Anda di halaman 1dari 18

JENIS-JENIS PENILAIAN DALAM ASESMEN

(Disusun untuk memenuhi tugas Asesmen dan Perencanaan kebutuhan Organisasi )

Dosen pengampu: Giri Haryono, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 2 (PAI 5D):

Putri Hapsari (2011105)

Riyansyah (2011099)

Noverika Nur Afifah (2011115)

Resta Setia Pratama (2011110)

Agus Kurniawan (2011120)

Arpan (2011125)

PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK

BANGKA BELITUNG

2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan dalam
menyelesaikan makalah ini tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman yang
berang benderang.

Makalah yang berjudul Jenis-jenis Penilaian dalam Asesmen ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah Asesmen dan Perencanaan Kebutuhan Organisasi yang diampuh
oleh Bapak Giri Haryono, M.Pd.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Giri Haryono, M.Pd. selaku dosen
pengampu mata kuliah Asesmen dan Perencanaan Kebutuhan Organisasi yang telah
memberikan tugas ini, sehingga bisa menambah ilmu penulis. Tak lupa pula penulis ucapkan
terima kasih kepada pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Penulis juga menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis
terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini lebih baik lagi.

Keramat, 29 September 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii

DAFTAR ISI........................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 1
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Asesmen Diagnostik................................................................................................ 3
B. Asesmen Autentik ................................................................................................... 6
C. Asesmen formatif .................................................................................................... 9
D. Asesmen sumatif ..................................................................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan tidak
dapat lepas dari kegiatan pembelajaran itu sendiri. Sejatinya asesmen ditujukan untuk
meningkatkan kualitas belajar dan pengajaran.Namun, asesmen seringkali dipandang sebagai
produk akhir dari suatu proses pembelajaran yang tujuan utamanya untuk memberikan
penilaian bagi masing-masing peserta didik. Makna yang sebenarnya dari asesmen tidak
hanya menyangkut penyediaan informasi tentang hasil belajar dalam bentuk nilai, akan tetapi
hal yang terpenting adalah adanya proses yang telah terjadi selama pembelajaran itu
berlangsung.

Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk memperoleh
sejumlah informasi mengenai perkembangan peserta didik selama kegiatan pembelajaran
sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh pendidik untuk mengetahui dan
memperbaiki proses maupun hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan asesmen di sekolah
maupun di perguruan tinggi merupakan bagian dari proses pembelajaran yakni refleksi
pemahaman terhadap perkembangan atau kemajuan peserta didik secara individual. Asesmen
dapat dilakukan tanpa evaluasi, tetapi evaluasi tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya
asesmen.

Pantiwati (2015) menyatakan bahwa asesmen sangat berperan dalam menentukan


arah pembelajaran dan kualitas pendidikan. Menurut Atkin, dkk (2001), salah satu prioritas
dalam pembaruan pendidikan adalah penggunaan asesmen untuk memperbaiki proses
pembelajaran, karena penggunaan asesmen yang tepat dapat mendorong peserta didik untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Sejalan dengan pendapat ini, Istiyono, dkk (2014)
menyatakan bahwa prestasi belajar yang rendah dapat disebabkan karena proses
pembelajaran atau model asesmen yang tidak tepat dan hal ini memang masih banyak
ditemukan di lapangan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Saja Definisi, tujuan, manfaat dan contoh implementasi dari Asesmen
Diagnostik?

1
2. Apa Saja Definisi, tujuan, manfaat, ciri- ciri, langkah- langkah menyusun Asesmen
Autentik?
3. Apa Saja Definisi dan langkah-langkah dari Asesmen Formatif?
4. Apa Saja Definisi, tujuan, manfaaf dari Asesmen Sumatif?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai Asesmen Diagnostik.
2. Untuk mengetahui mengenai Asesmen Autentik.
3. Untuk mengetahui mengenai Asesmen Formatif.
4. Untuk mengetahui mengenai Asesmen Sumatif.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Asesmen Diagnostik
1. Pengertian Asesmen Diagnostik

Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk


mengidentifikasi kompetensi, kekuataan, kelemahan peserta didik, sehingga pembelajran
dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik. Peserta didik yang
perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan hasil asesmen
diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara afirmatif.1

Asesmen diagnostik sangat penting karena dapat mengetahui lebih awal tentang
kondisi peserta didik, misal tipe belajar peserta didik sehingga kita sebagai guru dapat
membuat perencanaan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa. Hal ini akan
membantu Guru membuat pembelajaran yang dapat membahagiakan peserta didik dan
pastinya akan tercapai tujuan pembelajaran.2 Asesmen diagnostik terbagi menjadi
asesmen diagnostik non-kognitif dan asesmen diagnosis kognitif.

