut yang sudah lengkap ketika ia dilahirkan, dan ini dapat terlihat
dari perjalanan perkembangan makhluk itu secara perlahan-lahan di kemudian hari. Dapat
disimpulakan bahwa kematangan adalah merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian proses
pertumbuhan atau perkembangan. Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau
potensi mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.
Perubahan     (change)
Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan bermakna
perkembangan. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan untuk memungkinkan
orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya dimana dia berada, yang sering disebut
aktualisasi diri. Secara garis besar perubahan-perubahan yang terjadi dalam perkembangan itu
dapat dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu:
1. Perubahan dalam bentuk Besarnya
Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam pertumbuhan jasamani
dan perkembangan mental seseorang. Setiap tahunnya perkembangan jasmani seorang anak
mengalamai perubahan begitupun dengan mental anak pasti akan menunjukkan kemajuan.
2. Perubahan – perubahan dalam proporsi
Pertumbuhan fisik tidaklah terbatas pada perubahan - perubahan ukuran, tetapi juga pada
proporsi. Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil, melainkan keseluruhan tubuhnya
menunjukan proporsi – proporsi yang berbeda dengan orang dewasa. Hal ini terbukti apabila
tubuh seseorang bayi dibandingkan dengan tubuh orang dewasa. Kemudian ketika anak
mencapai usia puberitas, baru proporsi tubuhnya  mulai menyerupai orang dewasa. Perubahan
proporsi juga tampak dalam perkembangan mental serta minat – minat dalam diri anak.
3. Hilangnya bentuk atau cirri – cirri lama
 Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah hilangnya
bentuk dan ciri - ciri tertentu dalam fisik dan mental. Seperti perubahan pada hilangnya kelenjar
anak anak yang terletak di leher, kelenjar pineal pada otak, reflek – reflek tertentu, dsb.
4. timbul atau lahirnya bentuk atau cirri – cirri baru
Dengan menghilangnya bentuk dan cirri - ciri lama yang tidak berguna lagi, maka
timbullah cirri - ciri dan bentuk perubahan - perubahan fisik dan mental yang baru
.
B. HUKUM – HUKUM PERKEMBANGAN

