Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengajar merupakan kegiatan membimbing pelajar untuk mengalami
proses belajar. mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa
belajar pelajar tersebut yang lebih efektif. Dalam hal ini, belajar diartikan sebagai
kegiatan mencari, menemukan dan melihat pokok permasalahan. Lalu mereka
berusaha memecahkan masalah termasuk pendapat bahwa bila seseorang memiliki
motor skill atau mampu menciptakan puisi atau sebagainya, maka itu artinya telah
mampu menghasilkan masalah dan menemukan kesimpulan.
Proses

mengajar

merupakan

upaya

untuk

mengembangkan

potensi/kemampuan siswa sehingga tercipta hubungan emosional yang baik antara


siswa dengan guru, siswa dengan siswa dan siswa dengan orang lain.
Mengembangkan sikap dan perilaku yang demokratis dan menumbuhkan kegiatan
belajar pelajar. Untuk dapat mengembangkan kemampuan tersebut seorang
pengajar dituntut untuk menggunakan pendekatan yang memadai dalam proses
pembelajaran.
Pengajar mempunyai peranan sangat penting, mereka harus mampu
menguasai kompetensi yang sudah tercantum dalam undangundang yang
mengatur tentang sistem pendidikan. pengajar bertugas memberi pengarahan dan
membimbing pengajar serta menjadi orang tuanya jika berada di lembaga
pendidikan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian mengajar ?
2. Bagaimanakah antara Mengajar dan Mendidik ?
3. Apakah pengertian mendidik ?
4. Apa saja ciri-ciri mendidik ?
5. Apakah persamaan dan perbedaan mendidik dan mengajar ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apakah pengertian mengajar.
2. Untuk mengetahui antara Mengajar dan Mendidik.
3. Untuk mengetahui pengertian mendidik.
4. Untuk mengetahui ciri-ciri mendidik.
5. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan mendidik dan mengajar.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mengajar


Mengajar pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk menciptakan
kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk
berlangsungnya proses belajar. Kalau belajar dikatakan milik siswa, maka
mengajar sebagai kegiatan guru. Disamping itu ada beberapa difinisi lain, yang
dirumuskan secara rinci dan tampak bertingkat.
Mengajar adalah

menyampaikan

pengetahuan

pada siswa.

Menurut

pengertian ini berarti tujuan belajar dari siswa itu hanya sekedar ingin
mendapatkan atau menguasai pengetahuan.
Dalam pengertian yang luas, mengajar diartikan sebagai suatau aktivitas
mengorganisasikan

atau

mengatur

lingkunagn

sebaik

baiknya

dan

menghubungkan dengan anak, sehingga terjadi proses belajar. Atau dikatakan,


mengajar

sebagai

upaya

menciptakan

kondisi

ynag

kondusif

untuk

berlangsungnya kegiatan belajar bagi para siswa. Kondisi itu diciptakan


sedemikian rupa sehingga membantu perkembangan anak secara optimal baik
jasmani maupun rohani, baik fisik maupun mental.
Ada pun hasil pengajaran itu dikatakan betul betul baik, apabila memiliki
ciri ciri sebagai berikut:
1. Hasil itu tahan lama dan dapat digunakan dalam kehidupan oleh siswa.
Dalam hal ini guru akan senantiasa menjadi pembimbing dan pelati yang
baik bagi para siswa yang akan menghadapi ujian.

