Anda di halaman 1dari 16

SIKAP PROFESIONALISME GURU

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Etika Profesi Guru pada Program

Magister Pascasarjana UIN Alauddin

Makassar

Oleh:

Nurhidayatullah Putri
NIM: 80200219018

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERISTAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, ungkapan puji syukur atas kehadirat Allah swt. Berkat rahmat dan

ridha-Nya sematalah sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, serta

sesuai dengan target waktu yang diberikan. Salam serta sholawat tak lupa dihaturkan kepada

junjungan Nabi tercinta Muhammad saw., seorang manusia mulia yang telah banyak

mengajarkan akan kerja keras, pantang menyerah, melalui sunnah-nya. Sehingga

memberikan motivasi tersendiri bagi penulis dalam menghadapi setiap tantangan kehidupan.

Resume dengan tema “Sikap professional guru” ini merupakan tugas dari mata kuliah

Desain Pembelajaran. Bagi penulis sendiri merasa terpacu untuk meningkatkan wawasan

maupun kemampuan, khususnya dalam wawasan etika profesi keguruan.

Besar harapan penulis resume ini dapat memberikan manfaat yang berlimpah bagi

pembaca sekalian. Tak ada hal yang sempurna, khususnya dalam penyusunan makalah, tentu

pembaca akan menemui banyak kekurangan. Oleh karenanya, kritik maupun saran yang

membangun juga sangat dibutuhkan penulis dari pembaca sekalian. Terima kasih.
DAFTAR ISI

SAMPUL .................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................iii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................2

C. Tujuan .........................................................................................................2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bagaimana pengertian sikap profesional guru.............................................3

B. Bagaimana sasaran sikap profesional keguruan...........................................5

C. Bagaimana pengembangan sikap profesional guru.....................................7

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan ...............................................................................................16

B. Kritik dan Saran ........................................................................................16


DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................17
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada abad ke-21, dimana pengembangan sistem pendidikan merupakan salah satu

faktor utama dalam menilai keberhasilan pembangunan sebuah negara, fungsi dan peranan

guru juga ikut bergeser. Jika dulu guru hanya berperan sebagai pendidik, saat ini guru

dituntut untuk mengembangkan profesionalitasnya. Tidak hanya di lingkup belajar mengajar,

tetapi juga perlu turut berperan dalam mengembangkan dunia pendidikan dalam arti luas.

Di negara-negara maju, peranan seorang guru sudah memasuki era baru. Guru

dituntut untuk lebih profesional. Salah satunya adalah dengan diberlakukannya sistem

portofolio dan sertifikasi. Setiap guru dituntut untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga terus

menerus meningkatkan kapasitasnya, baik dari sisi keilmuan maupun dari sisi profesionalitas.

Hal ini tentu wajar karena dengan pesatnya perkembangan teknologi, kalau tanpa didukung

dengan ilmu-ilmu baru dan teknik pembelajaran yang lebih aplikatif, fungsi guru akan

termarjinalisasi di tengah pesatnya arus informasi1

Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru harus bekerja

secara profesional. Bekerja sebagai seseorang yang profesional berarti bekerja dengan

keahlian, dan keahlian hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus. Guru tentu telah

mengikuti pendidikan keahlian melalui lembaga kependidikan. Keahlian dalam pendidikan

ditandai dengan diberikannya setifikat atau akta mengajar2

B.     Rumusan Masalah

1 Nanang Priatna dan Tito Sukamto, Pengembangan Profesi Guru, PT Remaja Rosdakarya, Bandung,
2013, hlm. 13-14
2 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm. 42
Dari latar belakang masalah tersebut, dirumuskanlah permasalahan berikut :

1.      Bagaimana pengertian sikap profesional guru ?

2.      Bagaimana sasaran sikap profesional keguruan ?

3.      Bagaimana pengembangan sikap profesional guru ?

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Sikap Profesional Guru

Agus F. Tambayongdalam buku “Menjadi Guru Profesional” karyaMoh. Uzer

Usman menjelaskan bahwa pengertian guru profesional adalah orang yang memiliki

kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan

tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal, maka guru profesional

adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang di

bidangkan3

Guru sebagai pendidik professional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila

dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan

masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan perbuatan

guru itu sehari-hari, apakah memang ada yang patut diteladani atau tidak. Bagaimana guru

meningkatkan pelayanannya, meningkatkan pengetahuannya, memberi arahan dan dorongan

kepada anak didiknya, dan bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul

baik dengan siswa, teman-temannya serta anggota masyarakat, sering menjadi perhatian

masyarakat luas.

