Anda di halaman 1dari 8

MODUL 1

LK 1 : LEMBAR KERJA BELAJAR MANDIRI

Nama : MUHAMMAD RIDWAN ALI


No UKG : 201901245477

Judul Modul PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN


PROFESIONALITAS GURU PENDIDIKAN JASMANI
Judul Kegiatan Belajar 1. Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta
(KB) Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
2. Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan Teknologi dan
Media Informasi serta Aplikasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani
3. Persyaratan, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru Pendidikan
Jasmani
4. Regulasi Kebijakan Nasional, Pandangan Yuridis dan Kode
Etik Guru
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta (KB)1
konsep (istilah Teori Perkembangan Peserta Didik dan Konsep Belajar serta
dan definisi) di Aplikasinya dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani
modul ini
 Menurut Hurlock (1991), dalam perkembangan ada dua proses
yang bertentangan yang terjadi secara serempak selama
kehidupan, yaitu pertumbuhan yang disebut evolusi dan
kemunduran yang disebut dengan involusi
 evolusi, dari bayi tumbuh menjadi kakan-kanak kemudian
dewasa.
 involusi lebih berperan pada akhir kehidupan, yaitu
perubahan-perubahan yang bersifat mundur, ditandai
dengan kemunduran fungsi alat-alat tubuh seperti pada
system penglihatan, pendengaran dan system gerak.
 Ada dua istilah yang sering muncul dalam perkembangan
peserta didik sebagai individu ini, yaitu istilah pertumbuhan
(growth) dan perkembangan (development)
 pertumbuhan (growth) menyangkut peningkatan ukuran
tubuh, sebagai hasil penyempurnaan bagian-bagian tubuh.
 perkembangan (development) berkaitan dengan
peningkatan kapasitas fungsi dan kemampuan kerja organ-
organ tubuh
 kematangan (maturation) yaitu peningkatan atau kemajuan
yang bersifat kualitatif dalam hal perkembangan biologis.
 penuaan (aging) yang merupakan proses penurunan kualitas
organik yang diakibatkan karena bertambah usia
 Pada masa remaja terjadi perubahan fisik secara dramatis atau
sering disebut dengan (growth spurt) yaitu percepatan
pertumbuhan, dimana terjadi perubahan dan percepatan
pertumbuhan diseluruh bagian dan dimensi fisik (Zigler &
Stevenson, 1993), baik pertambahan berat dan tinggi badan,
perubahan dalam proporsi dan bentuk tubuh, maupun
pencapaian kematangan seksual (Papalia, Old & Feldman,
2008)
 Pada dasarnya, perubahan fisik selama masa remaja dapat
dibedakan dalam dua kategori, yaitu: perubahan yang besifat
internal dan perubahan yang bersifat eksternalfisik
 Perubahan Internal
Perubahan Internal ini merupakan perubahan yang terjadi
dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar
dan sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Adapun
perubahan tersebut, di antaranya adalah: (1) Sistem
Pencernaan, (2) Sistem Peredaran Darah, (3) Sistem
Pernafasan (4) Sistem Endokrin, (5) Jaringan Tubuh
 Perubahan Eksternal
Perubahan eksternal merupakan perubahan-perubahan
pada tubuh remaja dimana perubahan tersebut dapat
diamati. Adapun perubahan tersebut, di antaranya adalah:
tinggi Badan (2) Berat Badan, (3) Proporsi Tubuh, (4)
Organ Seks, (5) Ciri-ciri Seks Sekunder
 Menurut Crain (2007 dalam Masganti 2012) ada 14 teori
perkembangan yang dikemukakan ahli psikologi
perkembangan yaitu: enviromentalisme, naturalisme, etologis,
komparatif dan organismik, perkembangan kognitif,
perkembangan moral, pengondisian klasik, pengondisian
operan, pemodelan, sosial-historis, psikonalitik, psiko- sosial,
perkembangan bahasa, dan humanistik.
 Teori enviromentalisme menyatakan perkembangan
ditentukan oleh lingkungan
 Teori naturalisme memandang anak berkembang dengan
cara caranya sendiri melihat, berpikir, dan merasa
 Etologis adalah studi tentang tingkah laku manusia dan
hewan dalam konteks evolusi
