Disusun Oleh :
Wulan Safitri Rambe 1920100287
Nur Azizah Matondang 1920100222
Nurida 1720100146
DOSEN PENGAMPU
Dr. Hamdan Hasibuan, M.Pd.
Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat,inayah,taufik,dan
ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan tugas dari dosen kami bapak Dr.
Hamdan Hasibuan, M.Pd. selaku pengampuh materi desain pembelajaran
Harapan kami semoga makalah ini membantu pengetahuan dan pengalama bagi para
pembaca,sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan
untuk kesempurnaan makalah ini.
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
A. Latar belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan masalah..........................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
A. Hakikat belajar mengajar...........................................................................................................5
B. Teori belajar mengajar...............................................................................................................6
C. Komponen komponen pengajaran............................................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................................................14
Kesimpulan......................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai komponen yang
saling berhubungan dan mempengaruhi. Komponen tersebut adalah guru, siswa,
tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Dari komponen-komponen pembelajaran
tersebut, tujuan dijadikan fokus utama pengembangan, artinya komponen-
komponen yang lain dikembangkan mengacu pada komponen tujuan yang ingin
dicapai. Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Pembelajaran merupakan suatu proses komunikasi transksional yang bersifat timbal
balik, baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa untuk mencapai tujuan
yang telah dicapai. Komunikasi transaksional adalah bentuk komunikasi yang dapat
diterima, dipahami, dan disepakati oleh pihak-pihak yang terkait dalam proses
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran komponen-komponenya saling
keterkaitan yang mengacu pada suatu tujuan yang ingin dicapai. Dan tugas guru
adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan
perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai usaha sadar
pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan
kebutuhan dan minatnya.
Disini pendidik berperan sebagai fasilitator yang menyediakan fasilitas dan
menciptakan situasi yang mendukung peningkatan kemampuan belajar peserta
didik. Dalam pembelajaran juga terdapat komponen – komponen pembelajaran yang
saling berhubngan satu sama lainnya. Oleh karena itu perencanaan pembelajaran
dalam proses pembelajaran sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar secara
optimal.
B. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian hakikat belajar mengajar?
2. Bagaimana teori belajar mengajar?
3. Apa komponen komponen pengajaran?
C. Tujuan masalah
1. Untuk mengetahui hakikat belajar mengajar
2. Untuk mengetahui teori belajar mengajar
3. Untuk mengetahui komponen pengajaran
BAB II
PEMBAHASAN
Sementara itu, Davis (dalam Sumantri dan Permana, 1999) mengungkapkan bahwa
pengertian mengajar sebagai suatu aktivitas profesional yang memerlukan
keterampilan tingkat tinggi dan mencakup pengambilan keputusan. Jadi diperlukan
suatu keterampilan khusus yang diperlukan dalam mengajar.
Jadi Belajar mengajar merupakan suatu proses adanya interaksi antara anak didik
dan guru mengenai transfer pengetahuan nilai-nilai dan sikap dalam kegiatan
pendidikan di kelas. Peranan guru sebagai pembimbing bertolak dari banyak anak
didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang cepat menerima pelajaran,
ada yang sedang dan ada yang lamban menerima pelajaran. Ketiga tipe belajar anak
1
Muhammad adden, makalah hakikat belajar, diakses dari
http://muhammadden1.blogspot.com/2015/06/makalah-hakikat-belajar.html , diakses pada tanggal 31
agustus 2021)
didik ini menghendaki agar guru yang mengatur strategi pengajaran yang sesuai
dengan gaya-gaya belajar anak didik. 2
2
catarts, merumuskan tujuan pembelajaran, diakses dari https://catarts.wordpress.com/2012/04/15/hakekat-
belajar-mengajar/ ,pada tanggal 31 september, pukul 23.30
3
(M. ISMAIL MAKKI, M. Psi., AFLAHAH, M. Pd. 2019. Konsep dasar belajar dan pembelajaran. Lekoh barat,
duta media publishing.)
memandangnya sebagai pendekatan konstruktivis. Teori-teori tersebut dipandang
memiliki kontribusi besar dalam membangun disiplin dan berkolerasi positif
terhadap penguatan kawasan keilmuan disain pembelajaran. misalnya, teori belajar
behaviorisme B. F. Scanner menanamkan prinsip seperti penguatan (reinforcement),
umpan balik (feedback), merumuskan tujuan, dan praktik desain pembelajaran.
