Anda di halaman 1dari 17

EVALUASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Dosen pengampu: Ni Nyoman Tri Wahyuni, S.Pd.H, M.Pd

OLEH
KELOMPOK : 4

1. Ni Luh Made Erawati (04/2111031014)


2. Ni Wayan Esa Pradnya Pramita (13/2111031067)
3. Ni Made Sintya Dewi Canseria Suwiryadika (20/2111031108)
4. Ni Luh Mira Kusuma Dewi (29/2111031155)
5. Putu Ayu Utami Pradnyandari (36/2111031224)
6. Ni Wayan Diah Tiksnawati (45/2111031296)

A2 PGSD DENPASAR
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS DHARMA ACARYA
UNIVERSITAS HINDU NEGERI I GUSTI BAGUS SUGRIWA DENPASAR

2022
KATA PENGANTAR

Om swastiastu,
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas
dari mata kuliah Kurukulum Pembelajaran. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah Kurikulum
Pembelajaran di UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar, Ni Nyoman Tri Wahyuni,
S.Pd.H,M.Pd yang telah memberikan tugas ini agar kami mengetahui materi tentang Evaluasi
Kurikulum dan Pembelajaran.
Sekiranya laporan yang sudah disusun ini dapat bermanfaat bagi kami sendiri ataupun
orang yang membacanya. Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan makalah ini.
Om Shanti, Shanti, Shanti, Om

Denpasar, 18 November 2022

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 3
2.1 Pengertian dan peran dari evaluasi dan kurikulum ................................................................ 3
2.2 Implementasi dari evaluasi kurikulum ..................................................................................... 6
2.3 Prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi kurikulum ................................ 7
2.4 Perbandingan model-model evaluasi kurikulum ................................................................... 10
BAB III................................................................................................................................................. 12
KESIMPULAN ................................................................................................................................... 12
1.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 12
1.2 Saran .......................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam proses kegiatan belajar mengajar, kurikulum merupakan aspek yang sangat
penting karena kurikulum menentukan isi dan tujuan akan dibawa ke arah mana suatu
proses pendidikan tersebut. Kurikulum sebagai pedoman penting dalam proses pendidikan
bukanlah merupakan sesuatu yang mutlak, tapi berjalan dan mengalir selaras dengan
kebutuhan proses pendidikan itu sendiri.
Dalam pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan salah satu komponen penting
dan tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan kurikulum.
Evaluasi menjadi bagian integral dari kurikulum. Evaluasi menjadi bagian dari sistem
manajemen, yaitu perencanaan, organisasi, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi.
Kurikulum juga dirancang dari tahap perencanaan, organisasi kemudian pelaksanaan dan
akhirnya monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka kita tidak akan bisa mengetahui
bagaimana kondisi kurikulum tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta hasilnya. Tapi,
dengan adanya evaluasi, kita dapat menjadikan hasil yang diperoleh sebagai balikan (feed-
back) dalam memperbaiki dan menyempurnakan kurikulum. Hasil-hasil kurikulum dapat
digunakan oleh para pemegang kebijaksanaan pendidikan dan para pengembang kurikulum
dalam memilih dan menetapkan kebijaksanaan pengembangan sistem pendidikan dan
pengembangan model kurikulum yang digunakan.
Seiring perkembangan zaman yang semakin pesat, pendidikan harus bisa
mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi, kurikulum yang dijalankan juga harus
berkembang dan berinovasi sesuai dengan kebutuhan, tidak bisa menggunakan kurikulum
lama yang sudah tidak relevan dengan keadaan. Oleh karena itu, sangat penting untuk
mengevaluasi kurikulum yang telah ada.
Selama ini model kurikulum yang berlaku adalah model kurikulum yang bersifat
akademik. Kurikulum yang demikian kurang mampu meningkatkan kemampuan peserta
didik secara optimal. Hal ini terbukti dari rendahnya kualitas pendidikan kita dibandingkan
dengan negara lain. Selain itu, implementasi kurikulum akademik tidak mampu
memberikan nilai etika, moral, dan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan. Maka dengan
adanya evaluasi diharapkan dapat memperbaiki aspek-aspek tersebut sehingga model
kurikulum yang diterapkan sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan.

