Anda di halaman 1dari 23

EVALUASI KURIKULUM DI SEKOLAH DAN

MADRASAH

OLEH:

KELOMPOK 8

GUSTINA HARAHAP 1920100330

NUR AZIZAH MATONDANG 1920100222

NURUL PUSPA DINA 1920100122

RABIYATUL ADAWIYAH SIREGAR 1920100262

DOSEN PENGAMPU: NURSRI HAYATI, M. A.

MATA KULIAH: INOVASI KURIKULUM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN
T.A 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat tuhan yang maha esa atas segala limpahan rahmat,
inayah, taufik, dan ilhamnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk menyelesaikan
tugas dari dosen kami Ibuk NURSRI HAYATI, M. A. selaku pengampuh Materi
INOVASI KURIKULUM.

Harapan kami semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan - masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan Masalah............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

A. Pengertian Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah..........................3

B. Prinsip Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah................................6

C. Fungsi Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah................................7

D. Bentuk-Bentuk Evaluasi...............................................................................9

E. Teknik-teknik Pelaksanaan Evaluasi..........................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................18

A. Kesimpulan................................................................................................18

B. Saran...........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan tentu saja kita tidak asing dengan evaluasi.
Evaluasi memiliki peran penting hampir diseluruh kegiatan pendidikan (Moh.
Sahlan, 2015). Evaluasi membantu tenaga pendidik maupun tenaga
kependidikan untuk mengetahui keberhasilan kegiatan yang direncanakan
sehingga mereka dapat merumuskan rencana ataupun perbaikan di kemudian
hari.
Kurikulum merupakan salah satu perangkat pembelajaran dalam dunia
pendidikan yang sering melalui tahap evaluasi. Hal ini dikarenakan kurikulum
merupakan hal yang sangat penting bagi terlaksananya proses pembelajaran
dalam dunia pendidikan. Oleh sebab itu kurikulum harus sering dievaluasi
agar pemerintah maupun tenaga pendidik dan kependidikan mampu
melakukukan perbaikan demi tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan
bersama.
Salah satu kurikulum yang tidak lepas dari proses evaluasi yaitu
kurikulum PAI. Kurikulum PAI merupakan perangkat pembelajaran
Pendidikan Agama Islam di sekolah yang memuat rancangan pelajaran dalam
satu periode jenjang pendidikan. Tidak heran jika kurikulum PAI sering
dievaluasi. Karena satu periode jenjang pendidikan bukanlah waktu yang
singkat. Dan tentunya tidak seluruh rancangan pelajaran yang ada dalam
kurikulum selalu berjalan dengan baik. Tentunya terdapat kendala pada
beberapa bagian dan hal itu membutuhkan evaluasi.
Setiap sekolah/madrasah tentu melakukan evaluasi kurikulum PAI,
pasalnya tidak semua sekolah/madrasah dapat mengaplikasikan kurikulm PAI
yang disediakan Pemerintah, karena setiap sekolah madrasah memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah?


2. Apa saja Prinsip Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah?
3. Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah?
4. Apa saja Bentuk-bentuk Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah?
5. Bagaimana Teknik-teknik Pelaksanaan Evaluasi Kurikulum di Sekolah
dan Madrasah?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan


Madrasah.
2. Untuk mengetahui Prinsip Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah
3. Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan
Madrasah
4. Untuk mengetahui Bentuk-bentuk Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan
Madrasah
5. Untuk mengetahui Teknik-teknik Pelaksanaan Kurikulum di Sekolah dan
Madrasah