Walau segala perilaku guru selalu diperhatikan masyarakat, tetapi yang akan dibicarakan

dalam bagain ini adalah khusus perilaku guru yang berhubungan dengan peofesinya. Hal ini 

berhubungan dengan bagaimana  pola tingkah laku  guru yang berhubungan dengan itu akan

dibicarakan sesuai dengan sassarannya, yakni sikap profesional keguruan terhadap: peraturan

perundang-undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak didik, tempat kerja, pemimpin,

dan pekerjaaan4

3 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 14-15


4 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT
Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 42
B.      Karakteristik Guru Profesional

Guru profesional akan tercermin dalam penampilan pelaksanaan tugas-tugas yang

ditandai dengan keahlian baik materi maupun metode. Dengan keahliannya itu, seorang guru

mampu menunjukkan otonominya, baik pribadi maupun sebagai pemangku profesinya.

Di samping dengan keahliannya, sosok profesional guru ditunjukkan melalui tanggung

jawabnya dalam melaksanakan seluruh pengabdiannya profesional hendaknya mampu

memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta didik, orang tua,

masyarakat, bangsa negara dan agamanya. Guru profesional mempunyai tanggung jawab

sosial, intelektual, moral dan spiritual5

Sebagai ilustrasi profesionalitas guru berikut tampak perbandingan antara sikap

profesional dan sikap amatir (tidak profesional) yaitu:

PROFESIONAL AMATIR
Guru memandang tugas sebagai Guru memandang tugas semata-
bagian dari ibadah mata bekerja
Guru memandang profesi guru Guru memandang profesi guru
adalah mulia dan terhormat biasa saja
Guru menganggap kerja itu Guru memandang kerja itu hanya
adalah amanah mencari nafkah
Guru memandang profesi guru Guru memandang profesi guru
sebagai panggilan jiwa sebagai keterpaksaan
Guru menganggap kerja itu Guru memandang kerja itu beban
nikmat dan menyenangkan dan membosankan
Guru menganggap kerja itu Guru memandang kerja itu murni
sebagai bentuk pengabdian mencari penghasilan
Guru memiliki rasa / ruhul jihad Guru mengajar sekadar
dalam mengajarnya menggugurkan kewajiban
Guru mempelajari setiap aspek Guru amatir mengabaikan untuk

5 Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan

Mutu Pendidik di Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 2013, hlm.110


dari tugasnya mempelajari tugasnya
Guru akan secara cermat Guru amatir menganggap sudah
menemukan apa yang merasa cukup apa yang
diperlukan dan diinginkan diperlukan dan diinginkan
Guru memandang, berbicara Guru amatir berpenampilan dan
dab berbusana secara sopan dan berbicara semaunya
elegan
Guru akan menjaga lingkungan Guru amatir tidak memerhatikan
kerjanya selalu rapi dan teratur
lingkungan kerjanya
Guru bekerja secara jelas dan Guru amatir bekerja secaratidak
terarah menentu dan tidak teratur
Guru tidak membiarkan terjadi Guru amatir mengabaikan atau
kesalahan menyembunyikan kesalahan
Guru berani terjun kepada Guru amatir menghindari
tugas-tugas yang sulit pekerjaan yang dianggap sulit
Guru mengerjakan tugas secepatGuru amatir akan membiarkan
mungkin pekerjannya terbengkalai
Guru akan senantiasa terarah Guru amatir bertindak tidak
dan optimistic terarah dan pesimis
Guru akan memanfaatkan dana Guru amatir akan menggunakan
secara cermat dana tidak menentu
Guru bersedia menghadapi Guru amatir menghindari
masalah orang lain masalah orang lain
Guru menggunakan nada
Guru amatir menggunakan nada
emosional yang lebih tinggi emosional rendah seperti marah,
seperti antusias, gembira, penuh
sikap permusuhan, ketakutan,
minat, bergairah penyesalan, dan sebagainya
Guru akan bekerja sehingga Guru amatir akan berbuat tanpa
sasaran tercapai memedulikan ketercapaian
sasaran
Guru menghasilkan sesuatu Guru amatir menghasilkan
melebihi dari yang diharapkan sekadar memenuhi persyaratan
Guru menghasilkan sesuatu Guru amatir menghasilkan
produk atau pelayanan bermutu produk atau pelayanan dengan
mutu rendah
Guru mempunyai janji untuk Guru amatir tidak memiliki masa
masa depan depan yang jelas
M. Ngalim Purwanto dalam bukunya “Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis”

menyebutkan beberapa sikap dan sifat guru yang baik, yaitu :

a.       Adil

b.      Percaya dan suka kepada murid-muridnya

c.       Sabar dan rela berkorban

d.      Memiliki kewibawaan terhadap anak-anak

e.       Penggembira

f.       Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya

g.      Bersikap baik terhadap masyarakat

h.      Benar-benar menguasai mata pelajarannya

i.        Suka kepada mata pelajaran yang diberikannya

j.        Berpengetahuan luas6

2.      Sasaran Sikap Profesional Keguruan

a.       Sikap terhadap peraturan perundang-undangan

Pada butir Sembilan kode etik guru Indonesia disebutkan bahwa “guru melaksanakan

segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan”. Kebijakan pendidikan di Negara

kita dipegang oleh pemerintah, dalam hal ini oleh departemen pendidikan kebudayaan.