Selama hayatnya manusia sebagai makhluk individu mengalami perkembangan yang


berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti, mengalami berbagai fase, dan ada
kalanya diselingi oelh krisis yang datangnya pada waktu-waktu tertentu.proese perkembangan
yang berkesinambungan, beraturan, bergelombang, naik dan turun, yang berjalan dengan
kelajuan cepat atau lambat, semuanya itu menunjukkan betapa perkembangan mengikuti
patokan-patokan atau tunduk pada hukum - hukum tertentu yang disebut hukum perkembangan.
Hukum-hukum perkembangan itu adalah:
1. Hukum Kesatuan Organis
Menurut hukum ini anak adalah satu kesatuan organis, bukan suatu penjumlahan atau
suatu kumpulan unsur yang berdiri sendiri. Pertumbuhan dan perkembangan adalah differensiasi
atau pengkhususan dari totalitas pada unsur-unsur atau bagian-bagian baru, bukan kombinasi dari
unsur-unsur atau bukan suatu kumpulan dari bagian-bagian.
2. Hukum Tempo Perkembangan
Menurut hukum ini, setiap anak mempunyai tempo kecepatan perkembangan sendiri-
sendiri. Artinya, ada anak yang mengalami perkembangan cepat, sedang, dan lambat. Tempo
perkembangan seorang anak sebenarnya dapat diubah sedikit tetapi tidak dapat dipaksakan.
Misalnya ada orang tua yang menganggap dirinya bijaksana, dengan berusaha mengajari
anaknya yang belum sekolah membaca, menulis dan berhitung. Kemudian ketika anaknya
sekolah tidak diberi kesempatan bermain – main. Tindakan ini dapat mempercepat
perkembangan akan tetapi tindakan seperti ini sebenarnya tidak tepat.
3. Hukum Irama Perkembangan
Hukum irama berlaku untuk setiap manusia, baik perkembangan jasmani maupun rohani
tidak selalu dialami perlahan-lahan dengan urutan-urutan yang teratur, melainkan merupakan
gelombang - gelombang besar dan kecil silih berganti. Di samping memiliki tempo,
perkembangan juga berlangsung sesuai dengan iramanya. Hukum irama berlaku untuk setiap
manusia. Baik perkembangan jasmani maupun perkembangan rohani tidak selalu dialami
perlahan- lahan dengan urutan- urutan yang teratur, melainkan merupakan gelombang-
gelombang besar dan kecil yang silih berganti. Pada suatu masa, laju perkembanganya berjalan
dengan cepat, tetapi pada waktu berikutnya sedikitpun tidak tampak kemajuan (terhambat).
      Kelajuan atau keterhambatan dalam perkembangan itu tidak sama besar pada setiap anak.
Demikian pula proses percepatan maupun pelambatan dalam peralihan perkembangan tidak sama
cara berlangsungnya pada setiap anak. Demikian pula proses percepatan maupun perlambatan
dalam peralihan perkembangan cepat atau lambat ini, anak dapat dibedakan atas tiga golongan,
yaitu:
a.       Anak yang tidak menunjukkan perkembangan yang cepat ataupun terhambat, melainkan
perkembangannya berlangsung mendatar dan maju secara berangsur- angsur. Semuanya
berlangsung dengan dengan tenang, masa yang satu disambung oleh masa berikutnya dengan
tidak menunjukkan peralihan yang nyata.
b.      Anak yang cepat sekali berkembang pada waktu kecilnya, tetapi sesudah besar kecepatan
perkembangannya semakin berkurang sehingga akhirnya berhenti sama sekali.
c.       Anak yang lambat laju perkembangannya pada waktu kecil, tetapi semakin besar (lama)
semakin bertambah cepat kemajuannya.
4. Hukum Masa Peka
Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi - fungsi jiwa menonjolkan diri keluar, dan
peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Menurut Maria Montessori asal Italia ini
berpendapat bahwa masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah
sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika suatu
fungsi jiwa mudah sekali di pengaruhi dan dikmbangkan. Usia 3-5 tahun merupakan masa peka,
pada masa ini adalah masa yang baik sekali untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa di
daerahnya. Contohnya, anak yang peka terhadap bahasa, sebut saja Alya yang berumur 4 tahun.
Alya dibesarkan di Bogor sehingga ia dapat dapat  berbahasa sunda dengan baik. Karena
ayahnya dimutasikan ke Solo, dan seluruh keluarganya ikut kesana. Baru satu tahun di sana Alya
sudah bisa berbahasa Jawa, sedangkan ayah dan ibunya belum bisa berbahasa Jawa.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa sebaiknya orang tua mengarahkan potensi yang di
miliki anak, agar dapat berkembang dengan baik terlebih pada masa peka anak, yang mana masa
peka ini merupakan suatu masa dimana anak dapat dengan mudah untuk menangkap rangsangan
atau stimulus yang datang. Jika pada masa peka ini tidak dapat di kembangkan dengan baik,
dikhawatirkan akan mengalami kelainan yang akan mengganggu perkembangan anak karena ia
peka tidak mendapatkan pendidikan dan pelayanan yang maksimal.
5. Hukum Rekapitulasi
Menurut Hackle asal jerman ini menyebut hukum ini hukum biogenetis. Dalam hukum
rekapitulasi ini perkembangan jasmani individu merupakan ulangan dari perkembangan jenisnya.
Dengan kata lain, otogenese adalah rekapitulasi dari phylogenese. Otogenese adalah
perkembangan individu sedangkan phylogenese adalah kehidupan nenek moyang suatu bangsa.
Dengan demikian menurut hukum rekapitulasi ini perkembangan yang dialami seorang anak
merupakan ulangan ringkas sejarah kehidupan umat manusia. Berdasarkan hukum rekapitulasi
tersebut, perkembangan individu dapat digolongkan kedalam babarapa fase atau masa yang
dalam bentuk realnya dapat dilihat dari permainan mereka. Adapun fase-fase perkembangan
tersebut adalah:
a.       Masa berburu dan menyamun ( sampai dengan 8 tahun)
             Ciri-ciri yang menonjol dari masa ini adalah bahwa anak-anak dalam permainannya
menunjukkan kesenangan menangkap binatang, bermain dengan panah-panahan, membuat
rumah-rumahan, saling mengintai, saling memata-matai, saling menyelinap untuk menangkap
musuh, dan sebagainya.
b.      Masa beternak (8-10 tahun)
        Masa ini juga disebut dengan masa menggembala. Cara yang menonjol pada masa ini
adalah anak senang sekali memelihara binatang. Misalnya, memelihara ayam, merpati, perkutut,
kucing, hamster, atau kambing.
c.       Masa bertani atau bercocok tanam (10-12 tahun)
        Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar memelihara tanaman. Misalnya,
tanaman bunga, tanaman pot bunga, atau tanaman dihalaman rumah. Biasanya anak ingin
mempunyai kebun sendiri meskipun dalam ukuran mini.
d.      Masa berdagang (12-14 tahun)
        Ciri yang menonjol pada masa ini adalah perhatian anak terutama tertuju kepada hal-hal
yang mirip dengan perdagangan. Misalnya, bermain jual beli dengan uang dari kertas atau daun,
tukar menukar perangko bekas, pengumpulan bungkus rokok, karcis bekas, dan sebagainya.
e.       Masa industri (15 tahun ke atas)
             Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar membuat permainannya sendiri
dengan bahan-bahan yang ada disekelilingnya. Misalnya, membuat layang-layang, membuat
seruloing bambu, katapel, gasing, dan sebagainya.
6. Hukum mempertahankan dan mengembangkan diri
Dalam diri anak terdapat hasrat dasar untuk mempertahankan dan mengembangkan diri.
Hasrat mempertahankan diri terlihat dalam bentuk-bentuk nafsu makan dan minum, menjaga
keselamatan diri. Sedangkan hasrat pengembangan diri seperti hasrat ingin tahu, mengenal
lingkungan, ingin bergerak, kegiatan bermain-main, dan sebagainya.
7. Hukum Predistinasi
Menurut hukum predistinasi berarti betapapun sempurnanya pembawaan, bakat, dan
sifat-sifat keturunan, betapapun baiknya lingkungan dan pemeliharaan anak, serta betapapun
lengkapnya sarana dan sumber penghidupan, tetapi proses dan jalan perkembangan tidak akan
berlangsung sebagaimana yang dikehendaki manusia seandainya nasib tidak membawanya
demikian atau jika tidak diizinkan Allah
.
C. FASE – FASE PERKEMBANGAN
Fase perkembangan berarti penahapan atau periodesasi tentang kehidupan manusiayang
ditandai ciri-ciri atau pola tingkah laku tertentu. secara garis besar ada empat dasar pembagian
fase perkembangan yaitu:
1. Berdasarkan ciri-ciri biologis

