Oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada saya sehingga mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Evaluasi Proses Dan Hasil
Pembelajaran Fisika.
Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu dan selalu memberi dukungan, mereka adalah:
1. Ibuk Ika Daruwati S.Pd M. Pd., selaku dosen mata kuliah Evaluasi Proses Dan
Hasil Pembelajaran Fisika. yang telah memberikan bimbingan serta arahan dalam
mengerjakan makalah ini.
2. Kedua orang tua kami yang telah memberikan dukungan baik secara moral
maupun material sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini.
Saya sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Yang Maha Sempurna, tetapi usaha
maksimal telah kami lakukan dalam penulisan makalah ini. Kritik dan saran akan kami terima
dengan tangan terbuka. Saya berharap, semoga makalah ini memberikan informasi bagi
masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan
bagi kita semua. Serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas Pasir Pengaraian .
Penulis
1
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.................................................................................................................1
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................2
BAB I .........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN ......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah .........................................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan ..........................................................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan ........................................................................................................4
BAB II ........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN .........................................................................................................................5
A. Pengertian Evaluasi ..........................................................................................................5
B. Tujuan Evaluasi ................................................................................................................6
C. Jenis-Jenis Evaluasi ..........................................................................................................7
D. Fungsi Evaluasi ................................................................................................................8
E. Konsep Evaluasi Dalam Kurikulum ..................................................................................9
F. Kedudukan Evaluasi Dalam Proses Pendidikan .............................................................. 12
G. Prinsip-Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar Dan Tujuannya ................................................. 12
H. Perencanaan Dalam Menyusun Tes ................................................................................ 14
I. Cara Menyusun Tabel Spesifikasi ................................................................................... 15
BAB III ..................................................................................................................................... 17
PENUTUP ................................................................................................................................ 17
A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 17
B. SARAN .......................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 18
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
4. Mengetahui Tujuan Evaluasi.
5. Mengetahui Konsep Evaluasi Dalam Kurikulum.
6. Mengetahui Bagaimana Hubungan Antara Pengajaran Dengan Evaluasi .
7. Mengetahui Prinsip-Prinsip Dasar Tes Hasil Belajar Dan Tujuan.
8. mengetahui Perencanaaan Dalam Penyusunan Tes.
9. mengetahui Cara Menyusun Tabel Spesifikasi.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi
Kata evaluasi merupakan pengindonesiaan dari kata evaluation dalam bahasa
inggris, yang lazim diartikan dengan penaksiran atau penilaian. Kata kerjanya adalah
evaluate yang berarti menaksir atau menilai. Sedangkan orang yang menilai atau menaksir
disebut sebagai evaluator (Echols, 1975).
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris Evaluation; dalam bahasa
Arab: al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti: penilaian. Asal katanya adalah value;
dalam Babasa Arab ; al-qimah; dalam bahasa Indonesia berarti; nilai. Dengan demikian
secara harfiah, evaluasi pendidikan (educationnal evaluation = al-Taqdir al-Tarbawiy)
dapat diartikan sebagai penilaian-penilaian dalam (bidang) pendidikan atau penilaian
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
Beberapa tentang pengertian evaluasi pendidikan, di tanah air kita, lembaga
administrasi negara mengemukakan batasan mengenai Evaluasi Pendidikan sebagai
berikut:
1. Proses/kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibanding
tujuan yang telah ditentukan.
2. Usaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik (feed back) bagi
penyempurnaan pendidikan.
Secara teminologis, evaluasi dikemukak oleh para ahli sebagai berikut:
1. Nurkancana (1983) menyatakan bahwa evaluasi dilakukan berkenaan
dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.
2. Raka Joni (1975) mengartikan evaluasi sebagai berikut: ‘suatu proses
dimana kita mempertimbangkan sesuatu barang atau gejala dengan
mempertimbangkan patokan-patokan tertentu, patokan-patokan mana
mengandung pengertian baik tidak baik, memadai tidak memadai,
memenuhi syarat tidak memenuhi symat dengan perkataan lain kita
menggunakan Value Judgement.
