“EVALUASI KURIKULUM”
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK1
NAMA KELOMPOK: ADELIA NAIBAHO (4202431014)
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan Makalah ini
dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Telaah Kurikulum dengan judul materi
Evaluasi Kurikulum. Dan kami ucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah kami ibu
Susilawati Amdayani, S.Si., M.Pd. yang telah menjelaskan dan memberikan tugas ini sehingga
kami dapat memahami isi materi dalam pembelajaran.
Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca, semoga bisa membawa dampak
positif, mendapatkan inovasi dalam dunia kependidikan, dan memberi ispirasi kepada pembaca
dan orang lain. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan
dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi bahasa maupun susunan penulisannya.
Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan untuk langkah – langkah selanjutnya. Akhir kata kami ucapkan trimakasih.
Kelompok 1
i
DAFTAR ISI
KataPengantar................................................................................................................................i
Daftar Isi.........................................................................................................................................ii
BAB I.PENDAHULUAN
BAB II.PEMBAHASAN
BAB III.PENUTUP
3.1 Kesimpulan..............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1
Bagaimana instrument evaluasi kurikulum?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN EVALUASI KURIKULUM
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu (Pasal 1 Butir 19 UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional);
2. Seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pembelajaran serta metode
yang digunakan sebagai pedoman menyelenggarakan kegiatan pembelajaran (Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor: 725/Menkes/SK/V/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelatihan di bidang Kesehatan.).
3. Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi
maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan
tinggi (Pasal 1 Butir 6 Kepmendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan
Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa);
3
definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya
gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang terencana dari
suatu institusi pendidikan.
Evaluasi kurikulum dianggap penting karena memiliki peranan khusus dan penting dalam sitem
pendidikan. Adapun peranan evaluasi kurikulum adalah:
Fungsi evaluasi meliputi seluruh kegiatan evaluasi, apabila seseorang melakukan evaluasi
kurikulum terlepas dari jenis evaluasi yang dilakukannya, maka harus ada kesadaran akan fungsi
dari kegiatan evaluasi tersebut. Jika tidak, dikhawatirkan akan terjadi kesulitan baik sewaktu
merencanakan kegiatan maupun pada waktu pelaksanaannya. Menurut Cronbach (1982) ada dua
fungsi evaluasi kurikulum yang berbeda yaitu memberikan bantuan untuk memperbaiki
kurikulum dan untuk memberikan penghargaan. Sedangkan Scriven (1967) memformulasikan
fungsi evaluasi kurikulum menjadi fungsi formatif dan sumatif.
1. Fungsi Formatif
Evaluasi difungsikan untuk memberikan informasi dan pertimbangan yang berkenaan
dengan upaya untuk memperbaiki kurikulum. Fungsi ini dilakukan ketika kurokulum masih
4
dalam tahap pengembangan, evaluasi akan memberikan masukan secara langsung mengenai
aspek yang sudah memenuhi kriteria dan aspek yang belum memenuhi kriteria. Aspek tersebut
diantaranya adalah filosofi, model serta komponen kurikulum.
2.Fungsi Sumatif
Ketika kurikulum masih dalam proses pengembangan, fungsi sumatif tidak bisa
dilakukan karena fokus dari fungsi ini adalah memberikan pertimbangan terhadap hasil dari
pengembangan kurikulum. Hasil pengembangan dapat berupa dokumen kurikulum, hasil belajar,
atau dampak kurikulum terhadap masyarakat. Pertimbangan yang muncul dari fungsi sumatif ini
adalah merupakan kurikulum perlu dilanjutkan atau perlu diganti.
2.4 JENIS-JENIS KURIKULUM
Dalam evaluasi kurikulum jenis evaluasi itu menumjukkan dimensi kurikulum yang
dievaluasi. Jadi, dalam setiap jenis evaluasi kurikulum kedua fungsi evaluasi dalat dilakukan.