1
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka kami akan mengkaji
mengenai evaluasi kurikulum dan pembelajaran.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa pengertian dan peran dari evaluasi dan kurikulum?
2. Bagaimana implementasi dari evaluasi kurikulum?
3. Apa saja prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi kurikulum?
4. Bagaimana perbandingan model-model evaluasi kurikulum?

1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan pengertian dan peran dari evaluasi dan kurikulum.
2. Mampu mengemukakan implementasi dari evaluasi kurikulum.
3. Mampu menyebutkan prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi
kurikulum
4. Untuk mengetahui perbandingan model-model evaluasi kurikulum.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan peran dari evaluasi dan kurikulum


1. Pengertian Evaluasi dan kurikulum
Evaluasi kurikulum memegang peranan penting baik dalam penentuan kebijaksanaan
pendidikan pada umumnya, maupun pada pengambilan keputusan dalam kurikulum.
Dalam pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan
tahap yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan kurikulum. Hasil yang
diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam memperbaiki dan
menyempurnakan kurikulum.
Adapun pemahaman tentang evaluasi kurikulum dapat berbeda-beda sesuai dengan
pengertian kurikulum yang beragam menurut para pakar kurikulum.
Hamid Hasan (2009:41) mengartikan evaluasi sebagai usaha sistematis
mengumpulkan informasi mengenai suatu kurikulum untuk digunakan sebagai
pertimbangan mengenai nilai dan arti dari kurikulum dalam suatu konteks tertentu.
Menurut Tyler (dalam Muhammad Zaini, 2009: 143) menyatakan bahwa evaluasi adalah
proses untuk mengetahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai atau terealisasikan.
Sedangkan pengertian evaluasi menurut Rutman and Mowbray (1983) ialah
penggunaan metode ilmiah untuk menilai implementasi dan outcomes suatu program yang
berguna untuk proses membuat keputusan. Chelimsky (1989) mendefinisikan evaluasi
adalah suatu metode penelitian yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi
dan efektivitas suatu program. Menurut Sukmadinata (2009:173), “Evaluasi merupakan
kegiatan yang luas, kompleks dan terus menerus untuk mengetahui proses dan hasil
pelaksanaan sistem pendidikan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Evaluasi
juga meliputi rentangan yang cukup luas, mulai dari yang bersifat sangat informal sampai
dengan yang sangat formal.”
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah
penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, implementasi dan
efektivitas suatu program. Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari sesuatu. Evaluasi dalam pendidikan dapat diartikan sebagai suatu
proses dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk membuat keputusan akan perlu tidaknya memperbaiki sistem
pembelajaran sesuai dengan tujuan yang ditetapkan (Muhammad Zaini, 2009:142).
3
Sedangkan pengertian kurikulum adalah sebagai berikut:
a. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) UU Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
b. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk mendapatkan
keluaran (outcomes) yang diharapkan dari suatu pembelajaran.
c. Menurut Hilda Taba (dalam Muhammad Zaini, 2009: 6), kurikulum adalah rencana
pembelajaran yang berkaitan dengan proses dan pengembangan individu anak didik.
Kurikulum merupakan seperangkat rencana yang menjadi pedoman dan pegangan
dalam proses pembelajaran.
Dengan demikian, pengertian evaluasi kurikulum adalah penerapan prosedur ilmiah
untuk mengumpulkan data yang valid dan reliabel untuk membuat keputusan tentang
kurikulum yang sedang berjalan atau telah dijalankan. Atau, evaluasi kurikulum adalah
suatu tindakan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu kurikulum, berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk akuntabilitas pengembang kurikulum
dalam rangka menentukan keefektifan kurikulum.
Pada dasarnya, evaluasi dan kurikulum merupakan dua disiplin yang memiliki
hubungan sebab akibat. Hubungan antara evaluasi dan kurikulum bersifat organis, dan
prosesnya secara evalusioner. Menurut Tyler (dalam Muhammad Zaini, 2009:144)
berpendapat bahwa evaluasi kurikulum pada dasarnya adalah suatu proses untuk
mengecek keberlakuan kurikulum yang harus diterapkan dalam empat tahap. Tahap
pertama adalah evaluasi terhadap tujuan pembelajaran, tahap kedua adalah evaluasi
terhadap pelaksanaan kurikulum atau proses pembelajaran yang meliputi metode, media,
dan evaluasi pembelajaran, tahap ketiga adalah evaluasi terhadap efektivitas baik
efektivitas terhadap waktu, tenaga, dan biaya, serta tahap keempat adalah evaluasi
terhadap hasil yang telah dicapai.

