Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

TENTANG GURU

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah:

Kebijakan Dan Inovasi Pendidikan

Dosen Pengampun :

Dra. Hj. Nuraini, M. Pd.

DISUSUN OLEH :

HELMA MARYANKA NPM. (210511780)

UNIVERSITAS KUTAI KARTANEGARA


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEMESTER 3
2023

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

BAB I...................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..................................................................................................................1

Latar Belakang.....................................................................................................1
Rumusan Masalah................................................................................................2
Tujuan Penelitian..................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................3

PEMBAHASAN....................................................................................................................3

1. Apa Pengertian Guru?...................................................................................3


2. Apa Saja Peran, Hak, Dan Kewajiban Guru?...............................................5
3. Karakteristik Apa Saja Yang Harus Dimiliki Guru Profesional?...............13
4. Kompetensi Dasar Apa Sajakah Yang Harus Dimiliki Oleh Guru
Profesional?................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................21

Kesimpulan.........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................22

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta
sahabat dan keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan
agama Allah. Dengan kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan
ke alam yang berilmu pengetahuan.

Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Kebijakan Dan Inovasi
Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Agama Islam dengan ini penulis
mengangkat judul “TENTANG GURU”.Kami mengucapkan terima kasih
kepada Bapak/Ibu, selaku guru/dosen Fakultas Pendidikan Agama Islam yang
telah memberikan tugas ini sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang yang kami tekuni.

Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya. Oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Tenggarong, Mei 2023

Penulis,

Helma Maryanka

3
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Guru merupakan tenaga profesional yang mempunyai tugas mengajar,
mendidik dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-
nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan ketrampilan -
ketrampilan pada siswa. Guru dapat dikatakan profesional apabila dalam proses
pembelajaran mampu memecahkan dan melaksanakan teknik-teknik mengajar
yang baik dalam mencapai tujuan pendidiikan.
Dalam meningkatkan profesi dan kompetensi seorang guru haruslah
mempunyai sebuah keahlian dalam bidang yang di embannya supaya mutu
pendidikan di sebuah lembaga bisa tercapai. Guru yang profesional adalah guru
yang siap untuk memberikan bimbingan nurani dan akhlak yang tinggi kepada
muridnya. Karena pendidikan dan bimbingan yang diberikan bersumber dari
ketulusan hati, maka guru benar-benar harus siap sebagai spiritual partner bagi
muridnya. Guru yang ideal sangat merasa gembira bersama dengan muridnya, ia
selalu berinteraksi kepada muridnya, ia merasa senang dapat memberikan obat
bagi muridnya yang sedang bersedih hati, murung, berkelahi, bahkan malas
belajar. Guru professional akan selalu memikirkan bagaimana memacu
perkembangan pribadi anak didiknya agar tidak mengalami kendala yang biasa
mengganggu.

4
Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Guru?
2. Apa Saja Peran, Hak, Dan Kewajiban Guru?
3. Karakteristik Apa Saja Yang Harus Dimiliki Guru Profesional?
4. Kompetensi Dasar Apa Sajakah Yang Harus Dimiliki Oleh Guru
Profesional??

Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Apa Pengertian Guru?
2. Untuk Mengetahui Apa Saja Peran, Hak, Dan Kewajiban Guru?
3. Untuk Mengetahui Karakteristik Apa Saja Yang Harus Dimiliki Guru
Profesional?
4. Untuk Mengetahui Kompetensi Dasar Apa Sajakah Yang Harus Dimiliki
Oleh Guru Profesional??

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Apa Pengertian Guru?


Berdasarkan UU RI No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuan dengan
tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.1

Umumnya guru didefinisikan secara fungsional, artinya menunjuk pada tugas


dan fungsinya sebagai pengajar, pendidik, pelatih, dan fungsi-fungsi lainnya. Oleh
karena itu, secara harfiah guru adalah orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya) mengajar. Sebagai seorang pengajar, guru adalah orang yang
memiliki kecakapan pada bidang tertentu, menguasai secara teoritik bidang
tersebut agar dapat mengajarkan ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik
dengan penuh keyakinan, sehingga mendapatkan pengakuan publik. 2

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia tentang guru dijelaskan pula


pengertian guru yaitu: “Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
menengah.” Mengajar bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan,
melainkan suatu proses mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang
1
Heri Susanto, “PROFESI KEGURUAN”, (Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, 2020), H. 13.
2
Futeri Maharani Suradi Dan Rusi Rusmiati Aliyyah, “Profesi Keguruan: Guru Sebagai Profesi”,
(Bogor: Universitas Djuanda, 2022), H. 50.

