MAKALAH
KONSEP DASAR PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Dosen Pengampu: Ruski, M.Pd
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT berkat rahmat-Nya kami di berikan kesehatan
untuk mengyelesaikan tugas-tugas perkuliahan. Dan berkat ridho-Nya pula kami
dib i k k t t k b t k l h b j d l “K D P k b
diberi kekuatan untuk membuat makalah yang berjudul “Konsep Dasar Perkembangan
Peserta Didik” dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Perkembangan
peserta Didik”.
Karena kami masih dalam tahap pembelajaran, tentunya kami secara sadar
mengakui masih banyak kekurangan, untuk itu kami mohon kritik dan sarannya untuk
membangun kesempurnaan makalah ini. Dan dalam hal ini kami memohon maaf
apabila terjadi kesalahan dalam penulisan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amiin.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
P k b k t t j di l i
Perkembangan merupakan suatu proses yang terjadi selama manusia
hidup. Perkembangan individu merupakan pola gerakan atau perubahan yang secara
dinamis dimulai dari pembuahan atau konsepsi dan terus berlanjut sepanjang siklus
kehidupan manusia yang terjadi akibat dari kematangan dan pengalaman. Studi
mengenai perkembangan seseorang tidak lagi seperti dahulu yang berhenti pada
waktu seseorang mencapai kedewasaannya, melainkan berlangsung terus menerus
dan mulai konsepsi hingga orang itu mati. Pembentukan pada masa dini ini akan
bersifat tetap dan mempengaruhi sifat penyesuaian sik, psikologis dan sosial pada
masa-masa yang kemudian. Hal ini pula menyebabkan mengapa perlakuan terhadap
anak pada masa dini ini harus sedemikian rupa sehingga dapat mengarah kepada
penyesuaian sosial dan penyesuaian pribadi yang baik pada masa yang akan
datang. Dalam proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu,
pendidikan, pergaulan, lingkungan, keluarga dan lainnya. Misalnya kita setiap hari
banyak menemui orang-orang, yang satu baik dan aktif, yang satu terbilang
nakal. Oleh karena itu perlu kita ketahui faktor–faktor apa saja yang dominan
pengaruhnya dalam perkembangan peserta didik.
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana hakikat perkembangan peserta didik?
b. Apa saja hukum – hukum perkembangan?
c. Apa saja fase – fase perkembangan?
d. Faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?
e. Bagaimana gambaran umum tentang aspek – aspek perkembangan peserta didik?
f. Apa saja karakteristik umum perkembangan peserta didik?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui bagaimana hakikat perkembangan peserta didik?
b. Untuk mengetahui apa saja hukum – hukum perkembangan?
c. Untuk mengetahui apa saja fase – fase perkembangan?
d. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perkembangan?
e. Untuk mengetahui bagaimana gambaran umum tentang aspek – aspek
perkembangan peserta didik?
f. Untuk mengetahui apa saja karakteristik umum perkembangan peserta didik?
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT PERKEMBANGAN
Istilah “perkembangan” (development) dalam psikologi merupakan sebuah konsep
yang cukup rumit dan kompleks. Didalamnya terkandung banyak dimensi. Oleh sebab
itu, untuk dapat memahami konsep perkembangan, perlu terlebih dahulu memahami
beberapa konsep lain yang terkandung di dalamnya, diantaranya: pertumbuhan,
kematangan, dan perubahan.
Perkembangan (development)
S d h S if t d H ff (1994) d i ik k b
Secara sederhana Seifert dan Hoffnung (1994) mende nisikan perkembangan
sebagai “Long-tern changes in a person’s growth, feelings, patterns of thingking,
social relationships, and motor skills.” Sementara itu, Chaplin (2002) mengartikan
perkembangan sebagai: (i) perubahan yang berkesinambungan dan progresif dalam
organisme, dari lahir sampai mati, (ii) pertumbuhan, (iii) perubahan dalam bentuk dan
dalam integrasi dari bagian-bagian jasmaniah ke dalam bagian-bagian fungsional, (iv)
kedewasaan atau kemunculan pola-pola asasi dari tingkah laku yang tidak dipelajari.”
