Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MENELAAH ASAS-ASAS DIDAKTIK PEMBELAJARAN PENJAS MI

Dosen Pengampu : Nor Kholidin, M.Pd

Di Susun Oleh :

1. Alpi Kurniasari ( 2286232053)


2. Putri Maulia Sari (2286232017)
3. Sri Wahyuningsih (2286232020)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH


IBTIDA’IYAH (PGMI)

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NURUL HUDA SUKARAJA

OKU TIMUR

TAHUN PELAJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesikan masalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dengan menyelesaikan makalah yang berjudul “Menelaah
Asas-Asas Didaktik Pembelajaran Penjas Mi”.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari dosen, di kampus


UNIVERSITAS NURUL HUDA. Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini
dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen. Tugas yang


telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi Penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Tanah Merah, September 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I.........................................................................................................................1

PENDAHULUAN....................................................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................................1

B. Rumusan Masalah............................................................................................2

C. Tujuan................................................................................................................2

BAB II.......................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................3

A. Pengertian Didaktik.........................................................................................3

B. Prinsip-Prinsip Dalam Mengajar....................................................................5

C. Asas-Asas Didaktif Pendidikan Jasmani.......................................................7

KESIMPULAN......................................................................................................16

A. Kesimpulan......................................................................................................16

B. Saran................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek terpenting untuk dimiliki oleh setiap umat
manusia. Karena dengan pendidikan dapat menciptakan perubahan sikap yang
baik pada diri seseorang. Pendidikan mempunyai dua proses utama yaitu mengajar
dan diajar. Mengajar ditingkat pendidikan formal biasanya dilakukan oleh
seseorang guru. Guru dalam proses belajar mengajar mempunyai tiga peranan
yaitu sebagai pengajar, pembimbing dan administrator kelas.

Guru sebagai pengajar berperan dalam merencanakan dan melaksanakan


pembelajaran. Oleh sebab itu, guru dituntut untuk menguasai
seperangkat pengetahuan dan keteramilan dalam mengajar. Guru sebagai
pembimbing diharapkan dapat memberikan bantuan kepada siswa dalam
memecahkan masalah yang dihadapi. Peranan ini termasuk ke dalam aspek
pendidik sebab tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan, melainkan juga
mendidik untuk mengalihkan nilai-nilai kehidupan. Hal tersebut menjelaskan
bahwa tujuan pendidikan adalah sikap yang mengubah tingkah laku peserta
menjadi lebih baik.

Guru sebagai administrator kelas berperan dalam pengelolaan proses


belajar mengajar di kelas. Guru merupakan komponen penting dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan nasional. Guru yang berkualitas, profesional dan
berpengetahuan, tidak hanya berprofesi sebagai pengajar, namun juga mendidik,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Berdasarkan Standar Nasional Kependidikan, guru harus memiliki empat


kompetensi dasar yaitu kompetensi pedagogis, kompetensi sosial, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi profesional. Namun, kompetensi-kompetensi yang
dimiliki guru saat ini masih terbatas, sehingga diperlukan suatu upaya untuk

1
mengoptimalkan kompetensi-kompetensi tersebut. Kompetensi-kompetensi yang
akan dibahas dalam makalah ini terbatas pada kompetensi-kompetensi kepribadian
dan kompetensi profesional. Kompetensi kepribadian adalah karakteristik pribadi
yang harus dimiliki guru sebagai individu yang mantap, stabil, dewasa, arif,
berwibawa dan menjadi teladan bagi peserta didik.Kompetensi profesional adalah
kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan mereka membimbing peserta didik dalam
menguasai materi yang diajarkan.

Guru yang bermutu dan profesional menjadi tuntutan masyarakat seiring


dengan tuntutan persyaratan kerja yang semakin ketat mengikuti kemajuan era
globalisasi.Untuk membentuk guru yang profesional sangat tergantung pada
banyak hal yaitu guru itu sendiri, pemerintah, masyarakat dan orang
tua.Berdasarkan kenyataan yang ada, pemerintah telah mengupayakan berbagai
hal, diantaranya sertifikasi guru. Dengan adanya program sertifikasi tersebut,
kualitas mengajar guru akan lebih baik.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan didaktik ?


