Anda di halaman 1dari 16

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Likuiditas Bank

Pengertian Likuiditas Kantor Cabang adalah semua asset di Kantor Cabang

yang dapat segera dicairkan untuk mendukung operasional Bank, terdiri dari kas

yang dipelihara Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas dan ATM

yang berada di wilayahnya serta dana Giro pada Bank Lain yang dimiliki.

Menurut Joseph E Burns “Likuiditas Bank berkaitan dengan kemampuan

suatu bank untuk menghimpun sejumlah tertentu dana dengan biaya tertentu dan

dalam jangka waktu tertentu”. (Siamat dahlan, 2005 : 150).

Menurut Oliver G. Wood, Jr “Likuiditas adalah kemampuan bank untuk

memenuhi semua penarikan dana oleh nasabah deposan, kewajiban yang telah

jatuh tempo dan memenuhi permintaan kredit tanpa penundaan”. (Siamat dahlan,

2005 : 153).

Menurut Wiliam M. Glavin “Likuiditas berarti memiliki sumber dana yang

cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban”. (Siamat dahlan, 2005 : 157).

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan secara

singkat bahwa Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban

hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua deposannya, serta dapat

memenuhi permintaan kredit yang diajukan para debitur tanpa terjadi

penangguhan.

5
6

2.2 Teori Pengelolaan Likuiditas Bank

Menurut Bank Indonesia (2002 : 15), dalam mengelola Likuiditas Bank,

terdapat berbagai teori yang sering digunakan, yaitu antara lain :

1. Commercial Loan Theory yang menitiberatkan pada kemampuan sisi aktiva

bank dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya. Dengan demikian likuiditas

bank akan terjamin apabila aktiva produktif bank terdiri dari kredit jangka

pendek yang dapat digunakan sebagai sumber pelunasan.

2. Doctrine of Asset Shiftability bertitik tolak dari asumsi bahwa bank akan

dapat segera memenuhi kebutuhan likuiditasnya apabila bank memberikan

kredit dalam bentuk shiftable loan yaitu pinjaman yang harus dibayar

dengan pemberitahuan sebelumnya disertai jaminan surat-surat berharga.

3. Theory of Shiftability to the Market yang menyebutkan bahwa likuiditas

akan terjamin apabila bank memiliki portofolio surat-surat berharga yang

berkualitas tinggi dan dapat segera dicairkan.

4. The Anticipated Income Theory yang menyatakan bahwa sumber

pemenuhan likuiditas bank dapat diperoleh dari kemampuan nasabah secara

teratur mengangsur atas pokok dan bunga kredit yang diperoleh dari Sistem

Perbankan.

Pengelolaan likuiditas adalah kegiatan yang rutin dalam operasi bank

dimana dana yang dikelola sebagian besar adalah dana pihak ketiga yang sifatnya

sangat berfluktuasi. Bank harus memperhitungkan dengan cermat kebutuhan

likuiditas untuk suatu jangka waktu tertentu karena kebutuhan likuiditas sangat

dipengaruhi oleh perilaku nasabah dan jenis sumber dana yang dikelola bank.
7

Dana Pihak Ketiga Bank (DPK) adalah kewajiban Bank kepada pihak ketiga

bukan bank, baik kepada penduduk maupun bukan penduduk. Dana Pihak Ketiga

Bank dalam rupiah terdiri dari Giro, Tabungan, Deposito Berjangka, Sertifikat

Deposito dan Deposits On Call dan kewajiban lainnya.

Bank Indonesia membuat regulasi likuiditas terhadap lembaga Perbankan

didalam upaya untuk memelihara likuiditas dan menjaga solvabilitas, yaitu :

1. Memelihara likuiditas

Sebagian besar kewajiban dari bank adalah dalam bentuk giro (demand

deposit) yang berarti nasabah secara legal dapat mengakses dan menarik dananya

setiap saat. Sedangkan kewajiban yang lain dalam bentuk tabungan (saving

deposit), deposito (time deposit) dan sertifikat deposito. Suatu bank yang tidak

memiliki alat likuid untuk memenuhi kewajibannya kepada deposan dikatakan

tidak likuid dan dapat merugikan nasabah.

Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor : 12/19/PBI/2010 tentang Giro

Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia Dalam Rupiah dan Valuta

Asing.

Kebutuhan likuiditas suatu bank dipergunakan untuk :

a. Bank wajib memenuhi Giro Wajib Minimum dalam rupiah terdiri dari

yaitu:

1) Giro Wajib Minimum Primer dalam rupiah sebesar 8% dari

Dana Pihak Ketiga dalam rupiah.

2) Giro Wajib Minimum Sekunder dalam rupiah sebesar 2,5% dari

Dana Pihak Ketiga dalam rupiah.


8

3) Giro Wajib Minimum LDR dalam rupiah sebesar perhitungan

antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif

atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR Target dengan

memperhatikan selisih antara KPMM Bank dengan KPMM

Isentif.

4) Giro Wajib Minimum Valuta Asing ditetapkan sebesar 1% dari

Dana Pihak Ketiga dalam Valuta Asing.

b. Menjaga agar saldo rekening yang ada pada bank koresponden selalu

berada pada jumlah yang telah ditentukan.

c. Memenuhi penarikan dana baik oleh nasabah debitur maupun

deposan.

2. Memastikan solvabilitas dapat terjaga.

Tujuan dari regulasi perbankan adalah untuk mengurangi penyebaran bank

yang mengalami kegagalan semakin besar. Setiap unit usaha termasuk bank, rata-

rata akan mengalami kegagalan dan menyatakan diri bankrupt apabila telah

mencapai titik insolvency, dimana bank tidak mampu membayar hutang-

hutangnya pada saat jatuh tempo. Satu bank disebut insolvent meskipun masih

memiliki modal yang positif, tetapi bank tersebut sudah tidak dapat memenuhi

kewajiban finansialnya.

2.3 Prinsip Pengelolaan Likuiditas

Didalam melakukan pengawasan terhadap likuiditas Perbankan, Basel

Committee memfokuskan kepada pengembangan pemahaman yang lebih luas


9

dimana bank dapat mengelola likuiditasnya secara global. Perkembangan

teknologi dan inovasi keuangan telah memberikan suatu cara baru bagi bank

dalam mengerahkan dana melalui kegiatan dan pengelolaan likuiditas.

Beberapa prinsip utama didalam pengelolaan likuiditas yang disarankan

oleh Basel Committee dalam A Framework for measuring and managing liquidity

(Studi Keuangan BLBI, 2000 : 19) adalah sebagai berikut :

1. Setiap bank harus memiliki strategi yang jelas didalam mengelola likuiditas

sehari-hari. Strategi ini sebaiknya harus dikomunikasikan terhadap

keseluruhan organisasi.

2. Direksi bank harus mengesahkan strategi dan kebuijakan yang berkaitan

dengan pengelolaan likuiditas.

3. Setiap bank harus memiliki struktur organisasi yang berfungsi untuk

melaksanakan strategi likuiditas secara efektif.

4. Suatu bank harus memiliki sistem informasi yang memadai untuk

mengukur, memantau, mengendalikan dan melaporkan resiko likuiditas.

Laporan harus diberikan secara berkala kepada Direksi, manajemen Senior

dan organisasi yang terkait.

5. Setiap bank harus menetapkan suatu proses didalam melakukan pengukuran

dan pemantauan sumber dana yang diperlukan.

6. Suatu bank harus melakukan suatu analisis likuiditas dengan menggunakan

beberapa skenario.

7. Suatu bank harus melakukan review terhadap validasi asumsi-asumsi yang

digunakan dalam pengelolaan likuiditas.


10

8. Setiap bank harus melakukan review secara berkala terhadap upaya yang

dilakukan didalam menjaga hubungan baik dengan pihak pemilik dana.

9. Suatu bank harus memiliki rencana darurat dalam melakukan strategi

pengelolaan likuiditas dan prosedur yang harus dilaksanakan pada saat

terjadinya krisis likuiditas.

