HAKIKAT PEMBELAJARAN
Oleh Kelompok 1:
UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2021
1|Page
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................................... 1
2|Page
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas rahmat dan inayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam makalah ini, penulis membahas
tentang Hakikat Pembelajaran.
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah belajar dan pembelajaran.
Dalam proses penyelesaian makalah ini, walaupun banyak kesulitan yang penulis
hadapi, namun berkat bimbingan, arahan, koreksi, dan saran, untuk itu rasa terimakasih yang
dalam-dalamnya penulis sampaikan kepada:
1. Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini
2. Ibu Dian Pertiwi Rasmi,S.Pd.,M.Pd. selaku dosen pengampu yang telah memberi wawasan
pada kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan dukungan moril maupun materil kepada
penulis.
4. Teman-teman yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, serta masukan.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Kelompok 1
3|Page
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran harus menghasilkan belajar pada peserta didik dan harus dilakukan
suatu perencana yang sistematis, sedangkan mengajar hanya salah satu penerapan strategi
pemnbelajaran di antara strategi-strategi pembelajaran yang lain dengan tujuan utamanya
menyampaikan informasi kepada peserta didik. Perbedaan tersebut pun telah menggeser
paradigma pendidikan, yang semula guru sebagai pusat kepada siswa sebagai pusat.
Kegiatan pendidikan yang semula lebih berorientasi pada mengajar (guru lebih banyak
berperan) telah berpindah konsep menjadi pembelajaran (merencanakan kegiatan-kegiatan
yang orientasinya kepada siswa agar terjadi belajar dalam dirinya).
Sebagai guru sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan
kondisi belajar mengajar yang dapat mengantarkan anak didik ketujuan.disini tentu saja
tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan
bagi semua anak didik.
Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek
dari kegiatan mengajar. Karena itu, inti proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar
anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.tujuan pengajaran tentu saja akan
tercapai jika anaak didik berusaha secara aktif untuk mencapainya.
4|Page
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu hakikat pembelajaran ?
2. Apa saja konsepsi pembelajaran itu ?
3. Apa yang menjadi ciri – ciri pembelajaran ?
4. Apa saja komponen pembelajaran itu ?
5. Mengapa kemampuan dalam mengajar itu penting ?
1.3 TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui hakikat pembelajaran
2. Dapat mengetahui konsep – konsep pembelajaran
3. Mengetahui dari ciri – ciri pembelajaran
4. Mengetahui apa – apa saja yang menjadi komponen pembelajaran
5. Mengetahui kemampuan dalam mengajar
5|Page
BAB II
PEMBAHASAN
6|Page
dimana penekanannya adalah pada proses pembelajaran oleh peserta didik(student of
learning), dan bukan pengajaran oleh guru(teacher of teaching).
7|Page
2. Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem
8|Page
2.2 KONSEPSI PEMBELAJARAN
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran
dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
1. Teori Pembelajaran
Berikut ini adalah prinsip umum pembelajaran yang penulis rangkum dari
beberapa pakar pembelajaran yang meliputi:
9|Page
a. Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari
kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian
tidak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila bahan pelajaran itu
dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanjut
atau diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan perhatian dan
juga motivasi untuk mempelajarinya. Apabila dalam diri siswa tidak ada perhatian
terhadap pelajaran yang dipelajari, maka siswa tersebut perlu dibangkitkan
perhatiannya.
Dalam proses pembelajaran, perhatian merupakan faktor yang besar
pengaruhnya, kalau peserta didik mempunyai perhatian yang besar mengenai apa
yang dipelajari peserta didik dapat menerima dan memilih stimuli yang relevan
untuk diproses lebih lanjut di antara sekian banyak stimuli yang datang dari luar.
Perhatian dapat membuat peserta didik untuk mengarahkan diri pada tugas yang
akan diberikan; melihat masalah-masalah yang akan diberikan; memilih dan
memberikan fokus pada masalah yang harus diselesaikan.
Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam
kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan
aktivitas seseorang. Motivasi mempunyai kaitan yang erat dengan minat. Siswa
yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasi untuk mempelajarinya.
Misalnya, siswa yang menyukai pelajaran matematika akan merasa senang belajar
matematika dan terdorong untuk belajar lebih giat, karenanya adalah kewajiban
bagi guru untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata
pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong yang menyebabkan
adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Adanya tidaknya motivasi
dalam diri peserta didik dapat diamati dari observasi tingkah lakunya. Apabila
peserta didik mempunyai motivasi, ia akan :
bersungguh-sungguh menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa
ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar;
10 | P a g e
berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan
tersebut;
Terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan.
Motivasi dapat bersifat internal, yaitu motivasi yang berasal dari dalam
diri peserta didik dan juga eksternal baik dari guru, orang tua, teman dan
sebagainya. Berkenaan dengan prinsip motivasi ini ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran, yaitu: memberikan
dorongan, memberikan insentif dan juga motivasi berprestasi.
b. Keaktifan
Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang aktif, jiwa
mengolah informasi yang kita terima, tidak hanya menyimpan saja tanpa
mengadakan tansformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif,
dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu mencari, menemukan dan
menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Thordike mengemukakan
keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum "law of exercise"-nya yang
menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan.
Hubungan stimulus dan respon akan bertambah erat jika sering dipakai dan
akan berkurang bahkan lenyap jika tidak pernah digunakan. Artinya dalam
kegiatan belajar diperlukan adanya latihan-latihan dan pembiasaan agar apa yang
dipelajari dapat diingat lebih lama. Semakin sering berlatih maka akan semakin
paham. Hal ini juga sebagaimana yang dikemukakan oleh Mc.Keachie bahwa
individu merupakan "manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu".
11 | P a g e
diamati. Kegiatan fisik bisa berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih
keterampilan-keterampilan dan sebaginya. Kegiatan psikis misalnya
menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang
dihadapi, membandingkan suatu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil
percobaan dan lain sebagainya.
c. Keterlibatan Lngsung/Pengalaman
Belajar haruslah dilakukan sendiri oleh siswa, belajar adalah mengalami
dan tidak bisa dilimpahkan pada orang lain. Edgar Dale dalam penggolongan
pengalaman belajar mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar
melalui pengalaman langsung. Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa
tidak hanya mengamati, tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Sebagai contoh seseorang
yang belajar membuat tempe yang paling baik apabila ia terlibat secara langsung
dalam pembuatan, bukan hanya melihat bagaimana orang membuat tempe, apalagi
hanya mendengar cerita bagaimana cara pembuatan tempe.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan
kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Dalam konteks ini,
siswa belajar sambil bekerja, karena dengan bekerja mereka memperoleh
pengetahuan, pemahaman, pengalaman serta dapat mengembangkan keterampilan
yang bermakna untuk hidup di masyarakat. Hal ini juga sebagaimana yang di
ungkapkan Jean Jacques Rousseau bahwa anak memiliki potensi-potensi yang
masih terpendam, melalui belajar anak harus diberi kesempatan mengembangkan
atau mengaktualkan potensi-potensi tersebut. Sesungguhnya anak mempunyai
kekuatan sendiri untuk mencari, mencoba, menemukan dan mengembangkan
dirinya sendiri. Dengan demikian, segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan
pengamatan sendiri, pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri,
dengan fasilitas yang diciptakan sendiri.
Pembelajaran itu akan lebih bermakna jika siswa "mengalami sendiri apa
yang dipelajarinya" bukan "mengetahui" dari informasi yang disampaikan guru,
sebagaimana yang dikemukakan Nurhadi bahwa siswa akan belajar dngan baik
apabila yang mereka pelajari berhubungan dengan apa yang telah mereka ketahui,
serta proses belajar akan produktif jika siswa terlibat aktif dalam proses belajar di
sekolah. Dari berbagai pandangan para ahli tersebut menunjukkan berapa
12 | P a g e
pentingnya keterlibatan siswa secara langsung dalam proses pembelajaran.