Dalam rangka pembangunan di bidang pendidikan di Indonesia, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan mengeluarkan ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan yang merupakan

kebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh aparatnya, yang meliputi antara lain

pembangunan gedung-gedung pendidikan, pemerataan kesempatan belajar antara lain dengan

melalui kewajiban belajar, peningkatan mutu pendidikan, pembinaan generasi muda dengan

menggiatkan kegiatan taruna dan lain-lain.

6 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung,
2011, hlm.143-148
Guru merupakan unsur aparatur negara dan abdi negara. Oleh karena itu, guru mutlak

perlu mengetahui kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan

sehingga dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan tersebut.

b.      Sikap terhadap organisasi profesi

Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai

sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukkan kepada kita betapa pentingnya

peranan organisasi sebagai wadah dan sarana pengabdian. PGRI sebagai organisasi profesi

memerlukan pembinaan, agar lebih berdaya guna sebagai wadah usaha untuk membawakan

misi dan memantapkan profesi guru. Keberhasilan usaha tersebut sangat bergantung kepada

kesadaran para anggotanya, rasa tanggung jawab dan keawajiban para anggotanya. Setiap

anggota harus memberikan sebagian waktunya untuk kepentingan pembinaan profesinya, dan

semua waktu dan tenaga yang diberikan oleh para anggota ini dikoordinasikan oleh para

pejabat organisasi tersebut, sehingga pemanfaatannya menjadi efektif dan efisien.

c.       Sikap terhadap teman sejawat

Dalam ayat 7 kode etik guru disebutkan bahwa “guru memelihara hubungan seprofesi,

semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial”. Ini berarti bahwa :(1) Guru hendaknya

menciptakan dan memelihara hubungan sesama guru dalam lingkungan kerjanya, dan (2)

Guru hendaknya menciptakan dan memelihara semangat kekeluargaan dan kesetiakawanan

sosial didalam dan diluar lingkungan kerjanya.

Dalam hal ini, Kode Etik Guru Indonesia menunjukkan kepada kita betapa pentingnya

hubungan yang harmonis perlu diciptakan dengan mewujudkan perasaan bersaudara yang

mendalam antara sesama anggota profesi.

d.      Sikap terhadap anak didik


Dalam kode etik guru Indonesia dengan jelas dituliskan bahwa “guru berbakti

membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa

pancasila”. Dasar ini mengandung beberapa prinsip yang harus dipahami oleh seorang guru

dalam menjalankan tugasnya sehari-hari yakni tujuan pendidikan nasional, prinsip

membimbing dan prinsip pembentukan manusia Indonesia seutuhnya.

e.       Sikap terhadap tempat kerja

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa suasana yang baik ditempat kerja akan

meningkatan produktivitas. Hal ini disadari dengan sebaik-baiknya oleh setiap guru, dan guru

berkewajiban menciptaka suasana yang demikian dalam lingkungannya. Untuk menciptakan

suasana kerja yang baik ini ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu: guru sendiri,hubungan

guru dengan orang tua dan masyarakat sekeliling.

f.       Sikap terhadap pemimpin

Sudah jelas bahwa pemimpin suatu unit atau organisasi akan mempunyai kebijaksanaan

dan arahan dalam memimpin organisasinya, dimana tiap anggota organisasi itu dituntut

berusaha untuk bekerja sama dalam melaksanakan tujuan organisasi tersebut. Maka, sikap

seorang guru terhadap pemimpin harus positif, dalam pengertian harus bekerja sama dalam

menyukseskan program yang sudah disepakati, baik disekolah maupun diluar sekolah.

g.      Sikap terhadap pekerjaan

Butir keenam dalam kode etik guru Indonesia berbunyi “guru secara pribadi dan bersama-

sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya”. Dalam butir

keenam ini dituntut kepada guru baik secara pribadi maupun secara kelompok, untuk selalu

meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Guru sebagaimana juga dengan profesi lainnya

tidak mungkin dapat meningkatkan mutu dan martabat profesinya bila guru itu tidak
meningkatkan atau menambah pengetahuan dan ketrampilannya, karena ilmu dan

pengetahuan yang menunjang profesi itu selalu berkembang sesuai dengan kemajuan zaman.

3.      Pengembangan Sikap Profesional

a.       Pengembangan Sikap Selama Pendidikan Prajabatan

Dalam pendidikan prajabatan, calon guru dididik dalam berbagai pengetahuan, sikap dan

keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaannya nanti. Karena tugasnya yang bersifat unik,

guru selalu menjadi panutan bagi siswanya dan bahkan bagi masyarakat sekelilingnya. Oleh

sebab itu, bagaimana guru bersikap terhadap pekerjaan dan jabatannya selalu menjadi

perhatian siswa dan masyarakat.

