1. Prinsip-Prinsip Perkembangan
Proses perkembangan manusia dimulai sejak dalam rahim. Sejak
terjadi proses di dalam rahim hingga ajal tiba, manusia tidak
pernah dalam keadaan statis, namun selalu berubah dan
mengalami perubahan. Perubahan tersebut bisa menanjak,
kemudian berada di titik puncak dan selanjutnya mengalami
kemunduran.
Selama proses perkembangan seorang anak ada beberapa ciri
perubahan yang mencolok, yaitu:
a. Perubahan fisik :
Perubahan tinggi badan, berat badan, dan organ dalam tubuh
lainnya misalnya otak, jantung, dan lain sebagainya
Perubahan proporsi, misalnya perubahan perbandingan antara
kepala dan tubuh pada seorang anak
b. Perubahan mental :
Perubahan yang meliputi : memori, penalaran, persepsi, emosi,
sosial, dan imajinasi.
Hilangnya ciri-ciri sikap sosial yang lama dan berganti dengan
ciri-ciri sikap sosial yang baru, misalnya egosentris yang hilang
berganti dengan sikap prososial
Dalam proses kehidupan manusia dalam proses perkembangan
pada umumnya mengikuti prinsip seperti yang dinyatak
Hurlock (1980) ada sembilan, yaitu:
Sikap kritis sebagai dasar-dasar permulaan
Peran kematangan dan belajar
Mengikuti Pola Tertentu yang Dapat Diramalkan
Semua individu berbeda
Setiap Perkembangan Mempunyai Perilaku Karateristik
Setiap Tahap Perkembangan Mempunyai Risiko
Perkembangan dibantu rangsangan
Perkembangan dipengaruhi Perubahan Budaya
Harapan sosial pada setiap tahap perkembangan
c. Tahap-Tahap Perkembangan
Tahap-tahap perkembangan manusia menurut para psikolgi
berbeda-beda tergantung pandangan mereka tentang teori
perkembangan. Rousseau (Crain, 2007. Dalam Masganti 2012)
membagi tahap perkembangan manusia menjadi empat tahap,
yaitu:
Masa Bayi (usia dari nol sampai dua tahun)
Masa Kanak-kanak Awal (usia dua sampai dua belas tahun)
Masa Kanak-kanak Akhir (usia duabelas sampai limabelas
tahun)
Masa Dewasa (usia limabelas sampai akhir hidup)
C. Karakterisitik Individual Peserta Didik
Secara umum tidak ada manusia yang sama bentuk fisik dan
psikisnyanya, demikian juga halnya dengan peserta didi. Mereka
berbeda-beda dalam tinggi badan, berat badan, bentuk muka,
warna kulit, dan lain sebagainya, termasuk karakter anak. Oleh
sebab itu pemahaman terhadapperbedaan fisik dan psikis peserta
didik perlu dipelajari oleh-oleh orang yang berilmu
pengetahuan, termasuk para guru
Karakteristik fisik
Perbedaan Intelegensi
KB. 2
Media sarana dan prasarana, pemanfaatan teknologi dan media
informasi serta aplikasinya dalam pendidikan jasmani
KB.4
Regulasi kebijakan nasional, pandangan yuridis dan kode etik
1. Sejarah Olimpiade
Olimpiade paling awal konon menurut cerita sudah
diselenggarakan bangsa Yunani kuno pada tahun 776 SM.
Kegiatan itu diikuti seluruh bangsa Yunani dan
dilangsungkan untuk menghormati dewa tertinggi mereka,
Zeus. Zeus bermukim di Gunung Olympia atau Olympus
yang kemudian dipakai sebagai nama Olimpiade hingga
sekarang. Olimpiade kuno juga diselenggarakan setiap
empat tahun olahragawan terbaik dari seluruh Yunani
berdatangan ke arena di sekitar Gunung Olympia. Mereka
bertanding secara perorangan, bukan atas nama tim. Para
atlet yang akan bertanding terlebih dulu berlatih keras
selama sepuluh bulan di daerah masing-masing. Dulu, di
Yunani sering terjadi perang saudara Namun ketika pesta
olahraga berlangsung, pihak yang bertikai melakukan
gencatan senjata. Siapa yang melanggar konsensus akan
dikenakan denda. Bangsa Sparta pernah diharuskan
membayar denda karena melanggar gencatan senjata selama
Perang Peloponnesus
2. Pengertian Olimpisme (Olympism)
Olympism atau olimpisme berasal dari dua suka kata yaitu
Olympic atau olimpia dan isme atau ism. Olimpia adalah
nama sebuah tempat di Athena yang digunakan sebagai
tempat penyelenggaraan aktivitas festival olahraga bangsa
Yunani Kuno (olimpiade kuno). Sedangkan Isme adalah
suatu faham/ajaran yang merupakan sistem/ tatanan sosial
yang diyakini memiliki nilai bila diterapkan dalam
lingkungan dan kehidupan masyarakat. Dengan demikian
Olympism dapat diartikan adalah dasar fundamental dan
filosofi kehidupan (paham/ajaran) yang mencerminkan dan
mengkombinasikan keseimbangan antara jasmani (badan
yang sehat) dan rohani (kemauan, moral dan kecerdasan)
serta mengharmonikan antara kehidupan keolahragaan,
kebudayaan dan pendidikan, sehingga dengan demikian
dapat diciptakan keselarasan kehidupan yang didasarkan
pada kebahagiaan dan usaha yang mulia, nilai-nilai
pendidikan yang baik dan penghargaan pada prinsip- prinsip
etika yang baik pula
3. Paradigma Olympism dalam Olimpiade
Prestasi olahraga bukan satu-satunya atau yang utama bagi
atlet dalam suatu kompetisi, melainkan kegiatan olahraga
untuk kemuliaan manusia dengan mengkombinasikan dan
menyeimbangkan antara kualitas fisik, kemauan, dan
pikiran sebagai prinsip dasarnya. Oleh karenanya,
olympism ditetapkan sebagai filosofi dan prinsip dasar
C. Paradigma Baru dalam Pendidikan Jasmani
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PJOK) sebagai salah
satu subsistem pendidikan yang wajib diajarkan di sekolah
memiliki peran penting yang sangat sentral dalam pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya. Penjas menurut Melograno (1996)
dan AAHPERD (1999) adalah suatu proses pendidikan yang unik
dan paling sempurna dibanding bidang studi lainnya, karena
melalui Pendidikan Jasmani seorang guru dapat mengembangkan
kemampuan setiap peserta didik tidak hanya pada aspek fisik dan
psikomotor semata, tetapi dapat dikembangkan pula aspek kognitif,
afektif dan sosial secara bersama-sama. Cholik Mutohir (1990) juga
menyatakan bahwa tidak ada pendidikan yang lengkap tanpa
Pendidikan Jasmani, dan tidak ada Pendidikan Jasmani tanpa media
gerak, karena gerak sebagai aktivitas jasmani merupakan dasar
alami bagi manusia untuk belajar mengenal dunia dan dirinya
sendiri.