Macam-macam evaluasi kurikulum antara lain:
a. Evaluasi reflektif
Jenis evaluasi ini mencoba mengkaji mengenai ide yang dikembangkan dan dijadikan
landasan bagi kurikulum dalam dimensi lainnya. Evaluasi terhadap ide tersebut dapat dilakukan
pada waktu pertama kali suatu ide dikemukakan seseorang, atau pada waktu kurikulum sebagai
rencana telah selesai ditulis, atau dapat pula dilakukan apabila kurikulum dalam setiap
dimensinya telah dikembangkan. Persoalan evaluasi terhadap ide tidak akan pernah mengalami
kehabisan bahan selama masyarakat terus berkembang dan penemuan-penemuan baru dalam
pengetahuan terus berlangsung.
b. Evaluasi rencana
Evaluasi rencana merupakan jenis evaluasi yang banyak dilakukan sekarang, terutama
setelah banyak inovasi diperkenalkan dalam pengembangan kurikulum, dan setelah teknologi
pengembangan kurikulum sebagai rencana menghasilkan format-format tertentu. Proses
pengembangan tujuan, umpamanya, telah berkembang sedemikian rupa, sehingga dikenal
berbagai jenjang tujuan yang harus diperhatikan, baik tujuan yang bersifat ideal maupun tujuan
yang bersifat operasional. Teknis-teknis yang demikian harus diikuti dengan seksama oleh
pengembang kurikulum sebagai rencana.
Demikian pula dengan proses pengembangan belajar (baik konten maupun proses) yang
dimiliki suatu kurikulum sebagai rencana, bahkan alat evaluasi hasil belajar yang tercantum
5
dalam kurikulum sebagai rencana tersebut. Seperti juga evalusi reflektif, evaluasi rencana dapat
dilakukan baik pada waktu proses penulisan kurikulum sebagai rencana sedang berlangsung
maupun pada waktu penulisan itu telah selesai dilaksanakan.
c. Evaluasi proses
Evaluasi proses disebut pula dengan istilah evaluasi implementasi kurikulum. Di sini
dipergunakan istilah proses untuk memperkuat pengertian kurikulum sebagai suatu proses, yakni
sesuatu yang terjadi di sekolah. Lagi pula, istilah evaluasi proses dianggap lebih memberikan
kedudukan yang sama antara dimensi kurikulum sebagai ide, rencana, hasil dan kurikulum
sebagai kegiatan. Tetapi pengertian evaluasi proses dapat berbeda dengan pengertian evaluasi
implementasi. Namun kedua istilah itu dapat saja dipergunakan secara bergantian. Evaluasi
proses berkembang sangat cepat sejak tahun 1970-an. Adanya kesadaran bahwa proses ternyata
banyak menentukan keberhasilan suatu kurikulum merupakan dorongan yang kuat untuk
memberikan perhatian yang seksama terhadap evaluasi proses.
d. Evaluasi hasil
Evaluasi hasil merupakan jenis evaluasi kurikulum yang paling tua. Bahkan pada
mulanya yang dimaksudkan dengan evaluasi identik dengan evaluasi hasil ini. Demikian pula
yang dimaksudkan dengan evaluasi kurikulum sering diartikan sebagai evaluasi hasil. Lebih
lanjut, hasil yang dimaksud adalah hasil belajar dalam pengertian pengetahuan.
Selain itu terdapat jenis/model evaluasi kurikulum secara mendalam
6
pengembangnya. Tyler menuangkan karyanya ini dalam sebuah buku kecil tentang kurikulum.
Berkat buku inilah kemudian nama dia menjadi terkenal dan dia disegani. Model evaluasi Tyler
di bangun atas dua dasar, yaitu: evaluasi yang ditujukan kepada tingkah laku peserta didik dan
evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peseta didik seb]elum suatu pelaksanaan
kurikulum serta pada saat peserta didik telah melaksanakan kurikulum tersebut. Berdasar pada
dua prinsip ini maka Tyler ingin mengatakan bahwa evaluasi kurikulum yang sebenarnya hanya
berhubungan dengan dimensi hasil belajar.
