PEMBELAJARAN SAINS/BIOLOGI
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Problematika Pendidikan
Bidang Studi Biologi yang dibina oleh Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd
Oleh:
Kelompok 1 / Offering D
Anugrah Aji Pariris (160341800314)
Malika Rohmani (160341801238)
Lita Uliana Rahmawati (160341800944)
Segala puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah mata kuliah Problematika Pendidikan Bidang Studi Biologi ini dengan
tepat waktu.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap teman-teman yang telah
berkontribusi dalam menyelesaikan makalah ini, tidak lupa ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada dosen pembimbing mata kuliah Problematika
Pendidikan Bidang Studi Biologi Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M.Pd dalam
membimbing kami dalam belajar dan mengarahkan bagaimana penyusunan yang
baik.
Mudah-mudahan, dengan tersusunnya makalah ini akan memberikan
manfaat bagi pembaca sekalian. Sebagaimana dalam penyusunan makalah ini
tentunya masih terdapat kekurangan yang membutuhkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sekalian. Wassalam dan Terimakasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN ............................................................................... 4
A. Pembelajaran Inkuiri......................................................................... 4
1. Pengertian Inkuiri .................................................................... 4
2. Ciri Pembelajaran Inkuiri ........................................................ 7
3. Prinsip PembelajaranInkuiri .................................................... 7
4. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiri ................................... 8
5. Kelemahan dan Kelebihan Pembelajaran Inkuiri .................... 12
B. Hakikat Asesmen Autentik dan Penerapannya dalam Pembelajaran
Biologi .............................................................................................. 13
1. Pengertian Asesmen dan Evaluasi ........................................... 13
2. Hakikat Asesmen Autentik dalam Pembelajaran .................... 13
C. Investigasi Inkuiri Autentik dalam Sains/Biologi ............................ 18
1. Penerapan Inkuiri dalam Pembelajaran Sains/Biologi ............ 18
2. Pengertian Pembelajaran Investigasi Inkuiri Autentik ............ 19
3. Contoh Penerapan Investigasi Inkuiri Autentik dalam
Pembelajaran ........................................................................... 21
4. Manfaat Penerapan Investigasi Inkuiri Autentik
dalam Pembelajaran ................................................................. 24
D. Permasalahan Investigasi Inkuiri Autentik Dalam Pembelajaran
Sains/Biologi .................................................................................... 24
BAB III. PENUTUP ....................................................................................... 29
A. Kesimpulan ..................................................................................... 29
B. Saran .............................................................................................. 29
iii
DAFTAR RUJUKAN .................................................................................... 30
LAMPIRAN .................................................................................................... 32
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran atau pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan
oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan,
sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Tujuan utama dari pendidikan yaitu untuk mengembangkan
potensi yang ada pada diri manusia agar menjadi manusia yang berkualitas
. Pembelajaran memegang kendali penting dalam mengembangkan segala
potensi diri siswa agar mampu menjadi manusia yang berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan bertanggung jawab. Proses pembelajaran secara bertahan semakin
ditingkatkan oleh pemerintah. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yaitu dengan menyempurnakan kurikulum yang berlaku. Isi dalam
kurikulum mencakup semua komponen pendidikan teemasuk juga tujuan
pendidikan. Penyempurnaan kurikulum di Indonesia disesuaikan dengan
tangtangan perkembangan jaman. Bentuk aplikasi kurikulum yang menjawab
tantangan pendidikan abad 21 yaitu kuirikulum 2013. Sehingga saat ini siswa
dituntut untuk mampu berpikir kritis, kreatif dan inovatif untuk memajukan
bangsa.
Pembelajaran perlu dirancang dengan mengoptimalkan potensi yang
dimiliki siswa dengan tujuan untuk membantu siswa dalam mengkonstruksi
pengetahuannya dan menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Dalam
pembelajaran sains diperlukan berbagai penyelidikan penting terkait berbagai
objek benda nyata dan fisik, kemudian siswa mampu memahami konsep penting
dari suatu pengetahuan. Pembelajaran yang mengutamakan keterlibatan siswa
dalam membangun pengetahuannya dapat dilaksanakan melalui model
pembelajaran inkuiri/penyelidikan.
Pembelajaran inquiry merupakan satu komponen penting dalam
pendekatan konstruktifistik yang telah memiliki sejarah panjang dalam inovasi
atau pembaruan pendidikan. Inkuiri direkomendasikan sebagai salah satu strategi
pembelajaran penting dalam pengembangan literasi sains dan ketrampilan berpikir
1
2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah dalam makalah
ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah pembelajaran inkuiri?
