Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejarah dan perkembangan pendidikan di Indonesia perlu untuk dimengerti
agar dapat mengambil hikmah, bagian negatif dan positif dari setiap periode
dalam sejarah pendidikan.
Dalam masa Reformasi tentunya pendidikan di Indonesia tidak berjalan dengan
mulus begitu saja, namun juga ada hambatan yang dialami seperti maslah
ekonomi, kurikulum yang diterapkan dan pengembangan pendidikan.
Pemerintah telah berupaya mengembangkan pendidikan di Indonesia dengan
maksimal, seiring berkembangnya zaman menuntut pendidikan untuk ikut
berkembang. Perwujudan kurikulum yang diterapkan perlu adanya fasilitas
yang memadai dan dalam peningkatan peran pendidikan menengah terutama
dalam penyediaan prasarana, menghadapi lulusan pendidikan, serta
menyiapkan kejuruan sesuai dengan permintaan kerja juga tidak mudah.
Pengembangan pendidikan yang bertujuan mencerdaskan anak bangsa yang
harus diikutkan dengan perkembangan zaman guna untuk tidak tertinggal oleh
zaman.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan pendidikan Indonesia Tahun 1997 atau 1998
sampai sekarang?
2. Bagaimana Undang-Undang sistem pendidikan nasional 1997?
3. Bagaimana kurikulum yang berlaku sejak reformasi sampai sekarang?
4. Bagaimana perkembangan pendidikan guru dan kebijakan terkait guru di
Indonesia sejak reformasi sampai sekarang?
5. Bagaimana hikmah dan nilai-nilai sejarah perkembagan pada pendidikan
di era reformasi?

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 1 | P a g e


C. Tujuan
1. Mengetahui perkembangan pendidikan Indonesia Tahun 1997 atau 1998
sampai sekarang
2. Mengetahui Undang-Undang sistem pendidikan nasional 1997 dan
pelaksanaanya
3. Mengetahui kurikulum yang berlaku sejak reformasi sampai sekarang
4. Bagaimana perkembangan pendidikan guru dan kebijakan terkait guru di
Indonesia sejak reformasi sampai sekarang
5. Mengetahui hikmah dan nilai-nilai sejarah perkembagan pada pendidikan
di era reformasi

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 2 | P a g e


BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkembangan Pendidikan Indonesia tahun 1997 atau 1998 sampai


sekarang
Pendidikan reformasi sangat berkaitan dengan persoalan dengan
sentralisme-otoriter yang diterapkan oleh orde baru dalam bidang
pendidikan yang hendak digugat dan dilawan. Di masa pemerintahan
Habiebie (pengganti Presiden Soeharto), menetapkan kebijakan otonomi
daerah, termasuk oromomi pendidikan. Peran daerah dimunculkan dan tidak
tergantung pada pusat.
Kebijakan pendidikan lainya untuk menyelamatkan dunian
pendidikan dan menjamin kelangsungan pendidikan nasional, pemerintahan
B.J. Habiebie mulai 1999 membebaskan SPP untuk SD hingga SMTA.
Mengenai Normalisasi kampus, kebijakan NKK-BKK di zaman Orde Baru
oleh pemerintah B.J. Habiebie di tinjau kembali dan bahkan aturan-aturan
yang menghambar kreativitas dan kebebasan mahasiswa dicabut.
Pemerintahan Gus Dur memunculkan Undang-undang No. 22
Tahun 1999 tentang pemerintah daerah diperkuat oleh UU No. 25 Tahun
1999 mengenai perimbangan keuaangan pusat dan daerah. Menurut
ketentuan pasal 11 UU No. 2 tahun 1999, pendidikan termasuk salah sartu
bidang yang oleh pemerintah termasuk salah satu bidang yang oleh
pemerintah didesentralisasikan. Dengan demikian, masalah pendidikan
yang semula serba ditangani pemerintah pusat, tanggung jawab masalah ii
bergeser ke pemerintahan daerah. dalam hal ini adalah daerah kabupaten
maupun kota.
Program pembangunan nasional (Propenas) 1999-2004 juga diakui
bahwa manajemen pendidikan nasional selama ini secara holistik sangat
sentralis sehingga menutup dinamika demokrasi pendidikan. Diakui
maupun tidak, manajemen pendidikan yang sentralistis akan menyebabkan
dan melahirkan kebijakan seragam yang tidak mampu dan tidak dapat

