OLEH
KELOMPOK : 4
A2 PGSD DENPASAR
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS DHARMA ACARYA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR
Om swastiastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
dari mata kuliah Kurukulum Pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Kurikulum
Pembelajaran di UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Ni Nyoman Tri Wahyuni,
S.Pd.H,M.Pd yang telah memberikan tugas ini agar kami mengetahui materi tentang Evaluasi
Kurikulum dan Pembelajaran.
Sekiranya laporan yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri ataupun
orang yang membacanya. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka kami akan mengkaji
mengenai evaluasi kurikulum dan pembelajaran.
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian dan peran dari evaluasi dan kurikulum.
2. Mampu mengemukakan implementasi dari evaluasi kurikulum.
3. Mampu menyebutkan prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi
kurikulum
4. Untuk mengetahui perbandingan model-model evaluasi kurikulum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Kurikulum penting untuk dievaluasi dan dikembangkan secara baik dan
berkelanjutan yang memacu para pelaksana kurikulum di sekolah yang siap pakai, aktif,
dan kreatif serta mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan
yang ada di dalamnya. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan suatu sistem kurikulum
yang efektif dan efisien pada setiap program kegiatan pendidikan.
Peranan evaluasi kurikulum khususnya dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan
itu berkenaan dengan tiga hal, yaitu:
a) Evaluasi sebagai moral judgment (penilaian)
Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari suatu evaluasi berisi
suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan berikutnya.
1) Evaluasi berisi suatu skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu objek
evaluasi daoat dinilai
2) Evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis yang berdasarkan criteria-kriteria
tersebut suatu hasil dapat dinilai.
b) Evaluasi dan penentuan keputusan
Pengambil keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau kurikulum itu sangatlah
banyak, misalnya: guru, siswa, orang tua, kepala sekolah, para pengembang kurikulum
dan sebagainya. Pada prinsipnya tiap individu di atas membuat keputusan sesuai
posisinya. Besar kecilnya peranan keputusan yang diambil itu sesuai dengan lingkup
tanggungjawabnya, serta lingkup masalah yang dihadapinya. Misalnya siswa
mengambil keputusan sesuai dengan kepentingannya, apabila seorang siswa mendapat
nilai kurang baik, maka keputusan yang diambil adalah meningkatkan kualitas
belajarnya. Beberapa hasil evaluasi akan menjadi pertimbangan bagi pengambil
keputusan (dalam Muhammad Zaini, 2009: 146).
c) Evaluasi dan konsensus nilai
Dalam berbagai situasi pendidikan serta kegiatan pelaksanaan evaluasi kurikulum,
sejumlah nilai-nilai dibawakan oleh orang-orang yang ikut terlibat dalam kegiatan
penilaian atau evaluasi. Para partisipan dalam evaluasi pendidikan dapat terdiri dari:
orang tua, siswa, guru, pengembang kurikulum, administrator, dan sebagainya.
Sehingga kesatuan penilaian diantara mereka (partisipan dalam evaluasi pendidikan)
hanya dapat dicapai melalui suatu konsensus. Secara historis konsensus nilai dalam
evaluasi kurikulum berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen. Konsensus tersebut
berupa kerangka kerja penelitian yang dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus,
pengukuran prestasi belajar yang bersifat behavioral, analisis statistik dari prestasi test
5
dan post tes. Ada dua kriteria dalam penilaian kurikulum. Pertama, kriteria berdasarkan
tujuan yang telah tentukan atau sering disebut kriteria patokan. Kedua, kriteria
berdasarkan norma-norma atau standar yang dicapai sebagai mana adanya (dalam
Muhammad Zaini, 2009: 146).
Ada dua dua kriteria dalam penilaian kurikulum:
1) Kriteria berdasarkan tujuan yang telah ditentukan atau sering disebut criteria
patokan
2) Kriteria berdasarkan norma-norma atau standar yang ingin dicapai senagaimana
adanya.
6
1. Model evaluasi yang bersifat komparatif menekankan pada tujuan atau obyektif yang
sangat sesuai bagi kurikulum yang bersifat rasional dan menekankan isi atau materi
(content based curriculum).
2. Pendekatan yang bersifat bebas atau lepas dari tujuan (goal free) lebih memungkinkan
untuk mengevaluasi kurikulum yang menekankan pada situasi (situation based
curriculum).
3. Pendekatan yang bersifat eklektif lebih cocok jika diterapkan dalam kurikulum yang
menekankan organisasi (Muhammad Zaini, 2009: 147-148).