2. Peran evaluasi dan kurikulum


Dilihat dari berbagai konsep kurikulum, evaluasi memiliki kedudukan yang sangat
penting dan strategis. Jika seseorang ingin memahami dan mengembangkan kurikulum,
maka ia wajib mempelajari tentang evaluasi karena evaluasi merupakan konsep yang
melekat pada kurikulum.

4
Kurikulum penting untuk dievaluasi dan dikembangkan secara baik dan
berkelanjutan yang memacu para pelaksana kurikulum di sekolah yang siap pakai, aktif,
dan kreatif serta mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi lembaga pendidikan
yang ada di dalamnya. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan suatu sistem kurikulum
yang efektif dan efisien pada setiap program kegiatan pendidikan.
Peranan evaluasi kurikulum khususnya dalam penentuan kebijaksanaan pendidikan
itu berkenaan dengan tiga hal, yaitu:
a) Evaluasi sebagai moral judgment (penilaian)
Konsep utama dalam evaluasi adalah masalah nilai. Hasil dari suatu evaluasi berisi
suatu nilai yang akan digunakan untuk tindakan berikutnya.
1) Evaluasi berisi suatu skala nilai moral, berdasarkan skala tersebut suatu objek
evaluasi daoat dinilai
2) Evaluasi berisi suatu perangkat kriteria praktis yang berdasarkan criteria-kriteria
tersebut suatu hasil dapat dinilai.
b) Evaluasi dan penentuan keputusan
Pengambil keputusan dalam pelaksanaan pendidikan atau kurikulum itu sangatlah
banyak, misalnya: guru, siswa, orang tua, kepala sekolah, para pengembang kurikulum
dan sebagainya. Pada prinsipnya tiap individu di atas membuat keputusan sesuai
posisinya. Besar kecilnya peranan keputusan yang diambil itu sesuai dengan lingkup
tanggungjawabnya, serta lingkup masalah yang dihadapinya. Misalnya siswa
mengambil keputusan sesuai dengan kepentingannya, apabila seorang siswa mendapat
nilai kurang baik, maka keputusan yang diambil adalah meningkatkan kualitas
belajarnya. Beberapa hasil evaluasi akan menjadi pertimbangan bagi pengambil
keputusan (dalam Muhammad Zaini, 2009: 146).
c) Evaluasi dan konsensus nilai
Dalam berbagai situasi pendidikan serta kegiatan pelaksanaan evaluasi kurikulum,
sejumlah nilai-nilai dibawakan oleh orang-orang yang ikut terlibat dalam kegiatan
penilaian atau evaluasi. Para partisipan dalam evaluasi pendidikan dapat terdiri dari:
orang tua, siswa, guru, pengembang kurikulum, administrator, dan sebagainya.
Sehingga kesatuan penilaian diantara mereka (partisipan dalam evaluasi pendidikan)
hanya dapat dicapai melalui suatu konsensus. Secara historis konsensus nilai dalam
evaluasi kurikulum berasal dari tradisi tes mental serta eksperimen. Konsensus tersebut
berupa kerangka kerja penelitian yang dipusatkan pada tujuan-tujuan khusus,
pengukuran prestasi belajar yang bersifat behavioral, analisis statistik dari prestasi test
5
dan post tes. Ada dua kriteria dalam penilaian kurikulum. Pertama, kriteria berdasarkan
tujuan yang telah tentukan atau sering disebut kriteria patokan. Kedua, kriteria
berdasarkan norma-norma atau standar yang dicapai sebagai mana adanya (dalam
Muhammad Zaini, 2009: 146).
Ada dua dua kriteria dalam penilaian kurikulum:
1) Kriteria berdasarkan tujuan yang telah ditentukan atau sering disebut criteria
patokan
2) Kriteria berdasarkan norma-norma atau standar yang ingin dicapai senagaimana
adanya.