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 3 | P a g e


mewadahi segala perbedaan, keberdaan, atau heterogenitas kepentingan
setiap daerah, sekolah dan peserta didik. 1
Penguasa reformasi berupaya memformulasi arah kebijakan
pembangunan pendidikan dalam Garis-Garis Besar Negara (1999-2004),
yaitu:
1. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh
pendidikan yang bermutu tinggi tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia yang
bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia
Indonesia berkualitas tinggi, dengan peningkatan anggaran pendidikan
secara berarti.
2. Meningkatkan kemampuan akademis dan frofesional serta meningkatkan
jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan sehingga tenaga pendidik
mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidiakn
watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan
tenaga kependidikan.
3. Melakukan pembaharuan sistem pendidikan, baik sekolah maupun luar
sekolah sebagai pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan sera
mingkatkan parisipasi keluarga dan masyarakat.
4. Memberdayakan lembaga pendidikan yang diselenggarakan.
5. Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan, baik
oleh masyarakat maupun pemerintah, unyuk memantapakan sistem
pendidikan yang efektif dan efisien.
6. Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara
terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif
oleh seluruh komponen bangsa.
7. Meningkatkan penguasaan, perkembangan dan pemanfaatkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Kebijakan lain di permulaan masa reformasi yaitu, Persoaalan
otonomi perguruan tinggi , privatisasi PTN berawal dari krisis ekonomi

1
Muhammad Rifa’i, Sejarah Pendidikan Nasional, ( Yogyakarta: Ar-Ruzz Media), hal. 262-
263.

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 4 | P a g e


yang mendera bangas Indonesia sejak pertengahan tahun 1990-an dan
memuncak tahun 1997. Krisis ekononomi memaksa bangsa Indonesia
berkerjasama dengan lembaga keuangan internasional (IMF). IMF bersedia
memberi pinjaman dengan syarat adanya pencabutan beberapa subsifi di
sektor publik sejak itu terjadi berbagai macam kenaikan harga, seperti tarif
listrik, bahan bakar minyak dan dikuti melambungnyaberbagai macam
kebutuhan harian masyarkat. Dampak paling nyata adalah privatisasi PTN.
Probatisasi PTN dituangkan dalam PP 61/1999 dan 153/2000 ysng
mengubah status PTN menjadi Badan Hukum Milik Ngara (BUMN).
Privatisasi berarti pencabutan subsidi pendidikan secara bertahap lima tahun
terhitung sejak 1999. Sejak itu perguruan tinggi dituntut mencari dana
secara mandiri untuk membiayai pendidikannya. 2
Sementara itu, Doni Kesuma menilai banyak kebijakan pendidikan
nasional di era reformasi salah sasaran dna tidak memiliki landasan dan
tujuan yang tepat. Mulai dari Kurikulum Berbasis Kompetisi, Manajemen
Berbasis Sekolah, Lifeskil, Komite Sekolah, dan Dewan Pendidikan. Sistem
pendidikan baru membagi pendidikan menjadi dua jalur besar yaitu jalur
formal standar dan jalur formal mandiri. Jalur ini membedakan kemampuan
akademis dan finansial siswa. Jalur formal mandiri diperuntukan bagi siswa
yang mapan secara akademis maupun finansial.
Pemerintahan Megawati menghasilkan RUU sesdiknas yang
kemudian menjadi UU Sisdiknas. Bergulirnya reformasi diharpkan oleh
kalangan pendidik dpat mengasilkan perubahan dan kemajuan di bidang
pendidikan. Namun setelah sekian tahun rezim reformasi bekuasa, tetapi
masih saja kebijakan-kebijakan pendidikan mendapatkan kritikan tajam.
Salah satunya dari, Beny Susetyo.
Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU
Sisdiknas) melahirkan kontoversi dipisu adanya masalah pendidikan agama
seperti dijelaskan dalam pasal 12 ayat (1) RUU Sisdiknas. Di dalam bab V