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah
Menurut Oemar Hamalik evaluasi adalah sebuah sistem yang
terdiri dari komponen-komponen masukan, proses, dan produk. Dimana
komponen masukan terdiri dari beberapa aspek yaitu mahasiswa yang
dinilai. perlengkapan instrumen yang digunakan dalam penilaian, biaya
yang disediakan dan informasi tentang mahasiswa. Sedang komponen
proses meliputi program penilaian. prosedur dan teknik penilaian, teknik
penganalisaan data, dan kriteria penentuan kelulusan. Dan komponen
produk merupakan hasil-hasil penilaian yang berguna untuk pembuatan
keputusan dan sebagai bahan balikan. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan sistem penilaian atau evaluasi merupakan komponen atau
bagian terpenting dari sistem pembelajaran. Oleh karena itu pengadaan
evaluasi merupakan keharusan untuk dilaksanakan. Hal ini berfungsi
sebagai pusat informasi tentang proses pembelajaran maupun keberhasilan
studi para mahasiswa. Sedang tujuan dari diadakannya evaluasi adalah
sebagai pengidentifiaksian apakah mahasiswa sudah mampu dalam
pengetahuan, pemahaman dan penguasaan bahan yang disajikan dalam
mata kuliah.
Secara konkrit salah satu cara dalam pengukuran tingkat keberhasilan
pembelajaran PAI dilakukan penilaian dengan cara mahasiswa ditugaskan
untuk membuat laporan aktivitas keagamaan ditempat tinggal masing-
masing. Sedangkan untuk komponen-komponen yang dinilai pada saat
proses pembelajaran didalam lokal pembelajaran disusun dalam format
khusus dan diberikan kepada setiap kelompok pada pertemuan pertama.
Komponen tersebut melalui penyajian makalah, penyampaian gagasan,
cara bertanya, cara menjawab, cara pengambilan kesimpulan, keterampilan
menjadi moderator, dan keterampilan menjadi notulen. Lebih spesifik
Zainul Muhibbin, dkk. menjelaskan tentang bentuk-bentuk evaluasi PAI
yang digunakan diperguruan tinggi umum dapat diuraikan sebagai berikut:

3
(1) keikutsertaan dalam mentoring (2) sikap Islam (akhlak) dalam
perilaku sehari-hari (3) penilaian terhadap pelaksanaan tugas-tugas (4)
keaktifanmengikuti kuliah, diskusi dan presentasi makalah (5) ujian
tulis(A Rifqi Amin, 2014).
Sebagaimana dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 ayat 19.
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenal tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Wina Sanjaya (2008) juga memeberikan pengertian
kurikulum yang mirip dengan Murray Print. Menurutnya kurikulum adalah
sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan yang harus
dicapai, isi materi dan pengalaman belajar yang harus dilakukan oleh
siswa, strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang
dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan
pendidikan, serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam
bentuk nyata. Untuk mengembangkan kurikulum, beberapa kegiatannya
meliputi penyususnan dokumen. implementasi dokumen, serta evaluasi
dokumen yang telah disusun (Syarifuddin, 2018).
Jika dikaitkan antara pengertian evaluasi pendidikan dengan
pendidikan Islam, maka evaluasi itu berarti suatu kegiatan untuk
menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan Islam
yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian dan
kemajuan siswa. Pada setiap tahap atau unit pembelajaran yang didasarkan
pada kriteria keberhasilan tertentu (tingkat ketuntasan bekajar), hasil
evaluasi ini digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa yang boleh
melanjutkan ke materi selanjutnya dan siswa yang belum mencapai
ketuntasan menapatkan perbaikan (remidi).
Secara garis besar hasil evaluasi dapat digunakan antara lain untuk
menentukan kenaikan kelas, pengembangan program dan penyempurnaan
pelayanan baik pelayanan kegiatan belajar mengajar maupun pelayanan

4
lainnya seperti kegiatan diluar kelas yang bermanfaat untuk
menyelaraskan dan mengembangkan kematangan siswa.
Pada dasarnya evaluasi yang digunakan pada program akselerasi sama
dengan evaluasi pada program regular, yaitu untuk mengukur ketercapaian
(daya serap) materi, adapun system evaluasi yang ada di kelas percepatan
meliputi: evaluasi formatif atau ulangan harian, evaluasi sumatif atau
ulangan umum dan Ujian Akhir Nasional. Berikut penjelasannya:
1. Ulangan Harian (evaluasi formatif)
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang ditunjukkan untuk
mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti
suatu program atau materi tertentu. Dalam satu semester setiap
guru minimal memberikan ulangan harian sebanyak tiga kali.
Bentuk soal yang dianjurkan ialah soal uraian.

2. Ulangan Umum (evaluasi sumatif)

Evaluasi sumatif dilaksanakn setelah berakhirnya


pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih
besar. Ulangan umum diberikan lebih cepat disbanding program
regular, sesuai dengan kalender pendidikan program akselerasi.
Soal ulangan dibuat sendiri oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan dengan menyusun kisi-kisi serta materi yang
esensial.