2. Hasil itu merupakan pengetahuan asli atau otentik. Pengetahuan hasil


proses belajarmengajar itu bagi siswa seolah olah telah merupakan bagian
kpribadian bagi diri setiap siswa, sehingga akan mendapat mempengaruhi
pandanagn dan caranya mendekati suatu permasalahan. Sebab pengetahuan
itu dinyatakan dan penuh makana bagi dirinya.
Dalam hubungan itu ada rumusan lain mengenai pengertian mengajar
diartiakn sebagai kegiatan mengorganisasi proses belajar. Dengan demikian,
permasalahan yang dihadapi oleh pengajaran yang dipandang baik untuk
menghasilkan produk yang baik, adalah bagaimana mengorganisasikan proses
belajar untuk mencapai pengetahuan otentik dan tahan lama. Karena mengajar
merupakan kegiatan mengorganisasikan proes belajar secara baik, maka guru
sebagai pengajar harus berperan sebagai organisator yang baik pula. Secara makro
guru dituntut untuk dapat mengorganisasikan komponen komponen yang terlibat
di dalam proses belajar - mengajar, sehingga di harapkan terjadi proses
pengajaran yang optimal.
Perlu ditambahkan, bagi seorang guru/ pengajar harus menyadari bahwa
belajar adalah ingin mengerti. Belajar adalah mencari, menemukan dan melihat
pokok permasalahan nya belajar juga dikatakan sebagai upaya memecahkan
persoaalan yang dihadapi. Hal ini membawa konsekuensi bahwa kegiatan
mengajar dalam proses pengajarannya juga harus menyediakan kondisi yang
problematik dan guru membimbingnya.
Menurut penelitian psikologis, mengungkapkan adanya sejumlah aspek
yang khas sifatnya dari yang dikatakan belajar penuh makna. Belajar yang penuh
makna itu adalah sebagai berikut :

1. Belajar menurut esensinya memiliki tujuan , belajar memiliki makna yang


penuh, dalam arti siswa/subjek belajar, memperhatikan makna tersebut.
2. Dasar proses belajar adalahsesuatu yang bersifat eksplorasi serta
menemukan dan bukan merupakan pengulanagn rutin.
3. Hal belajar yang dicapai itu selalu memunculkan pemahaman atau
pengertian atau menimbulkan reaksi atau jawaban yang dapat dipahami
dan diterima oleh akal.
4. Hasil belajar itu tidak terkait pada situasi di tempat mencapai, tetapi dapat
juga digunakan dalam situasi lain.
a. Syarat-Syarat Mengajar
Agar dapat melaksanakan mengajar yang lebih efektif diperlukan syaratsyarat sebagai berikut:
1. belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Artinya dalam belajar mereka
harus mengalami aktivitas mental, misal kemampuan berfikir kritis, tetapi
juga mengalami aktivitas jasmani seperti mengerjakan sesuatu.
2. menggunakan banyak metode pada waktu mengajar. Variasi metode
mengakibatkan penyajian pelajaran yang lebih menarik perhatian, mudah
diterima, dan ruang menjadi lebih hidup.
3. motivasi. Hal ini berpengaruh terhadap kemajuan dan perkembangan mereka
selanjutnya, melalui proses belajar. bila motivasi yang diberikan mengenai
sasaran, bisa dipastikan mampu meningkatkan kegiatan belajar.
4. kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum sekolah yang memenuhi
tuntutan masyarakat dapat dikatakan bahwa kurikulum tersebut baik dan
seimbang. Kurikulum tersebut juga diharapkan mampu mengembangkan
segala segi kepribadian, di samping kebutuhan sebagai anggota masyarakat.
5. mempertimbangkan perbedaan individual. Dalam hal ini, tidak hanya cukup
merencanakan pengajaran yang klasikal saja, sebab mereka itu terdiri dari

berbagai organisme yang bervariasi. Variasi tersebut dapat terlihat dari


perbedaan intelegensi, bakat, tingkah laku, sipat dan sebagainya. Maka
diperlukan perencanaan secara individual pula, agar dapat mengembangkan
kemampuan secara individual.
6. membuat perencanaan sebelum mengajar. Dengan persiapan, akan mampu
membuat lebih mantap ketika di depan kelas. Selain itu perencanaan yang
matang mampu menimbulkan banyak inisiatif dan daya kreatif waktu
mengajar. Terkadang bisa juga meningkatkan interaksi belajar mengajar
antara pengajar dengan pelajar.
7. memberi pengaruh sugesti. Sugesti yang baik akan merangsang mereka untuk
lebih giat belajar.
8. keberanian mengajar. Ketika berhadapan dengan mereka tidak hanya cukup
pintar saja tetapi juga membutuhkan keberanian. Keberanian tersebut
membutuhkan kepercayaan diri. Jika demikian akan memperlihatkan
kewibawaan pengajar di depan atau di luar sekolah. Kewibawaan tersebut
juga akan membuat mereka memperhatikan dan meresapinya.
9. menciptakan suasana yang demokratis. Lingkungan yang saling menghormati
mampu mengerti kebutuhan mereka ,bertenggang rasa, memberi kesempatan
untuk belajar, berdiskusi, akan mampu mengembangkan kemampuan berfikir,
cara memecahkan masalah, kepercayaan pada diri yang kuat, hasyrat ingin
tahu, dan usaha menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri.
10. memberi masalah yang merangsang untuk berfikir. Rangsangan yang tepat
menyebabkan mereka dapat bereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang
dihadapi.
11. perlunya integrasi. Sehingga mereka memiliki pengetahuan yang terintegrasi,
tidak terpisah.
12. menghubungkan bahan pelajaran dengan kehidupan nyata.
13. memberi kebebasan berinteraksi. Sehingga mereka dapat menyelidiki sendiri,
mengamati, belajar sendiri, mencari pemecahan masalah sendiri. Hal tersebut