2
Ibid,. Hal 265

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 5 | P a g e


tentang peserta didik, pasal 12 ayat (1) huruf (a) tersebut dinyatakan,
“ setiap peserta didik pada satuan pendidikan agama sesuai dengan agama
yang dianutnya dan diajarkan oleh penduduk yang seagama”.
Menurut Benny Susetyo, setidaknya muncul dua problem, yakni
apakah pendidikan agama dapat diberikan oleh guru yang seagama atau
cukup guru yang memiliki kompetensi walaupun mereka berbeda keyakinan
agama. Kedua, apakah pendidikan harus diberikan kepada semua jenjang
dan jenis pendidikan atau apakah cukup di beberapa satuan pendidikan
tertentu saja. 3
Transisi pemerintahan Megawati ke Susilo Bambang Yudhoyono
muncul dan implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Secara
umum, peinsip implementasi Kurikulum 2004 adalah lahirnya KBK. Sulit
diterapkan di daerah-daerah yang kekurangan fasilitas pendukung kegiatan
pendidikan dan juga para guru belum sepenuhnya mengerti esensi (filosofi)
KBK. Hal ini di pengaruhui oleh minimnya sarana pendukung yang dimiliki
guru dalam meningkatakan kualitas pendidikan. Guru harus memiliki alat
bantu dalam pengajarnya. Hal ini digunakan untuk memacu peserta didik
agar tidak bosan. Dengan berbagai alat bantu dan sarana pendukung, KBK
diharapkan mampu mengubah pola pikir selama ini. Artinya pendidikan
bukan hanya menjadi jangan transfer ilmu namun lebih dari itu, pendidikan
sebagai saeana pendewasaan, kemandirian dan meningkatkan potensi.
Pendidikan di era reformasi pendidikan mengalami liberalisasi.
Akibatnya adanya pendidikan yang kemudian diserahkan kepada pasar,
akan menyulitkan masyarakat guna mendapatkan pendidikan yang layak
dan bermutu. Indonesia yang sudah masuk ke dalam lingkaran
neoliberalisme pasca digelarnya kebijakan otonomi pendidikan telah
menyebabkan dunia pendidikan menjadi perdagangan bebas.
Harga pendidikan menjadi tidak terjangkau lagi oleh kalangan
bawah, termasuk dunia perguruan tinggi yang juga mematok biaya

3
Ibid, hal. 268.

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 6 | P a g e


pendidikan cukup tinggi, khususnya Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang
beruba menjadi Badan Hukum Milik Ngara (BUMN), seperti Universitas
Indonesia, Universitas Gajah Mada (UGM), Institut Teknologi Bandung
(ITB), dan Institut pertanian Bogor (IPB). Karena beberapa PTN sudah
menjadi BHMN dan memiliki wewenang mengatur dan mencari dana
sendiri.
Pasca – otonomi pendidikan lahirlah privatisasi pendidikan, yaitu
ketika pendidikan sudah menjadi ladang bisnis untuk mengambil
kepentingan ekonomi.
Pendidikan di zaman reformasi ini dapat disimpul ada beberapa hal:
1. Salah satu bentuk pendidikan di zaman reformasi pada permulanya sama
sikapnya Orde Baru terhadap Orde Lama, yaitu berusaha mencoba
membedakan dirinya dengan orde sebelumnya, yaitu Orde Baru. Salah satu
bentuk pendidikan di zaman reformasi yang membedakan adalah
diterapkannya otonomi daerah dan otonomi lembaga pendidikan, terutama
perguruan tinggi
2. Reformasi selalu menginginkan perubahan dan sering bersifat reaksioner
terhadap kritik dan terburu-buru dalam membuat kebijakan. Misalnya,
kurikulum pada zaman reformasi setidaknya mengalami perubahan dua kali,
yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan KTSP (Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan).
3. Tampak sulit mewujudkan anggaran pendidikan yang sesuai dengan
amanah UUD 1945, yaitu 20%.4

B. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional 1997


1. Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 TAHUN 2003

4
Ibid, hal. 281-283.

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 7 | P a g e


Undang-undang yang berisi tentang system pendidikan dan memuat
22 BAB dan 77 pasal, adapun maksud dari undang-undang tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
b. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman.
c. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang
saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
d. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan tertentu.
e. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
f. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,
dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator,
dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.
g. Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk
mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai
dengan tujuan pendidikan.
h. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan
tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan
kemampuan yang dikembangkan.
i. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan
pendidikan suatu satuan pendidikan.

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 8 | P a g e


j. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal
pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.
k. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.
l. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal
yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
2. Undang-Undang No. 2 tahun 1989
Undang-undang ini berisi tentang system pendidikan nasional, memuat 19
BAB dengan 57 pasal didalamnya. Adapun maksud dari undang-undang
sebagai berikut :
a. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang;
b. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berakar pada kebudayaan
bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945;
c. Sistem pendidikan nasional adalah satu keseluruhan yang terpadu dari
semua satuan dan kegiatan pendidikan yang berkaitan satu dengan lainnya
untuk mengusahakan tercapainya tujuan pendidikan nasional;
d. Jenis pendidikan adalah pendidikan yang dikelompokkan sesuai dengan
sifat dan kekhususan tujuannya;
e. Jenjang pendidikan adalah suatu tahap dalam pendidikan berkelanjutan
yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan para peserta didik serta
keluasan dan kedalaman bahan pengajaran;
f. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan
tertentu;
g. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri
dalam penyelenggaraan pendidikan;