2. Bagaimana prinsip-prinsip dalam mengajar ?
3. Bagaimana asas-asas didaktik pendidikan jasmani ?

C. Tujuan
Adapun tujuan untuk makalah ini antara lain adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Didaktik


2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip dalam mengajar
3. Untuk mengetahui bagaimana asas-asas didaktik Pendidikan jasmani.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Didaktik
Didaktik berasal dari bahasa Yunani “didoskein”, yang berarti pengajaran
atau “didaktos” yang berarti pandai mengajar. Di Indonesia didaktik berarti ilmu
mengajar. Karena didaktik berarti ilmu mengajar, maka pengertian didaktik
menyangkut pengertian yang sangat luas. Dalam kaitan pembicaraan tentang
didaktik, pengertian didaktik akan difokuskan pada bagaimana perlakuan guru
dalam proses belajar mengajar tersebut. Mengajar menurut pengertian modern
berarti aktivitas guru dalam mengorganisasikan lingkungan dan mendekatkannya
kepada anak didik sehingga terjadi proses belajar (Nasution 1935 : 5).

Bertolak dari pengertian di atas, keberhasilan mengajar tentunya harus


diukur dari bagaimana partisipasi anak dalam proses belajar mengajar dan
seberapa jauh hasil yang telah dicapainya. Dalam menjawab dua permasalahan
tersebut, ahli-ahli didaktik mengarahkan perhatiannya pada tingkah laku guru
sebagai organisator proses belajar mengajar. Maka timbulah prinsip-prinsip
didaktik atau asas-asas mengajar, yaitu kaidah atau rambu-rambu bagi guru agar
lebih berhasil dalam mengajar.

Jadi, dalam uraian ini yang dimaksud asas-asas didaktik ialah prinsip-
prinsip, kaidah mengajar yang dilaksanakan oleh guru secara maksimal, agar
lebih berhasil. Sebagian para ahli mengatakan bahwa mengajar adalah
menanamkan pengetahuan sebanyak-banyaknya dalam diri anak didik. Dalam hal
ini guru memegang peranan utama, sedangkan siswa tinggal menerima, bersifat
pasif. Pengajaran yang berpusat kepada guru bersifat teacher centered. Ilmu
pengetahuan yang diberikan kepada siswa kebanyakan hanya diambil dari buku-
buku pelajaran, tanpa dikaitkan dengan realitas kehidupan sehari-hari
siswa.Pelajaran serupa ini disebut intelektualistis.

3
Sebagian para ahli lainnya mengatakan bahwa mengajar merupakan usaha
penyampaian kebudayaan kepada anak didik. Definisi kedua ini hampir sama
maksudnya dengan definisi pertama. Tentu saja yang diinginkan adalah agar
anak mengenal kebudayaan bangsa, kebudayaan suku dan marganya. Tetapi lebih
dari itu diharapkan agar anak didik tidak hanya menguasai kebudayaan yang ada,
tetapi juga ikut memperkaya kebudayaan tersebut dengan menciptakan
kebudayaan baru menurut zaman yang senantiasa mengalami
perubahan.Sebagian para ahli yang lain lagi mengatakan bahwa mengajar
diartikan menata berbagai kondisi belajar secara pantas. Kondisi yang ditata itu
adalah kondisi eksternal anak didik. Termasuk di dalam kondisi eksternal ini
adalah komunikasi verbal guru dengan anak didik.

Dengan demikian, sesungguhnya kunci proses belajar-mengajar itu terletak


pada penataan dan perancangan yang memungkinkan anak didik dapat
berinteraktif. Dengan berinteraktif maksudnya adalah terjadinya hubungan
timbal- balik personal anak dengan lingkungan. Anak didik dapat berinteraktif
dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial. Tiap usaha
mengajar sebenarnya ingin menumbuhkan atau menyempurnakan pola laku
tertentu dalam diri peserta didik. Yang dimaksud dengan pola laku adalah
kerangka dasar dari sejumlah kegiatan yang lazim dilaksanakan manusia untuk
bertahan hidup dan untuk memperbaiki mutu hidupnya dalam situasi nyata.
Kegiatan itu bisa berupa kegiatan rohani, misalnya mengamati, menganalisis, dan
menilai keadaan dengan daya nalar. Bisa juga berupa kegiatan jasmani.yang
dilakukan dengan tenaga dan keterampilan fisik.

