Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN MINI RISET EVALUASI HASIL BELAJAR DI SEKOLAH SMA

NEGERI 11 MEDAN

DI SUSUN

OLEH:

FRANSASTO PARDEDE

3173331016

RIZKY AULIA RAHMAN

3171131025

KELAS C 2017

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2019
KATA PENGANTAR
     Segala puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah desain pembelajaran

sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

    Adapun maksud dan tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai tugas matakuliah.

Evaluasi Hasil Belajar. Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapakan terima kasih

kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk dan kemudahan dalam menyusun
makalah ini.
2.  Dra Marlinang Sitompul M.Pd. dosen mata kuliah Evaluasi Hasil Belajar.
3. Serta teman-teman yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini.
   Penulismenyadaridalampenelitianinimasihjauhdarisempurna. Olehkarenaitukritikdan

saran yang bersifatmembangundaridosendanrekan-rekanmahasiswa/i, tetapipenulisnantikan

demi kesempurnaanpenelitianini. Ataskurangdankesalahandalampenyusunanpenelitianini,

penulismohonmaafsertakritikdan saran

daripembaca.Harapanpenulissemogapenelitianinidapatditerimadanbermanfaat.

Medan,April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata
Pengantar..................................................................................................
................... i
Daftar
Isi...............................................................................................................
.............. ii
A.     BAB I
1.1  Latar
Belakang...................................................................................................
1
1.2 Identitas
Masalah ................................................................................................1
1.3  Rumusan
Masalah............................................................................................. 1
1.4  Tujuan
Makalah...................................................................................................1
1.5 Tujuan
Survey………………………………………………………………....2
1.6
Manfaat………………………………………………………………………..2
B.     BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Evaluasi.........................................................................................3.
2.2 Prinsip-
PrinsipEvaluasi.................................................................................3
2.3 Tujuan
Evaluasi...........................................................................................4
2.4 Alat ukur
Evaluasi......................................................................................4
2.5 CakupanEvaluasi hasil
belajar...........................................................................6
2.6 Sumber
Evaluasi................................................................................................7
2.7 StrategiDalamEvaluasi Hasil
Belajar.............................................................8
C. BAB III   METODE SURVEY
2.8 Tempat Dan Waktu Survey…………………………………………...12
2.9 Subject Survey………………………………………………………..12
3.1 Instrument Survey…………………………………………………….12
3.2 Tenkink Analisis……………………………………………………...12

D. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


3.3 Gambaran hasil survey…………………………………………….…13.
3.4 Pembahasan…………………………………………………………..13

E. BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan…………………………………………………………….15
5.2 Saran……………………………………………………………………
15

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Keberhasilan pendidikan sangat ditentukan oleh proses pembelajaran. Untuk


mengukur keberhasilan proses pembelajaran diperlukan evaluasi dan proses analisis dari
evaluasi. Manfaat dari analisis evaluasi untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
pembelajaran dalam rangka meningkatkan proses pembelajaran. Karena itu begitu
pentingnya guru mengadakan analisis butir soal (distraktor, tingkat kesukaran, daya
pembeda, dan kualitas soal), validasi dan reliabilitas instrument.
Kegiatan evaluasi merupakan bagian yang tak terpisah dari upaya apapun yang
terprogram. Melaksanakan evaluasi pembelajaran merupakan tugas pokok seorang
evaluator dalam manajemen sekolah, namun tidak berati hanya evaluator saja yang harus
memahami model-model evaluasi program pembelajaran tetapi para pendidik dan calon
pendidik serta praktisi lain.
Hasil dari proses penilaian perlu dilakukan analisis, untuk melihat validitas dan efektivitas
instrument, serta untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan proses pembelajaran. Ada tiga
sasaran pokok ketika guru melakukan analisis terhadap hasil belajar, yaitu terhadap guru,
siswa dan prosedur pembelajaran.Fungsi analisis untuk guru terutama untuk mendiagnosis
keberhasilan pembelajaran dan sebagai bahan untuk merevisi dan mengembangkan
pembelajaran dan tes. Bagi siswa, analisis diharapkan berfungsi mengetahui keberhasilan
belajar, mendiagnosa mengoreksi kesalahan belajar, serta Memotivasi siswa belajar lebih
baik.
Pada makalah ini akan dibahas mengenai analisis soal berupa validitas, daya beda, indeks
kesukaran, dan reliabilitas yang berguna sebagai pedoman bagi pendidikan dalam
melakukan analisis soal terutam untuk soal objektif.
1.2. Identitas Masalah
Bagaimanakah masalah pengelolaan evaluasi pembelajaran kurikulum KTSP yang
ada di SMA Negeri 11 Medan?
1.3.Rumusan Masalah
Masalah yang dihadapi guru SMA Negeri 11 saat melalakukan evaluasi
14.Tujuan