2. Tujuan Dan Manfaat Asesmen Diagnostik

Tujuan dilakukan asesmen diagnostik adalah untuk memetakan kemampuan


semua peserta didik di kelas secara cepat, mengetahui peserta didik dengan kategori:
sudah paham, agak paham, dan yang belum paham. Dengan demikian guru dapat
menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan siswa. Disamping itu, asesmen
diagnostik bertujuan untuk mendiagnosis kemampuan dasar dan mengetahui kondisi awal
peserta didik atau siswa.3

Asesmen Diagnostik terbagi menjadi asesmen diagnostic non- kognitif dan


asesmen kognitif. Tujuan dari masing- masing asesmen diagnostik adalah sebagai berikut:

1
http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/asesmen-diagnostik (Diakses pada tanggal 29 september 2022
jam 17.00 WIB)
2
https://www.kompasiana.com/wetyyuningsih4425/62cd96dd6e7f0125845bfea2/pentingnya-asesment-
diagnostik-di-awal-pembelajaran ( Diakses pada tanggal 29 september 2022 jam 17.15 WIB)
3
https://www.indonesiana.id/read/156326/guru-perlu-melaksanakan-asesmen-diagnostik ( Diakses pada
tanggal 28 september 2022 jam 17. 18 WIB)

3
a) Non- kognitif
• Mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa.
• Mengetahui aktivitas selama belajar di rumah.
• Mengetahui kondisi keluarga siswa.
• Mengetahui latar belakang pergaulan siswa.
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta minat siswa.
b) Kognitif
• Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa.
• Menyesuaikan pembelajaran di kelas dengan kompetensi rata-rata siswa.
• Memberikan kelas remedial atau pelajaran tambahan kepada siswa yang
kompetensinya di bawah rata-rata.

Tahapan melaksanakan asesmen diagnostik non-kognitif adalah:

1. Persiapan.
2. Pelaksanaan.
3. Tindak Lanjut.

Untuk asesment diagnostik kognitif mempunyai manfaat kita sebagai Guru dapat
mengetahui kemampuan awal yaitu kompetensi dan pengetahuan awal peserta didik
terhadap materi yang akan di bahas di pembelajaran selanjutnya.

Dengan demikian kita sebagai Guru dapat mengetahui golongan peserta didik
yang dibawah rata-rata kompetensi awal yang pastinya membutuhkan penanganan lebih
(matrikulasi) untuk dapat mengikuti pembelajaran pada materi tersebut. Dan ada juga
golongan peserta didik yang berada diatas rata-rata kompetensi awal dan pastinya
membutuhkan pengayaan atau pemberian soal HOTS.4

3. Tahapan Asesmen Diagnostik Kognitif

Asesmen diagnostik kognitif bertujuan mendiagnosis kemampuan dasar siswa


dalam topik sebuah mata pelajaran. Asesmen diagnostik kognitif dapat dilaksanakan
secara rutin yang disebut asesmen diagnostik kognitif berkala, pada awal pembelajaran,

4
https://www.kompasiana.com/wetyyuningsih4425/62cd96dd6e7f0125845bfea2/pentingnya-asesment-
diagnostik-di-awal-pembelajaran?page=2 (Diakses pada tanggal 28 september 2020 jam 17.15 WIB)

4
akhir setelah guru selesai menjelaskan dan membahas topik, dan waktu lain. Asesmen
Diagnostik bisa berupa Asesmen Formatif maupun Asesmen Sumatif. Tahapan
melaksanakan asesmen diagnostik kognitif adalah:

• Persiapan.
• Pelaksanaan.
• Tindak Lanjut.

4. Contoh Implementasi Asesmen Diagnostik

Guru mendiagnosis pelajaran matematika di kelas 5 untuk siswa sebanyak 5


orang, dengan mengacu kepada kompetensi dasar sederhana dari Kemendikbud.
Kemudian guru menyusun 10 soal asesmen awal untuk mata pelajaran matematika
tersebut. Topik yang diberikan adalah penjumlahan dan pengurangan, panjang, luas dan
keliling.