7
2. Prosedur Evaluasi Kurikulum
Prosedur adalah langkah-langkah teratur dan tertib yang harus ditempuh sesorang
evaluator pada waktu melakukan evaluasi kurikulum. Langkah-langkah tersebut
merupakan tindakan yang harus dilakukan evaluator sejak dari awal sampai akhir suatu
kegiatan evaluasi. Prosedur yang dikemukakan disini adalah hasil revisi dari prosedur,
model, PSP yang dikemukakan Storeange dan Helm (1992).
a) Kajian terhadap evaluand
Langkah pertama yang harus dilakukan evaluator terhadap kurikulum atau bentuk
kurikulum yang menjadi evaluannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
pemahaman terhadap karakterisitk kurikulum. Evaluator harus mempelajari secara
mendalam latar belakang kelahiran suatu kurikulum, landan filsofi fan teoritis
kurikulum tersebut, ide kurikulum, model kurikulum yang digunakan untuk
dokumen kurikulum, proses pengembangan dokumen kurikulum, proses
impelemtasi kurikulum, dan evaluasi hasil belajar.
b) Pengembangan proposal
Berdasarkan kajian yang dilakukan pada langkah pertama maka evaluator
kemudian mengembangkan proposalnya. Untuk itu maka evaluator memutuskan
pendekatan dan jenis evaluasi yang akan dilakukan. Evaluator dapat menentukan
apakah yang akan digunakannya adalah evaluasi kuantitatif ataukah evaluasi
kualitatif. Tentu saja berbagai faktor pribadinya seeprti pendidikan dan pandangan
keilmuannya akan sangat menentukan pendekatan metodologi yang akan
digunakan.
c) Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi
Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi merupakan
langkah penting dan menentukan. Hasil diskusi dengan pengguna jasa akan
menentukan apakah proposal yang diajukan akan dapat ditindak lanjuti atau tidak.
Jika evaluator berhasil meyakinkan calon pengguna jasa evaluasi maka proposal
yang diajukan mungkin akan disetujui dan pekerjaan evaluasi akan dapat
dilaksanakan. Artinya, tidak ada pekerjaan evaluasi yang dilakukan berdasarkan
proposal tersebut.
d) Revisi Proposal
Revisi proposal adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan antara pengguna jas
evaluasi dengan evaluator. Apabila dalam pertemuan dan pembicaraan tersebut
berbagai kompenen harus direvisi maka adalah kewajiban evaluator untuk
8
melakukan revisi tersebut. Hasil revisi harus diperlihatkan kembali kepada
pengguna jasa evaluasi dan disetujui. Jika dari hasil diskusi pada pertemuan itu
tidak ada hal yang perlu direvisi maka langkah revisi ini dengan sendirinya tidak
diperlukan.
e) Rekruitmen personalia
Rekruitmen personalia untuk pekerjaan evaluasi mungkin 8saja dilakukan ketika
proposal disusun. Jika prosedur itu yang ditempuh maka rekruitmen dianggap sudah
terjadi. Dalam hal demikian maka pada proposal jumlah orang, nama serta
kualifikasi harus dicantumkan. Pencantuman itu akan memberikan nilai lebih pada
proposal.
f) Pengurusan persyaratan administrasi
Setiap kegiatan yang berkenaan dengan evaluasi kurikulum memrlukan berbagai
formalitas administrasi. Evaluator harus mendapatkan persetjuan dari pengguna
kurikulum, pimpinan sekolah atau atasannya, dan mungkin juga dari pejabat yang
terkait dengan masalah keamanan sosial politik. Untuk itu diperlukan berbagai surat
seperti surat izin melakukan evaluasi, surat permohonan kesediaan menjadi
responden, surat identitas anggota t, dan sebagainya. Keberadaan surat ini sangan
penting dan sangat mutlak diperlukan.
g) Pengorganisasian pelaksanaan
Pengorganisasian pelaksanaan adalah suatu kegiatan manajemenyang tingkat
kerumitannya ditentuakan oleh ruang lingkup pekerjaan evaluasi dan jumlah
evaluator yang terlibat. Semakin luas wilayah yang harus dievaluasi dan semakin
banyak evaluator yang harus dilibatkan maka semakin rumit pula pekerjaan
management yang harus dilakukan jika evaluasi itu hanya dilakukan oleh seorang
maka management tidak akan serumit jika evaluator terdiri dari sebuah tim.
h) Analisis data
Pekerjaan analisis data tentu saja merupakan tindak lanjut setelah proses
pengumpuilan data evaluasi berhasil dilakukan. Ketika model yang digunakan
adalah model kuantitatif dan dengan demikian data utama evaluasiadalah data
kuantitatif. Proses dan tekhnik pengolahan data yang diakui dalam model kuatitatif
harus dilaksanakan.
i) Penulisan pelaporan
9
Penulisan laporan sebagaimana halnya dengan analisis data, penulisan laporan
harus dilakukan oleh evaluator dan tim evaluator. Format laporn harus disesuaikan
dengan kesepakatan yang dilakukan pada waktu awal.
j) Pembahasan Laporan dengan pemakai jasa
Pembahasan ini diperlukan untuk melihat kelengkapan laporan. Dalam pembahasan
ini jika pengguna jasa memerlukan tambahan informasi yang memang tercantum
dalam kontrak maka adalah kewajiban evaluator untuk melengkapi laporan
tersebut.
k) Penulisan laporan akhir
Penulisan Laporan akhir adalah sebagai hasil dari revisi yang harus dilakukan
evaluator ketika terjadi pembahasan laporan dengan pengguna jasa
10
mengidentifikasi penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif yang diharapkan maupun
hal-hal negatif yang tidak diinginkan.
