PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
“Untuk menghadapi era globalisasi sekarang ini, mau tak mau Indonesia
membutuhkan tenaga-tenaga sumber daya manusia (SDM) yang baru. Selain
menguasai iptek, tentunya SDM yang baru harus beriman dan bertakwa”.
Tanggapan di atas adalah penuturan BJ Habibie pada acara ‘Tribute to Prof Dr
M Quraish Shihab’ di kampus UIN Jakarta yang dikutip oleh wartawati
Kedaulatan Rakyat edisi senin pon 16 November 2009 halaman 10 kolom 2 baris
ke 2. Menyikapi hal itu, kita sebagai calon pendidik haruslah bisa membuat
bagaimana generasi kita yang akan datang sesuai dengan yang diharapkan beliau.
Dengan mengetahui perkembangan peserta didik atau siswa maka, kita akan
lebih mudah untuk membuat generasi penerus kita ini berkualitas, dengan
mengetahui konsep-konsep perkembangan peserta didik.
B. Rumusan Masalah
1. Apa hakikat perkembangan peserta didik ?
2. Apa persamaaan dan perbedaan pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik ?
3. Apa hukum hukum perkembangan peserta didik ?
4. Fase-fase perkembangan peserta didik ?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui hakikat perkembangan peserta didik berupa pengertian,
perbedaan dan persamaan, hokum-hukum perkembangan peserta didik,
dan fase-fase perkembangan peserta didik.
2. Untuk mengetahui konsep-konsep dasar yang dialami oleh peserta didik.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perkembangan
1. Pengertian Secara Etimologis
Perkembangan berasal dari kata kembang menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kembang berarti maju, menjadi lebih baik.
2. Pengertian Secara Termitologis
Perkembangan adalah proses kualitatif yang mengacu pada
penyempurnaan fungsi sosial dan psikologis dalam diri seseorang dan
berlangsung sepanjang hidup manusia.
2
Perkembangan juga dapat diartikan sebagai “Suatu proses perubahan
dalam diri individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis
(jasmaniah) menuju tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan.”
Yang dimaksud dengan sistematis, progresif, berkesinambungan adalah :
1. Sistematis, artinya perubahan dalam perkembangan saling ketergantungan
dan saling mempengaruhi,
2. Progresif, artinya perubahan yang bersifat maju, meluas, mendalam,
meningkat baaik secara kualitatif (fisik) dan kuantitatif (psikis),
3. Berkesinambungan, artinya perubahan yang terjadi pada setiap individu
terjadi secara berurutan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Perkembangan merupakan suatu pola
perubahan secara progresif organisme baik dalam struktur maupun fungsi(fisik
atapun psikis) yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang terjadi secara teratur
dan berlangsung sejak masa konsepsi sampai akhir hayat, berdasarkan
pertumbuhan, kematangan, pengalaman, dan belajar.
3
2) Aspek psikis : lenyapnya masa mengoceh, bentuk gerak-gerik
kanak-kanak (seperti mengakak) dan perilaku impulsif
(melakukan sesuatu tanpa berfifikr dahulu).
Prinsip-prinsip Perkembangan
Prinsip-prinsip dalam perkembangan setiap individu yaitu :
1) Perkembangan merupakan proses yang tidak berhenti
2) Baik fisik maupun psikis akan terus berkembang dari saat konsepsi
hingga masa tua.
3) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
4) Setiap aaspek perkembangan individu baik fisik maupun psikis satu
sama lainnya saling mempengaruhi.
5) Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu
6) Setiap perkembangan merupakan hasil dari perkembangan tahap
sebelumnya, dan merupakan prasyarat bagi perkembangan selanjutnya.
7) Perkembangan terjadi pada tempo yang berlainan
8) Perkembangan fisik dan psikis mencapai kematangannya terjadi pada
waktu dan tempo yang berbeda (ada yang cepat da nada yang lambat).
9) Setiap fase perkembangan memiliki ciri khas
10) Prinsip ini dijelaskan dengan contoh berikut : (a) sampai usia 2 tahun
seorang anak memusatkan perhatiannya untuk menguasai gerak-gerik
dan belajar berbicara. Dan (2) pada usia 3-6 tahun seorang anak akan
memusatkan perhatiannya untuk menjadi mahluk sosial.