KB. 2
Prinsip Aktivitas Gerak dan Olahraga melalui Pengebangan
Kemampuan Gerak Dasar, Aktivitas Permainan Bola Besar dan
Kecil serta Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
Dalam modul dua ini khusus pada kegiatan pembelajaran ketiga ini,
kita akan membahas terkait aktivitas gerak dan olahraga melalui
aktivitas atletik; pengembangan kebugaran jasmani; dan seni beladiri
serta aplikasinya dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani. Atletik
ditinjau dari perspektif sejarah merupakan induk dari cabang olahraga.
Aktivitas atletik merupakan aktivitas yang mendasar dalam
pengembangan kemampuan gerak setiap individu anak.
KB. 4
Prinsip aktivitas gerak dan olahraga melalui akivitas senam
lantai;aktivitas gerak berirama;aktivitas air
KB. 2
Anatomi Manusia dan Fisiologi Olahraga dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
KB. 3
Perkembangan dan Belajar Gerak, Kinesiologi dan Biomekanika
Olahraga serta Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan
Jasmani
KB. 2
Perancangan pembelajaran pengembangan aktivitas atletik,
aktivitas pengembangan kebugaran, aktivitas seni beladiri dengan
berbasis ICT dan menerapkan prinsip TPACK
KB. 3
Perancangan pembelajaran pengembangan aktivitas senam lantai,
kompetensi dasar aktivitas gerak berirama (ritmik) dengan
berbasis ICT dan menerapkan prinsip TPACK
KB. 4
Perancangan pembelajaran pengembangan aktivitas air/renang
dengan berbasis ICT dan menerapkan prinsip TPACK
Judul Modul 5 Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dengan Berbasi ICT dan Penerapan
Prinsip Technological Pedagogical and Content Knowladge (TPACK)
Judul Kegiatan 1. Pembelajaran intrakurikuler pendidikan jasmani berbasi ICT dan
Belajar (KB) TPACK serta pembinaan ekstrakurikuler di sekolah
2. Karakteristik sumber belajar pendidikan jasmani berbasi ICT dan
TPACK
3. Kelebihan dan Kelemahan sumber belajar pendidikan jasmani
berbasis ICT dan TPACK
4. Pemilihan dan pengembangan sumber belajar berbasis ICT dan
TPACK yang sesuai (appropriate) dalam pembelajaran pendidikan
jasmani
No Butir Refleksi
1 Garis besar KB. 1
materi yang Pembelajaran intrakurikuler pendidikan jasmani berbasi ICT dan
dipelajari TPACK serta pembinaan ekstrakurikuler di sekolah
KB. 2
Karakteristik sumber belajar pendidikan jasmani berbasi ICT dan
TPACK
KB. 3
Kelebihan dan Kelemahan sumber belajar pendidikan jasmani
berbasis ICT dan TPACK
4. Bermalas-Malasan
Penggunaaan komputer juga menimbulkan dampak negatif
dalam dunia pendidikan. Seseorang terutama anak-anak yang
terbiasa menggunakan komputer, cenderung menjadi malas
karena mereka menjadi lebih tertarik untuk bermain komputer
dari pada mengerjakan tugas atau belajar
Ada biaya besar yang terlibat antara siswa miskin dan pendidikan
yang bisa berakhir menjadi kerugian. Hal ini sering disebut sebagai
faktor kesenjangan digital.
KB. 4
Pemilihan dan pengembangan sumber belajar berbasis ICT dan
TPACK yang sesuai (appropriate) dalam pembelajaran
pendidikan jasmani
KB. 2
Penilaian dan evaluasi dalam pembelajaran pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan
KB. 3
Program remedial dan pengayaan dalam pembelajaran
pendidikan jasmani
KB. 4
Perencanaan, pelaksanaan pelaporan penelitian tindakan kelas
dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan penyusunan artikel
ilmiah