MAKALAH
Oleh:
NIM: 80200219016
PASCASARJANA
MAKASSAR
2020
i
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain rasa syukur atas kehadirat Allah SWT
atas rahmat, kesehatan dan kesempatan yang diberikan kepada penulis, dan atas pertolongan-
penulis panjatkan syukur atas segala rahmat-Nya. Segala puji hanya bagi-Mu, Ya Allah.
Salam dan shalawat penulis curahkan kepada junjungan kita Nabiullah Muhammad SAW,
Akhirnya hanya kepada Allah jualah penulis serahkan segalanya, semoga semua
pihak yang membantu penyusun mendapat pahala di sisi Allah swt, serta semoga makalah ini
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 2
C. Tujuan....................................................................................... 2
A. Kesimpulan............................................................................... 17
B. Saran.......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Seorang guru dijuluki sebagai sosok “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.Dalam konsep
pendidikan tradisional Islam, posisi guru begitu terhormat. Guru diposisikan sebagai orang
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar-mengajar, yang
ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang
pembangunan. Oleh karena itu, guru yang merupakan salah satu unsur di bidang
kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai
Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung
jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau taraf kematangan tertentu.
Karena dalam kenyatannya tidak semua pekerjaan yang di lakukan orang atau
masyarakat dapat disebut sebagai profesi. Namun hanya pekerjaaan-pekerjaan yang mmenuhi
kriteria-kriteria tertentu saja yang dapat di katakana sebagai profesi dan tidak semua
pekerjaan dikatakan sebagai profesi. Tidak hanya itu karena dalam sebuah profesi itu juga
ada sebuah norma-norma yang mengikat yang sering disebut sebagai kode etik profesi.
Dengan adanya etika profesi atau kode etik guru diharapkan menjadi guru yang professional.
Guru yang professional adalah guru yang melakukan pekerjaan yang sudah dikuasai atau
1
Ngainun Naim, Menjadi Guru Inspiratif, (Yogyakarta: P[ustaka Pelajar, 2008), hal. 1-5.
1
telah dibandingkan baik secara konsepsional secara teknik atau latihan. Dari keterangan di
atas tersebut maka dapat dikatakan bahwa profesional guru adalah seperangkat fungsi dan
tugas dalam lapangan pendidikan dalam latihan khusus di bidang pekerjaannya dan mampu
Sebenarnya guru memiliki peran yang unik dan sangat kompleks di dalam proses
Oleh karena itu, setiap rencana kegiatan guru harus dapat didudukan dan dibenarkan semata-
mata demi kepentingan siswa, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.
Kalau kita berbicara tentang kepemimpinan pendidikan, pada umumnya akan tertuju
pada peran dan tugas seorang kepala sekolah. Pemahaman dan persepsi seperti ini bisa
dimaklumi karena hampir sebagian besar penelitian dan literatur yang membahas tentang
sekolah. Sementara penelitian dan literatur yang mengkaji secara spesifik tentang
kepemimpinan guru tampaknya masih relatif terbatas. Lantas, apa Kepemimpinan Guru
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta
didik, dan lingkungannya (Sudarwan Danim, 2011: 5). Guru adalah pendidik profesional
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah (Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Sebagai salah satu profesi resmi, kedudukan guru memerlukan keahlian khusus.Jenis
pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar bidang pekerjaannya.
Dalam pendidikan guru sangatlah penting untuk menunjang jalannya suatu proses
pendidikan. Tanpa adanya seorang guru maka pendidikan tidak bisa terealisasilkan.Seorang
guru haruslah bisa menjadi penggerak berjalannya pendidikan.Oleh karena itu, maka di
2
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Guru
seorang guru bukan sekedar mengajar dan berdiri di depan kelas, melainkan seorang yang
mampu menjadi seorang pendidik. Guru adalah manusia yang rela menyumbangkan sebagian
besar waktunya untuk berbagi ilmu kepada semua anak didiknya. Guru bertanggung jawab
terhadap perkembangan anak didik dengan tetap berusaha mengupayakan seluruh potensi
Guru merupakan manusia yang paling bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak
didik, mengubah segala bentuk perilaku dan pola piker mnusia, membebaskan manusia dari
terbelenggu kebodohan.
Guru merupakan ujung tombak pelaksana pendidikan sekolah. Maju mundurnya kualitas
pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas guru.untuk memperoleh murid dengan sumber
daya manusia yang tinggi maka dibutuhkan guru yang memiliki sumber daa manusia yang
tinggi pula.
tetapah merupakan titik sentral dalam keterlaksanaan pendidikan. Tanpa guru, proses
pedidikan akan timpang bahkan tidak terarah. Manusia tidak akan dapat membedakan mana
yang baik dan mana yang buruk, karena mereka tidak mendapat bimbingan dari guru.2
2. Pengertian Pembelajaran
2
Siti Suwadah, Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna, (Bandung: ALFABETA, 2011), hal. 1-3.
