Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“ Tujuan, Manfaat Dan Jenis-jenis Penilaian Autentik”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2
Dea Fayana Pratiwi (4203351024)
Mayrosa Br Siburian (4201151014)
Suci Ayuningtyas (4203351014)
Putri Desiana Sipahutar (4203151016)
Gita Puspita Simarmata (4203351005)

kelas : Pendidikan IPA C 2020


Mata Kuliah : Penilaian Autentik Pembelajaran IPA
Dosen Pengampu : Sabani S.Pd,.M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Yang sudah melimpahkan
rahmat, taufik, dan hidayah-Nya. Sehingga kami bisa menyusun Tugas Penilaian
Autentik Pembelajaran IPA dengan materi tujuan,manfaat,dan jenis-jenis penilaian
autentik untuk mendukung pembelajaran ini dengan baik serta tepat waktu.
Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang tujuan, manfaat,dan
jenis-jenis penilaian autentik untuk mendukung pembelajaran Penilaian Autentik
Pembelajaran IPA. Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa memberikan
pengetahuan kita lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan
dalam menyusun makalah ini.
Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami
harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Sabani S,Pd,.M.Si selaku Dosen Pengampu mata kuliah Penilaian Autentik
Pembelajaran IPA. Kepada pihak yang sudah menolong turut dan dalam penyelesaian
makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Medan, 20 Februari 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................................4

1.3 Tujuan Masalah...................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................5

2.1 Tujuan Penelitian Autentik.................................................................................................5

2.2 Manfaat Penilaian Autentik................................................................................................6

2.3 Jenis-jenis Penilaian Otentik...............................................................................................7

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11

3.2 Saran...................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu usaha untuk meningkatkan atau mendapatkan ilmu
pengetahuan yang didapat baik dari lembaga formal maupun informal untuk
memperoleh manusia yang berkualitas. Agar kualitas yang diharapkan dapat tercapai,
diperlukan penentuan tujuan pendidikan yang tepat . Tujuan pendidikan inilah yang
akan menentukan keberhasilan dalam proses pembentukan pribadi manusia yang
berkualitas, dengan tanpa mengesampingkan peranan unsur-unsur lain dalam
pendidikan. Di dalam proses pendidikan terdapat suatu kegiatan belajar mengajar.
Pemerintah telah memberlakukan Kurikulum baru mulai tahun ajaran 2013/2014
untuk semua jenjang pendidikan dasar dan menengah, yang disebut sebagai
Kurikulum 2013. Beberapa alasan yang mendasari perubahan dari kurikulum
sebelumnya yaitu KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) menjadi Kurikulum
2013 adalah:
a. Perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari
tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan
output);
b. Kecenderungan banyak negara saat ini yang di dalam kurikulumnya menambah
jam pelajaran; dan
c. Perbandingan dengan negaranegara lain yang menunjukkan bahwa jam pelajaran
di Indonesia relatif lebih singkat dibanding dengan negara lain.
Dilihat dari strukturnya, kurikulum 2013 terdiri atas: kompetensi inti, kompetensi
dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar. Kompetensi inti
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang
harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang
menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar. Kompetensi inti mencakup: sikap
spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan yang berfungsi sebagai
pengintegrasi muatan pembelajaran, mata pelajaran atau program dalam mencapai
standar kompetensi lulusan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu tujuan penilaian autentik ?
2. Apa manfaat penilaian autentik ?
3. Apa saja jenis-jenis penilaian autentik ?

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang penilaian autentik
yang nantinya akan dilakukan dalam proses mengevaluasi pembelajaran. Mengapa hal

4
ini sangat penting untuk kita pelajari dan pahami? Semua pertanyaan itu akan
terjawabkan dengan makalah ini.