Berdasarkan pengertian pengertian diatas, sangatlah jelas bahwa evaluasi adalah
suatu proses menentukan nilai seseorang dengan menentukan patokan-patokan tertentu
untuk mencapai suatu Tujuan. Evaluasi hasil belajar pembelajaran adalah suatu proses
menentukan nilai prestasi belajar pembelajar dengan menentukan patokan patokan tertentu
guna mencapai tujuan pengajaran yang telah ditentukan sebelumnya.
5
B. Tujuan Evaluasi
Pada dasarnya tujuan evaluasi kurikulum mencakup dua hal, yaitu: evaluasi
digunakan untuk menilai efektifitas program, dan evaluasi dapat digunakan sebagai alat
bantu dalam pelaksanaan kurikulum (pembelajaran). Tujuan dari evaluasi kurikulum
adalah penyempurnaan kurikulum dengan jalan mengungkapkan proses pelaksanaan
kurikulum yang telah berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta untuk
mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem kurikulum,baik yang menyangkut tentang
tujuan, isi/materi, strategi, media, sumber belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu
sendiri.
Tujuan evaluasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu Tujuan Umum dan tujuan khusus.
L. Pasaribu dan Simanjuntak, menegaskan bahwa :
6
C. Jenis-Jenis Evaluasi
1. Evaluasi Formatif
a. Fungsi Evaluasi Formatif yaitu untuk memperbaiki proses belajar mengajar
kearah yang lebih baik, memperbaiki program satuan pelajaran yang telah
digunakan.
b. Tujuannya adalah untuk mengetahui hingga dimana penguasaan murid
tentang bahan yang telah diajarkan dalam suatu program satuan pelajaran.
c. Aspek-aspek yang dinilai yaitu yang berkenaan dengan hasil kemajuan
belajar murid meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan penguasaan
terhadap bahan pelajaran yang telah disajikan.
d. Waktu pelaksanaan yaitu setiap pelaksanaan satuan program belajar
mengajar.
2. Evaluasi Sumatif
a. Fungsi Evaluasi Sumatif
yaitu untuk menentukan angka nilai murid setelah mengikuti program
pengajaran dalam satu catur wulan, semester akhir tahun atau akhir dari
suatu program bahan pengajaran dari suatu unit pendidikan. Dan untuk
memperbaiki situasi proses beljar mengajar kearah yang lebih baik serta
untuk kepentingan penilaian selanjutanya.
b. Tujuannya untuk mengetahui taraf hasil belajar yang dicapai oleh murid
setelah menyelesaikan program bahan pengajaran dalam satu catur wulan,
semester, akhir tahun atau akhir suatu program bahan pengajaran pada suatu
unit pendidikan tertentu.
c. Aspek-aspek yang dinilai adalah kemajuan belajar yang meliputi
pengetahuan, keterampilan, sikap dan pengasaan murid tentang materi
pelajaran yang sudah diberikan.
3. Evaluasi Placement (Penempatan)
a. Fungsi dari Evaluasi Placement adalah untuk mengetahui keadaan anak
termasuk keadaan seluruh pribadinya agar anak tersebut dapat ditempatkan
pada posisinys ysng tepat.
b. Tujuannya yaitu untuk menempatkan anak didik pada kedudukan yang
sebenarnya, berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan serta
keadaan-keadaan lainnya, sehingga anak tidak mengalami hambatan dalam
mengikuti setiap program/bahan yang disajikan guru.
c. Aspek-aspeknya yaitu mengenai keadaan fisik, psikis, bakat,
kemampuan/pengetahuan, keterampilan sikap dan lain-lain serta aspek yang
dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan nak selanjutnya.
d. Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum anak mengikuti proses
belajar mengajar yang permulaan atau anak tersebut baru akan mengikuti
pendidikan disuatu tingkat tertentu.