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh John Dewey
dengan "learning by doing"-nya.
Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung dan harus dilakukan
oleh siswa secara aktif. Prinsip ini didasarkan pada asumsi bahwa para siswa dapat
memperoleh lebih banyak pengalaman dengan cara keterlibatan secara aktif dan
proporsional, dibandingkan dengan bila mereka hanya melihat materi/konsep.
Modus Pengalaman belajar adalah sebagai berikut: kita belajar 10% dari apa yang
kita baca, 20% dari apa yang kita dengar, 30% dari apa yang kita lihat, 50% dari
apa yang kita lihat dan dengar, 70% dari apa yang kita katakan, dan 90% dari apa
yang kita katakan dan lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa jika guru mengajar
dengan banyak ceramah, maka peserta didik akan mengingat hanya 20% karena
mereka hanya mendengarkan. Sebaliknya, jika guru meminta peserta didik untuk
melakukan sesuatu dan melaporkan nya, maka mereka akan mengingat sebanyak
90%.
2.3 CIRI – CIRI PEMBELAJARAN
Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem
pembelajaran, yaitu:
1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-
unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
2. Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam
suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan
sumbangannya kepada sistem pembelajaran.
3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini
menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem
pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi, sistem
kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain,
disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan
sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar
siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah mengorganisasi tenaga,
material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien dan efektif.
13 | P a g e
Selanjutnya ciri-ciri pembelajaran lebih detail adalah sebagai berikut:
1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu.
2. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang
direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Fokus materi ajar, terarah, dan terencana dengan baik.
4. Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungya kegiatan
pembelajaran.
5. Aktor guru yang cermat dan tepat.
6. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing.
7. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
8. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.
Tidak hal yang dilakukan tanpa memiliki tujuan, begitu pula dengan belajar
yakni untuk membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu. Inilah yang
dimaksud dengan kegiatan belajar mengajar itu sadar akan tujuan, dengan
menempatkan anak didik sebagai pusat perhatian.
14 | P a g e
2. Ada suatu proses (jalannya interaksi) yang direncanakan, di desain untuk
mencapai secara optimal.
Selain memiliki tujuan belajar juga memiliki ciri suatu kegiatan yang
direncanakan maka dalam melakukan interaksi perlu ada prosedur, atau langkah-
langkah sistematik dan relevan.
3. Kegiatan belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang
khusus.
Dalam hal ini materi harus di desain sedemikian rupa, sehingga cocok untuk
mencapai tujuan.
Disiplin dalam kegiatan belajar mengajar ini diartikan sebagai suatu pola
tingkah laku yang diatur sedemikian rupa menurut ketentuan yang sudah ditaati oleh
pihak guru maupun anak didik dengan sadar.
8. Evaluasi.
Dari seluruh kagiatan diatas,masalah evaluasi bagian penting yang tidak bisa
diabaikan, setelah guru melakukan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi harus guru
lalkukan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan pengajaran yang telah dilakukan.
15 | P a g e
2.4 KOMPONEN PEMBELAJARAN
1. Tujuan
Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran adalah suatu cita –cita yang bernilai
normatif. Dengan kata lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan
kepada anak didik. Tujuan tersebut mempunyai jenjang dari yang luas dan umum
sampai pada yang sempit dan khusus. Semua tujuan itu berhubungan antara yang satu
dengan yang lainnya, dan tujuan yang berada di bawah akan menunjang tujuan di
atasnya.
2. Bahan Pelajaran
Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut
sebagai sumber belajar ini adalah sesuatu yang membawa pesan untuk tujuan
pengajaran. Dengan demikian, bahan pelajaran merupakan komponen yang tidak bisa
diabaikan dalam pengajaran. Karena bahan adalah salah satu inti dalam proses belajar
mengajar yang akan disampaikan kepada anak didik.
