Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

‘’GURU PROFESIONAL’’

Dosen Pengampuh : Ir.MOH.Hamdan

Disusun Oleh : Rini Ismiyah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM QOMARUDDIN GRESIK
TAHUN AKADEMIK
2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
mamberi taufiq, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan mahalah
ini. Sholawat dan salam penulis ucapkan kepada Nabi Muhammad sebagai ungkapan
hormat dan tawadlu’ pada beliau. Semoga rahmat dan anugerah Allah serta syafaat
Rosulullah selalu tercurah pada penulis.

Adapun tujuan dari penulis makalah ini adalah untuk memenuhi tugas bapak Ir.
MOH.Hamdan pada mata kuliah politik pendidikan. Makalah ini membahas tentang
‘’Guru Profesional’’.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak kami harapkan demi perbaikan
makalah pada penulisan berikutnya. Akhirnya, semoga makalah ini memberi manfaat bagi
pembaca pada umumnya, serta penulis pada khususnya.

Gresik, 27 Desember 2021

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................i
Daftar Isi..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................2
C. Tujuan......................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Guru dan Tugas-tugasnya..........................................................................3
B. Kemampuan Profesional..........................................................................................5
C. Kematangan Kepribadian Guru...............................................................................9
D. Kemampuan Guru Berkomunikasi dalam Proses Pengajaran.................................10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................................16
B. Saran........................................................................................................................17

Daftar pustaka......................................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
            Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Guru dapat
dihormati oleh masyarakat karena kewibawaannya, sehingga masayarakat tidak
meragukan figur guru. Masyarakat percaya bahwa dengan adanya guru,  maka dapat
mendidik dan membentuk kepribadian anak didik mereka dengan baik agar mempunyai
intelektualitas yang tinggi serta jiwa kepemimpinan yang bertanggungjawab. Jadi dalam
pengertian yang sederhana, guru dapat diartikan sebagai orang yang memberikan ilmu
pengetahuan kepada anak didik. Sedangkan guru dalam pandangan masyarakat itu sendiri
adalah orang yang melaksanakan pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak mesti di
lembaga pendidikan yang formal saja tetapi juga dapat dilaksanakan dilembaga pendidikan
non-formal seperti di masjid, di surau / mushola, di rumah dan sebagainya.

            Seorang guru mempunyai kepribadian yang khas. Di satu pihak guru harus ramah,
sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman.
Akan tetapi di lain pihak, guru harus memberikan tugas,mendorong siswa untuk mencapai
tujuan, menegur, menilai, dan mengadakan koreksi. Dengan demikian, kepribadian
seorang guru seolah-olah terbagi menjadi 2 bagian. Di satu pihak bersifat empati, di pihak
lain bersifat kritis. Di satu pihak menerima, di lain pihak menolak. Maka seorang guru
yang tidak bisa memerankan pribadinya sebagai guru, ia akan berpihak kepada salah satu
pribadi saja. Dan berdasarkan hal-hal tersebut, seorang guru harus bisa memilah serta
memilih kapan saatnya berempati kepada siswa, kapan saatnya kritis, kapan saatnya
menerima dan kapan saatnya menolak. Dengan perkatan lain, seorang guru harus mampu
berperan ganda. Peran ganda ini dapat di wujudkan secara berlainan sesuai dengan situasi
dan kondisi yang di hadapi.
            Tugas guru sebagai suatu profesi, menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik,
mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu profesi. Tugas guru
sebagai pendidik, meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik.
Tugas guru sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi kepada anak didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti mengembangkan
ketrampilan dan menerapakannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. Guru

1
juga mempunyai kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetinsi profesional.
Kompetensi profesional yang dimaksud tersebut adalah kemampuan guru untuk menguasai
masalah akademik yang sangat berkaitan dengan pelaksanaan proses belajar mengajar,
sehingga kompetensi ini mutlak dimiliki guru dalam menjalankan tugasnya sebagai
pendidik dan pengajar.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan profesionalitas guru serta apa yang harus dilakukan
oleh seorang guru agar mempunyai kepribadian yang baik di mata anak didik dan
masyarakat ?
2. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak
didik ?
3. Apa yang harus dilakukan guru dalam proses pengajaran agar proses belajar mengajar
menjadi efektif ?

