Anda di halaman 1dari 9

 

  Kematangan Kepribadian guru


Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka miliki.
Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru lainnya. Kepribadian menurut Zakiah
Daradjat (1980) dalam Sagala, Syaiful 2009 disebut sebagai sesuatu yang abstrak , sukar dilihat secara
nyata , hanya dapat diketahui lewat penampilan, tindakan, dan ucapan ketika menghadapi persoalan.
Kepribadian mencakup semua unsur baik fisik maupun psikis. Dalam tindakannya, ucapan, cara
bergaul,  berpakaian, dan dlam menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun
yang berat.oleh karena itu, masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi
rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat. Dengan kata lain,
baik tidaknya seseorang ditentukan oleh kepribadian. Lebih baik lagi seorang guru, masalah
kepribadian merupakan factor-faktor yang menentukan terhadap keberhasilan melaksanakan tugas
sebagai pendidik. Kepribadian dapat menentukan apakan guru menjadi pendidik dan Pembina yang
baik ataukan akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan  anak didik, terutaman bagi anak
didik yang masih kecil (tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa
(tingkat remaja).
Jadi pengertian kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru dengan
anak didik.sebagai teladan, guru harus memeliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola,
seluruh kehidupannya adalah figure yang berwibawa. Itulah kesan terhadap guru sebagai sosok yang
ideal. Sedikit saja guru berbuat yang tidak atau kurang baik, akan mengurangi kewibawaanya dan
karismapun secara berlahan lebur dari jati diri. Karena itu, kebribadian adalah masalah yang sangat
sensitife sekali. Penyatuan kata dan perbuatan dituntut dari guru, bukan lain perkataan  dengan
perbuatan.
Kematangan kebribadian guru meliputi:
1.   Mengenal fisik
Dalam pengembangan diri seseorang perlu mengenal fisik. Dengan mengenal identitas
diri, kelebihan, dan kekurangan maka ia akan mengetahuai arah pengembangan dirinya.
2.   Mengenal kebribadian
Disinilah letak perubahan seseorang karenadia berada dalam dirinya. Seorang ahli biologii
mengatakan bahwa kita bisa merubah seseorang jika kita tidak mengetahui dasar kebribadiannya.
3.   Mengenal bakat
Menurut Horwad Garner, seorang fisiologi sekaligus peneliti telah menemukan sebuah
teori tentang multiple intelgence (kecerdasan ganda) yang mnyatakan, bahwa dalam diri manusia
banyak terdapat potensi yang perlu dikembangkannya.
Untuk menjadi guru yang memiliki kepribadian dengan melatih diri dalam kegiatan yang dapat
menciptakan kepribadian yang  sempurna yaitu:
                                  Percaya diri
                                  Berpenampilan rapi
                                  Selalu tersenyum
                                  Berperilaku sopan
                                  Mengucapan salam setiap masuk ruangan
                                  Menjaga kebersihan
Dan adapun kriteria kepribadian yang lain diantaranya meliputi :
1. Perluasan perasaan diri maksudnya adalah, seorang guru perlu terlibat dalam berbagai aktifitas.
Aktifitas itu sangat besar nilainya dari pada suatu pendapatan yang diperoleh semakin banyak
terlibat dalam kegiatan maka ia akan semakin sehat secara psikologis.
2. Hubungn diri yang hangat dengan orang lain, orang yang sehat secara psikologis mampu
memperlihatkan keintiman terhadap orang tua, anak, patner, teman akrab. Ia akan merasakan
perkembangan diri semakin baik.
3. Kematangan Emosional, sifat dari kepribadian yang sehat adalah: penerimaan diri, menerima emosi
manusia, mampu mengontrol emosi sendiri, sabar terhadap kekecewaan.
4. Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif, dapat menerima realitas apa adanya
 5. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas, keberhasilan dalam pekerjaan menunjukan
perkembangan keterampilan dan bakat tertentu suatu tingkat kemampuan.
6. Pemahaman Diri, dapat memahami kepribadian, watak, Mengenal bakat-bakat alamiah yang
dimiliki serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri sendiri dengan segala kekuatan
dan kelemahannya.
7. Filsafat hidup yang mempersatukan.