perkembangan berdasarkan ciri biologis diungkapkan oleh para ahli sebagai berikut:
Aristoteles
Dia membagi perkembangan manusia dalam tiga masa, dimana dalam setiap fase meliputi masa
tujuh tahun, yiatu:
 Fase anak kecil atau masa bermain (0-7 Tahun) yang diakhiri dengan tanggal atau
pergantian gigi.
 Fase anak sekolah atau masa belajar (7-14 tahun), yang dimulaki dari tumbuhnya gigi baru
sampai timbulnya gejala berfungsinya kelenjar-kelanjar kelamin.
 Fase remaja (pubertas) atau masa peralihan dari anak menjadi dewasa (14-21 tahun), yang
dimulai dari mulai bekerjanya kelenjar-kelenjar kelamin sampai akan memamsuki masa
dewasa.
Sigmun Freud
Dasar - dasar pembagiannya adalah pada cara-cara reaksi-reaksi bagian-bagian tubuh tertentu.
fase-fase itu adalah:
a) Fase infantile, umur 0-5 tahun. Fase ini dibedakan menjadi tiga yaitu:
 Fase oral (0-1 tahun), dimana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui mulutnya.
 Fase anal (1-3 tahun), dimana anak mendapat kepuasan seksuil melalui anusnya.
 Fase phalis (3-5 tahun), dimana anaka mendapatkan kepuasan seksuil melalui alat
kelaminnya .
b) Fase laten (5-12 Tahun)
Pada fase ini anak tampak pada keadaan tenang setelah terjadi gelombang dan badai
(strumund drang)pada tiga fase pertama. Pada fase ini desakan seksuil anak mengendur. Anak
dapat dengan mudah melupakan desakan seksuilnya dan mengalihkan perhatiannya pada
masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah dan teman sejenisnya.
c) Fase Pubertas (12-18 Tahun)
Pada fase ini dorongan mulai muncul kembali dan apabila dorongan-dorongan ini dapat
ditransfer dan disublimasikan dengan baik maka anak akan sampai pada  masa kematangan
terakhir, yaitu fase genital.
d) Fase Genital (18-20 Tahun)
Pada fase ini dorongan yang pada masa laten boleh dikatakan sedang tidur kini berkobar
kembali. 
Maria Montessori
Menurut Maria, pembagian fase –fase perkembangan anak mempunyai arti biologis, sebab
perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat dengan asas pokok (kebutuhan vital/masa peka),
dan asas kesibukan sendiri. Fase – fase perkembangan itu terdiri dari:
 .    Usia 0 - 7 tahun, masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar melalui alat
indra.
 Usia 7 - 12 tahun, masa abstrak, dimana anak mulai memperhatikan masalah kesusilaan,
mulai berfungsi perasaan etisnya yang bersumber dari kata hatinya. Dia mulai tahu akan
kebutuhan orang lain.
 Usia 12 - 18 tahun, masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah sosial.
 Usia 18 keatas , masa pendidikan diperguruan tinggi, masa untuk melatih anak (mahasiswa)
akan realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berpikir secara jernih, jauh dari perbuatan
tercela.