2.2 Implementasi dari evaluasi kurikulum


Kurikulum merupakan studi intelektual yang cukup luas. Banyak teori tentang
kurikulum. Beberapa teori menekankan pada rencana, pada inovasi, pada filosofi dan pada
konsep-konsep yang diambil dari perilaku manusia.
Dalam kurikulum, terdapat perbedaan penekanan. Perbedaan penekanan dalam
kurikulum tersebut mengakibatkan perbedaan dalam pola rancangan dan dalam
pengembangannya.
1. Konsep kurikulum yang menekankan isi memberikan perhatian besar pada analisis
pengetahuan baru yang ada, sangat mengutamakan peranan desiminasi, meskipun
seandainya kurikulum itu kurang baik, mereka dapat memaksanya melalui jalur
birokrasi.
2. Konsep situasi menuntut penilaian secara rinci tentang lingkungan belajar, sangat
mementingkan penyiapan unsur-unsur yang terkait.
3. Konsep organisasi memberi perhatian besar pada struktur belajar. Perbedaan-
perbedaan dalam rancangan tersebut mempengaruhi langkah-langkah implementasi
selanjutnya, strategi penyebarannya sangat mengutamakan latihan guru.
Pengembangan kurikulum yang menekankan isi, membutuhkan waktu
mempersiapkan situasi belajar dan menyatukannya dengan tujuan pembelajaran yang
cukup lama. Kurikulum yang menekankan situasi, waktu untuk mempersiapkannya
hampir sama dengan kurikulum yang menekankan isi.
Perbedaan konsep dan strategi pengembangan dan penyebaran kurikulum, juga
menimbulkan perbedaan dalam rancangan evaluasi.

6
1. Model evaluasi yang bersifat komparatif menekankan pada tujuan atau obyektif yang
sangat sesuai bagi kurikulum yang bersifat rasional dan menekankan isi atau materi
(content based curriculum).
2. Pendekatan yang bersifat bebas atau lepas dari tujuan (goal free) lebih memungkinkan
untuk mengevaluasi kurikulum yang menekankan pada situasi (situation based
curriculum).
3. Pendekatan yang bersifat eklektif lebih cocok jika diterapkan dalam kurikulum yang
menekankan organisasi (Muhammad Zaini, 2009: 147-148).

2.3 Prinsip-prinsip evaluasi kurikulum dan prosedur evaluasi kurikulum


1. Prinsip-prinsip evaluasi kurikulum
Adapun prinsip-prinsip dalam evaluasi kurikulum adalah sebagai berikut:
a) Tujuan tertentu, maksudnya yaitu setiap program evaluasi kurikulum itu terarah
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan secara jelas dan spesifik. Tujuan-
tujuan itu pula yang mengarahkan berbagai kegiatan dalam proses pelksanaan
evaluasi kurikulum.
b) Bersifat objektif, maksudnya harus sesuai dengan kenyataan yang ada. bersumber
dari data yang ada nyata dan akurat yang diperoleh dari instrument yang benar.
c) Bersifat komperhensif, yaitu mencakup semua dimensi atau aspek yang terdapat
dalam ruang lingkup kurikulum. Seluruh komponen kurikulum harus mendapat
perhatian dan pertimbangan secara seksama sebelum diadakan pengambilan
keputusan.
d) Kooperatif dan bertanggung jawab dalam perencanaan, plaksanaan dan
keberhasilan program evaluasi itu adaah tanggung jawab bersama pihak-pihak yang
terkait dan saling terlibat dalam proses pendidikan seperti, guru, kepala sekolah,
penilik, orang tua, dan juga siswa itu sendiri. disamping tanggung jawab utama
lembaga penelitian dan pengembangan.
e) Efisien, maksudnya efisien dalam penggunaan waktu, biaya, tenaga, dan peralatan
yang menjadi penunjang. sehingga hasil evaluasi harus diupayakan lebih tinggi atau
seimbang dengan materil yang digunakan.
f) Berkesinambungan, hal ini berkaitan dengan adanya perbaikan kurikulum. sehingga
peran guru dan kepala sekolah sangat penting, karena merekalah yang mengtahui
pelaksanaan, permasalahan, dan keberhasilan dari kurikulum yang diterapkan.

