Education
ISSN (Online): 0000-0000 ISSN (Print): 0000-0000
Volume 1, No. 1, 2021
http://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/instruction/index
PRINSIP-PRINSIP SITUATIONAL
PEMBELAJARAN DAN SISTEM-SISTEM UMUM METODE
PEMBELAJARAN
Abstrak:
Seorang guru juga harus mampu mengelola kelas dengan baik, terutama dalam hal
merumuskan bahan ajar yang akan disampaikan, sehingga mampu untuk menyusun
penilaian peserta didik. Hal tersebut dapat berjalan dengan baik apabila oleh setiap
guru/pendidik telah mempersiapkan strategi dan metode pembelajaran yang sesuai dengan
prinsip-prinsip situasi pembelajaran, sehingga terwujudnya tujuan pembelajaran yang
efektif dan efisien.Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk menciptakan,
menyiapkan kondisi maupun situasi yang baik, agar peserta didik bersemangat dalam
menerima pelajaran. Ilmu yang anak didik dapatkan dari sekolah akan ia ingat selalu
apabila situasi pembelajarannya menyenangkan.Terkait itu, maka perlu untuk pembahas
secara mendalam mengenai prinsip-prinsip situasional pembelajaran dan untuk melengkapi
pembahasan tentang prinsip tersebut, maka diperlukan bahasan mengenai sistem- sistem
umum daripada metode pembelajaran.
PENDAHULUAN
Tugas utama seorang guru adalah membelajarkan peserta didik. Konsepnya
bahwa bila guru bertindak sebagai pengajar, maka diharapkan peserta didik belajar.
Dalam kegiatan pembelajaran ditemukan hal-hal berikut; guru telah mengajar dengan
baik, ada peserta didik yang giat belajar, dan ada juga peserta didik yang pura-pura
belajar, bahkan ada peserta didik yang tidak belajar. Dalam posisi ini, sebagai seorang
guru tentu akan kebingungan menghadapi keadaan peserta didik.
Tentunya seorang guru harus memahami keadaan atau situasi dalam
lingkungan belajar. Apabila menginginkan situasi pembelajaran yang kondusif dan
efektif, maka lakukanlah berbagai cara untuk menciptakan keadaan tersebut. Guru
juga wajib memperhatikan lingkungan di sekitar peserta didik, karena jika ruang
kelas yang dipakai untuk proses belajar kotor dan tidak nyaman, maka akan
menghambat proses tersaringnya ilmu pengetahuan pada diri anak.
Sebagai seorang pendidik juga yang tugasnya untuk menyajikan ilmu
pengetahuan kepada peserta didiknya, disampaikan sesuai dengan metode yang telah
dirumuskan terlebih dahulu, serta yang paling penting adalah metode tersebut harus
PEMBAHASAN
A. Prinsip-Prinsip Situasional Pembelajaran
1. Definisi Situasional Pembelajaran
Seperti yang kita pahami sebelumnya bahwa situasi itu sama halnya dengan suatu
keadaan tertentu, sementara pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dengan sumber belajarnya pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan
peserta didik yang saling bertukar informasi. Persamaan penafsiran mengenai definisi
pembelajaran ini pula diperkuat dengan pendapat Syaiful Sagala yang mengatakan
pembelajaran adalah suatu proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak
guru kedudukannya sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, menghadirkan penafsiran tentang situasi
pembelajaran, yang berarti situasi pembelajaran dimaksud adalah suatu keadaan yang
mana terjadinya aktivitas pengetahuan dan pengalaman dari hasil saling bertukar
informasi antara pendidik dan peserta didik dengan melalui berbagai proses pengolahan
mental. Ini sejalan dengan pendapat Gagne yang mendefinisikan bahwa situasi
pembelajaran adalah keadaan di mana terjadi aktivitas saling bertukar informasi
pengetahuan dan pengalamannya antara pendidik dan peserta didik dan menghasilkan
suatu perubahan perilaku pada peserta didik setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut.
Di samping kelebihan, pasti ada kekurangan metode ceramah ini, antara lain:
1) Materi yang dikuasai peserta didik sebagai hasil dari ceramah tentu akan
terbatas pada apa yang dikuasai guru saja.
2) Metode ini tidak disertai dengan peragaan, sehingga bisa saja menimbulkan
terjadinya verbalisme.
3) Metode ini sering dianggap sebagai cara yang membosankan, apalagi seorang
guru yang kurang memiliki kemampuan tutur kata yang baik.
4) Metode ini tidak menjamin seluruh peserta didik akan memahami apa yang
sudah dijelaskan oleh guru.
b. Metode diskusi.
Metode ini merupakan percakapan ilmiah yang responsif antara peserta didik satu
dengan lainnya, misalnya dalam suatu kelompok diskusi yang telah ditetapkan yang
berisikan pertukaran pendapat berisikan pertanyaan-pertanyaan, ide-ide dan pengujian
ide-ide ataupun pendapat. Metode ini umum dilakukan, karena ini melibatkan peserta
didik sepenuhnya dalam berkelompok dan bekerjasama guna dapat mengeluarkan
pendapat, sikap dan apresiasinya secara bebas. Sama halnya dengan metode ceramah,
metode ini juga pasti memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihannya antara
lain:
1) Peserta didik dapat memperoleh kesempatan untuk berpikir.
2) Diskusi dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik.
3) Diskusi dapat mengembangkan sikap demokratif, dan dapat menghargai
pendapat orang lain.
Di samping kelebihan, pasti ada kekurangan metode diskusi ini, antara lain:
1) Diskusi terlampau memakan waktu.
