Anda di halaman 1dari 17

PRINSIP-PRINSIP SITUATIONAL PEMBELAJARAN DAN SISTEM-

SISTEM UMUM METODE PEMBELAJARAN

Tugas Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Teori Pembelajaran

Oleh:
SOPYAN H
NIM. 80200218041

: Dosen Pengampu:

1. Dr. H. Wahyuddin Naro, M.Hum.


2. Dr. Saprin, M.Pd.I.

PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020

1
2

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, ungkapan puji syukur atas kehadirat Allah Swt. Berkat rahmat

dan ridha-Nya sematalah sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan

dengan baik, serta sesuai dengan target waktu yang diberikan. Salam serta shalawat

tak lupa dihaturkan kepada junjungan Nabi tercinta Muhammad Saw., seorang

manusia mulia yang telah banyak mengajarkan akan kerja keras, pantang menyerah,
melalui sunnah-nya. Sehingga memberikan motivasi tersendiri bagi penulis dalam

menghadapi setiap tantangan kehidupan.

Makalah ini berjudul “Prinsip-Prinsip Situational Pembelajaran Dan Sistem-

Sistem Umum Metode Pembelajaran” ini merupakan tugas yang terstruktur dari mata

kuliah teori pembelajaran yang diajarkan oleh dosen Bapak Dr. H. Wahyuddin Naro,

M.Hum. dan Bapak Dr. Safrin, M.Pd, bagi kami selaku penulis merasa sangat

berterima kasih kepada beliau, karena melalui penugasan ini, penulis terpacu untuk

meningkatkan wawasan maupun kemampuan, khususnya dalam memahami secara

komprehensif tentang teori pembelajaran.

Besar harapan penulis, dalam makalah ini dapat memberikan manfaat yang

berlimpah bagi pembaca sekalian. Tak ada hal yang sempurna, khususnya dalam

penyusunan makalah, tentu pembaca akan menemui banyak kekurangan. Oleh

karenanya, kritik maupun saran yang membangun juga sangat dibutuhkan penulis dari

pembaca sekalian. Terimakasih.

Makassar, 15 Oktober 2020

Penulis
3

DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................6
A. Perinsip Situasional Pembelajaran...............................................................6
1. Definisi situasional pembelajaran..........................................................6
2. Aspek-aspek pendukung situasional pembelajaran................................6
B. Sistem-sistem umum metode pembelajaran.................................................9
1. Memahami makna sistem pembelajaran................................................9
2. Identifikasi jenis-jenis umum metode pembelajaran............................10
a. Metode ceramah.........................................................................................10
b. Metode diskusi ..........................................................................................11
c. Metode demonstrasi...................................................................................12
d. Metode tanya jawab...................................................................................12
e. Metode simulasi.........................................................................................13
f. Metode penugasan......................................................................................13
g. Metode presentasi.......................................................................................14
BAB III Penutup................................................................................................15

A. Kesimpulan.................................................................................................15

B. Saran...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan peserta didik. Konsepnya

bahwa bila guru bertindak sebagai pengajar, maka diharapkan peserta didik belajar.

Dalam kegiatan pembelajaran ditemukan hal-hal berikut; guru telah mengajar dengan

baik, ada peserta didik yang giat belajar, dan ada juga peserta didik yang pura-pura

belajar, bahkan ada peserta didik yang tidak belajar. Dalam posisi ini, sebagai seorang

guru tentu akan kebingungan menghadapi keadaan peserta didik.

Tentunya seorang guru harus memahami keadaan atau situasi dalam

lingkungan belajar. Apabila menginginkan situasi pembelajaran yang kondusif dan

efektif, maka lakukanlah berbagai cara untuk menciptakan keadaan tersebut. Guru

juga wajib memperhatikan lingkungan di sekitar peserta didik, karena jika ruang

kelas yang dipakai untuk proses belajar kotor dan tidak nyaman, maka akan

menghambat proses tersaringnya ilmu pengetahuan pada diri anak.

Sebagai seorang pendidik juga yang tugasnya untuk menyajikan ilmu

pengetahuan kepada peserta didiknya, disampaikan sesuai dengan metode yang telah

dirumuskan terlebih dahulu, serta yang paling penting adalah metode tersebut harus

sesuai dengan karakteristik peserta didik dalam memahami pengetahuan.

Seorang guru juga harus mampu mengelola kelas dengan baik, terutama

dalam hal merumuskan bahan ajar yang akan disampaikan, sehingga mampu untuk

menyusun penilaian peserta didik. Hal tersebut dapat berjalan dengan baik apabila

oleh setiap guru/pendidik telah mempersiapkan strategi dan metode pembelajaran

yang sesuai dengan prinsip-prinsip situasi pembelajaran, sehingga terwujudnya


5

tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.

Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk menciptakan, menyiapkan

kondisi maupun situasi yang baik, agar peserta didik bersemangat dalam menerima

pelajaran. Ilmu yang anak didik dapatkan dari sekolah akan ia ingat selalu apabila

situasi pembelajarannya menyenangkan.

Terkait penjelasan di atas, maka perlu untuk pembahas secara mendalam

mengenai prinsip-prinsip situasional pembelajaran dan untuk melengkapi

pembahasan tentang prinsip tersebut, maka diperlukan bahasan mengenai sistem-

sistem umum daripada metode pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, menghasilkan rumusan

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana prinsip-prinsip situasional pembelajaran?

2. Bagaimana sistem-sistem umum metode pembelajaran?

C. Tujuan Pembahasan

1. Untuk mengetahui dan memahami prinsip-prinsip situasional pembelajaran.

2. Untuk mengetahui dan memahami sistem-sistem umum metode

pembelajaran.
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip-Prinsip Situasional Pembelajaran

1. Definisi Situasional Pembelajaran

Seperti yang kita pahami sebelumnya bahwa situasi itu sama halnya dengan

suatu keadaan tertentu, sementara pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dengan sumber belajarnya pada suatu lingkungan belajar yang

meliputi guru dan peserta didik yang saling bertukar informasi. Persamaan penafsiran

mengenai definisi pembelajaran ini pula diperkuat dengan pendapat Syaiful Sagala

yang mengatakan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi dua arah, mengajar

dilakukan oleh pihak guru kedudukannya sebagai pendidik, sedangkan belajar

dilakukan oleh peserta didik.1

Berdasarkan uraian di atas, menghadirkan penafsiran tentang situasi

pembelajaran, yang berarti situasi pembelajaran dimaksud adalah suatu keadaan

yang mana terjadinya aktivitas pengetahuan dan pengalaman dari hasil saling

bertukar informasi antara pendidik dan peserta didik dengan melalui berbagai proses

pengolahan mental. Ini sejalan dengan pendapat Gagne yang mendefinisikan bahwa

situasi pembelajaran adalah keadaan di mana terjadi aktivitas saling bertukar

informasi pengetahuan dan pengalamannya antara pendidik dan peserta didik dan

menghasilkan suatu perubahan perilaku pada peserta didik setelah ia ditempatkan

pada situasi tersebut.

2. Aspek-aspek Pendukung Situasional Pembelajaran

1
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Cet.VIII; Bandung: Alfabeta, 2010), h.
61.
7

Menurut Tessie Setiabudi dan Joshua Maruta dalam bukunya Cerdas

Mengajar yang dipaparkan oleh Bimba bahwa: Anak Anda Belajar dengan 13 Kiat

Jitu, untuk menghasilkan situasi pembelajaran yang efektif maka perlu

memperhatikan tiga hal, yakni aspek internal, aspek eksternal dan lingkungan.2

a. Aspek Internal

Hal pertama yang perlu diperhatikan ialah aspek internal yang mana masuk

dalam ranah fisik, artinya aspek-aspek yang ada dalam diri pendidik dan peserta

didik, mencangkup fisiknya, mental dan emosionalnya. Pertama: fisik misalnya guru

maupun peserta didik harus memiliki tubuh yang segar karena akan lebih mudah

fokus dalam proses belajar mengajar, sedangkan apabila tubuh terasa lelah,

mengantuk maka akan menghambat kosentrasi dalam hal belajar mengajar.

Kemudian mengenai rentang waktu kosentrasi, yang mana di sini fokuskan pada

kemampuan peserta didik, pada umumnya anak-anak mampu berkosentrasi

maksimal sampai 20 menit, lebih dari itu mereka cenderung sudah bosan dan sulit

berkosentrasi.3

Kedua: mental dan emosional, yaitu berupa suasana hati yang baik akan

berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran, peserta didik akan berhasil dalam

belajarnya, dan pendidik akan berhasil dalam menyampaikan materi pelajarannya.