Selanjutnya guru akan memilih soal dengan topik-topik tersebut yang terdiri dari 2
soal kelas 5 semester 1, 6 soal kelas 4 semester 1 dan 2, kemudian 2 soal kelas 3 semester
2. Setelah seluruh siswa kelas 5 mengisi soal matematika, guru kemudian melakukan
diagnosis hasil asesmen dan memasukkan hasil jawaban siswa ke dalam table.

Siswa yang berhasil menjawab dengan benar akan diberi angka satu dan yang
menjawab salah akan diberi angka nol (0). Setelah masing-masing siswa dinilai, guru
kemudian menghitung rata-rata kelas. Nah jika hasilnya adalah rata-rata kelas 5 adalah 6,
maka hasil rata-rata ini menunjukkan bahwa kompetensi dasar siswanya dalam mata
pelajaran matematika berada di kelas 4. Yaitu satu level di bawah kompetensi dasar kelas
5.

Dari hasil rata-rata siswa kelas tersebut guru kemudian membagi siswanya
menjadi tiga kelompok dan menyesuaikan pengajaran di kelas dengan kompetensi rata-
rata murid. Siswa dengan rata-rata kelas akan diajar oleh guru kelas 5 itu sendiri, siswa
yang berada satu semester dibawah rata-rata akan mendapatkan pelajaran tambahan dari
guru kelas 5 tersebut, lalu kemudian siswa yang berada 2 semester di bawah rata-rata
akan dititipkan ke guru kelas 4. Atau membuat kelompok belajar yang didampingi orang
tua atau pendamping lainnya yang relevan.

5
Guru diharuskan melakukan diagnosis sederhana ini secara berkala setiap bulan.
Karena hasil asesmen berguna untuk melakukan adaptasi materi pembelajaran sesuai
tingkat kemampuan siswa kelas yang diajarnya. Asesmen diagnosis berkala ini harus
dilakukan di setiap kelas untuk semua jenjang Pendidikan.5

B. Asesmen Autentik
1. Definisi Asesmen Autentik

Asesment autentik adalah suatu metode evaluasi yang mengharuskan siswa


mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan tugas-tugas
dalam kehidupan nyata sehari-hari.6 Satu assesmen autentik umumnya terdiri atas tugas
yang harus diselesaikan siswa dan rubrik atau pedoman asesmen tugas tersebut. Dengan
kata lain, asesmen autentik menilai secara langsung keberhasilan siswa pada pengetahuan
dan juga keterampilan tertentu.

Menurut John Mueller (2008), “Assessment authentic : A from of assessment in


which students are asked to perform real-world tasks that demontrate meaningfull
application of essential knowledge and skills”7, artinya “Asesmen Autentik: Sebuah dari
penilaian di mana siswa diminta untuk melakukan tugas-tugas dunia nyata yang
menunjukkan penerapan yang berarti dari pengetahuan dan keterampilan penting.

Oleh karena itu asesmen autentik juga merupakan asesmen alternatif, apabila
peserta didik melakukan, menerapkan dan juga melaksanakan suatu tugas dalam
kehidupan nyata. Tetapi, tidak semua teknik asesment alternatif dapat digunakan dalam
asesmen autentik.

Asesmen autentik terdiri atas banyak jenis teknik dengan ciri-ciri sebagai berikut :

a) Pengukur langsung keterampilan yang sesuai dengan hasil jangka panjang


nantinya dalam dunia kerja.
b) Tugas-tugas yang memerlukan keterlibatan performa yang kompleks.
c) Satu analisis proses yang digunakan untuk menghasilkan jawaban (response).

5
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/pentingnya-asesmen-diagnostik-agar-guru-tahu-
kelebihan-dan-kelemahan-murid (Diakses pada tanggal 29 september 2022 pada pukul 17.20 WIB)
6
Patta Bundu, Asesmen Autentik dalam Pembelajaran, (Yogyakarta:CV Budi Utama,2017), hlm.7.
7
Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan, (Jakarta:Kencana,2015),hlm.292.

6
Asesmen autentik sering juga didefinisikan sebagai lawan dari tes standar
norma,tes pilihan ganda, tes benar atau salah, dan isian. Dan sering juga diidentikkan
dengan assessment kinerja, assessment portofolio dan assessment proyek.