3. Ujian Akhir Nasional (UAN)

Ujian Akhir Nasioani akan diikuti siswa pada tahun kelima


bersama dengan program regular. Laporan hasil belajar (rapor)
program akselerasi memiliki format yang sama dengan program
regular, namun pembagian lebih cepat sesuai dengan kalender
pendidikan program akselerasi yang telah disusun secara khusus
(Moh, Rifa' I dan Rahmat, 2016 ).

5
Pendidikan Agama Islam dapat dipahami sebagai suatu program
pendidikan yang menanamkan nilai-nilai Islam melalui proses
pembelajaran. baik di kelas maupun diluar kelas yang dikemas dalam
bentuk mata pelajaran dan diberi nama Pendidikan Agama Islam (PAI).
Dalam kurikulum nasional, mata pelajaran PAl merupakan mata pelajaran
wajib pada sekolah Umum dan dirancang serta disesuaikan dengan situasi
dan kondisi penjenjangan pendidikan. Pada kurikulum 2013 Revisi 2017
mata. pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi pendidikan
Agama Islam dan budi pekerti yang merupakan mata pelajaran nasional
kurikulum 2013 dan secara mendasar menumbuh kembangkan akhlak
peserta didik melaui pembiasaan dan pengalaman ajaran Islam secara
menyeluruh (kaffah). Oleh sebab itu. Pendidikan Agama Islam (PAI) dan
Budi Pekerti sebagai suatu mata pelajaran diberikan kepada jenjang
SD/MI. SMP/MTS, SMA/MA dan SMK MAK, baik yang bersifat
kokurikuler maupun ekstrakurikuler.

B. Prinsip Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah


1. Tujuan tertentu, artinya semua program evaluasi kurikulum terarah
untuk mencapai yujuan yang telah ditentukan secara jelas dan
spesifik.
2. Bersifat objektif, artinya evaluasi didasarkan pada keadaan yang
sebenarnya dan bersumber dari data yang nyata dan akurat.
3. Bersifat komprehensif, mencakuo semua dimensi atau aspek yang
terdapat dalam ruang lingkup kurikulum.
4. Kooperatif dan tanggungjawab dalam perencanaan. Pelaksanaan
dan keberhasilan suatu program evaluasi kurikulum merupakan
tanggung jawab bersama pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pendidikan seperti guru, kepala sekolah, orang tua dan siswa itu
sendiri.
5. Efisien, terutama dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan
peralatan yang menjadi unsur penunjang.

6
6. Berkesinambungan, hal ini diperlukan mengingat tuntutan dari luar
sistem sekolah yang meminta diadakannya perbaikan kurikulum.

C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Kurikulum di Sekolah dan Madrasah


Tujuan evaluasi kurikulum yaitu untuk memeriksa tingkat
ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin diwujudkan melalui kurikulum
yang bersangkutan. Indikator kinerja yang akan dievaluasi yaitu efektivitas
program. Dalam arti luas, evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk
memeriksa dan menilai kinerja kurikulum secara keseluruhan yang
ditinjau dari beberapa aspek, yaitu efektivitas, relevansi, efisiensi, dan
kekayaan (feasibility). program (Listina, 2017).
Sedangkan fungsi evaluasi kurikulum, dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam pelaksanaan kurikulum yang berfungsi dalam usaha
memperbaiki program, dan menentukan tindak lanjut pengembangan
kurikulum (Abdul Majit, 2017). Evaluasi dalam pengembangan kurikulum
dimaksudkan untuk keperluan:

1. Perbaikan program Evaluasi bersifat konstruktif karena informasi


hasil evaluasi dijadikan input bagi perbaikan pengembangan
program kurikulum. Jadi, evaluasi dipandang sebagai tolak ukur
hasil pengembangan sistem.

2. Pertanggung jawaban kepada berbagai pihak Pada fase


perkembangan kurikulum diperlukan pertanggung jawaban sosial,
ekonomi, dan moral berupa kekuatan dan kelemahan kurikulum
serta upaya untuk memperbaikinya (Listina, 2017).