10. Setiap bank harus mengukur, memantau dan melakukan pengendalian

terhadap posisi likuiditas beberapa valuta asing utama yang aktif dilakukan

dalam transaksi.

11. Setiap bank harus menetapkan dan secara teratur melakukan review antara

kebutuhan dan ketersediaan valuta asing dalam jangka waktu tertentu.

12. Setiap bank harus memiliki sistem pengendalian internal yang memadai

terhadap proses pengelolaan resiko likuiditas.

13. Setiap bank harus menetapkan suatu mekanisme untuk memastikan bahwa

informasi mengenai bank pada tingkat tertentu terbuka kepada publik.

14. Pimpinan bank harus melakukan evaluasi secara independen terhadap

strategi, kebijakan, dan prosedur kerja yang dilakukan dan berkaitan dengan

pengelolaan likuiditas.

2.4 Ketentuan Penyetoran Dan Penarikan Kas

1. Penentuan Kelebihan dan Kekurangan Likuiditas

Kantor Cabang wajib memuat proyeksi Cash Flow setiap harinya, untuk

menentukan posisi kas serta besarnya kelebihan dan kekurangan likuiditas.

Kelebihan likuiditas (posisi long) terjadi bila posisi kas Kantor Cabang melebihi

maksimal kas sesuai ketentuan. Sedangkan kekurangan likuiditas (posisi short)


11

terjadi bila posisi kas Kantor Cabang lebih kecil dari kebutuhan kas sesuai

proyeksi cash flow.

2. Penyetoran Kelebihan Likuiditas

Kantor Cabang harus menyetorkan kelebihan likuiditas ke rekening Bank di

Giro pada Bank Indonesia secara giral. Penyetoran kelebihan likuiditas berupa

Uang Layak Edar (ULE) dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut :

a. Kantor Cabang yang memiliki Kantor Bank Indonesia di wilayahnya

1) Kantor Cabang menyetorkan kelebihan likuiditas kepada Bank

Lain melalui Transaksi Uang Kartal antar bank.

2) Kantor Cabang yang memiliki Kantor Bank Indonesia di

wilayahnya, namun telah diwakili oleh Kantor Cabang lain

sebagai kordinator kas di wilayahnya, menyetorkan kelebihan

likuiditas kepada Kantor Cabang kordinator kas tersebut.

b. Kantor Cabang yang tidak memiliki kantor Bank Indonesia di

wilayahnya

1) Kantor Cabang menyetorkan kelebihan likuiditas kepada Kantor

Cabang terdekat di wilayahnya

2) Kantor Cabang menyetorkan kelebihan likuiditas ke rekening

Bank di Giro pada Bank Indonesia melalui Bank Lain dengan

proses BI-RTGS atau transfer dana.

3. Pemenuhan Kekurangan Likuiditas

Pada saat terjadi kekurangan likuiditas, Kantor Cabang dapat mengambil

kebutuhan kas tersebut dari rekening Bank di Giro pada Bank Indonesia secara
12

giral. Pemenuhan kebutuhan likuiditas dapat dilakukan dengan mekanisme

sebagai berikut :

a. Kantor Cabang yang memiliki Kantor Bank Indonesia di wilayahnya

1) Kantor Cabang mengambil kekurangan likuiditas dari Bank Lain

melalui Transaksi Uang Kartal antar bank.

2) Kantor Cabang yang memiliki Kantor Bank Indonesia di

wilayahnya, namun telah diwakili oleh Kantor Cabang lain

sebagai kordinator kas di wilayahnya, mengambil kekurangan

likuiditas dari Kantor Cabang kordinator kas tersebut.

b. Kantor Cabang yang tidak memiliki kantor Bank Indonesia di

wilayahnya.

1) Kantor Cabang mengambil kekurangan likuiditas dari Kantor

cabang terdekat di wilayahnya.

2) Kantor Cabang mengirimkan faksimili permohonan transfer

dana ke Kantor Pusat yang ditandatangani oleh 2 (dua) Pejabat

Kantor Cabang. Permohonan transfer dana ini paling lambat

diterima pada pukul 13.00 WIB dengan melaporkan sebelumnya

per telepon ke seksi liquidity & Funding, Divisi Treasury.