7
4. Evaluasi Diagnostik
a. Fungsi Evaluasi Diagnostik ini berfungsi untuk mengetahui masalah-
masalah apa yang diderita atau yang mengganggu anak didik, sehingga ia
mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan ketika mengikuti program
tertentu dan bagaimana usaha untuk memecahkannya.
b. Tujuan dari evaluasi diagnostik ini untuk mengatasi / membantu pemecahan
kesulitan/hambatan yang dialami anak didik waktu mengikuti kegiatan
belajar mengajar pada suatu bidang studi/keseluruhan program pengajaran.
c. Aspek-aspek dari evaluasi ini yaitu dari hasil belajar, latar belakang
kehidupan anak, keadaan keluarga lingkungan dan lain-lain.
d. Pelaksanaannya dapat dilaksanakan setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
D. Fungsi Evaluasi
Evaluasi kurikulum pada dasarnya harus dilakukan sebagai langkah untuk
memperbaiki kualitas pendidikan pada masa yang akan datang. Oleh karena itu tungsi dari
evaluasi kurikulum harus kita pahami sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri. Adapun
fungsi evaluasi kurikulum yaitu:
1. Perbaikan
yaitu untuk memperbaiki isi program, pelaksanaan, dan evaluasi itu sendiri,
disamping itu dapat digunakan untuk dasar pengembangan kurikulum yang
akan datang.
2. Penempatan
yaitu sebagai acuan untuk melihat hasil pembelajaran dari peserta didik,
sehingga kita dapat memetakan mereka dalam kelompok tinggi, sedang dan
rendah. Oleh karena itu sangat penting untuk mengembangkan kualitas
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3. Penyebaran
yaitu untuk hasil evaluasi kurikulum dapat digunakan secara merata dan
menyeluruh di setiap jenjang maupun wilayah. Sehingga kurikulum yang ada
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi dari jenjang maupun wilayah dan
karakteristik sistem pembelajaran sebagai wujud implementasinya di
lapangan.
4. Penelitian Dan Pengembangan
yaitu untuk melihat dampak perubahan yang terjadi setelah kurikulum
tersebut digunakan. Sehingga kita dapat menyimpulkan apakah kurikulum
perlu direvisi bahkan dikembangkan atau sudah tidak relevan lagi.
8
E. Konsep Evaluasi Dalam Kurikulum
Konsep dasar evaluasi kurikulum yang harus dikuasai oleh pendidik adalah
pengertian dasar tentang evaluasi kurikulum, fungsi evaluasi kurikulum, tujuan evaluasi
kurikulum dan model-model evalusai kurikulum. Tanpa mengetahui konsep dasar evaluasi
seorang pendidik tidak akan dapat menyusun suatu alat evaluasi Untuk itu diperlukan
pemahaman yang mendasar tentang konsep dasar evaluasi. Zainal Arifin (2009)
mengelompokkan sepuluh konsep evaluasi yaitu sebagai berikut:
1. Konsep Tyler (Tyler Konsep)
Konsep ini dibangun atas dua dasar pemikiran. Pertama, evaluasi
ditujukan pada tingkah laku pesrta didik. Kedua, evaluasi harus dilakukan pada
tingkah laku awal peserta didik sebelum melaksanakan kurikulum dan sesudah
melaksanakan kurikulum (hasil). Dasar pemikiran yang kedua ini menunjukkan
bahwa seseorang evaluator kurikulum harus dapat menentukan perubahan
tingkah laku peserta didik mengikuti pengalaman belajar dan menegaskan bahwa
yang terjadi merupakan perubahan yang disebabkan oleh kegiatan kurikulum.
Konsep tyler disebut juga konsep black box, karena konsep ini sangat menekankan
adanya tes awal (pre-test) dan tes akhir (post-test). Konsep tyler memerlukan
informasi perubahan tingkah laku terutama pada saat sebelum dan sesudah
terjadinya pelaksanaan kurikulum.
2. Konsep Yang Berorientasi Pada Tujuan (Goal Oriented Evaluation
Konsep)
Konsep ini dianggap lebih praktis untuk mendesain dan mengembangkan
suatu kurikulum karena menentukan hasil yang diinginkan dengan rumusan yang
dapat diukur (logis antara kegiatan, hasil, dan prosedur pengukuran hasil). Konsep
ini dapat membantu guru menjelaskan rencana pelaksanaan kegiatan suatu
kurikulum dengan proses penyampaian tujuan dan instrumen yang digunakan
bergantung pada tujuan yang ingin di ukur. Kelebihan model ini terletak pada
hubungan antara tujuan dan kegiatan dan menekankan pada peserta didik sebagai
aspek penting dalam kurikulum. Kekurangannya adalah memungkinkan terjadinya
proses evaluasi melebihi konsekuensi yang tidak diharapkan.