Menurut Reni Akbar Hawadi (2001), “perkembangan secara luas menunjuk pada
keseluruhan proses perubahan dari potensi yang dimilki individu dan tampil dalam
kualitas kemampuan, sifat dan cirri-ciri yang baru. Dalam istilah perkembangan juga
tercakup konsep usia, yang diawali dari saat pembuahan dan berakhir dengan
kematian.” Menurut F.J Monks, dkk, (2001), pengertian perkembangan menunjuk
pada “suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak dapat diulang kembali.
Perkembangan menunjuk pada perubahan yang bersifat tetap dan tidak dapat
diputar kembali.” Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “proses yang kekal dan
tetap yang menuju ke arah suatu organisasi pada tingkat integrasi yang lebih tinggi,
berdasarkan pertumbuhan, pematangan dan belajar.” Dari beberapa pendapat
tersebut dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan serangkaian
perubahan yang berlangsung secara terus – menerus dan bersifat tetap dari fungsi –
fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ketahap kematangan,
selain itu perkembangan juga dapat didefenisikan sebagai perubahan organisme (
individu) baik dalam perubahan sik maupun perubahan dalam psikisyang mengacu
pada bertambah kompleksitas yaitu perubahan dari suatu yang sangat sederhana
kepada suatu yang lebih rumit dan rinci, yang semuanya berlangsung secara teratur
dan terorganisasi yang berlangsung sepanjang hayat dari individu.
Pertumbuhan (growth)
Pertumbuhan (growth) dapat diartikan sebagai proses perubahan dalam aspek
jasmaniah, seperti bertambahnya tinggi dan berat badan seseorang, berubahnya
struktur tulang, proporsi badan, semakin sempurnanya jaringan syaraf dan lain-lain.
Dengan arti kata perubahan dalam pertumbuhan bersifat kuantitatif yang mengacu
pada perubahan sik yang dialami individu sebagai hasil dari proses pematangan
dari fungsi-fungsi sik yang berlangsung secara normal bagi orang yang sehat dalam
periode waktu tertentu.
Pertumbuhan jasmani dapat diteliti dengan mengukur berat badan, panjang dan
ukuran lingkatran, misalnya lingkar kepala, dada, pinggul dan lengan. Dalam
pertumbuhan setiap bagian tubuh mempunyai perbedan tempo kecepatan misalnya,
pertumbuhan alat-alat kelamin berlangsung paling lambat pada masa kanak-kanak,
dan menjadi lambat pada akhir masa kanak-kanak dan relative berhenti pada masa
pubertas.
Kematangan (maturation)
Istilah “kematangan”, yang dalam bahasa inggris disebut dengan maturation, sering
dilawankan dengan immaturation, yang artinya tidak matang. Seperti pertumbuhan,
kematangan juga berasal dari istilah yang sering digunakan dalam biologi. Chaplin
(2002) tik k t ( t ti ) b i (i) k b
(2002) mengartikan kematangan (maturation) sebagai: (i) perkembangan, proses
mencapai kemasakan/usia masak, (ii) proses pekembangan, yang dianggap berasal
dari keturunan, atau merupakan tingkah laku khusus spesies (jenis, rumpun).
Menurut Davidoff (1988), menggunakan istilah kematangan untuk menunjuk pada
muculnya pola perilaku tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasamani dan
kesiapan susunan saraf. Proses kematangan ini juga sangat bergantung pada gen,
karena pada saat terjadinya pertumbuhan, gen sudah memprogramkan potensi-
potensi tertentu untuk perkembangan makhluk tersebut yang sudah lengkap ketika ia
dilahirkan, dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan makhluk itu secara
perlahan-lahan di kemudian hari. Dapat disimpulakan bahwa kematangan adalah
merupakan suatu keadaan atau tahap pencapaian proses pertumbuhan atau
perkembangan. Kematangan juga dapat berarti matangnya suatu fungsi atau potensi
mental psikologis akibat proses perkembangan karena pengalaman dan latihan.