C. Tujuan

1. Untuk meningkatkan profesionalitas guru dan membentuk kepribadian seorang guru


yang baik.
2. Untuk meningkatkan kemampuan guru dalam berkomunikasi dengan anak didik.
3. Agar guru dapat melaksanakan proses pengajaran dengan lancar dan efektif.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Guru dan Tugas-Tugasnya
Dalam dunia pendidikan, istilah guru bukanlah hal yang asing. Guru adalah seorang
yang memiliki seperangkat koleksi nilai dan kemampuan yang lebih, dimana dengan
koleksi itu dia dapat merubah tantangan menjadi peluang. Dan guru juga merupakan
pendidik atau agen pembelajaran (learning agent) dengan memiliki peran sebagai
fasilitator, motifator, pemacu, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Menurut 
pandangan lama , guru adalah sosok manusia yang apatut digugu dan ditiru . Digugu
dalam arti segala ucapannya dapat dipercayai . Ditiru berarti segala tingkah lakunya harus
dapat menjadi contoh atau teladan bagi masyarakat . Menurut kamus umum bahasa
indonesia, guru di artikan sebagai orang yang pekerjaannya mengajar dan di maknai
sebagai tugas profesi.
Definisi guru menurut pandangan para ahli, yaitu Guru jabatan, dan pekerjaan yang
memerlukan keahlian khusus. Dan pekerjaan seorang guru tidak bisa di lakukan oleh
sembarang orang di luar bidang kependidikan, meskipun kenyataannya masih di dapati
guru yang berasal dari luar bidang kependidikan (menurut pandangan Moh. Uzer Usman,
1992:4). Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam suatu proses belajar
mengajar, yang berperan serta dalam usaha untuk membentuk sumber daya manusia yang
potensial di bidang pembangunan (Sardiman, 2001:123). Guru adalah semua orang yang
berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik secara
individual maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah (Djamarah,
1994:33). Jadi,  pengertian guru secara khusus  dapat di artikan sebagai seorang pengajar
di sekolah negeri ataupun swasta yang mempunyai kemampuan berdasarkan latar belakang
pendidikan formal minimal bersetatus sarjana, dan telah mempunyai ketetapan hukum
yang sah sebagai guru berdasarkan undang-undang guru yang berlaku di Indonesia.
Sedangkan arti guru secara umum adalah pendidik dan pengajar pada pendidikan anak usia
dini jalur sekolah atau pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Tugas guru merupakan suatu proses mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik.
Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup (afektif). Mengajar
berarti menruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (kognitif).
Melatih berarti mengembangkan keterampilan para siswa (psikomotorik). Ketiga tugas
guru tersebut harus terintegrasi menjadi satu kesatuan dan tidak terpisah-pisah dalam
melaksanakan tugas mengajar, seorang guru tidak bisa mengabaikan nilai-nilai kehidupan
3
dan keterampilan. Guru mengajarkan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi tidak
menyampingkan nilai-nilai penggunaan ilmu dan teknologi tersebut. Demikian juga dalam
melatih para siswa, seorang guru tidak bisa mengabaikan tugasnya sebagai pengajar dan
pendidik. Seorang guru di tuntut mempunyai beberapa kemampuan sebagai berikut:
1. Berwawasan luas, menguasai bidang ilmu, dan mampu mentransfer atau
menerangkan kembali kepada siswa.
2. Mempunyai sikap dan tingkah laku atau kepribadian yang patut di teladani sesuai
dengan nilai-nilai kehidupan atau values yang di anut masyarakat dan bangsa.
3. Memilki keterampilan sesuai bidang ilmu yang di milikinya.
Disamping memiliki tugas utama sebagai pendidik, pengajar, pembimbing dan
pelatih, maka tugas utama guru menurut Depdikbud (1984:7)
a. Tugas profesional yaitu mendidik dalam rangka menyumbangkan kepribadian,
mengajar dalam rangka menyeimbangkan kemampuan berpikir, kecerdasan,  dan
melatih dalam rangka membina ketrampilan. Untuk dapat melaksanakan tugas
mengajar dengan baik guru harus memiliki kemampuan profesional yaitu
terpenuhinya 10 kompetensi guru yang meliputi
 Menguasai bahan ajar
 Mengelola program belajar mengajar
 Mengelola kelas
 Menggunakan media atau sumber belajar
 Menguasai landasan pendidikan
 Mengelola interaksi belajar mengajar
 Menilai prestasi belajar mengajar
 Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan
 Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah
 Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna keperluan pengajaran.
b. Tugas manusiawi, yaitu membina anak didik dalam rangka meningkatkan dan
mengembangkan martabat diri sendiri, kemampuan manusia yang optimal, serta
pribadi yang mandiri.
c. Tugas kemasyarakatan, yaitu dalam rangka mengembangkan terbentuknya
masyarakat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945.
d.