Kemudian bebas dari ketegangan psikologis, yang apabila menginginkan situasi

pembelajaran yang kondusif maka peserta didik maupun guru diharapkan untuk bebas

dari ketegangan psikologis. Berikutnya bebas dari ancaman, terfokus pada situasi

2
Bimba-AIUEO,https://bimba-aiueo.com/menciptakan-kondisi-belajar-kondusif-2/,(diakses
April 2020)
3
Bimba-AIUEO,https://bimba-aiueo.com/menciptakan-kondisi-belajar-kondusif-2/,(diakses
April 2020)
8

belajar peserta didik yang apabila seorang anak merasa nyaman dalam belajar tanpa

ancaman dan paksaan dari orang tua yang mengharuskan untuk belajar ini dan itu,

maka anak tersebut akan belajar dengan sendirinya sebab dia paham bahwa belajar itu

perlu dan akan melakukannya dengan hati gembira.4

b. Aspek Eksternal

Aspek eksternal ini merupakan aspek dari luar diri pendidik dan peserta

didik, namun aspek ini sama halnya dengan aspek internal yang yang juga turut

memberikan kenyamanan dan situasi kondusif dalam proses pembelajaran yang

berlangsung. Beberapa hal yang mencangkup aspek eksternal antara lain; sarana

utama, misalnya meja dan kursi yang bersih dan nyaman, ruang kelas yang memadai,

buku pelajaran yang dibutuhkan tersedia, penerangan yang cukup. Terdapat juga

sarana pendukung, misalnya dalam lingkungan belajar yang kondusif itu memerlukan

alat-alat atau sarana pendukung seperti papan tulis, papan mading, komputer dan

printer, dan lain sebagainya 5

c. Aspek Lingkungan

Lingkungan yang bersih dan nyaman akan memberikan sensasi tersendiri

dalam proses pembelajaran. Pada aspek lingkungan ini antara lain; temperatur ruang

belajar yang nyaman, bebas gangguan atau distraksi, belajar tidak harus selalu

diruang tertutup, yang paling utama adalah lingkungan di sekitar kita aman, nyaman

dan tentram.6
4
Bimba-AIUEO,https://bimba-aiueo.com/menciptakan-kondisi-belajar-kondusif-2/,(diakses
April 2020)
5
Bimba-AIUEO,https://bimba-aiueo.com/menciptakan-kondisi-belajar-kondusif-2/,(diakses
April 2020)
6
Bimba-AIUEO,https://bimba-aiueo.com/menciptakan-kondisi-belajar-kondusif-2/,(diakses
April 2020)
9

Selain ketiga aspek di atas, beberapa hal yang memberi kontribusi untuk

menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif agar tujuan pembelajaran tercapai

anatara lain:

1) Desain pembelajarannya. Seels dan Richey dalam buku Muhammad Yaumi,

mendefinisikan bahwa desain adalah proses untuk menentukan kondisi

belajar.7

2) Strategi pembelajaran. Ini merupakan hal penting pendukung situasi belajar

mengajar. Strategi pembelajaran merupakan serangkaian rencana kegiatan

yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3) Metode pembelajaran. Harus memperhatikan materi apa yang akan

disampaikan, kemudian menentukan metodenya.8

Prinsip dari situasional pembelajaran hakikatnya adalah suatu proses yang

menciptakan situasi pembelajaran yang efektif dan efisien, maka perlu pijakan

seperti beberapa aspek pendukung sebelumnya telah diuraikan.

B. Sistem-Sistem Umum Metode Pembelajaran

1. Memahami Makna Sistem Metode Pembelajaran

Sistem umum metode pembelajaran merupakan sebuah rangkaian dari

beberapa kata yang digabungkan menjadi satu. Dari setiap kata tersebut secara

bahasa dan istilah memliki makna tersendiri dan secara independen dapat dibentuk

satu makna yang utuh. Untuk itu sebelum dilakukan pembahasan tentang sistem-

sistem umum metode pembelajaran, perlu ditelusuri makna dari setiap kata, yaitu

makna sistem, dan makna metode pembelajaran.


7
Muhammad Yaumi, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan dengan Kurikulum
2013 (Cet. V; Jakarta: Kencana, 2017), h. 5.
8
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Cet. III; Bandung: PT Remaja Rosdakarya) h. 181.
10

Sistem secara istilah merupakan kumpulan hal-hal yang digabungkan ke

dalam suatu keseluruhan yang konsisten karena saling terkait, dan setiap tatanannya

pasti terdapat komponen-komponen yang saling mendukung agar terjadinya prinsip

kinerja yang efektif dan efisien.9

Beralih pada makna metode pembelajaran, yaitu cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan rencana yang tersusun sejak awal dalam kegiatan

pembelajaran, agar mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Hal ini berarti

metode pembelajaran digunakan untuk merealisasikan strategi pembelajaran yang

telah ditetapkan.10

Lebih lanjut jika kedua kata yaitu sistem dan metode pembelajaran

dikombinasikan menjadi satu yaitu ‘sistem metode pembelajaran’ maka dapat

ditarik garis lurus bahwa kata sistem metode pembelajaran bermakna rangkaian

beberapa komponen atau unsur-unsur ilmu (cara/metode) yang saling membantu

dalam proses pembelajaran, demi tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2. Identifikasi Jenis-jenis Umum Metode Pembelajaran

