Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik

1. Pertumbuhan Peserta didik


Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif pada materiil sesuatu sebagai
akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran
atau pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit
menjadi banyak, dari sempi t menjadi luas, dan lain-lain.
Pertumbuhan juga merupakan perubahan secara fiologis sebagai hasil dari proses pematangan
fungsi-fungsi fisik, yang berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, peredaran
waktu tertentu ( kartono ). Pertumbuhan dinyatakan dalam perubahan-perubahan yag terjadi
pada bagian, tetapi pertumbuhan itu sendiri adalah suatu sifat umum dari suatu organisme
(Whitherington, 1991 : 156). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan
merupakan perubahan individu beruapa fisik yang bersifat kuantitatif tentunya yang dapat
diukur. Dapat dicontohkan misalnya pertumbuhan berat badan, bertambahnya tinggi, dan
bertambahnya panjang pada rambut.

2. Perkembangan Peserta Didik


Perkembangan merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada konsepsi dan
terus berlanjut sepanjang hayat dan bersifat involusi ( Santrok Yussen. 1992). Dengan
demikian perkembangan berlangsung dari proses terbentuknya individu dari proses
bertemunya sperma dengan sel telur dan berlangsung sampai ahir hayat yang bersifaf
timbulnya adanya perubahan dalam diri individu.
Perubahan merupakan hal yang melekat dalam perkembangan. E.B. Hurlock (Istiwidayanti
dan Soejarwo, 1991) mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan
serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan
pengalaman. Ini berarti, perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat
progresif (maju), baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Perubahan kualitatif disebut juga
”pertumbuhan” merupakan buah dari perubahan aspek fisik seperti penambahan tinggi, berat
dan proporsi badan seseorang. Perubahan kuantitatif meliputi perubahan aspek psikofisik,
seperti peningkatan kemampuan berpikir, berbahasa, perubahan emosi dan sikap, dll. Selain
perubahan ke arah penambahan atau peningkatan, ada juga yang mengalami pengurangan
seperti gejala lupa dan pikun. Jadi perkembangan bersifat dinamis dan tidak pernah statis.
Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru, yang berbeda
dari sebelumnya ( Kasiram, 1983 : 23), menandung arti bahwa perkembangan merupakan
peubahan sifat indiviu menuju kesempurnaan yang merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat
sebelumnya.
B. Persamaan Dan Perbedaan Pertumbuhan Dan Perkembangan

Persamaan pertumbuhan dan perkembangan :


Keduanya merupakan proses perubahan progresif. Maksudnya
berjalan secara bersamaan. Dan bersifat maju, meningkat dan
menjadi lebih baik.
Perbedaan
Pertumbuhan Perkembangan
Bersifat Kuantitatif Bersifat Kualitatif
Perubahan yang terjadi pada Perubahan yang terjadi pada
fisik psikis
Irreversible Reversible
Dapat diukur Tidak dapat diukur

C. Tahapan Perkembangan Peserta Didik


Berkembangnya manusia dari satu tahap ke tahap berikutnya ditentukan oleh keberhasilannya
atau ketidakberhasilannya dalam menempuh tahap sebelumnya. Pembagian tahap-tahap ini
berdasarkan periode tertentu dalam kehidupan manusia:
1. Bayi (0-1 tahun)
2. Balita (2-3 tahun)
3. Pra-sekolah (3-6 tahun)
4. Usia sekolah (7-12 tahun)
5. Rermaja (12-18 tahun)
6. Pemuda (usia 20-an)
7. Separuh baya (akhir 20-an hingga 50-an)
8. Manula (usia 50-an dan seterusnya)
Tahap perkembangan peserta didik sangat penting untuk di pahami dalam melaksanakan
proses pembelajaran. Baik didalam keluarga kita sebagai orang tua ataupun kita pada
kapasitas sebagai seorang pendidik. Dalam buku “Mengelola kecerdasan dalam
pembelajaran” Hamzah B.Uno dan Masri Kuadrat membagi tahap perkembangan peserta
didik yang terdiri dari:
1. Tahap pertama disebut periode sensorik motorik (sekitar 0-2 tahun). Pada tahap ini anak
(bayi) menggunakan alat indera dan kemampuan motorik untuk memahami dunia sekitarnya.
2. Tahap pra-operasional( usia 2-7 tahun). Pada tahap ini kemampuan skema kognitifnya
masih terbatas. Peserta didik suka meniru perilaku orang lain. Perilaku yang ditiru terutama
perlaku orang lain (khususnya orang tua dan guru) yang pernah ia lihat ketika orang itu
merespons terhadap perilaku orang, keadaan, dan kejadian yang dihadapi pada masa lampau.
Peserta didik mulai mampu menggunakan kata-kata yang benar dan mengekspresikan
kalimat-kalimat pendek secara efektif.
3. Tahap operasional kongkret ( usia 7-11 tahun). Pada tahap ini peserta didik sudah
mulai memahami aspek-aspek kumulatif materi, misalnya volume dan jumlah, mempunyai
kemampuan memahami cara mengombinasikan beberapa golongan benda yang bervariasi
tingkatannya. Selain itu, peserta didik sudah mampu berpikir sistematis mengenai benda-
benda dan peristiwa-peristiwa yang kongkret.
4. Tahap operasional formal ( usia 11-15 tahun). Pada tahap ini peserta didik sudah
menginjak usia remaja. Perkembangan kongnitif peserta didik pada tahap ini telah memiliki
kemampuan mengkoordinasikan dua ragam kognitif, baik secara simultan (serentak) maupun
berurutan. Misalnya kapasitas merumuskan hipotesis (anggapan dasar) peserta didik mampu
berpikir untuk memecahkan masalah dengan lingkungan yang ia respons. Sedangkan dengan
kapasitas menggunakan perinsip-perinsip abstrak, peserta didik akan mampu mempelajari
materi pelajaran yang abstrak, seperti agama, matematika, dan lainnya.
Perkembangan psikososial ini melengkapi tahapan perkembangan sosial temuan Erik
Erikson. Dengan hasil penelitian ini dapat segera disimpulkan bahwa ada 10 tahap
perkembangan psiko-sosial manusia selama hidupnya yakni:
1. Usia 4-6 bulan pra-natal. — Glad vs Fear
Perkembangan psikososial pada tahap ini lebih merupakan aktualisasi hubungan perasaan
antara anak dan ibu kandungnya. Perkembangan akan berfokus pada perasaan senang, yang
diperoleh dari siklus ultra median dalam diri ibunya.
2. Usia 7-9 bulan pra-natal — Calmness vs Anxiety
Perkembangan tahap ini lebih bertumpu pada bagaimana manusia bisa mengkolaborasi antara
perasaan takut dan senang dalam bentuk ketenangan. Bila pada tahap ini manusia mengalami
kegagalan maka kecemasan yang akan mendominasi diri bayi.
BAB II
HAKIKAT DAN MAKNA PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
Berawal dari dua sel dasar, sel telur dan sperma, suatu organisme tumbuh dan berkembang
menjadi bayi manusia yang sempurnadan siap lahir ke dunia. Di dalam kehidupan manusia
terjadi perubahan - perubahan baik dari segi fisik maupun psikis. Termasuk ke dalam apakah
perubahan - perubahan tersebut? Santrock Yussen (1992) menyatakan perkembangan
merupakan pola perkembangan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus
berlanjut sepanjang hayat E.B Hurlock menyatakan perkembangan merupakan serangkaian
perubahan progesif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman, dan
terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Drs.H.M. Arifin,
M.Ed menyatakan perkembangan merupakan perubahan - perubahan dalam bentuk bagian
tubuh dan integrasi dan hanya dapat dilihat gejala - gejalanya.