4
B. Kemampuan Profesional
Kemampuan, keahlian atau sering disebut dengan kompetensi profesional guru
sebagaimana dikemukakan oleh Piet  A. Sahartian dan Ida Alaida adalah ‘’kompetensi
profesional guru yaitu kemampuan penguasaan akademik atau mata pelajaran yang
diajarkan dan terpadu dengan kemampuan mengajarnya sekaligus sehingga guru itu
memiliki wibawa akademis.
Pada dasarnya, terdapat seperangkat tugas yang harus dilaksanakan oleh guru
berhubungan dengan profesinya sebagai pengajar, tugas guru  ini sangat berkaitan dengan
kompetensi profesionalnya. Pada hakikatnya guru merupakan profesi, yang mana profesi
itu sendiri merupakan pekerjaan yang didasarkan pada pendidikan intelektual khusus,
yang bertujuan memberi pelayanan dengan terampil kepada orang lain dengan mendapat
imbalan tertentu . Sedangkan profesional sering diartikan sebagai suatu keterampilan
teknis yang berkualitas tinggi yang dimiliki oleh seseorang. (Iskandar,2009)
Kompetensi guru berkaitan dengan profesionalisme , yaitu guru yang profesional
adalah guru yang berkemampuan (kompeten). Oleh karena itu, kompetensi
profesionalisme guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan wewenang guru dalam
menjalankan profesi keguruannya dengan kemampuan yang tinggi. Sebagai keharusan
dalam mewujudkan sekolah berbasis pengetahuan yaitu pemahaman tentang
pembelajaran, kurikulum, dan perkembangan manusia termasuk gaya belajar
membutuhkan seorang guru yang profesional.
Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, Bab IV
kualifikasi dan kompetensi, pasal 6 menyebutkan bahwa guru dan dosen wajib memiliki
kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran yang sehat jasmani dan
rohani, memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, serta
memiliki sertifikat profesi. Persyaratan keikutsertaan untuk memperoleh sertifikasi profesi,
dijelaskan lebih jauh dalam pasal 7 ayat (1) yang berbunyi “kualifikasi akademik guru
diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat
(D4). Berikut ini Beberapa alasan mendasar guru harus profesional menurut Iskandar
2009:
1. Guru bertanggung jawab menyiapkan sumberdaya manusia (SDM) yang
berkualitas, beriman, bertakwa, dan berilmu pengetahuan serta memahami
teknologi

5
2. Karena guru bertanggung jawab bagi kelngsungan hidup suatu
bangsa.Menyiapkan seorang pelajar untuk menjadi seorang pemimpin masa
depan. Student today leader tomotrrow
3. Karena guru bertanggung jawab atas keberlangsungan budaya dan peradaban
suatu generasi. Change of attitude and behavior
Kompetensi Guru juga merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam
melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru, dinyatakan bahwa kompetensi yang harus dimiliki oleh Guru
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Berikut akan
dijelaskan tentang ke- Empat kompetensi diatas :

1. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
pemahaman peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis.
Secara substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta
didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya.
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat
dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
a. Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memamahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, memahami peserta didik dengan memanfaatkan
prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidenti- fikasi bekal-ajar awal peserta
didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an untuk
kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan
materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang
dipilih.