4
Pembelajran adalah “proses interaksi manusiawi yang ditandai keseimbanagn kedaulatan
sebjek didik dan kewibawaan pendidik” (T. Raka Joni). Sedangkan Driyakarya menjelaskan
segala kodrat yang ada pada anak untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan” (Ko Hajar
Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 2 ayat (1) berbunyi “Guru mempunyai kedudukan
sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikn menengah, dan
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikanformal yang diangkat sesuai dengan
guru yang berbunyi: “Kedudukan guru sebagi tenga profesional sebagaimana dimaksud
dalam pasa 2 ayat (1) berfungsi meningkatkan martabat dan peran guru sebagai agen
Penjelasan pasal 4 dalam undang-undang ini menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan
guru sebagai agen pembelajaran (learning agent) adalah peran guru antara lain sebagai
fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi
peserta didik.
Guru memang seorang “pendidik”, sebab dalam pekerjaanya ia tidak hanya “mengajar”
seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru juga melatih beberapa keterampilan dan
terutama sikap mental anak didik. “Mendidik” sikap ental seseorang tidak cukup hanya
Sebagai seorang pendidik, guru harus memenuhi beberapa syarat khusus. Untuk mengajar ia
dibekali dengan berbagai ilmu keguruan sebagai dasar, disertai pula seperangkat latihan
keterampilan keguruan, dan pada kondisi itu pula, ia belajar memersonalisasikan beberapa
5
Seorang guru menjadi pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing. Sebagai contoh guru
yang berfungsi sebagai “pendidik” dan “pengajar” seringkali akan melakukan pekerjaan
sebagainya. Jadi yang jelas dalam proses pendidikan kegiatan “mendidik”, “mengajar”, dan
Membimbing dalam hal ini dapat dikatakan sebagai kegiatan menuntun anak didik
dalam perkembangannya dengan jalan memberikan lingkungan dan arah yang sesuai dengan
tujuan pendidikan.Sebagai pendidik, guru harus berlaku membimbing, dalam arti menuntun
sesuai dengan kaidah yang baik dan mengarahkan perkembanagn anak didik sesuai dengan
tujuan yang dicita-citakan, termasuk dalam hal ini, yang penting ikut memecahkan persoalan-
ersoalan atau kesulitan yang dihadapi anak didik.Dengan demikian, diharapkan dapat
menciptakan perkembangan yang lebih baik pada diri siswa, baik perkembangan fisik
maupun mental.
Pendidikan adalah usaha pendidik memimpin anak didik, secara umum untuk mencapai
perkembanagn menuju kedewasaan jasmani maupun rohani, dan bimbingan adalah usaha
pendidik memimpin anak didik dalam arti khusus misalnya memberikan dorongan atau
motivasi dan mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi anak didik. Hal ini susuai dengan
Pekerjaan professional akan senantiasa menggunakan teknik dan procedur yang berpijak pada
landasan intelektual yang harus dipelajari secara sengaja, terencana dan kemudian
Kompetensi seorang guru sebagai tenaga profeional kependidikan, ditandai dengan serentetan
berikut:
4
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), hal.125
6
a. Diakui oleh masyarakat dan layanan ynag diberikan hanya dikerjakan oleh pekerja yang
b. Memiliki sekumpulan bidang ilmu pengetahuan sebagai landasan dari sejumlah teknik dan
prosedur yang unik. Sebagai contoh misalnya profesi di bidang kedokteran, harus pula
c. Diperlukan perisapan yang sengaja dan sistematis, sebelum orang itu dapat melaksanakan
pekerjaan professional.
d. Memiliki mekanisme untuk menyaring sehingga orang yang berkompeten saja yang
diperbolehkan bekerja.
Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi professional guru sebagai tenaga professional
kependidikan, yaitu:
dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu mengelola
b. Guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen
terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru diharapkan memiliki pengetahuan,
kecakapan, dan keterampilan serta sikap ynag tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus
c. Guru sebagai developer. Guru harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas
perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh ke depan dalam menjawab
Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang mampu meletakkan posisi guru
dengan tepat sehingga guru dapat memainkan perannya sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik.Sebagai fasilitator, guru tidaklah mengajar, tetapi melayani peserta didik untuk
belajar.Sebagi motivator, guru mendrong peserta didik untuk belajar.Sebagai pemacu, guru
5
Ravik Karsidi, Sosiologi Pendidikan, (Surakarta: UNS Press, 2008), hal. 71.