6
diharapkan. Karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional yang menjadi
suatu profesi, yang berarti suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus
sebagai guru dan tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang diluar bidang
pendidikan. Walaupun pada kenyataannya masih terdapat guru yang tidak
memiliki latar belakang pendidikan bidang keguruan.

Seorang guru berkaitan dengan aktivitas profesinya diharuskan mengetahui dan


dapat menerapkan beberapa prinsip mengajar agar ia dapat melaksanakan
tugasnya secara profesional, yaitu sebagai berikut.

1) Guru harus dapat membangkitkan perhatian perserta didik pada materi


pelajaran yang diberikan serta dapat menggunakan berbagai media dan
sumber belajar yang bervariasi.

2) Guru harus dapat membangkitkan minat peserta didik untuk aktif dalam
bepikir serta mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

3) Guru harus dapat membuat urutan (sequence) dalam pemberian pelajaran


dan penyesuaiannya dengan usia dan tahap tugas perkembangan peseta didik.

4) Guru perlu menghubungkan pelajaran yang akan diberikan dengan


pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik (kegiatan apersepsi), agar
peserta didik menjadi mudah dalam memahami pelajaran yang diterimanya.

5) Sesuai dengan prinsip repetisi dalam proses pembelajaran, diharapkan guru


dapat menjelaskan unit pelajaran secara berulang-ulang hingga tanggapan
peserta didik menjadi jelas.

6) Guru wajib memperhatikan dan memikirkan korelasi atau hubungan antara


mata pelajaran dan/atau praktik nyata dalam kehidupan sehari-hari.

7) Guru harus tetap menjaga konsentrasi belajar para peserta didik dengan cara
memberikan kesempatan berupa pengalaman secara langsung,
mengamati/meneliti, dan menyimpulkan pengetahuan yang didapatkanya.

7
8) Guru harus mengembangkan sikap peserta didik dalam membina hubungan
sosial,baik dalam kelas maupun diluar kelas.

9) Guru harus menyelidiki dan mendalami perbedaan peserta secara individual


agar dapat melayani siswa sesuai dengan perbedaannya tersebut. 3

Sehingga dapat disimpulkan bahwa guru memiliki tanggung jawab yang besar.
Guru adalah seorang pendidik yang profesional yang tugas utamanya mendidik,
mengajar, membimbing, melatih, menilai dan mengevaluasi para peserta didik
baik dalam lembaga pendidikan formal maupun non formal pada semua jenjang
dari pendidikan usia dini, dasar dan menengah. Guru dapat dipandang sebagai
suatu profesi karena untuk menjadi seorang guru, seseorang harus memiliki
kompetensi khusus yang harus terpenuhi.

2. Apa Saja Peran, Hak, Dan Kewajiban Guru?

Guru merupakan satu di antara profesi di bidang pendidikan. Dalam Undang-


Undang No. 14 Tahun 2005, dikatakan guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Guru dapat diartikan sebagai
orang yang tugasnya terkait dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa dalam
semua aspeknya, baik spiritual dan emosional, intelektual, fisikal, maupun aspek
lainnya.

Di Indonesia, guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada


jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini
pada jalur pendidikan formal. Mereka diangkat sesuai dengan peraturan regulasi
yang berlaku di lingkungan pemerintahan, penyelenggara, atau satuan pendidikan.
3
Heri Susanto, “PROFESI KEGURUAN”, (Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, 2020), H. 15.

8
Guru dimaksud harus memiliki kualifikasi akademik sekurangkurangnya S-1/D-4
dan bersertifikat.

Guru sebagai sebuah profesi di bidang pendidikan memiliki hak dan kewajiban
yang menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak-hak guru merupakan apa-
apa saja yang didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi guru, dan
kewajiban guru adalah apa-apa saja yang harus dilaksanakan seorang guru dalam
menjalankan profesinya. Hak dan kewajiban guru ini dituangkan dalam UU No.
14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen sehingga setiap guru mendapatkan
perlindungan terhadap hak yang dimiliki dan kewajiban yang harus dilaksanakan.
Jabatan guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar
dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas guru tidak hanya sebagai suatu profesi,
tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas guru
sebagai suatu profesi menuntut kepada guru untuk mengembangkan
profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas guru sebagai suatu
profesi. Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan
nilai-nilai hidup kepada peserta didik. Tugas guru sebagai pelatih berarti
mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa
depan peserta didik .