3. Penentuan tindak lanjut hasil pengembangan. Tindak lanjut hasil


pengembangan kurikulum dapat berbentuk jawaban atas dua
kemungkinan pertanyaan, yaitu pertama, apakah kurikulum baru
tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang ada? Kedua,
dalam kondisi yang bagaimana dan dengan cara yang bagaimana

7
kurikulum baru tersebut akan disebarluaskan ke dalam sistem yang
ada?

Ada tiga dimensi dalam evaluasi kurikulum, yaitu:

a. Dimensi berkaitan dengan waktu pelaksanaan evaluasi.

Ada dua jenjang waktu dalam melaksanakan


evaluasi kurikulum Pertama, evaluasi formatif, yaitu
evaluasi yang diselenggarakan sepanjang masa pelaksanaan
kurikulum tersebut berlangsung. Ini bertujuan untuk
menganalisa permasalahan sedini mungkin, sehingga dapat
secepatnya dilakukan perbaikan-perbaikan. Kedua, evaluasi
sumatif, proses evaluasi biasanya dilakukan pada akhir
semester, puncak tahun ajaran atau mungkin dilaksanakan
lima tahun sekali. Ini berfungsi menilai efektivitas sebuah
kurikulum dengan menganalisa seluruh data yang
terkumpul selama proses pelaksanaan ataupun akhir
pelaksanaan kurikulum.

b. Dimensi komponen.

Ada dua komponen penting yang menjadi titik tekan


evaluasi kurikulum, yaitu komponen proses serta komponen
produk. Dalam hal proses, evaluasi diarahkan guna
mengukur (efektivitas. efisiensi serta relevansi) sebuah
metode dan proses pelaksanaan kurikulum, Tujuannya
untuk mengetahui ketepatan metode serta proses yang
diimplementasikan dalam suatu kurikulum tersebut.
Sedangkan dalam komponen produk, evaluasi bertujuan
menilai hasil-hasil nyata baik baik dari siswa maupun guru
seperti; silabus, satuan pelajaran, serta ala-alat pelajaran.
Termasuk didalamnya hasil tes siswa dan karya siswa

8
c. Dimensi keseluruhan proses.

Yaitu ranah operasi keseluruhan proses kurikulum


dan hasil belajar siswa. Dalam ranah operasi keseluruhan
kurikulum, evaluasi bertujuan menilai keseluruhan
pengembangan kurikulum, mencakup perencanaan, proses
desain, implementasi, pengawasan, administrasi dan
penilaiannya. Terkait hasil belajar siswa, yang menjadi
tujuan evaluasi kurikulum adalah mengevaluasi hasil
belajar siswa yang berkesesuaian dengan tujuan kurikulum
yang harus dicapainya. Apakah hasil belajar siswa sudah
sesuai dengan tujuan kurikulum, visi misi lembaga
pendidikan, serta tuntutan orang tua siswa maupun pihak
lainnya (Abdul Majit, 2017).

D. Bentuk-Bentuk Evaluasi
Banyak alat yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah
satunya adalah tes. Istilah tes tidak hanya populer di ling- kungan
persekolahan tetapi juga di luar sekolah bahkan di masya- rakat umum.
Dalam kegiatan pembelajaran, tes banyak digunakan antuk mengukur hasil
belajar peserta didik dalam bidang kognitif, Seperti pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Penggunaan tes
dalam dunia pendidikan sudah dikenal evaluasi. Penggunaan tes dalam
dunia pendidikan sudah dikenal sejak dahulu kala, sejak orang mengenal
pendidikan itu sendiri. Artinya, tes mempunyai makna tersendiri dalam
pendidikan dan pembelajaran.
İstilah "tes" berasal dari bahasa Perancis, yaitu "testum", berarti
piring yang digunakan untuk memilih logam mulia dari benda-benda lain,
seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya (As- fiati, 2020). Dalam
perkembangannya, istilah tes diadopsi dalam psikologi dan pendidikan.
Dilihat dari jumlah peserta didik, tes dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu
tes kelompok dan tes perorangan(dkk.,2019). Dilihat dari kajian psikologi,

