Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ASESMEN HASIL BELAJAR


Di susun untuk memenuhi tugas Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dra. Nurussa'adah, M. Si.
Akaat Hasjiandito, S.Pd., M.Pd.

Oleh:
Septian Dwi Yusdiantara 6103420079
Rif”an Khalili 6301420029
Hafidz Abiyufathin 6301420087
Lutfhi Ibnu Al Baihaqi 6301420091
Alif Viana Rachmawati 7101420075
Anis Octavia Sunaryo 7101420163
Rafid Dzulfiqar 7101420354

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa


melimpahkan berkat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah mengenai landasan pendidikan. Makalah ini telah kami susun dengan
maksimal dan kerjasama dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasih
kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari dosen agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.Akhir kata kami berharap semoga makalah
ini dapat bermanfaat dan menjadi inspirasi bagi semua.

Semarang, 04 November 2021

Tim Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 1


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 3
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.................................................................... 3
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 4
1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN............................................................................. 4
1.4 MANFAAT PEMBELAJARAN ........................................................................ 4
BAB II ................................................................................................................................ 6
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 6
2.1 ASESMEN .......................................................................................................... 6
2.2 ASESMEN PROSES & ASESMEN HASIL BELAJAR ................................... 7
2.3 HASIL BELAJAR .............................................................................................. 9
BAB III............................................................................................................................. 11
PEMBAHASAN .............................................................................................................. 11
3.1 PENGERTIAN ASESMEN .............................................................................. 11
3.2 TEKNIK-TEKNIK ASESMEN HASIL BELAJAR ......................................... 12
3.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASESMEN HASIL
BELAJAR ..................................................................................................................... 13
3.4 PRINSIP-PRINSIP ASESMEN HASIL BELAJAR ......................................... 18
3.5 TUJUAN ASESMEN HASIL BELAJAR ........................................................ 21
BAB IV ............................................................................................................................. 22
PENUTUP........................................................................................................................ 22
4.1 SIMPULAN ...................................................................................................... 22
4.2 SARAN ............................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Peserta didik memilik gaya belajar yang unik dan mungkin berbeda
satu sama lain. Oleh karena itu, untuk mengadakan asesmen terhadap hasil
belajar, maka pendidik harus menerapkan teknik asesmen yang bervariasi
dan berlangsung secara berkesinambungan sehingga memungkinkannya
untuk memperoleh umpan balik (feedback) yang menguntungkan seluruh
peserta didik. Dalam pembelejaran sains yang lebih berpusat pada peserta
didik atau lebih bersifat kontruktivistik diperlukan penerapan asesmen
yang bervariasi untuk merekam kemampuan peserta didik.
Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses
pembelajaran dan tidak dapat lepas dari kegiatan pembelajaran itu sendiri.
Sejatinya asesmen ditujukan untuk meningkatkan kualitas belajar dan
pengajaran. Namun, asesmen seringkali dipandang sebagai produk akhir
dari suatu proses pembelajaran yang tujuan utamanya untuk memberikan
penilaian bagi masing-masing peserta didik. Makna yang sebenarnya dari
asesmen tidak hanya menyangkut penyedian informasi tentang hasil
belajar dalam bentuk nilai, akan tetapi hal yang terpenting adalah adanya
proses yang telah terjadi selama pembelajaran itu berlangsung.
Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau upaya untuk
memperoleh sejumlah informasi mengenai perkembangan peserta didik
selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan
keputusan oleh pendidik untuk mengetahui dan memperbaiki proses
maupun hasil belajar peserta didik. Pelaksanaan asesmen di sekolah
maupun di perguruan tinggi merupakan bagian dari proses pembelajaran
yakni refleksi pemahaman terhadap perkembangan atau kemajuan peserta
didik secara individual. Asesmen dapat dilakukan tanpa evaluasi, tetapi
evaluasi tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya asesmen (Johnson, 2002).
Pantiwati (2015) menyatakan bahwa asesmen sangat berperan dalam