Umumnya rnanusia bertindak secara manusiawi apabila kedua jenis kegiatan


tersebut dibuat secara terjalin dan terpadu. Di samping menumbuhkan dan
menyempumakan pola laku, pengajaran juga menumbuhkan kebiasaan.
Kebiasaan dapat dirumuskan sebagai keterarahan, kesiapsiagaan di dalam diri
manusia untuk melakukan kegiatan yang sama atau serupa atas cara yang lebih

4
mudah, tanpa memeras atau memboroskan tenaga. Kebiasaan akan timbul justru
apabila kegiatan manusia, baik rohani maupun jasmani dilakukan berulang kali
dengan sadar dan penuh perhitungan.

B. Prinsip-Prinsip Dalam Mengajar


Prinsip mengajar adalah suatu aturan yang berlaku bagi seorang guru dalam
menyampaikan materi pelajaran. Prinsip-prinsip tersebut disebut dengan asas-
asas didaktik. Dengan demikian prinsip-prinsip tersebut harus diketahui dan
dipahami serta dapat diterapkan oleh guru atau calon guru agar dapat mengajar
dengan baik dan berhasil sesuai dengan tujuan.
1. Kompetensi Guru
Pada prinsipnya guru harus memiliki tiga kompetensi yaitu kompetensi
kepribadian, kompetensi penguasaan atas bahan, dan kompetensi dalam cara
belajar mengajar.
a. Kompetensi Kepribadian
semua pendidik, guru mempunyai kepribadian yang harmonis dan
keseimbangan antar aspek jasmani, aspek jiwa dan aspek rohani yang
lain dalam aspek budi, yang berhubungan dengan keyakinan dan
falsafah hidup.
b. Kompetensi Penguasaan Atas Bahan
Semua guru harus mengerti dengan baik materi yang akan diajarkan,
baik pemahaman detailnya maupun aplikasinya. Hal ini sangat
diperlukan dalam menguraikan ilmu pengetahuan, pemahaman,
keterampilan-keterampilan dan apa saja yang harus ditampilkan pada
anak didiknya dalam bentuk komponen-komponen atau informasi-
informasi yang sesungguhnya dalam bidang ilmu yang bersangkutan.

5
c. Kompetensi dalam cara belajar mengajar
Guru yang sangat dituntut terampil dalam mengajar, yang secara global
meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Ia harus mampu
Menyusun setiap program, mulai dari memilih perlengkapan yang
cocok, pembagian waktu yang tepat, metode mengajar yang sesuai,
hingga keseluruhan kegiatan tersusun dengan baik.
2. Aspek-Aspek Psikologi Dalam Mengajar
a. Mengarahkan dan membimbing belajar
Pendidik harus senantiasa menunjukkan kepada anak manusia yang
masih mud aini tentang kepantingannya dengan segala variasi dan
perubahan-perubahan yang progresif, tujuan mereka belajar harus
digaris bawahi dengan tebal dan jelas., mereka diperlihatkan jalan dan
arah serta perlengkapan menuju tujuan yang sedang dikejar.
b. Motivasi
Guru harus mampu memberikan dorongan moral yang baik dalam
proses pembelajaran.
c. Sikap
Pendidik-pendidik disekolah adalah manusia yang kepribadian utuh dan
baik, pendukung nilai-nilai yang diajarkannya dengan cara menjadi
nyata bagi anak didiknya.
d. Teknik
Teknik yang dipilih harus sesuai dengan materi yang sedang
disampaikan dan keadaan siswanya kecuali pendekatan secara psikis.
e. Mengenal dan mengusahakan terbentuknya pribadi yang baik
Guru yang tajampengaamannya akan segera mengetahui tingkat
intelegasi anak didiknya, ketajaman pikirannya, sikapnya, minatnya dan
segala aspek kepribadiannya.