Perubahan (change)
Perkembangan mengandung perubahan, tetapi bukan berarti setiap perubahan
bermakna perkembangan. Perubahan-perubahan dalam perkembangan bertujuan
untuk memungkinkan orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya dimana dia
berada, yang sering disebut aktualisasi diri. Secara garis besar perubahan-perubahan
yang terjadi dalam perkembangan itu dapat dibagi ke dalam empat bentuk, yaitu:
1. Perubahan dalam bentuk Besarnya
Perubahan-perubahan dalam bentuk dan ukuran ini terlihat dalam
pertumbuhan jasamani dan perkembangan mental seseorang. Setiap tahunnya
perkembangan jasmani seorang anak mengalamai perubahan begitupun dengan
mental anak pasti akan menunjukkan kemajuan.
2. Perubahan – perubahan dalam proporsi
Pertumbuhan sik tidaklah terbatas pada perubahan - perubahan ukuran,
tetapi juga pada proporsi. Anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk kecil,
melainkan keseluruhan tubuhnya menunjukan proporsi – proporsi yang berbeda
dengan orang dewasa. Hal ini terbukti apabila tubuh seseorang bayi dibandingkan
dengan tubuh orang dewasa. Kemudian ketika anak mencapai usia puberitas, baru
proporsi tubuhnya mulai menyerupai orang dewasa. Perubahan proporsi juga
tampak dalam perkembangan mental serta minat – minat dalam diri anak.
3. Hilangnya bentuk atau cirri – cirri lama
Jenis perubahan ketiga yang terjadi dalam perkembangan individu adalah
hilangnya bentuk dan ciri - ciri tertentu dalam sik dan mental. Seperti perubahan
pada hilangnya kelenjar anak anak yang terletak di leher, kelenjar pineal pada otak,
re ek – re ek tertentu, dsb.
4. timbul atau lahirnya bentuk atau cirri – cirri baru
Dengan menghilangnya bentuk dan cirri - ciri lama yang tidak berguna lagi,
maka timbullah cirri - ciri dan bentuk perubahan - perubahan sik dan mental yang
baru.
B. HUKUM – HUKUM PERKEMBANGAN
Selama hayatnya manusia sebagai makhluk individu mengalami
k b b l b l h t i ti
perkembangan yang berlangsung secara berangsur-angsur, perlahan tapi pasti,
mengalami berbagai fase, dan ada kalanya diselingi oelh krisis yang datangnya pada
waktu-waktu tertentu.proese perkembangan yang berkesinambungan, beraturan,
bergelombang, naik dan turun, yang berjalan dengan kelajuan cepat atau lambat,
Masa peka adalah suatu masa ketika fungsi - fungsi jiwa menonjolkan diri
keluar, dan peka akan pengaruh rangsangan yang datang. Menurut Maria Montessori
asal Italia ini berpendapat bahwa masa peka merupakan masa pertumbuhan ketika
suatu fungsi jiwa mudah sekali dipengaruhi dan dikembangkan. Masa peka
merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali di pengaruhi
dan dikmbangkan. Usia 3-5 tahun merupakan masa peka, pada masa ini adalah masa
yang baik sekali untuk mempelajari bahasa ibu dan bahasa di daerahnya. Contohnya,
anak yang peka terhadap bahasa, sebut saja Alya yang berumur 4 tahun. Alya
dibesarkan di Bogor sehingga ia dapat dapat berbahasa sunda dengan baik. Karena
ayahnya dimutasikan ke Solo, dan seluruh keluarganya ikut kesana. Baru satu tahun
di sana Alya sudah bisa berbahasa Jawa, sedangkan ayah dan ibunya belum bisa
berbahasa Jawa.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa sebaiknya orang tua mengarahkan
potensi yang di miliki anak, agar dapat berkembang dengan baik terlebih pada masa
peka anak, yang mana masa peka ini merupakan suatu masa dimana anak dapat
dengan mudah untuk menangkap rangsangan atau stimulus yang datang. Jika pada
masa peka ini tidak dapat di kembangkan dengan baik, dikhawatirkan akan
mengalami kelainan yang akan mengganggu perkembangan anak karena ia peka
tidak mendapatkan pendidikan dan pelayanan yang maksimal.