2. Bagaimanakah hakikat assesmen autentik dan penerpannya dalam
pembelajaran biologi?
3. Bagaimana investigasi inkuiri autentik dalam sains/biologi?
4. Bagaimana permasalahan investigasi inkuiri autentik dalam pembelajaran
sains/biologi?
C. Tujuan
Berdasarkan latar belakang, beberapa tujuan dalam penulisan makalah ini
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pembelajaran Inkuiri.
2. Untuk mengetahui hakikat assesmen autentik dan penerpannya dalam
pembelajaran biologi.
3. Untuk merumuskan konsep pembelajaran investigasi inkuiri autentik.
3
A. Pembelajaran Inkuiri
1. Pengertian Pembelajaran Inkuiri
Inkuiri berasal dari inquire yang berarti mencari atau mempertanyakan.
Pembelajaran inkuiri dalam sains dapat diartikan sebagai pembelajaran yang
mengutamakan keterlibatan siswa dalam membangun dan mengkonstruksi
pengetahuannya sendiri melalui proses pencarian atau eksperimen tertentu.
Inkuiri merupakan suatu proses bagi siswa untuk memecahkan masalah,
merencanakan dan melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data,
dan menarik kesimpulan, dengan demikian siswa akan menjadi terbiasa
berperilaku sebagai saintis (objektif, jujur, kreatif, dan menghargai yang lain)
(Kemendiknas, 2010). Menurut Sanjaya (2009:196-197) ada beberapa hal yang
menjadi ciri utama pembelajaran inkuiri sebagai berikut: a) aktivitas siswa secara
maksimal, b) aktivitas siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan, c)
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis.
Inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan ketrampilan
proses, proses yang dilakukan melalui penyelidikan masalah, penemuan informasi
baru, merencanakan percobaan, pengumpulan data, analisis data dan menarik
kesimpulan pengetahuan tertentu. Sehingga melalui inkuiri siswa bebas
menciptakan suatu makna dan pengertian baru berdasarkan informasi dan
pengalaman yang telah dimiliki atau dipelajarinya. Secara umum, inkuiri
merupakan proses bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan mengobservasi,
merumuskan pertanyaan yang relevan, mengevaluasi sumber-sumber informasi
secara kritis, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang
telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan
alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta
membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya (Sanjaya, 2009).
Sedangkan autentik berarti benar atau asli. Autentik disini terkait dengan
pembelajaran inkuiri di kelas. Pembelajaran inkuiri yang autentik berarti
mengadopsi inkuiri kedalam kelas sesuai dengan cara-cara yang dilakukan para
4
5
pribadi, pengukuran
menemukan Guru
hubungan dengan memantau
literatur ketepatan
aktivitas siswa
(Sumber: Zulfiani, 2006)
Menurut Kemendiknas (2010) sintaks inkuiri, yaitu ask (merumuskan
pertanyaan atau hipotesi), investigate (merencakanan penyelidikan dan
mengumpulkan data), create (menganalisis data dan menginterpretasikan hasil),
discuss (mendiskusikan temuan penyelidikan dan membuat simpulan), reflect
(melakukan refleksi dan membuat hubungan antar konsep). Menurut Zulfiani
(2006) ada enam tahap yang disebut sebagai model inkuiri yaitu Planning,
Retrieving, Process, Create, Sharing, Evaluatiing.