7
2. Prosedur Evaluasi Kurikulum
Prosedur adalah langkah-langkah teratur dan tertib yang harus ditempuh sesorang
evaluator pada waktu melakukan evaluasi kurikulum. Langkah-langkah tersebut
merupakan tindakan yang harus dilakukan evaluator sejak dari awal sampai akhir suatu
kegiatan evaluasi. Prosedur yang dikemukakan disini adalah hasil revisi dari prosedur,
model, PSP yang dikemukakan Storeange dan Helm (1992).
a) Kajian terhadap evaluand
Langkah pertama yang harus dilakukan evaluator terhadap kurikulum atau bentuk
kurikulum yang menjadi evaluannya. Tujuannya adalah untuk mendapatkan
pemahaman terhadap karakterisitk kurikulum. Evaluator harus mempelajari secara
mendalam latar belakang kelahiran suatu kurikulum, landan filsofi fan teoritis
kurikulum tersebut, ide kurikulum, model kurikulum yang digunakan untuk
dokumen kurikulum, proses pengembangan dokumen kurikulum, proses
impelemtasi kurikulum, dan evaluasi hasil belajar.
b) Pengembangan proposal
Berdasarkan kajian yang dilakukan pada langkah pertama maka evaluator
kemudian mengembangkan proposalnya. Untuk itu maka evaluator memutuskan
pendekatan dan jenis evaluasi yang akan dilakukan. Evaluator dapat menentukan
apakah yang akan digunakannya adalah evaluasi kuantitatif ataukah evaluasi
kualitatif. Tentu saja berbagai faktor pribadinya seeprti pendidikan dan pandangan
keilmuannya akan sangat menentukan pendekatan metodologi yang akan
digunakan.
c) Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi
Pertemuan atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi merupakan
langkah penting dan menentukan. Hasil diskusi dengan pengguna jasa akan
menentukan apakah proposal yang diajukan akan dapat ditindak lanjuti atau tidak.
Jika evaluator berhasil meyakinkan calon pengguna jasa evaluasi maka proposal
yang diajukan mungkin akan disetujui dan pekerjaan evaluasi akan dapat
dilaksanakan. Artinya, tidak ada pekerjaan evaluasi yang dilakukan berdasarkan
proposal tersebut.
d) Revisi Proposal
Revisi proposal adalah tindak lanjut dari hasil pertemuan antara pengguna jas
evaluasi dengan evaluator. Apabila dalam pertemuan dan pembicaraan tersebut
berbagai kompenen harus direvisi maka adalah kewajiban evaluator untuk
8
melakukan revisi tersebut. Hasil revisi harus diperlihatkan kembali kepada
pengguna jasa evaluasi dan disetujui. Jika dari hasil diskusi pada pertemuan itu
tidak ada hal yang perlu direvisi maka langkah revisi ini dengan sendirinya tidak
diperlukan.
e) Rekruitmen personalia
Rekruitmen personalia untuk pekerjaan evaluasi mungkin 8saja dilakukan ketika
proposal disusun. Jika prosedur itu yang ditempuh maka rekruitmen dianggap sudah
terjadi. Dalam hal demikian maka pada proposal jumlah orang, nama serta
kualifikasi harus dicantumkan. Pencantuman itu akan memberikan nilai lebih pada
proposal.
f) Pengurusan persyaratan administrasi
Setiap kegiatan yang berkenaan dengan evaluasi kurikulum memrlukan berbagai
formalitas administrasi. Evaluator harus mendapatkan persetjuan dari pengguna
kurikulum, pimpinan sekolah atau atasannya, dan mungkin juga dari pejabat yang
terkait dengan masalah keamanan sosial politik. Untuk itu diperlukan berbagai surat
seperti surat izin melakukan evaluasi, surat permohonan kesediaan menjadi
responden, surat identitas anggota t, dan sebagainya. Keberadaan surat ini sangan
penting dan sangat mutlak diperlukan.
g) Pengorganisasian pelaksanaan
Pengorganisasian pelaksanaan adalah suatu kegiatan manajemenyang tingkat
kerumitannya ditentuakan oleh ruang lingkup pekerjaan evaluasi dan jumlah
evaluator yang terlibat. Semakin luas wilayah yang harus dievaluasi dan semakin
banyak evaluator yang harus dilibatkan maka semakin rumit pula pekerjaan
management yang harus dilakukan jika evaluasi itu hanya dilakukan oleh seorang
maka management tidak akan serumit jika evaluator terdiri dari sebuah tim.
h) Analisis data
Pekerjaan analisis data tentu saja merupakan tindak lanjut setelah proses
pengumpuilan data evaluasi berhasil dilakukan. Ketika model yang digunakan
adalah model kuantitatif dan dengan demikian data utama evaluasiadalah data
kuantitatif. Proses dan tekhnik pengolahan data yang diakui dalam model kuatitatif
harus dilaksanakan.
i) Penulisan pelaporan