Model evaluasi kurikulum Taylor dan Maguire ini lebih mendasarkan pada pertimbangan
teoritik. Model ini melibatkan variabel dan langkah yang ada dalam proses pengembangan
kurikulum. Dalam melaksanakan evaluasi kurikulum sesuai model teoritik Taylor dan Maguire
meliputi dua hal, yaitu: pertama, mengumpulkan data objektif yang dihasilkan dari berbagai
sumber mengenai komponen tujuan, lingkungan, personalia, metode, konten, hasil belajar
langsung maupun hasil belajar dalam jangka panjang. Dikatakan data objektif karena mereka
berasal dari luar pertimbangan evaluator. Kedua, pengumpulan data yang merupakan hasil
pertimbangan individual terutama mengenai kualitas tujuan, masukan dan hasil belajar.
Adapun model Alkin ini sedikit unik karena selalu memasukkan unsure pendekatan
ekonomi mikro dalam pekerjaan evaluasi. Adapun pendekatan yang digunakan disebut Alkin
dengan pendekatan Sistem. Dua hal yang harus diperhatikan oleh evaluator dalam model ini
adalah pengukuran dan control variable. Alkin membagi model ini atas tiga komponen. Yaitu
masukan, proses yang dinamakannya dengan istilah perantara (mediating), dan keluaran (hasil).
Alkin juga mengenal sisitem internal yang merupakan interaksi antar komponen yang langsung
berhubungan dengan pendidikan dan system eksternal yang mempunyai pengaruh dan
dipengaruhi oleh pendidikan.
2.5 PERAN GURU DALAM EVALUASI KURIKULUM
Guru tenaga profesional yang paling nyata dalam memikul peranan pada dalam evaluasi.
Tapi, seringkali mereka hanya bekerja sendiri dalam mengevaluasi kurikulum. Meteka juga
sering tidak mengevaluasi kutikulum melainkan keterampilan instruksional dalam memberikan
7
kurikulum yang ada. Memang, guru harus terlibat dalam komite penasehat kurikulum yang
memiliki tanggung jawab parsial untuk evaluasi program. Guru yang efektif menyadari bahwa
mereka dapag memainkan beberapa peran dalam evaluasi. Guru adalah sebagai perencana,
pelaksana dan pengembang kurikulum bagi kelasnya. Sekalipun ia tidak mencetuskan sendiri
konsep-konsep tentang kurikulum, gury merupakan penerjemah kurikulum. Dia yang
mengelolah, meramu kembali kurikulum dari pusat untuk disajikan kelasnya. Oleh karena itu
guru bisa dikatakan sebagai barisan penembangan kurikulum yang terdepan.
Adapun peran guru dalam mengembangkan kurokulum antara lain:
Guru merupakan titik sentral suatu kurikulum. Berkat usaha guru, maka timbul
kegairahan belajar siswa. Sehingga memacu belajar lebih keras untuk mencapai tujuan belajar
mengajar yang bersumber dari tujuan kurikulum, untuk itu guru perlu memiliki keterampilan
belajar mengajar. Penguasaan keterampilan tersebut bergantung pada bahan yabg dimilikinya
dan latihan keguruan yabg telah dialaminya. Keberhasilan belajar mengajar antar lain ditentukan
oleh kemampuan kepribadiannya. Guru harus bersikap terbuka dan menyentuh kepribadian
siswa. Guru perlu mengembangkan gagasan secara kreatif, memiliki hasrat dan keinginan serta
wawasan intelektual yabg luas. Guru harus yakin terhadal potensi belajar yang dimilikk oleh
siswa.
2.6 INSTRUMEN EVALUASI KURIKULUM
Dalam mengevaluasi sebuah program, baik itu program pembelajaran atau kurikulum
atau yang lain, diperlukan instrumen untuk mengumpulkan data dan informasi agar bisa
mengatur apakah program tersebut sesuai dengan tujuan dan harapan atau tidak. Berikut ini akan
dipaparkan pengertian instrumen evaluasi secara umum serta jenis-jenisnya:
8
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai
suatu variabel secara umum, ada dua jenis instrumen yang sering digunakan, yaitu tes dan non-
tes.