Tabel 2.3. Tahapan Model Inkuiri dan Kemampuan Inkuiri
I. Perencanaan
a. Menggunakan pertanyaan yang mengarahkan pada penyelidikan
b. Mengidentifikasi area topik untuk berinkuiri
c. Mengidentifikasi sumber informasi yang memungkinkan
d. Mengidentifikasi format peserta dan presentasi
e. Mempertahankan kriteria evaluasi
II. Mengungkapkan Kembali
a. Mengumpulkan sumber referensi
b. Memilih informasi yang relevan
c. Mengevaluasi informasi
d. Mereviu dan merevisi rencana untuk berinkuiri
III. Proses
a. Mempertahankan fokus berinkuiri
b. Memilih informasi yang tepat
c. Merekam informasi
d. Membuat hubungan dan inferensi
e. Melakukan reviu ddan revisi untuk berinkuiri
11
IV. Menciptakan
a. Mengorganisasi informasi
b. Menghasilkan produk/hasil karya
c. Berpikir tentang audience
d. d. Revisi dan edit
V. Bertukar Pendapat
a. Mengkomunikasikan dengan audiens
b. Menyajikan pemahaman yang baru
c. Mendemonstrasikan perilaku audiens yang tepat
VI. Evaluasi
a. Mengevaluasi produk
b. Mengevaluai proses inkuiri dan rencana inkuiri
c. Mereviu bentuk inkuiri yang dilakukan
d. Mentransfer pembelajaran pada situasi baru
(Sumber: Zulfiani, 2006)
Secara rinci sintaks pembeljaran inkuiri jug dipaparkan dalm table 2.4
berikut ini;
N
Langkah-langkah Inkuiri
Kegiatan yang dilakukan guru
No. Terstruktur
1Identifikasi dan penetapan ruang Memberikan masalah
1 lingkup masalah
2Merencanakan dan memprediksi hasil Memeberikan prosedur langkah demi
2 langkah setiap tahap untuk diikuti
Menyediakan alat dan bahan seperti
yang tercantum pada lembar kegiatan
3Penyelidikan untuk pengumpulan data Membimbing dan memastikan semua
3 siswa pada tugas dan memahami
prosedur
4Interpretasi data dan mengembangkan Mendorong siswa untuk bekerja sebagai
4 kesimpulan sebuah kelompok
5Melakukan Refleksi Mendorong siswa untuk berfikir atau
5 melakukan refleksi pada pengetahuan
12
bermakna. Selain itu asesmen autentik merupakan bagian tidak terpisahkan dari
pembelajaran di dalam kelas, terintegrasi dalam setiap jenis pembelajaran yang
digunakan guru.
Asesmen autentik meminta siswa untuk mendemonstrasikan apa yang
dipahami baik pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi apapun yang mereka
miliki sehingga lebih aplikatif dan bermakna. Prinsip asesmen ini sangat tepat
digunakan dalam pembelajaraan yang menuntut siswa tidak sekedar memahai
pengetahuan tetapi diharapkan dapat memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
seperti halnya karakter pembelajaran Biologi. Biologi merupakan salah satu dari
cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk hidup dan
lingkungannya. Mempelajari biologi tidak sekedar mendapatkan pengetahuan
tentang makhluk hidup, namun juga mendapat pengetahuan tentang metode
mempraktekkan ilmu pengetahuan tersebut. Pengetahuan yang diperoleh
diharapkan dapat membantu untuk memecahkan masalah guna meningkatkan
kesejahteraan hidup manusia. Dalam mencapai tujuan tersebut memerlukan
metode yang sistematis yang disebut metode ilmiah. Penerapaan metode ilmiah
dalam pembelajaran IPA dapat digunakan dalam pendekatan keterampilaan proses
(PKP).
Pendekatan Keterampilan Proses sebagai proses ilmiah dan pendidikan
sains adalah pelatihan keterampilan proses sains yang biasa digunakan oleh para
ilmuwan kepada siswa. Siswa harus memperoleh pengalaman ilmiah untuk
memperoleh produk ilmiah seperti konsep, prinsip dan hukum. Dalam
mempelajari sains, para ilmuwan menggunakan keterampilan yang disebut dengan
keterampilan proses sains (sciense process skills). Keterampilan ini pada diri
siswa harus diukur agar dapat memberikan informasi bagaimana kondisi sebelum,
pada saat, dan setelah pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi bermakna.
Asesmen autentik mendorong siswa untuk menggunakan pengetahuan
ilmiah pada konteks riil bukan membuat/menyusun sesuatu yang baru dan tidak
dikenal siswa. Asesmen tradisional bersifat hafalan bukan membangun dan
mengaplikasikan konsep yang telah dimiliki siswa.
15
tahunya dan dengan aktivitas ilmiahnya, manusia telah mampu membuka berbagai
rahasia dunia. Hal tersebut didasarkan pada pernyataan Tan & Kim (2012) yang
menyatakan bahwa kegiatan inkuiri saintifik berperan vital dalam perkembangan
sains hingga saat ini. Lebih lanjut, keduanya menyatakan bahwa penerapan
inkuiri pun seharusnya digunakan dalam pembelajaran sains di sekolah juga.