3. Konsep Pengukuran (R. Thorndike Dan R. L. Ebel)
Dalam pengembangan kurikulum, model ini telah diterapkan untuk
mengungkap perbedaan-perbedaan individual maupun kelompok dalam hal
kemampuan, minat, dan sikap. Hasil evaluasi digunakan untuk keperluan seleksi
peserta didik, bimbingan, dan perencanaan pendidikan. Objek evaluasi dalam
model ini adalah tingkah laku peserta didik, yang mencakup hasil belajar
(kognitif), pembawaan, sikap, minat, bakat, dan juga aspek kepribadian peserta
didik. Instrumen yang biasa dilakukan adalah tes tertulis dalam bentuk tes objektif,
yang cenderung dibakukan.
9
4. Konsep Kesesuaian (Ralph W. Tyler, John B. Carrol, Leen J. Cronbach)
Konsep ini memandang evaluasi sebagai suatu kegiatan untuk melihat
kesesuaian (congruence) antara tujuan dengan hasil belajar yang telah dicapai.
Hasil evaluasi digunakan untuk menyempurnakan sistem bimbingan peserta didik
dan untuk memberikan informasi kepada pihak yang memerlukan. Tekhnik
evaluasi yang digunakan tidak hanya tes (tulisan, lisan, dan perbuatan) tetapi juga
non-test (observasi, wawancara, skala sikap). Konsep evaluasi ini memerlukan
informasi perubahan tingkah laku pada dua tahap yaitu sebelum dan sesudah
kegiatan pembelajaran. Berdasarkan konsep ini maka guru perlu melakukan pre
and post-test. Model ini menekankan pada pendekatan penilaian acuan patokan.
5. Konsep Evaluasi Sistem Pendidikan (Education System Evaluation Konsep)
Tokoh konsep ini Daniel L. Stufflebeam, Michael Scriven, Robert E.Stake,
dan Malcolm M.Provus. Menurut pandangan mereka, evaluasi berarti
membandingkan performance dari berbagai dimensi (tidak hanya dimensi hasil
saja) dengan sejumlah kriteria, baik yang bersifat mutlak/intern maupun
relatif/ekstern. Konsep ini menekankan sistem sebagai suatu keseluruhan. Konsep
ini menitikberatkan evaluasi pada dua hal pokok,
yaitu description dan judgement. Dalam konsep ini, evaluasi dilakukan dengan
membandingkan antara satu kurikulum dengan kurikulum lain yang dianggap
standar. Proses evaluasi tidak hanya berakhir dengan satu description mengenai
keadaan sistem sistem kurikulum, tetapi harus sampai pada judgement sebagai
kesimpulan dari evaluasi. Konsep ini menuntut agar hasil evaluasi digunakan
sebagai masukan untuk membuat keputusan dalam rangka penyempurnaan sistem
kurikulum secara keseluruhan.
6. Konsep Alkin (Marvin Alkin, 1969)
10
7. Konsep Brinkerhoff
Robert O.Brikerhoff (1987), mengemukakan 3 jenis evaluasi berdasarkan
gabungan dari elemen yang sama, yaitu:
a. Fixed vs Emergent Evaluation Design,
Desain evaluasi fixed (tetap) harus direncanakan dan disusun secara
sistematik-terstruktur sebelum program dilaksanakan. Sedangkan dalam
evaluasi rmergen, tujuan evaluasi adalah untuk beradaptasi dengan
situasi yang sedang berlansung dan berkembang, seperti menampung
pendapat audiense, masalah-masalah, dan kegiatan program.