11) Setiap individu akan mengalami tahapan fase perkembangan
4
12) Prinsip ini berarti bahwa setiap individu akan mengalami masa atau
fase perkembangan : konsepsi, bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa, dan
tua
5
E. Hukum-hukum Perkembangan Peserta Didik
1. Hukum Cephalocoudal
Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa
pertumbuhan fisik di mulai dari kepala ke arah kaki. Bagian-bagian pada kepala
tumbuh lebih dahulu daripada bagian-bagian lain. Hal ini sudah terlihat pada
pertumbuhan pranatal , yaitu pada janin. Seorang bayi yang baru dilahirkan
mempunyai bagian-bagian dan alat-alat pada kepala yang lebih “matang” daripada
bagian-bagian tubuh lainnya. Bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih
cepat daripada anggota badan lainnya. Baik pada masa perkembangan pranatal ,
neonatal, maupun anak-anak , proporsi bagian kepala dengan rangka batang
tubuhnya mula-mula kecil dan makin lama perbandingan ini makin besar.
2. Hukum Proximodistal
Hukum proximodistal adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan
fisik, dan menurut hukum ini pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan
mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang terdapat di pusat seperti jantung , hati, dan
alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi daripada anggota tubuh yang ada di
tepi. Hal ini tentu saja karena alat-alat tubuh yang terdapat pada daerah pusat itu
lebih vital daripada , misalnya anggota gerak seperti tangan dan kaki. Anak masih
bisa melangsungkan kehidupan nya bila terjadi kelainan-kelainan pada anggota
gerak, akan tetapi bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa
berakibat fatal.
3. Perkembangan Terjadi Dari Umum Ke Khusus
Pada setiap aspek terjadi proses perkembangan yang di mulai dari hal-hal
yang umum, kemudian secara sedikit demi sedikit meningkat ke hal-hal yang
khusus. Terjadi proses diferensiasi seperti yang di kemukakan oleh werner. Anak
lebih dahulu mampu menggerakkan tubuhnya sebelum ia bisa mempergunakan
kedua tungkainya untuk menyangga batang tubuhnya, melangkahkan kaki dan
berjalan.
Dari sudut perkembangan kemampuan juga terlihat penghalusan dari hal-
hal yang tadinya umum ke khusus. Seorang anak akan menyebutkan semua wanita
“mama” , sebelum ia mampu membedakan mana ibunya , mana pengasuhnya ,
6
atau bibi nya. Anak mengenal istilah binatang dan juga pohon mendahului
kemampuan nya membedakan mana yang tergolong anjing , kucing , ayam ,
mengenal pohon pisang , pohon pepaya, dan pohon mangga.
Dilihat dari segi perkembangan emosinya juga terjadi hal-hal yang sama.
Anak menangis bila mengalami hal-hal yang tidak enak, yang menyakitkan, yang
menyedihkan, yang menjengkelkan dengan reaksi-reaksi yang sama. Ia bahkan
sedikit demi sedikit membedakan rangsangan tertentu dengan reaksi berlainan.
Anak memperlihatakan reaksi kemarahan terlebih dahulu, sebelum ia bisa
memperlihatkan emoso cemburu atau iri hati.
4. Perkembangan Berlangsung dalam Tahapan-tahapan Perkembangan
Dalam perkembangan terjadi penahapan yang terbagi-bagi ke dalam masa-
masa perkembangan. Pada setiap masa perkembangan terdapat ciri-ciri
perkembangan yang berbeda antara ciri-ciri yang ada pada suatu masa
perkembangan dengan ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan yang lain.
Sebenarnya ciri-ciri yang ada pada masa perkembangan terdahulu dapat di
perlihatkan paada masa-masa perkembangan berikutnya, hanya dalam hal ini
terjadi dominasi pada ciri-ciri yang baru. Jadi, bila seseorang sudah mencapai
suatu tahap dalam perkembangan nya , maka mungkin saja ia masih
memperlihatkan ciri-ciri yang sebenarnya merupakan ciri-ciri masa perkembangan
nya yang terdahulu , hanya saja apa yang diperlihatkan itu dalam “jumlah” yang
kecil. Justru apabila ciri-ciri pada masa perkembangan sebelumnya banyak
diperlihatkan dalam perkembangan baru berarti ia belum meningkat ke tahap
perkembangan berikutnya.