Gut Windarsih dan Rohana Kusumawati menyatakan perkembangan merupakan


proses menuju keadaan yang lebih dewasa bersifat kualitatif. Jadi, Perkembangan merupakan
suatu pola perubahan organisme baik dalam struktur maupun fungsi (fisik maupun
psikis)yang terjadi secara teratur dan terorganisasi dan berlangsung sepanjang hayat. Werner
menyatakan pertumbuhan merupakan perubahan secara fisiologis sebagai hasil dari proses
pematangan funsi - fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat pada
waktu yang normal. Drs.H.M.Arifin,M.Ed. menyatakan pertumbuhan merupakan suatu
penambahan dalam ukuran bentuk , berat atau ukuran dimensif tubuh serta bagian -
bagiannya. Prof.Dr. Conny.R.Semiawan pertumbuhan merupakan perubahan dalam aspek
jasmaniah dan bersifat kuantitatif dan evolusi. Gut Windarsih dan Rohana Kusumawati
Pertumbuhan merupakan suatu proses perubahan secara fisik yang menunjuk pada kuantitas.
Jadi, pertumbuhan merupakan suatu proses perubahan secara fisik yang menujuk pada
kuantitas. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian pertumbuhan tercakup
dalam pengertian perkembangan, namun tidak setiap perkembangan merupakan
pertumbuhan. Pertumbuhan bersifat evolusi(menuju ke arah yang lebih sempurna),
sedangkan perkembangan bersifat involusi(penurunan dan perusakan menuju ke arah
kematian) Kosep anak sebagai totalitas, apa maknanya ? Pertama,sebagai suatu totalitas anak
dipandang sebagai mekhluk hidup yang utuh yakni sebagai satu kesatuan dari keseluruhan
aspek fisik dan psikis yang terdapat dalam dirinya dimana aspek tersebut tak dapat
dipisahkan. Selanjutnya, Anak sebagai suatu totalitas mengandung makna bahwa terdapat
saling keterjalinan antara keseluruhan aspek (fisik & psikis) yang terdapat dalam diri anak.
Sebagai contoh anak yang sedang sakit panas bisa menjadi lain perilakunya(rewel).Anak
yang sedang marah bisa menangis menjerit - jerit. Yang terakhir,apabila dibanding dengan
orang dewas konsep anak sebagai totalitas mengandung makna bahwa perbedaan anak
dengan orang dewasa tidak sebatas secara fisik melainkan secara keseluruhan(fisik & psikis).
Anak bukan merupakan miniatur dari orang dewasa. ( Prof. Dr.Conny.R.Semiawan) Dari
uraian di atas konsep anak sebagai suatu totalitas dapat disimpulkan bahwa anak sebagai
individu yang merupakan satu kesatuan yang terintegrasi dari keseluruhan organ fisik dan
aspek psikis dimana keseluruhan aspek tersebut saling terjalin satu sama lain. Perkembangan
juga sebagai proses holistik(menyeluruh) artinya perkembangan itu tidak hanya dalam satu
aspek melainkan melibatkan keseluruhan aspek(fisik&psikis) saling terjalin satu sam lain.
Proses perkembangan individu dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain yaitu proses
biologis, kognitif, dan psikososial.(Santrock dan Yussen,1992;Seifert & Huffnug, 1991).

Dalam prakteknya ketiga domain tersebut sulit untuk dipisahkan namun perlu
dibedakan. Proses biologis,proses ini menekankan pada perkembangan fisik seperti struktur
tulang, otot, organ indrawi. Sebagai contoh, Waktu bayi panjang tubuh 40 cm,namun seiring
bertambahnya umur menjadi 17 tahun panjang tubuh(tinggi) mencapai 155cm. Proses
kognitif, proses ini menekankan pada kemampuan dan pola pikir,cara individu memperoleh
pengetahuan. Sebagai contoh, Pada waktu SD anak belum pintar berbahasa Inggris, namun
setelah SMA menjadi pintar berbahasa Inggris karena sudah medapatkan pelajaran bahasa
inggris dari SMP dan SMA. Proses psikososial, proses ini menekankan pada cara
berhubungan dengan orang lain seperti dengan keluarga, teman sebaya, masyarakat. Contoh:
Rasa Percaya diri anak tampil di depan umum, perilaku agresif anak terhadap teman bermain,
mengikuti organisasi di masyarakat. Selanjutnya kematangan dan pengalaman. Pertanyaan
tentang apakah faktor kematangan (pembawaan) atau pengalaman ( lingkungan) yang
terutama mempengaruhi perkembangan individu telah lama diperdebatkan. Perdebatan ini
mengarah kepada kontroversi antara pembawaan (nature) dan lingkingan (nurture)
Kematangan ( maturation) adalah urutan perubahan yang dialami individu yang teratur yang
ditentukan oleh rancangan genetiknya (Santrock & Yussen, 1992: 20).

BAB III
KARAKTERISTIK TAHAPAN PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
A.Karakteristik Peserta Didik

1. Individu Sebagai Peserta Didik


Individu berasal dari kata indivera yang berarti satu kesatuan organisme yang tidak
dapat dipisahkan. Individu merupakan kata benda dari individual yang berarti orang atau
perseorangan Setiap individu pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan,karena
itu merupakan sifat kodrat manusia yang perlu diperhatikan. Perbedaan makna dari
pertumbuhan dan perkembangan adalah istilah pertumbuhan digunakan untuk menyatakan
perubahan kuantitatif mengenai aspek fisik atau biologis, sedangkan istilah
perkembangandigunakan untuk perubahan kualitatif mengenai aspek psikis atau rohani.
Dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya, manusia memiliki berbagai kebutuhan
yang dapat dibedakan menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan sekunder. Selain itu seiring
usianya bertambah,kebutuhan individupun akan juga bertambah.

2.Karakteristik Individu Sebagai Peserta Didik


Individu memiliki sifat bawaan(heredity) dan karakteristik yang diperoleh dari pengaruh
lingkungan sekitar.Menurut ahli psikologi, kepribadian dibentuk oleh perpaduan faktor
pembawaan dan lingkungan. Karakteristik yang bersifat biologis cenderung lebih bersifat
tetap,sedangkan karakteristik yang berkaitan dengan faktor psikologis lebih mudah berubah
karena dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan.

B. Aspek Kognitif, Afektif, Psikomotor Dan Sosial


1. Kognitif
Kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan saraf pada
waktu manusia sedang berpikir. Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif ke dalam
empat periode, yaitu:

a. Tahap 1. 0-2 tahun


b. ( 2-7 tahun) disebut sebagai periode pikiran operasional (praoperasional konkret)
c. (7-11 tahun) disebut sebagai periode operasi-operasi berpikir konkret (operasional
konkret)
d. (11 tahun sampai dewasa) disebut sebagai periode operasi berpikir formal (operasional
formal)

Afektif
Afektif menurut kamus besar bahasa indoensia adalah berkenaan dengan rasa takut atau
cinta; mempengaruhi keadaan perasaan dan emosi; mempunyai gaya atau makna yang
menunjukkan perasaan (tentang tata bahasa atau makna).

Psikomotor
Psikomotor secara harfiah berarti sesuatu yang berkenaan dengan gerak fisik yang
berkaitan dengan proses mental (kamus besar bahasa Indonesia).

SOSIAL
Pengertian Sosiologi pendidikan dapat dilihat dari 2 segi, yaitu :
1.Pengertian Sosiologi Pendidikan adalah suatu kajian yang mempelajari hubungan antara
masyarakat, dimana terjadi interaksi sosial dengan pendidikan di dalamnya. Dapat kita lihat
dalam hubungan ini bagaimana masyarakat memengaruhi pendidikan, begitu juga sebaliknya
bagaimana pendidikan memengaruhi masyarakat.
2.Pengertian Sosiologi Pendidikan adalah suatu pendekatan sosiologis yang diterapkan pada
fenomena pendidikan. Pendekatan sosiologis meliputi konsep, variabel, metode dan teori
yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan sosial, serta di dalamnya
terdapat kompleksitas aktivitas yang berkaitan dengan pendidikan.
Sosiologi pendidikan merupakan analisis ilmiah tentang proses sosial dan pola – pola
interaksi sosial di dalam sistem pendidikan. Sosiologi pendidikan ini membahas sosiologi
yang terdapat pada pendidikan

BAB IV
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Pengertian Perkembangan : Perkembangan ( Development ) adalah bertambahnya


kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Perkembangan
menyangkut adaanya proses difrensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan
sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk perkemabngan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil
interaksi dengan lingkungan. Perkembangan disini di artikan sebagai perubahan yang dialami
oleh individu atau oganisme menuju tingkat kedewasaannya (matury) yang berlangsung
secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan baik fisik maupun psikis. Pertumbuhan
dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu, walaupun demikian seorang anak
dalam banyak hal tergantung kepada orang dewasa misalnya mengenai makanan, perawatan,
bimbingan, perasaan aman, pencegahan penyakit dsb. Oleh karena itu semua orang yang
mendapat tugas untuk mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang sedang tumbuh
dan berkembang.