9
tes dibagi menjadi empat jenis, yaitu tes intelegensi umum, tes
kemampuan khusus, tes prestasi belajar, dan tes kepribadian (Fitri, 2020).
Dilihat dari cara penyusunannya, tes juga dapat dibagi menjadi dua jenis,
yaitu tes buatan guru dan tes standar. Dilihat dari bentuk jawaban peserta
didik, tes dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan
tes tindakan. Tes juga dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu tes
kemampuan (power test) dan tes kecepatan (speeds test).
Tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam
rangka melaksanakan kegiatan pengukuran. Di dalamnya terdapat berbagai
pertanyaan, pernyataan atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau
dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik
(Siska, 2019). Tes adalah alat pengumpulan data yang dirancang secara
khusus. Kekhususan tes dapat terlihat dari konstruksi butir (soal) yang
dipergunakan. Tes dibagi buatan guru menjadi empat bagian:
1. Tes prestasi belajar (achievement test).
2. Tes penguasaan (proficiency test).
3. Tes bakat (aptitude test).
4. Tes diagnostik (diagnostic test) (Pane & Darwis Dasopang, 2017).
Dalam bidang psikologi, tes dapat diklasifikasikan menjadi empat
bagian, yaitu:
1. Tes inteligensia umum, yaitu tes untuk mengukur kemampu- an
umum seseorang.
2. Tes kemampuan khusus, yaitu tes untuk mengukur kemam- puan
potensial dalam bidang tertentu.
3. Tes prestasi belajar, yaitu tes untuk mengukur kemampuar aktual
sebagai hasil belajar.
4. Tes kepribadian, yaitu tes untuk mengukur karakteristik pri badi
seseorang (Dahar, 2009).
Berdasarkan aspek pengetahuan dan keterampilan, maka tes dapat
dibagi menjadi dua jenis, yaitu tes kemampuan dan tes ke- cepatan. Tes
kemampuan adalah tes untuk mengungkapkan ke- mampuan/kompetensi

10
peserta didik, baik knowledge, skill maupun attitude (J, 2008). Tes
kecepatan adalah mengukur kecepatan peserta didik dalam mengerjakan
sesuatu pada waktu atau periode tertentu. Misalnya tes membaca cepat, tes
kecepatan berlari, dan lain-lain.
Dilihat dari bentuk jawaban peserta didik, maka tes dapat dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan. Tes
tertulis atau sering disebut paper and pencil test adalah tes yang menuntut
jawaban dari peserta didik dalam bentuk tertulis. Bentuk tes tertulis bisa
berbentuk uraian (essay), dan bisa juga berbentuk objektif (objective),
seperti pilihan ganda, menjodohkan, atau benar-salah (Crow, 2007).
Dilihat dari luas-sempitnya materi yang ditanyakan, maka tes
bentuk uraian ini dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu uraian terbatas
(restricted respons items) dan uraian bebas (extended respons items) (Ellis,
2002).
Dalam menjawab soal bentuk uraian terbatas ini, peserta didik
harus mengemukakan hal-hal tertentu sebagai batas-batasnya.
Contoh Tes Uraian Terbatas:
 Jelaskan bagaimana masuknya Islam di Indonesia dilihat dari segi
eko-nomi dan politik?
 Sebutkan lima rukum Islam!
Adapun untuk tes bentuk uraian bebas, peserta didik bebas untuk
menjawab soal dengan cara dan sistematika sendiri. Peserta didik bebas
mengemukakan pendapat sesuai dengan kemampuannya.
Contoh Tes Uraian Bebas:
 Jelaskan perkembangan pendidikan Islam di Indonesia!
 Bagaimana peranan pendidikan Islam dalam memecahkan masalah
masalah pokok pendidikan di Indonesia?
E. Teknik-Teknik Pelaksanaan Evaluasi
Dalam evaluasi secara garis besar, mempunyai dua macam teknik
evaluasi (Ormond, 2003), yaitu: teknik tes dan teknik nontes.
1. Teknik Tes