3
menentukan arah pembelajaran dan kualitas pendidikan. Menurut Atkin,
dkk (2001), salah satu prioritas dalam pembaruan pendidikan adalah
penggunaan asesmen untuk memperbaiki proses pembelajaran, karena
penggunaan asesmen yang tepat dapat mendorong peserta didik untuk
meningkatkan prestasi belajarnya. Sejalan dengan pendapat ini, Istiyono,
dkk (2014) menyatakan bahwa prestasi belajar yang rendah dapat
disebabkan karena proses pembelajaran atau model asesmen yang tidak
tepat dan hal ini memang masih banyak ditemukan di lapangan.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Apa pengertian dari asesmen?
2. Apa saja teknik-teknik asesmen hasil belajar?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi asesmen hasil belajar?
4. Apa saja prinsip-prinsip asesmen hasil belajar?
5. Apa saja tujuan asesmen hasil belajar?

1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN


Tujuan pembelajaran dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetaui pengertian dari asesmen.
2. Untuk mengetahui teknik-teknik asesmen hasil belajar.
3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi asesmen hasil
belajar.
4. Untuk mengetahui prinsip-prinsip asesmen hasil belajar.
5. Untuk mengetahui tujuan asesmen hasil belajar.

1.4 MANFAAT PEMBELAJARAN


1. Penulis
Untuk menambah wawasan mengenai pengertian asesmen, teknik-
teknik asesmen hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi asesmen
hasil belajar, prinsip-prinsip asesmen hasil belajar, dan tujuan asesmen
hasil belajar.

4
2. Pembaca
Pembaca dapat mengetahui tentang pengertian asesmen, teknik-teknik
asesmen hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi asesmen hasil
belajar, prinsip-prinsip asesmen hasil belajar, dan tujuan asesmen hasil
belajar.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 ASESMEN
Perkembangan di seputar penilaian hasil pembelajaran siswa
sejalan dengan perkembangan kurikulum yang dipergunakan. Hal itu
disebabkan penilaian merupakan salah satu komponen yang terkait
langsung dengan kurikulum. Kurikulum itu sendiri adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu (PP No.19, Th. 2005:3).
Kurikulum yang berbasis kompetensi sebagaimana yang
dipergunakan di dunia pendidikan di Indonesia yang bernama Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) komponen penilaian menempati posisi
penting. Ada tiga fokus utama dalam pengembangan kurikulum berbasis
kompetensi, yaitu penentuan kompetensi, pengembangan silabus, dan
pengembangan penilaian. Komponen penilaian diyakini memberikan
dampak nyata bagi keberhasilan pembelajaran kompetensi kepada siswa,
maka penilaian kini ditempatkan pada posisi yang penting dalam
rangkaian kegiatan pembelajaran. Bentuk dan cara penilaian dalam banyak
hal memberikan pengaruh penting bagi proses pembelajaran, bagaimana
guru harus membelajarkan dan bagaimana siswa harus belajar, dan
karenanya menentukan capaian kompetensi.
Ada banyak definisi penilaian yang dikemukakan orang, walau
berbeda rumusan, pada umumnya menunjuk pada pengertian yang hampir
sama. Penilaian diartikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (PP
No.19 Th 2005:3). Penilaian secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan
untuk mengetahui/mendapatkan informasi tentang keadaan,
perkembangan, kemajuan dan/atau hasil belajar siswa, dalam