Pertumbuhan adalah Perubahan alamiah secara kuantitatif pada segi jasmaniah / fisik dan
menunjukkan kepada suatu fungsi tertentu yang baru dari organisme/ individu. Pertumbuhan
( Growth ) adalah berkaitan dangan masalah perubahan dalam besar, jumlah ukuran atau
dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat ( gram,
pound ) ukuran panjang ( cm, inchi ), umur tulang dan keseimbangan metabolik ( retensi
kalsium dan nitrogen tubuh).

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN DAN


PERKEMBANGAN
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan dapat dibagi dalam 2 bagian
yaitu:

A.Faktor heredekonstitusionil
B.Faktor lingkungan (pranatal dan pascanatal)
Faktor heredokonstitusionil Gen yang terdapat di dalam nukleus dari telur yang dibuahi
pada masa embrio mempunyai sifat tersendiri pada tiap individu. Manifestasi hasil perbedaan
antara gen ini dikenal sebagai hereditas. DNA yang membentuk gen mempunyai peranan
penting dalam transmisi sifat-sifat herediter. Timbulnya kelainan familial, kelainan khusus
tertentu, tipe tertentu dari dwarfism adalah akibat transmisi gen yang abnormal.
Haruslah diingat bahwa beberapa anak bertubuh kecil karena konstitusi genetiknya dan bukan
karena gangguan endokrin atau gizi. Peranan genetik pada sifat perkembangan mental masih
merupakan hal yang diperdebatkan. Memang hereditas tidak dapat disangsikan lagi
mempunyai peranan yang besar tapi pengaruh lingkungan terhadap organisme tersebut tidak
dapat diabaikan. Pada saat sekarang para ahli psikologi anak berpendapat bahwa hereditas
lebih banyak mempengaruhi inteligensi dibandingkan dengan lingkungan. Sifat-sifat
emosionil seperti perasaan takut, kemauan dan temperamen lebih banyak dipengaruhi oleh
lingkungan dibandingkan dengan hereditas.

1.Jenis kelamin. Pada umur tertentu pria dan wanita sangat berbeda dalam ukuran besar,
kecepatan tumbuh, proporsi jasmani dan lain-lainnya sehingga memerlukan ukuran-ukuran
normal tersendiri. Wanita menjadi dewasa lebih dini, yaitu mulai adolesensi pada umur 10
tahun, sedangkan pria mulai pada umur 12 tahun.

2.Ras atau bangsa. Oleh beberapa ahli antropologi disebutkan bahwa ras kuning mempunyai
hereditas lebih pendek dibandingkan dengan ras kulit putih. Perbedaan antar bangsa tampak
juga bila kita bandingkan orang Skandinavia yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang
Itali.

3.Keluarga. Tidak jarang dijumpai dalam suatu keluarga terdapat anggota keluarga yang
pendek sedangkan anggota keluarga lainnya tinggi.

4.Umur. Kecepatan tumbuh yang paling besar ditemukan pada masa fetus, masa bayi dan
masa adolesensi.

Faktor Lingkungan Faktor prenatal.

Gizi (defisiensi vitamin, iodium dan lain-lain). Dengan menghilangkan vitamin tertentu dari
dalam makanan binatang yang sedang hamil, Warkany menemukan kelainan pada anak
binatang tersebut. Jenis kelainan tersebut dapat diduga sebelumnya dengan menghilangkan
vitamin tertentu. Telah dibuktikan pula bahwa kurang makanan selama kehamilan dapat
meningkatkan angka kelahiran mati dan kematian neonatal. Diketahui pula bahwa pada ibu
dengan keadaan gizi yang jelek tidak dapat terjadi konsepsi. Hal ini disinggung pula oleh
Warkany dengan mengatakan The most serious congenital malformation is never to be
conceived at all.

Mekanis (pita amniotik, ektopia, posisi fetus yang abnormal, trauma, oligohidrmnion). Faktor
mekanis seperti posisi fetus yang abnormal dan oligohidramnion dapat menyebabkan
kelainan kongenital seperti clubfoot, mikrognatia dan kaki bengkok. Kelainan ini tidak terlalu
berat karena mungkin terjadi pada masa kehidupan intrauterin akhir. Implantasi ovum yang
salah, yang juga dianggap faktor mekanis dapat mengganggu gizi embrio dan berakibat
gangguan pertumbuhan.

Toksin kimia (propiltiourasil, aminopterin, obat kontrasepsi dan lain-lain). Telah lama
diketahui bahwa obat-obatan tersebut dapat menimbulkan kelainan seperti misalnya
palatoskizis, hidrosefalus, disostosis kranial.
Bayi yang lahir dari ibu yang menderita diabetes melitus sering menunjukkan kelainan
berupa makrosomia, kardiomegali dan hiperplasia adrenal. Hiperplasia pulau Langerhans
akan mengakibatkan hipoglikemia. Umur rata-rata ibu yang melahirkan anak mongoloid dan
kelainan lain umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan umur ibu yang melahirkan anak
normal. Ini mungkin disebabkan oleh kelainan beberapa endrokin dalam tubuh ibu yang
meningkat pada umur lanjut, walaupun faktor lain yang bukan endokrin juga ikut berperan.

Radiasi (sinar Rontgen, radium dan lain-lain). Pemakaian radium dan sinar Rontgen yang
tidak mengikuti aturan dapat mengakibatkan kelainan pada fetus. Contoh kelainan yang
pernah dilaporkan ialah mikrosefali, spina bifida, retardasi mental dan deformitas anggota
gerak. Kelainan yang ditemukan akibat radiasi bom atom di Hiroshima pada fetus ialah
mikrosefali, retardasi mental, kelainan kongenital mata dan jantung.

Infeksi (trimester I: rubela dan mungkin penyakit lain, trimester II dan berikutnya:
toksoplasmosis, histoplasmosis, sifilis dan lain-lain). Rubela (German measles) dan mungkin
pula infeksi virus atau bakteri lainnya yang diderita oleh ibu pada waktu hamil muda dapat
mengakibatkan kelainan pada fetus seperti katarak, bisu tuli, mikrosefali, retardasi mental dan
kelainan kongenital jantung. Lues kongenital merupakan contoh infeksi yang dapat
menyerang fetus intrauterin sehingga terjadi gangguan pertumbuhan fisis dan mental.
Toksoplasmosis pranatal dapat mengakibatkan makrosefali kongenital atau mikrosefali dan
renitinitis.

Imunitas (eritroblastosis fetalis, kernicterus). Keadaan ini timbul atas dasar adanya perbedaan
golongan darah antara fetus dan ibu, sehingga ibu membentuk antibodi terhadap sel darah
merah bayi yang kemudian melalui plasenta masuk ke dalam peredaran darah bayi yang akan
mengakibatkan hemolisis. Akibat penghancuran sel darah merah bayi akan timbul anemia
dan hiperbilirubinemia. Jaringan otak sangat peka terhadap hiperbilirubinemia ini dan dapat
terjadi kerusakan.

Anoksia embrio (gangguan fungsi plasenta) Keadaan anoksia pada embrio dapat
mengakibatkan pertumbuhannya terganggu.