6
C. Asas-Asas Didaktif Pendidikan Jasmani
1. Asas Motivasi
Motivasi berpangkal dari kata “motif” yang dapat diartikan daya
penggerak yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tertentu demi tercapainya suatu tujuan. Ada tiga elemen atau ciri
pokok dalam motivasi itu, yakni motivasi ini mengawali terjadinya
perubahan energi, ditandai dengan adanya feeling dan rangsangan karena
adanya tujuan. Motivasi sebagai motor penggerak segala aktivitas, sehingga
jika motornya tidak ada, maka aktivitas tidak akan terjadi. Jika motornya
lemah, aktivitas yang terjadi pun akan lemah pula.
Motivasi belajar erat kaitannya dengan tujuan yang hendak dicapai oleh
individu yang sedang belajar itu sendiri. Bila seseorang yang sedang belajar
menyadari bahwa tujuan yang hendak dicapai berguna atau bermanfaat bagi
dirinya, maka motivasi belajar akan muncul dengan kuat. Motivasi belajar
ini ada yang timbul dari dalam diri siswa sendiri (motivasi intrinsik).
Motivasi intrinsik disebut juga motivasi murni, karena muncul dari diri siswa
sendiri. Oleh karena itu, guru sedapat mungkin harus berusaha untuk
memunculkan motivasi intrinsik di kalangan siswa pada saat mereka belajar,
umpamanya dengan caramenjelaskan kaitan tujuan pembelajaran dengan
kepentingan atau kebutuhansiswa. Sedangkan untuk memunculkan motivasi
ekstrinsikdapat dilakukan antara lain dengan cara memberi pujian, hadiah,
menciptakan situasi belajar yang menyenangkan, memberi nasihat, atau
upaya-upaya lain yang dapat membangkitkan semangat siswa dalam belajar.
Motivasi selalu berkait dengan soal kebutuhan. Ada beberapa jenis
kebutuhan misalnya : kebutuhan untuk menyenangkan orang lain, kebutuhan
untuk mencapai hasil, kebutuhan untuk mengatasi kesulitan. Sehubungan
dengan itu, timbullah beberapa motivasi yang berpangkal pada kebutuhan,
yaitu:

7
a. Kebutuhan fisiologis seperti lapar, haus, kebutuhan untuk istirahat
dan sebagainya
b. Kebutuhan akan keamanan yakni rasa aman, bebas dari rasa takut dan
kecemasan
c. Kebutuhan akan cinta dan kasih sayang yakni rasa diterima dalam
suatu masyarakat atau golongan (keluarga, sekolah, dan masyarakat)
d. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri yakni mengembangkan
bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan,
sosial, pembentukan pribadi.
Setiap motivasi bertalian erat dengan suatu peranan. Adapun peranan
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Mendorong manusia untuk berbuat. Menjadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energy
b. Menentukan arah perbuatan yaitu ke arah tujuan yang hendak dicapai
c. Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dijalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan
menyampingkan perbuatan-perbutan yang tak bermanfaat bagi tujuan
itu. Seorang yang betul-betul bertekad menang dalam pertan dingan,
tak akan menghabiskan waktunya bermain kartu, sebab tidak serasi
dengan tujuan.
Dalam bahasa sehari-hari motivasi dinyatakan dengan hasrat, keinginan,
maksud, tekad, kemauan, dorongan, kebutuhan, kehendak, cita-cita,
keharusan, kesediaan, dan sebagainya.
2. Asas Aktivitas
Pada waktu mengajar guru harus memberikan kesempatan kepada
murid-murid untuk mengambil bagian yang aktif baik rohani maupun
jasmani terhadap pengajaran yang diberikan, secara perorangan maupun
kelompok.

8
Yang dimaksud keaktipan jasmani adalah berbagai kegiatan yang
dilakukan murid seperti kesibukan melakukan penelitian, percobaan,
membuat konstruksi model, bercocok tanam dan sebagainya.
Sedangkan keaktifan rohani ialah bekerjanya unsur-unsur kejiwaan
murid dalam pengajaran yang tampak jelas pada ketekunan mengikuti
pelajaran, mengamati secara cermat, mengingat, berfikir untuk memecahkan
persoalan dan mengambil kesimpulan. Terdorong oleh perasaan dan
kemauan yang kuat unsur-unsur kejiwaan itu akan berfungsi dengan baik
untuk mendapatkan hasil pelajaransebanyak mungkin.
Menurut Piaget (psycholog kelahiran Swiss), seseorang anak berfikir
sepanjang dia berbuat. Tanpa perbuatan anak tak berfikir, agar anak berfiir
sendiri, harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri.
Tanpa aktivitas belajar, pengajaran tidak akan member hasil yang baik.
Usaha-usaha guru membangkitkan keaktifan jasmani murid, antara lain :
a. Dengan menyelenggarakan berbagai bentuk pekerjaan yang bersifat
keterampilan perbengkelan, pertukangan, pertanian, perikanan,
kerajinan, penelitian di laboratorium dan sebagainya.
b. Mengadakan pecan olahraga dan seni, pameran, karya wisata dan
sebagainya
c. Membimbing serta mendorong anak-anak dalam berdiskusi
d. Memberikan tugas kepada anak-anak untuk memecahkan suatu
masalah
e. Mengadakan berbagai penelitian dan percobaan, menganalisis data,
membuat kesimpulan, menyusun laporan dan sebagainya.
3. Asas Peragaan
Penyakit yang paling berkecamuk di sekolah adalah verbalisme.
Bahaya verbalisme terdapat dalam tiap situasi belajar, yakni apabila anak-
anak diberi kata-kata tanpa memahami artinya.