2. Tujuan dan manfaat Asesmen Autentik


a) Tujuan Asesmen Autentik

Tujuan asesmen autentik pada dasarnya yaitu untuk mengetahui daya serap
siswa dalam pembelajaran dan keberhasilan guru dalam proses pembelajaran.
Menurut Kunandar, tujuan dari asesment autentik diantaranya sebagai berikut : 8

• Melacak kemajuan siswa


• Mengecek ketercapaian kompetensi siswa
• Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai siswa
• Menjadi umpan balik untuk perbaikan bagi siswa

b) Manfaat Asesmen Autentik

Menurut kunandar manfaat asesment autentik sebagai berikut :9

• Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses


pembelajaran berlangsung. Artinya, dengan adanya penilaian autentik maka
kemampuan dan kemajuan belajar siswa selama dan sesudah proses pembelajaran
akan diukur sejak sedini mungkin.
• Memberikan umpan balik bagi siswa agar mengetahui bagaimana kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi. Artinya, dengan penilaian
tersebut guru menjadi tahu seberapa pengetahuan yang telah dipahami siswa.
• Sebagai umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, sumber
belajar yang digunakan. Artinya, dengan melakukan penilaian guru dapat
mengevaluasi beberapa kemampuan yang didapatkan siswa.
• Memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru. Artinya, dengan penilaian
guru dapat mengidentifikasi dan menganalisis apakah materi yang tersampaikan
sudah sesuai atau belum.
8
Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013)
Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta : Rajawali Pers, 2013),hlm.35.
9
Ibid hlm.70

7
• Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas
pembelajaran yang telah dilakukan di sekolah. Artinya, dengan melakukan
penilaian maka orang tua bisa melihat apakah sekolah tersebut bermutu atau tidak.

3. Ciri-ciri Assemen Autentik


a. Harus mengukur semua aspek pembelajaran, yakni kinerja dan hasil atau produk.
Artinya, dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik harus mengukur aspek
kinerja (performance) dan produk atau hasil yang dikerjakan oleh peserta didik.
Dalam melakukan penilaian kinerja dan produk pastikan bahwa kinerja dan
produk tersebut merupakan cerminan kompetensi dari peserta didik tersebut
secara nyata dan objektif.
b. Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Artinya
dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik, guru dituntut untuk melakukan
penilaian terhadap kemampuan atau kompetensi proses (kemampuan atau
kompetensi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran) dan kemampuan atau
kompetensi peserta didik setelah melakukan kegiatan pembelajaran.
c. Menggunakan berbagai cara dan sumber. Artinya dalam melakukan penilaian
terhadap peserta didik harus menggunakan berbagai teknik penilaian (disesuaikan
dengan tuntutan kompetensi) dan menggunakan berbagai sumber atau data yang
bisa digunakan sebagai informasi yang menggambarkan penguasaan kompetensi
peserta didik.10
d. Tes hanya salah satu alat pengumpul data penilaian. Artinya, dalam melakukan
penilaian peserta didik terhadap pencapaian kompetensi tertentu harus secara
komprehensif dan tidak hanya mengandalkan hasil tes semata. Informasi-
informasi lain yang mendukung pencapaian kompetensi peserta didik dapat
dijadikan bahan dalam melakukan penilaian.
e. Tugas-tugas yang diberikan kepada peserta didik harus mencerminkan bagian-
bagian kehidupan peserta didik yang nyata setiap hari, mereka harus dapat
menceritakan pengalaman atau kegiatan yang mereka lakukan setiap hari.
f. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian peserta didik,
bukan keluasanya (kuantitas). Artinya, dalam melakukan penilaian peserta didik

10
Kunandar, Penelitian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum
2013), (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), hlm.38-39.

8
terhadap pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman terhadap penguasaan
kompetensi tertentu secara objektif.

4. Langkah-langkah Menyusun Asesmen Autentik

Telah disimpulkan bahwa ada empat langkah utama dalam menyusun asesmen
autentik yaitu mengembangkan standar autentik yang akan dicapai, mengembangkan
tugas sesuai standar, mengidentifikasi kriteria dari setiap tugas, dan menyusun rubrik
untuk gabungan kriteria dan tugas.11

a. Mengembangkan standar autentik


• Identifikasi standar autentik
• Menyusun standar autentik
b. Mengembangkan tugas sesuai standar
• Karakteristik tugas autentik.
• Definisi Menyeleksi tugas autentik
c. Menentukan kriteria setiap tugas
• Karakteristik kriteria yang baik
• Menyusun Kriteria Autentik
• Menyusun Rubrik Sesuai Kriteria