Faktor pascanatal.

A.Gizi (masukan makanan kualitatif dan kuantitatif) Termasuk dalam hal ini bahan
pembangun tubuh yaitu protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin.

B.Penyakit (penyakit kronis dan kelainan kongenital) Beberapa penyakit kronis seperti
glomerulonefritis kronik, tuberkulosis paru dan penyakit seliak dapat mengakibatkan
retardasi pertumbuhan jasmani. Hal yang sama juga dapat terjadi pada penderita kelainan
jantung bawaan.

C.Keadaan sosial-ekonomi. Hal ini memegang peranan penting dalam pertumbuhan anak.
Jelas dapat terlihat pada ukuran bayi yang lahir dari golongan orang tua dengan keadaan
sosial-ekonomi yang kurang, yang lebih rendah dibandingkan dengan bayi dari keluarga
dengan sosial-ekonomi yang cukup.
D.Musim. Di negeri yang mempunyai 4 musim terdapat perbedaan kecepatan tumbuh berat
badan dan tinggi. Pertambahan tinggi terbesar pada musim semi dan paling rendah pada
musim gugur. Sebaliknya penambahan berat badan terbesar terjadi pada musim gugur dan
terkecil pada musim semi.
BAB V

PERKEMBANGAN PADA MASA PRENATAL

A.Pengertian Perkembangan Masa Prenatal

Periode prenatal/masa sebelum lahir adalah periode awal perkembangan manusia


yang dimulai sejak konsepsi, yakni ketika indung telur (ovum) wanita dibuahi oleh sperma
laki-laki sampai dengan waktu kelahiran seorang individu. Masa ini pada umumnya
berlangsung selama 9 bulan kalender atau sekitar 280 hari sebelum lahir. Di lihat dari segi
waktunya, periode prenatal ini merupakan periode perkembangan manusia yang paling
singkat, tetapi justru pada periode inilah dipandang terjadi perkembangan yang sangat cepat
dalam diri individu (Ani Endriani, 2011).

Periode pranatal merupakan masa yang mengandung banyak bahaya, baik fisik
maupun psikologis. Meskipun tidak dapat diklaim bahwa periode ini merupakan periode yang
paling berbahaya dalam seluruh rentang kehidupan, banyak yang percaya bahwa masa anak-
anak lebih berbahaya tetapi jelas bahwa periode ini merupakan masa di mana bahaya-bahaya
lingkungan atau bahaya-bahaya psikologis dapat sangat mempengaruhi pola perkembangan
selanjutnya atau bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan (Ani Endriani, 2011).

Kesimpulan : Periode prenatal merupakan periode dimana perkembangan dan


pertumbuhan terjadi lebih banyak dan lebih cepat, namun periode ini juga mengandung
banyak bahaya, baik fisik maupun psikologis yang sangat mempengaruhi pola perkembangan
selanjutnya bahkan dapat mengakhiri suatu perkembangan

B.Tahapan Perkembangan Janin dalam Kandungan

Permulaan kehidupan manusia dapat ditinjau secara psikologis dan biologis. Secara
psikologis kehidupan manusia dimulai pada saat janin mulai berinteraksi terhadap rangsang-
rangsang dari luar. Reaksi terhadap rangsang dari luar telah dimulai sangat awal. Ditinjau
secara biologis kehidupan dimulai pada saat terjadinya konsepsi atau pembuahan, yakni
bersatunya sel telur (ovum: tunggal, ova: jamak) dan sel laki-laki (spermatozoa: tunggal,
spermatozoon: jamak). Kedua sel yang telah bersatu tersebut tumbuh dan berkembang dalam
organ reproduksi wanita (gonad). Sel telur diproduksi dalam gonad wanita (ovarium) dan sel
spermatozoa diprodiksi dalam gonad pria (tes tes) (Rita Eka Izzaty, 2008).
C.Pengaruh Prenatal pada Tingkah Laku Sesudah Dilahirkan

Menurut Rita Eka Izzaty (2008) dalam bukunya “Perkembangan Perserta Didik”
menjelaskan ada beberapa faktor perkembangan masa prenatal yang dapat mempengaruhi
tingkah laku anak pasca kelahiran. Beberapa faktor tersebut meliputi:

Faktor lingkungan

Faktor ekstern yang diperkirakan mempengaruhi tingkah laku pos-natal antara lain :

1. Sinar rotgen dapat mempengaruhi tingkah laku motorik, gerak bebas, pembuangan,
aktivitas, belajar diskriminatif dan tingkah laku persetubuhan. Akibat penyinaran
memiliki hubungan dengan usia kehamilan dan banyak sedikitnya penyinaran pada
satu pihak dengan besar kecilnya akibat yang ditimbulkan, makin banyak dosis
penyinaran makin buruk akibatnya.
2. Pemakaian obat-obat penenang seperti softenon atau thalidomid dapat mengakibatkan
cacat berat. Penelitian antara tahun 1959-1962 menemukan bahwa cacat yang
disebabkan thalidomid terjadi antara hari ke 34 dan ke 50, jadi antara minggu kelima
dan ketujuh usia kehamilan. Usaha-usaha pengguguran kandungan dengan
menggunakan obat-obatan yang lain pada usia kehamilan awal dapat menyebabkan
gangguan-gangguan perkembangan.

Takhayul di Indonesia menjadi masalah, terutama mengenai pengaruh tingkah laku


sewaktu orangtua terhadap bayi yang akan dilahirkan. Ada anggapan bahwa sewaktu ibu
sedang hamil, suaminya membunuh seekor ular, maka anak yang akan dilahirkan bersisik
seperti ular. Selain itu ibu hamil sering ngidam, misalnya mengginginkan makanan yang
aneh-aneh, buah-buahan masam, bau-bauan tertentu, mual-mual bila membau keringat atau
rokok suami. Hal itu dapat diterangkan bahwa dalam diri ibu adanya pengaruh keadaan
hormonal terhadap psikis ibu. Dan ada anggapan bahwa sikap menolak dari pihak ibu
terhadap janin dalam kandungan akan diteruskan sesudah anak dilahirkan. Namun hasil
penelitian Geissler di Jerman Timur dan Sears et al di Amerika (dalam Monks,dkk., 1992)
menunjukan bahwa lebih dari 90% jumlah ibu yang semula menolak, berubah mempunyai
sikap positip terhadap anak sesudah dilahirkan. Geissler dalam penelitian longitudinal
menunjukan bahwa ada perubahan sikap ibu terhadap anak yang dikandungnya, yakni dari
sikap positif ke negatif, dan dari sikap negatif ke positif , dan sikap yang berubah-ubah itu
akhirnya menjadi positif, yaitu sikap menerima terhadap anak yang dilahirkan.
D.Implikasi Perkembangan Masa Prenatal pada Pendidikan

Perkembangan janin dalam kandungan membutuhkan perawatan yang kondusif untuk


pertumbuhan dan perkembangan, agar bayi yang dilahirkan normal. Bila terjadi hambatan
dalam kandungan yang mencegah terjadinya perkembangan menurut waktu yang tepat,
individu akan mengalami cacat yang dapat mengganggu selama hidupnya.

Ada beberapa faktor yang dapa\ menyebabkan keabnormalan bayi yang disebabkan
dari dalam kandungan. Selain seperti yang telah disebutkan Monks, dkk. di atas, ada
beberapa faktor lagi yang menurut Kartini Kartono (1981) antara lain (1) kekurangan nutrisi,
infeksi dan luka-luka serta keracunan sewaktu dalam kandungan. Peristiwa tersebut dapat
menyebabkan keguguran (abortus), (2) sewaktu ibu mengandung menderita penyakit kholera,
thypus, malaria tropika kronis, gondok (bof) pada waktu mengandung muda, syphilis,
gabag/mazelen, TBC sehingga ada pengaruh buruk pada janin (foetus intra uterina). Bayi
yang lahir mungkin akan menderita toxemia, yaitu peristiwa keracunan pada darah, sehingga
terjadi abnormalitas pada system syaraf (neuron), (3) terjadi intoxicztion atau keracunan pada
janin, karena ibu sewaktu mengandung minum obat-obat penenang beracun (thalidomid) juga
obat kontraseptif anti hamil yang sangat kuat mengandung racun, namun obat tersebut gagal
atau tidak bekarja secara efektif.