Kantor Pusat akan mengirimkan dana tersebut melalui proses

BI-RTGS ke rekening Kantor Cabang di Giro pada Bank Lain

dan Kantor Cabang melakukan penarikan uang tunai melalui

Bank Lain tersebut.


13

4. Penukaran Uang

Penukaran Uang adalah kegiatan pertukaran suatu pecahan/denominasi uang

kartal antar bank. Uang kartal adalah uang kertas dan uang logam yang

dikeluarkan dan diedarkan oleh Bank Indonesia dan digunakan sebagai alat

pembayaran yang sah di wilayah Republik Indonesia.

Kantor Cabang memerlukan sejumlah uang dengan denominasi tertentu,

untuk memenuhi permintaan nasabah atau memenuhi kebutuhan operasional

seperti pengisian uang di mesin ATM. Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan

melakukan Penukaran Uang dalam Transaksi Uang Kartal Antar Bank.

2.5 Transaksi Uang Kartal Antar Bank

1. Penawaran dan Permintaan Uang

Penawaran uang adalah kegiatan penawaran uang kartal antar Bank yang

mengalami kelebihan uang kartal kepada Bank lain yang mengalami kekurangan

Uang Kartal.

Permintaan uang adalah kegiatan permintaan uang kartal dari Bank yang

mengalami kerangan uang kartal kepada Bank lain yang mengalami kelebihan

uang kartal.

Adapun proses Transaksi Penawaran dan Permintaan uang, yaitu :

a. Bila terjadi kelebihan atau kekurangan likuiditas, Kantor Cabang

memberikan informasi Penawaran atau Permintaan Uang kepada Bank

lain. Pemberian informasi dapat dilakukan dengan menggunakan

media mailing list, telepon ke pejabat bank lain yang terdaftar atau

faksimili ke nomor yang terdaftar.


14

b. Batas waktu Kantor Cabang untuk mendapatkan kesepakatan

Penawaran dan Permintaan Uang dengan Bank Lain adalah :

1) Untuk Transaksi Uang Kartal hari yang sama sampai dengan

pukul 12.00 waktu setempat atau sesuai kesepaktan.

2) Untuk Transaksi Uang Kartal hari berikutnya sampai dengan

pukul 16.30 waktu setempat atau sesuai kesepakatan.

c. Kantor Cabang harus mengajukan kesepakatan Penawaran dan

Permintaan uang secara tertulis dengan menggunakan Formulir

Konfirmasi yang disepakati.

d. Kantor Cabang tidak dapat membatalkan kesepakatan tersebut secara

sepihak.

e. Kantor Cabang yang bertindak sebagai pihak yang memprakarsai

Penawaran atau Permintaan Uang wajib mengirimkan formulir

konfirmasi melalui faksimili kepada bank lain yang menerima

penawaran atau permintaan uang selambat-lambatnya 30 (tiga) puluh

menit setelah terjadinya kesepakatan awal atau sesuai kesepakatan.

Sebaliknya, kantor cabang yang bertindak sebagai pihak yang

menerima wajib menandatangani formulir konfirmasi dan

mengirimkan kembali melalui faksimili selambat-lambatnya 30 (tiga

puluh) menit setelah diterimanya formulir konfirmasi tersebut atau

sesuai kesepakatan.

f. Kantor Cabang wajib melaporkan setiap kesepakatan penawaran atau

permintaan uang dengan bank lain yang Penyerahan uangnya

dilakukan di atas pukul 12.00 setempat kepada Kantor


15

2. Mekanisme Penyerahan Uang

a. Kantor Cabang yang bertindak sebagai Bank Penerima Uang

berkewajiban untuk mengirimkan sejumlah dana yang besarnya sesuai

dengan formulir konfirmasi kepada Bank Pemberi Uang dengan

menggunakan sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-

RTGS).

b. Pengantaran atau Pengambilan fisik uang dilakukan baik oleh Bank

Pemberi Uang maupun Bank Penerima Uang sesuai kesepakatan.

