Abstract:
This paper aims to describe: 1) Situational principles of learning. 2) General systems of
learning methods. This paper combines analysis from various works of literature to produce
a new paper. Broadly speaking, situational principles of learning are conditions in which
knowledge and experience activities occur as a result of exchanging information between
educators and students through various mental processing processes. This is in line with
Gagne's opinion which defines that a learning situation is a situation where there is an
activity of exchanging information, knowledge, and experience between educators and
students and produces a change in behavior in students after they are placed in that
situation. According to Tessie Setiabudi and Joshua Maruta in their book Smart Teaching
presented by Bimba that: Your Child Learns with 13 Precise Kits, to produce an effective
learning situation it is necessary to pay attention to three things, namely internal aspects,
external aspects, and the environment
Abstrak:
Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Prinsip-Prinsip Situasional Pembelajaran,
2) Sistem-Sistem Umum Metode Pembelajaran. Tulisan ini menggabungkan analisis dari
berbagai literatur sehingga menghasilkan tulisan baru. Secara garis besar, Prinsip-Prinsip
Situasional Pembelajaran merupakan keadaan yang mana terjadinya aktivitas pengetahuan
dan pengalaman dari hasil saling bertukar informasi antara pendidik dan peserta didik
dengan melalui berbagai proses pengolahan mental. Ini sejalan dengan pendapat Gagne
yang mendefinisikan bahwa situasi pembelajaran adalah keadaan di mana terjadi aktivitas
saling bertukar informasi pengetahuan dan pengalamannya antara pendidik dan peserta
didik dan menghasilkan suatu perubahan perilaku pada peserta didik setelah ia ditempatkan
pada situasi tersebut. Menurut Tessie Setiabudi dan Joshua Maruta dalam bukunya Cerdas
Mengajar yang dipaparkan oleh Bimba bahwa: Anak Anda Belajar dengan 13 Kiat Jitu,
untuk menghasilkan situasi pembelajaran yang efektif maka perlu memperhatikan tiga hal,
yakni aspek internal, aspek eksternal dan lingkungan.
PENDAHULUAN
Tugas utama seorang guru adalah memberikan pembelajaran kepada
peserta didik. Idenya adalah ketika guru bertindak sebagai guru, siswa diharapkan
untuk belajar. Hal-hal berikut ditemukan dalam pembelajaran; Guru mengajar
dengan baik, ada siswa yang banyak belajar, ada siswa yang berpura-pura belajar,
bahkan ada siswa yang tidak belajar. Dalam tugas ini, Anda sebagai guru tentu saja
bingung dengan situasi siswa.
Tentunya guru atau seorang pendidik hendaknya memahami keadaan atau
situasi dalam lingkungan belajar. Apabila menginginkan situasi pembelajaran yang
kondusif dan efektif, maka lakukanlah berbagai cara untuk menciptakan keadaan
tersebut. Guru juga wajib memperhatikan lingkungan di sekitar peserta didik,
karena jika ruang kelas yang dipakai untuk proses belajar kotor dan tidak nyaman,
maka akan menghambat proses belajar mengajar dan proses transfer ilmu kepada
peserta didik.
Sebagai seorang pendidik tentunya bertugas untuk menyajikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didiknya, disampaikan sesuai dengan metode yang
telah dirumuskan terlebih dahulu, serta yang paling penting adalah metode tersebut
harus sesuai dengan tingkat kemampuan dan karakteristik peserta didik dalam
memahami pengetahuan yang di berikan.
Seorang guru juga harus mampu mengelola kelas dengan baik, terutama
dalam hal merumuskan bahan ajar yang akan disampaikan, sehingga mampu untuk
menyusun penilaian peserta didik. Hal tersebut dapat berjalan dengan baik apabila
oleh setiap guru/pendidik telah mempersiapkan strategi dan metode pembelajaran
yang sesuai dengan prinsip-prinsip situasi pembelajaran, sehingga terwujudnya
tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan dan menyiapkan
kondisi maupun situasi yang baik, agar peserta didik bersemangat dalam menerima
pelajaran. Ilmu yang anak didik peroleh dari sekolah akan diingat selalu apabila
situasi pembelajarannya menyenangkan.
Oleh karena itu, maka dipandang perlu untuk pembahas secara mendalam
mengenai prinsip-prinsip situasional pembelajaran dan untuk melengkapi
PEMBAHASAN
Prinsip-Prinsip Situasional Pembelajaran
Seperti yang kita ketahui sebelumnya bahwa situasi itu sama halnya dengan
suatu keadaan tertentu, sementara pembelajaran adalah proses interaksi peserta
didik dengan pendidik dengan sumber belajarnya pada suatu lingkungan belajar
yang meliputi guru dan peserta didik yang saling bertukar informasi. Persamaan
penafsiran mengenai definisi pembelajaran ini pula diperkuat dengan pendapat
Syaiful Sagala yang mengatakan pembelajaran adalah suatu proses komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru kedudukannya sebagai pendidik,
sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.1
Berdasarkan uraian di atas, menghadirkan penafsiran tentang situasi
pembelajaran, yang berarti situasi pembelajaran dimaksud adalah suatu keadaan
yang mana terjadinya aktivitas pengetahuan dan pengalaman dari hasil saling
bertukar informasi antara pendidik dan peserta didik dengan melalui berbagai
proses pengolahan mental. Ini sejalan dengan pendapat Gagne yang mendefinisikan
bahwa situasi pembelajaran adalah keadaan di mana terjadi aktivitas saling bertukar
informasi pengetahuan dan pengalamannya antara pendidik dan peserta didik dan
menghasilkan suatu perubahan perilaku pada peserta didik setelah ia ditempatkan
pada situasi tersebut.