Supaya bayi yang dilahirkan sehat, maka ibu harus merawatnya dengan baik yaitu
membutuhkan perawatan secara fisik dan psikis dan menjauhkan dari bahaya-bahaya selama
kehamilan. Pemeriksaan rutin selama kehamilan akan semakin mudah diketahui secara dini
gejala-gejala kelainan selama kehamilan, sehingga pencegahan terhadap gangguan selama
kehamilan sedini mungkin dapat dicegah dan diobati.
BAB VI
PERKEMBANGAN BIOLOGIS MOTORIK, KOGNITIF DAN SOSISOEMOSIONAL
PADA MASA BAYI

A.BIOLOGIS MOTORIK MASA BAYI

a. Urutan Cephalocaudal dan proximodistal

Urutan Cephalocaudal ialah urutan pertumbuhan,dimana pertumbuhan terbesar selalu


dimulai dari atas kepala dilanjutkan dengan pertumbuhan fisikmencakup yang besar,berat
serta pertumbuhan organ tubuh lainnya secara berangsur-angsur dari atas kebawah(keleher,
bahu batang tubuh tengah dan lain lain).

Urutan proximodistal ialah pertumbuhan dimulai pada bagian tengah tubuh lalu bergerak dari
kaki dan tangan.

b. Tinggi dan berat

Bayi yang baru lahir kehilangan 5-7% berat tubuh meraka, segera setelah bayi menyesuaikan
diri dangan mengisap, menelan dan mencerna mereka bertumbuh cepat dan memperoleh
berat kira-kira 5-6ons permingguy selama bulan pertama pada bulan ke empat berat badan
mereka naik mencapai hampir tiga kali lipat dari berat mereka ketika hari pertama kelahiiran.

c. Keterampilan Motorik kasar dan halus

Ketrampilan motorik kasar meliputi kegiatanotot-otot besar seperti menggerakan lengan


dan berjalan.dan ketrampilan motorik halus meliputi gerakan-gerakan menyesuaikan secara
lebih halus, separti ketangkasan jari meraih dan menggegan, gerakan pergelangan tangan,
perputaran tangan, dan koordinasi jari.

d. Otak

Ketika bayi berjalan, berbicara, berlari, menggoyang-goyagka mainan yang daat berbunyi,
tersenyum dan mengerutkan dahi maka perubahan-perubahan dalam otaknya sedang
berkembang. Sebenarnya sejak lahirn bayi sudah memiliki semua sel syaraf (neurons) yang
akan dimiliki sepanjang hidupnya.tetapi pada saat lahir dan awal khidupannya keterkaitan
sel-sel ini masih sangat lemah.

e. Kebutuhan gizi dan perilaku makan

Perbedaan-perbedan yang ada pada setiap bayi dalam cadangan gizi, komposisi tubuh,
tingkat pertumbuhan dan pola kegiatan membuat pendefinisian kebutuhan gizi yang
sesungguhnya sulit dilakukan. Akan tetapi para pakar gizi menganjurkan bahwa bayi perlu
mengkonsumsi 50 kalori per hari untuk setiap pon berat mereka.
f. Perkembangan Sensoris dan persepsi

Semua informasi datag pada bayi melalui indra. Sesasi terjadi ketika sekumpulan informasi
menadakan kontak dengan peerima sensor (mata, telinga, lidah, hidung, dan
kulit). Persepsi ialah interpretasi tentag apa yang diindrakan atau dirasakan.

g. Persepsi Visual

Dunia visual pada bayi yang baru lahir bukanlah kebingungan tetapi bayi yang baru lahir
diperkirakan 20/200-20/600 pada bagan snellen yaitu akat untuk menguji mata.ini sekitar 10-
30 kali lebih rendah dari penglihatan orang dewasa normal. Tetapi akan meningkat pada usia
6 bulan

KOGNITIF

KOGNITIF PADA MASA BAYI

a. Teori Piaget Tentang Perkembangan Bayi

Piaget yakin bahwa seorang anak melalui serangkaian tahap pemikiran dari masa bayi hingga
masa dewasa. Kemampuan bayi dari tahap-tahap tersebut berasal dari tekanan biologis untuk
menyesuaikan diri (adapt) dengan lingkungan dan adanya pengorganisasian struktur berpikir.

Menurut Piaget, perkembangan pemikiran dibagi ke dalam empat tahap yang secara kualitatif
sangat berbeda: sensoris-motorik, praoperasional dan operasional konkret, dan operasional
formal.

b. Tahap Perkembangan Sensoris- Motorik

Tahap sensoris motorik Piaget berlangsung dari kelahiran hingga kira-kira usia 2 tahun.
Selama masa ini perkembangan mental dipengaruhi oleh kemajuan yang besar pada
kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi melalui gerakan-
gerakan dan tindakan-tindakan fisik – oleh karena itu, namanya sensorik-motorik (Piaget,
1952)

Tahapan-tahapan Piaget, perkembangan subtahap sensoris motorik adalah: (1) reflek


sederhana, (2) kebiasaan-kebiasaan sederhana dan reaksi sirkuler primer, (3) reaksi sirkuler
sekunder, (4) koordinasi reaksi sirkuler; (5) reaksi sirkuler tersier, pencarian dan keingin
tahuan; (6) internalisasi skema.Reflek sederhana
BAB VII

PERKEMBANGAN BIOLOGIS MOTORIK, KOGNITIF DAN SOSISOEMOSIONAL


PADA MASA KANAK – KANAK
Pembagian masa kanak-kanak

Masa kanak-kanak dimulai setelah melewati masa bayi yang penuh ketergantungan,
yakni kirakira usia dua tahun sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas
tahun untuk perempuan dan empat belas tahun untuk laki-laki. Setelah anak matang secara
seksual, maka ia disebut remaja.

2.2 Masa kanak-kanak awal

Salah satu ciri tertentu masa bayi merupakan ciri khas yang membedakannya dengan
periodeperiode lain dalam rentang kehidupan, demikian pula halnya dengan ciri tertentu dari
periode awal masa kanak-kanak. Ciri ini tercermin dalam sebutan yang biasanya diberikan
oleh para orang tua, pendidik, dan ahli psikologi.

2.2.1 Sebutan yang Digunakan Orang Tua

Sebagian besar orang tua menganggap awal masa kanak-kanak sebagaiusia yang
mengundang masalah atau usia sulit. Dengan datangnya masa kanak-kanak, sering terjadi
masalah perilaku yang lebih menyulitkan daripada masalah perawatan fisik masa bayi.
Seringkali orang tua menganggap masa awal kanak-kanak sebagai usia mainan karena anak
muda menghabiskan sebagian besar waktu juga bermain dengan mainannya. Penyelidikan
tentang permainan anak menunjukkan bahwa bermain dengan mainan mencapai puncaknya
pada tahun-tahun awal masa kanak-kanak, kemudian mulai menurun saat anak mencapai
usia sekolah. Selama tahun prasekolah, taman kanak-kanak, pusat penitipan anak-naka dan
kelompok bermain, semuanya menekankan permainan yang memakai mainan.