Mendiskripsikan pengelolaan evaluasi pembelajaran kurikulum KTSP yang ada di SMA


Negeri 11 Medan.

1.5. Manfaat Survey


Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran, khususnya dalam
pengelolaan evaluasi pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat berguna bagi siswa sebagai upaya meningkatkan keaktifan siswa
dalam pelaksanaan evaluasi pembelajaran
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran
informasi untuk menilai keputusan-keputisan yang dibuat dalam merancang suatu sistem
pembelajaran. Pengertian tersebut memiliki tiga imlikasi rumusan. Berikut ini implikasi
tersebut:
1. Evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, sebelum, sewaktu dan sesudah
proses belajar mengajar.
2. Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan
jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran.
3. Evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan.

Evaluasi berkenaan dengan proses yang berhubungan dengan pengumpulan informasi yang
memungkinkan kita menentukan :
1. Tingkat kemajuan pengajaran
2. Ketercapaian tujuan pembelajaran.
3. Bagaimana berbuat baik pada waktu-waktu mendatang.

2.2 Prinsip-Prinsip Evaluasi Hasil Belajar


Menurut Sudijono, Evaluasi hasil belajar dikatakan terlaksana dengan baik apabila
dalam pelaksanaannya senantiasa berpegang pada tiga prinsip dasar berikut ini.
1)      Prinsip Keseluruhan
Berprinsip keseluruhan atau menyeluruh atau komprehensif adalah evaluasi
tersebut dilaksanakan secara bulat, utuh, menyeluruh. Maksud dari pernyataan ini adalah
bahwa dalam pelaksanaannya evaluasi tidak dapat dilaksanakan secara terpisah, tetapi
mencakup berbagai aspek yang dapat menggambarkan perkembangan atau perubahan
tingkah laku yang terjadi pada diri peserta didik sebagai makhluk hidup dan bukan benda
mati.
Dalam hubungan ini, evaluasi diharapkan tidak hanya menggambarkan aspek
kognitif, tetapi juga aspek psikomotor dan afektif pun diharapkan terangkum dalam
evaluasi. Jika dikaitkan dengan mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, penilaian
bukan hanya menggambarkan pemahaman siswa terhadap materi ini, melainkan juga harus
dapat mengungkapkan sudah sejauh mana peserta didik dapat menghayati dan
mengimplementasikan materi tersebut dalam kehidupannya.
Jika prinsip evaluasi yang pertama ini dilaksanakan, akan diperoleh bahan-bahan
keterangan dan informasi yang lengkap mengenai keadaan dan perkembangan subjek
subjek didik yang sedang dijadikan sasaran evaluasi.

2)       Prinsip Kesinambungan
Istilah lain dari prinsip ini adalah kontinuitas. Penilaian yang berkesinambungan ini
artinya adalah penilaian yang dilakukan secara terus menerus, sambung-menyambung dari
waktu ke waktu. Penilaian secara berkesinambungan ini akan memungkinkan si penilai
memperoleh informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kemajuan atau
perkembangan peserta didik sejak awal mengikuti program pendidikan sampai dengan
saat-saat mereka mengakhiri program-program pendidikan yang mereka tempuh.