akan menumbuhkan rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang
dikerjakan, dan kepercayaan diri.
14. pengajaran remedial. Banyak faktor yang menjadi penyebab kesulitan belajar.
sebab itu perlu meneliti faktor tersebut, agar memberi diagnosa kesulitan
belajar dan menganalisa kesulitan tersebut. maka dari itu perlu juga
menyusun perencanaan pengajaran remedial.

2.2 Antara Mengajar dan Mendidik


Bicara tentang pengertian mengajar kalau dilihat esensinya dalam proses
belajar mengajar, sudah menyangkut kegiatan mendidik, dalam arti untuk
mengantarkan siswa kepada tingkat kedewasaanya, baik secara fisik maupun
mental. Tetapi dalam uraian berikut ini mencoba membedakan, dengan suatu
maksud memberikan suatu penamaan terhadap kenyataan yang kini sedang
berkembang . kenyataan yang dimaksud adalah keadaan proses dan hasil
pengajaran di sekolah sekolah. Sehingga pembedaan ini tidak ensensial dan
konseptual. Oleh karena itu mengajar dan mendidik akan ditempatkan di antara
tanda petik (.....).
Memang kalau dilihat dari segi asal katanya, keduanya memiliki arti yang
sedikit beda . mengajar .memberi pelajaran misalnya memberi pelajaran
matematika, memberi pelajaran bahasa, sejarah, agar siswa di ajari mengetahui
dan paham tentang bahan yang diajarkan tadi. MENDIDIK : memelihara dan
memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pemikiran. Menurut umum
mengajar diartiakn sebagai usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan
pengetahuan kepada siswa/anak didik .

Mendidik dapat di artiakan sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak


didik kearah kedewasaannya baik secara jasmanai maupun rohani . Oleh karena
itu mendidik dikatakan sebagai upaya pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak
anak didik . dibandingkan dengan pengertian mengajar , maka pengertian
mendidik lebih mendasar . mendidik tidak sekedar transfer of knowledge ,
tetapi juga transfer of values mendidik diartikan lebih komprehensif, yakin
usaha membina diri anak didik secara utuh baik matra kognitif, psikomotorik
maupun efektif, agar tumbuh sebagai manusia manusia yang berkepribadian.
Berkait
didik) mendidik

dengan
juga

soal
harus

pembentukan
merupakan

usaha

kepribadian siswa(anak
memberikan

tuntutan

kepada siswa untuk dapat berdiri sendiri dengan norma norma kemnusiaan yang
sesuai dengan kepribadian bangsa, yakni pancasila. Untuk mengantarkan anak
didik ketingkat itu memerlukan berbagai komponen dan proses, sepertian kegiatan
penyampaian materi pelajaran, kegiatan motivasi, penenaman nilai nilai yang
sesuai dengan materi yang diberikan. Itulah maka mendidik harus merupakan
usaha untuk memberikan motivasi kepada siswa agar terjadi proses internalisasi
nilai nilai pada dirinya sehingga akan lahir suatu sikap yang baik.
Sehubung dengan urayan dan kenyataan diatas,mengajar dalam kegiatan
belajar mengajar harus diterjemahkan secara konseptual, disikroniskan dengan
pengertian mendidik oleh karena itu , Raka Joni memberikan batasan
mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta
mengarahkan kegiatan belajar anak didik untuk memproleh pengetahuan,
keterampilan dan nilai atau sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku
maupun pertumbuhan sebagai pribadi.