2.2.2 Sebutan yang Digunakan Para Pendidik

Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagaiusia prasekolah


untuk membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik maupun
dan mental, untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan
formal. Anak mengikuti taman kanak-kanak juga dinamakan anak-anak prasekolahdan
bukan anak-anak sekolah, merupakan masa persiapan. .
Di rumah, di pusat-pusat perawatan, taman kanak-kanak, tekanan dan harapan yang
dikenakan kepada anak-anak sangat berebeda dengan apa yang dialaminya pada saat
memulai pendidikan formal di kelas satu. Awal masa kanak-kanak, baik di rumah maupun
di lingkungan prasekolah

2.2.3 Sebutan yang Digunakan Para Ahli Psikologi

Para ahli psikologi menggunakan sejumlah sebutan yang berbeda untuk menguraikan
ciri-ciri yang menonjol dari perkembangan psikologis anak selama tahun-tahun awal masa
kanak-kanak. Salah satu sebutan yang banyak digunakan adalah usia kelompok, masa
dimana anak-anak mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi
kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu
mereka masuk kelas satu. Karena perkembangan utama yang terjadi selama awal masa
kanak-kanak berkisar di seputar penguasaan dan pengendalian lingkungan, banyak ahli
psikologi melabelkan awal masa kanakkanak sebagai usia menjelajah, sebuah label yang
menunjukkan bahwa anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana
mekanismenya, bagaimana perasaannya dan bagaimana ia dapat menjadi bagian dari
lingkungan. Yang paling menonjol dalam periode ini adalah meniru pembicaraan dan
tindakan orang lain. Oleh karena itu, periode ini juga dikenal sebagai usia meniru. Namun
meskipun kecenderungan ini tampak kuat tetapi anak lebih menunjukkan kreativitas dalam
bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan masamasa lain dalam
kehidupannya.

Adapun tugas-tugas perkembangan pada masa kanak-kanak awal ini adalah sebagai
berikut:

1. Belajar perbedaan dan aturan-aturan jenis kelamin.

2. Kontak perasaan dengan orang tua, keluarga dan orang-orang lain.

3. Pembentukan pengertian sederhana, meliputi realitas fisik dan realitas sosial.

4. Belajar apa yang benar dan apa yang salah; perkembangan kata hati.
BAB VII
PERKEMBANGAN BIOLOGIS MOTORIK, KOGNITIF DAN SOSISOEMOSIONAL
PADA MASA REMAJA

Perkembangan BIologis pada Remaja

Masa remaja tidak mempunyai tempat yang jelas dalam rangkaian proses
perkembangan seseorang. Ketidak jelasan dimaksud karena remaja tidak termasuk golongan
anak akan tetapi tidak juga termasuk pada golongan dewasa. Posisi masa remaja adalah posisi
antara masa kanak-kanak dan masa dewasa, sehingga masa remaja ini sering pula disebut
sebagai masa transisi atau masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa (Monks,
1984)

Sesuai dengan perkembangan biologisnya, pada kedua fase perkembangan tersebut di atas
terjadi 4 macam perubahan fisik yang menyertai terjadinya dampak-dampak psikologis yang
perlu diwaspadai

1.Perubahan ukuran tubuh yang cepat (istilah jawa : bongsor)

2 . proporsi tubuh. Tubuh menjadi besar, akan tetapi tidak seluruh badan tumbuh dengan
kecepatan yang sama, sehingga pada remaja awal mereka kurang kelihatan seimbang antara
bagian-bagian badan yang sesuai dengan orang dewasa.

3.Tumbuhnya ciri-ciri seks primer, yaitu mulai berkembangnya organ-organ seks yang
berhubungan langsung dengan proses reproduksi. Pada wanita ditandai dengan timbulnya
haid pertama (mensnarche), sedang pada remaja pria ditandai dengan mimpi basah (politio).

4.Tumbuhnya ciri-ciri seks sekunder. Ciri-ciri seks sekunder ini keberadaannya pada diri
seseorang akan menjadikan antara sekse yang satu tertarik pada sekse yang lain. Tumbuhnya
ciri-ciri seks sekunder pada pria ditandai dengan keluarnya rambut pada bagian-bagian
tertentu (sekitar kelamin, ketiak, kumis, jenggot) kulit menjadi agak kasar, suara bertambah
besar (bariton), kelenjar lemak dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif sehingga
menimbulkan jerawat, otot-otot bertambah besar dan kuat. Sedangkan pada wanita pinggul
menjadi bertambah lebar dan bulat, tumbuhnya payudara, kulit menjadi kasar, kelenjar lemak
dan kelenjar keringat menjadi lebih aktif, suara menjadi lebih penuh dan semakin merdu
Perkembangan Motorik Masa Remaja

A. Kemampuan Gerak

Perubahan-perubahan dalam penampilan gerak pada masa adolesensi cenderung


mengikuti perubahan-perubahan dalam ukuran badan, kekuatan dan fungsi fisiologis.
Perbedaan-perbedaan dalam penampilkan keterampilan gerak dasar antar kedua jenis kelamin
semakin meningkat, anak laki-laki menunjukkan peningkatan yang tidak berarti, bahkan
menurun setelah umur menstruasi. Hal tersebut dapat dilihat dalam berbagai gerakan, seperti
lari, lompat jauh tanpa awalan, dan melempar jarak jauh. Menurut Espenchade (1060), anak
perempuan mencapai hasil maksimal dalam lari pada usia 15 tahun, dan menunjukkan sedikit
perubahan dalam melempar dan melompat sesudah umur tersebut.

Perkembangan Kognitif

Perkembangan Kognitif pada Remaja Perkembangan kognitif meliputi kemampuan


berfikir abstrak, dan berkembangnya pengunaan alasan yang ilmiah, ketidakdewasaan
berfikir dalam beberapa perilaku dan kebiasaan, pendidikan difokuskan untuk persiapan ke
pendidikan yang lebih tinggi dan universitas (Papalia et al., 2009). Remaja melewati
perubahan kognitif yang signifikan, salah satunya adalah kemajuan tahap Piaget menjadi
tahap pemikiran operasional formal. Perubahan lainnya yang terjadi pada masa remaja
berhubungan dengan egosentrisme remaja (King, 2010). Merujuk kepada Piaget, remaja
memasuki level tertinggi perkembangan kognitif, yaitu operasional formal ketika mereka
mengembangkan kemampuan berpikir abstrak. Perkembangan ini, yang biasanya terjadi pada
usia 11 tahun, memberikan cara baru yang lebih fleksibel kepada mereka untuk mengolah
informasi.
BAB IX
PERKEMBANGAN BIOLOGIS MOTORIK, KOGNITIF DAN SOSISOEMOSIONAL
PADA MASA DEWASA

Perkembangan Peserta Didik Pada Masa Dewasa


Studi tentang perkembangan manusia merupakan usaha yang terus berlangsung dan
berkembang. Seiring dengan perkembangannya, studi tentang perkembangan manusia telah
menjadi sebuah disiplin ilmu dengan tujuan untuk memahami lebih dalam tentang apa dan
bagaimana proses perkembangan manusia baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Perintis awal studi ilmiah perkembangan manusia adalah baby biographies, sebuah jurnal
yang mencatat perkembangan awal anak. Kemudian berkembang dengan munculnya teori
evolusi Charles Darwin yang pertama kali melihat perilaku bayi adalah sebuah proses
perkembangan. Pada tahun 1877 Darwin mempublikasikan catatannya tentang perkembangan
sensori, kognitif, dan emosi anaknya di dua belas pertama kehidupannya. (Papalia, et. al,
2008).

Sampai dengan saat ini kajian mengenai perkembangan manusia telah banyak menunjukkan
manfaat yang signifikan. Dan salah satu manfaat dari berkembangnya disiplin ilmu tentang
perkembangan manusia ini adalah pendidikan. Dan jika kita berbicara pendidikan tentunya
unsur yang mutlak ada ialah manusia itu sendiri. Memahami proses perkembangan manusia
baik itu secara fisik maupun psikologis sanat berguna bagi para pendidik. Dengan begitu akan
menjadi petimbangan bagi pendidik dalam memilih dan memberikan materi pendidikan dan
pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak didik pada tiap tingkat perkembangan
tertentu. Selain itu juga, dapat memilih metode pengajaran dan menggunakan bahasa yang
sesuai dengan tingkat perkembangan pemahaman murid-murid mereka.