Kegiatan belajar mengajar adalah inti kegiatan dalam pendidikan, karena akan
menentukan sejauh mana tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Segala sesuatu
yang diprogramkan akan dilaksanakan dan akan melibatkan semua komponen
pengajaran. Kegiatan belajar mengajar yang baik ditentukan dari baik atau tidaknya
program pengajaran yang telah dilakukan pula, karena akan berpengaruh terhadap
tujuan yang akan dicapai.
4. Metode
Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, penggunaan metode bervariasi sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M. Sc. Ed.,
Mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi penggunaan metode, yaitu :
16 | P a g e
(2) Situasi yang berbagai – bagai keadaannya.
(3) Fasilitas yang berbagai – bagai kualitas dan kuantitasnya.
(4) Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda – beda.
Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai
tujuan pengajaran yang berfungsi sebagai perlengkapan, sebagai alat bantu
mempermudah usaha mencapai tujuan, dan alat sebagai tujuan. Alat dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu ala dan alat bantu. Alat adalah berupa suruhan,
perintah, larangan, dan lain – lain. Sedangkan alat bantu adalah berupa globe, papan
tulis, kapur, dan lain – lain.
Sumber Pelajaran
Dalam mengemukakan sumber – sumber belajar ini, para ahli sepakat bahwa
segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai dengan
kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi
Menurut Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses
untuk menentuka nilai dari sesuatu. Menurut Wayan Nurkancana dan P.P.N
Sumartana, evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses
untuk menentukan nilai sebagai sesuatu dalam dunia pendidikan. Menurut Ny. Drs.
Roestiyah N.K, evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas – luasnya,
sedalam – dalamnya, yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa guna mengetahui
sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan
kemampuan belajar siswa.
Ketika evaluasi dapat memberikan manfaat bagi guru dan siswa, maka evaluasi
mempunyai fungsi sebagai barikut :
1. Untuk memberikan umpan balik kepaa guru sebagai dasar untuk memperbaiki
proses belajar mengajar.
2. Untuk memberikan angka yang tepat tentang kemajuan atau hasil belajar dari
setiap siswa.
3. Untuk menentukan situasi belajar mengajar yang tepat, sesuai dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki oleh siswa.
17 | P a g e
4. Untuk mengenal latar belakang siswa yang mengalami kesulitan
2.5 KEMAMPUAN DASAR MENGAJAR
1. Hakekat Kemampuan Dasar Mengajar
Mengajar dapat merupakan cara yang dilakukan oleh guru dalam mentransfer
ilmu kepada peserta didik dengna tujuan agar perserta didik memiliki pengetahuan,
aktif serta terampil dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Guru bertugas dalam
hal mengajar, mendidik, membina, dan melatih keterampilan keterampilan peserta didi.
Oleh sebab itu dalam mengajar guru harus dapat mengembangkan kompetensi
profesional dalam hal pengembangan materi ajar. Mengajar memang merupakan
kegiatan yang bersegi banyak, membutuhkan berbagai keterampilan mengajar.
Kemampuan dasar mengajar merupakan suatu keahlian yang harus dimiliki oleh
guru dalam memberikan penjelasan materi, mengelola kelas, serta keterampilan guru
dalam memberikan variasi pembelajaran. Dengan demikian seorang pengajar harus
mempersiapkan diri dan bahan-bahan yang diperlukan untuk mengajar. Persiapan
tersebut antara antara lain materi dan bahan ajar, media pembelajaran, serta cara guru
dalam mengelola dan menguasai kelas.
18 | P a g e
Komponen-komponen keterampilan dasar mengajar guru merupakan
kemampuan yang dimiliki seorang guru dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar
yang efektif dan efisien. Ada delapan keterampilan dasar yang mutlak harus dimiliki
seorang guru untuk menjadi tenaga pendidik yang baik. Keterampilan dasar mengajar
memiliki peranan yang sangat pendidik dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu
guru yang memiliki keterampilan dasar mengajar yang bagus maka akan menghasilkan
proses pembelajaran yang maksimal.