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Tujuan Penelitian Autentik
Implementasi penilaian autentik merupakan sesuatu yang tepat dilakukan oleh
pemerintah kepada guru di sekolah. Tujuan dari penilaian autentik menurut Kunandar
diantaranya sebagai berikut:
a. Melacak kemajuan siswa
Guru dapat melacak kemjuan siswa dengan melakukan penilaian. Untuk melihat
hasil belajar siswa meningkat ataukah menurun. Selain itu guru jga dapat menyusun
profil siswa terkait hasil yang dicapai secara periodic.
b. Mengecek ketercapaian kompetensi siswa
Guru dapat melakukannya dengan menggunakan penilaian bagi siswanya apakah
sudah mencapai kompetensi sesuai yang diharapkan atau belum. Sehingga dengan
mengetahui itu nanti guru mampu mengambil tindakan bagi siswa yang tertinggal
yang belum mampu mencapai kompetensi siswa sesuai taget.
c. Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai siswa
Guru dapat mendeteksi apa yang belum dikuasai siswa sehingga guru dapat
mengambil tindakan tertentu yang sesuai dengan kondisi untuk mencapai kompetensi
yang bisa dicapai siswa, baik memperbaiki teknik, taktik, gaya, metode maupun
strategi pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar yang
menarik dan mudah dipahami siswa.
d. Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi siswa
Hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar bagi guru dalam memberikan
umpan balik kepada siswa untuk perbaikan siswa yaitu sebagai bahan acuan untuk
memperbaiki hasil belajar siswa yang masih rendah.
Menurut Daryanto dan Herry Sudjendro menyatakan bahwa Penilaian autentik
memiliki beberapa tujuan diantaranya:
a. Menilai kemampuan individu melalui tugas tertentu.
b. Menentukan kebutuhan pembelajaran.
c. Membantu dan mendorong siswa.
d. Membantu dan mendorong guru untuk membelajarkan siswa lebih Baik.
e. Menentukan strategi pembelajaran
f. Akuntabilitas lembaga.
g. Meningkatkan kualitas pendidikan.
Terkait pendapat dari beberapa ahli diatas, maka tujuan dari penilaian autentik
dapat dinyatakan bahwa tujuan penilaian autentik pada dasarnya adalah untuk
mengetahui daya serap siswa dalam pembelajaran dan keberhasilan guru dalam

5
pembelajaran. Tujuan tersebut dapat dijadikan dasar pengetahuan bagi peneliti dalam
melakukan penelitian tentang pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran
tematik.
2.2 Manfaat Penilaian Autentik
Penilaian autentik menekankan pencapain belajar pada kinerja (doing something),
kesiapan belajar untuk berunjuk kinerja seusai kegiatan pembelajaran yang tentu lebih
signifikan. Selain itu ada pendapat dari beberapa ahli terkait manfaat penilaian
autentik seperti yang dikemukakan oleh Mueller yaitu:
a. Memungkinkan adanya penilaian kinerja yang dilakukan secara langsung
untuk mengetahui hasil pencapaian kinerja peserta didik sesuai pelajaran yang
telah diajarkan.
b. Member kesempatan peserta didik untuk mengkontruksikan hasil Belajarnya.
c. Memungkinkan terintegrasikannya dari tahap pengajaran, belajar dan juga
penilaian.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk menampilkan hasil belajarnya,
unjuk kerjanya yang mereka anggap baik.
Sedangkan menurut Diane Hart, menyatakan beberapa kelebihan dari penilaian
autentik, diantaranya sebagai berikut:
a. Siswa berperan aktif dalam proses penilaian. Pada fase ini mampu menolong
siswa untu mengurangi rasa cemas yang dapat mengganggu fikirannya dan
juga harga dirinya.
b. Tugas yang digunakan dalam penilaian autentik lebih menarik sesuai dengan
kehidupan sehari-hari.
c. Sifat lebih positif terhadap sekolah dan belajar dapat berkembang dengan baik.
d. Penilaian autentik lebih menekankan siswa untuk belajar mengajar.
e. Penilaian autentik menemukan cara baru bahwa dirinya sedang dievaluasi dan
menyadari tahap perbaikan.
f. Peran guru lebih khusus untuk memahami pengetahuan dan juga Keterampilan
yang harus dipersiapkan dulu diawal.
g. Dengan penilaian autentik pesrta didik dapat memulaia sesuatau dari skala
awal sampai akhir.
Menurut Kunandar manfaat penilaian autentik dijelaskan sebagai berikut:
a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses
pembelajaran berlangsung. Maksudnya, dengan adanya penilaian autentik
maka kemampuan dan kemajuan belajar siswa selama dan sesudah proses
pembelajaran dapat diukur sejak sedini mungkin.
b. Memberikan umpan balik bagi siswa agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. Maksudnya, dengan
penilaian tersebut guru menjadi tahu seberapa pengetahuan yang telah
dipahami siswa.
c. Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, sumber
belajar yang digunakan. Maksudnya, dengan melakukan penilian guru dapat
mengevaluasi seberapa kemampuan yang di dapatkan siswa.