C. Asesmen Formatif
1. Definisi Asesmen Formatif
Asesmen formatif merupakan kegiatan yang memberikan umpan balik terhadap
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Menurut Cowie&Bell, asesmen formatif adalah
sebagai proses yang digunakan oleh guru dan siswa dalam mengenalikan dan merespon
belajar siswa dalam rangka meningkatkan belajarannya dalam proses pembelajaran.
Asesmen formatif membantu guru dalam menggambarkan kemajuan belajar siswa dan
menginformasikan keputusan tentang langkah selanjutnya dalam pembelajaran. Jadi
informasi asesmen formatif dapat digunakan oleh guru dan siswa untuk memodifikasi
cara belajar mengajarnya dengan harapan mendapatkan hasil yang lebih efektif. 12

11
Patta Bundu,hlm.31.
12
Sentot Kusairi, “Analisis Asesmen Formatif Fisika SMA Berbatuan Komputer”, Jurnal Penelitian
dan Evaluasi Pendidikan.Edisi Dies Natalis ke-48 UNY. Hlm.72.

9
Penilaian atau asesmen formatif bertujuan untuk memantau dan memperbaiki
proses pembelajaran, serta mengevaluasi pencapaian tujuan pembelajaran. Sesuai dengan
tujuannya, asesmen formatif dapat dilakukan di awal dan di sepanjang proses
pembelajaran.
Tujuan asesmen formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajaran, tidak
hanya untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik. Selain itu, asesmen formatif
bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan pembelajaran
yang telah dilakukan.
2. Langkah-langkah pelaksanaan asesmen formatif

Pendidik dapat menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki, mengubah


atau memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi
peserta didik. Bagi guru, asesmen formatif berguna untuk merefleksikan strategi
pembelajaran yang digunakannya, serta untuk meningkatkan efektivitasnya dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran. Asesmen ini juga memberikan informasi
tentang kebutuhan belajar muridnya Selain itu, penilaian formatif bertujuan untuk
memperoleh informasi mengenai kekuatan dan kelemahan pembelajaran yang telah
dilakukan dan menggunakan informasi tersebut untuk memperbaiki, mengubah atau
memodifikasi pembelajaran agar lebih efektif dan dapat meningkatkan kompetensi siswa.
Langkah-Langkah Pelaksanaan Asesmen Formatif

Dalam melakukan penilaian formatif guru perlu memperhatikan langah-langkah


yang perlu dilalui. Karena pelaksanaannya yang terintegrasi dengan kegiatan
pembelajaran. Menurut Bell dan Cowie, penilaian formatif dilakukan melalui tiga tahap,
sebagai berikut:13

1. Pengumpulan Informasi (elisitasi)

Tahap pertama asesmen formatif ialah pengumpulan informasi (elisitasi). Di


tahap elisitasi, guru mengumpulkan bukti-bukti mengenai penguasaan kompetensi
yang dapat dilakukan dengan berbagai macam teknik. Teknik yang digunakan harus
disesuaikan dengan ranah yang diharapkan, entah itu ranah sikap, pengetahuan,

13
Arifin, Z. Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2009),hlm 27

10
maupun keterampilan. Teknik yang diterapkan hendaknya bervariasi dari waktu ke
waktu. Apabila teknik digunakan beberapa kali dalam satu tatap muka, siswa bisa
menjadi bosan. Perlu diingat bahwa asesmen formatif umumnya tidak dilakukan
secara formal dengan alat ukur atau instrumen yang standar. Pelaksanaannya juga
biasanya tidak dengan aturan yang ketat seperti pada penilaian sumatif.

2. Pengolahan dan Interpretasi Informasi

Langkah selanjutnya dalam asesmen formatif ialah mengolah dan


mengintepretasikan informasi yang diperoleh. Guru harus cepat menangkap dan
menyimpulkan penguasaan kompetensi siswa dengan melihat hasil dari penilaian.
Pada tahap ini pendidik membuat sejumlah kesimpulan atas beberapa pertanyaan
berikut.

• Apakah peserta didik telah menguasai materi/kompetensi secara umum?