Dalam pembelajaran ada dua kemampuan pokok yang harus dikuasai oleh
seorang tenaga pengajar, yaitu;
a. Menguasai materi atau bahan ajar yang akan diajarkan (what to teach)
b. Menguasai metode atau cara untuk membelajarkannya (how to teach)
Keterampilan dasar mengajar termasuk kedalam aspek no 2 yaitu cara
membelajarkan peserta didik.
Keterampilan dasar mengajar mutlak harus dimiliki dan dikuasai oleh tenaga
pengajar, karena dengan Universitas Pamulang S1 Pendidikan Ekonomi Kemampuan
Dasar Mengajar 30 keterampilan dasar mengajar memberikan pengertian lebih dalam
mengajar. Mengajar bukan hanya sekedar proses menyampaikan materi saja, tetapi
menyangkut aspek yang lebih luas seperti pembinaan sikap, emosional, karakter,
kebiasaan dan nilai-nilai.
Salah satu aspek yang menentukan kualitas pembelajaran yaitu cara guru dalam
melakukan keterampilan mengajar. Keterampilan dasar mengajar memiliki 8 bagian
yaitu keterampilan membuka pelajaran, keterampilan menutup pelajaran, keterampilan
menyampaikan materi pelajaran, keterampilan bertanya, memberi penguatan,
mengadakan variasi, mengelola kelas, serta keterampilan membimbing kelompok kecil
dan perorangan.
19 | P a g e
Mengajar adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan pengintegrasian
secara utuh dari berbagai komponen kemampuan. Komponen kemamapuan tersebut
dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai. Sebagian kemampuan yang
ada telah dibentuk secara bertahap melalui penyampaian teori-teori tentang prinsip-
prinsip belajar dan pembelajaran, strategi mengajar, rancangan instruksional, media
pembelajaran, evaluasi pembelajaran, dan sebagainya.
20 | P a g e
e. Praktik/demonstrasi keterampilan dasar mengajar
Setelah mengetahui tujuan dan sasaran pembelajaran, membuat perencanaan
pembelajaran, melakukan pembinaan dan membuat sarana maupun media
pembelajaran kemudian calon guru diberikan kesempatan untuk tampil di kelas
memprektekkan keterampilan dasar mengajar yang baik.
Adapun tujuan dari keterampilan dasar mengajar agar ini agar guru dan calon
guru mengetahui apa saja keterampilan dasar yang harus dilakukan pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Selain itu dengan mengetahui delapan keterampilan dasar
mengajar maka mahasiswa maupun calon guru mampu mempersiapkan diri untuk
praktik mengajar dan memiliki kemampauan dalam bentuk pengetahuan, sikap dan
keterampilan sebagai guru profesional. Sedangkan tujuan instruksional khususnya
adalah sebagai berikut:
a. Dapat menganalis tingkah laku mengajar teman-teman sekelas dan diri sendiri
Sebelum melakukan praktik mengajar di sekolah calon guru (mahasiswa)
diajarkan ilmu kemapuan dasar mengajar, calon guru harus mampu menguasai dan
mempraktikkan keterampilan dasar mengajar di hadapan teman sekelasnya, teman
sekelas mereka berperan seolah-olah menjadi murid dan calon guru yang praktik
menjadi guru, hal ini bertujuan agar guru mampu menganalisis tingkah laku
peserta didik melalui tingkah laku teman sekelasnya.
b. Dapat melaksanakan keterampilan khusus dalam mengajar
21 | P a g e
5. Kriteria Guru Yang Memiliki Kemampuan Dasar Mengajar
Seorang guru yang profesional menurut Darmadi (2010) adalah guru yang
memiliki kriteria kemampuan dasar mengajar sebagai berikut:
a. Mengembangkan kepribadian
Sebagai seorang guru yang profesional perlu adanya pribadi yang baik agar
dapat dijadikan contoh tauladan untuk peserta didik, karena tingkah laku dan sikap
guru merupakan percontohan untuk peserta didik.