5. Hukum Rekapitulasi
Menurut Hackle asal jerman ini menyebut hukum ini hukum biogenetis. Dalam hukum
rekapitulasi ini perkembangan jasmani individu merupakan ulangan dari
perkembangan jenisnya. Dengan kata lain, otogenese adalah rekapitulasi dari
phylogenese. Otogenese adalah perkembangan individu sedangkan phylogenese
adalah kehidupan nenek moyang suatu bangsa. Dengan demikian menurut hukum
rekapitulasi ini perkembangan yang dialami seorang anak merupakan ulangan
ringkas sejarah kehidupan umat manusia. Berdasarkan hukum rekapitulasi tersebut,
perkembangan individu dapat digolongkan kedalam babarapa fase atau masa yang
dalam bentuk realnya dapat dilihat dari permainan mereka. Adapun fase-fase
perkembangan tersebut adalah:
a. Masa berburu dan menyamun ( sampai dengan 8 tahun)
Ciri-ciri yang menonjol dari masa ini adalah bahwa anak-anak dalam
permainannya menunjukkan kesenangan menangkap binatang, bermain dengan
panah-panahan, membuat rumah-rumahan, saling mengintai, saling memata-matai,
saling menyelinap untuk menangkap musuh, dan sebagainya.
b. Masa beternak (8-10 tahun)
Masa ini juga disebut dengan masa menggembala. Cara yang menonjol pada
masa ini adalah anak senang sekali memelihara binatang. Misalnya, memelihara
ayam, merpati, perkutut, kucing, hamster, atau kambing.
M b t i t b kt (10 12 t h )
c. Masa bertani atau bercocok tanam (10-12 tahun)
Ciri yang menonjol pada masa ini adalah anak gemar memelihara tanaman.
Misalnya, tanaman bunga, tanaman pot bunga, atau tanaman dihalaman rumah.
Biasanya anak ingin mempunyai kebun sendiri meskipun dalam ukuran mini.
§ Fase oral (0-1 tahun), dimana anak mendapatkan kepuasan seksuil melalui
mulutnya.
§ Fase anal (1-3 tahun), dimana anak mendapat kepuasan seksuil melalui anusnya.
§ Fase phalis (3-5 tahun), dimana anaka mendapatkan kepuasan seksuil melalui
alat kelaminnya .
b) Fase laten (5-12 Tahun)
Pada fase ini anak tampak pada keadaan tenang setelah terjadi gelombang
dan badai (strumund drang)pada tiga fase pertama. Pada fase ini desakan seksuil
anak mengendur. Anak dapat dengan mudah melupakan desakan seksuilnya dan
mengalihkan perhatiannya pada masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah
dan teman sejenisnya.
c) Fase Pubertas (12-18 Tahun)
Pada fase ini dorongan mulai muncul kembali dan apabila dorongan-dorongan
ini dapat ditransfer dan disublimasikan dengan baik maka anak akan sampai pada
masa kematangan terakhir, yaitu fase genital.
d) Fase Genital (18-20 Tahun)
Pada fase ini dorongan yang pada masa laten boleh dikatakan sedang tidur
kini berkobar kembali.
Maria Montessori
Menurut Maria, pembagian fase –fase perkembangan anak mempunyai arti biologis,
sebab perkembangan itu adalah melaksanakan kodrat dengan asas pokok
(kebutuhan vital/masa peka), dan asas kesibukan sendiri. Fase – fase perkembangan
itu terdiri dari:
a. Usia 0 - 7 tahun, masa penerimaan dan pengaturan rangsangan dari dunia luar
melalui alat indra.
b. Usia 7 - 12 tahun, masa abstrak, dimana anak mulai memperhatikan masalah
kesusilaan, mulai berfungsi perasaan etisnya yang bersumber dari kata hatinya. Dia
mulai tahu akan kebutuhan orang lain.
c. Usia 12 - 18 tahun, masa penemuan diri serta kepuasan terhadap masalah-masalah
sosial.
d. Usia 18 keatas , masa pendidikan diperguruan tinggi, masa untuk melatih anak
(mahasiswa) akan realitas kepentingan dunia. Ia harus mampu berpikir secara jernih,
jauh dari perbuatan tercela.