Perkembangan dunia pendidikan yang sejalan dengan kemajuan teknologi dan


globalisasi yang begitu cepat perlu diimbangi oleh kemampuan pelaku utama
pendidikan, dalam hal ini guru. Guru dalam menjalankan tugas profesionalnya
mempunyai tugas dan tanggung jawab yang tidak ringan. Untuk itu, guru harus
memiliki dan menguasai kompetensinya dan sekaligus mengetahui hak dan
kewajibannya sehingga ia menjadi sosok guru yang betul-betul profesional.
banyak peranan yang dijalankan guru sebagai pendidik, atau siapa saja yang telah
menerjunkan diri menjadi guru. Semua peranan diharapkan dari guru seperti
diuraikan di bawah ini:
a. Korektor

9
Peran ini mengharuskan guru memahami betul permasalahan dalam proses
pendidikan. Sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang
baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai ini mungkin telah peserta didik
miliki dan mungkin telah mempengaruhi sebelum peserta didik masuk
sekolah. Kemampuan untuk merumuskan tindakan terhadap siswa sangat
diperlukan dalam hal ini. Semua nilai yang baik harus guru pertahankan dan
semua nilai yang buruk harus disingkirkan dari jiwa dan watak peserta didik.
b. Inspirator
Sebagai inspirator, guru dapat memberikan ilham yang baik bagi kemajuan
belajar peserta didik. Dalam peran ini Guru harus dapat memberikan petunjuk
(ilham) bagaimana cara belajar yang baik. Kemampuan untuk memadukan
teori dengan praktik sangat diperlukan dalam peran ini. Petunjuk itu tidak
harus bertolak dari sejumlah teori-teori belajar, dari pengalaman pun bisa
dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar yang baik, yang penting bukan
teorinya, tapi bagaimana melepaskan masalah yang dihadapi oleh peserta
didik.
c. Informan
Sebagai informan, guru harus dapat memberikan informasi perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan pelajaran untuk setiap
mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam kurikulum. Informasi yang
baik dan efektif diperlukan oleh siswa. Informan yang baik adalah guru yang
mengerti apa kebutuhan peserta didik dan memberikan informasi tidak
berlebihan akan tetapi sesuai dengan daya cerna siswa terhadap informasi.
d. Organisator
Guru merupakan organisator terkait pengelolaan proses pembelajaran.
Sebagai organisator, dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan
kegiatan akademik, menyusun tata tertib kelas/sekolah, menyusun rencana
pembelajaran sesuai kalender akademik, dan sebagainya. Semuanya harus
diorganisir sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.
e. Motivator

10
Sebagai motivator, guru hendaknya mampu mendorong peserta didik agar
bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru dapat
menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi peserta didik malas belajar
dan menurunnya prestasinya di sekolah. Tindakan ini penting untuk dapat
menentukan langkah-langkah strategis dalam memotivasi siswa. Motivasi
dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik.
Modifikasi cara belajar dapat memberikan penguatan dan juga dapat
memberikan motivasi pada peserta didik untuk lebih bergairah dalam belajar.
F. Inisiator
Sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi pencetus ide-ide kemajuan dalam
pendidikan dan pengajaran. Inisiator dimaksud mencakup peran inisiatif guru
dalam pembelajaran dan peran inisiatif guru dalam mengembangkan iklim
belajar di sekolah. Proses interaksi edukatif yang dilakukan guru harus
relevan dengan perkembangan zaman yang telah memasuki era teknologi
informasi. Proses interaksi pembelajaran hendaknya tidak hanya
mengandalkan sumber-sumber belajar konvensional berupa buku teks, akan
tetapi juga dapat menggunakan sumber digital yang tidak terbatas. Dalam
kondisi ini guru harus mengambil inisiatif untuk memulai tradisi belajar yang
relevan dengan perkembangan teknologi informasi, sehingga siswa dapat
memahami bagaimana memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
pembelajaran.
G. Fasilitator
Sebagai fasilitator, guru diharuskan untuk dapat memfasilitasi peserta didik
dalam proses belajar mengajar. Memfasilitasi dalam pengertian ini bukanlah
mengadakan fasilitas belajar berupa sarana prasarana, melainkan mengelola
sumber daya yang tersedia sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa
dapat memperoleh pengalaman belajar yang sesuai dengan tingkat
perkembangan mereka. Termasuk dalam kriteria ini adalah merancang desain
pembelajaran dan mengatur peran siswa dalam proses pembelajaran.
H. Pembimbing