Pembentukan sikap yang baik tidak mungkin muncul begitu saja, tetapi harus dibina

sejak calon guru memulai pendidikannya di lembaga pendidikan guru. Berbagai usaha dan

latihan, contoh-contoh dan aplikasi penerapan ilmu, keterampilan dan bahkan sikap

profesional dirancang dan dilaksankan selama calon guru berada dalam pendidikan

prajabatan. Sering juga pembentukan sikap tertentu terjadi sebagai hasil sampingan (by

product) dari pengetahuan yang diperoleh calon guru. Sikap teliti dan disiplin, misalnya

dapat terbentuk sebagai hasil sampingan dari hasil belajar matematika yang benar, karena

belajar matematika selalu menuntut ketelitian dan kedisiplinan penggunaan aturan dan

prosedur yang telah ditentukan. Sementara itu tentu saja pembentukan sikap dapat diberikan

dengan memberikan pengetahuan, pemahaman dan penghayatan khusus yang direncanakan,

sebagaimana halnya mempelajari Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (F4)

yang diberikan kepada seluruh siswa sejak dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi.

b.      Pengembangan Sikap Selama dalam Jabatan

Pengembangan sikap profesional tidak berhenti apabila calon guru selesai mendapatkan

pendidikan prajabatan. Banyak usaha yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan sikap

profesional keguruan dalam masa pengabdiannya sebagai guru. Seperti telah disebut,
peningkatan ini dapat dilakukan dengan cara formal melalui kegiatan mengikuti penataran,

lokakarya, seminar atau kegiatan ilmiah lainnya, ataupun secara informal melalui media

massa televisi, radio, koran dan majalah maupun publikasi lainnya. Kegiatan ini selain dapat

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan, sekaligus dapat juga meningkatkan sikap

profesional keguruan.

BAB III

PENUTUP

D.    Kesimpulan

1.      Guru sebagai pendidik profesional mempunyai citra yang baik di masyarakat apabila

dapat menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan
masyarakat sekelilingnya. Masyarakat terutama akan melihat bagaimana sikap dan  perbuatan

guru itu sehari-hari.

2.      Sasaran sikap profesional keguruan, meliputi sikap terhadap peraturan perundang-

undangan, organisasi profesi, teman sejawat, anak didik, tempat kerja, pemimpin dan

pekerjaan

3.      Sebagai jabatan yang harus dapat menjawab tantangan perkembangan masyarakat,

jabatan guru harus selalu dikembangkan dan dimutakhirkan. Dalam bersikap guru harus

selalu mengadakan pembaruan sesuai dengan tuntutan tugasnya. Pengembangan sikap

professional ini dapat dilakukan, baik selagi dalam pendidikan prajabatan maupun setelah

bertugas (dalam jabatan)

Daftar Pustaka

Ali Mudlofir.Pendidik Profesional: Konsep. Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu

Pendidik di Indonesia. Rajawali Press.:Jakarta. 2013

Hamzah B. Uno. Profesi Kependidikan. Bumi Aksara:Jakarta. 2008


M. Ngalim Purwanto.Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. PT. Remaja Rosdakarya:Bandung. 2011

Moh. Uzer Usman.Menjadi Guru Profesional.PT Remaja Rosdakarya:Bandung. 2002

Nanang Priatna dan Tito Sukamto. Pengembangan Profesi Guru. PT Remaja Rosdakarya:Bandung.

2013

Soetjipto dan Raflis Kosasi.Profesi Keguruan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dan PT

Rineka Cipta: Jakarta. 1999

[1] Nanang Priatna dan Tito Sukamto, Pengembangan Profesi Guru, PT Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2013, hlm. 13-14

[2] Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, Bumi Aksara, Jakarta, 2008, hlm. 42

[3]Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional,PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002,

hlm. 14-15

[4] Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

dan PT Rineka Cipta, Jakarta, 1999, hlm. 42

[5] Ali Mudlofir, Pendidik Profesional: Konsep, Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan

Mutu Pendidik di Indonesia, Rajawali Press, Jakarta, 2013, hlm.110

[6]Ibid, hlm.111

[7] M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT. Remaja Rosdakarya,

Bandung, 2011, hlm.143-148

[8] Soetjipto dan Raflis Kosasi, Op.Cit,  hlm.43

[9]Ibid, hlm.44-45

[10]Ibid, hlm.47

[11]Ibid, hlm.48

[12]Ibid, hlm.51
[13]Ibid, hlm.52

[14]Ibid, hlm.53

[15]Ibid, hlm.54

[16]Ibid, hlm.55

Anda mungkin juga menyukai