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 9 | P a g e


h. Tenaga pendidik adalah anggota masyarakat yang bertugas membimbing,
mengajar dan/atau melatih peserta didik;
i. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar;
j. Sumber daya pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan
pendidikan yang terwujud sebagai tenaga, dana, sarana dan prasarana yang
tersedia atau diadakan dan didayagunakan oleh keluarga, masyarakat,
peserta didik dan Pemerintah, baik sendiri-sendiri maupun bersamasama;
k. Warga negara adalah warga negara Republik Indonesia;
l. Menteri adalah Menteri yang bertanggung jawab atas bidang pendidikan
nasional.

C. Kurikulum yang berlaku Sejak Reformasi Hingga Sekarang


Secara Umum Orde reformasi adalah perubahan secara drastis
untuk perbaikan (bidang Pendidikan, sosial, politik, atau agama) dalam
suatu masyarakat atau Negara, berarti perubahan terhadap suatu sistem yang
telah ada pada suatu masa.
Orde Reformasi di mulai pada tahun 2004 sampai dengan sekarang,
system pendidikan pun mengalami perubahan yaitu dengan berubahnya
penerapan kurikulum untuk perbaikan mutu pendidikan.
Penerapan kurikulum pada orde reformasi dimulai dengan
Kurikulum 2004 (KBK) berganti pada tahun 2006 menjadi Kurikulum
Tingkat satuan Pendidikan (KTSP), tahun 2013 yaitu kurikulum 2013 yang
sedang diterapkan sekarang.

1. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004


Mulai tahun 2004 lahirlah kurikulum baru dengaan nama Kurikulum
Berbasis Kompetensi ( KBK ) diterapkan di Indonesia. Lahir sebagai respon
darii tuntutan reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan
daerah, UU No 25 tahun 2000 tentang kewenangan pemerintah dan

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 10 | P a g e


kewenangan propinsi sebagai daerah otonom, dam Tap MPR No
IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan nasional.5
Kurikulum 1994, para murid dikondisikan dengan sistem caturwulan.
Sedangkan dalam kurikulum 2004, para siswa dikondisikan dalam sistem
semester, Kurikulum 1994 para murid hanya belajar pada isi materi
pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum
2004, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk
menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski
sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi.
Kurikulum 2004 peran guru hanya bertindak sebagai fasilitator,
namun meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua.
Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namun subjek. Dan
setiap kegiatan siswa ada nilainya. mulai di berlakukan pula wajib pramuka
sebagai nilai tambah ekstrakulikuler.
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Sejak tahun ajaran 2006/2007, diberlakukan kurikulum baru yang
bernama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang merupakan
penyempurnaan Kurikulum 2004.
Kurikulum 2006 adalah sebuah kurikulum operasional pendidikan
yang disusun oleh, dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan
di Indonesia. Penyusunan KTSP oleh sekolah dimulai tahun ajaran
2007/2008 dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) untuk pendidikan dasar, dan menengah sebagaimana yang
diterbitkan melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional masing-masing
Nomor 22 Tahun 2006, dan Nomor 23 Tahun 2006, serta Panduan
Pengembangan KTSP yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP).
Pada kurikulum 2006, Standar Isi ialah ruang lingkup materi dan
tingkat kompetensi yangg dituangkan dalam persyaratan kompetensi

5
Sujanto, Bedjo. 2007. Mengorek Kegelisahan Guru. Jakarta :Sagung Seto, hlm 39.

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 11 | P a g e


tamatan, kompetensi bahan kajian kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yangg harus dipenuhi peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Standar isi merupakan pedoman untukk pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan yangg memuat.
1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum,
2) Beban belajar,
3) Kurikulum tingkat satuan pendidikan yangg dikembangkan di
tingkat satuan Pendidikan.
4) Kalender pendidikan.

SKL digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan


kelulusan peserta didik darii satuan pendidikan.SKL meliputi kompetensi
untukk seluruh mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.Kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yangg mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengaan standar nasional yangg telah
disepakati.
Secara khusus tujuan diterapkannya KTSP ialah:
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif
sekolah dalam mengembangkan kurikulum, mengelola dan
memberdayakan sumberdaya yangg tersedia.
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
pengembangan kurikulum melalui pengambilan keputusan bersama.
3) Meningkatkan kompetisi yangg sehat antar satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yangg akan dicapai.

3. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 (K-13) merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh
pemerintah untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 12 | P a g e


dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa
sekolah menjadi sekolah percobaan.
Penerapan Pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di
Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA
Kelas X dan XI.
Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian, yaitu aspek
pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek sikap dan perilaku. Di dalam
Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi
yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang
dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb.,
sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut:
1) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengaan kondisi pendidikan
dikaitkan dengaan tuntutan pendidikan yangg mengacu kepada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yangg meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengaan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat darii pertumbuhan penduduk
usia produktif.
2) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengaan arus globalisasi dan
berbagai isu yangg terkait dengaan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional.
Adapun ciri kurikulum 2013 yangg paling mendasar ialah:
1) Menuntut pengetahuan Guru dalam berpengetahuan dan mencari tahu
pengetahuan sebanyak – banyaknya karena siswa zaman sekarang

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 13 | P a g e


telah mudah mencari informasi dengaan bebas melalui perkembangan
teknologi dan informasi.
2) Siswa lebih didorong untukk memiliki tanggung jawab kepada
lingkungan, kemampuan interpersonal, antar personal, maupun
memiliki kemampuan berpikir kritis.
3) Memiliki tujuan agar terbentuknya genenrasi produktif, kreatif,
inovativ, dan avektif.
4) Khusus tingkat SD, pendekatan tematik integrative memberi
kesempatan siswa untukk mengenal dan memahami suatu tema dalam
berbagai pelajaran.6
Kurikulum 2013 bertujuan untukk mempersiapkan manusia Indonesia
agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yangg
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
D. Perkembangan dan Kebijakan Guru era Reformasi
1. Perkembangan Guru era Reformasi
Era reformasi ditandai dengan runtuhnya sebuah rezim orde baru
yang otoriter. Yang dengan sifat otoriternya maka sistem pemerintahannya
sentralistik, termasuk juga dalam bidang pendidikan yang sangat memusat.
Setelah orde baru tumbang maka perubahan menjadi pilihan pembangunan
bangsa. Dan era perubahan itulah yang dikenal era reformasi. Perubahan
dalam reformasi dilakukan secara konsepsional dan konstitusional dengan
strategi dan program yang lebih efektif dalam suasana madani.
Perjuangan PGRI pada masa reformasi ini meliputi bidang
keorganisasian, kesejehteraan, ketenagakerjaan, perundang-undangan,
reformasi pendidikan nasional serta kemitraan nasional dan interbasional.
Pada masa sekarang ini masih banyak pula pihak yang memandang PGRI
hanya sebagai aspek tertentu yang sempit dalam bentuk serpihan-serpihan
yang tidak terpadu dan dilandasi oleh kepentingan tertentu sebagai

6
Kurnia, Imas. Berlin, Sani. Implementasi Kurikulum 2013 konsep dan penerapan.
(Surabaya : Kata Pena, 2014). hlm 21.

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 14 | P a g e


akibatnya banyak berkembang persepsi yang kurang baik terhadap PGRI
dan ini sudah banyak menimbulkan berbagai hal yang kurang
menguntungkan bagi PGRI dan terutama pada anggotanya.
Dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan pendidikan nasional,
PB, PGRI ikut berperan serta secara aktif dengan memberikan masukan
pada pemerintah agar berbagai agenda reformasi yang sedang dan akan
dilaksanakan dapat terwujud dengan tepat sasaran. Salah satu komponen
yang sering dijadikan sasaran penyebab menurunnya mutu pendidikan yaitu
kurikulum. Kritikan yang cukup tajam terhadap kurikulum antara lain
materinya terlalu padat, tidak sesuai dengan kebutuhan bahkan merepotkan
guru dalam menjalankan civitasnya dibidang akademik.
Upaya reformasi pendidikan pada sistem nasional hanya akan
terwujud apabila guru mendapat tempat yang sentral dan menjadi prioritas
utama. Sehubungan dengan itu, PGRI menekankan agar masalah guru pada
era reformasi pada pendidikan nasional PGRI diharapkan mendapat
perhatian dan prioritas utama mengingat peranan guru yang fundamental.
Sebab dengan demikian perbaikan dalam dunia pendidikan akan terwujud.
Persoalan pelik dalam pendidikan, yakni persoalan mutu dengan sendirinya
juga akan teratasi. Namun jika itu tidak terpenuhi, maka keberadaan dunia
pendidikan tidak akan pernah menjadi baik. Masalah mutu, yang sekarang
menjadi persoalan yang paling krusial dalam pendidikan juga sulit untuk
teratasi.
Pada era reformasi, di tubuh PGRI juga mengalami perubahan yakni
dengan melakukan penyesuaian AD/ ART organisasi dan sesuai dengan
tantangan dan tuntutan reformasi yang ditandai dengan kongres ke XVIII
pada tanggal 25-28 Nopember 1998 di Lembang bandung.Selain dari pada
itu perubahan sebagai organisasi yang mampu beradaptasi dan mewujudkan
dirinya sebagai the learning organization (organisasi pembelajar).
Itulah sekilas gambaran tentang kiprah PGRI dan dinamikanya
sampai pada era reformasi.Meski tidak bisa terdiskripsikan secara utuh,
namun paling tidak itu juga bisa memberikan kontribusi pemahaman. Sebab

