Anda di halaman 1dari 9

Kurikulum 1968

Kelompok 4 :
Yulia Lestari (15312241014)
Annisa Zulfah (15312241018)
Rizki Nugraheni P (15312244005)
Wahyu Tri S (15312244008)
Munculnya kurikulum 1968

Situasi politik mengalami perubahan pesat dan terjadi peristiwa yang


dikenal dengan nama G.30.S/PKI. Demonstrasi berbagai kalangan
(mahasiswa, pelajar, sarjana, dan kelompok masyarakat lainnya) mewarnai
kehidupan keseharian bangsa. Pada tanggal 11 Maret 1966 Presiden
Soekarno mengeluarkan Surat Perintah 11 Maret (Supersemar) yang
memberikan wewenang kepada Mayjen Soeharto untuk mengamankan
ajaran Panglima Besar Revolusi.
Munculnya kurikulum 1968

Pada tahun 1966, MPRS menetapkan kebijakan pendidikan untuk menghilangkan pengaruh
Manipol dan melarang ajaran komunis. TAP MPRS XXVI tahun 1966 menentukan bahwa
pendidikan haruslah diarahkan pada :
1. mempertinggi mental-moral-budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama,
2. mempertinggi kecerdasan dan ketrampilan, dan
3. membina/ memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.
Oleh karena itu maka kurikulum baru diperlukan untuk membersihkan pikiran dan hati
generasi muda dari ideologi tersebut. Meski pun demikian, pendidikan ideologi terus
berlanjut. Kurikulum baru segera dikembangkan untuk menggantikan kurikulum 1964,
dibersihkan dari Manipol-USDEK dan Nasakom. Akhirnya lahirlah kurikulum baru yang
dikenal dengan nama kurikulum 1968.
Karakteristik kurikulum 1968

Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu


dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan
ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat
jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi pekerti,
dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan mempertinggi
kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat dan kuat.
Karakteristik kurikulum 1968

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan


1964 yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan
manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi
materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya ada 9.
Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. Hanya
memuat mata pelajaran pokok-pokok saja, katanya. Muatan materi pelajaran
bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik
beratnya pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap
jenjang pendidikan.
Karakteristik kurikulum 1968

Kurikulum 1968 bersifat correlated subject curiculum, artinya materi pelajaran


tingkat bawah dikorelasikan dengan kurikulum sekolah lanjutan. Bidang studi pada
kurikulum ini di kelompokan pada tiga kelompok besar, pembinaan pancasila,
pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.Jumlah pelajaran ada 9 mata pelajaran, yang
memuat hanya mata pelajaran pokok saja.Materi pelajaran sendiri hanya teoritis, tidak
lagi mengaitkan dengan permasalahan yang aktual di lingkunag sekitar. Metode
pembelajaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pendidikan dan psikologi .
Kelompok Bidang Studi pada Kurikulum 1968

1. PEMBINAAN JIWA PANCASILA 2. PENGEMBANGAN PENGATUAN DASAR


a. Pendidikan agama a. Berhitung
b. Pendidikan kewarganegaraan b. IPA
c. Bahas Indonesia c. Pendidikan kesenian
d. Bahasa daerah 3. PEMBINAAN KECAKAPAN KHUSUS
e. Pendikan olahraga Pendidikan kejujuran
Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum 1968

1 Kelebihan Kurikulum 1968 2. Kekurangan Kurikulum 1968


Pendidikan diarahkan pada Hanya memuat mata pelajaran
kegiatan mempertinggi pokok saja.
kecerdasan dan keterampilan,
Muatan materi pelajaran
serta mengembangkan fisik
bersifat teoritis, tidak
yang sehat dan kuat
mengaitkan dengan
permasalahan faktual di
lapangan.
Runtuhya kurikulum 1968

Dikarenakan, kebijakan yang dicetuskan untuk mewujudkan strategi pembangunan di bawah


pemerintah Orde Baru dengan program pelita dan repelita,seperti :
Selama pelita 1 yang mulai pada tahun 1969 talah banyak timbul gagasan baru tentang
pelaksanaan tentang pelaksanaan sistem pendidikan nasional.
Adanya kebijakan pemerintah dibidang pendidikan nasional yang digariskan dalam GBHN yang
antara lain:mengejar ketinggalan di bidang ilmu ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
mempercepat lajunya pembengunan.
Adanya hasil analisis dan penelaian pendidikan nasional oleh departemen pendidikan dan
kebudayaan mendorong pemerintah untuk meninjau kebijaksanaan pendidikan nasional.
Adanya inovasi dalam sistem belajar mengajar yang dianggap lebih efesien dan efektif yangtelah
memasuki dunia pendidikan Indonesia.
Keluhan masyarakat tentang mutu lulusan pendidikan untuk meninjau sistem yang sudah berlaku.
Pada kurikulum 1968 terdapat hal-hal yang merupakan faktor kebijakan pemerintah yang
berkembang dalam rangka pembangunan nasional tersebut belum diperhitungkan,sehingga
deperlukan peninjauan terhadap kurikulum 1968 tersebut agar sesuai dengan tuntunan
masyarakat yang sedang membangun.

Anda mungkin juga menyukai