11
Peranan ini harus lebih dipentingkan, karena kehadiran guru di sekolah adalah
untuk membimbing peserta didik menjadi manusia dewasa susila yang cakap.
Tanpa bimbingan, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi
perkembangan dirinya. Jadi, bagaimanapun juga bimbingan dari guru sangat
diperlukan pada saat peserta didik belum mandiri secara emosional dan
psikologis.
I. Demonstrator
Dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat peserta didik
pahami. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami peserta didik, guru harus
kreatif untuk menunjukkan langsung kepada peserta didik kemampuan yang
harus dipelajari. Beberapa mata pelajaran memungkinkan guru untuk
mendemontrasikan kemampuan yang sedang dipelajari. Meskipun tidak
semua materi ajar dapat didemontrasikan akan tetapi terdapat pola-pola
perilaku edukatif yang dapat diperagakan guru untuk diikuti siswa, antara lain
bagaimana cara berkomunikasi yang sopan, bagaimana meminta bantuan
sesama teman dan sebagainya yang juga sangat penting dipahami siswa dan
dapat didemontrasikan.
J. Pengelola Kelas
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan baik,
karena kelas adalah tempat berhimpun semua peserta didik dan guru dalam
rangka menerima bahan pelajaran dari guru. Kelas yang kondusif akan sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Tujuan
umum dari pengelolaan kelas, yaitu menyediakan dan menggunakan fasilitas
kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil
yang baik dan optimal. Jadi, maksud dari pengelolaan kelas adalah agar
peserta didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk
senantiasa belajar di dalamnya.
K. Mediator
Sebagai mediator, guru harus memahami bagaimana siswa berinteraksi dan
merespon suatu keadaan. Sebisa mungkin guru harus menghindarkan siswa
pada posisi yang saling bertentangan antara dua atau lebih kelompok/individu

12
siswa di dalam kelas. Kondisi bertentangan tersebut akan mempengaruhi
kelancaran proses pembelajaran. Akan tetapi bukan berarti guru melarang
siswa untuk berbeda pendapat, perbedaan pendapat antar siswa merupakan
hal yang positif, akan tetapi guru harus memastikan perbedaan pendapat
tersebut tidak menyebabkan mereka saling berkonflik dan terpecah belah.
Sebagai mediator, guru dapat diartikan sebagai penengah dalam proses
belajar peserta didik. Dalam diskusi, guru dapat berperan sebagai penengah,
sebagai pengatur lalu lintas jalannya diskusi.
L. Supervisor
Dalam melakukan supervisi pembelajaran, guru harus menunjukkan
kemampuan untuk menawarkan alternatif solusi atas permasalahan yang
ditemukan. Untuk itu kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena
posisi atau kedudukan yang ditempatinya akan tetapi juga karena
pengalamannya, pendidikannya, kecakapannya, atau keterampilan
keterampilan yang dimilikinya, atau karena memiliki sifat-sifat kepribadian
yang menonjol daripada orang-orang disupervisinya.
M. Evaluator
Sebagai evaluator, guru setidaknya dihadapkan pada dua proses penting,
pertama proses mengukur keberhasilan belajar peserta didik, kedua guru
memberikan judgement (nilai) yang akan menjadi tolak ukur apakah peserta
didik berhasil dalam proses belajar atau belum berhasil. Penilaian ini
mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Dengan demikian, guru
harus mempertimbangkan ketiga aspek tersebut dengan pendekatan multiple
intelegensi.4

Hak Guru

Dalam menjalankan tugas dan profesinya, guru memiliki hak dan kewajiban
yang harus dilaksanakan dan diperhatikan. Hak guru berarti suatu yang harus
didapatkan olehnya setelah ia melaksanakan sejumlah kewajibannya sebagai guru.

4
Heri Susanto, “PROFESI KEGURUAN”, (Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, 2020), H. 36.

13
Kewajiban guru adalah sesuatu yang harus patut dilaksanakan oleh guru dalam
menjalankan profesinya. Hak dan kewajiban guru sebagai pendidik diatur di
semua peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam
UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen pada bagian kedua mengenai hak
dan kewajiban pada pasal 14, adapun hak yang dimiliki oleh seorang guru sebagai
berikut:

a. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial.

b. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.

c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan


intelektual.

d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.

e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk


menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.

f. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan


kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan
kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.

g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.

h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.

i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.

j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi


akademik dan kompetensi.

k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.5

5
Futeri Maharani Suradi Dan Rusi Rusmiati Aliyyah, “Profesi Keguruan: Guru Sebagai Profesi”,
(Bogor: Universitas Djuanda, 2022), H. 61.