b. Formative vs Summative Evaluation (Michael Scriven, 1967)
Evaluasi Formative berfungsi untuk memperbaiki kurikulum, sedangkan
Evaluasi Sumatif berfungsi untuk melihat kemanfaatan kurikulum secara
menyeluruh.
c. Desain Eksperimental dan Desain Quasi Eksperimental vs Natural
Inquiri
Desain eksperimental banyak menggunakan pendekatan kuantitatif,
random sampling, memberikan perlakuan, dan mengukur dampak ayng
bertujuan untuk menilai manfaat hasil percobaan dari suatu kurikulum,
sedangkan desain evaluasi natural-inkuiri, evaluator banyak
menghabiskan waktu untuk melakukan pengamatan dan wawancara
dengan orang-orang yang terlibat.
11
10. Konsep Studi Kasus
Konsep ini memiliki beberapa karakteristik, antara lain: terfokus pada kegiatan
kurikulum di suatu sekolah, di kelas atau bahkan hanya kepada seorang kepala
sekolah atau guru.
Langkah-langkah untuk menggunakan konsep ini adalah mendekatkan dan
mengakrabkan dirinya terhadap kurikulum yang akan dievaluasi sehingga
evaluator tidak kaku dalam mengumpulkan data. Teknik yang digunakan untuk
mengumpulkan data terutama adalah observasi. Meskipun demikian evaluator
juga dapat menggunakan wawancara, kuesioner, dan dokumentasi untuk
mengumpulkan data-data kualitatif. Hal yang terpenting bagi seorang evaluator
adalah instrumen yang dikembangkan harus bersumber dari masalah-masalah
yang timbul dari hasil survei di lapangan dengan bentuk pertanyaan terbuka.
12
1. Tes tersebut hendaknya dapat mengukur secara jelas (valid) hasil belajar
(learning outcomes) yang telah ditetapkan sesuai dengan tujuan instruksional. Jika
tujuan tidak jelas, maka penilaian terhadap hasil belajarpun tidak akan terarah
sehingga akhirnya hasil penilaian tidak mencerminkan isi pengetahuan atau
keterampilan siswa yang sebenarnya.
2. Mengukur sampel yang representatif/mencakup dari hasil belajar dan bahan
pelajaran yang telah diajarkan. Dalam rangka mengevaluasi hasil belajar siswa,
kita hanya dapat mengambil beberapa sampel hasil belajar yang dianggap penting
dan dapat mewakili seluruh perfomance yang telah diperoleh selama siswa
mengikuti satu unit pembelajaran. Dengan demikian tes yang kita susun harus
mencakup soal-soal yang dianggap mewakili seluruh perfomance hasil belajar
siswa, sesuai dengan tujuan instruksional yang telah dirumuskan.
3. Mencakup bermacam-macam bentuk soal yang benar-benar cocok untuk
mengukur hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan. Untuk dapat
mengukur bermacam-macam perfomance hasil belajar yang sesuai dengan tujuan
pengajaran yang diharapkan , diperlukan kecakapan menyusun berbagai macam
bentuk soal dan alat evaluasi. Misalnya, untuk mengukur hasil belajar yang berupa
keterampilan, tidak tepat kalau hanya menggunakan soal yang berbentuk tes essay
yang jawabannya hanya menguraikan, dan bukan melakukan atau mempraktekkan
sesuatu. Oleh karena itu, penyusunan suatu tes harus disesuaikan dengan jenis
kemampuan hasil belajar yang hendak diukur dengan tes tersebut.
4. Didesain sesuai dengan kegunaannya untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Dalam hal ini setidaknya ada empat kegunaan tes:
a) Penempatan siswa dalam suatu jenjang atau jenis progam pendidikan
tertentu (placement test).
b) Mencari umpan balik (feedback) guna memperbaiki proses belajar
mengajar bagi guru maupun siswa (tes formatif).
c) Mengukur dan menilai sampai dimana pencapaian siswa terhadap bahan
pelajaran yang telah diajarkan (tes sumatif)
d) Mencari sebab kesulitan belajar siswa seperti latar belakang psikologis,
fisik dan lingkungan sosial ekonomi siswa (tes diagnostik/analisa).