6
c. Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menata latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompe-tensi ini
memiliki indikator esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses dan
hasil belajar secara berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis
hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan
belajar (mastery level); dan memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk
perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memfasilitasi
peserta didik untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan
memfasilitasi peserta didik untuk mengem-bangkan berbagai potensi
nonakademik.
2. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut
dapat dijabarkan menjadi sub kompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
a. Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai
dengan norma sosial; bangga sebagai pendidik; dan memeliki konsistensi dalam
bertindak sesuai dengan norma.
b. Memiliki kepribadian yang dewasa. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan
memiliki etos kerja sebagai pendidik.
c. Memiliki kepribadian yang arif. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah,
dan masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa. Subkompetensi ini memiliki indikator
esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan
memiliki perilaku yang disegani.

7
e. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan. Subkompetensi ini memiliki
indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas,
suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
3. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan
penguasaan materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang
mencakup penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan
substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah
wawasan keilmuan sebagai guru.
Secara rinci masing-masing elemen kompe-tensi tersebut memiliki
subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Subkompetensi
ini memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau
kohe-ren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran
terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah
wawasan dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
4. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut :

a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.


Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif
dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan
tenaga kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta
didik dan masyarakat sekitar.

8
C. Kematangan Kepribadian Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang
mereka miliki. Ciri-ciri inilah yang membedakan seorang guru dengan guru lainnya.
Kepribadian menurut Zakiah Daradjat (1980) dalam Sagala, Syaiful 2009 disebut sebagai
sesuatu yang abstrak , sukar dilihat secara nyata , hanya dapat diketahui lewat penampilan,
tindakan, dan ucapan ketika menghadapi persoalan. Kepribadian mencakup semua unsur
baik fisik maupun psikis. Dalam tindakannya, ucapan, cara bergaul,  berpakaian, dan dlam
menghadapi setiap persoalan atau masalah, baik yang ringan maupun yang berat.oleh
karena itu, masalah kepribadian adalah suatu hal yang sangat menentukan tinggi
rendahnya kewibawaan seorang guru dalam pandangan anak didik atau masyarakat.
Dengan kata lain, baik tidaknya seseorang ditentukan oleh kepribadian. Lebih baik lagi
seorang guru, masalah kepribadian merupakan factor-faktor yang menentukan terhadap
keberhasilan melaksanakan tugas sebagai pendidik. Kepribadian dapat menentukan apakan
guru menjadi pendidik dan Pembina yang baik ataukan akan menjadi perusak atau
penghancur bagi hari depan  anak didik, terutaman bagi anak didik yang masih kecil
(tingkat sekolah dasar) dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (tingkat
remaja).
Jadi pengertian kepribadian adalah unsur yang menentukan keakraban hubungan
guru dengan anak didik.sebagai teladan, guru harus memeliki kepribadian yang dapat
dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figure yang berwibawa. Itulah
kesan terhadap guru sebagai sosok yang ideal. Sedikit saja guru berbuat yang tidak atau
kurang baik, akan mengurangi kewibawaanya dan karismapun secara berlahan lebur dari
jati diri. Karena itu, kebribadian adalah masalah yang sangat sensitife sekali. Penyatuan
kata dan perbuatan dituntut dari guru, bukan lain perkataan  dengan perbuatan.
Kematangan kebribadian guru meliputi:
1. Mengenal fisik
Dalam pengembangan diri seseorang perlu mengenal fisik. Dengan mengenal
identitas diri, kelebihan, dan kekurangan maka ia akan mengetahuai arah
pengembangan dirinya.
2. Mengenal kebribadian
Disinilah letak perubahan seseorang karenadia berada dalam dirinya. Seorang ahli
biologii mengatakan bahwa kita bisa merubah seseorang jika kita tidak mengetahui
dasar kebribadiannya.
3. Mengenal bakat
9
Menurut Horwad Garner, seorang fisiologi sekaligus peneliti telah menemukan
sebuah teori tentang multiple intelgence (kecerdasan ganda) yang mnyatakan, bahwa
dalam diri manusia banyak terdapat potensi yang perlu dikembangkannya.
Untuk menjadi guru yang memiliki kepribadian dengan melatih diri dalam kegiatan
yang dapat menciptakan kepribadian yang  sempurna yaitu:
o Percaya diri
o Berpenampilan rapi
o Selalu tersenyum
o Berperilaku sopan
o Mengucapan salam setiap masuk ruangan
o Menjaga kebersihan
Dan adapun kriteria kepribadian yang lain diantaranya meliputi :
1. Perluasan perasaan diri maksudnya adalah, seorang guru perlu terlibat dalam
berbagai aktifitas. Aktifitas itu sangat besar nilainya dari pada suatu pendapatan
yang diperoleh semakin banyak terlibat dalam kegiatan maka ia akan semakin
sehat secara psikologis.
2. Hubungn diri yang hangat dengan orang lain, orang yang sehat secara psikologis
mampu memperlihatkan keintiman terhadap orang tua, anak, patner, teman akrab.
Ia akan merasakan perkembangan diri semakin baik.
3. Kematangan Emosional, sifat dari kepribadian yang sehat adalah: penerimaan diri,
menerima emosi manusia, mampu mengontrol emosi sendiri, sabar
terhadap kekecewaan.
4. Orang yang sehat memandang dunia mereka secara objektif, dapat menerima
realitas apa adanya
5. Keterampilan-keterampilan dan tugas-tugas, keberhasilan dalam pekerjaan
menunjukan perkembangan keterampilan dan bakat tertentu suatu tingkat
kemampuan.
6. Pemahaman Diri, dapat memahami kepribadian, watak, Mengenal bakat-bakat
alamiah yang dimiliki serta punya gambaran atau konsep yang jelas tentang diri
sendiri dengan segala kekuatan dan kelemahannya.
7. Filsafat Hidup Yang Mempersatukan.
D. Kemampuan Guru Berkomunikasi dalam Proses Pengajaran
1. Proses Komunikasi