14
Kewajiban

Jika ada hak maka pasti ada kewajiban. Hak dan kewajiban merupakan dua
unsur pokok yang keberadaannya ibarat dua sisi dari mata uang yang sama. Setiap
orang memiliki hak di satu pihak yang menuntut kewajiban pihak lain untuk
memenuhi haknya. Oleh karena itu, pada setiap orang terdapat hak sekaligus
kewajiban yang harus dipenuhi agar dapat menjamin pemenuhan hak orang lain.
Merujuk pada pemikiran di atas, maka selain memiliki hak, guru juga memiliki
kewajiban. Sebagaimana hak, kewajiban pada guru juga bersifat inheren pada
profesi ini. Inheren karena ciri profesi adalah suatu pekerjaan yang bersifat
terbuka, keluar. Keberadaan suatu profesi tidak berorientasi pada diri sendiri,
tetapi ditujukan pada pihak lain. Artinya, profesi dilaksanakan dalam rangka
mengabdikan kecakapan yang dimiliki bagi masyarakat. Pengabdian ini serentak
menimbulkan kewajiban yang harus ditunaikan oleh guru.

Undang-undang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, khususnya pasal 20
menyebutkan kewajiban seorang guru sebagai berikut:

1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang


bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.

2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi


secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.

3) Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis


kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

15
4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik guru,
serta nilai-nilai agama dan etika; dan

5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.6

3. Karakteristik Apa Saja Yang Harus Dimiliki Guru Profesional?

Taat Pada Peraturan Perundang-Undangan

Pada Kode Etik Guru Indonesia butir ke sembilan disebutkan bahwa; “Guru
melaksanakan segala kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan”.
Kebijaksanaan pendidikan di negara kita dipegang oleh pemerintah, dalam hal ini
Dinas Pendidikan Nasional. Dalam rangka pembangunan pendidikan di Indonesia,
melalui dinas pendidikan nasional mengeluarkan peraturan-peraturan dan
ketentuan-ketentuan yang merupakan kebijaksanaan yang akan dilaksanakan oleh
aparatnya. Salah satu unsur aparatur negara adalah guru. Karena itu guru mutlak
perlu mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah khususnya dalam bidang
pendidikan, sehingga dapat melaksanakan kebijakan-kebijakan tersebut.
Kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan ialah segala peraturan - peraturan
pelaksanaan baik yang dikeluarkan oleh Dinas pendidikan Nasional di pusat
maupun di daerah. Sebagai contoh, peraturan tentang berlakunya kurikulum
sekolah, pendidikan gratis, pelaksanaan Ujian Nasional (UN), dan lain
sebagainya.

Memelihara Dan Meningkatkan Organisasi Profesi

Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi


guru sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. Dasar ini menunjukkan kepada
kita betapa pentingnya peranan organisasi profesi sebagai wadah dan sarana
pengabdian. PGRI merupakan salah satu organisasi profesi guru. PGRI sebagai
organisasi profesi memerlukan pembinaan, agar lebih berdaya guna dan berhasil
6
Futeri Maharani Suradi Dan Rusi Rusmiati Aliyyah, “Profesi Keguruan: Guru Sebagai Profesi”,
(Bogor: Universitas Djuanda, 2022), H. 62.

16
guna sebagai wadah usaha untuk membawakan misi dan memantapkan profesi
guru. Keberhasilan usaha tersebut sangat bergantung kepada kesadaran para
anggotanya, rasa tanggung jawab, dan kewajiban para anggotanya. Pada kode etik
guru butir ke enam dikatakan bahwa guru secara pribadi dan bersama-sama
mengembangkan, meningkatkan mutu dan martabat profesinya. Dasar ini sangat
tegas mewajibkan kepada seluruh anggota profesi guru untuk selalu meningkatkan
mutu dan martabat profesi guru itu sendiri

Memelihara Hubungan dengan Teman Sejawat

Pada butir tujuh kode etik guru disebutkan bahwa; “Guru memelihara
hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan sosial.” Ini
berarti bahwa guru hendaknya menciptakan dan memelihara hubungan sesama
guru dalam lingkungan kerjanya, juga guru hendaknya menciptakan dan
memelihara semangat kekeluargaan serta kesetiakawanan sosial di dalam
lingkungan di luar kerjanya.

Hubungan sesama anggota profesi dapat dilihat dari dua segi, yakni hubungan
formal dan hubungan kekeluargaan. Hubungan formal adalah hubungan yang
perlu dilakukan dalam rangka melakukan tugas kedinasan. Sedangkan hubungan
kekeluargaan adalah hubungan persaudaraan yang perlu dilakukan, baik dalam
lingkungan kerja maupun dalam hubungan keseluruhan dalam rangka menunjang
tercapainya keberhasilan anggota profesi misalnya sebagi pendidik bangsa.