2.3 Pengertian Mendidik


Mendidik dalam artian untuk mengantarkan anak kepada tingkat
kedewasaannya, baik secara fisik maupun mental. Mendidik lebih mendasar,
mendidik tidak sekedar transfer of knowledge, tetapi juga transfer Of Values.
Mendidik diartikan secara utuh, baik matra kognitif, psikometrik maupun afektif,
agar tumbuh sebagai manusia yang berpribadi.
Mendidik sangat berkaitan dengan moral dan kepribadian. Jika ditinjau
dari segi proses, maka mendidik berkaitan dengan memberikan motivasi untuk
belajar dan mengikuti ketentuan atau tata tertib yang telah menjadi kesepakatan
bersama. Kemudian bila ditilik dari segi strategi dan metode yang digunakan,
mendidik lebih menggunakan keteladan dan pembiasaan.
Menurut Paulo Freire, pendidikan adalah proses memanusiakan manusia,
sedangkan John Dewey mengatakan bahwa pendidikan adalah proses yang
dilakukan agar ada perubahan dalam masyarakat. Sehingga dapat dikatakan
bahwa pendidikan adalah sebuah proses transfer dan pencarian nilai yang terjadi
dilevel individu maupun masyarakat yang mengarah kepada perubahan kondisi
kearah yang lebih baik. Maka sejatinya pendidikan adalah juga proses
pembebasan manusia, karena telah begitu banyak penindasan terjadi diantara
manusia.
Secara teoritis pengertian mendidik dan mengajar tidaklah sama. Mengajar
berarti

menyerahkan

atau

manyampaikan

ilmu

pengaetahuan

atau

keterampilandan lain sebagainya kepada orang lain, dengan menggunakan cara


cara tertentu sehingga ilmu ilmu tersebut bisa menjadi milik orang lain. Lain
halnya mendidik, bahwa mendidik tidak hanya cukup dengan hany memberikan

ilmu pengetahuan ataupun keterampilan, melainkan juga harus ditanamkan pada


anak didik nilai nilai dan norma norma susila yang tinggi dan luhur. Dari
pengertian diatas dapat kita ketahui bahwa mendidik lebih luas dari pada
mengajar. Mengajar hanyalah alat atau sarana dalam mendidik .dan mendidik
harus mempunyai tujuan dan nilai nilai yang tinggi.

2.4 Ciri-ciri Mendidik


Adalah sepuluh ciri yang telah digambarkan melalui karya Milton
Hildebrand dan Kannet Feldman. Guru yang memilih semua ciri tersebut
dianggap sebagai guu yang; Hebat poleh siswa dan teman sejawat mereka serta
para staf administrasi. Guru yang memiliki kekuatan di sebagian bidang ini ( dan
lemah di sebagian yang lain ) dianggap sebagai guru yang baik oleh sebagian
pengamat dan sebagai guru yang jelek oleh pengamat lain.
1. Gaya Mengajar yang Merangsang Belajar

Meyajikan mata pelajaran dengan cara yang menarik dan melibatkan

siswa.
Menggukan humor untuk membantu mempertahankan perhatian siswa.
Memperkuat setiap poin utama dengan memberikan contoh, dan ilustrasi

yang bermakna.
Mengaitkan materi pelajaran dengan dunia siswa.
Mengaitkan mata pelajaran pada pengalaman sebenarnya dalam dunia

nyata.
Memusatkan perhatian pada pelajaran yang akan menjadi bagian pemanen
dari kehidupan seseorang dan akan di gunakan berulang kali si luar

sekolah.
Mengembangkan rasa ingin tahu.
Menyediakan waktu untuk membuat siswa secara psikologis siap untuk
belajar.

10

2. Kemampuan untuk berkomunikasi secara Jelas


Menyampaikan impormasi dengan cara dyang jelas dan dapat dipahami.
Mampu memproduksi pengetahaun sampai pada komponen-komponen

yang paling sederhana.