Jenis-jenis metode pembelajaran yang umum digunakan dalam proses

pembelajaran, antara lain:

a. Metode ceramah. Metode ini merupakan cara yang digunakan dalam

mengembangkan proses pembelajaran melalui cara penuturun (lecturer). Dalam

proses pembelajaran, guru biasanya belum merasa puas jika tidak melakukan

ceramah, sebab metode ceramah identik dengan strategi pembelajaran

9
Rifki Amin, Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum
(Cet. I; Yogyakarta, 2014), h. 34.
10
Ali Mudlofir & Evi Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik (Cet.
VII; Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017), h. 105.
11

ekspositori, metode ceramah merupakan cara yang digunakan untuk

mengimplementasikan strategi tersebut. Perlu juga untuk mengetahui kelebihan

dan kekurangan dari metode ceramah ini, adapun kelebihannya antara lain:

1) Metode ini merupakan cara yang murah sekaligus mudah untuk dilakukan.

2) Menyajikan materi pelajaran yang luas.

3) Organisasi kelas dapat diatur lebih sederhana.

4) Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan.

Di samping kelebihan, pasti ada kekurangan metode ceramah ini, antara lain:

1) Materi yang dikuasai peserta didik sebagai hasil dari ceramah tentu akan

terbatas pada apa yang dikuasai guru saja.

2) Metode ini tidak disertai dengan peragaan, sehingga bisa saja menimbulkan

terjadinya verbalisme.

3) Metode ini sering dianggap sebagai cara yang membosankan, apalagi seorang

guru yang kurang memiliki kemampuan tutur kata yang baik.

4) Metode ini tidak menjamin seluruh peserta didik akan memahami apa yang

sudah dijelaskan oleh guru.11

b. Metode diskusi. Metode ini merupakan percakapan ilmiah yang responsif antara

peserta didik satu dengan lainnya, misalnya dalam suatu kelompok diskusi yang

telah ditetapkan yang berisikan pertukaran pendapat berisikan pertanyaan-

pertanyaan, ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat. Metode ini umum

dilakukan, karena ini melibatkan peserta didik sepenuhnya dalam berkelompok

dan bekerjasama guna dapat mengeluarkan pendapat, sikap dan apresiasinya

secara bebas. Sama halnya dengan metode ceramah, metode ini juga pasti

11
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 196.
12

memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihannya antara lain:

1) Peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk berpikir.

2) Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik.

3) Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dan dapat menghargai

pendapat orang lain.

Di samping kelebihan, pasti ada kekurangan metode diskusi ini, antara lain:

1) Diskusi terlampau memakan waktu.

2) Terkadang guru tidak mengerti cara pelaksanaan metode diskusi ini, yang

berujung pada sesi tanya jawab saja.

3) Terkadang peserta didik juga kurang melaksanakan diskusi dengan baik.12

c. Metode demonstrasi. Metode ini cukup efektif karena membantu peserta didik

untuk mencari jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang

benar. Metode ini menyajikan materi pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda

tertentu, baik sebenarnya maupun tiruan. Media yang dapat digunakan pada

metode ini adalah video, model atau benda tiruan dan juga benda asli. Kelebihan

dari metode ini adalah proses pembelajaran akan lebih menarik karena peserta

didik tidak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

Namun kekurangannya pada metode ini adalah bahwa metode ini memerlukan

persiapan yang lebih matang, memerlukan kemampuan dan keterampilan guru

yang khusus agar demonstrasi ini berjalan dengan baik dan efektif.

d. Metode tanya jawab. Metode ini adalah metode mengajar yang memungkinkan

terjadinya komunikasi langsung yang terjalin antara pendidik dan peserta didik,

12
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, h. 208.
13

yang mana peserta didik sebagai penanya, dan guru menjawab bahkan

sebaliknya, guru bertanya dan peserta didik yang menjawab. Metode ini

dimaksudkan untuk merangsang berpikir peserta didik dan membimbingnya

dalam mencapai atau mendapatkan pengetahuan.