6
bentukapapun yang dapat dipergunakan untuk mengambil keputusan (A.
Kosasih, 2010: 39).
Penilaian pendidikan adalah proses untuk mendapatkan informasi
tentang prestasi atau kinerja peserta didik. Hasil penilaian digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan
efektivitas proses pembelajaran. Fokus penilaian pendidikan adalah
keberhasilan belajar peserta didik dalam mencapai standar kompetensi
yang ditentukan. Pada tingkat mata pelajaran, kompetensi yang harus
dicapai berupa Standar Kompetensi (SK) mata pelajaran yang selanjutnya
dijabarkan dalam Kompetensi Dasar (KD). Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) adalah kompetensi yang harus dicapai peserta didik untuk tingkat
satuan pendidikan (BNSP, 2007: 3).
Asesmen adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk
mengukur prestasi belajar siswa sebagai hasil dari suatu program
instruksional. Jadi, asesmen bukan hanya menilai siswa melainkan sangat
fungsional untuk menilai sistem pengajaran itu sendiri (Oemar Hamalik,
2010: 146).
Kegiatan penilaian dalam pembelajaran utamanya dilakukan dalam
rangka mengambil keputusan tentang penampilan siswa setelah belajar dan
ketepatan srategi pembelajaran yang digunakan (Sri Wardhani, 2004: 1).
Oleh karena itu tujuan penilaian dalam kegiatan pembelajaran pada
intinya, antara lain adalah untuk umpan balik bagi siswa agar mengetahui
kelemahan dan kelebihannya serta hasil usahanya, umpan balik bagi guru
agar mengetahui tingkat efektifitas dari kegiatan pembelajaran yang
dikelolanya, informasi bagi orang tua, sebagai pertanggungjawaban
sekolah dalam mengelola keegiatannya, memberikan penghargaan dan
motivasi kepada siswa agar meningkat usaha belajarnya.

2.2 ASESMEN PROSES & ASESMEN HASIL BELAJAR


Istilah asesmen (penilaian) proses dan hasil belajar merupakan
suatu kegiatan guru selama rentang pembelajaran yang berkaitan dengan

7
pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi peserta didik yang
memiliki karakteristik individual yang unik (Depdiknas.2006). Data
diperlukan sebagai informasi yang diandalkan sebagai dasar pengambilan
keputusan. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung
dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai
dengan kompetensi atau indikator yang akan dinilai. Proses ini diperoleh
potret/profil kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing.
Rumusan tentang pengertian asesmen proses dan hasil belajar
tersebut di atas, nampak jelas bahwa ada empat komponen penting dalam
asesmen proses dan hasil belajar, yaitu: 1) pelacakan terhadap kompetensi
siswa mencakup proses dan hasil belajar. Asesmen proses dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan dan
beberapa pertemuan berikutnya (dilakukan pada awal, pertengahan atau
akhir pertemuan). Hasil asesmen proses memberikan gambaran tentang
kompetensi siswa (sementara) pada pertemuan tersebut. Hasil pemantauan
kompetensi sementara ini menjadi bahan acuan bagi guru dalam
menentukan langkah pembelajaran berikutnya. Apakah RPP yang telah
direncanakan dapat dilanjutkan atau dilakukan penyesuaian, perbaikan
atau bahkan menyusun RPP baru.
Idealnya siklus asesmen proses ini dilakukan terus menerus pada
setiap pertemuan dengan mengacu indikator yang telah ditetapkan. Pada
akhirnya setelah terlaksana beberapa siklus asesmen pembelajaran
diperoleh gambaran pencapaian kompetensi siswa pada satu kompetensi
dasar yang mencakup semua indikator. Sedangkan asesmen hasil belajar
dilakukan minimal setelah satu kompetensi dasar dipelajari. Bila cakupan
kompetensinya cukup luas, asesmen hasil belajar dapat dilakukan lebih
dari satu kali, dan tidak perlu semua indikator diases. Cukup indikator-
indikator esensial yang menjadi parameter pencapaian kompetensi
dasarnya. Oleh karena basis asesmen proses dan hasil belajar adalah