6
d. Memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru. Maksudnya, dengan
penilaian guru dapat mengidentifikasi dan menganalisis apakah materi yang
tersampaikan sudah sesuai apa belum.
e. Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas
pembelajaran yang telah dilakukan di sekolah. Maksudnya, dengan melakukan
penilaian maka orangtua bisa menilai sekolah tersebut bemutu atau tidak.
Pendapat yang hampir sama juga disampaikan oleh Kokom Komalasari bahwa ada
bebrapa dari manfaat penilaian dimana ini lebi mengarah pada guru, diantaranya:
a. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik selama dan setelah
proses pembelajaran berlangsung di sekolah.
b. Memberikan umpan balik bagi siswa agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi yang telah dilakukan
selama proses belajar.
c. Memantau kemajuan, perkembangan siswa dan mendiagnosis kesulitan belajar
yang dialami siswa sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remidial.
d. Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, teknik,
kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan dalam proses pembelajaran.
e. Memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru. Guru dapat
menggunakan berbagai macam teknik dalam melakukan penilaian terhadap
siswa yang dianggap lebih mudah namun mengenai sasaran.
f. Memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang
efektivitas pendidikan yang terjadi pada sekolah tersebut.
g. Memberi umpan balik bagi pengambil kebijakan (Diknas Daerah) dalam
mempertimbangkan konsep penilaian kelas yang digunakan pada sekolah
Tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat dinyatakan bahwa
manfaat penilaian autentik itu pada dasarnya adalah untuk mengetahui dan memantau
kemajuan serta perkembangan belajar siswa dan sebagai umpan balik bagi siswa dan
juga guru sehingga efektivitas pembelajaran dapat tercapai dengan maksimal. Manfaat
penilaian autentik akan dijadikan acuan oleh peneliti dalam melakukan penelitian
tentang bagaiamana pelaksanaan penilaian autentik dalam pembelajaran tematik
terpadu di lingkup sekolah dasar.
2.3 Jenis-jenis Penilaian Otentik
1. Penilaian kinerja
Penilaian Kinerja atau penilaian hasil karya adalah jenis penilaian otentik yang
menitikberatkan pada kemampuan peserta didik dalam membuat suatu produk.
Definisi lain menyebutkan bahwa penilaian kinerja merupakan proses penilaian yang
dilakukan dengan mengamati peserta didik dalam melaksanakan suatu hal. Penilaian
ini dinamakan pula penilaian produk, namun penilaian yang dilakukan bukan hanya
pada hasil akhir, namun juga menilai proses menghasilkan produk tersebut. Produk
yang dihasilkan dari penilaian ini adalah karya teknologi atau seni. Penilaian kinerja
dimaksudkan untuk menguji kemampuan peserta didik dalam mendemostrasikan
pengetahuan dan keterampilan menguji apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan,
sebagaimana ditemukan dalam situasi nyata dan dalam konteks tertentu. Unjuk kerja