D.  Kemampuan guru berkomunikasi dalam proses pengajaran


1.        Proses Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat komponen-komponen dasar sebagai berikut: pertama
pengirim pesan (sender). Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan
kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan
yang dimaksudkannya. Kedua Pesan, Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau
diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila
diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan dapat berupa: informasi, ajakan, rencana kerja,
pertanyaan dan sebagainya. Ketiga Simbol atau isyarat, Pada tahap ini pengirim pesan membuat
kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang guru
menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan. Keempat adalah media atau
penghubung adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti : TV, radio, surat kabar, papan
pengumuman, telepon dan lainnya. Kelima adalah mengartikan kode atau isyarat. Setelah pesan
diterima melalui indera maka penerima pesan harus dapat mengartikan simbol atau kode dari pesan
tersebut, sehingga dapat dipahami. Keenam adalah penerima pesan, Penerima pesan adalah orang
yang dapat memahami pesan dari pengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa
mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim. Ketujuh adalah balikan. Balikan adalah
isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun non
verbal.
2.        Komunikasi dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses pengiriman
informasi dari guru kepada siswa untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan efektif apabila
komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu dengan munculnya feedback
dari pihak penerima pesan. Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi
yang terjadi di dalamnya. Tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif
Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh komponen-komponen instruksional yang terdiri
dari pesan berupa materi belajar, penyampai pesan yaitu guru, bahan untuk menuangkan pesan,
peralatan yang mendukung kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi
yang kondusif bagi proses pembelajaran.
Belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari seorang guru kepada
siswa. Pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari guru sebagai sumber
pesan. Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi-sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata,
bunyi-bunyi, gambar dan sebagainya. Melalui saluran (channel) seperti OHP, film, dan lain
sebagainya. pesan diterima oleh siswa melalui indera (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga
pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan dipahami oleh siswa.
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi dari guru sebagai komunikator kepada siswa sebagai komunikan,
dimana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan,
dengan demikian dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan
perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Guru adalah pihak yang paling bertanggungjawab
terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran, sehingga guru dituntut
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang
efektif.
3.        Kemampuan Guru dalam Komunikasi Pembelajaran
Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur
manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar.
Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga
terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan pembelajaran.
Di dalam komunikasi pembelajaran, tatap muka seorang guru mempunyai peran yang sangat
penting di dalam kelas yaitu peran mengoptimalkan kegiatan belajar. Ada tiga kemampuan esensial
yang harus dimiliki guru agar peran tersebut terealisasi, yaitu kemampuan merencanakan kegiatan,
kemampuan melaksanakan kegiatan dan kemampuan mengadakan komunikasi. Ketiga kemampuan
ini disebut generic essensial. Ketiga kemampuan ini sama pentingnya, karena setiap guru tidak
hanya mampu merencanakan sesuai rancangan, tetapi harus terampil melaksanakan kegiatan
belajar dan terampil menciptakan iklim yang komunikatif dalam kegiatan pembelajaran.
Iklim komunikatif yang baik dalam hubungan interpersonal antara guru dengan guru, guru
dengan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan berlangsungnya proses
belajar mengajar yang efektif, karena setiap personal diberi kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan
di dalam kelas sesuai dengan kemampuan masing-masing. Sehingga timbul situasi sosial dan emosional
yang menyenangkan pada tiap personal, baik guru maupun siswa dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawab masing-masing.
Dalam menciptakan iklim komunikatif guru hendaknya memperlakukan siswa sebagai individu
yang berbeda-beda, yang memerlukan pelayanan yang berbeda pula, karena siswa mempunyai
karakteristik yang unik, memiliki kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda, memerlukan
kebebasan memilih yang sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah
kemampuan berkomunikasi guru dalam kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.
Adapun usaha guru dalam membantu mengembangkan sikap positif pada siswa misalnya dengan
menekankan kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya, menghindari kecenderungan untuk
membandingkan siswa dengan siswa lain dan pemberian insentif yang tepat atas keberhasilan yang
diraih siswa. Kemampuan guru untuk bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran bisa
dengan menunjukkan sikap terbuka terhadap pendapat siswa dan orang lain, sikap responsif, simpatik,
menunjukkan sikap ramah, penuh pengertian dan sabar. Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-
masing pihak merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak lain
sehingga merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan mereka untuk dipenuhi secara
bersama-sama.
Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh berkaitan dengan
penyampaian materi di kelas yang menampilkan kesan tentang penguasaan materi yang menyenangkan.
Karena sesuatu yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar.
Perilaku guru yang seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi
komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan materi
pelajaran.
Kemampuan guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran berhubungan
dengan komunikasi antara siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan siswa dan siswa yang
mengganggu serta mempertahankan tingkah laku siswa yang baik. Agar semua siswa dapat
berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola interaksi tidak hanya searah saja yaitu
dari guru ke siswa atau dua arah dari guru ke siswa dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya
interaksi multi arah yaitu dari guru ke siswa, dari siswa ke guru dan dari siswa ke siswa. Jadi semua
kemampuan guru di atas mengarah pada penciptaan iklim komunikatif yang merupakan wahana atau
sarana bagi tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.
Posisi guru dan anak didik boleh berbeda tetapi keduanya tetap seiring dan setujuan, bukan
seiring tetapi tidak setujuan, Oleh karena itu guru harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi
dengan anak didiknya, adapun cara guru dalam berkomunikasi dengan anak didiknya yaitu sebagai
berikut :