Proses pengantaran, pengambilan dan penyerahan uang dilakukan oleh

petugas (Kantor Cabang dan Bank Lain) atau oleh Pihak Lain yang

ditunjuk Kantor Cabang atau Bank Lain.

c. Apabila menyerahkan uang kepada Petugas Bank Penerima uang,

maka kantor Canamg berkewajiban untuk :

1) Memastikan Petugas Bank penerima uang membawa salinan

(Copy) formulir konfirmasi yang telah ditandatangani kedua

belah pihak, asli Surat Tugas yang ditandatangani Pejabat Bank

yang Terdaftar, dan bukti salinan (Copy) Completion Advice.

2) Melakukan konfirmasi melalui telepon kepada Pejabat yang

Terdaftar dari Bank penerima uang.

3) Memastikan Petugas Bank penerima uang adalah Petugas yang

nama, identitas dan tanda tangannya sesuai dengan informasi

yang diberikan dalam Surat Tugas yang ditandatangani Pejabat

Bank yang Terdaftar.


16

d. Apabila menyerahkan uang kepada petugas pihak lain yang ditunjuk

Bank Lain, maka Kantor Cabang berkewajiban untuk :

1) Memastikan Bank penerima uang telah mengirimkan salinan

(Copy) formulir konfirmasi yang telah ditandatangani kedua

belah pihak, data (nama, identitas, dan tanda tangan) Petugas

pihak lain yang ditunjuk Bank yang akan melakukan

pengambilan uang, dan bukti salinan (Copy) Completion Advice

melalui faksimili.

2) Melakukan konfirmasi melalui telepon kepada Pejabat yang

terdaftar dari Bank penerima uang.

3) Memastikan Petugas pihak lain yang ditunjuk Bank adalah

Petugas yang nama, identitas dan tanda tangannya sesuai dengan

informasi yang diberikan dalam data Petugas pihak lain yang

ditunjuk Bank yang telah dikirimkan melalui faksimili kepada

Bank pemberi uang.

e. Batas waktu Kantor Cabang untuk melakukan atau menerima

penyerahan uang adalah :

1) Transaksi uang kartal pada hari yang sama sampai dengan pukul

15.00 waktu setempat atau sesuai kesepakatan.

2) Transaksi uang kartal untuk hari berikutnya sampai dengan

pukul 12.00 waktu setempat atau sesuai kesepakatan.

f. Petugas Kantor Cabang atau pihak lain yang ditunjuk Kantor Cabang

untuk menerima uang wajib melakukan penghitungan secara

Brood/Kantong dengan disaksikan oleh Petugas atau Pejabat Bank


17

pemberi uang dan penyerahan fisik uang disertai dengan bukti serah

terima.

g. Apabila terdapat selisih setelah serah terima fisik uang, maka selisih

tersebut merupakan tanggung jawab dari Bank Penerima Uang.

3. Mekanisme Penukaran Uang

a. Kantor cabang memberikan informasi Penukaran uang dengan

menggunakan media mailing list, telepon kepada Pejabat yang

terdaftar atau faksimili ke nomor yang terdaftar.

b. Batas waktu Kantor Cabang untuk mendapatkan kesepakatan

Penukaran Uang adalah :

1) Transaksi uang kartal untuk hari yang sama sampai dengan

pukul 12.00 waktu setempat atau sesuai kesepakatan.

2) Transaksi uang kartal untuk hari berikutnya sampai dengan

pukul 16.30 waktu setempat atau sesuai kesepakatan.

c. Kantor Cabang harus mengajukan kesepakatan penukaran uang secara

tertulis dengan menggunakan formulir konfirmasi yang disepakati.

d. Sebelum dilakukan tukar menukar uang, Petugas Kantor Cabang dan

atau Petugas pihak lain yang ditunjuk Kantor Cabang berkewajiban

untuk :

1) Memastikan petugas bank lain dan atau Petugas yang ditunjuk

bank lain telah membawa formulir konfirmasi yang

ditandatangani kedua belah pihak.


18

2) Petugas bank lain dan atau Petugas yang ditunjuk bank lain

wajib melakukan perhitungan secara brood/kantong.