Elizabeth B. Hurlock
Pakar ini membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima fase, yaitu:

a. Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran, lebih


kurang 280 hari.
b. Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
c. Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun.
d. Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia pubertas.
e. Fase adolescence (remaja), mulai usia 11 dan 13 tahun sampai usia 21 tahun, yang dibagi
atas tiga masa, yaitu:
1)      Fase pre adolescence,  mulai usia 11 – 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar setahun
kemudian bagi pria.
2)      Fase early adolescence, mulai usia 13 – 14 tahun sampai 16 – 17
3)      Fase late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau masa ketika
seseorang menempuh perguruan tinggi.
2. Berdasarkan konsep didaktif
Dasar yang digunakan dalam menentukan pembagian fase - fase perkembangan adalah
materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa - masa tertentu. Fase  perkembangan
secara didaktif menurut Johann Amos Cornenius adalah sebagai berikut:
 0-6 tahun disebut sekolah ibu, merupakan masa pengembangan alat-alat indera dan
memperoleh pengatahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan keluarga.
  6-12 tahun disebut sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan daya
ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini mulai diajarkan bahasa ibu.
 12-18 tahun disebut sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya pikir
di bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini diajarkan bahasa
Latin sebagai bahasa asing.
 18-24 tahun disebut masa sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa
mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung di
bawah perguruan tinggi.

3. Periodesasi perkembangan berdasarkan ciri psikologis


Periodisasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol yang menandai masa
dalam periode tersebut. periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:
Oswald Krock  
Ciri yang digunakan adalah yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya adalah
pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat trotz atau sifat keras
kepala. Fase ini terdiri atas:
 Fase anak awal (0-3 tahun), pada akhir fase ini terjadi trotz yang pertama, ditandai dengan
anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan mulai timbulnya
kesadaran akan kemampuannya untuk berkemauan sehingga menguji kemampuannya itu.
 Fase keserasian sekolah (3-13 tahun), pada akhir masa  ini timbul trotz yang ke dua, di
mana anak mulai serba membantah lagi, suka menentang orang lain terutama orang tua.
Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai akibat kesadaran fisiknya, sifat
berfikir yang dirasa lebih maju daripada orang lain, keyakinan yang dianggap benar dan
sebagainya namun dianggap sebagai keguncangan.
 § Fase kematangan (13-21 tahun) yaitu mulai setelah berakhirnya gejala trotz kedua, anak
mulai menyadari kekurang-kekurangan dan kelebihan-kelebihan dirinya, yang dihadapi
dengan sikap yang sewajarnya, ia mulai dapat menghargai pendapat orang lain, dapat
memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain, karena menyadari bahwa orang lain
mempunyai hak yang sama. Masa inilah yang merupakan masa bangkitnya atau
terbentuknya kepribadian menuju kemantapan.
Kohnstamm
 Ciri yang dilihat adalah dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia, terbagi menjadi
lima fase yaitu:
 §  Periode vital, umur 0 – 1, 5 tahun, disebut juga fase menyusu.
 §  Periode estetis, umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase pencoba dan fase bermain. 
 §  Periode intelektuil, umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa sekolah.
 §  Periode sosial, umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa remaja.
 §  Periode matang, umur 21 ke atas, disebut juga masa dewasa.

4. Periodesasi perkembangan berdasarkan konsep tugas perkembangan


 Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembanagn yang diharapkan timbul dan
dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Periodesasi
seperti ini diungkapkan oleh Robert J. Havighurst, yaitu:
 §  Masa bayi dan anak-anak (infacy and early childhood), umur 0 – 6 tahun.
 §  Masa sekolah atau pertengahan (middle childhood), umur 6 – 12 tahun.
 §  Masa remaja (adolescence), umur 12 – 18 tahun.
 §  Masa awal dewasa (early adulthood), umur 18 – 30 tahun.
 §  Masa dewasa pertengahan (middle age), umur 30 -50 tahun.
 §  Masa tua (latter maturity), umur 50 tahun ke atas.
5. Periodesasi perkembangan menurut konsep Islam
Periodesasi perkembangan berdasar ayat dan hadist secara garis besarnya terdiri atas tiga, yaitu:
 Periodesasi prakonsepsi, yaitu masa perkembangan manusia sebelum masa pembuahan
sperma dan ovum. Meskipun pada masa ini wujud manusia belum terbentuk, tetapi hal ini
terkait dengan bibit manusia yang akan mempengaruhi generasi yang akan dilahirkan
kelak.
 .      Periodesasi pranatal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai dari
pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran. Periode ini dibagi menjadi empat
fase:

 Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan sampai 40 hari dalam kandungan.
 Fase ‘alaqah (embrio) selama 40 hari.
 Fase mudhghah (janin) selama 40 hari.
 Fase peniupan ruh ke dalam jazad janin dalam kandungan setelah genap berusia 4 bulan.

c.   Periodesasi kelahiran sampai meninggal dunia


Fase ini terdiri atas beberapa fase,yaitu:
 Fase neo-natus,mulai dari kelahiran sampai kira-kira minggu keempat.
 Fase al-thilf(kanak-kanak),mulai dari usia 1 bulan sampai usia sekitar 7 tahun.
 Fase tamyiz,yaitu fase dimana anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang buruk,yang
benar dan yang salah.Fase ini dimulai sekitar  usia 7 -12 atau 13 tahun.
 Fase baligh,fase dimana anak telah mencapai  usia muda ,yang ditandai dengan mimpi bagi laki-
laki dan haid bagi perempuan.
 Fase kearifan dan kebajikan,yaitu dimana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan
kecerdasan emosional,moral,spiritual dan  agama secara mendalam.
· Fase kematian,yaitu fase dimana nyawa telah hilang dari jasad manusia.Hilangnya nyawa
menunjukkan pisahnya ruh  dan jasad manusia yang merupakan akhir dari kehidupan
dunia.Fase kematian ini diawali dengan adanya naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh
malaikat izrail.
·
D. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN
Perkembangan tiap individu berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya:
1. Faktor dari dalam diri individu
 §  Bakat dan pembawaaan
 Anak dilahirkan dengan membawa bakat-bakat tertentu. apabila bakat dan pembawaan
itu dibina dengan baik maka akan mudah mencapai kecakapan-kecakapan yang
berhubungan dengan bakat dan pembawaannya. Dengan demikian bakat dan pembawaan
mempengaruhi perkembangan individu. 
 §  Sifat-sifat keturunan
 Sifat yang diturunkan dari orang tua atau nenek moyang dapat berupa fisik dan mental.
Sifat ini tentu saja mempengaruhi perkembangan individu, namun dengan pendidikan dan
lingkungan yang bagus, maka sifat-sifat jelek yang diturunkan dapat dihambat dan sifat-
sifat yang baik dapat dikembangkan.
 §  Dorongan dan insting.
 Dorongan adalah kodrat hidup yang mendorong manusia melaksanakan sesuatu atau
bertindak pada saatnya. Sedangkan insting atau naluri adalah kesanggupan atau ilmu
tersembunyi yang menyuruh atau membisikkan kepada manusia bagaimana cara-cara
melaksankan dorongan batin.

Jenis-jenis tingkah laku manusia yang tergolong instink, antara lain:


a.       Melarikan diri (flight) karena perasaan takut (fear)
b.      Menolak (repulsion), karena jijik (disgis)
c.       Ingin tahu (curiosity) karena menakjubkan sesuatu (wonder)
d.      Melawan (pugnacity) karena kemarahan (anger)
e.       Merendahkan diri (self abasement) karena perasaan mengabdi (subjection)
f.        Menjolkan diri (self assertion) karena hanya harga diri atau manja (elation)
g.      Orang tua (parental) karena perasaan halus budi (tender)
h.      Berkelamin (sexcual) karena keinginan mengadakan reproduksi
i.        Berkumpul (acquisition) karena keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang baru
j.        Mencapai sesuatu (question) karena ingin bergaul / bermasyarakat
k.      Membangun sesuatu (contrction) karena mendapatkan kemajuan
l.        Menarik perhatian orang lain (appeal) karena ingin memperhatikan orang lain.
Tiap anak dilahirkan dengan dorongan-instink yang dikandung di dalam jiwanya. Ada
dorongan yang selama perkembangan berlangsung atau selama perkembangan hidup manusia
aktif terus mempengaruhi hidup kejiwaan, seperti dorongan mempertahankan diri, seksuil, dan
dorongan sosial.