2) Terkadang guru tidak mengerti cara pelaksanaan metode diskusi ini, yang
berujung pada sesi tanya jawab saja.
3) Terkadang peserta didik juga kurang melaksanakan diskusi dengan baik.
c. Metode demonstrasi.
Metode ini cukup efektif karena membantu peserta didik untuk mencari jawaban
dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode ini menyajikan
materi pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik
tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya maupun tiruan. Media
yang dapat digunakan pada metode ini adalah video, model atau benda tiruan dan juga
benda asli. Kelebihan dari metode ini adalah proses pembelajaran akan lebih menarik
karena peserta didik tidak hanya mendengarkan, tetapi juga melihat peristiwa yang
terjadi. Namun kekurangannya pada metode ini adalah bahwa metode ini memerlukan
persiapan yang lebih matang, memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang
khusus agar demonstrasi ini berjalan dengan baik dan efektif.
e. Metode simulasi.
Pada dasarnya pembelajaran yang menggunakan metode simulasi ini,
menghendaki peserta didik untuk berperan aktif dalam membawa peserta didik ke dalam
sebuah situasi yang menyerupai kondisi yang sesungguhnya. Penggunaan metode ini
dapat meningkatkan kemampuaan dalam aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.
Kelebihan utama dari simulasi ini adalah cara ini dapat dijadikan sebagai bekal bagi
peserta didik dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak, dalam kehidupan nyata
di lingkungan keluarga dan masyarakat. Disamping itu, metode ini ada kekurangannya
juga, yaitu bahwa pengalaman yang diperoleh dari metode simulasi ini tidak selalu tepat
dan sesuai dengan kenyataan di lapangan, serta faktor psikologi juga menjadi salah satu
faktor penting seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi peserta didik dalam
melakukan simulasi.
f. Metode penugasan.
Metode ini merupakan metode penyajian bahan dengan cara guru memberikan
tugas tertentu agar peserta didik melakukan kegiatan belajar. Metode ini juga umum
dilakukan, sebab pemberian tugas belajar pada peserta didik memang wajib, agar peseta
didik senantiasa melakukan kegiatan belajar setiap hari, entah tugasnya dilakakukan di
kelas, di luar kelas, di perpustakaan, di sekolah, di rumah, dan lain sebagainya. Metode
ini perlu diketahui juga kelebihan dan kekurangannya, adapun kelebihannya antara lain:
1) Sebagai motivasi bagi peserta didik untuk melaksanakan pembelajaran secara
indiviual maupun kelompok.
2) Dapat membina tanggung jawab dan disiplin.
3) Dapat mengembangkan kreativitas peserta didik.
Selain kelebihan, metode ini juga tentu memiliki kekurangan, antara lain:
1) Peserta didik sulit dikontrol apakah tugas dilakukan secara mandiri.
2) Bila tugasnya perkelompok, yang aktif mengerjakan adalah satu atau dua
peserta didik saja.
3) Tidak mudah untuk memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
peserta didik.
g. Metode presentasi.
Metode ini yang sering kita jumpai di perkuliahan. Ya, tepatnya presentasi sering
digunakan oleh peserta didik yaitu mahasiswa dalam proses pembelajaran. Presentasi
merupakan penyajian informasi yang diberikan oleh dosen, guru, atau instruktur kepada
peserta didik dengan menggunakan bantuan komputer/laptop dan projector. Metode ini
juga memiliki kelebihan dan kekurangan, adapun kelebihannya yaitu: penyampaian
materinya hanya berdasarkan poin-poin penting saja, tidak perlu menjelaskan semua
materi yang tertulis pada sebuah makalah. Lebih menarik, hal ini karena media dan
teknologi yang digunakan dalam presentasi dapat menyajikan materi secara beragam.
Adapun kekurangan pada metode ini, antara lain: sulit diterapkan untuk beberapa peserta
didik. Membutuhkan waktu persiapan lebih.
Dari tujuh metode tersebut merupakan suatu sistem yang akan memberikan hasil
pencapaian tujuan pembelajaran yang diharapkan dengan berbagai macam kelebihan dan
kekurangan sesuai dengan karakteristiknya masing-masing dan sangat penting bagi
pendidik untuk memahami berbagai macam model tersebut dan menggunakannya sesuai
dengan situasi dan kondisi yang ada dalam kelas.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat dipahami dapat Jurnal ini yakni:
1. Situasional pembelajaran yang berarti situasi pembelajaran dimaksud adalah suatu
keadaan yang mana terjadinya aktivitas pengetahuan dan pengalaman dari hasil
saling bertukar informasi antara pendidik dan peserta didik dengan melalui berbagai
proses pengolahan mental.
2. Prinsip-prinsip situasional pembelajar dapat diklarifikasi dari berbagai aspek antara
lain: aspek internal yang meliputi fisik dan mental/emosional. Aspek eksternal, dan
aspek lingkungan. Pemilihan desain, strategi dan metode juga merupakan prinsip-
prinsip daripada situasional pembelajaran. Adapun sistem-sistem umum metode
pembelajaran meliputi: metode ceramah, metode diskusi, metode demonstrasi,
metode tanya jawab, metode simulasi, metode penugasan, dan metode presentasi..
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Rifki Sistem Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi
Umum, Yogyakarta, 2014.
Benny A. Pribadi, Media & Teknologi dalam Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2017.
Majid, Abdul Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Mudlofi, Alir R& Evi Rusydiyah, Desain Pembelajaran Inovatif dari Teori ke Praktik,
Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2017.
Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2010.