10
Dalam proses komunikasi terdapat komponen-komponen dasar sebagai berikut:
pertama pengirim pesan (sender). Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk
disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima
pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Kedua Pesan, Pesan adalah informasi yang
akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non
verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan dapat
berupa: informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan dan sebagainya. Ketiga Simbol atau
isyarat, Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat
dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang guru menyampaikan pesan dalam bentuk kata-
kata, gerakan anggota badan. Keempat adalah media atau penghubung adalah alat untuk
menyampaikan pesan seperti : TV, radio, surat kabar, papan pengumuman, telepon dan
lainnya. Kelima adalah mengartikan kode atau isyarat. Setelah pesan diterima melalui
indera maka penerima pesan harus dapat mengartikan simbol atau kode dari pesan
tersebut, sehingga dapat dipahami. Keenam adalah penerima pesan, Penerima pesan adalah
orang yang dapat memahami pesan dari pengirim meskipun dalam bentuk kode atau
isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim. Ketujuh adalah
balikan. Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan
dalam bentuk verbal maupun non verbal.
2. Komunikasi dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi. Komunikasi adalah proses
pengiriman informasi dari guru kepada siswa untuk tujuan tertentu. Komunikasi dikatakan
efektif apabila komunikasi yang terjadi menimbulkan arus informasi dua arah, yaitu
dengan munculnya feedback dari pihak penerima pesan. Kualitas pembelajaran
dipengaruhi oleh efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya. Tujuan pendidikan
akan tercapai jika prosesnya komunikatif Keberhasilan pembelajaran harus didukung oleh
komponen-komponen instruksional yang terdiri dari pesan berupa materi belajar,
penyampai pesan yaitu guru, bahan untuk menuangkan pesan, peralatan yang mendukung
kegiatan belajar, teknik atau metode yang sesuai, serta latar atau situasi yang kondusif bagi
proses pembelajaran.
Belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukan bahwa proses pembelajaran
merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampaian pesan dari
seorang guru kepada siswa. Pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau
keterangan dari guru sebagai sumber pesan. Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi-
sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-bunyi, gambar dan sebagainya.
11
Melalui saluran (channel) seperti OHP, film, dan lain sebagainya. pesan diterima oleh
siswa melalui indera (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga pesan yang disampaikan
oleh guru dapat diterima dan dipahami oleh siswa.
Komunikasi efektif dalam pembelajaran merupakan proses transformasi pesan
berupa ilmu pengetahuan dan teknologi dari guru sebagai komunikator kepada siswa
sebagai komunikan, dimana siswa mampu memahami maksud pesan sesuai dengan tujuan
yang telah ditentukan, dengan demikian dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menimbulkan perubahan tingkah laku menjadi lebih baik. Guru adalah
pihak yang paling bertanggungjawab terhadap berlangsungnya komunikasi yang efektif
dalam pembelajaran, sehingga guru dituntut memiliki kemampuan berkomunikasi yang
baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang efektif.
3.  Kemampuan Guru dalam Komunikasi Pembelajaran
Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan interaksi antara
dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak
yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara
guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan
pembelajaran.
Di dalam komunikasi pembelajaran, tatap muka seorang guru mempunyai peran