Mengaitkan satu sama lain impormasi yang diberikan.
Mengaitkan teori yang, Prinsip-prinsip, dan konsep-konsep pada

penerapan praktis.
Merumuskan tujuan belajar dengan jelas dan memberitahukannya kepada

siswa.
Menjawab pertanyaan secara tuntas dan bebas.
Memberikan umpan balik secara teratur dengan car yang mendorong siswa

belajar.
Menjelaskan kritik yang diberikan kepada siswa.
3. Menguasai Materi Pelajaran yang Dipegangya
Memiliki pengetahuan yang cukup luas dan mendalam di bidang yang

diajarkan.
Memiliki pengetahuan yang mutakhir di bidang ilmu yang diajarkan.
Memiliki komitmen terhadap bidang yang menjadi spesialisnya.
Menghubungkan fakta-fakta dan konsep yang lebih penting kepada bidang

studi yang berkaitkan .


Mengetahui materi pelajaran dengan cukup baik sehingga dapat

menekankan aspek-aspeknya yang penting-penting.


Memilihara kontak-kontak dengan teman-teman sejawat dibidangnya (di
dalam maupun di luar sekolah).

4. Memiliki antusiasme yang Dinamis

Merasa tertarik dan senang mengajar, menunjukkan hal itu


Secara tulus tertarik pada mata pelajaran itu
Membuat pelajaran itu menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan
Memancarkan sikap yang positif kea rah kehidupan secara umum
Mengembangkan gaya kemanusiaanya sendiri yang unik
Mau berusaha lebih keras untuk membuat siswa melakukan apapun yang
diperlukan untuk belajar

5. Memiliki Kepedulian Pribadi Terhadap Siswa

11

Secara tulus menghormati siswa dan menunjukkan sikap peduli dan siap

membantu.
Menunjukkan dengan jelas bahwa ia ingin membantu siswa belajar
Menyediakan waktu dan berusaha untuk mengenal siswa dan kebutuhan

mereka.
Bekerja dengan setiap siswa sebagai pribadi.
Berbicara dengan siswa menemukan jawaban atas pertanyaan mereka

sendiri.
Dihargai karena nasihat-nasihatnya pada hal-hal selain masalah sekolah,

serta dalam kegiatan di dalam kelas.


6. Katerampilan Berintraksi
Melihat kebutuhan siswa dan selalu mengikuti perkembangan kemajuan

tetap siswa.
Menggunakan reaksi dan umpan balik dari siswa untuk meningkatkan dan

memandu tindakannya.
Secara akurat membaca dan mengomunikasikan sinyal-sinyal non-verbal.
Mengetahui ketika para siswa tidak mengerti.
Memandang siswa ketika berbicara kepada mereka, di dalam atau di luar

kelas sekolah- kontak mata menunjukkan adanya kesadaran sebenarnya.


Berusaha agar siswa saling mengenal.
Memuji prestasi siwa yang berhasil untuk memotivasi belajar mereka

dimasa mendatang.
7. Memiliki kepribadian yang kuat
Memiliki intrgritas dan kejujuran dalam semua hubungannya dengan

siswa.
Mengemukakan di depan semua peraturan dan persyratan khusus tanpa

ada harapan yang disembunyikan.


Tidak mengubah peraturan tanpa persetujuan siswa.
Sangat berhati-hati dan bertindak adil dalam memberikan nilai dan ujian
Menjaga kerahasian siswa
Bersedia mengambil resiko untuk berbuat salah dan kemudian

memperbaiki kesalahan yang telah di buatnya


Memiliki kesabaran dan pengertian bagi siswa baru
8. Komitmen
Menunjukkan keinginan tulus untuk mengajar