11
Sebagai alat pengukur dan penilai, tes ada beberapa macam
model menurut pemakain dan waktu atau kapan digunakannya tes
tersebut model-model tes tersebut, yaitu:
a. Tes seleksi
Tes seleksi ini tak jarang lagi kita dengar dalam
kehidupan kita sehari-hari. Tes ini juga bisa kita sebut, tes
penyaringan bagi calon siswa tahun ajaran baru yang ingin
memasuki suatu lembaga sekolah. Materi tes yang
digunakan dalam tes ini hanyalah materi prasyarat untuk
mengikuti atau melanjutkan ke pendidikan selanjutnya.
Misalnya seorang siswa akan melanjutkan studinya di
perguruan tinggi IAIN di prodi bahasa Arab, maka siswa
tersebut akan di beri ujian atau tes seleksi yang soalnya
mengenai bahasa Arab. Apabila nilai yang dida- patkannya
memenuhi syarat dan nilainya tinggi maka siswa tersebut
dapat melanjutkan studinya di IAIN. Tes ini bisa juga kita
laksanakan secara lisan, tertulis, dan secara perbuatan.
b. Tes awal
Tes ini juga sering kita dengar dengan istilah pre-
test. Tes lini digunakan pada saat akan berlangsungnya
penyempaian materi yang akan diajarkan oleh guru kepada
siswa dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah
materi atau bahan yang akan diajarkan telah dapat dikuasai
oleh siswa didik. Tes ini mengandung makna, yaitu: tes
yang dilaksankan sebelum berlangsungnya proses
pembelajaran terjadi. Materi tes yang diberikan harus
berkenaan dengan materi yang akan diajarkan dan soalnya
mudah-mudah akan tetapi memenuhi pokok pembahasan
yang seharusnya materi tersebut telah díkuasai oleh siswa.
Contoh soal tentang huruf jarr yang ditanyakan pada
mahasiswa bahasa arab semester lima. Dengan catatan

12
apabila semua soal tes awal dapat dijawab atau dikuasai de-
baik dan benar, maka materi tes yang ditanyakan tidak ngan
akan diajarkan lagi, dan apabila materi tes yang ditanya
belum cukup dipahami siswa, maka guru hanya
mengajarkan materi yang belum dipahami. Tes ini dapat
dilaksanakan dan dilaku- kan dengan tes lisan dan tulisan.
c. Tes akhir
Tes ini lebih banyak diketahui dengan post-test. Tes
ini dilak- sanakan pada akhir proses pembelajaran suatu
materi dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman siswa ten- tang materi dan pokok penting
materi yang dipelajari. Materi tes ini barkaitan dengan
materi yang telah diajarkan kepada siswa sebelumnya,
terutama materi tentang sub-sub penting pelajaran. Naskah
tes akhir sama dengan tes awal supaya guru kita dapat
mengetahui mana lebih baik hasil kedua tes tentang
pemahaman siswa. Apabila siswa lebih memahami suatu
materi setelah proses pembelajaran, maka program
pengajaran dinilai berhasil.
d. Tes diagnostic
Tes ini digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa. Dengan mengetahui kelemahan seorang
siswa, maka kita bisa memperlakukan siswa tersebut
dengan tepat. Materi tes yang ditanya dalam tes diagnostik
biasanya mengenai hal-hal tertentu yang juga merupakan
pengalaman sulit bagi siswa. Tes ini dapat dilaksanakan
dengan cara lisan, tulisan atau dengan mengolaborasi kedua
cara tes. Dalam catatan, tes siswa. ini hanya untuk
memeriksa, jika hasil pemeriksaan tersebut membuktikan
kelemahan daya serap siswa maka terhadap suatu