9
Penulisan laporan sebagaimana halnya dengan analisis data, penulisan laporan
harus dilakukan oleh evaluator dan tim evaluator. Format laporn harus disesuaikan
dengan kesepakatan yang dilakukan pada waktu awal.
j) Pembahasan Laporan dengan pemakai jasa
Pembahasan ini diperlukan untuk melihat kelengkapan laporan. Dalam pembahasan
ini jika pengguna jasa memerlukan tambahan informasi yang memang tercantum
dalam kontrak maka adalah kewajiban evaluator untuk melengkapi laporan
tersebut.
k) Penulisan laporan akhir
Penulisan Laporan akhir adalah sebagai hasil dari revisi yang harus dilakukan
evaluator ketika terjadi pembahasan laporan dengan pengguna jasa

2.4 Perbandingan model-model evaluasi kurikulum


Evaluasi kurikulum merupakan suatu bahasan yang luas, meliputi banyak kegiatan dan
sejumlah prosedur, bahkan dapat merupakan suatu lapangan studi yang berdiri sendiri. Ada
beberapa model evaluasi kurikulum, yaitu:
1) Evaluasi kurikulum model penelitian (research evaluation model).
Model evaluasi kurikulum yang menggunakan penelitian didasarkan atas teori dan
metode tes psikologi serta ekperimen lapangan. Salah satu pendekatan dalam evalusai
yang menggunakan eksperimen lapangan adalah comparative approach, yaitu dengan
mengadakan perbandingan antara dua macam kelompok peserta didik.
2) Model evaluasi kurikulum yang berorientasi pada tujuan (goal/objective oriented
evaluation model).
Dalam model ini, evaluasi merupakan bagian yang sangat penting dari proses
pengembangan kurikulum. Kurikulum tidak dibandingkan dengan kurikulum
lain, tetapi diukur dengan seperangkat tujuan atau kompetensi tertentu. Keberhasilan
pelaksanaan kurikulum diukur oleh penguasaan siswa akan tujuan-tujuan atau
kompetensi tersebut.
3) Model evaluasi kurikulum yang lepas dari tujuan (goal free evaluation model).
Model ini dikembangkan oleh Micheal Scriven, yang cara kerjanya berlawanan dengan
model evaluasi yang berorientasi pada tujuanMenurut pendapat Scriven, seorang
evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan pembelajaran, yang perlu
diperhatikan adalah bagaimana kerjanya. Cara dengan memperhatikan dan