2. Faktor – factor yang berasal dari luar diri individu


Faktor-faktor dari luar diri individu telah disebutkan dalam aliran 
empirisme/lingkungan yang mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas yang
putih bersih atau semacam tabula rasa, yaitu meja yang bertutup lapisan lilin putih. Kertas putih
bersih dapat ditulis dengan tinta warna apapun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna
tinta tersebut. Anak diumpamakan sebagai kertas putih bersih, dan warna tinta adalah lingkungan
(pendidikan) yang akan mempengaruhinya. Oleh karena itu sudah pasti pendidikan juga
mempengaruhi anak menjadi baik atau buruk.
Menurut aliran ini perkembangan anak sepenuhnya tergantung pada faktor lingkungan,
tidak ada pengaruh dari bakat. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan dari
luar diri individu antara lain:

Makanan
Makanan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan individu. Hal ini
terutama pada tahun - tahun pertama dari kehidupan anak, makanan merupakan faktor yang
sangat penting bagi pertumbuhan yang normal dari setiap individu. Oleh sebab itu dalam rangka
perkembangan dan pertumbuha anak agar menjadi sehat dan kuat, perlu memperhatikan
makanan, tidak saja dari segi kualitas dan mutu makanan itu sendiri.
Tetapi ditinjau dari segi agama (islam). Makanan yang mengandung gizi saja, belum cukup
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, melainkan harus disempurnakan dengan tingkat
kebutuhan dan kebersihan sari makanan itu sendiri, sebagaimana firman Allah
َ‫ون‬OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOُ‫ ِه ُم ْؤ ِمن‬OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOِ‫وا هَّللا َ الَّ ِذي أَ ْنتُ ْم ب‬OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOُ‫ا ۚ َواتَّق‬OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOً‫وا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم هَّللا ُ َحاَل اًل طَيِّب‬OOOOOOOOOOOOOOOOOOOOُ‫َو ُكل‬
Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepadamu, dan
bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepada-Nya (QS. Al – Maidah: 88)
Menurut seorang ulama kotemporer, Syeq Taqi Falsafi, dalam bukunya “Child Between
Heredity and Education” yaitu: pengaruh dari campuran (senyawa) kimiawi yang dikandung oleh
makanan terhadap aktifitas jiwa dan pikiran manusia belum diketahui secara sempurna, karena
belum diadakan eksperimen secara memadai. Namun, tidak dapat diragukan bahwa perasaan
manusia dipengarui oleh kualitas dan kuantitas makanan. Selain itu juga ada ulama yang
berpendapat bahwa tingkat kehalalan makanan dapat mempengaruhi jiwa manusia, misalnya
seorang anak yang diberi makanan yang tidak halal juga dapat berpengaruh terhadap
perkembangan individunya semisal suka mengeluarkan kata-kata yang kurang baik.

Iklim
Iklim / keadaan cuaca juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Sifat iklim yang
terdapat pada daerah-daerah tertentu dapat mempengaruhi individual kejiawaan. Hal ini bias
ditinjau dari bedar kecilnya tubuh anak, kesehatan dan kematangan usianya banyak dipengarui
oleh banyaknya udara yang segar danbersih, serta sinar matahari yang diperolehnya. Kenyatan
ini dapat kita bandingkan dengan kondisi daerah yang berada dikota dengan yang didesa. Secara
umum anak yang dari desa akan lebih lama dalam pertumbuhan kedewasaanya dibanding dengan
anak yang pertumbuhanya dikota yang lebih cepat tumbuh kedewasaanya.

Kebudayaan
Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi perkembangan
manusia. Latar belakang budaya masyarakat desa yang masih alami, berbeda dengan masyarakat
kota yang sudah banyak terkontaminasi oleh budaya asing, maka sifat dan perilakunya juga akan
berbeda.

Ekonomi
Orangtua yang ekonominya lemah, karena kurangnya biaya hidup maka biasanya akan
sulit memenuhi kebutuhan anak ataupun kurang memperhatikan pertumbuhan dan
perkembangan anaknya, sehingga dapat menghambat pertumbuhan jasmani dan perkembangan
jiwanya. Bahkan tidak jarang faktor ekonomi dapat mengakibatkan tekanan jiwa dan tidak jarang
dapat menimbulkan konflik dalam keluarga, yang menimbulkan rasa rendah diri pada anak.

Kedudukan Anak dalam Lingkungan Keluarga


Anak tunggal akan memiliki sifat yang berbeda dengan anak yang memiliki banyak
saudara, (biasanya manja, kurang bisa bergaul dengan teman sebaya, dan lain-lain) karena kasih
sayang orangtua hanya tercurah kepadanya. Berbeda dengan anak yang banyak saudara, karena
kasih sayang orangtua akan dibagi kepada semua anaknya.

3. Faktor – factor umum


Faktor ini dapat digolongkan kedalam unsur golongan diatas. Dengan kata lain, jika faktor
yan mempengaruhi perkembangan itu merupakan campuran dari kedua unsur tersebut maka
dikatakan sebagai faktor umum. Diantara faktor umum yang dipengaruhi perkembangan
individu.