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 15 | P a g e


saat ini keberadaan guru memang masih memprihatinkan yang imbasnya
pendidikan juga sudah mulai menurun. Maka pada masa yang seperti ini
kontribusi pemikiran, kajian, dan diskusi tentang persoalan pendidikan,
termasuk juga PGRI sebagai organisasi guru dalam rangka mencari solusi
yang lebih baik bagi masa depan pendidikan bangsa kita. Dan tentu apa yang
menjadi malasah dalam dunia pendidikan seperti dijelaskan di atas juga
harus dipikirkan oleh PGRI. Harus diakui itu juga merupakan tantangan
masa depan PGRI.7
2. PGRI dan Guru Masa Kini

Membangun sekolah yang berkinerja tinggi merupakan tantang


nyata yang harus dihadapi oleh semua warga sekolah. Kepala sekolah,
guru, tenaga kependidikan, tenaga administrasi, komite sekolah, termasuk
siswa dituntut bahu membahu menjawab tantangan tersebut. Sekolah
tidak bisa optimal berkinerja tanpa semua pihak saling berkerja sama
serta saling menunjang dalam semangat kebersamaan dan kesejawatan.
Menterjemahkan sekolah yang berkinerja tinggi selalu akan bersinggungan
dengan terjemahan sekolah efektif. Scheerens (1992) memandang sekolah
efektif dalam dua sisi, yaitu dari sisi sudut pandang ekonomi dan teori
organisasi.

Dari ciri-ciri sekolah efektif diatas, kita bisa memaknai bahwa


sekolah yang efektif adalah sekolah yang mampu menampilkan (perform)
semua indikator dua perspektif Sheerens di atas. Indikator perspektif
Scheeres tentang sekolah efektif bisa dijadikan salah satu alternatif
dalam menentukan indikator-indikator kinerja sekolah. Kembali pada
bahasan di awal, membangun sekolah berkinerja tinggi, sekolah yang
berkinerja tinggi adalah sekolah yang mampu menampilkan indikator-
indikator sekolah efektif yang dijelaskan di atas secara optimal.

7
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2000) hal 55

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 16 | P a g e


Sekolah berkinerja tinggi adalah sekolah yang mampu
menghasilkan keluaran berupa:

1. Proses pembelajaran yang efektif


2. Siswa dan guru yang berprestasi tinggi baik akademik maupun non
akademik
3. Tingkat kehadiran warga sekolah tinggi
4. Pelayanan akademik dan administratif yang optimal pada semua warga
sekolah
5. Iklim dan budaya sekolah yang positif dan dinamis
6. Etos kerja warga sekolah yang tinggi
7. learning organization
8. Hubungan antar pribadi yang harmonis
9. Tata kelola sekolah yang baik

Berbicara tentang guru, seolah topik ataupun tema ini tak pernah
jenuh untuk dibahas. Semua sisi dari dimensi guru menarik untuk
dikaji.Dari waktu ke waktu, problematik guru selalu muncul bergantian.
Probelmatik ini menjadi salah satu beban berat yang harus ditanggung
sekolah dalam upayanya meningkatkan kinerja dan mutu pendidikan. Saat
ini, setidaknya ada 7 (tujuh) masalah pokok yang dihadapi guru di
Indonesia.