10
mengidentifikasi penampilan yang terjadi, baik hal-hal positif yang diharapkan maupun
hal-hal negatif yang tidak diinginkan.
4) Model campuran multivariasi.
Model campuran multifariasi adalah strategi evaluasi yang menyatukan unsur-unsur
dari beberapa model evaluasi kurikulum. Model ini memungkinkan perbandingan lebih
dari satu kurikulum dan secara serempak keberhasilan tiap kurikulum diukur
berdasarkan kriteria khusus dari masing-masing kurikulum.
5) Model evaluation program for innovate curriculumbs (EPIC)
Model ini menggambarkan keseluruhan program evaluasi kurikulum dalam sebuah
kubus. Kubus ini memiliki tiga bidang, bidang pertama adalah perilaku (behavior) yang
meliputi perilaku cognitive, affective, psychomotor. Bidang kedua adalah pembelajaran
(instruction), yang meliputi organisasi, materi, metode fasilitas atau sarana dan
pendanaan. Bidang ketiga adalah kelembagaan (institution) yang meliputi guru, murid,
administrasi, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat.
6) Model CIPP (Contex, Input, Procces, and Product).
Model ini dikembangkan oleh Stufflebeam (1967) dan kawan-kawan di Ohio State
University AS dan model ini paling banyak diikuti oleh para evaluator. Model ini
memandang bahwa kurikulum yang dievaluasi adalah sebuah sistem, maka apabila
evaluator telah menentukan untuk menggunakan model CIPP, maka evaluator harus
menganalisis kurikulum tersebut berdasarkan komponen-komponen model CIPP.
7) Model Ten Brink
Ten Brink mengemukakan adanya tiga tahap evaluasi kurikulum yaitu: Tahap
persiapan, Tahap pengumpulan data melalui dua langkah yaitu memperoleh informasi
yang diperlukan dan menganalisis dan mencatat informasi, dan tahap penilaian.
8) Model Pendekatan Proses.
Evaluasi kurikulum model pendekatan proses ini tumbuh dan berkembang secara
kualitatif, yang menjadi pendekatan yang penting.
9) Model Evaluasi Kuantitatif.
Model kuantitatif ditandai oleh ciri yang menonjol dalam penggunaan prosedur
kuantitatif untuk mengumpulkan data sebagai konsekuensi penerapan pemikiran
paradigma positivisme.
10) Model Evaluasi Kualitatif.
Ciri khas dari model evaluasi kualitatif adalah selalu menempatkan proses pelaksanaan
kurikulum sebagai fokus utama evaluasi, terutama yang berkenaan dengan studi kasus.
11
BAB III
KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan
Dalam proses kegiatan belajar mengajar, kurikulum merupakan aspek yang sangat
penting karena kurikulum menentukan isi dan tujuan pada sebuah pembelajaran.Oleh
karena itu evaluasi kurikulum terus dilakukan sesuai dengan perkembangan zaman. Dalam
pengembangan kurikulum, evaluasi merupakan salah satu komponen penting dan tahap
yang harus ditempuh oleh guru untuk mengetahui keefektifan kurikulum. Evaluasi
kurikulum adalah suatu tindakan pengendalian, penjaminan dan penetapan mutu
kurikulum, berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu, sebagai bentuk akuntabilitas
pengembang kurikulum dalam rangka menentukan keefektifan kurikulum. Evaluasi itu
mencakup keseluruhan kurikulum atau masing-masing komponen kurikulum seperti
tujuan, isi, atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut
Terdapat peranan evaluasi kurikulum khususnya dalam penentuan kebijaksanaan
pendidikan itu berkenaan dengan tiga hal, yaitu: evaluasi sebagai moral judgment, evaluasi
dan penentuan keputusan, serta evaluasi dan konpansus nilai. Adanya perbedaan penekanan
dalam kurikulum mengakibatkan perbedaan dalam pola rancangan dan dalam
pengembangannya. Perbedaan-perbedaan dalam rancangan tersebut mempengaruhi
langkah-langkah implementasi selanjutnya. Kurikulum merupakan studi intelektual yang
cukup luas. Banyak teori tentang kurikulum. Beberapa teori menekankan pada rencana,
pada inovasi, pada filosofi, pada konsep-konsep, pada prinsip-prinsip dan pada prosedur
yang diambil dari perilaku manusia. Dalam evaluasi kurikulum terdapat sepuluh model
evaluasi kurikulum, yaitu : Evaluasi kurikulum model penelitian (research evaluation
model), Model evaluasi kurikulum yang berorientasi pada tujuan (goal/objective oriented
evaluation model), Model evaluasi kurikulum yang lepas dari tujuan (goal free
evaluation model), Model campuran multivariasi, Model evaluation program for innovate
curriculumbs (EPIC), Model CIPP (Contex, Input, Procces, and Product), Model Ten
Brink, Model Pendekatan Proses, Model Evaluasi Kuantitatif dan Model Evaluasi
Kualitatif.

12
1.2 Saran
Sebagai seorang pendidik, sudah seharusnya kita dapat memahami materi evaluasi
kurikulum dan pembelajaran dengan baik. Agar saat mengajarkan materi kepada peserta
didik kita telah menggunakan kurikulum dengan benar dan materi yang kita ajarkan dapat
tersampaikan dengan baik dan mudah dipahami. Selain pendidik, pembaca makalah ini
akan mendapat tambahan ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman Hilabi, M. (2019 ). Evaluasi Kurikulum. Jakarta Timur : PUSTAKA AMANAH.


Adnan, M. (2017). EVALUASI KURIKULUM SEBAGAI KERANGKA ACUAN.
evaluation, curriculum, 129.
Hamdi, M. M. (2020). EVALUSI KURIKULUM PENDIDIKAN. Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam, 132.
Muttaqin, M. E. (2020). Evaluasi Kurikulum Pendidikan Islam. Evaluasi Kurikulum, Fungsi
dan Model Evaluasi, Evaluator., 180.

14

Anda mungkin juga menyukai