12

Menjadikan mengajar sebagai poritas nomor satu


Menerima pembatasan dan kerja yang diperlukan menjalankan tugas secara benar
Melakukan segala apa yang diperlukan untuk selalu memberi tahu siswa tentang
kemajuan, kebersihan, dan kebutuhannya
Meminta masukan dari siswa, teman sejawat, dan pegawai administrasi untuk
tujuan perbaikan
Menerima kritik dan saran sebagai tanda perubahan yang positif
Selalu mencari cara-cara mengajar yang baru dan lebih baik
Berbagi ide-ide terbaik dengan teman sejawat demi peningkatan propsional
mereka.
Menurut umum, memang Mengajar diartikan sebagai usaha guru untuk
menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada siswa/anak didik. Jadi
Mengajar lebih cendrung kepada transfer of knowledge.
Kenyataan Mengajar yang lebih menekankan transfer of knowledge, inilah
justru banyak berkembang di sekolah-sekolah. Kebanyakan guru dan juga orang
tua wali sudah merasa puas kalau para anak didik mendapatkan nilai baik pada
hasil ulangannya. Jadi penting dalam hal ini siswa di tuntut mengetahui
pengetahuan yang telah diajarkan oleh gurunya. Yang penting adalah kecerdasan
otaknya, bagaimana perilaku dan sikap mental anak didik jarang mendapatkan
perhatian secara serius. Cara evaluasi yang dilakukan oleh guru pun hanya melihat
bagaimana hasil pekerjaan ujian, ulangan atau tugas yang diberikan. Ini semua
mendukung suatu pengertian bahwa Mengajar hanya terbatas pada soal kognitif
dan paling-paling di tambah keterampilan dan masih jarang yang sampai pada
unsur efeksi.
Dalam hubungan ini perlu dikemukakan suatu kasus yang cukup menarik,.
Pada suatu hari ada seseorang guru dan siswa dari suatu SMA, sama-sama naik
colt kampus. Di dalam colt itu pun keduanya tidak bertegur sapa. Kemudian
setelah sampai didepan gedung sekolahnya, guru itupun turun duluan dan
siswanya dari belakang mengacungkan kepalan tangannya. Ilustrasi ini

13

menunjukkan bahwa seorang guru tadi hanya di akui eksistansinya sebagai guru
kalau hanya berada di depan kelas saja, tetapi kalau diluar kelas sudah bukan apaapa lagi, bahkan mungkin di anggap musuh karena guru di pandang sebagai guru
yang kejam.
Kejadian-kejadian lain banyak, misalnya para siswa mengeroyok gurunya,
hanya karena nilai rapornya jelek atau karena tidak naik kelas, padahal semua ini
hanya sekedar symbol atau tahapan tertentu, bukan tujuan. Kasus dan kejadian
seperti di contohkan di atas sebagai petunjuk atau akibat dari Mengejar yang
transfer of knowledge, dan suyek belajar seolah-olah hanya membutuhkan
pengetahuan saja.
Padahal tujuan belajar secara sensual, disemping untuk mendapatkan
pengetahuan, juga keterampilan dan untuk pembinaan sikap mental. Dengan
demikian tidak cukup kalau hanya dilakukan proses pengajaran yang transfer of
knowledge itulah maka Mengajar harus sekaligus. Mendidik dapat diartikan
sebagai suatu usaha untuk mengantarkan anak didik kearah kedewasaan baik
secara jasmani maupun rohani. Oleh karena itu Mendidik dikatakan sebagai upaya
pembinaan pribadi, sikap mental dan akhlak anak didik. Dibandingkan dengan
pengertian Mengajar maka pengertian Mendidik lebih mendasar. Mendidik tidak
Skedar transfer of Knowledge, akan tetapi juga transfer of values.
Mendidik diartikan secara utuh, baik matra kognitif, psikometrik maupun
afektif, agar tumbuh sebagai manusia yang pribadi. Berkait dengan soal
pembentukan kepribadian anak didik, maka Mendidik juga harus merupakan
usaha untuk memberikan motivasi kepada anak didik agar terjadi proses
internalisasi nilai-nilai pada dirinya, sehingga akan lahir suatu sikap yang baik.
Sehubungan dengan uraian dan kenyataan diatas, maka Mengajar dalam kegiatan
belajar Mengajar harus diterjemahkan secara konseptual, disingkronisasikan