1.Tes
Menurut sudijono dalam djali dan Muliono, tes adalah alat atau prosedur yang
dipergunakan dalam rangka pengukuran dan penilaian. Yang termasuk dalam kelompok tes
adalah tes prestasi belajar, tes intelegensi, tes bakat, dan tes kemampuan akademik. Beberapa
fungsi tes diantaranya:
Sebagai alat untuk mengukur prestasi belajar siswa dengan maksud untuk mengukur
tingkat perkembangan atau kemajuan yang telah dicapai siswa setelah menempuh proses
belajar-mengajar dalam jangka waktu tertentu
Sebagai motivator dalam pembelajaran, dengan adanya nilai sebagai umpan balik
diharapkan meningkatnya intensitas kegiatan belajar
Berfungsi untuk upaya perbaikan kualitas pembelajaran
Untuk menentukan berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk menentukam
berhasil atau tidaknya siswa sebagai syarat untuk melanjutkan pendidikan pada jenjanh
yang lebih tinggi
2.Non-tes
Yang termasuk dalam kelompok non-tes ialah skala sikap, skala penilaian, pedoman observasi,
pedoman wawancara, angket, pemeriksaan dokumen dan sebagainya.
Observasi
Observasi adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena
yang dijadikan obyek pengamatan
Wawancara
Wawancara adalah cara menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan
tanya jawab baik secara lisan, sepihak, berhadapan muka, walaupun dengan arah serta
tujuan yang telah dilakukan. Jenis wawancara yang dapat dipergunakan sebagai alat
evaluasi: Wawancara terpimpin (guided interview) yang juga dikenal dengan wawancara
9
berstruktur atau wawancara sistematis, Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview)
yang dikenal dengan istilah wawancara sederhana atau wawancara bebas.
Angket (Kuesioner)
Data yang dihimpun melalui angket biasanya data yang berkenaan dengam kesulitan-
kesulitan yang dihadapi oleh siswa dalam mengikuti pelajaran, antara lain: cara belajar,
fasilitas belajar yabg tersedia, bimbingan guru dan orang tua, motivasi dan minat belajar,
sikap terhadap mata pelajaran tertentu, dan pandangan siswa terhadap proses
pembelajaran, serta sikap siswa terhadap gurunya. Angket pada umumnya dipergunakan
untuk menilai hasil belajar pada arah efektif.
Pemeriksaan Dokumen
Untuk mengukur kemajuan belajar siswa dapat juga dilakukan dengan tanpa pengujian
tetapi dengan cara melakukan pemeriksaan dokumen-dokumen, misalnya dokumen yang memuat
informasi mengenai kapan siswa itu diterima di sekolah tersebut, darimana selolah asalnya,
apakah siswa tersebut pernah tinggal kelas, apakah ia pernah meraih kejuaraan sebagai siswa
yang berprestasi di sekolahnya.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Evaluasi kurikulum adalah serangkaian penilaian dan perbaikan pada setiap aspek
pedoman penyelenggaraan pendidikan yang bersifat sistematis dan ilmiah. Evaluasi kurikulum
mempunyai peranan penting yaitu :
Fungsi evaluasi meliputi seluruh kegiatan evaluasi, apabila seseorang melakukan evaluasi
kurikulum terlepas dari jenis evaluasi yang dilakukannya, maka harus ada kesadaran akan fungsi
dari kegiatan evaluasi tersebut. Macam-macam evaluasi kurikulum antara lain: a. Evaluasi
reflektif b.Evaluasi rencana c. Evaluasi hasil
Instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu obyek ukur atau mengumpulkan data mengenai
suatu variabel secara umum, ada dua jenis instrumen yang sering digunakan, yaitu tes dan non-
tes.
3.2 SARAN
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangan baik isi ataupun penulisan,
untuk itu kami harap pihak terkait dapat memberikan saran dan motivasi agar makalah yang baik
akan muncul dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Zainuri, Ahmad. 2018. Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan. Palembang:CV. Amanah
https://www.academia.edu/31857100/EVALUASI_KURIKULUM
Hermawan, A. H. 2009. Kurikulum dan Pebelajaran. Bandung: Jurusan kurtekpen.
S. Hamid Hasan. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
11
12