Elizabeth B. Hurlock
Pakar ini membagi perkembangan individu berdasarkan konsep biologis atas lima
fase, yaitu:
a. Fase prenatal (sebelum lahir), mulai masa konsepsi sampai proses kelahiran,
lebih kurang 280 hari.
b. Fase infancy (orok), mulai lahir sampai usia 14 hari.
F b b h d (b i) l i i 2 i i kit i 2t h
c. Fase babyhood (bayi), mulai usia 2 minggu sampai sekitar usia 2 tahun.
d. Fase childhood (kanak-kanak), mulai usia 2 tahun sampai usia pubertas.
e. Fase adolescence (remaja), mulai usia 11 dan 13 tahun sampai usia 21 tahun,
yang dibagi atas tiga masa, yaitu:
1) Fase pre adolescence, mulai usia 11 – 13 tahun untuk wanita, dan usia-usia sekitar
setahun kemudian bagi pria.
2) Fase early adolescence, mulai usia 13 – 14 tahun sampai 16 – 17
3) Fase late adolescence, masa-masa akhir dari perkembangan seseorang atau masa
ketika seseorang menempuh perguruan tinggi.
2. Berdasarkan konsep didaktif
Dasar yang digunakan dalam menentukan pembagian fase - fase
perkembangan adalah materi dan cara bagaimana mendidik anak pada masa - masa
tertentu. Fase perkembangan secara didaktif menurut Johann Amos Cornenius
adalah sebagai berikut:
a. 0-6 tahun disebut sekolah ibu, merupakan masa pengembangan alat-alat indera dan
memperoleh pengatahuan dasar di bawah asuhan ibunya di lingkungan keluarga.
b. 6-12 tahun disebut sekolah bahasa ibu, merupakan masa anak mengembangkan
daya ingatnya di bawah pendidikan sekolah rendah. Pada masa ini mulai diajarkan
bahasa ibu.
c. 12-18 tahun disebut sekolah bahasa Latin, merupakan masa mengembangkan daya
pikir di bawah pendidikan sekolah menengah (gymnasium). Pada masa ini diajarkan
bahasa Latin sebagai bahasa asing.
d. 18-24 tahun disebut masa sekolah tinggi dan pengembaraan, merupakan masa
mengembangkan kemauannya dan memilih suatu lapangan hidup yang berlangsung
di bawah perguruan tinggi.
3. Periodesasi perkembangan berdasarkan ciri psikologis
Periodisasi ini didasarkan atas ciri-ciri kejiwaan yang menonjol yang menandai
masa dalam periode tersebut. periodesasi ini dikemukakan oleh beberapa ahli, antara
lain:
Oswald Krock
Ciri yang digunakan adalah yang dipandang terdapat pada anak-anak umumnya
adalah pengalaman keguncangan jiwa yang dimanifestasikan dalam bentuk sifat
trotz atau sifat keras kepala. Fase ini terdiri atas:
§ Fase anak awal (0-3 tahun), pada akhir fase ini terjadi trotz yang pertama, ditandai
dengan anak serba membantah atau menentang orang lain. Hal ini disebabkan
mulai timbulnya kesadaran akan kemampuannya untuk berkemauan sehingga
menguji kemampuannya itu.
§ Fase keserasian sekolah (3-13 tahun), pada akhir masa ini timbul trotz yang ke
dua, di mana anak mulai serba membantah lagi, suka menentang orang lain
terutama orang tua. Gejala ini sebenarnya merupakan gejala yang biasa, sebagai
akibat kesadaran siknya, sifat ber kir yang dirasa lebih maju daripada orang
lain, keyakinan yang dianggap benar dan sebagainya namun dianggap sebagai
keguncangan.
§ F k t (13 21 t h ) it l i t l h b khi j l t t
§ Fase kematangan (13-21 tahun) yaitu mulai setelah berakhirnya gejala trotz
kedua, anak mulai menyadari kekurang-kekurangan dan kelebihan-kelebihan
dirinya, yang dihadapi dengan sikap yang sewajarnya, ia mulai dapat menghargai
pendapat orang lain, dapat memberikan toleransi terhadap keyakinan orang lain,
karena menyadari bahwa orang lain mempunyai hak yang sama. Masa inilah
yang merupakan masa bangkitnya atau terbentuknya kepribadian menuju
kemantapan.