9
Penyakit verbalisme biasanya tidak terdapat dalam hal-hal yang
dipelajari anak-anak sebelum mereka bersekolah. Oleh sebab itu,
pembendaharaan bahasanya diperolehnya dengan pengalaman langsung,
dengan melihat, mendengar, mengecap, meraba, serta menggunakan alat
indra lainnya. Hasil pelajaran serupa itu dapat dianggap permanen dan tak
akan dilupakannya. Hal ini juga disebabkan karena kata-kata itu sederhana
dan selalu atau sering digunakan secara fungsional dalam kehidupan
sehari-hari. Kata-kata itu benar-benar mereka kenal, karena mereka
mempelajarinya melalui pengalaman yang konkrit.
Akan tetapi segera anak itu masuk ke sekolah dia menerima cara
belajar yang baru yakni dengan perantara kata-kata tertulis. Ia disuruh
menghafal kata-kata yang tidak dipahaminya benar, karena diperolehnya
tidak melalui pengalaman yang konkrit melainkan berdasarkan bacaan.
Karena ia pandai membaca ia dapat pula mengucapkan sejumlah besar
kata-kata yang tidak dipahami artinya. Jelas kiranya bahwa belajar dengan
jalan menghafal bukan saja memudahkan timbulnya verbalisme, tetapi juga
kurang menarik, kurang menyenangkan dan segera membosankan.
Suatu kekurangan dalam pendidikan adalah jika kita mengajarkan
kata-kata yang tidak mempunyai isi dan arti yang jelas. Kekurangannya
nyata apabila anak harus mempelajari buku dengan membacanya.
Sebenarnya membaca itu bukanlah mengambil makna dari tulisan itu.
Dalam atau dangkalnya makna itu bergantung pada pengalaman atau latar
belakang si pembaca.
Dalam peragaan ada maksud dan tujuan yang hendak dicapai yakni,
memberikan variasi dalam cara-cara kita mengajar, memberikan lebih
banyak realitas dalam mengajar itu, sehingga lebih berwujud, lebih terarah
untuk mencapai tujuan pelajaran.
Alat-alat peraga sebagai alat pembantu dalam mengajar agar efektif,
dalam garis besarnya memiliki faedah atau nilai berikut :

10
a. Menambah kegiatan belajar murid
b. Menghemat waktu belajar (ekonomis)
c. Menyebabkan agar hasil belajar lebih permanen atau mantap
d. Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajarannya
e. Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan
minat perhatian (motivasi) dan aktivitas pada murid
f. Memberikan pemahaman yang lebih tepat dan jelas.
Jenis kegiatan dalam pembelajaran yang menerapkan asas peragaan
dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan yaitu :
a. Pengalaman lansung
Anak diminta untuk mengalami, berbuat sendiri, dan mengelola serta
merenungkan apa yang dikerjakan
b. Pengalaman yang diatur
Jika realitas terlalu besar atau kecil atau tidak ada ditempat maka
realitas itu dapat diperagakan dengan model
c. Dramatisasi
Misalnya: Sandiwara, permainan peran, pantonim, dan sandiwara
boneka
d. Demontrasi
Biasanya dilakukan dengan menggunakan alat-alat pembantu seperti
papan tulis, papan plannel, OHP, dan lain-lain. Banyak topik yang
diangkat dalam pembelajaran di sekolah dan dapat diajarkan dengan
peragaan demontrasi.
e. Karyawisata
Kegiatan ini sebenarnya sangat baik untuk menjadikan proses
pembelajaran yang disenangi siswa. Kegiatan yang diprogramkan
dengan melibatkan penerapan konsep budaya dalam kesenian,
mengukur tinggi secara langsung, mengukur lebar sungai, mendata