Mengajar merupakan suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya


dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi belajar-mengajar (Nasution, 1982.8) sedangkan
pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru yang
dimiliki tentang dasar-dasar mengajar yang baik. (Gagne & Brig,1979:19) Sedangkan menurut Moh
Uzer Usman(1990:1).dalam Suryosubroto 2009, proses belajar mengajar adalah suatu proses yang
mengandung serangkain perbuartan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses belajar mengajar merupakan  inti dari
proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemegang utama. Jadi, keberhasilan proses belajar
mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Dari
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar pada hakikatnya adalah melakukan kegiatan
belajar, sehingga proses belajar-mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.

Didalam proses pengajaran seorang guru profesional harus memiliki 5 tugas pokok diantaranya :
a.    Merencanakan kegiatan pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru di tuntut membuat perencanaan
pembelajaran. Fungsi dari perencanaan pembelajaran itu adalah untuk mempermudah guru dalam
melaksanakan tugas selanjutnya.
b.   Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aktifitas inti guru di sekolah. Dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru harus benar-benar siap materi, siap mental,
siap metodologi, siap media, dan siap strategi pembelajaran. Hal ini akan di dapat apabila
sebelumnya guru melaksanakan langkah pertama, yaitu membuat perencanaan pembelajaran
dengan cermat. Guru juga harus pandai menggunakan teknologi pembelajaran sehingga menarik
bagi siswa.
c.    Mengevaluasi hasil pembelajaran
Kegiatan evaluasi ini di maksudkan untuk mendapatkan umpan balik atau feed back atas
kegiatan pembelajaran yang di lakukan. Dengan evaluasi, guru dapat mengetahui apakah siswa
telah mencapai standar kompetensi yang di tetapkan ataupun sudah di tetapkan. Selain itu, evaluasi
juga di maksudkan untuk mengetahui efektifitas pembelajaran yang di lakukan guru. Tanpa
kegiatan evaluasi, seorang guru tidak mungkin dapat mengetahui perkembangan siswa dan dirinya
dalam proses pembelajaran.
d.   Menindaklanjuti hasil pembelajaran
Setelah dilakukan evaluasi, seorang guru dituntut melakukan upaya perbaikan dan pengayaan.
Perbaikan dilakukan bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar, sedangkan pengayaan
dilakukan terhadap siswa yang sudah mencapai ketuntasan belajar tetapi dipandang perlu untuk
meningkatkan kemampuannya.
e.    Melakukan bimbingan dan konseling
Tidak semua siswa mengalami pertumbuhan dan perkembangan belajar dan psikologis yang
stabil. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing atau konselor, guru dituntut memiliki
kemampuan sebagai konselor. Guru harus pandai mengarahkan siswa untuk dapat menemukan
permasalahannya dan menemukan jalan pemecahan oleh siswa itu sendiri.