13
pembelajaran. Maka siswa tersebut akan dilakukan
pembimbingan secara khusus kepadanya.
e. Tes formatif
Tes ini merupakan tes hasil belajar yang tujuannya
untuk mengetahui sejauh mana siswa menguasai pelajaran
setelah mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
yang te- lah ditentukan, tes ini dilaksanakan biasanya di
tengah-tengah perjalanan program pembelajaran. Tes ini
juga disebut dengan "ujian harian". Materi tes ini adalah
materi yang telah disam- paikan kepada siswa sebelumnya.
Soalnya bisa dalam tingkat mudah maupun sulit. Dalam tes
ini, jika siswa telah mengua- sai materi yang telah diajarkan
dengan baik, maka guru akan menyampaikan materi
selanjutnya. Dan apabila materi belum dapat dikuasai
secara menyeluruh, maka guru harus meng- ajarkan bagian
materi yang belum dipahami.
f. Tes sumatif
Tes ini tidak asing bagi siswa, karena tes ini adalah
tes akhir dari program pembelajaran. Tes ini dilaksanakan
pada akhir program pembelajaran. Seperti setiap akhir
semester, akhir tahun. Materinya yang dites adalah materi
yang telah diajar kan selama satu semester. Dengan
demikian, materi ini lebih banyak dari materi tes yang ada
pada tes formatif. Tes ini bi- asanya dilakukan dengan cara
tulisan, dan biasanya siswa memperoleh soal yang sama
satu sama lain. Tes ini memiliki tingkat tes yang sukar atau
lebih berat dari tes formatif. Dengan ada tes ini, maka kita
bisa menentukan peringkat atau ranking siswa selama
program pembelajaran, dan juga tes ini menentukan
kelayakan seorang siswa untuk mengikuti program
pembelajaran selanjutnya.

14
2. Teknik Nontes
Nontes adalah alat mengevaluasi yang biasanya digunakan
untuk menilai aspek tingkah laku termasuk sikap, minat, dan
motivasi. Ada beberapa nontes sebagai alat evaluasi, di antaranya:
a. Skala bertingkat.
Skala bertingkat menggambarkan suatu nilai yang
berwujud angka terhadap suatu hasil penentuan. Kita dapat
meni- lai hampir segala aspek dengan skala. Dengan
maksud agar pencatatannya objektif, maka penilaian
terhadap penampilan atau pengambaran kepribadian
seseorang disiapkan dalam bentuk skala.
b. Kuesioner.
Kuesioner juga dapat diartikan angket yang
digunakan sebagai alat bantu dalam rangka pengukuran dan
penilaian hasil belajar. Dengan adanya angket yang harus
diisi oleh siswa maka guru akan mengetahui keadaan,
pengalaman, pengetahuan dan tingkah. Angket atau soal
kuesioner dapat diberikan secara langsung dan dijawab atau
diisi langsung oleh objeknya, ini dikatakan kuesioner
langsung. Dan jika angket atau soal ku- esioner dikirim dan
diisi oleh orang lain (sanak saudaranya), namun soalnya
dituju untuk objek, ini disebut kuesioner tidak langsung.
Dengan cara tes ini, lebih menghemat waktu dan tenaga.
c. Daftar cocok.
Daftar cocok adalah deretan pertanyaan yang
singkat serta mudah dipahami oleh penjawabnya dengan
cara menconteng saja.
d. Wawancara.
Wawancara juga disebut dengan interview, secara
umum ada- lah proses pengumpulan keterangan yang
dilakukang dengan tanya jawab lisan sepihak, bertatap

15
muka langsung, dengan arah serta tujuan yang telah
ditentukan. Wawancara dapat di- bedakan dengan dua jenis:
(1) wawancara terpimpin, yang ma- teri pertanyaannya
telah terstruktur dengan tujuannya; dan (2) wawancara
bebas, yang materi yang ditanyakan bebas tidak terstruktur
akan tetapi mempunyai tujuan. Objeknya bisa pada siswa
langsung atau orangtuanya.
e. Pengamatan.
Pengamatan atau observasi adalah sebuah cara
menghimpun data yang dilakukan oleh guru kepada peserta
didiknya dengan cara pengamatan yang teliti dan mencatat
hasil pengamatan secara sistematis. Observasi atau
pengamatan dapat dibedakan menjadi tiga bentuk, yaitu:
1) Pengamatan partisipan, adalah pengamatan yang
pengamatnya langsung memasuki dan mengikuti
kegiatan yang sedang diamati. Seperti pengamatan
tentang pertanian, maka pengamat harus bergabung
menjadi petani.
2) Pengamatan sistematik, adalah observasi di mana
faktor yang diamati sudah didaftar secara
sistematis, dan sudah diatur menurut kategorinya.
Pengamatan ini dilakukan di luar dari kelompok
yang ingin diamati.
3) Pengamatan eksperimental akan terjadi jika
pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok.
Dalam hal ini, ia dapat mengendalikan unsur-unsur
penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga
situasi dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluasi.
f. Riwayat hidup.
Riwayat hidup juga bisa kita katakan curicculum
vitae (CV). Atau gambaran hidup peserta didik, dalam

16
segala aspek. Dengan mengkaji atau menganalisis dukumen
atau riwayat hi- dupnya maka seorang guru akan dapat
menarik kesimpulan tentang tingkah laku atau kepribadian
dan sikap dari peserta didik. Soal-soal yang biasa
digunakan seperti: Nama siswa, sta- tus dalam keluarga,
agama yang dianut, prestasinya, dan lain- lain.

