KURIKULUM 1968
TELAAH KURIKULUM DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA
A. Karakteristik
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum Rencana
Pendidikan 1964. Kurikulum ini muncul pada masa Mashuri, S.H. menjabat sebagai
menteri Pendidikan dan Kebudayaan (1968-1973). Pada kurikulum 1968
dilakukannya perubahan struktur kurikulum dari pendidikan pancawardhana menjadi
pembinaan jiwa Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus. Kelahiran
kurikulum 1968 bersifat politis, karena mengganti Rencana Pendidikan 1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama, dengan pertimbangan memiliki tujuan untuk
membentuk manusia Pancasila sejati. Dasar hukum kurikulum 1968 adalah TAP
MPRS No. XXVII/MPRS/1966 tentang agama, pendidikan, dan kebudayaan.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada pelaksanan
Undang-Undang Dasar 1945 secara murni dan konsekuen. Kurikulum 1968 bertujuan
bahwa pendidikan ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati,
kuat, sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan, dan keterampilan jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang sehat
dan kuat.
Adapun ciri-ciri atau karakteristik dari kurikulum 1968 adalah :
1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan adalah Mashuri, SH (1968 – 1973).
2. Jumlah mata pelajaran SD 10 bidang studi, SMP 18 bidang studi (Bahasa
Indonesia dibedakan atas Bahasa Indonesia I dan II), SMA jurusan A-18 bidang
studi, SMA jurusan B-20 bidang studi, SMA jurusan C-19 bidang studi
3. Penjurusan di SMA dilakukan di kelas II dan disederhanakan menjadi dua jurusan,
yaitu Sastra Sosial Budaya dan Ilmu Pasti Pengetahuan Alam (PASPAL).
Untuk memberi nilai pada hasil belajar siswa, kurikulum 1968 menggunakan
tiga prinsip. Pertama, prinsip keselurutan, obyek penilaian pendidikan yang utama
adalah anak sebagai keseluruhan bukan hanya dari sisi kecerdasan dan ingatan saja.
Kedua, prinsip kontinuitas artinya penilaian tidak boleh dilakukan sacara insidental,
karena pendidikan adalah proses yang berkelanjutan, penilaian pun harus dilakukan
secara. Berkelanjutan/kontinu. Ketiga, prinsip obyektivitas artinya penilaian harus
dilakukan seobyektif mungkin dan dinyatakan berdasarkan keadaan sebenamya.
Penilaian dalam Kurikulum 1968 dilakukan dalam ulangan harian, ujian semester, dan
ujian sekolah. Ulangan harian dan ujian semester dilakukan oleh guru dan dijadikan
sebagai dasar untuk pemberian nilai dalam rapor dan kenaikan kelas, sedangkan ujian
sekolah dikoordinasikan dalam rayon (tingkat kabupaten atau provinsi) untuk
menentukan kelulusan. Bentuk soal yang digunakan adalah esai (uraian). Penentuan
kenaikan kelas dan kelulusan dilakukan oleh sekolah. Mulai tahun 1969 secara
berangsur-angsur mata pelajaran untuk Ujian sekolah semakin bertambah.
D. Teori belajar
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ELEKTRO/19731122
2001122-SISCKA_ELVYANTI/sejarah_kurikulum2.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/226468-sejarah-kurikulum-di-
indonesia-studi-ana-bac69203.pdf
https://www.academia.edu/4089455/Sejarah_Kurikulum
Muhammad Nurhalim. 2011. Sebuah Tinjauan Desain dan Pendekatan. Jurnal
Analisis Perkembangan Kurikulum Indonesia. 16 (3) : 340 – 341.
(file:///C:/Users/Toshiba/Downloads/1597-Article%20Text-3040-1-10-
20180528.pdf)
Ahmad,dkk. 1998. Pengembangan Kurikulum. Bandung : Pustaka Setia.
Abdullah. 2007. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Yogyakarta :
ArRuzz.
https://jejak-risa.blogspot.com/2012/04/menguraikan-perbandingan-kurikulum-
di_02.html
Depdiknas. 2010. Sejarah Perkembangan Kurikulum SMP. Jakarta : Depdiknas
https://www.tintapendidikanindonesia.com/2017/05/kurikulum-1968.html
http://yolawredha2796.blogspot.com/2016/03/kurikulum-pendidikan-tahun-1968.html
https://etykurniyati.wordpress.com/2013/07/15/analisis-sejarah-kurikulum-di-
indonesia/
http://ahmadabas01.blogspot.com/2014/02/kurikulum-1968.html
https://www.academia.edu/12274720/Gambaran_dan_Ciri_ciri_Kurikulum_Pendidikan_
di_Indonesia_dalam_Perkembangan_Sejarah