Inkuiri merupakan suatu proses mencari dan menemukan informasi
melalui langkah-langkah observasi, merumuskan pertanyaan, melakukan kajian
pustaka, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data melaui eksperimen, menguji
hipotesis dan merumuskan kesimpulan. Dalam proses inkuiri terdapat langkah
investigasi yang dilakukan yaitu proses penyelidikan untuk mengetahui suatu
informasi yang benar hal ini dapat dilakukan melalui penyelidikan sumber data,
pengamatan objek data, identifikasi masalah dan sebagainya.
Pelaksanaan inkuiri beriringan dengan monitoring dan evaluasi pencapaian
perkembangan siswa, hal ini dapat dilakukan melalui proses penilaian dan
pengukuran yang terintergrasi dari berbagai sumber dan informasi kompetensi
yang diukur pada siswa, baik penilaian pribadi, kinerja, sosial dan produk. Dalam
praktek penyelidikan otentik, siswa menentukan pertanyaan ilmiah, merencanakan
penyelidikan, menentukan data apa saja yang akan dikumpulkan, memutuskan
bagaimana menafsirkan data itu, membahas hasil, membuat cara terbaik untuk
menyajikan data itu, dan kemudian menarik kesimpulan dari data. Guru berperan
dalam memberikan kerangka kerja yang diperlukan untuk penyelidikan dan
mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan dan melakukan investigasi secara
mandiri (Lim 2004; Zion dan Slezak 2005 dalam Tan & Kim, 2012).
2. Pengertian Pembelajaran Investigasi Inkuiri Autentik
Secara sederhana, pembelajaran berbasis inkuiri dapat dikelompokkan
menjadi dua kelompok besar, yaitu inkuiri bebas (open/full inquiry) dan inkuiri
terbimbing (guided inquiry). Sesuai dengan penjelasan Hansen (2002), inkuiri
bebas dapat didefinisikan sebagai pendekatan student-centered yang dimulai
dengan pertanyaan dari siswa, diikuti dengan pendesainan dan pelaksanaan
penelitian oleh siswa, serta penomunikasian hasil penelitian yang telah dilakukan
siswa tersebut. Sedangkan inkuiri terbimbing berdasarkan referensi yang sama
adalah aktivitas dimana guru membantu siswa untuk mengembangkan
20
penyelidikan inkuiri di dalam kelas. Namun ada bentuk lain dari inkuiri, yaitu
inkuiri autentik, suatu bentuk pembelajaran inkuiri yang dapat kita temukan di
dalam Tan & Kim (2012).
Tan & Kim (2012) tidak menjelaskan secara langsung definisi dari inkuiri
autentik. Namun, beberapa referensi lain dapat digunakan sebagai rujukan dalam
mendefinisikan bentuk inkuiri ini. Berikut beberapa pengertian inkuiri autentik
menurut beberapa referensi tersebut.
a. Istilah inkuiri autentik merupakan aktivitas inkuiri yang benar-benar
dilakukan oleh para saintis (Chinn & Malhotra, 2002).
b. Inkuiri autentik adalah aktivitas inkuiri yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari siswa (Windschitl, 2004).
c. Inkuiri autentik adalah pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan
keinginan dan pengalaman siswa, lalu siswa mengkontruksi pengetahuannya
berdasarkan apa yang ia lakukan setelah menentukan minatnya sendiri.
Inkuiri ini dikatakan autentik karena aktivitas inkuiri tersebut dari dan oleh
siswa itu sendiri (Learning Emergence, 2012).
Dari ketiga penjelasan tersebut, secara garis besar dapat ditarik kesimpulan
bahwa inkuiri autentik adalah pembelajaran inkuiri yang benar-benar
menggambarkan aktivitas inkuiri yang dilakukan saintis sebenarnya. Seorang
saintis memulai kegiatan inkuirinya dari pertanyaan atau permasalahan yang ia
temukan sendiri, menyusun prosedur penelitiannya sendiri, serta menganalisis,
menginterpretasi, dan melaporkan data temuannya sendiri. Begitu pula dalam
inkuiri autentik, siswa bertindak sebagai seorang saintis yang sebenarnya.
Permasalahan, prosedur, dan kegiatan setelah pengumpulan data ditentukan oleh
siswa itu sendiri. Karena permasalahan berasal dari siswa itu sendiri, maka
dimungkinkan siswa mengaitkan aktivitas inkuirinya dengan permasalahan yang
ia temui sehari-hari di kehidupannya. Meski tidak dijelaskan secara khusus, Tan &
Kim (2012) mendeskripsikan pembelajaran inkuiri autentik seperti uraian yang
telah disampaikan tersebut.