8
sejauhmana sebuah kompetensi telah dicapai oleh siswa, maka Mulyasa
(2002:103) menyamakan terminologi asesmen proses dan hasil belajar ini
sebagai Penilaian Berbasis Kompetensi/PBK (Competency Based
Assesment); 2) kompetensi siswa sebagai tujuan pembelajaran hakikatnya
adalah kesatuan utuh (holistik) pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai
dan sikap yang dapat ditampilkan siswa dalam berpikir dan bertindak
(bandingkan dengan Mulyasa. 2002:37).
Oleh karena itu asesmen harus mencakup ranah kognitif, afektif
dan psikomotor; 3) asesmen dilakukan selama rentang pembelajaran;
maknanya bahwa asesmen merupakan satu kesatuan integral dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran, bukan bagian yang terpisah
dari pembelajaran; dan 4) pengambilan keputusan dalam asesmen
didasarkan pada karakteristik siswa secara individual. Maknanya bahwa
keputusan tentang tingkat pencapaian kompetensi siswa harus
memperhatikan konstruk pengetahuan yang dibangun oleh masing-masing
siswa secara individual, seturut dengan paradigma konstruktivisme. Oleh
karena itu guru harus menggunakan berbagai data/informasi yang
diperoleh dari berbagai teknik dan instrumen asesmen sesuai dengan
karakteristik masing-masing siswa, baik teknik tes maupun non tes.
Individualisasi dalam pelayanan asesmen inilah yang menjadi acuan
Poham (1995) dan Depdiknas (2006) yang menyatakan bahwa terminologi
asesmen proses dan hasil belajar disepadankan dengan Penilaian Kelas
(Classroom Assesment).

2.3 HASIL BELAJAR


Menurut Dimyati dan Mudjiono (dalam Lina, 2009: 5), hasil
belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa
dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat
perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat
sebelum belajar. Dari sisi guru, adalah bagaimana guru bisa
menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa bisa menerimanya.

9
Menurut Winkel (dalam Lina, 2009: 5),“mengemukakan bahwa
hasil belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh
seseorang. Sedangkan menurut Arif Gunarso (dalam Lina, 2009: 5),”hasil
belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah
melaksanakan usaha-usaha belajar”. Jadi hasil belajar adalah hasil yang
diperoleh seseorang dari proses belajar yang telah dilakukannya.
Hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih
baik dengan melakukan usaha secara maksimal yang dilakukan oleh
seseorang setelah melakukan usaha-usaha belajar. Hasil belajar biasanya
dinyatakan dalam bentuk nilai. Setelah mengkaji pengertian hasil belajar
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai
peranan penting dalam proses pembelajaran. Nana Sudjana (dalam
techonly13, 2009) menyatakan bahwa proses penilaian terhadap hasil
belajar dapat memberikan informasi kepada guru tentang kemajuan siswa
dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajarnya melalui kegiatan belajar.
Selanjutnya dari informasi tersebut guru dapat menyusun dan membina
kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik untuk keseluruhan kelas maupun
individu. Setiap keberhasilan belajar diukur dari seberapa jauh hasil
belajar yang diperoleh siswa. Keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan
pengajaran diwujudkan dengan nilai.
Nana Sudjana (dalam techonly13, 2009) menyatakan bahwa hasil
belajar yang diperoleh siswa adalah sebagai akibat dari proses belajar yang
dilakukan oleh siswa, harus semakin tinggi hasil belajar yang diperoleh
siswa. Proses belajar merupakan penunjang hasil belajar yang dicapai
siswa.

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 PENGERTIAN ASESMEN


Assessment atau disebut juga dengan penilaian adalah suatu
penerapan dan penggunaan berbagai cara dan alat untuk mendapatkan
serangkaian informasi tentang hasil belajar dan pencapaian kompetensi
dari peserta didik.
Menurut (AS Hornby, 1986) Assessment adalah suatu upaya
untuk menentukan nilai atau jumlah.Menurut (Suchman, 1961)
Assessment adalah sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai
beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya
tujuan. Menurut (Worthen dan Sanders,1973) Assessment merupakan
kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam mencari
sesuatu tersebut, juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam
menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif
strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan.
Menurut Robert M Smith (2002) Suatu penilaian yang komprehensif dan
melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang
mana hsil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang
dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan
pembelajaran. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis Proses
sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi
untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu,
sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan.
Berdasarkan informasi tersebut, guru akan dapat menyusun
program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan
objektif. Menurut Lidz 2003 Proses pengumpulan informasi untuk
mendapatkan profil psikologis anak yang meliputi gejala dan
intensitasnya, kendala-kendala yang dialami kelebihan dan kelemahannya,
serta peran penting yang dibutuhkan anak.