7
misalnya dalam pelajaran bahasa berkaitan dengan kinerja aktif-produktif lewat
berbicaa dan menulis adalah wadah atau bentuk kemampuan berbahasa sedang topik,
isi, gagasan, atau informasi yang dijadikan bahan pembicaraan dan penulisan dapat
berupa apa saja persoalan aktual dan kontekstual yang dijumpai dalam kehidupan. Isi
pembicaraan dapat juga terkait dengan berbagai mata pelajaran yang lain. Dalam
konteks penilaian pembelajaran bahasa di sekolah ketepatan kinerja tersebut harus
ditekankan pada ketepatannya mempergunakan bahasa dan sekaligus muatan
informasinya.
Ada beberapa cara berbeda untuk merekam hasil penilaian berbasis kinerja:
a. Daftar cek (checklist). Digunakan untuk mengetahui muncul atau tidaknya unsur-
unsur tertentu dari indikator atau sub indikator yang harus muncul dalam sebuah
peristiwa atau tindakan.
b. Skala penilaian (rating scale). Biasanya digunakan dengan menggunakan skala
numerik berikut predikatnya. Misalnya: 5 = baik sekali, 4 =baik, 3 = cukup, 2 =
kurang, 1 = kurang sekali.
c. Memori atau ingatan (memory approach). Digunakan oleh guru dengan cara
mengamati peserta didik ketika melakukan sesuatu, tanpa membuat catatan.

2. Penilaian Fortofolio
Penilaian portofolio merupakan suatu penilaian yang terdapat sebuah kumpulan
hasil karya siswa yang disusun secara sistematik yang menunjukkan dan
membuktikan upaya belajar, hasil belajar, proses belajar dan kemajuan yang
dilakukan siswa dalam jangka waktu tertentu. Penilaian portofolio juga sebagai
kumpulan dokumen berupa tugas yang terorganisir dan sistematis dari para siswa
dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran yang berfungsi sebagai dokumentasi
kemampuan yang telah dicapai oleh siswa pada tiap tingkatan kegiatan yang
dirancang.
Pemanfaatan penilaian portofolio ialah agar proses penilaian tidak lagi dilakukan
secara terpisah dari proses pembelajaran itu sendiri. Penilaian portofolio tidak hanya
mengukur hasil belajar siswa, tetapi juga secara lengkap memberi informasi yang
lebih jelas tentang proses suatu pembelajaran. Bentuk ini merupakan sistem
pengumpulan hasil kerja siswa yang dianalisis untuk menunjukkan kemajuan belajar
siswa dalam jangka waktu tertentu. Contoh penilaian portofolio, misalnya:
1) Menulis,
2) Membaca buku harian,
3) Menggambar,
4) Audio atau video,
5) Komentar guru dan siswa tentang kemajuan yang telah dicapai siswa.
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya peserta didik secara individu
pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Portofolio sebagai alat penilaian telah
dianjurkan untuk digunakan karena alasan berikut ini.
a. Memungkinkan peserta didik melakukan refleksi terhadap kemajuan
belajarnya

8
b. Memungkinkan peserta didik memilih sendiri hasil karya yang menjadi isi
portofolionya dan memberi alasan mengapa hasil karya itu penting
c. Peserta didik harus mampu menunjukkan kemampuan berfikir dan
keterampilannya
d. Memberi gambaran atas apa yang diketahui dan apa yang dapat dilakukan
peserta didik
e. Memungkinkan guru mengetahui hasil belajar yang penting menurut peserta
didik
f. Menjadi bukti otentik hasil belajar peserta didik, orang tua dan masyarakat

3. Penilaian Project
Project assessment merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus
diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Selama mengerjakan
sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk
mengaplikasikan sikap, keterampilan,dan pengetahuannya.
Ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru, yaitu:
a. Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan
data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang
diperoleh, dan menulis laporan.
b. Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
c. Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau
dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, dan produk proyek.
Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru meliputi penyusunan
rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapkan
laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian,
atau narasi. Laporan penilaian dapat dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.