11
kecenderungan kejadian dan realitas yang ada pada lingkungan
merupakan kegitan yang sangat menarik dan bermakna pada siswa.
f. Pameran
Berbagai bentuk pameran ternyata dapat menyedot anak dan berusaha
untuk mencobanya.
g. Televisi
Program pembelajaran yang disiarkan melalui televisi juga merupakan
alternativ pembelajaran secara umum.
4. Asas Individualitas
Tak ada dua anak yang sama disebabkan oleh perbedaan pembawaan
lingkungan. Salah satu perbedaan ialah taraf intelegensi anak-anak, yang
dinyatakan dengan IQ. Faktor lain yang turut menyebabkan perbedaan
adalah keadaan rumah, lingkungan sekitar rumah, pendidikan, kesehatan
anak, makanan, usia, keadaan sosial ekonomi orang tua, dan lain-lain.
Pada umumnya prinsip individualitas ini masih kurang mendapat
perhatian di sekolah kita. Cara mengajar terutama brbentuk ceramah yang
menyamaratakan semua murid. Kelas yang besar dan kekurangan-
kekurangan alat-alat juga merupakan halangan untuk mewujudkan
Undang-undang Dasar kita yang menyatakan bahwa setiap anak berhak
berkembang sesuai dengan bakat masing-masing.
5. Asas Apersepsi
Asas apersepsi berhubungan dengan cara menyampaikan pelajaran,
yaitu menghubungkan dengan apa yang telah dikuasai siswa.Yang
dimaksud dengan apersepsi adalah menyatukan danmengasimilasikan suatu
pengamatan berdasarkan pengalaman yang telahdimiliki dan dengan
demikian dapat memahami dan dapat menafsirkannya.
Untuk memahami sampai sejauh mana bahan pelajaran yang akan
diajarkan sudah dimiliki atau dikuasai siswa, guru dapat mengajukan
beberapa pertanyaan mengenai bahan pelajaran itu. Dari jawaban-jawaban

12
tersebut dapat diketahui sampai dimana taraf penguasaan mereka. Taraf
penguasaan siswa itulah yang akan dijadikan dasar untuk memulai bahan
pelajaran yang baru.
Contoh penerapan asas apersepsi dalam proses belajar mengajar
pendidikan jasmani dengan materi berguling ke depan (senam lantai)adalah
sebagai berikut:
a. pertama, ketika guru memulai pelajaran lebih dulu bertanya
siapadiantara siswa yang dapat memasukkan bola basket ke dalam
ring. Selanjutnya guru menugaskan kepada siswa untuk memasukkan
bolake ring basket dari jarak tertentu.
b. Guru mengamati cara-cara siswa mulai dari cara memegang
bola,melempar ke sasaran, dan bagaimana pantulan atau jalan bola
setelahdilemparkan ke ring basket tersebut.
c. Dari hasil pengamatannya, guru itu dapat mengambil keputusan taraf
keterampilan siswa dalam memasukkan bola ke ring basket. Dari taraf
itu pelajaran bola basket khsususnya memasukkan bola ke dalam ring
basket dimulai.Guru mengajar keterampilan memasukkan bola masket
mulai dari gerakayang mudah meningkat sampai gerakan yang sulit.
Misalnya pengaturan jarak, penggunaan bola yang sesudai dengan
kemampuan siswa dan lainnya
6. Kerjasama (Kooperasi)
Manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
Pendidikan mengantarkan siswa agar menjadi manusia seutuhnya maupun
menjadi makhluk yang secara individu bertanggung jawab pada didrinya,
keluarga, dan bangsanya dengan memiliki pengetahuan, ketrampilan, moral
ketaqwaan dan mempunyai komitmen pada bangsa dan negara, sekaligus
jadi makluk sosial yang demokratis, toleran dan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.