 Teori komparatif dan organismik bahwa perkembangan
tidak sekedar mengacu kepada peningkatan ukuran, tetapi
perkembangan juga mencakup perubahan perubahan di
dalam struktur yang dapat didefinisikan menurut prinsip
ontogenik
 Perkembangan kognitif Teori ini digagas Jean Piaget yang
menyatakan bahwa tahapan berpikir manusia sejalan
dengan tahapan umur seseorang
 Teori perkembangan moral Memahami perkembangan
moral menurut Kohlberg adalah internalisasi, yaitu
perubahan perkembangandari perilaku yang dikendalikan
secara eksternal menjadi perilakuyang dikendalikan secara
internal
 Teori pengondisian klasik dikemukakan oleh Ivan Pavlov
yang menyatakan bahwa perkembangan manusia berasal
prinsip stimulus dan respon
 Pengondisian operan dikemukakan Skinner dengan
menggunakan kotak “Skinner Box.” Di dalam kotak
Skinner mencobakan 18 | Modul 1: Perkembangan Peserta
Didik Dan Profesionalitas Guru Pendidikan Jasmani
perkembangan pengetahuan latihan yang disertai dengan
reward dan punishmen
 Teori pemodelan dikemukakan Albert Bandura yang
menyatakan bahwaperkembangan manusia merupakan hasil
interaksiantara faktor heriditas dan lingkungan
 Teori sosial-historis dikemukakan Lev Vigotsky yang
berpandangan bahwa konteks sosial merupakan hal yang
sangat penting dalam proses belajar seorang anak
 Teori Psikoanalisa digagas oleh Sigmund Frued yang
menekankan pada pentingnya peristiwa dan pengalaman
pengalaman yang dialami anak khususnya situasi kekacauan
mental
 Psiko-sosial Teori ini digagas Erik Erikson yang
menyatakan bahwa perkembangan terjadi sepanjang
kehidupan manusia
 Teori perkembangan bahasa digagas oleh Chomsky yang
menyatakan kemampuan berbahasa adalah bawaan manusia
yang tidak dimiliki makhluk lain
 humanistik ( Abraham Maslow) yang menyatakan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan manusia
ditentukan oleh hakikat batin yang esensial dan biologis
 Tahap-Tahap Perkembangan
Tahap-tahap perkembangan manusia menurut para psikolgi
berbeda-beda tergantung pandangan mereka tentang teori
perkembangan. Rousseau (Crain, 2007. Dalam Masganti
2012) membagi tahap perkembangan manusia menjadi empat
tahap, yaitu:
 Masa Bayi (usia dari nol sampai dua tahun).
 Masa Kanak-kanak Awal (usia dua sampai dua belas tahun)
 Masa Kanak-kanak Akhir (usia duabelas sampai limabelas
tahun)
 Masa Dewasa (usia limabelas sampai akhir hidup)
 Karakterisitik Individual Peserta Didik
 Karakteristik fisik
 Perbedaan Intelegensi
 Karakteristik Perkembangan Kognitif
Satu hal yang membedakan antara manusia dengan mahluk lain
adalah kemampuan berfikir yang dimilikinya. Binatang
misalnya hanya memiliki naluri (instink) sebagai pendorong
tingkah lakunya, sedangkan manusia mampu mengunakan akal
pikirannya. Kemampuan berpikir tersebut tercakup dalam
aspek kognitif yang sering disebut kecerdasan atau inteligensi
(intelligence).
 Hasil tes inteligensi disebut denganIntelligency Quotient (IQ),
yang menunjukkan tingkat inteligensi seseorang.. Sekor IQ
didapatkan dengan menghitung umur mental (Mental Age/MA)
dibagi umur kronologis (Cronological Age/CA) kemudian
dikalikan 100 %, sehingga rumusnya sebagai berikut: IQ =
MA/CA x 100%
 Vygotsky membedakan proses mental menjadi dua yaitu:
 Elementary: masa praverbal, yaitu: selama anak belum
menguasai verbal, pada saat itu anak berhubungan dengan
lingkungan menggunakan bahasa tubuhnya.
 Higher: masa setelah anak dapat berbicara, Pada masa ini
anak akan berhubungan dengan lingkungan secara verbal.
 Teori Belajar Behaviorisme merupakan salah aliran psikologi
yang memandang individu hanya dari sisi fenomena jasmaniah,
dan mengabaikan aspek – aspek mental. Dengan kata lain,
behaviorisme tidak mengakui adanya kecerdasan, bakat, minat
dan perasaan individu dalam suatu belajar. Peristiwa belajar
semata-mata melatih refleks-refleks sedemikian rupa sehingga
menjadi kebiasaan yang dikuasai individu.