A. Masa Dewasa
Beberapa ahli telah mendefinisikan tentang masa dewasa awal,seperti sebagai berikut:
Schaie & Willis (1991) menyatakan bahwa tidaklah mudah untuk mendefiniskan bahwa
seseorang sudah menjadi dewasa, karena tidak ada kondisi yang sama persis yang dapat
diterapkan pada semua orang.
Vaillant (dalam Papalia, dkk, 1998) membagi fase dewasa menjadi tiga, yaitu masa
pembentukan, masa konsolidasi dan masa transisi. Masa pembentukan dimulai pada usia 20
sampai 30 tahun dengan tugas perkembangan mulai memisahkan diri dari orang tua,
membentuk keluarga dengan pernikahan, dan mengembangkan persahabatan. Masa
konsolidasi, usia 30 sampai 40 tahun merupakan masa konsolidasi karier dan memperkuat
ikatan perkawinan, sedangkan masa transisi sekitar usia 40 tahun merupakan masa
meninggalkan kesibukan pekerjaan dan melakukan evaluasi terhadap hal yang telah
diperoleh.

Hurlock (1990) mendefinisikan dewasa adalah individu yang telah menyelesaikan


pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat bersama orang dewasa
lainnya.

Perubahan fisik yang menyebabkan seseorang berkurang harapan hidupnya disebut proses
menjadi tua (Monks, Knoers, Haditono, 1982). Kedewasaan seseorang memang tidak bisa
diukur dengan usia, namun secara umum masa dewasa dimulai saat berakhirnya masa remaja
akhir. Hal itu biasanya ditandai dengan berakhirnya konflik-konflik dan gejolak masa
remaja.

Masa rentang waktu dari setiap perubahan ini tentunya berbeda bagi setiap orang. Ada yang
memiliki kesulitan pada satu dimensi tertentu sehingga mengalaminya dalam waktu yang
lebih lama, ada juga yang bisa mengatasinya dengan cepat sehingga proses perubahan
tersebut tidak terlalu terlihat.

Secara umum, orang dewasa lebih maju dalam penggunaan intelektualitas. Pada masa dewasa
awal misalnya, orang biasanya berubah dari mencari pengetahuan menjadi menerapkan
pengetahuan, yakni menerapkan apa yang diketahuinya untuk mencapai jenjang karier dan
membentuk keluarga. Akan tetapi, tidak semua perubahan kognitif pada masa dewasa
mengarah pada peningkatan potensi. Bahkan, kadang-kadang beberapa kemampuan kognitif
mengalami kemerosotan seiring dengan pertambahan usia. Meskipun demikian, sejumlah ahli
percaya bahwa kemunduran keterampilan kognitif yang terjadi, terutama pada masa dewasa
akhir, dapat ditingkatkan kembali melalui serangkaian pelatihan.
1. Tahap Perkembangan Pada Usia Dewasa
Teori-Teori Fase Dewasa:
1. Teori Perkembangan Psikososial Erikson – Fase Generativitas Vs. Fase Stagnasi
Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah menghadapi persoalan yang
signifikan,yaitu generativitas vs. stagnasi. Generativitias mencakup rencana-rencana
2. Teori Transformasi Gould
Roger Gould (1975, 1978, 1980, 1994) menghubungkan fase dan krisis dalam
pandangannyatentang transformasi perkembangan.
BAB X
TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA MASA PRENATAL

Pengertian Masa Bayi


Masa bayi dianggap sebagai masa dasar, karena merupakan dasar periode kehidupan
yang sesungguhnya karena pada saat ini banyak pola perilaku, sikap, dan pola ekspresi emosi
terbentuk.Masa bayi berlangsung dua tahun pertama setelah periode bayi baru lahir.1[1]
Pada masa ini bayi mengalami kemajuan dalam hal ketergantunggan total pada orang
lain menuju ke otonomi yang relative dari determinasi diri. Pertumbuhan, perkembangan,
kematangan dan belajar menghasilkan perubahan perilaku yang besar sekali pada masa bayi.
Pada masa akhir ini ia masih bisa berdiri dan berjalan.
Anak juga mulai belajar berbicara dari satu kata sampai beberapa kata yang
membentuk kalimat.belajar berbicara dilakukan dengan mendengarkan dan kemudian meniru
(imitasi) orang lain berbicara. Perkembangan bicara banyak dipengaruhi oleh perasangan
sosial, imitasi, belajar dari anak yang lebih besar dan orang dewasa di
lingkungannya.Perkembangan kepribadian juga dimulai sejak anak masih kecil.Anak harus
dididik sesuai dengan cara-cara perilakunya kelak, agar sudah terbiasa dengan kebiasaan
tertentu. Pembentukan perilaku yang di mulai sejak dini akan menjadi dasar bagi anak dalam
menghadapi masalah di kemudian hari. Pembentukan kebiasaan, perilaku disiplin, kejujuran,
singkatnya perilaku yang baik akan mengurangi ketegangan dalam menghadapi konflik.
Perilaku bayi pada mulanya berkaitan dengan perilaku menyusu dan perilaku
pembuangan (elimination behavior).Dalam perkembangan bayi oleh beberapa pakar,
dikemukakan bahwa perilaku tersebut dikaitkan dengan kepribadian oral dan anal pada
kepribadian dewasa. Motif akan muncul dari kebutuhan-kebutuhan melalui proses belajar.
Kebutuhan-kebutuhan menjadi terperinci dan cara memenuhi kebutuhan akan mengarah ke
pola pribadi dalam usaha memuaskannya menjadi corak perilaku dan ciri-ciri khasnya.
Kegiatan anak sendiri dan hubungan dengan orang dewasa akan memunculkan
motivasi positif dan negative yang lain. Karena itu dalam perkembangan kepribadian anak,
adanya orang dewasa, merupakan faktor penting dalam peran gandanya baik sebagai pribadi
teladan untuk ditiru maupun sebagai pribadi yang mengarahkan.Pada masa bayi, banyak
perubahan diperoleh melalui kematangan dan belajar.
Dalam respons belajar ini antara lain terjadi melalui respons bersyarat, respons
dialihkan ke situasi perangsangan yang baru, contoh : Bayi menangis karena lapar. Oleh
ibunya diberi susu sambil ditimang-timang, lalu bayi menjadi tenang. Selanjutnya bayi
menangis apabila merasa kesepian, ibu menimang-nimangnya lalu bayi menjadi tenang.Bayi
menjadi tenang sebagai respons terhadap perlakuan ibu yang menimangnnya.
Sikap emosional banyak dipelajari dengan cara ini yakni anak belajar dari
interaksinya dengann lingkungannya. Sesudah perkembangan fisik tertentu tercapai,
perkembangan bicara, motorik, ciri kepribadian menghasilkan seorang anak yang sudah
kehilangan penampilan sebagai seorang bayi, siap memasuki masa balita.2[2]

B. Aspek-Aspek dalam Perkembangan Masa Bayi


1. Perkembangan Biologis
Perkembangan biologis merupakan perkembangan pada anak yang erat kaitannya
dengan faktor hereditas yaitu faktor dari dalam yang diturunkan oleh orang tua kepada
anaknya. Sifat dominan inilah yang nantinya akan muncul dan terlihat dalam diri keturunnya.
Perkembangan biologis mengikutsertakan aspek dalam diri anak itu sendiri seperti homon
dan materi-materi lain yang mendorong adanya perkembangan pada anak, terutama pada
fisiknya. Sehingga perkembangan biologis sangat erat kaitannya dengan terjadinya proses
evolusi manusia.
2. Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah satu aspek perkembangan manusia yang berkaitan
dengan pengertian (pengetahuan), yaitu semua proses psikologis yang berkaitan dengan
bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Piaget menanamkan tahap
perkembangan ini tahap “sensomotorik”. Selama masa bayi, kapasitas intelektual atau
kognitif seseorang telah mengalami perkembangan. Tahap sensomotorik berlang sung dari
kelahiran hingga kira-kira 2 tahun. Selama tahap ini, perkembangan mental ditandai dengan
kemajuan pesat dalam kemampuan bayi untuk mengorganisasikan dan mengkoordinasikan
sensasi melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
BAB XI
TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA MASA BAYI

Perkembangan fisik, motorik, kognitif, dan sosioemosional pada masa bayi

Perkembangan pada masa anak-anak awal meliputi perkembangan fisik, intelektual, dan
sosioemosional. Pada masa ini anak akan merasakan pengaruh-pengaruh serta perubahan
fungsi fisik yang semakin berkembang sehingga menyebabkan proses pertumbuhan yang
penuh dengan variasi sesuai dengan individu, kepribadian, campur tangan keluarga, dan
pribadi anak. Pertumbuhan fisik tidak dapat dikatakan mengikuti pola ketetapan yang
teretentu. Pertumbuhan tersebut terjadi secara betahap atau dengan kata lain seperti naik
turunnya gelombang, adakalanya cepat, adakalanya lambat.