yang sangat penting di dalam kelas yaitu peran mengoptimalkan kegiatan belajar. Ada tiga
kemampuan esensial yang harus dimiliki guru agar peran tersebut terealisasi, yaitu
kemampuan merencanakan kegiatan, kemampuan melaksanakan kegiatan dan kemampuan
mengadakan komunikasi. Ketiga kemampuan ini disebut generic essensial. Ketiga
kemampuan ini sama pentingnya, karena setiap guru tidak hanya mampu merencanakan
sesuai rancangan, tetapi harus terampil melaksanakan kegiatan belajar dan terampil
menciptakan iklim yang komunikatif dalam kegiatan pembelajaran.
Iklim komunikatif yang baik dalam hubungan interpersonal antara guru dengan guru,
guru dengan siswa, dan siswa dengan siswa merupakan kondisi yang memungkinkan
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif, karena setiap personal diberi
kesempatan untuk ikut serta dalam kegiatan di dalam kelas sesuai dengan kemampuan
masing-masing. Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang menyenangkan pada
tiap personal, baik guru maupun siswa dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
masing-masing.
Dalam menciptakan iklim komunikatif guru hendaknya memperlakukan siswa
sebagai individu yang berbeda-beda, yang memerlukan pelayanan yang berbeda pula,
12
karena siswa mempunyai karakteristik yang unik, memiliki kemampuan yang berbeda,
minat yang berbeda, memerlukan kebebasan memilih yang sesuai dengan dirinya dan
merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah kemampuan berkomunikasi guru dalam
kegiatan pembelajaran sangat diperlukan.
Adapun usaha guru dalam membantu mengembangkan sikap positif pada siswa
misalnya dengan menekankan kelebihan-kelebihan siswa bukan kelemahannya,
menghindari kecenderungan untuk membandingkan siswa dengan siswa lain dan
pemberian insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa. Kemampuan guru untuk
bersikap luwes dan terbuka dalam kegiatan pembelajaran bisa dengan menunjukkan sikap
terbuka terhadap pendapat siswa dan orang lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan
sikap ramah, penuh pengertian dan sabar. Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-masing
pihak merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna bagi pihak lain
sehingga merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan mereka untuk dipenuhi
secara bersama-sama.
Kemampuan guru untuk tampil secara bergairah dan bersungguh-sungguh berkaitan
dengan penyampaian materi di kelas yang menampilkan kesan tentang penguasaan materi
yang menyenangkan. Karena sesuatu yang energik, antusias, dan bersemangat memiliki
relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru yang seperti itu dalam proses belajar
mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi komunikasi antar guru dengan siswa,
menarik perhatian siswa dan menolong penerimaan materi pelajaran.
Kemampuan guru untuk mengelola interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran
berhubungan dengan komunikasi antara siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan
siswa dan siswa yang mengganggu serta mempertahankan tingkah laku siswa yang baik.
Agar semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola
interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atau dua arah dari guru ke siswa
dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi multi arah yaitu dari guru ke
siswa, dari siswa ke guru dan dari siswa ke siswa. Jadi semua kemampuan guru di atas
mengarah pada penciptaan iklim komunikatif yang merupakan wahana atau sarana bagi
tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal.
Posisi guru dan anak didik boleh berbeda tetapi keduanya tetap seiring dan setujuan,
bukan seiring tetapi tidak setujuan, Oleh karena itu guru harus mempunyai kemampuan
dalam berkomunikasi dengan anak didiknya, adapun cara guru dalam berkomunikasi
dengan anak didiknya yaitu sebagai berikut :