(KB)2
Media, Sarana dan Prasarana, Pemanfaatan Teknologi dan
Media Informasi serta Aplikasinya dalam Pembelajaran
Pendidikan Jasmani

Media
 Media berdasarkan asal katanya dari bahasa Lain, medium,
yang berarti perantara. Media oleh karenanya dapat
diartikan sebagai perantra antara pengirim infomrasi yang
berfungsi sebagai sumber atau resources dan penerima
informasi atau receiver.
Heinich dan kawan-kawan (2008) bahwa sesuatu yang
memuat informasi da pengetahuan yang dapat digunakan
untuk melakukan proses belajar.
 Jenis dan Klasifikasi Media
Heinich dan kawan- kawan (2005) juga mengemukakan
klasifikasi media yang digunakan untuk aktivitas
pembelajaran yang terdiri dari: media cetak/ teks, media
pameran/ display, media audio, gambar bergerak/ motion
pictures, multimedia, dan media berbasis web atau internet
 Media cetak merupakan jenis media yang telah lama
digunakan sebagai sarana dalam aktivitas belajar
 Media grafis dan media pameran atau display media
digunakan sebagai sarana informasi dan pengetahuan yang
menarik bagi penggunanya.
 Media audio merupakan jenis media yang efektid yang
efisien untuk digunakan sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai yaitu melatih kemampuan
penggunaannya dalam mendengar informasi dan
pengetahuan lisan secara komprehensif
 Gambar bergerak atau motion pictures merupakan jenis
media yag mampu menayangkan gambar bergerak yang
terintegrasi dengan unsur suara.
 Mutimedia merupakan produk dari kemajuan teknologi
digital. Media ini mampu memberikan pengalaman belajar
yang kaya bagi penggunanya
 Media Berbasis Web atau internet .Sejumlah mesin
pencarai atau searching machine seperti google.com dan
yahoo.com dapat membantu Anda dalam menemukan
informasi dan pengetahuan yang diperlukan
 Tujuan Pemanfaatan Media
Pemanfaatan media, baik untuk keperluan individual maupun
kelompok, secara umum mempunyai beberapa tujuan, yaitu:
(1) memperoleh informasi dan pengetahuan; (2) mndukung
aktivitas pembelajaran; dan (3) sarana persuasi dan motivasi.
 Kontribusi Media Pembelajaran
Media dan teknologi berfungsi sebagai perantara antara
naraumber dan orang yang belajar. Naraumber-penulis,
akademisi, dan peneliti- menuangkan ilmu dan pengetahuan
yang dimiliki ke dalam bentuk media yang dapat dipelajari
oleh peserta didik atau audience. Adapun pengguna media-
peserta didik, pembaca, dan pengguna jasa perpustakaan-
memanfaatkan media untuk memperoleh informasi dan
pengetahuan yan diperlukan. Beragam media dapat digunakan
untuk keperluan belajar-memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan sikap
 Pembelajaran Pendidikan Jasmani dengan Media
Penyelenggaraan program pendidikan jasmani
hendaknya mencerminkan karakteristik program pendidikan
jasmani itu sendiri, yaitu development appropriate practice
(DAP). Artinya adalah tugas ajar yang diberikan harus
memperhatikan perubahan kemampuan anak dan dapat
membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian
tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat perkembangan
anak didik yang sedang dipelajarinya.