e. Metode simulasi. Pada dasarnya pembelajaran yang menggunakan metode

simulasi ini, menghendaki peserta didik untuk berperan aktif dalam membawa

peserta didik ke dalam sebuah situasi yang menyerupai kondisi yang

sesungguhnya. Penggunaan metode ini dapat meningkatkan kemampuaan dalam

aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik. Kelebihan utama dari simulasi ini

adalah cara ini dapat dijadikan sebagai bekal bagi peserta didik dalam

menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, dalam kehidupan nyata di lingkungan

keluarga dan masyarakat. Disamping itu, metode ini ada kekurangannya juga,

yaitu bahwa pengalaman yang diperoleh dari metode simulasi ini tidak selalu

tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan, serta faktor psikologi juga

menjadi salah satu faktor penting seperti rasa malu dan takut sering

memengaruhi peserta didik dalam melakukan simulasi.13

f. Metode penugasan. Metode ini merupakan metode penyajian bahan dengan cara

guru memberikan tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Metode ini juga umum dilakukan, sebab pemberian tugas belajar pada peserta

didik memang wajib, agar peseta didik senantiasa melakukan kegiatan belajar

setiap hari, entah tugasnya dilakakukan di kelas, di luar kelas, di perpustakaan, di

sekolah, di rumah, dan lain sebagainya. Metode ini perlu diketahui juga

kelebihan dan kekurangannya, adapun kelebihannya antara lain:

13
Benny A. Pribadi, Media & Teknologi dalam Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Kencana,
2017),h. 227.
14

1) Sebagai motivasi bagi peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran secara

indiviual maupun kelompok.

2) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin.

3) Dapat mengembangkan kreativitas peserta didik.

Selain kelebihan, metode ini juga tentu memiliki kekurangan, antara lain:

1) Peserta didik sulit dikontrol apakah tugas dilakukan secara mandiri.

2) Bila tugasnya perkelompok, yang aktif mengerjakan adalah satu atau dua

peserta didik saja.

3) Tidak mudah untuk memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu

peserta didik.14

g. Metode presentasi. Metode ini yang sering kita jumpai di perkuliahan. Ya,

tepatnya presentasi sering digunakan oleh peserta didik yaitu mahasiswa dalam

proses pembelajaran. Presentasi merupakan penyajian informasi yang diberikan

oleh dosen, guru, atau instruktur kepada peserta didik dengan menggunakan

bantuan komputer/laptop dan projector. Metode ini juga memiliki kelebihan dan

kekurangan, adapun kelebihannya yaitu: penyampaian materinya hanya

berdasarkan poin-poin penting saja, tidak perlu menjelaskan semua materi yang

tertulis pada sebuah makalah. Lebih menarik, hal ini karena media dan teknologi

yang digunakan dalam presentasi dapat menyajikan materi secara beragam.

Adapun kekurangan pada metode ini, antara lain: sulit diterapkan untuk beberapa

peserta didik. Membutuhkan waktu persiapan lebih.

Dari tujuh metode tersebut merupakan suatu sistem yang akan memberikan

hasil pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan berbagai macam

14
Ali Mudlofir & Evi Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik, h. 120.
15

kelebihan dan kekurangan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dan sangat

penting bagi pendidik untuk memahami berbagai macam model tersebut dan

menggunakannya sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada dalam kelas.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dipahami dapat makalah ini yakni:


16

1. Situasional pembelajaran yang berarti situasi pembelajaran dimaksud adalah

suatu keadaan yang mana terjadinya aktivitas pengetahuan dan pengalaman

dari hasil saling bertukar informasi antara pendidik dan peserta didik dengan

melalui berbagai proses pengolahan mental.

2. Prinsip-prinsip situasional pembelajar dapat diklarifikasi dari berbagai aspek

antara lain: aspek internal yang meliputi fisik dan mental/emosional. Aspek

eksternal, dan aspek lingkungan. Pemilihan desain, strategi dan metode juga

merupakan prinsip-prinsip daripada situasional pembelajaran. Adapun sistem-

sistem umum metode pembelajaran meliputi: metode ceramah, metode

diskusi, metode demonstrasi, metode tanya jawab, metode simulasi, metode

penugasan, dan metode presentasi.

B. Saran

Materi ini diharapkan menambah wawasan kita semua, terutama bagi yang

membaca tulisan ini agar mengetahui apa saja yang harus dilakukan untuk membuat

situasi pembelajaran kondusif, dengan memahami situasional pembelajaran dan

sistem umum metode pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Rifki Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi

Umum, Yogyakarta, 2014.

Benny A. Pribadi, Media & Teknologi dalam Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2017.

Majid, Abdul Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.


17

Mudlofi, Alir R& Evi Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke

Praktik, Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017.

Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010.

Yaumi Muhammad, Prinsip-prinsip Desain Pembelajaran Disesuaikan dengan

Kurikulum 2013, Jakarta: Kencana, 2017.

Bimba-AIUEO,https://bimba-aiueo.com/menciptakan-kondisi-belajar kondusif-2

Anda mungkin juga menyukai