22 | P a g e
Guru dikatakan profesional apabila telah menempuh pendidikan yang telah
ditetapkan, contoh untuk menjadi seorang guru harus menempuh pendidikan
minimal S1.
1) Tujuan pendidikan nasional dapat dicapai jika guru mampu memahami dan
melaksanakan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan;
2) Dalam kegiatan pembelajaran maka guru harus mengenal apa saja
prinsipprinsip pendidikan
3) Memahami kegunaan satuan pendidikan baik bagi diri sendiri maupun
masyarakat.
c. Menguasai materi/bahan pelajaran
23 | P a g e
Beberapa penjabaran yang dapat menggambarkan penyusunan program
pengajaran seorang guru yaitu:
Evaluasi merupakan hasil akhir dalam proses pembelajaran, oleh sebab itu
setelah melaksanakan program pengajaran guru harus memberikan penilaian
terhadap hasil kerja peserta didik agar guru mengetahui kemajuan peserta didik
sebelum dan sesudah menerima materi pelajaran.
24 | P a g e
2) Membimbing peserta didik untuk mengembangkan bakatnya
3) Memberikan arahan kepada peserta didik dalam berbagai untuk dapat
berinteraksi kepada masyarakat.
g. Menyelenggaarkan administrasi pendidikan
25 | P a g e
2) Menciptakan karya ilmiah ke luar lingkungan sekolah
3) Menghasilkan bahan ajar
4) Menulis artikel ilmiah
5) berkarya di media massa
6) Menulis makalah
7) Menjadi narasumber/pemateri
6. Syarat-syarat Kemampuan Mengajar Guru
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh guru dalam kemampuan dasar
mengajar yaitu: a.
a. Pengetahuan (Knowledge)
Guru harus memiliki pengetahuan di bidang tertentu terutama di bidang keguruan
dan pendidikan baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.
b. Keterampilan (Skill)
Guru harus memiliki keterampilan dibidang keguruan sehingga mampu
memimpin dan menguasai kelas secara efektif
c. Mengevaluasi (Evaluation)
Guru harus mampu memberikan penilaian/mengevaluasi peserta didik untuk
melihat sejauh mana tingkat kemampuan peserta didik dalam memahami dan
mendalami materi pelajaran yang telah disampaiakan oleh guru.
a. Persyaratan fisik
Guru harus memiliki kesehatan jasmani, berbadan sehat dan tidak mempunyai
penyakit menular yang dapat membahayakan orang lain.
b. Persyaratan mental
Guru memiliki mental yang kuat dan bersikap baik serta berdedikasi tinggi dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya
c. Persyaratan moral
Guru memiliki budi pekerti yang baik dan menjunjung pancasila dan mentaati
aturan-aturan yang berlaku.
d. Persyaratan intelektual
26 | P a g e
Guru memiliki kemampuan dalam bidang pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari lembaga pendidikan agar dapat dijadikan bekal dalam
melaksanakan tanggungjawabnya sebagai pendidik.
7. Fungsi dan Peran Guru Kemampuan Mengajar Guru
Ada lima fungsi dan peran guru dalam menciptakan kemampuan dasar mengajar
menurut Darmadi (2010) yaitu:
a. Guru sebagai pendidik dan pengajar, harus bersikap jujur dan terbuka, mampu
mengontrol emosi, serta peka terhadap perkembangan zaman dan sumber
informasi terbaru yang dapat mendukung proses pembelajaran;
b. Guru sebagai anggota masyarakat, harus mampu bersosialisasi dengan
masyarakat. Guru adalah makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan orang
lain guru tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain, maka dari itu guru
perlu berinteraksi pada masyarakat. Untuk itu guru harus menguasai psikologi
sosial
c. Guru sebagai pemimpin, selain memimpin diri sendiri, guru juga hrus mampu
jalannya proses pembelajaran. Guru harus bisa mengorganisir kegiatan
pembelajaran peserta didik dengan teratur dan seksama agar pembelajaran
berjalan efektif.