Menurut Tessie Setiabudi dan Joshua Maruta dalam bukunya Cerdas
11
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Cet.VIII; Bandung: Alfabeta, 2010), h. 61.
Mengajar yang dipaparkan oleh Bimba bahwa: Anak Anda Belajar dengan 13 Kiat
Jitu, untuk menghasilkan situasi pembelajaran yang efektif maka perlu
memperhatikan tiga hal, yakni aspek internal, aspek eksternal dan lingkungan.2
a. Aspek Internal
Hal pertama yang perlu diperhatikan ialah aspek internal yang mana
masuk dalam ranah fisik, artinya aspek-aspek yang ada dalam diri pendidik dan
peserta didik, mencangkup fisiknya, mental dan emosionalnya. Pertama: fisik
misalnya guru maupun peserta didik harus memiliki tubuh yang segar karena
akan lebih mudah fokus dalam proses belajar mengajar, sedangkan apabila
tubuh terasa lelah, mengantuk maka akan menghambat konsentrasi dalam hal
belajar mengajar. Kemudian mengenai rentang waktu konsentrasi, yang mana
di sini fokuskan pada kemampuan peserta didik, pada umumnya anak- anak
mampu berkonsentrasi maksimal sampai 20 menit, lebih dari itu mereka
cenderung sudah bosan dan sulit berkonsentrasi.3
Kedua: mental dan emosional, yaitu berupa suasana hati yang baik akan
berpengaruh pada keberhasilan pembelajaran, peserta didik akan berhasil
dalam belajarnya, dan pendidik akan berhasil dalam menyampaikan materi
pelajarannya. Kemudian bebas dari ketegangan psikologis, yang apabila
menginginkan situasi pembelajaran yang kondusif maka peserta didik maupun
guru diharapkan untuk bebas dari ketegangan psikologis. Berikutnya bebas dari
ancaman, terfokus pada situasi belajar peserta didik yang apabila seorang anak
merasa nyaman dalam belajar tanpa ancaman dan paksaan dari orang tua yang
mengharuskan untuk belajar ini dan itu, maka anak tersebut akan belajar dengan
sendirinya sebab dia paham bahwa belajar itu perlu dan akan melakukannya
dengan hati gembira.4
b. Aspek Eksternal
Aspek eksternal ini merupakan aspek dari luar diri pendidik dan peserta
didik, namun aspek ini sama halnya dengan aspek internal yang yang juga turut
c. Aspek Lingkungan
Lingkungan yang bersih dan nyaman akan memberikan sensasi tersendiri
dalam proses pembelajaran. Pada aspek lingkungan ini antara lain; temperatur
ruang belajar yang nyaman, bebas gangguan atau distraksi, belajar tidak harus
selalu diruang tertutup, yang paling utama adalah lingkungan di sekitar kita
aman, nyaman dan tentram.6
Selain ketiga aspek di atas, beberapa hal yang memberi kontribusi untuk
menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif agar tujuan pembelajaran
tercapai antara lain:
1) Desain pembelajarannya. Seels dan Richey dalam buku Muhammad
Yaumi, mendefinisikan bahwa desain adalah proses untuk menentukan
kondisi belajar.7
2) Strategi pembelajaran. Ini merupakan hal penting pendukung situasi
belajar mengajar. Strategi pembelajaran merupakan serangkaian rencana
kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode pembelajaran. Harus memperhatikan materi apa yang akan
disampaikan, kemudian menentukan metodenya.8
Prinsip dari situasional pembelajaran hakikatnya adalah suatu proses yang
menciptakan situasi pembelajaran yang efektif dan efisien, maka perlu pijakan
seperti beberapa aspek pendukung sebelumnya telah diuraikan.
9 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Edisi Revisi (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 20-21.
10 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Cet. IV; Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 62.
11 Rifki Amin, Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum
13
Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, h. 196.
14 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, h. 208.
15
Benny A. Pribadi, Media & Teknologi dalam Pembelajaran (Cet. I; Jakarta: Kencana,
2017),h. 227.
16
Ali Mudlofir & Evi Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik, h. 120.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Rifki Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan
Tinggi Umum, Yogyakarta, 2014.
Bimba-AIUEO,https://bimba-aiueo.com/menciptakan-kondisi-belajar kondusif-2
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Cet. IV; Jakarta: Rineka
Cipta, 2009
Mudlofi, Alir R& Evi Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori
Rohani, Ahmad, Pengelolaan Pengajaran, Edisi Revisi (Cet. II; Jakarta: Rineka
Cipta, 2004).