4) Model campuran multivariasi.
Model campuran multifariasi adalah strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur
dari beberapa model evaluasi kurikulum. Model ini memungkinkan perbandingan lebih
dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur
berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing kurikulum.
5) Model evaluation program for innovate curriculumbs (EPIC)
Model ini menggambarkan keseluruhan program evaluasi kurikulum dalam sebuah
kubus. Kubus ini memiliki tiga bidang, bidang pertama adalah perilaku (behavior) yang
meliputi perilaku cognitive, affective, psychomotor. Bidang kedua adalah pembelajaran
(instruction), yang meliputi organisasi, materi, metode fasilitas atau sarana dan
pendanaan. Bidang ketiga adalah kelembagaan (institution) yang meliputi guru, murid,
administrasi, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat.
6) Model CIPP (Contex, Input, Procces, and Product).
Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam (1967) dan kawan-kawan di Ohio State
University AS dan model ini paling banyak diikuti oleh para evaluator. Model ini
memandang bahwa kurikulum yang dievaluasi adalah sebuah sistem, maka apabila
evaluator telah menentukan untuk menggunakan model CIPP, maka evaluator harus
menganalisis kurikulum tersebut berdasarkan komponen-komponen model CIPP.
7) Model Ten Brink
Ten Brink mengemukakan adanya tiga tahap evaluasi kurikulum yaitu: Tahap
persiapan, Tahap pengumpulan data melalui dua langkah yaitu memperoleh informasi
yang diperlukan dan menganalisis dan mencatat informasi, dan tahap penilaian.
8) Model Pendekatan Proses.
Evaluasi kurikulum model pendekatan proses ini tumbuh dan berkembang secara
kualitatif, yang menjadi pendekatan yang penting.
9) Model Evaluasi Kuantitatif.
Model kuantitatif ditandai oleh ciri yang menonjol dalam penggunaan prosedur
kuantitatif untuk mengumpulkan data sebagai konsekuensi penerapan pemikiran
paradigma positivisme.
10) Model Evaluasi Kualitatif.
Ciri khas dari model evaluasi kualitatif adalah selalu menempatkan proses pelaksanaan
kurikulum sebagai fokus utama evaluasi, terutama yang berkenaan dengan studi kasus.
11
BAB III
KESIMPULAN
1.1 Kesimpulan
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, kurikulum merupakan aspek yang sangat
penting karena kurikulum menentukan isi dan tujuan pada sebuah pembelajaran.Oleh
karena itu evaluasi kurikulum terus dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam
pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap
yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan kurikulum. Evaluasi
kurikulum adalah suatu tindakan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu
kurikulum, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk akuntabilitas
pengembang kurikulum dalam rangka menentukan keefektifan kurikulum. Evaluasi itu
mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti
tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut
Terdapat peranan evaluasi kurikulum khususnya dalam penentuan kebijaksanaan
pendidikan itu berkenaan dengan tiga hal, yaitu: evaluasi sebagai moral judgment, evaluasi
dan penentuan keputusan, serta evaluasi dan konpansus nilai. Adanya perbedaan penekanan
dalam kurikulum mengakibatkan perbedaan dalam pola rancangan dan dalam
pengembangannya. Perbedaan-perbedaan dalam rancangan tersebut mempengaruhi
langkah-langkah implementasi selanjutnya. Kurikulum merupakan studi intelektual yang
cukup luas. Banyak teori tentang kurikulum. Beberapa teori menekankan pada rencana,
pada inovasi, pada filosofi, pada konsep-konsep, pada prinsip-prinsip dan pada prosedur
yang diambil dari perilaku manusia. Dalam evaluasi kurikulum terdapat sepuluh model
evaluasi kurikulum, yaitu : Evaluasi kurikulum model penelitian (research evaluation
model), Model evaluasi kurikulum yang berorientasi pada tujuan (goal/objective oriented
evaluation model), Model evaluasi kurikulum yang lepas dari tujuan (goal free
evaluation model), Model campuran multivariasi, Model evaluation program for innovate
curriculumbs (EPIC), Model CIPP (Contex, Input, Procces, and Product), Model Ten
Brink, Model Pendekatan Proses, Model Evaluasi Kuantitatif dan Model Evaluasi
Kualitatif.
12
1.2 Saran
Sebagai seorang pendidik, sudah seharusnya kita dapat memahami materi evaluasi
kurikulum dan pembelajaran dengan baik. Agar saat mengajarkan materi kepada peserta
didik kita telah menggunakan kurikulum dengan benar dan materi yang kita ajarkan dapat
tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami. Selain pendidik, pembaca makalah ini
akan mendapat tambahan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.
13
DAFTAR PUSTAKA
14