13
Mengajar merupakan suatu aktifitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan
sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi belajar-mengajar
(Nasution, 1982.8) sedangkan pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan,
melainkan adanya kemampuan guru yang dimiliki tentang dasar-dasar mengajar yang baik.
(Gagne & Brig,1979:19) Sedangkan menurut Moh Uzer
Usman(1990:1).dalam Suryosubroto 2009, proses belajar mengajar adalah suatu proses
yang mengandung serangkain perbuartan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Proses belajar
mengajar merupakan  inti dari proses pendidikan formal dengan guru sebagai pemegang
utama. Jadi, keberhasilan proses belajar mengajar sangat ditentukan oleh kemampuan guru
dalam mengelola proses belajar mengajar. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa
mengajar pada hakikatnya adalah melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar-
mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Didalam proses pengajaran seorang guru profesional harus memiliki 5 tugas pokok
diantaranya :
a. Merencanakan kegiatan pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru di tuntut membuat
perencanaan pembelajaran. Fungsi dari perencanaan pembelajaran itu adalah untuk
mempermudah guru dalam melaksanakan tugas selanjutnya.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran
Melaksanakan kegiatan pembelajaran merupakan salah satu aktifitas inti guru di
sekolah. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, seorang guru harus benar-
benar siap materi, siap mental, siap metodologi, siap media, dan siap strategi
pembelajaran. Hal ini akan di dapat apabila sebelumnya guru melaksanakan langkah
pertama, yaitu membuat perencanaan pembelajaran dengan cermat. Guru juga harus
pandai menggunakan teknologi pembelajaran sehingga menarik bagi siswa.
c. Mengevaluasi hasil pembelajaran
Kegiatan evaluasi ini di maksudkan untuk mendapatkan umpan balik atau feed
back atas kegiatan pembelajaran yang di lakukan. Dengan evaluasi, guru dapat
mengetahui apakah siswa telah mencapai standar kompetensi yang di tetapkan
ataupun sudah di tetapkan. Selain itu, evaluasi juga di maksudkan untuk mengetahui
efektifitas pembelajaran yang di lakukan guru. Tanpa kegiatan evaluasi, seorang guru
tidak mungkin dapat mengetahui perkembangan siswa dan dirinya dalam proses
pembelajaran.
14
d. Menindaklanjuti hasil pembelajaran
Setelah dilakukan evaluasi, seorang guru dituntut melakukan upaya perbaikan dan
pengayaan. Perbaikan dilakukan bagi siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar,
sedangkan pengayaan dilakukan terhadap siswa yang sudah mencapai ketuntasan
belajar tetapi dipandang perlu untuk meningkatkan kemampuannya.
e.  Melakukan bimbingan dan konseling
Tidak semua siswa mengalami pertumbuhan dan perkembangan belajar dan
psikologis yang stabil. Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing atau
konselor, guru dituntut memiliki kemampuan sebagai konselor. Guru harus pandai
mengarahkan siswa untuk dapat menemukan permasalahannya dan menemukan jalan
pemecahan oleh siswa itu sendiri.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Guru adalah seorang yang memiliki seperangkat koleksi nilai dan kemampuan yang
lebih, dimana dengan koleksi itu dia dapat merubah tantangan menjadi peluang. Tugas
guru merupakan suatu proses mendidik, mengajar, dan melatih peserta didik. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup (afektif). Seorang guru di
tuntut mempunyai beberapa kemampuan sebagai berikut:
1. Berwawasan luas, menguasai bidang ilmu, dan mampu mentransfer atau
menerangkan kembali kepada siswa.
2. Mempunyai sikap dan tingkah laku atau kepribadian yang patut di teladani sesuai
dengan nilai-nilai kehidupan atau values yang di anut masyarakat dan bangsa.
3. Memilki keterampilan sesuai bidang ilmu yang di milikinya.