11
Jadi, pada dasarnya, assessment yaitu istilah lain dari penilaian.
Istilah assessment ini sangat berkaitan dengan istilah evaluasi yaitu
metode untuk mendapatkan hasil belajar siswa. Sehingga, proses
assessment ini dilaksanakan bertujuan untuk mengetahui sejauh apa
presatasi belajar dari para peserta didik. Pengertian lain dari assesment
yaitu proses untuk memperoleh data atau informasi dari proses
pembelajaran dan juga memberikan umpan biak terhadap guru ataupun
kepada peserta didik.

3.2 TEKNIK-TEKNIK ASESMEN HASIL BELAJAR


Dilihat dari tekniknya, asesmen proses dan hasil belajar dibedakan
menjadi dua macam yaitu dengan Teknik Tes dan Non Tes namun pada
umumnya pengajar lebih banyak menggunakan tes sebagai alat ukur
dengan rasional bahwa tingkat obyektivitas evaluasi lebih terjamin, hal ini
tidak sepenuhnya benar. Anda bisa lebih jauh mencermati pada unit-unit
selanjutnya.
- Teknik tes
Adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang
yang dites, dan berdasarkan hasil menunaikan tugas-tugas
tersebut, akan dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu
pada orang tersebut. Tes sebagai alat ukur sangat banyak
macamnya dan luas penggunaannya.
- Teknik nontes
Dapat dilakukan dengan observasi baik secara langsung
ataupun tak langsung, angket ataupun wawancara. Dapat pula
dilakukan dengan Sosiometri, teknik non tes digunakan sebagai
pelengkap dan digunakan sebagai pertimbangan tambahan
dalam pengambilan keputusan penentuan kualitas hasil belajar,
teknik ini dapat bersifat lebih menyeluruh pada semua aspek
kehidupan anak. Dalam KBK teknik nontes disarankan untuk
banyak digunakan.

12
3.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASESMEN HASIL
BELAJAR
Faktor-faktor yang mempengaruhi asesmen pembelajaran yaitu :
A. Faktor Intern
1. Faktor jasmani
a. Faktor kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika
kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia
akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah
pusing, ngantuk, jika badannya lemah, kurang
darah, ataupun ada gangguang-gangguan kelainan-
kelainan fungsi alat indera serta tubuhnya.
b. Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.
Jika hal ini terjadi hendaknya ia belajar pada
lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat
bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengatruh kecacatannya itu.
2. Faktor Psikologis
a. Inteligensi
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan
belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang
mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat
inteligensi yang rendah.
b. Perhatian
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik,
maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak
menjadi perhatian siswa maka timbu lah kebosanan,
sehingga ia tidak lagi suka belajar.

13
c. Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai
dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya.
d. Bakat
Bakat dapat mempengaruhi belajar, jika bahan
pelajaranyang dipelajari siswa sesuai dengan
bakatnya, maka hasil belajarnya lebih baik karena ia
senang belajar dan pasti selanjutnya akan lebih giat
lagi dalam belajarnya tersebut.
e. Motif
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apayang
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan
baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir
dan memusatkan perhatian, merencanakan dan
melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan
belajar.
f. Kematangan
Kematangan belum berarti anak dapat melaksanakn
kegiatan secara terus menerus, untuk itu diperlukan
dengan latihan dan pelajaran. Belajarnya akan lebih
berhasil jika anak sudah siap (matang). Jadi
kemujan baru untukmemiliki kecakapan itu
tergantung dari kematangan dan belajar.
g. Kesiapan
Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses
belajar, karena jika siswa belajar dan ia sudah ada
kesiapan, maka hasil belajarnya akan baik.
3. Faktor Kelelahan