Ada aspek-aspek tertentu yang tidak berkembang dan tidak meningkat lagi
, yang hal ini di sebut fiksasi. Aspek intelek pada anak-anak tertentu yang
memang secara konstitusional terbatas , pada suatu saat akan relatif berhenti ,
tidak bisa atau sulit berkembang dan di kembangkan. Masalah penahapan
(periodisasi) perkembanagn ini biasanya juga merupakan masalah yang banyak di
persoalkan oleh para ahli. Contoh penahapan dalam perkembangan manusia itu
antara lain meliputi : masa pra-lahir , masa jabang bayi (0-2 minggu) , masa bayi
(2 minggu-1tahun) , masa anak pra-sekolah (1-5 tahun) , masa sekolah (6-12
7
tahun), masa remaja (13-21 tahun) , masa dewasa (21-65 tahun), dan masda tua
(65 tahun keatas)
5. Hukum Tempo dan Ritme Perkembangan
Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan , terus menerus dan
dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Justru
perbedaan-perbedaan waktu, yaitu cepat lambatnya sesuatu penahapan
perkembangan terjadi, atau sesuatu masa perkembangan di jalani, menampilkan
adanya perbedaan-perbedaan individu. Semakin lambat masa-masa perkembangan
di bandingkan dengan norma-norma umum yang berlaku semakin menunjukkan
adanya tanda-tanda gangguan atau hambatan dalam perkembangan.
Dalam praktek sering terlihat dua hal sebagai petunjuk
keterlambatan pada keseluruhan perkembangan mental, yakni :
a. Jika perkembangan kemampuan fisiknya untuk berjalan jauh tertinggal
dari patokan umum , tanpa ada sebab khusus pada fungsionalitas
fisiknya yang terganggu.
b. Jika perkembangan kemampuan berbicara sangat terlambat
dibandingkan dengan anak-anak lain pada masa perkembangan yang
sama. Seorang anak yang pada umur empat tahun misalnua masih
mengalami kesulitan dalam berbicara, mengemukakan sesuatu dan
terbatas pendaharaan kata, mudah di ramalkan anak itu akan
mengalami keterlambatan pada seluruh aspek perkembangan nya.
Cepat atau lambatnya sesuatu masa perkembangan di lalui , menjadi ciri
yang menetap sepanjang hidupnya, bilamana tidak ada hal-hal yang bisa
mempengaruhi proses perkembangan secara hebat , misalnya pengalaman
kecelakaan dan terjadinya trauma-trauma fisik sehingga proses perkembangan
menjadi lambat dan terlambat. Setiap perkembangan tidak berlangsung melompat-
lompat , akan tetapi menurunkan suatu pola tertentu dengan tempo dan irama
tertentu pula , yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak.
8
Aristoteles (384-322 SM) membagi masa perkembangan selama 21 tahun
dalam 3 septenia ( 3 periode kali 7 tahun) yang dibatasi oelh 2 gejala alamiah
yang penting, yaitu pergantian gigi dan munculnya gejala-gejala pubertas. Hal ini
berdasarkan pada paralelitas perkembangan jasmaniah dengan perkembangan jiwa
anak.
Pembagian ini meliputi :
1. 0-7 tahun, disebut sebagai masa kecil, masa bermain
2. 7-14 tahun, masa anak-anak, masa belajar atau masa sekolah
3. 14-21 tahun, masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak
menjadi orang dewasa.
9
3) 12-18 tahun, periode sekolah-latin anak mulai diajarkan bahasa
latin atau bahasa kebudayaan, agar anak bisa mencaapi teraf yang
beradab dan berbudaya.
4) 18-24 tahun, periode-universitas anak mudah mengalami proses
pembudayaan dengan menghayati nilai-nilai ilmiah dan
mempelajari bermacam-macam ilmu pengetahuan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan diartikan sebagai perubahan alamiah secara kuantitatif
pada segi jasmaniah atau fisik dan atau menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu
yang baru (yang tadinya belum tampak) dari organisme atau individu.
Perkembangan diartikan sebagai perubahan-perubahan yang dialami oleh
individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara
sistematis, progresif dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis.
Ciri-ciri perkembangan setiap individu yaitu terjadinya perubahan ukuran ,
terjadinya perubahan proporsi , hilangnya tanda-tanda lama dan munculnya tanda-
tanda baru. Hukum-hukum peserta didik ada lima yaitu hukum cephalocoudal ,
hukum proximodistal, perkembangan terjadi dari umum ke khusus ,
perkembangan berlangsung dalam tahapan-tahapan perkembangan , dan hukum
tempo dan ritme perkembanagan. Fase-fase perkembangan peserta didik terdiri
atas fase bayi , fase anak-anak , fase remaja ,dan fase dewasa.
B. Saran
Anak selalu berkembang seiring dengan zaman, anak-anak zaman
sekarang berbeda dengan anak-anak zaman dahulu dan masa depoan untuk itu
perlu di tingkatkan adanya sosialisasi bagi guru, pendidik, calon pendidik dan
orang tua peserta didik demi memajukan bangsa Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
Dr. H. Ahmad Fauzi. 2008. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka setia
Prof. Dr. Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Sunarto dan Agung Hartono. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Rineka
Cipta.
12