Penerapan inkuiri autentik jelas sangat dapat dilakukan dalam
pembelajaran sains/biologi, karena sains memiliki banyak objek dan permasalahan
untuk diselidiki dan diamati sehingga mampu memberikan gambaran konsep
21
pengetahuan yang akan dibangun atau dibentuk. Monitoring autentik yang dapat
dilakukan adalah melalui penilaian proses belajar. Misalnya meliputi partisipasi
dan kontribusi siswa dalam diskusi kelompok, performa siswa dalam
menyelesaikan tugas dan performa siswa dalam kegiatan investigasi yang
dilakukan.
3. Contoh Penerapan Investigasi Inkuiri Autentik dalam Pembelajaran
Penerapan investigasi inkuiri autentik dilakukan oleh Niwat dalam Tan &
Kim (2012), penelitian ini dilakukan dengan melakukan pembelajaran investigasi
inkuiri autentik kolaboratif dengan bantuan teknologi komputer dalam materi
Sistem Penciuman (Olfactory System). Hal ini merupakan salah satu bentuk solusi
permasalahan investigasi inkuiri autentik pada kegiatan inkuiri dalam
laboratorium, karena inkuiri juga diterapkan dalam laboratorium yang
menyediakan pertanyaan, teori, eksperimen dan prosedur analisis tertentu. Namun
penerapannya hanya memicu perkembangan berpikir ilmiah, agar pencapaian lain
dapat tercapai dilakukan inkuiri dengan memasukkan banyak fitur autentik.
Cara yang dilakukan adalah dengan mensimulasikan dan menggabungkan
inkuiri dalam lingkungan laboratorium komputer. Dalam lingkungan inkuiri
autentik, siswa ditantang untuk bekerja secara independen dan harus berusaha
untuk mengembangkan kontrol diri sendiri dan peraturan mekanisme untuk
mencapai keberhasilan. Proses pengaturan diri muncul secara dinamis dalam tiga
fase siklus:
a. tahap pemikiran, termasuk proses yang mendahului usaha belajar tetapi
dirancang untuk meningkatkan kinerja, dan memberdayakan sumber
motivasi diri yang merupakan bentuk awal diri dari pembelajaran;
b. tahap kinerja, termasuk strategi pengendalian diri dan bentuk pengamatan
diri yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja
seseorang;
c. tahap refleksi diri, termasuk penilaian diri dan reaksi diri terhadap kinerja
seseorang (Zimmerman dan Tsikalas 2005 dalam Tan dan Kim, 2012).
Penggunaan laboratorium berbasis komputer dilakukan di Thailand.
Eksperimen ini melibatkan 16 siswa yang mengikuti kursus proyek sains. Mereka
berada di kelas 12 dari usia 17-18 tahun, terdiri dari 11 laki-laki dan 5 perempuan.
22
Mereka akan dibagi menjadi 2 kelompok secara acak dan diberi kesempatan untuk
merumuskan investigasi yang akan mereka lakukan menggunakan E-Nose
(Electronic Nose Technology). E-Nose merupakan model software tiruan sistem
sensorik yang dikembangkan dan dapat mendeteksi berbagai macam bau
menggunakan sensor. Model ini memiliki hidung, mulut, dan nosofaring. Siswa
dihadapkan dengan LabView yang terdiri dari panel monitor, panel kontrol, dan
panel pembelajaran dan praktek. Setiap kelompok bereksperimen dengan model
yang mereka hadapi. Selain itu dalam sistem ini juga terdapat metode observasi
otomatis, penyimpanan data dan analisis statistik. Dalam proses investigasi, terdiri
dari 3 fase yaitu:
a. Pengenalan pengetahuan mengenai bau dan orientasi organ penciuman
buatan
b. Kedua kelompok melakukan percobaan klasifikasi bau berdasarkan
eksperimen mereka selama 2 minggu (mereka membuat pertanyaan
mereka sendiri untuk percobaan dan kemudian merancang prosedur untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan data eksperimen, dan
untuk mengkomunikasikan hasil investigasi mereka).
c. Melakukan analisis statistik menggunakan PCA (Principal Component
Analysis)
Praktek emosional perasaan siswa tentang Bereksperimen dengan tiruan sistem penciuman
percobaan memungkinkan saya untuk mengembangkan
rasa ingin tahu tentang proses penyelidikan
ilmiah
Dari hasil eksperimen ini didapatkan bahwa hasil tanggapan siswa sebagai
berikut:
Siswa dapat meningkatkan kemampuan saintifik melalui kegiatan
eksperimen
Siswa dapat belajar bagaimana menggunakan statistik untuk menganalisis
data dan menarik kesimpulan hasil eksperimen
Siswa memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dalam kelompk
Siswa memiliki kesempatan untuk membuat eksperimen yang menarik
Siswa dapat membagikan ide mereka dalam kelompok
Siswa senang karena dapat merancang dan melakukan eksperimen mereka
sendiri dengan instrumen modern.