Inteligensi (kecerdasan)
Pada umumnya inteligen ini dapat dilihat dari kesanggupannya bersikap dan berbuat cepat
dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan di luar dirinya yang biasa maupun yang
baru. Jadi perbuatan cerdas dicirikan dengan adanya kesanggupan bereaksi terhadap situasi
dengan kelakuan baru yang sesuai dengan keadaan baru. Intelgensi merupakan salah satu faktor
umum yang mempengaruhi perkembangan anak. Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitanya
dengan kcepatan perkembangan. Sedangkan tingkat intelegensi yang rendah erat kaitanya
dengan kelambatan perkembangan.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga memegang peran penting dalam perkembangan anak. Dalam hal
misalnya antara anak perempuan dengan laki-laki. Secara umum anak laki-laki lebih lamban
kedewasaanya dibanding anak perempuan yang lebih cepat dalam mencapai tahab kedewasaan.

Kelenjar Gondok
Pada manusia, hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) mempengaruhi kecepatan
pertumbuhan seseorang. Seseorang yang kelebihan hormon akan mengalami pertumbuhan yang
luar biasa/gigantisme. Sebaliknya, jika seseorang kekurangan hormon pertumbuhan maka dapat
mengakibatkan kekerdilan. Hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar gondok (kelenjar
tiroid) mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan manusia. Bila pada masa kanak-kanak
kekurangan hormon tiroksin mengakibatkan kretinisme. Kretinisme yaitu pertumbuhan yang
lambat dan mental yang terbelakang, sehingga perkembangannya juga terhambat. Pada hewan
tingkat tinggi (vertebrata) misalnya katak, metamorfosis berudu menjadi katak dewasa
dipengaruhi oleh hormon tiroksin yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid.

Kesehatan
Kesehatan juga merupakan salah satu faktor umum yang mempengarui perkembangan
individu. Mereka yang kesehatan mental dan fisiknya baik dan sempurna akan mengalami
perkembangan dan pertumbuhan yang memadai. Sebaliknya mereka yang mengalami gangguan
kesehatan, baik secara mental maupun fisik, perkembangan dan pertumbuhnya juga akan
mengalami hambatan.

Ras
Ras juga turut mempengarui perkembangan seseorang. Misalnya anak yang dilahirkan dari
ras Mediterranean (sekitar laut tengah, mengalami perkembangan visik lebih cepat dibandingkan
dengan anak-anak dari bangsa-bangsa Eropa Utara. Demikian pula anak-anak dari ras bangsa
Indian, ternyata lebih cepat dibandingkan dengan anak-anak bangsa yang berkulit putih.

E. GAMBARAN UMUM TENTANG ASPEK – ASPEK PERKEMBANGAN PESERTA


DIDIK
Perkembangan peserta didik adalah mata kuliah yang mempelajari aspek-aspek
perkembangan individu yang berada pada tahap usia sekolah dasar dan sekolah menengah. Mata
kuliah ini memberikan pemahaman kepada mahasiswa calon guru tentang perkembangan peserta
didik, sehingga diharapkan mampu memberikan pelayanan pendidikan yang sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa yang dihadapinya.
Secara umum perkembangan peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek
perkembangan, yaitu perkembangan fisik, kognitif, dan psikososial.

Perkembangan aspek fisik


Perkembangan fisik atau yang disebut atau yang disebut juga pertumbuhan biologis
(biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam tubuh (seperti: pertumbuhan otak,
sistem saraf, organ-organ indrawi, pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan perubahan-
perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan
keterampilan motorik dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik
(seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya).
Perkembangan aspek kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan peserta didik yang
berkaitan dengan pengertian (pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan
dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan
kognitif ini meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang memungkinkan
seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa depan, atau
semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari
memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan menilai dan memikirkan
lingkungannya.

Perkembangan Aspek Psikososial


Perkembangan psikososial adalah proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta didik
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial yang lebih luas. Dalam proses perkembangan
ini peserta didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri-
cirinya, mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan serta dapat menempatkan diri
pada sudut pandang orang lain, tanpa kehilangan dirinya sendiri, meliputi perubahan pada relasi
individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan perubahan kepribadian.

F. KARAKTERISTIK UMUM PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK


Secara umum, buku ini mengetengahkan kajian psikologi perkembangan, yang secara
khusus membahas perkembangan anak usia sekolah (SD) dan remaja (SMP & SMA). Aspek-
aspek perkembangan yang dibahas dalam buku ini secara garis besarnya meliputi perkembangan
fisik-motorik dan otak, perkembangan kognitif, dan perkembangan sosioemosional. Masing-
masing aspek perkembangan dihubungkan dengan pendidikan, sehingga para guru diharapkan
mampu memberikan layanan pendidikan atau pertumbuhan strategi pembelajaran yang relevan
dengan karakteristik perkembangan tersebut.