7
perekayasa, guru manfaatkan segala media dan sumber belajar agar peserta didik mencapai
kompetensi yang telah ditentukan.Sebagai pemberi inspirasi, guru mengubah pandangan dan
1. Pengertian kepemimpinan
(yaitu pemimpin atau leader) untuk mempengaruhi orang lain (yaitu yang dipimpin
spokesman of the group. Pada tugas yang pertama seorang pemimpin harus dapat
mengkonstruksi struktur dari situasi yang dihadapi kelompoknya secara jelas agar para
anggotanya dapat memahami situasi yang dihadapi mereka dan pada gilirannya
mampu memberi penyikapan dan melakukan tindakan yang tepat. Tugas kedua yang
mencapai tujuan-tujuannya, maka semua orang yang ada di dalamnya harus berjalan
atau melakukan aktivitas yang mengarah pada tujuan-tujuan tersebut. Sehingga apabila
ada anggota kelompok yang ke luar jalur, maka tugas pemimpinlah yang ‘menyadarkan’
Tugas ketiga dari pemimpin adalah menjadi juru bicara dari kelompoknya mengenai
apa yang dibicarakan oleh pemimpin pada pihak lain itu haruslah merupakan gambaran
8
(2001: 252) menyebutkan sejumlah fungsi kepemimpinan, yakni: perencanaan, pemikir,
bahwa untuk dapat menjalankan fungsi-fungsi tersebut, pemimpin haruslah memiliki tiga
keterampilan, yaitu: 1) technical skills (penguasaan organisasi mulai dari prosedur kerja
menjelaskan keadaan rumit ke dalam bentuk yang mudah dipahami oleh anggota
kelompoknya), 3human skills (hubungan sosial dan bekerja sama, dan lain-lai .).
Mengajar bukan hanya persoalan pengetahuan yang mumpuni, mengajar juga harus rela
untuk menjadi fasilitator yang baik bagi siswanya. Menjadi fasilitator tentu tidak hanya
bersikap inklusif terhadap perbedaan yang terdapat pada siswa, tetapi secara lebih praktis
guru juga mampu memfasilitasi proses belajar-mengajar menjadi lebih menyenangkan. Ini
bisa dilakukan dengan menyajikan berbagai media pembelajaran, mampu memahami proses
pengorganisasian media, dan merancang media dengan baik. Sebagai fasilitator guru juga
dituntut untuk memahami dan mengembangkan media pembelajaran sebagai bahan untuk
Sebagai fasilitator guru harus mengembangkan pembelajaran aktif. Pembelajaran seperti ini
akan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. ada empat komponen
utama pembelajaran aktif yang harus dipahami guru, yaitu pengalaman, komunikasi,
6
Barnawi dan Mohammad Arifin, Etika dan Prifesi Kependidikan, (Jogjakarta: AR-RUZZ MEDIA, 2012),
hal. 69-70.
9
Sebagai inspirator guru harus dapat memberikan inspirasi atau petunjuk yang baik
bagi kemajuan siswa. Guru harus memberikan petunjuk kepada siswa bagaimana cara belajar
yang baik, media apa yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran, sehingga hal tersebut
akan melahirkan sebuah inspirasi dan dalam diri siswa tersebut untuk terus belajar guna
meraih prestasi. Maka dari itu kita sebagai calon pendidik harus berkepribadian baik,
religious, bermoral dan bermartabat agar peserta didik dapat menginspirasi kita sebagai
pendidiknya.
Namun dalam dunia pendidikan peran guru sangatlah penting selain nilai – nilai diatas
guru pun harus mempunyai menjadi guru kreatif, menjadi seorang guru yang kreatif saat ini
tampaknya sudah menjadi suatu keharusan. Sebab, guru yang kreatif akan mampu
menciptakan proses pembelajaran yang memudahkan peserta didik menerima materi yang
disampaikan dengan proses yang menyenangkan. Selain itu, kreatifitas adalah salah satu
Ngainun Naim, dalam bukunya “Menjadi Guru Inspiratif “ menjelaskan bahwa guru
adalah orang yang mengantarkan seseorang untuk mencapai kemulian. Guru begitu memiliki
peranan penting dalam proses belajar siswa. Guru juga harus bisa memberikan pencerahan
bagi siswanya dan mampu melahirkan siswa yang tangguh, siap menghadapi aneka tantangan
sekaligus memberi perubahan yang hebat bagi kehidupannya “Pencerahan itu pasti lahir dari
guru yang inspiratif. Guru inspiratif adalah guru yang memiliki orientasi jauh lebih luas.