Siswa berkeinginan memiliki waktu lebih banyak untuk melakukan
eksperimen
Siswa menyarankan agar dapat berdiskusi dan mendapatkan elaborasi guru
lebih banyak.
Kesimpulan dari hasil penelitian tersebut adalah:
Siswa mampu mempelajari dan menemukan konsep baru serta
meningkatkan ketrampilan penyelidikan ilmiah melalui penelitian ilmiah
dengan teknologi sains.
24
tidak begitu paham dengan suatu pendekatan pembelajarannya maka ada beberapa
tahapan yang akan hilang dan kurang maksimal dalam pelaksanaannya.
Solusinya: Guru secara aktif sering mengikuti kegiatan berupa diklat,
seminar, pelatihan, atau bahkan workshop guna meningkatkan profesionalitas dan
kemampuan dalam pembelajarannya sehingga dalam penerapan pembelajaran
berbasis investigasi inkuiri autentik dapat terlaksana dengan baik dan benar serta
runtut sehingga dapat mengungkap konsep yang dituju dengan tepat.
Permasalahan ketujuh: rendahnya motivasi siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran berbasis investigasi inkuiri autentik sehingga pembelajaran berjalan
krang baik. Motivasi siswa menjadi kendala utama dari pihak siswa yang wajib di
atassi oleg guru agar tidak berangsur-angsur dan berdampak pada hasil
pembelajaran nantinya.
Solusinya: Guru dituntut melakukan pembelajaran yang menarik guna
meningkatkan motivasi siswa seperti tentu saja dengan mencoba berbagai macam
metode-metode yang ada, dengan melakukan pendekatan kepada siswa yang
bersangkutan, dengan melakukan apersepsi yang menarik sehingga dapat menarik
minat siswa dalam pembelajaran dan penggunaan reward sangat ampuh jika
digunakan dalam pembelajaran guna meningkatkan motivasi siswa sehingga
pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pembelajaran inkuiri merupakan pembelajaran yang mengutamakan
keterlibatan siswa dalam membangun dan mengkonstruksi pengetahuannya
sendiri melalui proses pencarian atau eksperimen tertentu. Pembelajaran
inkuiri dilakukan melalui penyelidikan masalah, penemuan informasi baru,
merencanakan percobaan, pengumpulan data, analisis data dan menarik
kesimpulan pengetahuan tertentu.
2. Penerapan asesmen autentik dalam pembelajaran yaitu siswa diharapkan
mendemonstrasikan pengetahuan, ketrampilan, dan kompetensi yang telah
dimiliki dan prinsip dari asesmen ini siswa tidak hanya memahami
pengetahuan saja tetapi juga dapat memecahkan permasalahan dalam
kehidupan sehari-hari.
3. Penerapan invesigasi inkuiri autentik jelas sangat dapat dilakukan dalam
pembelajaran sains/biologi, karena sains memiliki banyak objek dan
permasalahan untuk diselidiki dan diamati sehingga mampu memberikan
gambaran konsep pengetahuan yang akan dibangun atau dibentuk.
Pelaksanaan inkuiri beriringan dengan monitoring dan evaluasi pencapaian
perkembangan siswa.
4. Terdapat beberapa permasalahan yang diangkat dalam pembahasan ini
didasarkan pada angket kelompok, diantranya masalah dari tiga aspek yaitu
guru, siswa, sarana prasarana dan solusinya dalam mengatasi permasalahan
tersebut.
B. Saran
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, pembelajaran investigasi
inkuiri autentik dapat dilakukan dalam pembelajaran baik dikelas, laboratorium
maupun lainnya yang jelas dengan tidak menghilangkan sintak inkuiri yang ada
agar ketercapaian konstruksi pengetahuan siswa dapat maksimal.
29
DAFTAR RUJUKAN
31
LAMPIRAN
32