Membimbing Peserta Didik

Pada kode etik guru dengan jelas dituliskan bahwa “Guru berbakti
membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang
berjiwa Pancasila”. Dasar ini megandung beberapa prinsip yang harus dipahami
oleh seorang guru dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, yakni tujuan
pendidikan nasional, prinsip membimbing, dan prinsip pembentukan manusia
Indonesia seutuhnya. Karakteristik guru yang sangat disenangi oleh para peserta
didik adalah:

17
(1) demokrasi, yakni guru memberikan kebebasan kepada peserta didik
(persamaan hak), memberikan kesempatan untuk berperan serta dalam
berbagai kegiatan.

(2) kooperatif, yakni saling bekerja sama, toleransi dan dilandasi sifat
kekeluargaan yang tinggi.

(3) baik hati, yakni suka memberi dan berkorban untuk kepentingan peserta
didiknya.

(4) sabar, yakni guru yang mampu menahan diri.

(5) adil, yakni tidak membeda-bedakan peserta didik dalam segal hal.

(6) konsisten, yakni selalu bertindak sesuai dengan ucapannya.

(7) terbuka, yakni bersadia menerima kritikan dan saran serta mengakui
kekurangan dan kelemahannya.

(8) suka menolong, yakni siap membantu peserta didik yang mengalami
kesulitan atau masalah.

(9) ramah-tamah, yakni mudah bergaul dan disenangi oleh semua orang
termasuk peserta didik.

(10) suka humor, yakni pandai membuat peserta didik bergembira.

(11) memiliki bermacam minat, artinya dengan bermacam minat akan


merangsang siswa dan dapat melayani berbagai macam minat anak.

(12) menguasai bahan pelajaran, yakni dapat menyampaikan materi


pelajaran dengan baik.

(13) fleksibel, yakni tidak kaku dalam bersikap dan berbuat serta pandai
menyusuaikan diri dengan lingkungannya.

(14) peduli dan perhatian kepada minat siswa

Selain karakteristik tersebut di atas, guru sebaiknya memiliki juga sikap


inklusif yaitu memiliki sikap terbuka pada perbedaanperbedaan pandangan

18
dan membuka diskusi-diskusi kritik mengenai perbedaan.

Menciptakan Suasana yang Baik di Tempat Kerja

Dalam kode etik guru dinyatakan bahwa “Guru menciptakan suasana di


sekolah dengan sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar
mengajar.” Dari hal ini jelas bahwa seorang guru harus aktif mengusahakan
suasana yang baik itu dengan berbagai cara, baik dengan penggunaan metode
mengajar yang sesuai, maupun dengan penyedian alat belajar mengajar yang
cukup, serta pengaturan organisasi kelas yang mantap, ataupun pendekatan
lainnya yang diperlukan.

Suasana harmonis di sekolah tidak akan terjadi bila setiap personil yang
terlibat di dalamnya tidak menjalin hubungan yang baik di antara sesamanya.
Adaupun personil yang dimaksud adalah kepala sekolah, guru, staf administrasi
dan siswa.

Taat dan Loyal terhadap Pemimpin

Sebagai salah satu anggota organisasi, baik organisasi guru maupun organisasi
yang lebih besar (Dinas Pendidikan Nasional) guru akan selalu berada dalam
bimbingan dan pengawasan pihak atasan. Dari organisasi guru, ada strata
kepemimpinan mulai dari pengurus cabang, daerah sampai ke pusat. Begitu juga
dengan dinas pendidikan nasional. Dengan demikian seorang guru harus taat
kepada pemimpinnya, dengan menjalankan kebijakan-kebijakan dan
mendengarkan arahan-arahan yang disampaikan oleh penentu kebijakan.

Cinta terhadap Pekerjaan

Orang yang telah memilih profesi keguruan akan berhasil bila mencintai
pekerjaannya. Artinya dia akan berbuat apapun agar karirnya berhasil dengan
baik. Termasuk melaksanakan tugasnya melayani dengan baik kepada siapa yang
membutuhkan bantuannya. Agar dapat memberikan layanan yang memuaskan
masyarakat, guru harus selalu mengembangkan dirinya dan menyesuaikan

19
kemampuan serta pengetahuannya dengan keinginan dan permintaan masyarakat,
dalam hal ini peserta didik dan orang tuanya.