13
Dalam evalusai hasil belajar siswa, tentu memiliki sasaran yang akan dievaluasi. Sasaran
tersebut meliputi ranah kognitif (pengetahuan/pemahaman), ranah afektif (sikap dan nilai) dan
ranah psikomotor (keterampilan). Setelah dilakukan evaluasi pada ketiga ranah tersebut, maka
evaluasi hasil belajar siswa tentu memiliki tujuan-tujuan tertentu :
14
Pelaksanaan evaluasi merupakan proses dimana seorang guru melakukan evaluasi
kepada siswanya. Waktu pelaksanaan perlu diatur agar tidak bersamaan dengan guru lain
atau siswa tidak melakukan evaluasi materi pembelajaran dengan guru lain.
4. Pengolahan hasil evaluasi
Pada tahap ini guru mengumpulkan hasil jawaban dari siswa untuk dikoreksi dan
mendapatkan nilai akhir. Pada umumnya, dalam tahap pengolahan ini guru diberi peluang
antara satu sampai dua minggu untuk dapat meberikan nilai akhir.
5. Pemberitahuan evaluasi
Pemberitahuan hasil evaluasi merupakan tahap akhir, dimana hasil siswa mengetahui
hasil belajar mereka. Nilai akhir tersebut biasanya juga diadministrasi untuk keperluan naik
kelas, sebagai mana yang telah di bahas pada poin sebelumnya.
15
2. Penyusunan soal/items 5 10 10 25
tesobjectif
3. Penyusunan soal-soal 5 5 5 15
essay
4. Mengasembling tes 10 5 15 30
5. penggunaan dan 5 5 10 20
penilaian tes
Jumlah item/soal 30 30 40 100
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah yang dilakukan terus
menerus dan menyeluruh untuk mengumpulkan data yang valid dan reliable untuk
membuat keputusan tentang kurikulum yang akan digunakan, yang meliputi tujuan, isi,
atau metode pembelajaran yang ada dalam kurikulum tersebut.
2. Fungsi evaluasi kurikulum meliputi:
fungsi perbaikan, fungsi penempatan, fungsi penyebaran, fungsi penelitian
dan pengembangan.
3. Tujuan Umum dan tujuan khusus
Tujuan umum
a) Mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan murid dalam mencapai
tujuan yang diharapkan.
b) Memungkinkan pendidik/guru menilai aktivitas/pengalaman yang didapat.
Tujuan khusus
a. Merangsang kegiatan siswa
b. Menemukan sebab-sebab kemajuan/kegagalan
c. Memberikan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan.
d. perkembangan dan bakat siswa yang bersangkutan.
e. Memperoleh bahan laporan tentang perkembangan siswa yang diperlakukan orang
tua dan lembaga pendidikan.
f. Memperbaiki mutu pelajaran/cara belajar dan metodemengajar.
4. Konsep-konsep evaluasi dalam kurikulum meliputi 10 konsep yaitu: konsep tyler, konsep
yang berorientasi pada tujuan, konsep pengukuran, konsep kesesuaian, konsep evaluasi
sistem pendidikan, konsep alkin, konsep brinkerhoff, konsep illuminatif, konsep responsif,
dan konsep studi kasus.
5. Kedudukan evaluasi dalam belajar dari pembelajaran sungguh sangat penting, dan bahkan
dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses belajar
dan pembelajaran.
B. SARAN
Dengan evaluasi, kita akan mengetahui bagaimana kondisi kurikulum tersebut
dikembangkan, pelaksanaan serta hasilnya. Dengan evaluasi kurikulum yang tepat akan dapat
memberikan dan memperbaiki aspek-aspek kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan, serta dapat
menyajikan informasi mengenai kesesuaian, efektifitas dan efisiensi kurikulum tersebut terhadap
tujuan yang ingin dicapai dan penggunaan sumber daya, yang mana informasi ini sangat berguna
sebagai bahan pembuat keputusan apakah kurikulum tersebut .
17
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati & Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. PT Rineka Cipta : Jakarta.
Nurkancana, Wayan dan Sumartana, P.P.N. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha
Nasional.
18