14
a. Kelelahan jasmani
Kelelahan jasmani ini perlu diperhatikan dalam
proses belajar agar tubuhnya tidak dapat lemah.
b. Kelelahan Rohani
Kelelahan rohani ini perlu diperhatikn dalam proses
belajar agar tidak sulit untuk berkonsentrasi.
B. Faktor Eksteren
1. Faktor Keluarga
a. Cara Orang Tua Mendidik
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruh
terhadap belajar anaknya. Karena orang tua yang kuran
atau tidak memperhatikan pendidikan anaknya,
misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar
anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan
kepentingan-kepentingan dan kebutuhan-kebutuhan
anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktunya
belajarnmya, tidak menyediakan atau melengkapi alat
belajarnya, tidak memperhatikan apakah anaknya
belajar atau tidak, tidak ingin mengetahui
bagaimanakah kemajuan belajar anakanya, kesulitan-
kesulitan yang di alami dalam belajar dan lain-lain,
dapat menyebabkan anak tidak atau kurangh berhasil
dalam belajarnya.
b. Relasi antar anggota keluarga
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah
relasi orang tua dan anaknya. Selain itu relasi anak
dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang
lain pun turut mempengaruhi belajar anak.
c. Suasana Rumah
Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting
yang tidak termasuk faktor yang sengaja, jika suasana

15
rumah yang gaduh atau ramai tidak akan member
ketenangan kepada anaknya yang sedang belajar,
Akibatnya belajarnya tidak berkonsentrasi.
d. Kedaan Ekonomi Keluarga
Jika anak yang hidup dalam keluarga yang miskin,
kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya
kesehatan anak terganggu, sehingg belajar anak juga
terganggu, selalu dirundung kesedihan sehingga anak
merasa minder dengan temannya yang lain, hal ini pasti
akan menggangu belajar anak.
Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering
mempunyai kecenderungan untuk memajakan anak.
Anak hanya bersenang-senang dan berfoya-foya,
akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya
pada belajar. Hal tersebut juga dapat menganggu belajar
anak.
e. Pengertian Orang Tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua.
Bila anak sedang belajar jangan di ganggu dengan
tugas-tugas dirumah. Terkadang anak mengalami lemah
semangat, orang tua wajib member pengertian dan
mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan
yang dialami anak disekolah.
f. Latar Belakang Kebudayaan
Perlu kepada anak di tanamkan kebiasaan-kebiasaan
yang baik, agar mendorong semangat anak untuk
belajar.
2. Faktor Sekolah
b. Metode Mengajar
Metode mengajar guru yang kurang baik akan
mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik pula. Metode

16
mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya
karena guru kurang persiapan dan kurang menguasai bahan
pelajaran sehingga guru tersebut menyajikannya tidak jelas
atas sikap guru terhadap siswa dan atau terhadap mata
pelajaran itu sendiri tidak baik, sehingga siswa kurang
senang terhadap pelajaran atau gurunya. Akibatnya siswa
malas untuk belajar.
c. Kurikulum
Kurikulum yang tidak baik itu misalnya kurikulum yang
terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan
bakat, minat dan perhatian siswa. Guru perlu mendalami
siswa dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang
mendetail, agar dapat melayani siswa belajar secara
individual. Kurikulum sekarang belum dapat memberikan
pedoman perencanaan yang demikian.
d. Relasi guru dengan siswa
Didalam relasi ( guru dengan siswa ) yang baik, siswa akan
menyukai gurunya, juga akan menyukai mata pelajaran
yang diberikannya sehingga siswa berusaha mempelajari
sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika
siswa membenci gurunya ia segan mempelajari mata
pelajaran yang diberikannya. Akibatnya pelajarannya tidak
maju.
e. Displin Sekolah
Dengan dispilin siswa belajar lebih maju, siswa harus
displin dalam belajar baik di sekolah, dirumah dan di
perpustakaan. Agar siswa displin haruslah guru beserta staf
yang lain disiplin pula.
f. Metode Belajar
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah.
Terkadang siswa belajar tidak teratur, atau terus menerus,

17
karena besok akan tes. Dengan belajar demikian siswa akan
kurang beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit.
Maka perlu belajar secara teratur setiap hari.
3. Faktor Masyarakat
a. Kegiatan Siswa Dalam Masyarakat
Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat menguntungkan
terhadapat perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa
ambil bagian dalam kegiatan masyarakat yang terlalu
banyak ia tidak bisa dapat mengatur waktunya, akibatnya
belajarnya akan terganggu.
b. Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat
masuk dalam jiwanya dari kita yang kita duga. Teman
bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri
siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang buruk
pasti akan mempengaruhi bersifat buruk juga terhadap
siswa akibatnya belajar siswa dapat terganggu.