Dalam kode etik guru butir ke enam dijelaskan bahwa “guru dituntut, baik
secara pribadi maupun secara kelompok, untuk selalu meningkatkan mutu dan
martabat profesinya”. Dalam hal ini guru dituntut untuk mengembangkan dan
menigkatkan pengetahuannya sehingga mampu menyelesaikan permasalahan
yang dialami oleh peserta didik yang kadang dipengaruhi oleh perkembangan
jaman.

Dengan demikian Karakteristik Guru Profesional adalah segala tindak tanduk atau
sikap dan perbuatan guru baik di sekolah maupun dilingkungan masyarakat.
Contohnya, bagaimana guru meningkatkan pelayanannya, meningkatkan
pengetahuannya, memberi arahan, bimbingan dan motivasi kepada peserta
didiknya, bagaimana cara guru berpakaian dan berbicara serta cara bergaul baik
dengan peserta didik, teman-temannya, anggota masyarakat dan lain sebagainya.
Dengan adanya karakter yang dimiliki oleh setiap guru, maka boleh jadi kualitas
pendidikan semakin baik. Karakteristik guru yang dimaksudkan adalah
karakteristik terhadap peraturan perundang-undangan, organisasi profesi, teman
sejawat, peserta didik, tempat kerja, pemimpin, dan pekerjaan.7

4. Kompetensi Dasar Apa Sajakah Yang Harus Dimiliki Oleh Guru


Profesional?
kompetensi guru adalah kemampuan dan kewenangan guru dalam
melaksanakan profesi keguruannya. Kemudian istilah profesional yang berasal
dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata benda berarti orang yang
mempunyai keahlian, seperti guru, dokter, hakim, dan sebaginya. Dengan kata
lain pekerjaan yang bersifat profesional adalah pekerjaan yang hanya dapat

7
Syarifan Nurjan, ““PROFESI KEGURUAN Konsep Dan Aplikasi”, (Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru, 2015), H. 39.

20
dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk bidang tertentu dan bukan
pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang.8

Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa suatu pekerjaan yang


bersifat profesional memerlukan beberapa bidang ilmu yang secara sengaja harus
dipelajari dan kemudian diaplikasikan bagi kepentingan umum. Dengan kata lain
bahwa pekerjaan profesional berbeda dengan pekerjaan lainnya, karena suatu
profesi memerlukan kemampuan dan keahlian khusus dalam melaksanakan
profesinya.

Dengan bertitik tolak pada pengertian-pengertian di atas, maka pengertian


kompetensi guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan
keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan
fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Dengan kata lain, adalah
orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang
kaya di bidangnya. Yang dimaksud dengan terdidik dan terlatih bukan hanya
memperoleh pendidikan formal tetapi juga harus menguasai berbagi strategi atau
teknik dalam kegiatan belajar mengajar, serta menguasai landasan-landasan
kependidikan.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, pasal 2


disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kompetensi yang dimaksud adalah
serangkaian pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,
dihayati, dikuasai dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.9

Kompetensi guru bersifat holistik yang mencakup; kompetensi pedagogik,


kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang
8
Syarifan Nurjan, “PROFESI KEGURUAN Konsep Dan Aplikasi”, (Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru, 2015), H. 39.

9
Syarifan Nurjan, ““PROFESI KEGURUAN Konsep Dan Aplikasi”, (Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru, 2015), H. 36.

21
diperoleh dari pendidikan profesi guru. Keempat komptensi ini memiliki
indikator-indikator tertentu yang memberikan jaminan bahwa keempatnya dapat
dilaksanakan dan terukur secara kuantitatif dan kualitatif, baik melalui pendidikan
pra jabatan, in serving training, pendidikan dan latihan tertentu, dan lain
sebagainya. Keempat kompetensi di atas, akan diuraikan sebagai berikut:

1. Kompetensi pedagogik, Pedagogik adalah teori mendidik yang


mempersoalkan apa dan bagaimana mendidik sebaik-baiknya. pada
dasarnya adalah kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran peserta
didik. Kompetensi ini merupakan kompetensi khas, yang membedakan
guru dengan profesi lainnya.10 Kompetensi pedagogik meliputi
diantaranya: Pemahaman terhadap peserta didik, Perencanaan
pembelajaran, Pelaksanaan pembelajaran, Mengevaluasi hasil belajar, serta
Pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang
dimiliki
2. Kompetensi Kepribadian, Kompetensi kepribadian adalah kemampuan
personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap dan stabil,
berakhlak mulia, dewasa, arif, berwibawa serta menjadi teladan bagi
peserta didik.11 Sehingga dalam kompetensi personal mengharuskan guru
memiliki kepribadian yang mantap sehingga menjadi sumber inspirasi bagi
subyek didik, dan patut diteladani oleh peserta didik.
Secara umum aspek-aspek kompetensi kepribadian guru meliputi:
a. Penampilan sikap yang positif terhadap keseluruhan tugasnya sebagai
guru dan terhadap keseluruhan situasi pendidikan beserta unsur
unsurnya.
b. Pemahaman, penghayatan dan penampilan nilainilai yang seharusnya
dianut oleh guru.