Guru inspiratif memilih melakukan tindakan yang sangat strategis, yaitu bagaimana ia
Lanjut Ngainun, guru inspiratif tidak hanya melahirkan daya tarik dan spirit
perubahan terhadap diri siswanya dari aspek diri pribadinya semata, tetapi ia juga harus
Penciptaan pola yang inspiratif akan semakin memperkukuh karakter dan sifat
inspiratif yang ada pada diri guru. Perpaduan keduanya yaitu karakter diri guru dan suasana
mengkristalkan dan membangun energi perubahan positif dalam diri setiap siswa. Tambah
10
Ngainun, dalam usaha untuk menciptakan iklim pembelajaran yang inspiratif, aspek paling
utama yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana guru mampu untuk menarik dan
mendorong minat siswa untuk tenang dan menyukai terhadap pelajaran. “Penciptaan suasana
pembelajaran yang inspiratif sangat penting artinya untuk semakin mengukuhkan dan
mendukung kekuatan inspiratif yang bersumber dari diri pribadi guru. Dua aspek ini: pribadi
guru dan suasana pembelajaran, pada gilirannya akan mampu mengakumulasikan potensi
dalam diri para siswanya untuk semakin meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya.
Salah satu ciri guru kreatif adalah selalu terbuka dengan gagasan atau kemungkinan
baru. Dia aktif mencari dan mengembangkan gagasan atau cara yang berbeda untuk
selalu bertanya dan mencari terus menerus tentang yang dia lihat dan lakukan dalam
pembelajaran. Dengan demikian, dia akan terus berkembang dan tidak menganggap segala
sesuatu sudah semestinya dilakukan melainkan akan menghasilkan cara yang lebih baik
Guru kreatif akan selalu mencari banyak solusi dan alternatif. Dia akan mengembangkan
kreativitas dan imajinasi yang dia punya untuk meningkatnya kualitas pembelajaran.7
Ciptakan model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Seorang guru yang kreatif
akan selalu berpatokan pada ‘Learning is fun’. Dia akan selalu menciptakan model dan
metode pembelajaran yang menyenangkan sehingga anak didiknya merasa tertarik tentang
apa yang dia sampaikan dan tidak merasa jenuh dalam kegiatan belajar
BAB III
KESIMPULAN
7
Rudi Hartono, Ragam Model Mengajar yang Mudah Diterima Murid, (Jogjakarta, DIVA Press, 2014),
hal. 12-13.
11
Seorang guru menjadi pendidik berarti sekaligus menjadi pembimbing. Sebagai contoh guru
yang berfungsi sebagai “pendidik” dan “pengajar” seringkali akan melaukan pekerjaan
sebagainya. Jadi yang jelas dalam proses pendidikan kegiatan “mendidik”, “mengajar”, dan
Kompetensi seorang guru sebagai tenaga profeional kependidikan, ditandai dengan serentetan
Secara garis besar ada tiga tingkatan kualifikasi professional guru sebagai tenaga professional
kependidikan, yaitu:
kecakapan dan keterampilan serta sikap yang lebih mantap dan memadai sehingga mampu
b. Guru sebagai innovator, yakni sebagai tenaga kependidikan yang memiliki komitmen
terhadap upaya perubahan dan reformasi. Para guru diharapkan memiliki pengetahuan,
kecakapan, dan keterampilan serta sikap ynag tepat terhadap pembaharuan dan sekaligus
c. Guru sebagai developer. Guru harus memiliki visi keguruan yang mantap dan luas
perspektifnya. Guru harus mampu dan mau melihat jauh ke depan dalam menjawab
Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 2 ayat (1) berbunyi “Guru mempunyai kedudukan
sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikn menengah, dan
pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan
dimaksud dalam pasa 2 ayat (1) berfungsi meningkatkan martabat dan peran guru sebagai
12
Memnjadi seorang guru, guru harus memberikan teladan yang baik bagi siswa selain
itu guru juga di tuntut mengajar bukan hanya persoalan pengetahuan yang mumpuni,
mengajar juga harus rela untuk menjadi fasilitator yang baik bagi siswanya. Menjadi
fasilitator tentu tidak hanya bersikap inklusif terhadap perbedaan yang terdapat pada
siswa, tetapi secara lebih praktis guru juga mampu memfasilitasi proses belajar-
merancang media dengan baik. Sebagai fasilitator guru juga dituntut untuk memahami
pada siswa.
B. SARAN
Sebagai seorang calon guru atau sudah menjadi guru, sebaiknya kita lebih
mengenal lagi tujuan kita jadi guru. Karena guru merupakan bukan hanya sebagai suatu
pekerjaan biasa namun merupakan suatu profesi yang mempunyai tanggungjawab yang
besar bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu kedudukan guru dalam kepemimpinan
bealajar sebaiknya dipahami oleh setiap calon guru atau guru itu sendiri.
13
DAFTAR PUSTAKA
AR-RUZZ MEDIA.
Indonesia.
Persada.
ALFABETA.
14