3.4 PRINSIP-PRINSIP ASESMEN HASIL BELAJAR


Prinsip adalah sesuatu yang harus dijadikan pedoman. Prinsip asesmen
berbasis kelas adalah patokan yang harus dipedomani ketika Anda sebagai
guru melakukan asesmen hasil dan proses belajar. Terdapat ada enam
prinsip dasar asesmen hasil belajar yang harus dipedomani (Depdiknas,
2004 dan 2006) yaitu:
a. Prinsip Validitas
Validitas dalam asesmen mempunyai pengertian bahwa dalam
melakukan penilaian harus ”menilai apa yang seharusnya
dinilai dan alat penilaian yang digunakan sesuai dengan apa
yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai
untuk mengukur kompetensi”
b. Prinsip Reliabilitas

18
Pengertian Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi (keajegan)
hasil penilaian. Penilaian yang ajeg (reliable) memungkinkan
perbandingan yang reliable, menjamin konsistensi, dan
keterpercayaan. Misal, dalam menilai unjuk kerja, penilaian
akan reliabel jika hasil yang diperoleh itu cenderung sama bila
unjuk kerja itu dilakukan lagi dengan kondisi yang relatif sama.
Untuk menjamin reliabilitas petunjuk pelaksanaan unjuk kerja
dan penskorannya harus jelas. Contoh yang lain adalah dalam
menguji kompetensi siswa dalam melakukan eksperimen di
laboratorium. Sepuluh siswa melakukan eksperimen dan
masing-masing menulis laporannya. Penilaian ini reliable jika
guru dapat membandingkan taraf penguasaan 10 siswa itu
dengan kompetensi eksperimen yang dituntut dalam kurikulum.
Penilaian ini reliable jika 30 siswa yang sama mengulangi
eksperimen yang sama dalam kondisi yang sama dan hasilnya
ternyata sama. Kondisi yang sama misalnya :
1. tidak ada siswa yang sakit
2. penerangan/pencahayaan dalam laboratorium sama
3. suhu udara dalam lab sama
4. alat yang digunakan sama
Penilaian tersebut tidak reliable jika ada kondisi yang
berubah, misalnya ada 3 siswa yang sakit tetapi dipaksa
melakukan eksperimen yang sama, dan ternyata hasilnya
berbeda.
c. Terfokus pada kompetensi
Telah Anda pahami bahwa konsekuensi perubahan kurikulum
juga akan menuntut perubahan dalam sistem penilaiannya.
Dalam pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi, penilaian
harus terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian
kemampuan), bukan pada penguasaan materi (pengetahuan).
Untuk bisa mencapai itu penilaian harus dilakukan secara

19
berkesinambungan, dimana penilaian dilakukan secara
terencana, bertahap dan terus menerus untukmemperoleh
gambaran pencapaian kompetensi peserta didik dalam kurun
waktu tertentu.
d. Prinsip Komprehensif
Dalam proses pembelajaran, Anda sebagai pendidik pasti telah
menyusun rencana pembelajaran yang secara jelas
menggambarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang harus dikuasai siswa serta indikator yang menggambarkan
keberhasilannya. Untuk itu penilaian yang dilakukan harus
menyeluruh mencakup seluruh domain yang tertuang pada
setiap kompetensi dasar dengan menggunakan beragam cara
dan alat untuk menilai beragam kompetensi atau kemampuan
siswa sehingga tergambar profil kemampuan siswa.
e. Prinsip Objektivitas
Obyektif dalam konteks penilaian di kelas adalah bahwa proses
penilaian yang dilakukan harus meminimalkan pengaruh-
pengaruh atau pertimbangan subyektif dari penilai. Dalam
implementasinya penilaian harus dilaksanakan secara obyektif.
Dalam hal tersebut penilaian harus adil, terencana,
berkesinambungan, menggunakan bahasa yang dapat dipahami
siswa, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pembuatan
keputusan atau pemberian angka (skor).
f. Prinsip Mendidik
Prinsip ini sangat perlu Anda pahami bahwa penilaian
dilakukan bukan untuk mendiskriminasi siswa (lulus atau tidak
lulus) atau menghukum siswa, tetapi untuk mendiferensiasi
siswa (sejauh mana seorang siswa membuat kemajuan atau
posisi masing-masing siswa dalam rentang cakupan pencapaian
suatu kompetensi). Berbagai aktivitas penilaian harus
memberikan gambaran kemampuan siswa, bukan gambaran