10
Futeri Maharani Suradi Dan Rusi Rusmiati Aliyyah, “Profesi Keguruan: Guru Sebagai Profesi”,
(Bogor: Universitas Djuanda, 2022). H. 37.
11
Syarifan Nurjan, ““PROFESI KEGURUAN Konsep Dan Aplikasi”, (Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru, 2015), H. 33.

22
c. Kepribadian, nilai, sikap hidup ditampilkan dalam upaya menjadikan
dirinya sebagai panutan dan teladan bagi para peserta didiknya.12

3. Kompetensi Profesional, kompetensi profesional guru ialah kemampuan


dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya, artinya
guru yang piawai dalam melaksanakan profesinya dapat disebut sebagai
guru yang kompeten dan profesional. Kompetensi profesional merupakan
pekerjaan yang hanya dapat di lakukan oleh seorang yang mempunyai
kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikat pendidik sesuai dengan
persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.13

a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi

 Memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.


 Memahami hubungan konsep antara mata pelajaran yang terkait.
 Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menguasai struktur dan metode keilmuan.

 Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk


memperdalam pengetahuan atau materi bidang studi.
 Memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi
atau koheren dengan materi ajar.14

4. Kompetensi Sosial, Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru


untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara harmonis dengan peserta
didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta
didik, dan masyarakat sekitar. Indikasinya, guru mampu berkomunikasi
dan bergaul secara harmonis peserta didik, sesama pendidik, dan dengan

12
Futeri Maharani Suradi Dan Rusi Rusmiati Aliyyah, “Profesi Keguruan: Guru Sebagai Profesi”,
(Bogor: Universitas Djuanda, 2022), H. 44.
13
Heri Susanto, “PROFESI KEGURUAN”, (Banjarmasin: Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat, 2020), H. 51.
14
Syarifan Nurjan, ““PROFESI KEGURUAN Konsep Dan Aplikasi”, (Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru, 2015), H. 34.

23
tenaga kependidikan, serta dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar. Adapun lebih jelasnya sebagai berikut:

1. Mampu berkomunikasi dan berintraksi secara efektif dan efisien


dengan peserta didik.
2. Mampu berkomunikasi dan berintraksi secara efektif dan efisien
dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Mampu berkomunikasi dan berintraksi secara efektif dan efisien
dengan orang tua atau wali peserta didik dan masyarakat sekitar.15

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Bisa disimpulkan dari penjelasan diatas bahwa Guru adalah seseorang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didiknya dan bertanggung jawab
untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan
mengevaluasi anak didiknya agar bermanfaat dimasa yang akan datang.

Selain itu pekerjaan Guru merupakan sebuah profesi yang memiliki hak dan
kewajiban yang menyangkut dunia pendidikan yang digeluti. Hak-hak guru
merupakan apa-apa saja yang didapatkan oleh seseorang yang memiliki profesi
guru, dan kewajiban guru adalah apa-apa saja yang harus dilaksanakan seorang
guru dalam menjalankan profesinya yang mana ini tercantum dalam UU No. 14
Tahun 2005.

Dan guru juga harus memiliki kompetensi dasar dalam meningkatkan ke


profesionalitas mereka dalam mengemban tugas sebab Kompetensi guru yang
profesional adalah kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang keguruan
sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan

15
Syarifan Nurjan, ““PROFESI KEGURUAN Konsep Dan Aplikasi”, (Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru, 2015), H. 35.

24
kemampuan maksimal. Diantaranya kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,
kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional.

DAFTAR PUSTAKA

Nurjan, Syarifan. 2015. “PROFESI KEGURUAN Konsep dan Aplikasi”.


Yogyakarta: Penerbit Samudra Biru.

Suradi, Futeri Maharani dan Rusi Rusmiati Aliyyah. 2022. “Profesi Keguruan:
Guru Sebagai Profesi”. Bogor: Universitas Djuanda.

Susanto, Heri. 2020. “PROFESI KEGURUAN”. Banjarmasin: Program Studi


Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lambung Mangkurat 2020.

25

Anda mungkin juga menyukai