BAB III
ANALISIS MASALAH DAN SOLUSI
A.                                        Permasalahan
Guru merupakan sosok manusia yang patut dipercaya dan ditiru, ucapannya dapat dipercaya dan
tingkah lakunya harus bisa menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat, selain itu guru sebagai tugas
profesi yang bertugas dalam mengajar, mendidik, dan melatih anak didik dalam pendidikan formal,
tetapi dalam melaksanakan tugasnya seringkali ada guru yang tingkah laku dan ucapannya tidak dapat
dipercaya dan ditiru karena tidak bisa memerankan tugasnya sebagai seorang guru dengan baik. Dan
pada kenyataannya disekeliling kita banyak terdapat guru yang tidak mencerminkan kepribadian
sebagai seorang guru yang baik, guru yang sudah tersertifikasipun belum tentu dikatakan sebagai guru
yang profesional karena dalam kemampuan berkomunikasi dengan anak didik kurang maksimal dan
dalam menerangkan proses belajar mengajar terkadang ada guru yang belum menguasai materi yang
disampaikannya. Misalnya saja di dunia barat, seorang guru kadang-kadang hanya bertugas mengajar
saja. Masalah nilai-nilai hidup tidak disentuh, bahkan sama sekali tidak diperdulikan. Bagi mereka,
yang penting siswa dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, diluar cakupan tersebut guru
tidak mau tahu. tetapi di indonesia tidak demikian, karena negara kita menganut azas keterpaduan
antara ilmu pengetahuan dan teknologi, nilai-nilai hidup dan ketrampilan dalam pendidikan.
Seharusnya sebagai seorang guru mempunyai kepribadian yang baik yang bisa memberi contoh
kepada anak didiknya agar anak didiknya menjadi lebih baik, tetapi dalam kenyataanya di indonesia
masih saja ditemukan kepribadian buruk guru yang kerap kita jumpai di sekolah-sekolah, meskipun hal
tersebut disadari oleh setiap guru, namun dalam praktiknya guru memiliki kepribadian yang tidak baik,
contohnya : sering meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih
terhadap siswa, kurang persiapan dalam pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh menulis di papan
tulis, tidak disiplin, kurang memperhatikan siswa, dan matrealistis.
B.                                                                                               Solusi
Agar dapat meningkatkan kepribadian guru yang baik dan tingkat profesionalitas yang tinggi
serta kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak didik maka diperlukan beberapa cara,yaitu:
1.    Guru harus berfikir pro-aktif
Orang pro-aktif tidak berteriak gelap saat menghadapi suasana gelap, namun akan berupaya
membuat suasana gelap menjadi terang meskipun hanya dengan menyalakan sebuah lilin, artinya
guru harus selalu aktif dalam segala aktifitasnya baik itu disekolah dan kehidupan bermasyarakat.
2.    Memiliki tujuan (visi dan misi) yang jelas
Manusia tanpa tujuan ibarat layang-layang yang putus talinya atau seperti perahu tanpa
nahkoda. Artinya seorang guru harus mempunyai tujuan yang jelas supaya dalam mengajar tidak
asal-asalan, guru harus mengemban visi dan misi, yaitu membangun masa depan bangsa dan negara
serta umat manusia.
3.    Pandai membuat dan menentukan skala prioritas
Perioritas utama bagi guru adalah masa depan anak didiknya, bukan kepentingan pribadi dan
kelompoknya.
4.    Berfikir menang-menang
Dalam pola hubungan dan komunikasi guru berfikir menang-menang, ia tidak akan membiarkan
dirinya dirugikan tetapi ia pun tidak mau merugikan orang lain.
5.    Senang bekerjasama
Guru mengembangkan kemitraan dalam menunaikan tugasnya ia tidak memandang dirinya
sebagai orang super, ia juga tidak memandang peserta didiknya lemah. Tetapi ia memandang setiap
manusia sebagai sosok yang memiliki potensi dan mampu memberdayakan potensi yang dimilikinya
untuk meraih sukses.
6.    Memperhatikan orang lain.
Guru memberikan perhatian yang lebih terhadap siswa dan profesinya oleh karena itu guru
menanam investasi kebaikan pada siswa dan tugas profesinya.