4. Penilaian Tertulis
Meski konsepsi asesmen autentik muncul dari ketidakpuasan terhadap tes tertulis
yang lazim dilaksanakan pada era sebelumnya, penilaian tertulis atas hasil
pembelajaran tetap lazim dilakukan (Kemendikbud, 2013). Tes tertulis terdiri dari
memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban dan mensuplai
jawaban.
1) Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak,
menjodohkan, dan sebab-akibat.

9
2) Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi, jawaban singkat atau
pendek, dan uraian.
 Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis,
mensintesis, tertulis mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah
dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif,
mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta
didik.
 Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan
jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap
terbuka memperoleh nilai yang sama. Misalnya, peserta didik tertentu melihat
fenomena kemiskinan dari sisi pandang kebiasaan malas bekerja, rendahnya
keterampilan, atau kelangkaan sumberdaya alam.
Masing-masing sisi pandang ini akan melahirkan jawaban berbeda, namun tetap
terbuka memiliki kebenarann yang sama, asalkan analisisnya benar.
1) Tes tertulis berbentuk esai biasanya menuntut dua jenis pola jawaban, yaitu
jawaban terbuka (extended-response) atau jawaban terbatas (restricted-response).
Hal ini sangat tergantung pada bobot soal yang diberikan oleh guru.
2) Tes semacam ini memberi kesempatan pada guru untuk dapat mengukur hasil
belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih.
Berdasarkan beberapa pendapat jenis penilaian autentik di atas, maka dapat
dinyatakan bahwa ada 3 jenis penilaian autentik yaitu:
 Portofolio (Portfolios)
 Penilaian Diri-Sendiri (Student Self-Assessment)
 Penilaian Tertulis

BAB III

10
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Tujuan Penelitian Autentik merupakan sesuatu yang tepat dilakukan oleh
pemerintah kepada guru di sekolah. Guru dapat melacak kemajuan siswa dengan
melakukan penilaian, menyusun profil siswa terkait hasil yang dicapai secara
periodic, mengecek ketercapaian kompetensi siswa dan mendeteksi apa yang belum
dikuasai siswa. Strategi pembelajaran untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar yang menarik dan mudah dipahami.
Manfaat Penilaian autentik menekankan pencapain belajar pada kinerja (doing
something), kesiapan belajar untuk berunjuk kinerja seusai kegiatan pembelajaran
yang tentu lebih signifikan, memungkinkan peserta didik untuk mengkontruksikan
hasil Belajarnya, terintegrasikannya dari tahap pengajaran, belajar dan juga penilaian,
dan sifat lebih positif terhadap sekolah dan belajar dapat berkembang dengan baik.
Jenis jenis penilaian autentik yaitu:
1. Enilaian Kinerja
2. Portofolio (Portfolios)
3. Penilaian Projct
4. Penilaian Tertulis
3.2 Saran
Penulis tentunya masih menyadari jika makalah diatas masih terdapat banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut
dengan berpedoman pada banyak sumber serta kritik yang membangun dari pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Chairunisa, E. D. Penilaian Portofolio dalam Meningkatkan Kemampuan


SelfAssessment Mahasiswa. Kalpataru J. Sej. Dan Pembelajaran Sej. 4, 83
(2018).
Daryanto dan Herry Sudjendro,Wacana Bagi Guru SD: Siap Menyongsong
Kurikulum 2013. (Yogyakarta: Gava Media,2014)
Hart, Diane. 1994. Authentic Assessment A Handbook for Educators. California,
New York: Addison Wesley Publishing Company
Kokom Komalasari,Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi, (Bandung:
PT Refika Aditama,2013)
Kunandar,Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013): Suatu Pendekatan Praktis disertai dengan Contoh. Ed. Rev),
( Jakarta: Rajawali Pers,2014)
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum 2013)
Lismawati. Evaluasi Pembelajaran teori dan Praktek untuk tendik dan catendik.
Yogyakarta: KBM Indonesia. 2021
Mueler John, 2003, What is Authentic Assessment
http://jonathan.mueller.faculty.noctrl.edu/toolbox/whatisit.

12

Anda mungkin juga menyukai