20
ketidakmampuannya. Jadi, penilaian yang mendidik artinya
proses penilaian hasil belajar harus mampu memberikan
sumbangan positif pada peningkatan pencapaian hasil belajar
peserta didik, dimana hasil penilaian harus dapat memberikan
umpan balik dan motivasi kepada peserta didik untuk lebih giat
belajar.

3.5 TUJUAN ASESMEN HASIL BELAJAR


Popham (1995:4-13) menyatakan bahwa asesmen bertujuan antara
lain untuk :
1. mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa dalam belajar
2. memonitor kemajuan siswa
3. menentukan jenjang kemampuan siswa
4. menentukan efektivitas pembelajaran
5. mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas
pembelajaran.
Sedangkan Balitbang Depdiknas (2006: 3) secara rinci menyatakan
bahwa tujuan asesmen proses dan hasil belajar adalah :
a. Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan
setelah proses pembelajaran berlangsung.
b. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar
mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalam proses
pencapaian kompetensi.
c. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan
belajar yang dialami peserta didik sehingga dapat dilakukan
pengayaan dan remedial.
d. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.
e. Untuk memberikan piliha alternatif penilaian kepada guru.
f. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite
sekolah tentang efektivitas pendidikan.

21
BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN
Bahwa dapat disimpulkan asesmen pembelajaran merupakan suatu
metode dan proses yang digunakan untuk mengumpulkan umpan balik
tentang seberapa baik siswa belajar. Asesmen pembelajaran juga
mempunyai teknik-teknik berupa teknik tes dan teknik non tes. Dalam
asesmen pembelajaran mempunyai suatu faktor-faktor yang
mempengaruhinya berupa factor intern yang meliputi faktor jasmani,
faktor psikologis, faktor kelelahan dan faktor ekstern yang juga meliputi
faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyakarakat. Asesmen
pembelajaran terdapat suatu prinsip-prinsip yang berupa prinsip validitas,
prinsip reliabilitas, terfokus pada kompetensi, prinsip komprehensif,
prinsip objektifitas, prinsip mendidik. Asesmen hasil belajar juga
memiliki beberapa tujuan mendiagnosa kelebihan dan kelemahan siswa
dalam belajar memonitor kemajuan siswa, menentukan jenjang
kemampuan siswa, menentukan efektivitas pembelajaran, dan
mempengaruhi persepsi publik tentang efektivitas pembelajaran.

4.2 SARAN
Kita sebagai colon guru hendaknya mengerti dan benar-benar
paham mengenai asesmen, karena asesmen akan sangat bermanfaat saat
kita bekerja nanti. Mengingat masa depan yang akan kita hadapi tentu
akan berbeda dengan masa yang sedang kita jalani sekarang ini, maka
dengan mengetahui asesmen ini, kita bisa mengevaluasi cara kerja kita
sendiri.

22
DAFTAR PUSTAKA

Poerwanti, E. FUNGSI, TUJUAN, DAN PRINSIP ASESMEN. In E. Poerwanti,


ASESMEN PEMBELAJARAN DI SD (pp. 12-21).

ZHARROH, A. E., & DEWI, T. H. (2014). ASESMEN PEMBELAJARAN.


JAKARTA: UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA.

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/807/3/T1_292008041_BAB%20
II.pdf

http://repository.upi.edu/10395/2/t_pkkh_0908275_chapter1.pdf

23

Anda mungkin juga menyukai