Pertama, adalah permasalahan distribusi guru. Sudah menjadi


rahasia umum bahwa terjadi kesenjangan antara sebaran guru di daerah
perkotaan dengan di daerah perdesaan yang sangat lebar perbedaannya.
Sampai-sampai pemerintah harus mengeluarkan pil pahit melalui SKB 5
antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementrian PAN dan
RB, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Keuangan, dan Kementrian
Agama yang isinya mengatur kesepakatan untuk kerja sama dan
memberikan dukungan dalam pemantuan, evaluasi, dan kebijakan
penataan serta pemerataan guru secara nasional. Kedua, ketidaksesuaian
(missmatch) bidang keilmuan dengan bidang kerja. Permasalahan

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 17 | P a g e


kekurangan guru pada bidang studi tertentu menjadi salah satu sumber
terjadinya persoalan missmatch bidang keilmuan ini.

Ketiga. Kualifikasi pendidikan. Standar tenaga pendidik yang telah


ditetapkan pemerintah masih belum bisa dicapai sepenuhnya. Sebagai
contoh, dari buku saku statistik pendidikan 2009/2010 diketahui bahwa
untuk sekolah Taman Kanak-kanak, guru yang belum memenuhi
standar kualifikasi (dengan mengabaikan kesesuaian ijazah kependidikan
yang relevan) masih 90,13% , Sekolah Dasar masih 75,77% belum
memenuhi kualifikasi. Keempat, kompetensi dan karir guru. Dari hasil uji
kompetensi awal yang dilakukan pada 275.768 guru tingkat nasional,
hasilnya cukup memprihatinkan, dari bobot skor 100, ternyata nilai
terendah dari hasil uji tersebut adalah 1, dan rata-rata skornya adalah
41,5.

Ini mengindikasikan bahwa kompetensi guru masih “jauh panggang


dari api”. Terkait dengan karir guru, hampir menjadi hal yang lumrah,
bahwa golongan kepangkatan guru banyak yang terhenti di golongan
IVa, padahal jenjang yang bisa dilalui bisa sampai dengan golongan IV e.
Kelima, sertifikasi. Belum semua guru di Indonesia memiliki sertifikat
guru. Padahal, sertifikat ini merupakan salah satu syarat profesionalitas
seorang guru. Keenam, peningkatan keprofesian berkelanjutan (PKB).
Tiga unsur dari upaya pengembangan keprofesian berkelanjutan guru
menjadi bagian dari permasalahan yang dihadapi guru.

Upaya pengembangan diri guru yang masih belum optimal


menjadi salah satu penghalang guru untuk menjadi seorang guru
profesional. Rendahnya kesempatan guru untuk meningkatkan diri
mejadi penyebabnya. Terkait dengan unsur kedua, yaitu publikasi ilmiah,
kemapuan, minat, dan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas
publikasi ilmiah menjadi masalah serius bagi guru. Dan terakhir, unsur
karya inovati, juga menjadi bagian tak terpisahkan dari permasalahan

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 18 | P a g e


guru selama ini. Ketujuh, Rekrutmen guru. Patut diduga bahwa
rendahnya kualitas guru diawali pada proses rekrutmen guru. Rendahnya
kualitas calon guru dan sistem rekrutmen yang tidak efektif dan
bermutu rendah merupakan indikator dari permasalahan rekrutmen guru
saat ini.8

3. Kebijakan Guru era Reformasi


Terkait dengan permasalahan yang dihadapi terkait dengan guru,
ada beberapa kebijakan pemerintah yang saat ini dijalankan. Pertama,
terkait dengan perencanaan kebutuhan guru, ada dua mekanisme yang
diambil pemerintah, yaitu melalui pengangkatan guru baru, mekanisme
biasa yang sudah berjalan selama ini. Cara yang kedua adalah dengan
melakukan redistribusi guru dengan beban mengajar 24 jam/minggu.
Kedua, terkait dengan rekrutmen. Proses rekrutmen. Kedepan, seseorang
calon guru bisa berasal dari jenis perguruan tinggi apa saja. Jika selama
ini hanya LPTK merupakan satu-satunya lembaga penghasil calon guru,
kedepannya semua lulusan perguruan tinggi baik LPTK maupun non LPTK
memiliki kesempatan untuk menjadi guru. Khusus untuk mahasiswa
LPTK, begitu mereka lulus ujian masuk perguruan tinggi LPTK, mereka
akan dites lagi untuk diberi beasiswa dan diasramakan. Selain itu,
perekrutan calon guru ini juga dilaksanakan pula pada mahasiswa LPTK
semester 5-8.
Ketiga, terkait dengan pembinaan dan pengembangan profesi
guru. Ada mekanisme baru pembinaan dan pengembangan profesi guru.
Calon guru yang memiliki sertifikat pendidikan dan mengikuti tes
penerimaan guru. Setelah diterima status mereka adalah guru tanpa jabatan
fungsional. Untuk menjadi guru PNS dengan jabatan fungsional, yang
bersangkutan harus mengikuti program Induksi selama 1 tahun, dan
bila belum mencapai skor minimal berkategori baik bisa diperpanjang