13
Pada pembelajaran yang menggunakan kerja kelompok perlu
menerapkan prisip-prinsip sebagai berikut :
a. Siswa harus mempunyai kejelasan tujuan
b. Setiap anggota harus mempunyai konstribusi untuk menyelesaikan
tugas
c. Anggota harus bertanggung jawab pada kelompok
d. Pemecahan masalah harus demokratis
e. Pimpinan kelompok harus menciptakan suasana yang dinamis
f. Setiap anggota harus bertanggung jawab pada kelompok
g. Perlu digunakan penilaian terhadap kemajuan kelompok
h. Mampu menimbulkan perubahan yang konstruktif
i. Setiap anggota merasa puas dan aman dalam belajar
7. Asas Pengulangan
Dalam mengajarkan keterampilan gerak, guru hendaknya sering
mengadakan pengulangan terhadap bentuk keterampilan gerak
yangdiajarkan, agar bentuk keterampilan gerak itu dikuasai dan dimiliki
secara menetap dalam diri siswa.
Contoh penerapan asas pengulangan dalam proses pendidikan jasmani
adalah:
a. Guru menugaskan kepada siswa agar melakukan setiap gerakan
yangtelah dipelajari, misalnya siswa melakukan teknik pass bola
volisambil berpasangan sebanyak 10 kali atau lebih.
b. Guru mengulang pelajaran-pelajaran yang terdahulu secara
berkala,misalnya mengadakan ulangan setelah 4 teknik gerak diajarkan
kepadasiswa.
8. Asas Evaluasi
Asas evaluasi sangat penting dalam setiap proses belajar mengajar
pendidikan jasmani. Evaluasi berguna untuk memperoleh
gambarantentang kemajuan hasil belajar siswa, untuk memperbaiki

14
danmenyempurnakan program pembelajaran, untuk mendorong siswa giat
belajar, untuk acuan perumusan tujuan.
Evaluasi sangat erat kaitannya dengan tujuan karena denganevaluasi
dapat diketahui apakah tujuan itu dapat atau telah tercapai olehsiswa.
Agar dapat menilai kemajuan siswa diperlukan informasi yangaakurat dan
lengkap yang dapat diperoleh melalui tes dan pengukuran. Tesdan
pengukuran dapat dianggap sebagai alat evaluasi, dapat berupa tes baku
atau buatan guru, observasi, wawancara, dan lainnya. Tentunya
alatevaluasi ini harus memenuhi persyaratan, yaitu harus valis, artinya tes
iniharus betul-betul mengukur apa seharusnya yang diukur. Tes itu
jugaharus reliabel yang artinya tes itu dapat memberikan informasi
secarateliti dan dapat dipercaya tentang kemampuan siswa yang
sesungguhnya.

15
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Didaktik berasal dari bahasa Yunani “didoskein”, yang berarti pengajaran
atau “didaktos” yang berarti pandai mengajar. Di Indonesia didaktik berarti
ilmu mengajar. Karena didaktik berarti ilmu mengajar, maka pengertian
didaktik menyangkut pengertian yang sangat luas. Dalam kaitan pembicaraan
tentang didaktik, pengertian didaktik akan difokuskan pada bagaimana
perlakuan guru dalam proses belajar mengajar tersebut.
Prinsip mengajar adalah suatu aturan yang berlaku bagi seorang guru
dalam menyampaikan materi pelajaran. Prinsip-prinsip tersebut disebut
dengan asas-asas didaktik. Dengan demikian prinsip-prinsip tersebut harus
diketahui dan dipahami serta dapat diterapkan oleh guru atau calon guru agar
dapat mengajar dengan baik dan berhasil sesuai dengan tujuan.
Asas-asas didaktif pendidikan jasmani meliputi asas motivasi, asas
aktivitas, asas peragaan, asas individualitas, asas apersepsi, Kerjasama
(Kooperasi), asas pengulangan, dan evaluasi.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat. semoga makalah ini dapat
bermanfaat kepada pembaca khususnya pemakalah, untuk itu kami minta maaf
jika dalam penulisan makalah ataupun penyampaian makalah terdapat kesalahan,
karena kita sama-sama dalam proses belajar. kesempurnaan hanyalah milik
Allah. Kritik dan saran akan kami tunggu untuk memperbaiki makalah kami.

16
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2006. Badan Standar Nasional Pendidikan Standar Isi Menengah Atas /
Madrasah Aliyah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.

Dwiyogo,D,Wasis. 2007. Sistem Penyusunan Bahan Ajar. Malang : Wineka Media.

Nasution, S. (2010). Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

http://www.tugaskuliah.info/2010/03/makalah-upaya-memberikan-kualitas.html

http://.santidaruz.blogspot.com/2008/05/asas-didaktik.html

http://iwan-kps.blogspot.com/2009/06/azaz-didaktik-implementasi-dlm.html

http://mediaedukasiku.blogspot.com/p/pengertian-mengajar-didaktik.html

http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/10/prinsip-prinsip-mengajar.html

17

Anda mungkin juga menyukai