14

dengan pengertian Mendidik. Oleh karena itu raka joni memberi batasan Mengajar
adalah menyediakan kondisi optimal yang merangsang serta mengarahkan
kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh pengetahuan tingkah laku maupun
pertumbuhan sebagai pribadi.
2.5 Persamaan dan Perbedaan Mendidik dan Mengajar
Mendidik dengan mengajar memiliki persamaan sama-sama mentransfer
sesuatu kepada orang lain untuk menjadi lebih baik dan mengetahuinya.
Terdapat perbedaan mendasar antara mendidik dan mengajar, beberapa orang
mungkin terjebak antara definisi mendidik dengan mengajar. Padahal, terdapat
perbedaan yang mendasar antara keduanya. Mengajar merupakan kegiatan teknis
keseharian seorang guru. Semua persiapan guru untuk mengajar bersifat teknis.
Hasilnya juga dapat diukur dengan instrumen perubahan perilaku yang bersifat
verbalistis. Tidak seluruh pendidikan adalah pembelajaran, sebaliknya tidak
semua pembelajaran adalah pendidikan. Perbedaan antara mendidik dan mengajar
sangat tipis, secara sederhana dapat dikatakan mengajar yang baik adalah
mendidik. Dengan kata lain mendidik dapat menggunakan proses mengajar
sebagai sarana untuk mencapai hasil yang maksimal dalam mencapai tujuan
pendidikan Mendidik lebih bersifat kegiatan berkerangka jangka menengah atau
jangka panjang.
Hasil pendidikan tidak dapat dilihat dalam waktu dekat atau secara instan.
Pendidikan merupakan kegiatan integratif olah pikir, olah rasa, dan olah karsa
yang bersinergi dengan perkembangan tingkat penalaran peserta didik. Mengajar
yang diikuti oleh kegiatan belajar-mengajar secara bersinergi sehingga materi
yang disampaikan dapat meningkatkan wawasan keilmuwan, tumbuhnya
keterampilan dan menghasilkan peru bahan sikap mental/kepribadian, sesuai
dengan nilai-nilai absolute dan nilai-nilai nisbi yang berlaku di lingkungan

15

masyarakat dan bangsa bagi anak didik adalah kegiatan mendidik. Mendidik
bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik , sedang
mengajar bobotnya adalah penguasaan pengetahuan, keterampilan dan keahlian
tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia. Contoh seorang
guru matematika mengajarkan kepada anak pintar menghitung, tapi anak tersebut
tidak penuh perhitungan dalam segala tindakannya, maka kegiatan guru tersebut
baru sebatas mengajar belum mendidik.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mengajar adalah memberi pelajaran semisal, pelajaran matematika,
memberi pelajaran bahasa, memberi pelajaran geografi, agar siswa yang di ajar itu
mengetahui dan paham tentang bahan yang di ajarkan tadi. Sedangkan
Mendidik adalah memelihara dan memberi latihan mengenai ahklak dan
kecerdasan pikiran. Menurut umum, memang mengajar di artikan sebagai
usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada
siswa/anak didik. Jadi Mendidik lebih cenderung kepada transfer of
knowledge. Disamping untuk mendapatkan pengetahuan, juga keterampilan dan
untuk pembinaan sikap dan mental. Mendidik dapat diartikan sebagai usaha untuk
mengantarkan anak didik kearah kedewasaan baik secara jasmani maupun rohani.
Dengan demikian tidak cukup kalau hanya dilakukan proses pengajaran yang
transfer of knowledge, itulah maka mengajar harus sekaligus mendidik.
Sehubungan dengan uraian dan kenyataan diatas, maka Mengajar dalam
kegiatan

belajar

Mengajar

harus

diterjemahkan

secara

konseptual,

disinkronisasikan dengan pengertian Mendidik. Sehungan dengan uraian dan

16

kenyataan diatas, maka Mengajar dalam kegiatan belajar Mengajar harus


diterjemahkan secara konseptual, disinkronisasikan dengan pengertian Mendidik.
Oleh karean itu batasan Mengajar adalah menyediakan kondisi optimal yang
merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar anak didik untuk memperoleh
pengetahuan tingkah laku maupun pertumbuhan sebagai pribadi.

3.2 Saran
Mengajar dalam kegiatan belajar mengajar harus diterjemahkan secara
konseptual, disinkronisasikan dengan pengertian mendidik agar dapat menciptakan
suasana nyaman di dalam proses pembelajaran.

17

DAFTAR PUSTAKA

Dimayati dkk,Belajar dan Pembelajaran,Jakarta,PT Asdi Mahsatya, 2006,hlm.112


Principles of College Teaching seperti dimuat dalam Abu Ahmadi dkk, Ilmu
Pendidikan,PT.rieneka, Jakarta 1991.

18

Anda mungkin juga menyukai