8
Surya Dharma. Tantangan, Kebijakan dan Program Menuju Guru Profesional.
(Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Paparan Seminar. 2012)

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 19 | P a g e


1 tahun. Setelah mereka mendapat jabatan fungsional mereka akan
mendapat kesejahteraan, penghargaan dan perlindungan, serta tunjangan
profesi. Secara periodik mereka akan dilakukan penilaian kinerja untuk
mengetahui posisi kelayakannya secara profesional.

E. Hikmah Sejarah Perkembangan Pendidikan di era Reformasi

Perkembangan guru di era reformasi memiliki beberapa kelebihan


dan kekurangan. Dimana system yang dibuat masih kaku dan masih bersifat
sentralitas, terpengaruh dari masa sebelumnya yaitu masa Orde Baru. Adapun
kelebihan dari masa pendidikan di era reformasi sebagai berikut :

1. Pendidikan pada zaman reformasi mengalami suatu perkembangan yang


pada dasarnya lebih maju daripada pendidikan pada zaman orde baru.
Pendidikan pada zaman reformasi mengutamakan pada perkembangan
peserta didik yang lebih terfokus pada pengelolaan masing – masing daerah
(otonomi pendidikan). Dalam hal tenaga kependidikan diberlakukan suatu
kualifikasi profesional untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan
Indonesia.
2. Sarana dan Prasarana untuk pembelajaran sudah meningkat. Dengan baik
walaupun belum menjangkau di wilayah pelosok negeri.
3. Muncul pendapat-pendapat tentang pembelajaran pembentukan karakter
pada anak, sehingga dapat meningkatkan mutu serta kualitas dari diri anak
tersebut.
4. Pengakuan dan Pengangkatan jabatan guru yang sebelumnya keberadaan
dan jasa tidak terlalu diperhatikan pemerintah dan mendapatkan upah yang
tidak sesuai, dan sekarang diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil untuk
mereka yang sudah bersertifikat.
5. Pendidikan mulai diratakan di wilayah-wilayah pelosok, walaupun akses
menuju lembaga pendidikan tersebut, pemerintah berusaha membuka ruang
dan jalan tercepat agar masyarakat bisa mencapai tujuan dengan nyaman
dan selamat.

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 20 | P a g e


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu bentuk pendidikan di zaman reformasi pada permulanya sama
sikapnya Orde Baru terhadap Orde Lama, yaitu berusaha mencoba

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 21 | P a g e


membedakan dirinya dengan orde sebelumnya, yaitu Orde Baru. Salah satu
bentuk pendidikan di zaman reformasi yang membedakan adalah diterapkannya
otonomi daerah dan otonomi lembaga pendidikan, terutama perguruan tinggi.
Reformasi selalu menginginkan perubahan dan sering bersifat reaksioner
terhadap kritik dan terburu-buru dalam membuat kebijakan. Misalnya,
kurikulum pada zaman reformasi setidaknya mengalami perubahan dua kali,
yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan KTSP (Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan). Tampak sulit mewujudkan anggaran pendidikan yang
sesuai dengan amanah UUD 1945, yaitu 20%. Baru pada masa pemerintahan
Susilo Bamang Yudhoyono yang kedua, 2009-2014. Kemusian muncul
sekolah-sekolah atu pendidikan-pendidikan alternatif yang dilakukan oleh
komunitas atau tokoh yang kritis dan independen. Pendidikan zaman reformasi
menghasilkan beberapa produk hukum dengan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

Muhammad Rifa’i, Sejarah Pendidikan Nasional, Yogyakarta: Ar-Ruzz


Media
Sujanto, Bedjo. 2007. Mengorek Kegelisahan Guru. Jakarta :Sagung Seto

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 22 | P a g e


Kurnia, Imas. Berlin, Sani. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 konsep dan
penerapan. Surabaya : Kata Pena
Syah, Muhibbin. 2000. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Surya Dharma. 2012 Tantangan, Kebijakan dan Program Menuju Guru
Profesional. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Paparan Seminar.

SEJARAH PENDIDIKAN // Pendidikan di Indonesia Pada Era Reformasi // 23 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai