Anda di halaman 1dari 3

REVIEW TENTANG PERKEMBANGAN STUDI EVOLUSI DAN

PEMBELAJARANNYA DI SEKOLAH

LINDA PUTRI

Evolusi menurut kamus berarti perubahan. Evolusi memiliki pengertian perubahan


dari waktu ke waktu pada satu atau lebih sifat yang diwariskan pada suatu populasi
organisme. Perubahan yang terjadi pada salah satu sifat yang tidak diwariskan dalam suatu
populasi tidak akan menyebabkan terjadinya evolusi. Menurut Sidiq (2016) arti kata evolusi
adalah perubahan, perkembangan, atau pertumbuhan secara berangsur-angsur yang terjadi
akibat pengaruh alam atau rekayasa manusia.
Evolusi adalah salah satu materi yang diajarkan pada siswa kelas XII Sekolah
Menengah Atas (SMA), yaitu pada Kompeteni Dasar (KD) 3.9 dan 4.9 (Saputra, 2017). Studi
evolusi biologi memerlukan banyak pemahaman mengenai genetika, biokimia, embriologi,
biogeografi, geologi, biologi, paleontologi, biologi molekuler, dan lain sebagainya (Hassan,
2014). Penolakan terhadap teori evolusi terkait dengan pernyataan Darwin bahwa spesies
berkembang dari spesies yang sederhana ke makhluk hidup yang lebih kompleks. Darwin
menyatakan bahwa mutasi adalah sumber keragaman yang selanjutnya melalui seleksi alam
akan menyeleksi varian yang survive, selanjutnya evolusi terus berlangsung dan dapat
menghasilkan spesies yang sangat berlainan dari spesies asalnya. Penolakan teori evolusi
didasarkan peranan mutasi gen dan seleksi alam. Alasan penolakan mereka berdasarkan
alasan bahwa mutasi gen selalu merugikan, akan tetapi alasan ini tidak berdasarkan hasil
empiris di tingkat penelitian molekuler (Sidiq, 2015).
Sebagian besar kalangan agamawan hingga kini masih menolak teori evolusi.
Kekhawatiran mereka terhadap teori evolusi terutama disebabkan karena penafsiran teori
evolusi cenderung meniadakan Tuhan (Nusantari, 2013). Hal ini juga mempengaruhi
penerimaan atau penolakan. Seorang guru biologi terhadap teori evolusi sebagai penjelasan
ilmiah yang valid berpotensi penting karena evolusi terdapat dalam kurikulum biologi.
Dengan demikian, struktur konsepsi dan pengetahuan guru tentang evolusi dapat
mempengaruhi pemahaman siswa tentang ide yang kuat dan pemersatu (Tekkaya, 2002). Cara
mengajar guru juga akan mempengaruhi sikap siswa di kelas terhadap teori evolusi ini dan
juga akan mempengaruhi penerimaan atau penolakan siswa terhadap teori evolusi, tentu saja
pengetahuan juga menjadi dasar siswa untuk dapat menunjukkan sikap mereka terhadap teori
evolusi (Deviyanti, 2016).
Banyak faktor membentuk sikap siswa tentang teori evolusi. Faktor yang paling sering
disebutkan adalah agama. Faktor kedua yang paling sering disebutkan adalah pribadi
hubungan orang tua, guru, teman, dan sekolah itu sendiri. Faktor-faktor lain yang disebutkan
adalah media, bukti untuk teori evolusi, dan kelemahan atau kurangnya bukti untuk evolusi.
Terlepas dari penerimaan maupun penolakan siswa terhadap teori evolusi, sikap siswa dalam
mempelajari teori evolusi dapat dikatakan cukup baik. Berdasarkan hasil dan pembahasan
penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan yang dimiliki siswa
tentang materi teori evolusi dirasa masih belum cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan
sebagian besar siswa memiliki pengetahuan yang sangat kurang tentang teori evolusi.
Pembelajaran materi evolusi pada siswa SMA kebanyakan dilakukan dengan
memperlihatkan beberapa bukti prasejarah yang mendukung teori evolusi sehingga dengan
bukti-bukti tersebut diharapkan siswa mampu untuk memahami segala sesuatu yang
berhubungan dengan evolusi. Selain itu, juga terdapat sekolah yang mengadakan acara
kunjungan ke tempat-tempat bersejarah yang berhubungan dengan evolusi, seperti Sangiran.
Terkadang ditemui adanya miskonsepsi dalam penyampaian materi. Miskonsepsi dapat
diartikan sebagai pemahaman yang kurang tepat yang didapatkan dari pengalaman tentang
suatu ide, konsep, objek, atau suatu fenomena. Miskonsepsi dapat terjadi karena pemberian
pengalaman belajar dari guru atau lingkungan belajar yang salah, kesalahan tersebut dapat
terjadi karena sumbernya yang salah, cara penyampaian, maupun bahasa yang digunakan.
Oleh karena itu perlu pendekatan yang tepat untuk meminimalisir kesalahpahaman tersebut
(Rutledge, 2002).
Pendekatan kontekstual dapat menjadi alternatif yang baik dalam memberikan konsep
yang utuh tentang evolusi. Pendekatan kontekstual merupakan salah satu pendekatan
pembelajaran yang berdasarkan filosofi konstruktivisme yaitu siswa dituntut untuk
membangun konsep sendiri dari pengalaman yang pernah dipelajari. Alasan memilih
pendekatan kontekstual untuk mengembangkan pembelajaran, yaitu pendekatan kontekstual
lebih memberdayakan siswa untuk berfikir. Sebuah strategi belajar yang tidak mengharuskan
siswa menghafal fakta-fakta, tetapi sebuah strategi yang mendorong siswa mengkonstruksikan
pengetahuan di benak mereka sendiri. Selain itu, pendekatan kontekstual menerapkan bahwa
pengetahuan bukanlah seperangkat fakta dan konsep yang siap diterima, tetapi sesuatu yang
harus dikonstruksi sendiri oleh siswa (Sidiq, 2016).
Kritik dan Saran :
Dalam pembelajaran materi evolusi di Sekolah Menengah Atas (SMA) sebaiknya
dilakukan dengan menunjukkan bukti secara nyata agar mempermudah pemahaman siswa.
Hal yang adapat dilakukan, yaitu dengan mengunjungi beberapa tempat prasejarah seperti
museum yang mengoleksi beberapa bukti evolusi dan peninggalan-peninggalan pada jaman
terdahulu. Selain itu, sebisa mungkin guru untuk mengajarkan materi dengan cara
penyampaian yang baik dan sesuai agar tidak terjadi miskonsepsi pada siswa karena
miskonsepsi dapat memberikan dampak/ pengaruh yang fatal sehingga guru harus pintar-
pintar dalam hal penyampaian materi, serta hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah
pemahaman yang tinggi dari guru mengenai materi evolusi.

DAFTAR PUSTAKA

Deviyanti, Siska., & Hasruddin. (2016). ANALISIS PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA
TERHADAP TEORI EVOLUSI PADA SISWA KELAS XII IPA SMA NEGERI 16
MEDAN. JURNAL PELITA PENDIDIKAN. VOL. 4 NO. 3, 141-145.
Hassan, M.S., Ferial, E.W., Soekendarsi, E. (2014). Pengantar Biologi Evolusi. Jakarta.
Erlangga.
Nusantari, E. (2013). Kesalahan Memahami Mutasi Terhadap Penolakan Teori Evolusi Dan
Mempersiapkan Pembelajaran Evolusi Masa Depan. Jurnal Penelitian Kependidikan.
No. 23.
Rutledge, M.L., & Mitchell, M.A. (2002). High school biology teachers’ knowledge structure,
acceptance and teaching of evolution. The American Biology Teacher. 64,1,21-28.
Saputra, Alanindra. (2017). Persepsi Mahasiswa Calon Guru Biologi tentang Pembelajaran
Materi Evolusi di SMA: Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas
Sebelas Maret Surakarta. Bioeducation Journal. Vol.1 No.1.
Sidiq, Y. (2016). Evolusi Dalam Kehidupan Sehari-Hari: Sudut Pandang Mahasiswa
Terhadap Evolusi. Proceeding Biology Education Conference, Vol 13(1) 2016: 583-
586.
Sidiq, Y., & Mumpuni, K.E. (2015). Minat Awal Mahasiswa Terhadap Mata Kuliah Evolusi
Pada Semester Gasal Tahun Ajaran 2015/2016 Universitas Muhammadiyah Surakarta
(Studi Pengembangan Pembelajaran). Prosiding Biologi/IPA dan Pembelajarannya.
Seminar Nasional Ke-2. Jurusan Biologi. FMIPA Universitas Negeri Malang. Malang.
Tekkaya, C. (2002). Misconception As Barrier to Understanding Biology. Journal of
Education, 259-266.

Anda mungkin juga menyukai