Secara umum ada 10 kompetensi dasar yang diperlukan seorang guru dalam
menjalankan tugas mengajar yaitu sebagai berikut : Menguasai bahan ajar, Mengelola
program belajar mengajar, Mengelola kelas, Menggunakan media atau sumber
belajar, Menguasai landasan pendidikan, Mengelola interaksi belajar mengajar, Menilai
prestasi belajar mengajar, Mengenal fungsi bimbingan dan penyuluhan, Mengenal dan
menyelenggaran administrasi sekolah, Memahami dan menafsirkan hasil penelitian guna
keperluan pengajaran.
Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai ciri-ciri pribadi yang
mereka miliki. Yang mana kepribadian itu sendiri adalah unsur yang menentukan
keakraban hubungan guru dengan anak didik.sebagai teladan, guru harus memeliki
kepribadian yang dapat dijadikan profil dan idola, seluruh kehidupannya adalah figure
yang berwibawa.

Guru harus mempunyai kemampuan dalam berkomunikasi dengan anak didiknya,


adapun cara guru dalam berkomunikasi dengan anak didiknya yaitu sebagai berikut
(Djamarah,2010): Korektor, Inspirator, Informator, Organisator, Motivator, Inisiator, Fasi
litator, Pembimbing, Demonstrator, Pengelola kelas, Mediator, Supervisor, dan Evaluator.
Didalam proses pengajaran seorang guru profesional harus memiliki 5 tugas pokok
diantaranya: Merencanakan kegiatan pembelajaran, Melaksanakan kegiatan

16
pembelajaran, Mengevaluasi hasil pembelajaran, Menindaklanjuti hasil
pembelajaran, Melakukan bimbingan dan konseling
B. Saran
Guru memiliki kedudukan yang terhormat karena guru merupakan pahlawan tanpa
tanda jasa yang patut untuk dihormati, oleh karena itu sebagai seorang guru harus selalu
menjaga sikap dan kepribadiaannya dengan baik agar menjadi contoh bagi anak didik dan
masyarakat.
Sumber daya manusia harus lebih ditingkatkan agar generasi baru yang nantinya
akan menjadi seorang guru (calon guru) menjadi guru yang lebih professional dan
berkualitas.
Guru juga harus mengurangi kebiasaan buruk yang sering dilakukan antara
lain: sering meninggalkan kelas disaat jam pelajaran, tidak menghargai siswa, pilih kasih
terhadap siswa, kurang persiapan dalam pembelajaran, menyuruh siswa menyuruh
menulis di papan tulis, tidak disiplin, kurang memperhatikan siswa, dan matrealistis.
Untuk itu mari kita tingkatkan mutu pendidikan nasional dengan memprioritaskan
guru yang benar-benar professional dan berkualitas.

17
DAFTAR PUSTAKA

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002.
A.M. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada. 2001.
Agung, Iskandar. (2009). Uji keandalan dan kesahihan indeks activity of daily living
Barthel untuk mengukur status fungsional dasar pada usia lanjut di RSCM.

18

Anda mungkin juga menyukai