1. Teori belajar behaviorisme
Sebagai tokoh behaviorisme radikal, scanner mengatakan bahwa belajar dapat
dipahami, dijelaskan, diprediksi secara keseluruhan melalui kejadian yang dapat
diamati, yakni perilaku peserta didik beserta anteseden konsekuensi lingkungannya.
Anteseden merujuk pada isyarat yang terjadi dalam lingkungan yang memberi tanda
kesesuain dengan perilaku yang diberikan. Misalnya, tanda stop yang terdapat pada
lalu lintas memberi syarat kepada para pengemudi untuk melakukan tindakan ataup
perilaku yang tepat, yakni dengan menginjak rem kendaraan. Demikian pula, ketika
seorang guru berata kepada muridnya "dengarkan ! " Merupakan isyarat kepada
peserta didik untuk diam dan memperhatikan.
Menurut skinner dalam Driscoll (2000), untuk mengamati konsekuensi dari perilaku
dapat di tunjukkan dalam perilaku berikutnya, apakah cenderung di ulangi atau di
ambil sebagai pelajaran. Misalnya, seorang siswa yang mendapat hadiah dari
gurunya berupa senyum ketika meminta perhatian didalam ruang kelas
kemungkinan besar mengikuti arahan gurunya daripada siswa yang lain.
4
(Dr. Muhammad yaumi, M. Hum., M. A (Prinsip-prinsip desain pembelajaran) kencana 2013 Jakarta
5
Hafni Ladjid. Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Quantum Teaching, 2005), hlm. 113.
Guru dapat menentukan atau memilih materi atau bahan pelajaran yang tepat
sehingga dengan yang dibentuk siswa pemahaman akan konsep (yang benar) yang
dibentuk siswa, memungkinkan mereka dapat menghubungkannya dengan
pemahaman sebelumnya serta membuka peluang untuk mencari dan menentukan
pemahaman terhadap konsep bari itu. Dengan penciptaan pemahaman yang
demikian, maka guru telah memberdayakan para siswanya. Maka keefektivitasan
pembelajaran itu telah tercapai.
Peran guru sangat menentukan terbentuknya suasana pembelajaran yang efektif,
karena guru yang merencanakan pembelajaran tersebut, melaksanakan dan
mengevaluasinya.
Salah satu tahapan mengajar yang harus dilalui oleh guru profesional adalah
menyusun perencanaan pengajaran. Tanpa perencanaan yang matang, seorang guru
sering kekurangan waktu mengajar dan kekurangan materi untuk disampaikan. Ini
terjadi karena kurangnya perencanaan. Jadi dengan adanya perencanaan pengajaran
dapat mendorong guru lebih siap melakukan pembelajaran dan dapat menggunakan
waktu serta mengatur alokasi waktu yang tersedia secara efektif dan efesien.
Perencanaan Pengajaran
Pada hakikatnya perencaan adalah suatu rangkaian proses kegiatan menyiapakan
keputusan mengenai apa yang akan dilakukan. Perencanaan adalah pemikiran
sebelum pelaksaan sesuatu tugas. 6 Perencanaan adalah salah satu fungsi awal dari
aktivitas manajemen dalam mencapai tujuan secara efektif dan efesien.penentuan
tentang sesuatu yanga akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa,
dan bagaimana.7
Pengajaran adalah proses belajar mengajar di mana guru dan peserta didik
berintegrasi mencapai sasaran perubahan tingkah laku peserta didik. Dengan
demikian, perencanaan pengajaran adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang
guru untuk merumuskan tujuan dan mendesain (merencanakan) pengajaran.
Adanya perencanaan pengajaran berinflikasi pada kesiapan guru di depan kelas.
Perencanaan yang matang yang dapat menimbulkan banyak inisiatif dan daya kreatif
guru waktu mengajar, meningkatkan interaksi belajar mengajar antara guru dan
murid.