Sarana dan Prasarana dalam Pendidikan Jasmani


 Sarana adalah “semua fasilitas yang dibutuhkan dalam proses
belajar mengajar yang baik yang bergerak maupun tidak
bergerak agar pencapaian tujuan pendidikan berjalan dengan
lancar, teratur, efektif, dan efisien” (Sukirman & dkk, 2005).
Kemudian menurut Soepartono sarana olahraga adalah
“sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam
pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani”
(Soepartono, 2000).
 Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
 Peralatan adalah sesuatu yang digunakan,
contoh: palang tunggal, palang sejajar, dan lain-
lain.
 Perlengkapan dibagi menjadi dua yaitu:
o Sesuatu yang melengkapi kebutuhan prasarana,
misalnya: net, bendera atau tanda, garis batas, dan lain-
lain.
o Sesuatu yang dimainkan oleh tangan dan kaki,
misalnya: bola, raket, pemukul, dan lain-lain.
 Menurut Arma Abdoellah (1981) dikutip oleh Eko Susilo
mengatakan bahwa alat adalah benda yang digerak-gerakan
pada waktu melakukan latihan (Susilo, 2007). Kemudian
menurut Agus S. Suryobroto, sarana atau alat adalah segala
sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani, mudah dipindah bahkan dibawa pelakunya atau
peserta didik (Suryobroto, 2005). Contoh: raket, pemukul,
tongkat, balok, selendang, gada, bed, shuttle cock, dan lain-
lain. Sarana atau alat sangat penting dalam memberikan
motivasi anak didik untuk bergerak aktif, sehingga peserta
didik sanggup melakukan aktivitas dengan sungguh- sungguh
dan akhirnya tujuan aktivitas dapat tercapai.
 Prasarana Menurut Soepartono prasarana berarti segala
sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu
proses (Soepartono, 2000). Dalam olahraga prasarana
diidentifikasikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau
memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen.
 Menurut Agus S. Suryobroto, prasarana atau perkakas adalah
sesuatu yang diperlukan dalam pembelajaran pendidikan
jasmani (Suryobroto, 2005). Mudah dipindah tetapi berat atau
sulit.contoh: matras, peti lompat, kuda- kuda, palang tunggal,
palang sejajar, palang bertingkat, meja tenis meja, dan lain-
lain.
Dari penjelasan dapat disimpulkan bahwa prasarana atau
perkakas adalah sesuatu benda yang sulit digerakan pada saat
digunakan dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani
ataupun tidak yang mudah dipindahkan dan sifatnya semi
permanen. Contoh: lapangan tenis, lapangan bola basket,
gedung olahraga, lapangan sepakbola, stadion atletik, dan lain-
lain