7.    Selalu belajar sepanjang waktu


Guru menyadari bahwa belajar merupakan tuntutan mutlak agar pemikiran dan ilmunya tetap
tajam. Sehingga ilmu yang didapatkannya selalu bertambah dan terus berkembang sepanjang masa.

BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Guru adalah seorang yang memiliki seperangkat koleksi nilai dan kemampuan yang lebih,
dimana dengan koleksi itu dia dapat merubah tantangan menjadi peluang. Tugas guru merupakan suatu
proses mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik. Mendidik berarti meneruskan dan
mengembangkan nilai-nilai hidup (afektif).
Seorang guru di tuntut mempunyai beberapa kemampuan sebagai berikut:
1.      Berwawasan luas, menguasai bidang ilmu, dan mampu mentransfer atau menerangkan kembali
kepada siswa.
2.      Mempunyai sikap dan tingkah laku atau kepribadian yang patut di teladani sesuai dengan nilai-
nilai kehidupan atau values yang di anut masyarakat dan bangsa.
3.      Memilki keterampilan sesuai bidang ilmu yang di milikinya.

secara umum ada 10 kompetensi dasar yang diperlukan seorang guru dalam menjalankan tugas
mengajar yaitu sebagai berikut : Menguasai bahan ajar, Mengelola program belajar
mengajar, Mengelola kelas, Menggunakan media atau sumber belajar, Menguasai landasan
pendidikan, Mengelola interaksi belajar mengajar, Menilai prestasi belajar mengajar, Mengenal fungsi
bimbingan dan penyuluhan, Mengenal dan menyelenggaran administrasi sekolah, Memahami dan
menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang mereka
miliki. Yang mana kepribadian itu sendiri adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan guru
dengan anak didik.sebagai teladan, guru harus memeliki kepribadian yang dapat dijadikan profil dan
idola, seluruh kehidupannya adalah figure yang berwibawa.

guru harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dengan anak didiknya, adapun cara
guru dalam berkomunikasi dengan anak didiknya yaitu sebagai berikut
(Djamarah,2010): Korektor, Inspirator, Informator, Organisator, Motivator, Inisiator, Fasilitator, Pembi
mbing, Demonstrator, Pengelola kelas, Mediator, Supervisor, dan Evaluator.
Didalam proses pengajaran seorang guru profesional harus memiliki 5 tugas pokok
diantaranya: Merencanakan kegiatan pembelajaran, Melaksanakan kegiatan
pembelajaran, Mengevaluasi hasil pembelajaran, Menindaklanjuti hasil pembelajaran, Melakukan
bimbingan dan konseling
B.                                                             Saran
Guru memiliki kedudukan yang terhormat karena guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa
yang patut untuk dihormati, oleh karena itu sebagai seorang guru harus selalu menjaga sikap dan
kepribadiaannya dengan baik agar menjadi contoh bagi anak didik dan masyarakat.
Sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan agar generasi baru yang nantinya akan menjadi
seorang guru (calon guru) menjadi guru yang lebih professional dan berkualitas.
Guru juga harus mengurangi kebiasaan buruk yang sering dilakukan antara lain : sering
meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih terhadap siswa, kurang
persiapan dalam pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh menulis di papan tulis, tidak disiplin, kurang
memperhatikan siswa, dan matrealistis.
Untuk itu mari kita tingkatkan mutu pendidikan nasional dengan memprioritaskan guru yang
benar-benar professional dan berkualitas.

DAFTAR PUSTAKA

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2001.
Agung, Iskandar. (2009). Uji keandalan dan kesahihan indeks activity of daily
living Barthel untuk mengukur status fungsional dasar pada usia lanjut
di RSCM.

Anda mungkin juga menyukai