3)      Prinsip Objektivitas
Prinsip objektivitas mengandung makna bahwa evaluasi hasil belajar terlepas dari
faktor-faktor yang sifatnya subjektif. Orang juga sering menyebut prinsip objektif ini
dengan sebutan “apa adanya”. Istilah apa adanya ini mengandung pengertian bahwa materi
evaluasi tersebut bersumber dari materi atau bahan ajar yang akan diberikan sesuai atau
sejalan dengan tujuan instruksional khusus pembelajaran. Ditilik dari pemberian skor
dalam evaluasi, istilah apa adanya itu mengandung pengertian bahwa pekerjaan koreksi,
pemberian skor, dan penentuan nilai terhindar dari unsur-unsur subjektivitas yang melekat
pada diri tester. Di sini tester harus dapat mengeliminasi sejauh mungkin kemungkinan-
kemungkinan “hallo effect” yaitu jawaban soal dengan tulisan yang baik mendapat skor
lebih tinggi daripada jawaban soal yang tulisannya lebih jelek padahal jawaban tersebut
sama. Demikian pula “kesan masa lalu” dan lain-lain harus disingkirkan jauh-jauh
sehingga evaluasi nantinya menghasilkan nilai-nilai yang objektif.

2.3 Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pembelajaran


Evaluasi merupakan kegiatan penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi
adalah assessment yang berarti proses penilaian untuk menggambarkan prestasi yang
dicapai seorang siswa sesuai dengan criteria yang telah ditetapkan. Selain kata evaluasi dan
assessment ada pula kata lain yang searti dalam dunia pendidikan kita, yakni tes, ujian, dan
ulangan ( Muhibbin Syah 1995 : 141 ).
Pengertian tes menurut Muhibbin Syah ( 1995 : 141 ) ialah alat ukur yang banyak
digunakan untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah proses belajar – mengajar atau
untuk menentukan taraf keberhasilan sebuah program pengajaran. Sementara itu, istilah
evaluasi biasanya digunakan untuk menilai hasil pembelajaran para siswa pada akhir
jenjang pendidikan tertentu, seperti ulangan semester dan mid semester.
Ada beberapa tujuan dilakukannya evaluasi, seperti dikemukakan oleh Muhibbin
Syah ( 1995 : 142 ) yaitu :
1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu
kurun waktu proses belajar tertentu.
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya.
3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar.
4. Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan kapasitas
kognitifnya ( kemampuan kecerdasan yang dimilikinya ).
5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang telah
digunakan guru dalam proses belajar mengajar ( PBM ).
Di samping memiliki tujuan, evaluasi belajar juga memiliki fungsi – fungsi sebagai
berikut :
1. Fungsi administrative untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku raport.
2. Fungsi promosi untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan.
3. Fungsi diagnostic untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan merencanakan
program remedial teaching ( pengajaran perbaikan ).
4. Sumber daya BP untuk memasok data siswa tertentu yang memerlukan bimbingan
dan penyuluhan ( BP ).
5. Bahan pertimbangan pengembangan pada masa yang akan dating yang meliputi
pengembangan kurikulum, metode, dan alat – alat PBM.
( Muhibbin Syah 1995 : 143 )

Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang harus dilakukan oleh seorang
guru dalam kegiatan pembelajaran. Dengan mengadakan evaluasi, guru akan mengetahui
perkembangan hasil belajar, intelegensi, bakat khusus, minat, hubungan social, sikap, dan
kepribadian siswa atau peserta didik sehingga mereka lebih dapat terarah menjadi lebih
baik

2.4 Alat Ukur Evaluasi yang Digunakan


Pemilihan alat ukur evaluasi ini harus disesuaikan dengan metode yang
digunakan.“ Alat ukur evaluasi yang berhubungan dengan hasil belajar mengajar dan
belajar disebut achievement test atau tes hasil belajar “ ( Ngalim Purwanto 1992 : 33 ). Tes
hasil belajar ini digunakan untuk menilai hasil – hasil pelajaran yang telah diberikan oleh
guru kepada peserta didik dalam kurun waktu tertentu.
Sumadi Suryabrata ( 1997 : 2 ) dalam salah satu bukunya mengemukakan tahap –
tahap dalam merencana dan menyusun tes sehingga menjadi tes yang baik. Empat tahap
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengembangan spesifikasi tes
Mencakup hal – hal penting yaitu : menentukan tujuan, penyusunan kisi –
kisi soal, memilih tipe – tipe soal, merencanakan taraf kesukaran soal,
merencanakan banyak sedikitnya soal dan merencanakan jadwal penerbitan soal.
2. Penulisan soal
Soal ditulis setelah penyusunan kisi – kisi soal tes ( pengembangan
spesifikasi tes ) selesai. Ada baiknya jika dibiasakan menulis soal setelah pokok
bahasan selesai diajarkan.Ini dimaksudkan untuk menghindari penumpukan
pekerjaan menulis soal menjelang evaluasi dilaksanakan. Jumlah soal yang ditulis
sebaiknya juga lebih banyak dari jumlah yang tercantum pada kisi tes.
3. Penelaahan soal
Setelah soal – soal yang direncanakan dalam kisi tes selesai ditulis, maka
soal –soal itu perlu ditelaah untuk menimbang apakah soal – soal itu telah
memenuhi syarat – syarat yang ditentukan. Syarat – syarat yang dituntut misalnya :
apakah soal tersebut jelas mengukur jenjang kemampuan yang sesuai dengan tujuan
instruksional khusus atau tujuan evaluasi ( kesahihan isi dan susunan ).

4. Pengujian butir – butir soal secara empiric


Administrasi tes bentuk akhir untuk tujuan – tujuan pembakuan ; biasanya
dilakukan pada tes bentuk obyektif yang dapat dipakai berulang – ulang.
2.5 Cakupan Evaluasi Hasil Belajar
a. Sikap
Merujuk pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 dan Permendikbud Nomor 53
Tahun 2015, penilaian sikap dilakukan untuk mengetahui tingkat perkem- bangan sikap
spiritual dan sikap sosial siswa. Memperhatikan Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016,
sikap spiritual yang dimaksud meliputi keimanan dan ketakwaan. Sementara itu, sikap
sosial mencakup kejujuran, kedisiplinan, ke- santunan, kepercayaan diri, kepedulian
(toleransi, kerjasama, dan gotong-ro- yong), dan rasa tanggung-jawab. Namun demikian,
sekolah dapat menambah butir-butir nilai sikap spiritual dan sikap sosial tersebut sesuai
visi dan tujuan sekolah sebagaimana dicantumkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidik- an (KTSP) sekolah yang bersangkutan. 
b. Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dilakukan untuk mengetahui tingkat penguasaan ke-
cakapan berfikir siswa dalam dimensi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
maupun metakognitif . Kemampuan proses berfikir yang dimak- sud, berturut-turut dari
yang rendah ke tinggi, meliputi mengingat, mema- hami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Proses berfikir mengingat, memahami, dan menerapkan
dikategorikan sebagai kecakapan berfikir tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills)
sementara menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta dikelompokkan kecakapan berfikir
tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills). Penilaian harus mencakup semua dimensi
pe- ngetahuan dengan seluruh tingkatan kecakapan berfikir tersebut sesuai de- ngan
tuntutan indikator pencapaian kompetensi yang telah dengan benar di- rumuskan
(diturunkan) dari KD. 
c. Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai kemam-
puan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai
macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan
dapat dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang digunakan
dipilih sesuai dengan karakte- ristik KD pada KI-4. 
4. Pendekatan Penilaian
Selama ini, penilaian dilakukan cenderung untuk mengukur hasil belajar pe- serta
didik. Dalam konteks ini, penilaian diposisikan seolah-olah sebagai ke- giatan yang
terpisah dari proses pembelajaran. Pemanfaatan penilaian bukan sekadar mengetahui
pencapaian hasil belajar, justru yang lebih penting adalah bagaimana penilaian mampu
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses belajar. Penilaian seharusnya
dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning (penilaian akhir
pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran), dan assessment as
learning (penilaian sebagai pembelajaran). 

2.6 Sumber Evaluasi Hasil Belajar


Edgar Dale (1969) seorang ahli pendidikan mengemukakan sumber belajar adalah,
segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang. Pendapat
lain dikemukakan oleh Association Educational Comunication and Tehnology AECT
(1977) yaitu ‘ berbagai atau semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu
yang dapat digunakan siswa dalam belajar, baik secara terpisah maupun terkombinasi
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar.
Kedua pengertian tersebut menunjukkan bahwa pada hakikatnya sumber belajar
begitu luas dan kompleks, lebih dari sekedar media pembelajaran. Segala hal yang
sekiranya diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan
pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan pemahaman ini
maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu saja dari sekian sumber
belajar lainnya.
Dengan demikian dapat disimpulakan bahwa Sumber belajar (learning resources)
adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan
oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi
sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai
kompetensi tertentu.