17
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Evaluasi kurikulum PAI adalah suatu kegiatan yang bertujuan


untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan di dalam pendidikan
Islam yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang pencapaian
dan kemajuan siswa yang didasarkan pada kriteria keberhasilan dan
hasilnya digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa yang boleh
melanjutkan ke materi selanjutnya dan siswa yang belum mencapai
ketuntasan menapatkan perbaikan (remidi).

Model evaluasi kurikulum PAI dibagi menjadi dua yaitu (1)desain


kurikulum yang berorientasi pada siswa yang meliputi perspektif
kehidupan anak di masyarakat dan perspektif psikologi dan (2)desain
kurikulum teknologi yang meliputi penerapan alat hasil teknologi dan
penerpan alat sebagai sistem. Adapun prinsip-prinsip evaluasi kurikulum
PAI diantaranya yaitu memiliki tujuan tertentu, bersifat obyekti,
komprehensif, kooperatif dan tanggung jawab dalam perencanaan, efisien
dan berkesinambungan.

Tujuan dan fungsi dari evaluasi kurikulum PAI yaitu untuk


memeriksa dan menilai kinerja kurikulum secara keseluruhan yang
ditinjau dari beberapa aspek, yaitu efektivitas, relevansi, efisiensi, dan
kekayaan (feasibility) program. Dan fungsi pengembangan kurikulum
ditujukan untuk perbaikan program, pertanggungjawaban pada berbagai
pihak, serta penentuan tindak lanjut hasil pengembangan

B. Saran
Kami selaku pemakalah sangat menyadari bahwa makalah kami ini
masih jauh dari sempurna dan tentunya banyak sekali kekurangan dalam
pembutan makalah ini.Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya

18
kemampuan kami. Oleh karena itu, Kami selaku pembuat makalah ini
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.Kami
juga mengharapkan makalah ini bermanfaat untuk kami dan khususnya
bagi pembaca.

19
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majir. 2017. Dasar Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Decpublish.


Asfiati, A. (2020). Authentic Assessment Implementation Subjects Islamic
Education Curriculum 2013 in SMA 1 Hutabargot Man dailing Natal.
FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Kelslaman, 6(1), 19-30.
https://doi.org/10.24952/fitrah.v6i1.2486

Crow, L.D.C. and A. (2007). Educational Pschology. American Book Company.

Dkk, A. (2019). Pendidikan Islam Mengupas Aspek-aspek dalam Dunia


Pendidikan Islam -Moh. Aswaja Presindo.

Ellis, R. (2002). Educational Psychology: A Problem Approach. D. Van Nostrand.

Fitri, H. (2020). Urgensi Psikologi Pendidikan Islami dalam Pengajaran. Ihya Al


Arabiyah, 4(3), 57-71. http://marefateadyannashriyat.ir/node/150Listina,
2017, Pengembangan Kurikulum ( Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia)
J, D. (2008). The Pscychology of Learning. McGraw Hill.

Moh, Rifa' I dan Rahmat, 2016, PAI Interdisipliner, (Yogyakarta CV Budi


Umma)
Ormond, J.E. (2003). Educational Psychology Developing Learners. Merrill
Prentice Hall.

Rahayu Juwarini, "Evaluasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam", Paper


(Online), dalam www.academia.edu. diakses 23 April 2022, pukul 09.30.
Siska, W. M. (2019). Psikologi Pendidikan dalam Pembelajaran. Al Islah: Jurnal
Pendidikan, 310-329. https://doi.org/10.31219/ osf.io/tn9av

Suhlan, Moh. 2015. Evaluasi Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan
Calon Pendidik. Jember: STAIN Jember Press.
Syarifuddin 2018. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti. Yogyakarta: CV
Budi Utama.

20

Anda mungkin juga menyukai