Komponen perencanaan pengajaran meliputi:
1. Penentuan Tujuan Mengajar
Salah satu aspek penting dalam perencaan pengajaran adalah penentuan tujuan
mengajar. Menentukan tujuan perencanaan pengajaran merupakan syarat mutlak
dalam perencanaan pengajaran, karena itu menurut ahli-ahli pendidikan tujuan
6
Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 1993), hlm. 119.
7
Udin Syaifuddin Sa’ud. Dkk. Perencanaan Pendidikan Suatu Pendekatan Konprehensip, (Bnadung: PT. Remaja
Rosda karya, 2005), hlm. 4.
perencanaan pengajaran merupakan rumusan-rumusan dari berbagai harapan atau
keinginan manusia untuk mencapainya. Hal ini dicapai dalam rangka mewujudkan
lulusan yang mampu mencapai tujuan pengajaran.
Tujuan merupakan suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan suatu kegiatan,
tidak ada suatu kegiatan yang diprogramkan tanpa tujuan. Karena hal itu adalah
suatu halyang tidak memiliki kepastian dalam menentukan kearah mana kegiatan itu
akan dibawa.
Unsur penting dalam suatu kegiatan adalah tujuan, maka dalam kegiatan apapun
unsur penting dalam suatu kegiatan adalah tujuan, maka dalam kegiatan apapun
tujuan tidak bisa diabaikan. Dalam perencanaan pengajaran, tujuan adalah suatu
cita-cita yang ingin dicapai dalam pengajaran. Kegiatan pengajaran tidak bisa terjadi
begitu saja, tanpa ada tujuan yang telah diterapkan dalam perencanaan.
Tujuan dalam pengajaran adalah suatu cita-cita yang bernilai normatif. Dengan kata
lain, dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik.
Nilai-nilai itu nantinya akan mewarnai cara anak didik bersikap dan berbuat dalam
lingkungan sosialnya, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam tujuan utama adalah amar ma’ruf nahi mungkar, sesuai
dengan pembelajaran pendidikan agama Islam tujuan utama adalah amar ma’ruf
nahi mungkar, sesuai dengan Firman Allah surat Ali Imran ayat 110:
هّٰلل
َان//َب لَڪ ِ ُل ۡال ِك ٰت/و ٰا َمنَ اَ ۡه/ۡ /َا ِؕ َول//ِونَ ب/ۡ /ُف َوت َۡنهَ ۡونَ َع ِن ۡال ُم ۡن َك ِر َوتُ ۡؤ ِمن
ِ اس ت َۡا ُمر ُۡونَ بِ ۡال َم ۡعر ُۡو
ِ َُّك ۡنتُمۡ خ َۡي َر اُ َّم ٍة اُ ۡخ ِر َج ۡت لِلن
ٰ ۡ ۡ ۡ ۡ
َخ َۡيرًا لَّهُمۡؕ ِمنهُ ُم ال ُم ۡؤ ِمنُ ۡونَ َواَكثَ ُرهُ ُم الف ِسقُ ۡون
Artinya: ”kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah.
Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka
ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik”. 8
Tujuan pengajaran mempunyai jenjang yang luas dan umum sampai kepada yang
sempit atau khusus, semua tujuan itu berhubungan antara yang satu dengan yang
lainnya, dengan tujuan yang ada di bawah menunjang tujuan yang ada di atasnya.
Bila tujuan yang rendah tidak tercapai, maka tujuan yang di atas juga tidak tercapai,
sebab rumusan tujuan terendah menjadikan tujuan di atasnya sebagai pedoman.
Maka dalam merumuskan tujuan pengajaran harus benar-benar memperhatikan
kesinambungan setai jenjang dalam pengajaran.
9
Syafruddin Nurdin. Op.Cit., hlm.85.
10
Harjanto. Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), hlm.277.
11
Ibid., hlm. 288.
pengajaran. Kerangka tersebut membatasi banyaknya aktivitas khusus yang akan
diselesaikan oleh guru. Ada enam aktivitas yang utama bagi guru:
1. Mendiagnosa Kebutuhan Peserta Didik
Guru harus menaruh perhatian khusus terhadap pesrta didik dalam kelas, antara lain
memperlihatkan minat para individu, kebutuhan dan kemampuan mereka. Serta
mencari jalan keluar bagaimana memenuhi hal tersebut. Di samping itu guru juga
harus menentukan bahan pelajaran yang dipilih dan diajarkan kepada peserta didik .