d. Guru sebagai pelaksana administrasi, berhubungan dengan adminstrasi yang harus
dikerjakan disekolah. Guru harus memiliki sikap ulet, rajin dan teliti dalam
menyimpan dan melalukan arsip administrasi
e. Guru sebagai pengelola kegiatan pembelajaran, guru harus mampu mengelola
kelas, menggunakan berbagai model dan metode pembelajaran yang efektif dan
menguasai situasi belajar peserta didik.
Sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan pelatih, fungsi guru dalam proses
pembelajaran menurut Darmadi (2010) meliputi
27 | P a g e
Guru tidak hanya sebagai penyampaian informasi/materi pelajaran kepada
peserta didik, namun guru juga lebih sebagai moderator, yaitu pengatur jalannya
pembicaraan dan komunikasi antara guru dengan peserta didik, maupun peserta
didik dengan peserta didik lainnya. Apabila ada perdebatan ataupun pembicaraan
yang tidak dapat diselesaikan oleh peserta didik maka guru wajib menjadi
penengah dalam mendamaikan perdebatan tersebut
c. Guru sebagai motivator
Peserta didik memiliki karakter yang berbeda-beda, ada peserta didik yang
berani mengemukakan pendapat dan adapula peserta didik yang pendiam dan
tidak berani mengemukakan pendapatnya. Peserta didik yang memiliki sifat
pendiam dan tidak berani mengemukakan pendapatnya makan guru harus
mampu memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran
d. Guru sebagai fasilitator
Guru sebagai fasilitator memberikan kemudahan dan sarana kepada peserta didik
agar dapat aktif belajar sesuai dengan kemampuannya.
e. Guru sebagai evaluator
Guru sebagai evaluator berperan dalam menilai setiap kegiatan yang dilakukan
oleh peserta didik, baik penilaian berupa pengetahuan, praktik maupun sikap.
Dalam menerapkan fungsi-fungsi dan peran guru, maka guru dituntut mampu
kreatif dan inovatif dalam hal:
a. Menggunakan model, pendekatan, strategi dan metode yang sesuai dengan materi
dan tujuan pembelajaran;
b. Berinteraksi dengan peserta didik;
c. Mengaplikasikan kemampuan mengajar;
d. Menguasai materi pelajaran
e. Mengkondisikan perlengkapan pengajaran serta alokasi waktu yang dibutuhkan;
f. Mempersiapkan media dan perlengkapan pengajaran.
28 | P a g e
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pembelajaran yang terpusat pada guru mengakibatkan peserta didik kurang aktif,
oleh karena itu perlu digeser sedemikian rupa sehingga menjadi lebih terpusat pada peserta
didik. Demikian pula adanya asumsi bahwa seluruh peserta didik di kelas mempunyai
karakteristik sama membawa konsekuensi pada pemberian perlakuan belajar yang serba
sama pula pada mereka, sehingga mengurangi kesempatan mereka untuk berkembang
sesuai perbedaan yang dimilikinya. Menurut Murphy, seorang psikolog kenamaan,
berpandangan bahwa proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara organisme yang
dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu
Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar mengandung sejumlah
komponen yang meliputi tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat
dan sumber, serta evalwasi. Penjelasan dari setiap komponen tersebut adalah sebagai
berikut:Tujuan, Bahan pelajaran, Kegiatan belajar mengajar, Metode , Alat, Sumber
pelajaran,dan Evalwasi.
3.2 SARAN
Sebaiknya pahami baik – baik dari hakikat pembelajaran ini dikarenakan ini
merupakan dasar dari proses pembelajaran yang akan dilakukan seorang guru
29 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
30 | P a g e