Karakteristik Anak Usia Sekolah Dasar (SD)


Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6 tahun dan selesai pada
usia 12 tahun. Kalau mengacu pada pembagian tahapan perkembangan anak, berarti anak usia
sekolah berada dalam dua masa perkembangan, yaitu masa kanak-kanak tengah (6-9 tahun), dan
masa kanak-kanak akhir (10-12 tahun).
Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak-anak yang
usianya lebih muda. Ia senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan
senang merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru hendaknya
mengembangkan pembelajaran yang mengandung unsur permainan, mengusahakan siswa
berpindah atau bergerak, bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan
untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.
Menurut Havighurst, tugas perkembangan anak usia sekolah dasar meliputi:
a.       Menguasai keterampilan fisik yang diperlukan dalam permainan dan aktivitas fisik.
b.      Membina hidup sehat.
c.       Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok.
d.      Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelamin.
e.       Belajar membaca, menulis, dan berhitung agar mampu berpartisipasi dalam masyarakat.
f.        Memperoleh sejumlah konsep yang diperlukan untuk berpikir efektif.
g.      Mengembangkan kata hati, moral dan nilai-nilai.
h.      Mencapai kemandirian pribadi.
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guna dituntut untuk memberikan
bantuan berupa:
a.       Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik.
b.      Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul
dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya berkembang.
c.       Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang konkret atau
langsung dalam membangun konsep.
d.      Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa mampu
menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.

Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)


Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyaknya ahli, anak usia sekolah
menengah (SMP). Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia
sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan pubertas (10-14 tahun). Terdapat
sejumlah karakterisitik yang menonjol pada anak usia SMP ini, yaitu:
 Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
 Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
 Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul,
serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari
orangtua.
 Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan kenyataan
yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
 Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan dan
keadilan Tuhan.
 Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
 Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang sesuai
dengan dunia sosial.
 Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.

 Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru diharapkan
untuk:
 Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika
membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan fisiologi.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya melalui
kegiatan-kegiatan yang positif.
 Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual atau
kelompok kecil.
 Meningkatkan kerja sama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan
potensi siswa.
 Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
 Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.  

Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)


Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-anak dan
masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa pencarian jati diri (ego
identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik penting, yaitu:
 Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
 Dapat menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung tinggi
oleh masyarakat.
 Menerima keadaan fisik dan mampu menggunakannya secara efektif.
 Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
 Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
 Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki
anak.
 Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan sebagai
warga negara.
 Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
 Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah laku
 Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
 Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya pelayanan
pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan guru, di
antaranya:
 Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya
penyimpangan seksual dan penyalahagunaan narkotika.
 Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau kondisi
dirinya.
 Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan yang
sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan sebagainya.
 Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah dan
mengambil keputusan.
 Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit dan
penuh godaan.
 Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis,
reflektif, dan positif.
 Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
 Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan lebih
toleran.
 Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan segala
keluhan dan problem yang dihadapinya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan, bahwa pengertian perkembangan
adalah perubahan yang bersifat kualitatif dan dialami setiap individu secara terus menerus dan
bertahap sepanjang hidup manusia. Sedangkan pengertian pertumbuhan adalah perubahan yang
bersifat fisik dan dapat diukur secara kuantitatif (jumlah) pada diri individu.
Ciri-ciri khas remaja yang sedang berkembang adalah mengalami perubahan fisik
(pertumbuhan)paling pesat, mempunyai energy yang berlimpah secara fisik dan psikis, yang
mendorong mereka untuk berprestasi dan berkreativitas, mengarahkan perhatian kepada teman
sebaya dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari keterkaitan dengan keluarga, memiliki
keterkaitan yang kuat dengan lawan jenis, suatu periode yang idealis, menunjukkan kemandirian,
berada dalam periode transisi antara kehidupan masa kanak-kanak dan kehidupan orang dewasa.
Kondisi atau prinsip-prinsip perkembangan remaja selama perkembangan berlangsung, antara
lain terdiri dari: kematangan, kesatuan organisasi, tempo dan irama perkembangan, kesamaan
pola dan Kontinuitas.
B. SARAN
Dari pembahasan hasil makalah ini, kami menyadari dalam pembuatan makalah ini
banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun
berharap agar dari semua pihak dapat memberikan kritik dan saran untuk melengkapi
kekurangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

Desmita, (2009), Psikologi Perkembangan Peserta Didik . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


  Jurnal perkembangan peserta didik
https://yuyunari.wordpress.com/2015/01/05/makalah-perkembangan-peserta-didik-konsep-konsep-
dasar-perkembangan-remaja/
    jurnal isi perkembangan peserta didik
http://farihahalmuchtar.blogspot.com/2017/11/makalah-konsep-dasar-perkembangan.html

Anda mungkin juga menyukai