2. Memilih Isi dan Menentukan Sasaran
Sasaran pengajakaran melukiskan apa sebenarnya yang diharapkan dari peserta
didik, agar mereka mampu melakukan sesuatu sesuai dengan urutan pembelajaran.
Dengan demikian para guru dapat mengetahui bahwa peserta didik telah
mempelajari sesuatu dalam kelas.
3. Mengidentifikasi Teknik-teknik Pembelajaran
Aktivitas ini dilakukan guru telah mengetahui sasaran tertentu yang dapat
dipergunakan sebagai basis untuk mengambil satu keputusan. Guru dapat memilih
secara bebassetiap teknik pembelajaran. Sehingga merupakan penyesuaian yang
bersifat profesional, dan tindakan semacam ini dapat membantu peserta didik untuk
dapat mencapai sasaran yang telah ditentukan.
4. Merumuskan Unit-unit dan Merencanakan Pelajaran
Dalam aktivitas ini yang paling penting adalah mengorganisasikan keputusan-
keputusan yang diambil, yaitu mengenai peserta didik secara individu, sasaran-
sasaran dan teknik, serta dibutuhkan pada dokumen resmi, sehingga dapat
dipergunakan untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya.
5. Memberikan motivasi dan implementasi program
Perencanaan pada aktivitas ini dipersiapkan guru secara khusus terhadap dengan
tekni motivasi yang akan diterapkan dan beberapa prosedur administrasi yang perlu
diikuti agar perencanaan pengajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
6. Perencanaan yang Dipusatkan kepada Pengukuran, Evaluasi dan Penentuan
Tingkat
Aktivitas ini merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes dan
penyesuaian tentang keterampilan peserta didik secara individu. 12 Peran guru dalam
mengembangkan strategi amat penting, karena aktivitas belajar siswa sangat
dipengaruhi oleh sikap dan prilaku guru di dalam kelas, jika guru antusias
memperlihatkan aktivitas dan kebutuhan-kebutuhan siswa, maka siswa-siswa
tersebutpunakan mengembangkan aktivitas-aktivitas belajarnya dengan baik,
antusias, giat dan serius.
BAB III
PENUTUP
12
Abdul Majid. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru, (Bandung: PT
Kesimpulan
Belajar mengajar merupakan suatu proses adanya interaksi antara anak didik dan
guru mengenai transfer pengetahuan nilai-nilai dan sikap dalam kegiatan
pendidikan di kelas. Peranan guru sebagai pembimbing bertolak dari banyak
anak didik yang bermasalah. Dalam belajar ada anak didik yang cepat menerima
pelajaran, ada yang sedang dan ada yang lamban menerima pelajaran. Ketiga
tipe belajar anak didik ini menghendaki agar guru yang mengatur strategi
pengajaran yang sesuai dengan gaya-gaya belajar anak didik. Akhirnya, bila
hakikat belajar adalah perubahan maka mengajar adalah proses pengaturan yang
dilakukan oleh guru.
Adapun teori belajar yang dapat dijadikan dasar dalam desain pembelajaran
antara lain teori belajar behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme atau
ada yang memandangnya sebagai pendekatan konstruktivis. Teori-teori tersebut
dipandang memiliki kontribusi besar dalam membangun disiplin dan berkolerasi
positif terhadap penguatan kawasan keilmuan disain pembelajaran. misalnya,
teori belajar behaviorisme B. F. Scanner menanamkan prinsip seperti penguatan
(reinforcement), umpan balik (feedback), merumuskan tujuan, dan praktik desain
pembelajaran.
Diantara komponen-komponen yang berpengaruh terhadap efektivitas
pembelajaran tersebut, komponen guru lebih menentukan karena ia akan
megelola komponen lain sehingga dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
M. ISMAIL MAKKI, M. Psi., AFLAHAH, M. Pd. 2019. Konsep dasar belajar dan pembelajaran.
Lekoh barat, duta media publishing.)
Tim Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya. Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum
PBM, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1993), hlm. 119.