Besar kecilnya tubuh seseorang dipengaruhi oleh faktor keturunan dan juga faktor
lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan
fisik yang dikeluarkan oleh lobus anterior dari kelenjar pituitary, suatu kelejar kecil yang
terletak di dasar sebelah bawah otak. Anak-anak dengan usia sebaya dapat memperlihatkan
tinggi tubuh yang sangat berbeda, tetapi pola pertumbuhan tinggi tubuh mereka tetap
mengikuti aturan yang sama. Bila dihitung secara rata-rata, pola ini dapat menggambarkan
pertumbuhan anak pada usia tertentu hal ini dipengaruhi oleh faktor dalam (gen) dan faktor
dari luar seperti asupan gizi yang memadai untuk pertumbuhan tinggi badan. Perbandingan
tubuhnya sangat berubah tidak lagi seperti bayi akan tetapi memiliki ciri-ciri pertumbuhan
kanak-kanak awal yaitu:

Pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang


Tubuh cenderung berbentuk kerucut
Perut yang rata (tidak buncit)
Dada lebih bidang dan rata
BAB XII
TUGAS PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK PADA MASA KANAK – KANAK

Pada perkembangan ini adalah suatu proses perkembangan yang memperbolehkan anak untu
berinteraksi dengan orang lain. Dengan begitu anak dapat mempelajari suatu kejadian apa
yang ada disekitarnya. Dalam hal ini anak dapat atau sering kali mengeksplorasi berbagai
topik di dalam sebuah kelompok. Cara ini lah dinilai dapat mengembangkan rasa
kebersamaan, menghargai perbedaan, dan kerja sama ketika menghadapi sebuah persoalan.

Secara kronologis atau menurut urutan waktu, masa kanak-kanak adalah masa perkembangan
dari usia 2 hingga 6 tahun. Perkembangan biologis pada masa-masa ini berjalan pesat, tetapi
secara sosiologis ia masih sangat terikat oleh lingkungan dan keluarganya. Oleh karena
itu,keluarga sangat berperan penting untuk mempersiapkan anak untuk terjun ke dalam
lingkungan yang lebih luas terutama lingkungan sekolah.

Masa kanak-kanak sering disebut juga dengan masa estetika, masa indera dan masa
menentang orang tua. Disebut estetika karena pada masa ini merupakan saat terjadinya
perasaan keindahan. Disebut juga masa indera, karena pada masa ini indera anak-anak
berkembang pesat . karena pesatnya perkembangan tersebut, anak-anak senang mengadakan
eksplorasi, yang kemudian disebut dengan masa menentang.

Pada masa ini anak-anak memiliki sikap egosentris karena merasa dirinya berada di pusat
lingkungan yang ditunjukkan anak dengan sikap senang menentang atau menolak sesuatu
yang datang dari orang di sekitarnya. Perkembangan yang seperti itu disebabkan oleh
kesadaran anak, bahwa dirinya memiliki kemampuan dan kehendak sendiri, yang mana
kehendak tersebut berbeda dengan kehendak orang lain.

Pada masa anak-anak awal, anak-anak banyak meniru, banyak bermain sandiwara ataupun
khayalan, dari kebiasaannya itu akan memberikan keterampilan dan pengalamn-pengalaman
terhadap si anak. Ada yang mengatakan bahwa masa kanak-kanak awal dimulai sebagai masa
penutup bayi. Masa anak-anak awal berakhir sampai dengan sekitar usia masuk sekolah
dasar.

Adapun ciri-ciri pada masa anak-anak awal ialah :

a. Usia yang mengandung masalah atau usia sulit

b. Usia mainan

c. Usia prasekolah
d. Usia belajar kelompok

e. Usia menjelajah dan banyak bertanya

BAB XIII

TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA KANAK KANAK AKHIR

Dalam perkembangan jiwa anak, pada usia 7 - 12 tahun ini anak akan memiliki pengamatan
dimulai dari yang komplk menuju pada bagian-bagian. Kemudian dari sikap mereka yang
pasif menuju paham kreatif dan mencoa mengerti.lalu dari dunia yang fantasi menuju dunia
yang realitas. Pada umumnya usia ini adalah usia anak sekolah dasar,yaitu anak cenderung
mengumpulkan macam-macam benda, seperti : batu-batuan, siput, uang logam, dll. Ingatkah
anda saat melakukan hal tersebut?

Ingatan pada usia ini sangatlah kuat. Daya memorisasinya besar sehingga pengetahuan yang
didapat akan sangat melekat dan daya menghafalnya pun kuat. Saya yakin pasti anda masih
megingat pelajaran sekolah dasar daripada pelajaran saat anda masih SMP. Pada usia 8 - 9
tahun anak mengalami kehidupan fantasi. anak akan mulai menyukai cerita - cerita dongeng
misalnya timun mas, bawang putih bawang merah, malin kundang, dll. yang memiliki unsur
keajaiban dan sesuatu yang mustahil. Kemudian unsur kritik mulai muncul dan anak mulai
mengoeksi peristiwa yang teerjadi tapi masih ada usur fantasinya. Anak akan mulai
menyuakai hal- hal yang real seperti cerita- cerita kepahlawanan.

Pada umumnya anak lebih emosional daripada orang dewasa. Mereka akan cepat puas. tapi
terkadang ia akan merasa takut dan malu untuk memaparkannya. Rasa takut dan cemas ini
disebabkan :

Kurangnya pengetahuan dan pengertian anak.

Kurang adanya kepercayaan diri

Kesadaran diri anak bahwa ia masih bodoh dan lemah

Fantasi anak yang sering memutar-balikkan dan membesar-besarkan realitas.

Pada usia ini anak juga belum bisa mengatur diri sendiri.Dia lebih suka tunduk kepada yang
lebih tua dan pendidik. Bahkan anak menuntu kebiwaan adab dan sikap yang kokoh. sekolah
yang menyajikan kewibawaan, disiplin, tata tertib dan aturan-aturan normatif lainya. Semua
inimembangun kemauan belajar anak juga menstimulir ketentuan usaha dan aktifitas anak.
Baru pada usia 10 - 11 tahun biasanya tibul rasa kesukaan pada satu atau dua macam
pelajaran. Contoh matematika dan ilmu hayat. bagi anak belajar merupakan aktifitas yang
menyenangkan. Kemudian pada usia 12 tahun anak tersebut merupakan pribadi yang tenang
dan seimbang. Ciri-cirinya adalah : rohani dan jasmani anak dalam kondisi baik.di sertai
saatketenangan dari pengendapanperasaan-perasaan,minat yang besar dan segar terhadap
macam-macamperistiwa,ingatan yang sangat kuat,dorongan ingin tau yang besar,dan
semangatbelajar yang tinggi.
TUGAS REVIEW

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK

OLEH

M. Wahyu Ramadhani (2018 151 033)

Diampu oleh : Akbar Lizardo, M.Pd

PROGRAM STUDY PENDIDIKAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

Anda mungkin juga menyukai