(KB)3
Persyaratan, Kualifikasi, dan Kompetensi Guru Pendidikan
Jasmani

 Persyaratan Guru Pendidikan Jasmani


Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) Nomor 14
Tahun 2005 disebutkan bahwa guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar dan menengah
Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar
waktunya untuk mengajar dan mendidik siswa, sementara
penghargaan dari sisi material, misalnya, sangat jauh dari
harapan
Adapun syarat-syarat menjadi guru itu dapat
diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok.
 Persyaratan administratif
 Persyaratan ini bersifat formal
 Persyaratan psikis
 Persyaratan fisik
 Kompetensi Guru ditetapkan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 2005, PP 74 Tahun 2008 dan Permendiknas Normor 16
tahun 2007, yaitu berpendidikan akademik S-1 atau D-IV dan
telah lulus uji kompetensi melalui proses sertifikasi pendidikan
sebagai bukti pengakuan professional guru tersebut. Pada
dasarnya, profesionalisasi guru merupakan suatu proses
berkesinambungan melalui berbagai program pendidikan, baik
pendidikan prajabatan (preservice training) maupun
pendidikan dalam jabatan (in-service training) agar para guru
benar-benar memiliki profesionalisasi yang standar.
 Kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan
sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu, dengan kata lain
kualifikasi diartikan sebagai hal-hal yang dipersyaratkan baik
secara akademis dan teknis untuk mengisi jenjang kerja
tertentu. kualifikasi mendorong seseorang untuk memiliki suatu
“keahlian atau kecakapan khusus”
 kompetensi guru adalah hasil dari penggabungan dari
kemampuan-kemampuan yang banyak jenisnya, dapat berupa
seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayti, dan dikuasai oleh guru atau dosen
dalam menjalankan tugas keprofesionalannya.
 Kompetensi adalah kemampuan seseorang melakukan satuan
kegiatan yang dapat segera diwujudkan untuk memenuhi
keperluan tertentu.
 Dengan pengertian seperti itu, dapat dipahami bahwa suatu
kompetensi merupakan serangkaian kegiatan dengan muatan
materi, tujuan, cara dan perlengkapan tertentu, disertai kualitas
penampilannya (Prayitno, 2009). Kompetensi guru
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 Undang-Undang
Republik Indonesia No 14 tahun 2005 meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional
dan kompetensi sosial yang diperoleh dari lembaga
Penyelenggara Tenaga Kependidikan.

(KB)4
Regulasi Kebijakan Nasional, Pandangan Yuridis dan Kode
Etik Guru

 Regulasi Kebijakan Nasional


Pada peradaban bangsa manapun termasuk Indonesia, profesi
guru bermaksna strategis karena penyandangnya mengemban
tugas sejati bagi proses kemanusiaan, pemanusiaan,
pencerdasan, pembudayaan, dan pembangunan karakter bangsa
Di dalam UU No. 14 tahun 2005 ini disebutkan bahwa guru
adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini
jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Sebagai implikasi dari UU NO.14 tahun 2005, guru
harus menjalani proses sertifikasi guru dalam jabatan.
Keberadaan guru yang professional dan berkompeten
meupakan suatu keharusan untuk memudahkan pencapaian
tujuan pembelajaran
 Sistem Pendidikan Nasional adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara
 Profesi adalah suatu janji terbuka bahwa seseorang akan
mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan
dalam arti biasa karena orang tersebut merasa terpanggil untuk
menjabat pekerjaan tersebut.
 Kompetensi spesialis, yaitu kemampuan untuk keterampilan
dan pengetahun dalam menggunakan alat-alat yang ada dengan
sempurna, mengorganisasikan dan menangani masalah
 Kompetensi metodik, yaitu kemampuan untuk mengumpulkan
dan menganalisa informasi, mengevaluasi informasi, orientasi
tujuan kerja, dan bekerja secara sistematis
 Kompetensi individu, yaitu kemampuan untuk inisiatif,
dipercaya, motivasi, kreatif
 Kompetensi sosial, yaitu kemampuan untuk berkomunikasi,
kerja kelompok, kerja sama.
 Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan
pengalaman berkarya/prestasi yang dicapai selama
menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam interval waktu
tertentu
 Kode etik guru adalah norma dan asas yang disepakati dan
diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pdoman sikap dan
perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik,
anggota masyaraakt, dan warga negara
 Pelanggaran adalah periaku menyimpang dan atau tidak
melaksanakan Kode Etik Guru Indonesia dan ketentuan
perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan protes guru

2 Daftar materi  Persyaratan psikis


yang sulit
dipahami di  Regulasi Kebijakan Nasional
modul ini
3 Daftar materi  Peran guru dan kode etik guru
yang sering
mengalami
miskonsepsi

Anda mungkin juga menyukai