Kohnstamm
Ciri yang dilihat adalah dari sisi pendidikan dan tujuan luhur umat manusia, terbagi
menjadi lima fase yaitu:
§ Periode vital, umur 0 – 1, 5 tahun, disebut juga fase menyusu.
§ Periode estetis, umur 1,5 – 7 tahun, disebut juga fase pencoba dan fase bermain.
§ Periode intelektuil, umur 7 – 14 tahun, disebut juga masa sekolah.
§ Periode sosial, umur 14 – 21 tahun, disebut juga masa remaja.
§ Periode matang, umur 21 ke atas, disebut juga masa dewasa.
4. Periodesasi perkembangan berdasarkan konsep tugas perkembangan
Tugas perkembangan adalah berbagai ciri perkembanagn yang diharapkan timbul
dan dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya.
Periodesasi seperti ini diungkapkan oleh Robert J. Havighurst, yaitu:
§ Masa bayi dan anak-anak (infacy and early childhood), umur 0 – 6 tahun.
§ Masa sekolah atau pertengahan (middle childhood), umur 6 – 12 tahun.
§ Masa remaja (adolescence), umur 12 – 18 tahun.
§ Masa awal dewasa (early adulthood), umur 18 – 30 tahun.
§ Masa dewasa pertengahan (middle age), umur 30 -50 tahun.
§ Masa tua (latter maturity), umur 50 tahun ke atas.
5. Periodesasi perkembangan menurut konsep Islam
Periodesasi perkembangan berdasar ayat dan hadist secara garis besarnya terdiri
atas tiga, yaitu:
a. Periodesasi prakonsepsi, yaitu masa perkembangan manusia sebelum masa
pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada masa ini wujud manusia belum
terbentuk, tetapi hal ini terkait dengan bibit manusia yang akan mempengaruhi
generasi yang akan dilahirkan kelak.
b. Periodesasi pranatal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai dari
pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran. Periode ini dibagi menjadi
empat fase:
Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan sampai 40 hari dalam
kandungan.
Fase ‘alaqah (embrio) selama 40 hari.
Fase mudhghah (janin) selama 40 hari.
Fase peniupan ruh ke dalam jazad janin dalam kandungan setelah genap
berusia 4 bulan.
· Fase tamyiz,yaitu fase dimana anak mulai mampu membedakan yang baik dan yang
buruk,yang benar dan yang salah.Fase ini dimulai sekitar usia 7 -12 atau 13 tahun.
· Fase baligh,fase dimana anak telah mencapai usia muda ,yang ditandai
desa akan lebih lama dalam pertumbuhan kedewasaanya dibanding dengan anak
yang pertumbuhanya dikota yang lebih cepat tumbuh kedewasaanya.
Kebudayaan
Latar belakang budaya suatu bangsa sedikit banyak juga mempengaruhi
perkembangan manusia. Latar belakang budaya masyarakat desa yang masih alami,
berbeda dengan masyarakat kota yang sudah banyak terkontaminasi oleh budaya
asing, maka sifat dan perilakunya juga akan berbeda.
Ekonomi
Orangtua yang ekonominya lemah, karena kurangnya biaya hidup maka
biasanya akan sulit memenuhi kebutuhan anak ataupun kurang memperhatikan
pertumbuhan dan perkembangan anaknya, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan jasmani dan perkembangan jiwanya. Bahkan tidak jarang faktor
ekonomi dapat mengakibatkan tekanan jiwa dan tidak jarang dapat menimbulkan
kon ik dalam keluarga, yang menimbulkan rasa rendah diri pada anak.
Kedudukan Anak dalam Lingkungan Keluarga
Anak tunggal akan memiliki sifat yang berbeda dengan anak yang memiliki
banyak saudara, (biasanya manja, kurang bisa bergaul dengan teman sebaya, dan
lain-lain) karena kasih sayang orangtua hanya tercurah kepadanya. Berbeda dengan
anak yang banyak saudara, karena kasih sayang orangtua akan dibagi kepada semua
anaknya.