2.7. Strategi Evaluasi Hasil Belajar

 Dalam evaluasi pembelajaran kiita mengenal strategi pembelajaran yang terdiri

dari pendekatan, metode dan teknik.

a). pendekatan adalah sudut pandang sesorang dalam mempelajari sesuatu. Dengan

demikian, pendekatan evaluasi merupakan sudut pandang seseorang dalam menelaah atau

mempelajari evaluasi. Dilihar dari komponen pembelajaran pendekatan evaluasi dapat

dibagi menjadi dua yaitu ; pendekatan tradisional dan pendekatan system.

1.      Pendekatan Tradisional.

Pendekatan ini berorientasi pada aspek intelektual sedangkan aspek keterampilan dan

pengembangan sikap kurang mendapat perhatian yang serius. Dalam pendekatan

tradisional tidak sedikit guru mengalami kesulitan untuk mengembangkan system evaluasi

disekolah karena bertentangan dengan tradisi yang selama ini sudah berkembang. Misalnya

ada tradisi bahwa target kuantitas kelulusan setiap sekolah harus 90%.

 Seharusnya, kebijakan evaluasi lebih menekankan pada target kualitas yaitu kepentingan

dan kebermaknaan pendidikan bagi anak.

2.      Pendekatan system

Pendekatan ini harus mempertimbangkan komponene-komponen yang menjadi landasan

dalam evaluasi pembelajaran secara sistematis.


BAB III

METODE SURVEY

2.8 Tempat Dan Waktu Survey

Mini riset ini dilaksanakan di SMA Negeri 11Medan pada hari Sabtu tanggal 27april.
2019.

2.9 Subject Survey

Yang menjadi subject dari riset ini adalah guru bidang studi matapelajaran geografi di
SMA Negeri 11 Medan.

3.0 Instrument Survey


Adapun instrument yang kami gunakan dalam melakukan mini riset ini wawancara
langsung dengan guru bidang studi yang bersangkutan dan melihat langsung evaluasi hasil
belajar tersebut.

3.1 Tenkink Analisis

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam mini riset ini observasi, wawancara,
dukumentasi .

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.2.Gambaran hasil survey

Metode Pengumpulan data primer dari responden dilakukan dengan survei, yaitu
dengan cara mengumpulkan data pokok (data sekunder) dari suatu sampel dengan
menggunakan metodewawancara dengan cara memberikan pertanyaan kepada responden,
dalam hal ini adalah guru mata pelajaran geografi SMaNegeri 11 Medan pengumpulan data
dimulai pada tanggal 27 April 2019.

3.3 Pembahasan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa evaluasi hasil belajar sangat berpengaruh dalam
kelancaran proses pembelajaran, evaluasi hasil belajar ini sangat berguna untuk guru dan
siswa demi kelancaran PMB. Hasil survey kami tentang evaluasi hasil belajar di SMA
Negeri 11 Medan tentang evaluasi hasil belajar sudah mulai efektif, dengan dilengkapi
sarana prasarana belajar yang positif.

Persepsi guru dalam observasi inimenunjukan bahwa PMB sangat efektif.. Hasil
wawancara kami kepada guru tersebut menunjukan bahwa evaluasi hasil belajar
pendidikan di sekolah tersebut sangat bagus dan efektif .

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari uraian tersebut dapat kita simpulkan bahwa proses pendidikan disekolahakan
berhasil dan berjalan lancar apabila kepala sekolah, guru, serta staf pendidikan di sekolah
berkerjasama dalam menjalankan evaluasi hasil belajar.

5.2 Saran

Kami menerima kritik dan saran yang membangun apabila terjadi kelasalahan dalam
penulisan laporan ini demi kualitas penulisan MR ini

Anda mungkin juga menyukai