4. Penghitungan Uang Secara Rinci

a. Kantor Cabang atau pihak lain yang ditunjuk Kantor Cabang yang

menerima uang berkewajiban menjaga keamanan dan keutuhan uang

yang diterima dan telah dihitung secara Brood/kantong hingga saat

dilakukan penghitungan uang secara rinci.

b. Penghitungan uang secara rinci dilakukan di Kantor Cabang atau di

kantor pihak lain yang ditunjuk Kantor Cabang.

c. Penghitungan uang secara rinci harus dilakukan oleh sekurang-

kuranganya 2 (dua) orang Petugas.

5. Pembatalan Transaksi

a. Kantor Cabang yang dirugikan karena terjadinya pembatalan transaksi

uang kartal oleh bank lain berhak meminta biaya administrasi

pembatalan transaksi, dengan cara mengajukan klaim kepada Bank

lain yang melakukan pembatalan transaksi uang kartal tersebut.

b. Tarif biaya administrasi karena adanya pembatalan transaksi

dikenakan dengan ketentuan sebagai berikut :

1) Untuk transaksi uang kartal sampai dengan Rp.

10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) dikenakan biaya

administrasi pembatalan transaksi uang kartal sebesar Rp.

500.000,- (lima ratur ribu rupiah) per transaksi.


19

2) Untuk transaksi uang kartal di atas Rp. 10.000.000.000,00

(sepuluh milyar rupiah) dikenakan biaya administrasi

pembatalan transaksi uang kartal sebesar Rp. 1.000.000,- (satu

juta rupiah) per transaksi.

c. Kantor Cabang harus mengajukan klaim untuk biaya administrasi

pembatalan Transaksi Uang Kartal selambat-lambatnya 5 (lima) hari

kerja sejak tanggal Transaksi Uang Kartal dari suatu Transaksi Uang

Kartal dengan mencantumkan keterangan yang jelas antara lain

mengenai :

1) Tanggal Transaksi Uang Kartal

2) Nominal Transaksi Uang Kartal

3) Kronologis Singkat

d. Kantor Cabang mengajukan klaim dengan cara menerbitakan Nota

Debet kepada Bank lain yang melakukan pembatalan Transaksi uang

Kartal.

2.6 Ketentuan Uang Tidak Layak Edar Di Bank Indonesia

1. Ketentuan Uang Tidak Layak Edar (UTLE)

Cakupan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) sesuai ketentuan Bank Indonesia

adalah sebagai berikut :

a. Uang Cacat, yaitu uang hasil cetak yang spesifikasi teknisnya tidak

sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia.

b. Uang yang telah dicabut dan ditarik dari peredaran.


20

c. Uang Lusuh, yaitu uang yang ukuran fisiknya tidak berubah dari

ukuran aslinya tetapi kondisi uang telah berubah yang disebabkan

antara lain karena jamur, minyak, bahan kimia, coret-coretan.

d. Uang Rusak, yaitu uang yang ukuran fisiknya telah berubah dari

ukuran aslinya yang antara lain karena terbakar, berlubang, hilang

sebagian atau uang yang ukuran fisiknya tidak berubah dari ukuran

aslinya antara lain karena robek atau uang mengerut.

2. Penyetoran Uang Tidak Layak Edar (UTLE) ke Bank Indonesia

a. Kantor Cabang wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia

mengenai rencana penyetoran uang, paling lambaat 1 (satu) hari kerja

sebelumnya pada pukul 16.00 waktu setempat secara tertulis melalui

email, faksimili, surat atau melalui telepon yang dilanjutkan dengan

faksimili. Rencana penyetoran atau pengambilan uang harus memuat

rincian pecahan dan jumlah nominal uang.

b. Kantor Cabang wajib mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia terkait dengan kegiatan penyetoran uang di Bank Indonesia.

c. Batas waktu Kantor Cabang untuk melakukan penyetoran dan

pengambilan uang di Bank Indonesia adalah pukul 12.00 waktu

setempat

Anda mungkin juga menyukai