3. Faktor – factor umum
Faktor ini dapat digolongkan kedalam unsur golongan diatas. Dengan kata lain,
jika faktor yan mempengaruhi perkembangan itu merupakan campuran dari kedua
unsur tersebut maka dikatakan sebagai faktor umum. Diantara faktor umum yang
dipengaruhi perkembangan individu adalah
Inteligensi (kecerdasan)
Pada umumnya inteligen ini dapat dilihat dari kesanggupannya bersikap dan
berbuat cepat dengan situasi yang sedang berubah, dengan keadaan di luar dirinya
yang biasa maupun yang baru. Jadi perbuatan cerdas dicirikan dengan adanya
kesanggupan bereaksi terhadap situasi dengan kelakuan baru yang sesuai dengan
keadaan baru. Intelgensi merupakan salah satu faktor umum yang mempengaruhi
perkembangan anak. Tingkat intelegensi yang tinggi erat kaitanya dengan kcepatan
perkembangan. Sedangkan tingkat intelegensi yang rendah erat kaitanya dengan
kelambatan perkembangan.
Jenis Kelamin
Jenis kelamin juga memegang peran penting dalam perkembangan anak. Dalam
hal misalnya antara anak perempuan dengan laki-laki. Secara umum anak laki-laki
lebih lamban kedewasaanya dibanding anak perempuan yang lebih cepat dalam
mencapai tahab kedewasaan.
K l j G d k
Kelenjar Gondok
Pada manusia, hormon pertumbuhan (Growth Hormone/GH) mempengaruhi
kecepatan pertumbuhan seseorang. Seseorang yang kelebihan hormon akan
mengalami pertumbuhan yang luar biasa/gigantisme. Sebaliknya, jika seseorang
Dalam upaya mencapai setiap tugas perkembangan tersebut, guna dituntut untuk
memberikan bantuan berupa:
a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan sik.
b. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk
belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya, sehingga kepribadian sosialnya
berkembang.
c. Mengembangkan kegiatan pembelajaran yang memberikan pengalaman yang
konkret atau langsung dalam membangun konsep.
d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai, sehingga siswa
mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya.
Karakteristik Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyaknya ahli, anak usia
sekolah menengah (SMP). Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh
banyak ahli, anak usia sekolah menengah (SMP) berada pada tahap perkembangan
pubertas (10-14 tahun). Terdapat sejumlah karakterisitik yang menonjol pada anak
usia SMP ini, yaitu:
a. Terjadinya ketidakseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b. Mulai timbulnya ciri-ciri seks sekunder.
c. Kecenderungan ambivalensi, antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul,
serta keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan
bantuan dari orangtua.
d. Senang membandingkan kaedah-kaedah, nilai-nilai etika atau norma dengan
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.
e. Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi dan sifat kemurahan
dan keadilan Tuhan.
f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
g. Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap perilaku diri sendiri yang
sesuai dengan dunia sosial.
h. Kecenderungan minat dan pilihan karer relatif sudah lebih jelas.
Adanya karakteristik anak usia sekolah menengah yang demikian, maka guru
diharapkan untuk:
a. Menerapkan model pembelajaran yang memisahkan siswa pria dan wanita ketika
membahas topik-topik yang berkenaan dengan anatomi dan siologi.
b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan hobi dan minatnya
melalui kegiatan-kegiatan yang positif.
c. Menerapkan pendekatan pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual
atau kelompok kecil.
d. Meningkatkan kerja sama dengan orangtua dan masyarakat untuk mengembangkan
t i i
potensi siswa.
e. Tampil menjadi teladan yang baik bagi siswa.
f. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bertanggung jawab.