• Apakah semua peserta didik telah menguasai materi dengan baik?
• Materi mana yang sudah dikuasai dan yang belum dikuasai dengan baik?
• Siapa saja yang telah menguasai materi dan yang belum menguasai materi dengan
baik?
• Apa yang telah menyebabkan sejumlah anak belum menguasai materi dengan
baik?

Untuk mengambil kesimpulan seberapa baik peserta didik telah mencapai


kemajuan (menguasai kompetensi), pendidik umumnya membandingkan penguasaan
yang telah dicapai peserta didik dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya
(criterion-referenced formative assessment). Meskipun demikian, ada sejumlah
pendidik yang membandingkannya dengan penguasaan awal peserta didik yang
bersangkutan (student-referenced formative assessment). Untuk dapat memberikan
umpan balik dan tindakan yang tepat, pendidik dapat menggunakan dua pendekatan
tersebut.

3. Pengambilan Tindakan berdasarkan Hasil Interpretasi Penilaian

Setelah guru mengumpulkan informasi dan melakukan interpretasi, tahap


berikutnya ialah mengambil tindakan. Di tahap ini, guru akan memberikan umpan
balik (feedback) yang meliputi pemberitahuan mengenai tingkat penguasaan
kompetensi dari siswa, yaitu materi mana saja yang telah dipahami, yang kurang

11
dipahami, atau belum dipahami. Berikutnya, berkaitan dengan cara mengatasi serta
menindaklanjuti kegiatan pembelajaran.

Bagian terpenting dari tahap ini adalah melakukan kegiatan pembelajaran


kepada siswa yang difasilitasi oleh guru. Khususnya, siswa yang belum memenuhi
kriteria dari capaian pembelajaran yang ditetapkan dan/atau kemajuannya belum
optimal. Guru melakukan intervensi secara langsung atau dapat direncanakan terlebih
dahulu dalam waktu yang cepat. Tindakan ini dapat dilakukan guru pada kelompok
atau individu di kelas

D. Asesmen Sumatif
Definisi Asesmen Sumatif
Istilah “sumatif”berasal dari kata “sun” yang berarti “total obtained by adding
together items,number or amouts”.artinya penilaian sumatif berarti penilaian yang
dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah
selesai.14 Dengan demikian, ujian akhir semester dan ujian nasional termasuk penilaian
sumatif, evaluasi sumatif adalah suatu penilaian yang pelaksanaannya itu dilakukan pada
akhir semester dari akhir tahun. Jadi, tujuannya adalah untuk untuk melihat hasil yang
dicapai oleh para siswa , yaitu seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler yang berhasil
dikuasai oleh para peserta didik. Penilain ini pun dititik beratkan pada penilain yang
berorientasi kepada produk bukan kepada sebuah proses.seadangkan menurut bahasa
penilain sumatif adalah penilai yang dilakuakn untuk memperoleh data atau informasi
sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang
telah dipelajarinya dalam jangka waktu tertentu.
Dan bagaimanapun hasil yang peroleh dari tes sumatif, tampaknya menjadi
keputusan akhir, mengingat tidak adanya kesepakatan bagi guru untuk memperbaiki
kekurangan para siswa pada semsester tersebut.perubahan baru bisa dilakukan pada tahun
berikutmya atau sekedar bahan untuk penyempurnaan semester berikutnya.

Fungsi, Tujuan dan Manfaat Asesmen Sumatif

14
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),cet.1,hlm 36.

12
Asesmen Sumatif memiliki banyak fungsi , fungsi utama asesmen sumatif,
sebagai berikut :
• Untuk menetukan nilai akahir peserta didik dalam priode tertentu.misalnya , nilai
ujian akhir semester, akhir tahun atau akhir suatu sekolah, nilai tersebut biasanya
dituliska dalam buku laporan pendidikan atau surat tanda tamat belajar
(STTB).dengan demikian, guru akan mengetahui kedudkan seorang peserta didik
dibandingkan dengan pserta didik lai dalam hal prestasi belajarnya.
• Untuk memberikan keterangan tentang kecakapan atau keterampilan peserta didik
dalam priode tertentu.
• Untuk memperkirakan berhasil tidakny pesrta didik dalam pelajaran berikutnya yang
lebih tinggi.

Tujuan dari evaluasi sumatif ini adalah menentukan nilai (angka) berdasarkan
tingkatan hasil belajar peserta didik yang selanjutnya dipakai sebagai angka rapor.hasil
penilaian sumatif juga dapatdimafaatkan untuk perbaikan proses pembelajran secara
menyeluruh.15

Dalam asesmen Sumatif ini Adan banyak manfaat. Manfaat asesmen sumatif Ada
beberapa manfaat tes sumatif, dan 3 antanya yang terpenting adalah:

• Untuk menetukan nilai.


• Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok dalam
menerima program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif
berfungsi sebagai tes prediksi.
• Untuk mengisi catatan kemajuan belajara siswa yang berguna bagi orang tua siswa,
pihak bimbingan dan penyuluhan disekolah serta pihak-pihak lain apabila siswa
tersebut akan pendah sekolah lain, akan melanjutkan belajar atau akan memasuki
lapangan kerja.16

15
Ibid.hlm.37.
16
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasr Evaluasi Pendidikan (Jakarta: BUMI AKSARA, 1996),cet,12,hlm
39-45

13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asesmen Diagnostik adalah asesmen yang dilakukan secara spesifik untuk
mengidentifikasi kompetensi, kekuataan, kelemahan peserta didik, sehingga
pembelajran dapat dirancang sesuai dengan kompetensi dan kondisi peserta didik.
Peserta didik yang perkembangan atau hasil belajarnya paling tertinggal berdasarkan
hasil asesmen diagnostik, diberikan pendampingan belajar secara afirmatif.
Asesment autentik adalah suatu metode evaluasi yang mengharuskan siswa
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan tugas-
tugas dalam kehidupan nyata sehari-hari. Satu assessment autentik umumnya terdiri
atas tugas yang harus diselesaikan siswa dan rubrik atau pedoman assessment tugas
tersebut. Dengan kata lain, assessment authentic menilai secara langsung keberhasilan
siswa pada pengetahuan dan juga keterampilan tertentu.
Asesmen formatif merupakan kegiatan yang memberikan umpan balik
terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Menurut Cowie&Bell, asesmen
formatif adalah sebagai proses yang digunakan oleh guru dan siswa dalam
mengenalikan dan merespon belajar siswa dalam rangka meningkatkan belajarannya
dalam proses pembelajaran. Asesmen formatif membantu guru dalam
menggambarkan kemajuan belajar siswa dan menginformasikan keputusan tentang
langkah selanjutnya dalam pembelajaran. Jadi informasi asesmen formatif dapat
digunakan oleh guru dan siswa untuk memodifikasi cara belajar mengajarnya dengan
harapan mendapatkan hasil yang lebih efektif.
Istilah “sumatif”berasal dari kata “sun” yang berarti “total obtained by adding
together items,number or amouts”. artinya penilaian sumatif berarti penilaian yang
dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau seluruh materi pelajaran dianggap telah
selesai.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah yang akan datang menjadi lebih baik
lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya


Arikunto, Suharsimi. 1996. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Jakarta: BUMI
AKSARA
Bundu, Patta. 2017. Asesmen Autentik dalam Pembelajaran, Yogyakarta: CV Budi
Utama
Contoh dan implementasi Asesmen Diagnostik
https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/pentingnya-asesmen-diagnostik-agar-guru-tahu-
kelebihan-dan-kelemahan-murid (Diakses pada tanggal 29 september 2022)
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta : Rajawali Pers.
Kusairi, Sentot “Analisis Asesmen Formatif Fisika SMA Berbatuan Komputer”,
Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan.Edisi Dies Natalis ke-48 UNY.
Pengertian asesmen diagnostik http://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/asesmen-
diagnostik (Diakses pada tanggal 29 september 2022 jam 17.00 WIB)
Pentingnya asesmen diagnostik di awal pembelajaran
https://www.kompasiana.com/wetyyuningsih4425/62cd96dd6e7f0125845bfea2/pentingnya-
asesment-diagnostik-di-awal-pembelajaran ( Diakses pada tanggal 29 september 2022)
Tujuan dan manfaat asesmen diagnostik
https://www.indonesiana.id/read/156326/guru-perlu-melaksanakan-asesmen-diagnostik (
Diakses pada tanggal 28 september 2022)
Tujuan dan manfaat asesmen diagnostik
https://www.kompasiana.com/wetyyuningsih4425/62cd96dd6e7f0125845bfea2/pentingnya-
asesment-diagnostik-di-awal-pembelajaran?page=2 (Diakses pada tanggal 28 september
2020)
Yusuf, Muri. 2015. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Kencana.

15

Anda mungkin juga menyukai