Karakteristik Anak Usia Remaja (SMP/SMA)
Masa remaja (12-21 tahun) merupakan masa peralihan antara masa kehidupan anak-
anak dan masa kehidupan orang dewasa. Masa remaja sering dikenal dengan masa
pencarian jati diri (ego identity). Masa remaja ditandai dengan sejumlah karakteristik
penting, yaitu:
a. Mencapai hubungan yang matang dengan teman sebaya
b. Dapat menerima dan belajar sosial sebagai pria atau wanita dewasa yang dijunjung
tinggi oleh masyarakat.
c. Menerima keadaan sik dan mampu menggunakannya secara efektif.
d. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.
e. Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai dengan minat dan
kemampuannya.
f. Mengembangkan sikap positif terhadap pernikahan, hidup berkeluarga dan memiliki
anak.
g. Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-konsep yang diperlukan
sebagai warga negara.
h. Mencapai tingkah laku yang bertanggung jawab secara sosial.
i. Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman dalam bertingkah
laku
j. Mengembangkan wawasan keagamaan dan meningkatkan religiusitas.
Berbagai karakteristik perkembangan masa remaja tersebut, menuntut adanya
pelayanan pendidikan yang mampu memenuhi kebutuhannya. Hal ini dapat dilakukan
guru, di antaranya:
a. Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi, bahaya
penyimpangan seksual dan penyalahagunaan narkotika.
b. Membantu siswa mengembangkan sikap apresiatif terhadap postur tubuh atau
kondisi dirinya.
c. Menyediakan fasilitas yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilan
yang sesuai dengan minat dan bakatnya, seperti sarana olah raga, kesenian, dan
sebagainya.
d. Memberikan pelatihan untuk mengembangkan keterampilan memecahkan masalah
dan mengambil keputusan.
e. Melatih siswa mengembangkan resiliensi, kemampuan bertahan dalam kondisi sulit
dan penuh godaan.
f. Menerapkan model pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk berpikir kritis,
re ektif, dan positif.
g. Membantu siswa mengembangkan etos kerja yang tinggi dan sikap wiraswasta.
h. Memupuk semangat keberagamaan siswa melalui pembelajaran agama terbuka dan
lebih toleran.
i. Menjalin hubungan yang harmonis dengan siswa, dan bersedia mendengarkan
l k l h d bl dih d i
segala keluhan dan problem yang dihadapinya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan, bahwa pengertian
perkembangan adalah perubahan yang bersifat kualitatif dan dialami setiap individu
secara terus menerus dan bertahap sepanjang hidup manusia. Sedangkan
pengertian pertumbuhan adalah perubahan yang bersifat sik dan dapat diukur
secara kuantitatif (jumlah) pada diri individu.
Ciri-ciri khas remaja yang sedang berkembang adalah mengalami perubahan sik
(pertumbuhan)paling pesat, mempunyai energy yang berlimpah secara sik dan
psikis, yang mendorong mereka untuk berprestasi dan berkreativitas, mengarahkan
perhatian kepada teman sebaya dan secara berangsur-angsur melepaskan diri dari
keterkaitan dengan keluarga, memiliki keterkaitan yang kuat dengan lawan jenis,
suatu periode yang idealis, menunjukkan kemandirian, berada dalam periode transisi
antara kehidupan masa kanak-kanak dan kehidupan orang dewasa.
Kondisi atau prinsip-prinsip perkembangan remaja selama perkembangan
berlangsung, antara lain terdiri dari: kematangan, kesatuan organisasi, tempo dan
irama perkembangan, kesamaan pola dan Kontinuitas.
B. SARAN
Dari pembahasan hasil makalah ini, kami menyadari dalam pembuatan
makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami
sebagai penyusun berharap agar dari semua pihak dapat memberikan kritik dan
saran untuk melengkapi kekurangan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
SOAL PILIHAN GANDA BAHASA INDONESIA DARI PEDOMAN UMUM EJAAN BAHASA
INDONESIA Oleh: Farihah (1622211073) STKIP PGRI BANGKALAN 11. Dibawah ini, contoh
pemenggalan kata yang benar adalah…(jawaban A) a. Mu-sya-wa-rah b. Pe-ri-l-aku …
BACA SELENGKAPNYA
BACA SELENGKAPNYA
BACA SELENGKAPNYA
UNKNOWN
KUNJUNGI PROFIL
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan